Tag: Elon Musk

  • Terbongkar, Elon Musk Dicurigai Bocorkan Rahasia Negara ke Putin

    Terbongkar, Elon Musk Dicurigai Bocorkan Rahasia Negara ke Putin

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO SpaceX Elon Musk ternyata sering melanggar aturan rahasia negara. Bahkan, Musk dicurigai membocorkan rahasia ke musuh Amerika Serikat seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Menurut laporan New York Times, Elon Musk sedang diselidiki oleh Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, Angkatan Udara, dan Kantor Intelijen dan Keamanan Pentagon.

    Penyebabnya, SpaceX diketahui “berulang kali gagal menjalani protokol pelaporan federal untuk melindungi rahasia negara” sejak 2021. SpaceX disebut tidak melaporkan pertemuan Musk dengan pemimpin negara asing, terutama Vladimir Putin.

    Menurut sumber NYT, permintaan Musk untuk akses rahasia negara berulang kali ditolak Angkatan Udara AS. Israel juga cemas Musk bisa membocorkan rahasia negara yang sensitif.

    Terbongkarnya kelakuan Musk ini menjadi sorotan karena ia ditugaskan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, memimpin badan baru di pemerintahan AS untuk memangkas anggaran. Hubungan dekat Musk dengan Trump dan kebiasaannya melanggar norma serta kebiasaan bakal membuat pejabat pemerintah AS kebingungan.

    Musk telah merespons artikel dari NYT. “Pengkhianat negara mengejar saya, menggunakan boneka mereka di media tradisional. Saya tak suka memulai pertengkaran, tetapi saya akan mengakhirinya.”

    Pegawai SpaceX yang diwawancarai NYT mengaku mereka juga cemas dengan kemampuan Musk untuk merahasiakan informasi sensitif. Sejak 2021, Musk juga mengacuhkan kewajiban pelaporan pertemuan dengan pemimpin negara asing.

    Musk juga tidak melaporkan soal kebiasaannya menggunakan narkoba dan obat bius resep. Wall Street Journal, sebelumnya melaporkan Musk kesulitan meraih akses ke rahasia negara setelah divideokan menghisap marijuana di podcast Joe Rogan pada 2018.

    Elon Musk kini memiliki akses rahasia tertinggi di Agensi Kontra-intelijen Pertahanan dan Keamanan, tetapi tidak punya akses ke urusan pemerintah level-tertinggi, seperti program satelit mata-mata SpaceX yang diberi nama Starshield.

    “Jika tidak melaporkan sendiri, pertanyaannya adalah, kenapa tidak? Apa yang coba disembunyikan?” kata Andrew Bakaj, mantan pejabat CIA.

    (dem/dem)

  • 10 Orang Terkaya Dunia di Industri Teknologi 2024

    10 Orang Terkaya Dunia di Industri Teknologi 2024

    Jakarta

    Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia untuk tahun 2024. Seperti tahun-tahun sebelumnya, daftar ini didominasi oleh pengusaha teknologi dan investor berpengalaman.

    Setiap tahun, Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia, yang selalu menjadi sorotan. Bukan hanya sekadar angka kekayaan, daftar ini mencerminkan dinamika industri global, inovasi, dan keberhasilan bisnis dari berbagai sektor.

    Tahun ini, nama-nama besar seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg tetap berada di jajaran teratas, menunjukkan dominasi sektor teknologi dalam menciptakan kekayaan luar biasa.

    Dihimpun dari Forbes seperti dilansir, Kamis (19/12/2024) berikut adalah beberapa nama yang masuk dalam daftar 10 besar versi Forbes 2024:

    Elon Musk: USD 195 MiliarJeff Bezos: USD 194 MiliarMark Zuckerberg: USD 177 MiliarLarry Ellison: USD 141 MiliarBill Gates: USD 128 MiliarSteve Ballmer: USD 121 MiliarLarry Page: USD 114 MiliarSergey Brin: USD 110 MiliarMichael Dell: USD 91 MiliarJensen Huang: USD 77 Miliar

    Inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), metaverse, dan perangkat lunak terus menjadi pendorong utama penciptaan kekayaan. Daftar diperbarui secara berkala, sehingga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fay/fay)

  • Saingi Starlink Elon Musk, China Bangun Megakonstelasi Guowang

    Saingi Starlink Elon Musk, China Bangun Megakonstelasi Guowang

    Jakarta

    Roket Long March 5B dengan tahap atas Yuanzheng-2 lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Wenchang pada pukul 05.00 pagi ET (1000 UTC) pada 16 Desember 2025, membawa kelompok satelit pertama untuk megakonstelasi nasional China, Guowang.

    Meskipun tidak ada liputan resmi peluncuran tersebut, streaming siaran langsung amatir menyediakan rekaman dari Wenchang, memperlihatkan sejumlah besar penonton di pantai yang jarak pandangnya dekat dengan landasan peluncuran.

    Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST) mengonfirmasi keberhasilan peluncuran dua jam setelah lepas landas. Di dalamnya terdapat kelompok satelit Internet orbit rendah 01. Namun SAST tidak mengungkap informasi tentang jumlah satelit, maupun rincian dasar seperti orbitnya, massa satelit, dan pabrikannya.

    Mengutip laporan Xinhua, satelit-satelit tersebut merupakan kelompok pertama satelit orbit Bumi rendah untuk konstelasi satelit internet yang sedang dibangun China. Megakonstelasi Guowang dibangun untuk menyediakan jangkauan komunikasi global dari orbit Bumi rendah dan dipandang sebagai respons terhadap kehadiran Starlink dan konstelasi lainnya yang saat ini kian menyesakkan orbit Bumi.

    Meskipun konstelasi Guowang secara kasat mata berfokus pada kepentingan sipil, ketersediaan informasi mengenai proyek ini terbatas. Tidak seperti misi sebelumnya, tahap pertama Long March 5B diperkirakan tidak akan mencapai orbit, sehingga tidak akan masuk kembali tanpa kendali. Hal ini disebabkan roket menggunakan tahap atas YZ-2 untuk memasukkan satelit ke orbit yang dituju.

    Rencana Guowang pertama kali diketahui pada 2020 melalui pengajuan sekitar 13.000 satelit ke International Telecommunication Union (ITU). Konstelasi ini dikelola oleh China Satellite Network Group Co., Ltd., atau China Satnet, yang didirikan pada April 2021. Perusahaan yang berkantor pusat di Area Baru Xiong’an di Provinsi Hebei itu, mengawasi desain, penyebaran, dan pengoperasian konstelasi tersebut.

    Menurut regulasi ITU, China Satnet harus meluncurkan setengah dari 13.000 satelit pada 2032. Untuk mewujudkannya, China dituntut meningkatkan aktivitas peluncuran sambil melanjutkan program luar angkasa lainnya.

    Satu Negara, Dua Megakonstelasi

    Ini bukan megakonstelasi pertama China yang mulai dibangun tahun ini. Proyek Qianfan atau Thousand Sails, megakonstelasi yang berpusat di Shanghai telah mengirimkan 54 satelit pertamanya ke orbit melalui tiga peluncuran tahun ini.

    Peluncuran keempat akan dilakukan oleh roket Long March 8 dari pusat peluncuran ruang angkasa komersial Hainan yang baru paling cepat pada 22 Desember. Proyek ini akan membangun konstelasi 14.000 satelit, dengan tujuan memiliki sekitar 600 satelit di orbit pada akhir 2025. Untuk itu, SSST telah mengumpulkan dukungan substansial, salah satunya dengan mengamankan pendanaan sekitar USD943 juta pada awal 2024.

    Persetujuan pemerintah China terhadap dua komunikasi orbit Bumi rendah menunjukkan nilai strategis tinggi pada sistem tersebut. Megakonstelasi tersebut telah menjadi pendorong ekonomi digital China, menyediakan layanan pita lebar di daerah terpencil dan kurang terlayani, dan bagian dari proyek internet satelit untuk kebijakan infrastruktur baru China yang diluncurkan pada 2020.

    Dengan menawarkan layanan internet satelit secara internasional, Guowang dan Qianfan dapat memperkuat kekuatan dan pengaruh ekonomi China, khususnya di negara-negara berkembang. Setidaknya, Qianfan telah menandatangani perjanjian dengan Brasil untuk menyediakan layanan mulai 2026.

    Secara nasional, bagi China sendiri, jaringan satelit yang dikendalikan secara domestik memastikan independensi strategis China agar tak bergantung pada penyedia asing seperti Starlink. Kedua konstelasi tersebut juga dapat menyediakan kontrak bagi pembuat satelit komersial China dan armada penyedia layanan peluncuran komersialnya, yang sedang mengembangkan serangkaian peluncur angkat sedang yang dapat digunakan kembali.

    Peluncuran Besar-besaran

    China memanfaatkan Long March 5B, yang awalnya dirancang untuk meluncurkan modul stasiun luar angkasa negara itu dan wahana antariksa berawak untuk misi Bulan, untuk meluncurkan megakonstelasinya. Peluncuran ini juga berbarengan dengan roket Long March 8 yang disempurnakan, yang diharapkan akan diluncurkan tahun depan.

    Tak hanya itu, China memperluas bandara antariksanya untuk memfasilitasi tingkat peluncuran yang jauh lebih tinggi dengan kendaraan peluncur yang lebih beragam agar rencana penyebaran satelit dapat dilaksanakan.

    Peluncuran ini merupakan upaya peluncuran orbital ke-64 China di 2024. Meskipun hal tersebut mengindikasikan China masih jauh dari target 100 peluncuran tahun ini, kemajuan yang terlihat pada pembangunan megakonstelasi, bandara antariksa, dan roket baru, menunjukkan bahwa lompatan tersebut dapat terjadi pada 2025.

    Pembangunan megakonstelasi Guowang dan Qianfan serta meningkatnya laju peluncuran kemungkinan akan berdampak pada manajemen lalu lintas ruang angkasa, makin padatnya orbit Bumi, bertambahnya sampah dan puing luar angkasa, serta berdampak pada dunia astronomi dan geopolitik.

    (rns/rns)

  • Starlink Ditemukan di Wilayah Konflik India, Elon Musk Lepas Tangan

    Starlink Ditemukan di Wilayah Konflik India, Elon Musk Lepas Tangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk mengonfirmasi bahwa layanan internet satelit Starlink tidak aktif di India. Bantahan atas temuan pihak berwenang terkait dua perangkat Starlink di wilayah konflik. 

    Melansir dari Reuters, Kamis (19/12/2024) perangkat tersebut disita dalam dua insiden terpisah. Perangkat pertama di zona konflik bersenjata di negara bagian Manipur dan satu lagi terkait dengan penggerebekan penyelundupan narkoba.

    Musk, melalui unggahan di platform X pada Selasa malam, menyatakan bahwa sinar satelit Starlink dimatikan di India dan mengatakan bahwa perangkat tersebut tidak pernah menyala sejak awal.

    Komentar ini muncul sebagai respons terhadap unggahan dari Angkatan Darat India yang mengungkapkan temuan perangkat Starlink dalam operasi pencarian pada 13 Desember di Manipur, wilayah yang tengah dilanda konflik komunal sejak tahun lalu.

    Foto yang dipublikasikan oleh Angkatan Darat India menunjukkan senjata yang disita, bersama dengan parabola dan penerima satelit yang memiliki logo Starlink.

    Starlinks devices being used by militants in Manipur.

    Weeks back drug smugglers in Andman caught with Starlink devices.

    This is when the sat-com provider doesn’t have licenses to operate in India.@elonmusk – how the co preventing misuse of technology in the territories its… pic.twitter.com/KH8tm6gEF4

    — The Hawk Eye (@thehawkeyex) December 17, 2024

    Dua perwira militer mengungkapkan bahwa perangkat tersebut kemungkinan digunakan oleh kelompok militan. 

    Mereka juga mencatat bahwa perangkat-perangkat ini kemungkinan diselundupkan melalui perbatasan yang tidak terkontrol dengan Myanmar.

    Meskipun Starlink tidak beroperasi di Myanmar, laporan media sebelumnya menyebutkan bahwa kelompok pemberontak di negara tersebut diketahui menggunakan layanan satelit ini.

    Selain itu, awal bulan ini, polisi India mengirim permintaan hukum kepada Starlink untuk mendapatkan rincian pembelian perangkat yang ditemukan setelah mereka menangkap penyelundup narkoba di laut dengan barang bukti metamfetamin senilai $4,2 miliar.

    Polisi menduga bahwa para penyelundup menggunakan perangkat internet tersebut untuk navigasi selama operasi ilegal mereka.

    Starlink, yang dimiliki oleh Musk, saat ini sedang berusaha mendapatkan izin dari pemerintah India untuk menyediakan layanan internet satelit di negara tersebut.

    Namun, perusahaan tersebut kini menghadapi tantangan dalam mengatasi masalah keamanan yang timbul seiring dengan temuan perangkat Starlink dalam kasus-kasus yang melibatkan militan dan penyelundupan narkoba.

    Ke depan, Starlink masih berupaya mendapatkan persetujuan untuk operasionalnya di India, sambil menyelesaikan masalah-masalah terkait regulasi dan keamanan yang muncul dalam proses tersebut.

  • Ketahuan, Elon Musk Mendadak Bilang Starlink Mati di India

    Ketahuan, Elon Musk Mendadak Bilang Starlink Mati di India

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk buru-buru menegaskan layanan internet satelit Starlink tidak bisa digunakan di India setelah perangkat Starlink disita di wilayah konflik bersenjata dan kapal penyelundup narkoba.

    Peristiwa penyitaan perangkat Starlink tersebut membuat Elon Musk degdegan, pasalnya saat ini Starlink sedang merayu pemerintah India untuk diberikan izin penyedia layanan internet. Penggunaan Starlink oleh penyelundup narkoba dan kelompok militer bisa membuat pemerintah India cemas atas risiko keamanan.

    Lewat akun X miliknya, Musk menyatakan, “pancaran satelit Starlink dimatikan di seluruh India” dan “memang tak pernah dinyalakan.”

    Musk menuliskan penegasan tersebut dalam balasan ke unggahan di X tentang operasi militer India di wilayah bagian timur laut India pada 13 Desember 2024. Lokasi tersebut adalah pusat konflik antar-kelompok yang telah berlangsung sejak awal tahun.

    Dalam foto yang diunggah soal operasi militer India, tampak foto persenjataan yang disita, perangkat stasiun Bumi dengan logo Starlink.

    Dua pejabat militer India menyatakan perangkat dengan logo Starlink digunakan oleh kelompok militer di wilayah tersebut. Perangkat tersebut diselundupkan lewat perbatasan antara India dan Myanmar. Di Myanmar, kabarnya Starlink digunakan juga oleh kelompok pemberontak meskipun secara resmi layanan internet satelit tersebut tidak beroperasi di Myanmar.

    Sebelumnya, perangkat Starlink juga tertangkap digunakan oleh penyelundup yang membawa methamphetamine senilai US$ 4,2 miliar di perairan India. Polisi India menyurati Starlink untuk meminta data pembelian perangkat yang mereka temukan di kapal penyelundup tersebut. Dicurigai, para penyelundup menggunakan layanan internet Starlink untuk navigasi di lautan.

    (dem/dem)

  • Zuckerberg Pamer Jumlah Pengguna Threads Tembus 300 Juta

    Zuckerberg Pamer Jumlah Pengguna Threads Tembus 300 Juta

    Jakarta

    Threads, platform microblogging milik Meta, terus berkembang pesat sejak diluncurkan tahun lalu. Aplikasi pesaing Twitter/X ini sekarang memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan.

    Pencapaian ini diumumkan langsung oleh CEO Meta Mark Zuckerberg. Ia menambahkan aplikasi Threads kini digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna setiap harinya.

    “Momentum kuat Threads terus berlanjut — kini 300 juta+ (jumlah pengguna) aktif bulanan dan 100 juta+ (jumlah pengguna) aktif harian,” kata Zuckerberg dalam postingannya di Threads, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (17/12/2024).

    Meskipun Meta secara teratur mengumumkan jumlah pengguna aktif bulanan Threads, ini pertama kalinya raksasa media sosial tersebut mengungkap jumlah pengguna aktif harian Threads.

    Zuckerberg pernah beberapa kali berspekulasi bahwa Threads akan menjadi aplikasi Meta selanjutnya yang memiliki satu miliar pengguna. Meskipun pencapaian saat ini masih cukup jauh, pertumbuhan Threads saat ini sangat cepat dibandingkan kompetitornya.

    Threads sebelumnya mencatatkan 100 juta pengguna pada musim gugur tahun lalu, dan mencapai 275 juta pengguna pada awal November 2024. Apple juga baru saja mengumumkan daftar aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Amerika Serikat, dan Threads jadi aplikasi kedua yang paling banyak di-download setelah Temu.

    Apakah pertumbuhan pesat ini akan berkelanjutan masih jadi tanda tanya. Apalagi Threads kabarnya akan mulai menampilkan iklan di platform-nya mulai awal tahun 2025.

    Threads bukan satu-satunya aplikasi microblogging yang muncul setelah Twitter dibeli Elon Musk dan berubah jadi X. Mereka juga menghadapi persaingan dari Bluesky yang saat ini memiliki lebih dari 25 juta pengguna.

    Meskipun masih jauh lebih kecil Threads, Meta tampaknya mulai gerah melihat pertumbuhan Bluesky. Belum lama ini Threads merilis fitur yang terinspirasi dari fitur khas Bluesky, termasuk starter packs dan custom feeds.

    (vmp/vmp)

  • Adi Prayitno Tantang Jokowi Bikin Partai untuk Buktikan Lebih Kuat dari PDIP, Warganet: PSI Aja Gagal Masuk Senayan

    Adi Prayitno Tantang Jokowi Bikin Partai untuk Buktikan Lebih Kuat dari PDIP, Warganet: PSI Aja Gagal Masuk Senayan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti dipecatnya Jokowi dan keluarganya dari keanggotaan PDIP.

    Menurutnya, ada perbedaan pandangan antara kader dan pengurus PDIP dengan para pendukung Jokowi. Hal itu disampaikan dalam cuitannya di media sosial X.

    “PDIP: Jokowi bukan siapa2 tanpa PDIP. Pendukung Jokowi: PDIP nyungsep tanpa Jokowi,” tulis Adi Prayitno melalui akun @Adiprayitno_20, dikutip Rabu (18/12/2024).

    Dia kemudian menyampaikan tantangan kepada mantan presiden yang sering disebut Pakde itu dengan menghadirkan partai baru untuk membuktikan bahwa dirinya lebih kuat.

    “Sekarang keduanya resmi talak. Menarik kalau Pakde bikin partai baru untuk buktikan siapa lebih kuat. Kalau cuma ikut partai yang mapan, kesaktian Pakde tak terukur pasca tak sama PDIP,” tandasnya.

    Cuitan Adi Prayitno itu telah dilihat lebih dari 244 ribu pengguna aplikasi milik Elon Musk itu. Banyak warganet yang menyampaikan pandangannya di kolom komentar.

    “Jokowi Ketum Golkar gantikan bahlil Karena bahlil adalah ketum sementara Menunggu Jokowi … Begitu….. Ra kiranya,” balas warganet.

    “GAK PERLU DIUJI LAGI, PSI AJA GAGAL MASUK SENAYAN, PADAHAL DAH DIENDORS HABIS2AN SAMA JOKOWI, TAMBAH ANAKNYA LAGI JADI KETUM PSI. GAK NGARUH JUGA KAN. ITU ARTINYA, JOKOWI ITU MEMANG GAK PUNYA PENGARUH YG SIGNIFIKAN 🤣,” ulas lainnya.

    “Ini buktinya partai Jokowi sejak pemilu 2024 hanya dapat 2 persen. Inilah bukti pengaruh nya Joko. Gibran dan Kaesang hanya 2 persen . No debat,” ujar lainnya.

    Seperti diketahui, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat masa kampanye Pemilu 2024 menuliskan dukungan Joko Widodo dalam baliho kampanye yang terpasang di sejumlah wilayah di Indonesia  Baliho itu bertuliskan “Ikut Jokowi, Pilih PSI”

  • Elon Musk dan SpaceX Hadapi Tinjauan Federal Terkait Keamanan Nasional

    Elon Musk dan SpaceX Hadapi Tinjauan Federal Terkait Keamanan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk dan perusahaan roket miliknya, SpaceX, sedang menghadapi tiga tinjauan federal terkait dengan kepatuhan keamanan nasional.

    Melansir dari Reuters, Rabu (18/12/2024), peninjuan terhadap Space X muncul setelah adanya kekhawatiran perusahaan milik Elon Musk ini belum sepenuhnya mematuhi protokol keamanan karena masih adanya interaksi perusahaan dengan pejabat asing.

    Tinjauan federal terbaru ini diprakarsai langsung oleh beberapa instansi terkait, termasuk Angkatan Udara, Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Intelijen dan Keamanan.

    Menurut laporan tersebut, tinjauan baru ini berfokus pada dugaan pelanggaran setelah adanya pertemuan Musk dengan pemimpin asing, yang dianggap dapat membahayakan kerahasiaan negara. 

    “Elon Musk dan SpaceX telah berulang kali gagal memenuhi kewajiban pelaporan yang diperlukan untuk melindungi rahasia negara,” tulis laporan tersebut.

    Pihak Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal adanya investigasi yang sedang berlangsung, dengan alasan untuk melindungi kerahasiaan proses investigasi. 

    Meskipun begitu, sejumlah sumber menyebutkan bahwa kekhawatiran terkait keamanan nasional muncul setelah beberapa kali Musk berhubungan dengan pejabat asing, termasuk beberapa pertemuan dengan pemimpin Rusia. 

    Salah satu yang paling mencolok adalah percakapan Musk dengan Presiden Vladimir Putin, yang memicu penolakan terhadap akses keamanan tingkat tinggi untuknya dari Angkatan Udara.

    Beberapa sekutu internasional, termasuk Israel, juga dilaporkan telah mengungkapkan keprihatinan atas kemungkinan Musk membocorkan informasi sensitif. 

    Pada bulan lalu, dua senator Demokrat AS, Jeanne Shaheen dan Jack Reed, meminta Pentagon untuk menyelidiki hubungan Musk dengan pejabat Rusia dan dampaknya terhadap keamanan nasional.

    Gwynne Shotwell, Presiden dan Chief Operating Officer SpaceX, menolak untuk berkomentar mengenai tinjauan izin keamanan atau penyelidikan lebih lanjut saat ditanya oleh wartawan Reuters. Sementara itu, Musk belum memberikan tanggapan terkait isu ini.

    Tinjauan keamanan ini semakin menambah tekanan pada Musk, yang saat ini sedang menghadapi beragam tantangan di berbagai sektor usaha, dari perusahaan mobil listrik Tesla hingga eksplorasi luar angkasa dengan SpaceX.

  • Elon Musk Makin Terpuruk, Zuckerberg Langsung Pesta Pora

    Elon Musk Makin Terpuruk, Zuckerberg Langsung Pesta Pora

    Jakarta, CNBC Indonesia – X, media sosial yang dimiliki Elon Musk, makin terpuruk. Banyak pesaingnya yang juga aplikasi microblogging mengalami peningkatan jumlah pengguna dalam beberapa waktu terakhir.

    Threads yang merupakan anak usaha Meta mengantongi lebih dari 100 juta pengguna aktif harian. CEO Meta Mark Zuckerberg yang langsung mengumumkan capaian tersebut.

    Aplikasi yang baru dirilis Juli 2023 lalu itu memiliki 300 juta pengguna aktif bulanan. Berbeda jauh dari Bluesky, aplikasi yang hampir sama dengan Threads dan X, dengan 25 juta total pengguna, dikutip dari The Verge, Rabu (18/12/2024).

    Meski begitu, catatan Reuters menyebutkan BlueSky meraup 2,5 juta pengguna usai pemilu AS. Total keseluruhan penggunanya mencapai 16 juta.

    “Kami melihat peningkatan pertumbuhan pengguna yang memecahkan rekor tertinggi. Engagement seperti like, follows, dan akun baru, tumbuh signifikan. Kami mencatat penambahan setidaknya 1 juta pengguna baru dalam sehari,” kata Bluesky dalam keterangan resminya.

    Mastodon juga dilaporkan makin banyak digunakan. Aplikasi itu mengalami peningkatan 47% di iOS dan Android sebanyak 17%.

    Total pendaftaran pengguna baru bulanan Mastodon mengalami kenaikan. Jumlah keseluruhannya 90 ribu pengguna, memang masih jauh dari nama besar lain.

    “Kami mungkin belum menjadi yang terbesar dalam hal jumlah, tetapi Mastodon (dan fediverse) telah membuktikan dirinya sebagai platform komunikasi yang efektif dan andal selama 8 tahun terakhir dan tidak bergantung pada modal ventura untuk bertahan,” kata Pendiri Mastodon Eugen Rochko, dikutip dari PCMag.

    Penurunan kepopuleran X memang sudah terjadi sejak Elon Musk resmi membeli aplikasi yang dulunya bernama Twitter tahun 2022. Namun kian bertambah banyak saat dia menjadi pendukung garis keras Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024.

    Selama masa kampanye, X dan akun resmi Musk kerap dijadikan alat untuk menyebar kampanye Trump. Namun dukungan ini menjadi bumerang bagi aplikasi.

    Banyak pengguna X yang dilaporkan menutup akun mereka usai hari pemilu AS. Similarweb, analis trafik internet, mencatat jumlahnya mencapau 115 ribu pengunjung berbasis AS yang menonaktifkan akun X pada 6 November lalu.

    (fab/fab)

  • Harta Zuckerberg dan Bezos Digabung Tak Mampu Tandingi Elon Musk

    Harta Zuckerberg dan Bezos Digabung Tak Mampu Tandingi Elon Musk

    Jakarta

    Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, kini memiliki kekayaan bersih USD 474 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index atau di kisaran 7.631 triliun, membuatnya lebih kaya dari harta gabungan pendiri Amazon Jeff Bezos dan CEO Meta Mark Zuckerberg jika digabungkan.

    Masih menurut Bloomberg, kekayaan Bezos saat ini mencapai USD 251 miliar, sedangkan Zuckerberg USD 221 miliar. Dengan jumlah gabungan USD 472 miliar, harta keduanya tidak mampu melampaui Bezos meski menempati posisi kedua dan ketiga manusia terkaya.

    Bloomberg Billionaires Index melacak kekayaan bersih harian individu terkaya di dunia berdasarkan harga saham dan aset lainnya. Musk konsisten menempati peringkat terkaya di dunia, tapi tonggak sejarah terbaru ini mencerminkan performa perusahaannya makin luar biasa.

    Elon Musk diperkirakan akan terus mendominasi dunia teknologi, otomotif, dan media sosial dan terlebih lagi, dia juga akan memainkan peran kunci dalam pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang akan datang.

    Selang sehari setelah pemilihan presiden AS bulan November, saham Tesla ditutup pada rekor tertinggi USD 424,77 per saham, meningkatkan valuasi raksasa kendaraan listrik tersebut menjadi USD 1,36 triliun. Hal ini membantu menambah sekitar $52 miliar pada kekayaan Musk.

    Tesla, yang dimiliki Musk sebesar 12%, sahamnya terus meningkat setahun terakhir, didukung permintaan yang kuat kendaraan listrik dan kemajuan dalam AI, bidang-bidang di mana Musk jadi tokoh sentral. SpaceX, perusahaan eksplorasi ruang angkasa yang dipimpin Musk, valuasinya terus naik melalui dengan nilai sekitar USD 350 miliar.

    Tahun 2023, dikutip detikINET dari Newsweek, dia juga mendirikan xAI, startup kecerdasan buatan di mana Musk diperkirakan memiliki 54% sahamnya. Perusahaan tersebut dinilai USD 50 miliar pada November 2024. Melengkapi portofolio bisnis Musk yang menguntungkan adalah The Boring Company, perusahaan infrastruktur yang diklaim bernilai USD 5,68 miliar.

    Sebagai perbandingan, kekayaan bersih Bezos sebesar USD 251 miliar sebagian besar terkait dengan kinerja saham Amazon, yang telah pulih pascapandemi tapi menghadapi hambatan ekonomi baru-baru ini. Sementara kekayaan Zuckerberg sebesar USD 221 miliar berasal dari Meta Platforms, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

    Tapi tak semua usaha Elon Musk berhasil. Ia membeli platform media sosial X seharga USD 44 juta. Sejak Musk mengambil alih kepemilikan perusahaan media sosial tersebut pada tahun 2022, nilainya hampir 70% lebih rendah pada Agustus 2024, menurut perkiraan Forbes.

    (fyk/fyk)