Tag: Elon Musk

  • Elon Musk Menaikkan Tarif Premium Platform X, Imbas Pendapatan Amblas?

    Elon Musk Menaikkan Tarif Premium Platform X, Imbas Pendapatan Amblas?

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk menaikan tarif langganan premium x.com untuk mempertebal kantong perusahaan sekaligus memompa kinerja lesu pada semester I/2024 lalu. 

    Diketahui, pendapatan x.com pada semester pertama/2024 mencapai US$517 juta atau Rp8,37 triliun (kurs:Rp16.202), turun 25% dibandingkan dengan kuartal I/2024. 

    Pencapaian itu menambah catatan kurang apik Elon Musk selama mengambil alih X.com. 

    Sebagai perbandingan, pada 2022 atau tahun terakhir sebelum Elon membeli aplikasi tersebut, Twitter menghasilkan pendapatan sebesar US$4,4 miliar atau Rp71,2 triliun, yang didorong oleh iklan.

    Sementara itu, pada 2023, tahun pertama Elon masuk di perusahaan tersebut, pendapatan yang dibukukan turun menjadi sekitar US$3,4 miliar, atau Rp55 triliun. 

    Penurunan terjadi seiring dengan anjloknya pemasukan dari iklan. Adapun pada 2024, X.com tengah berjuang untuk mengejar pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan 2023. 

    Elon Musk Perbesar

    Melansir dari The Verge, Selasa (24/12/2024) kenaikan harga yang dimulai sedari 21 Desember 2024 ini diperkirakan mencapai hampir 40% di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa. 

    Di Amerika Serikat, harga langganan bulanan untuk Premium Plus naik dari US$16 menjadi US$22, sementara biaya langganan tahunan meningkat dari US$168 menjadi US$229. 

    Kenaikan harga juga berdampak pada negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Spanyol, yang menyaksikan harga bulanan melonjak dari €16 menjadi €21. 

    Bagi pelanggan yang sudah berlangganan, tarif saat ini tetap berlaku hingga 20 Januari 2025, setelah itu mereka akan dikenakan harga baru. Langganan tingkat dasar X tetap tidak terpengaruh oleh perubahan harga ini.

    Menurut X, kenaikan harga ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada kreator konten di platformnya. Sementara itu di Indonesia, belum diketahui apakah turut terdampak atau tidak. 

    “Premium Plus kini sepenuhnya bebas iklan, yang merupakan peningkatan signifikan dalam pengalaman pengguna,” ujar X dalam pernyataan resminya. 

    Selain itu, perubahan pada program pembagian pendapatan yang diperkenalkan pada bulan Oktober memungkinkan langganan Premium Plus lebih mendukung pembayaran kreator berdasarkan kualitas dan keterlibatan konten, bukan hanya tampilan iklan.

  • Elon Musk Diguyur Rp 97 Triliun, Ngamuk Digencet Pemilik ChatGPT

    Elon Musk Diguyur Rp 97 Triliun, Ngamuk Digencet Pemilik ChatGPT

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, menggalang pendanaan US$ 6 miliar (Rp 97 triliun) dari Nvidia, Blackrock, Morgan Stanley dan investor lainnya.

    Pendanaan tersebut dilaporkan Musk dalam keterbukaan di bursa pada Kamis (19/12/2024) yang dikutip oleh Tech Crunch. Sebanyak 97 investor berpartisipasi dalam pendanaan tersebut dengan investasi minimum US$ 77.593 (Rp 126 juta).

    Identitas para investor kemudian dibeberkan oleh xAI. Investor yang terlibat, antara lain, adalah Andreessen Horowitz , Blackrock, Fidelity, Kingdom Holdings, Lightspeed, MGX, Morgan Stanley, OIA, QIA, Sequoia Capital, Valor Equity Partners, Vy Capital, Nvidia, dan AMD.

    Suntikan modal baru ini membuat dana tunai yang dimiliki xAI mencapai US$ 12 miliar (Rp 195 triliun). CNBC International sebelumnya melaporkan bahwa xAI mengincar valuasi US$ 50 miliar.

    Menurut Financial Times, investor yang diberikan kesempatan untuk ikut dalam pendanaan terakhir xAI hanyalah pemegang saham perusahaan gen AI tersebut. Selain itu, investor yang mendukung akuisisi Twitter oleh Elon Musk diberikan kesempatan untuk menguasai 25 persen saham xAI.

    Musk mendirikan xAI tahun lalu lewat peluncuran Grok, platform teknologi AI serupa dengan ChatGPT. Grok disebut Musk sebagai “tipe pemberontak” yang bersedia menjawab “pertanyaan yang ditolak oleh AI lainnya.”

    ChatGPT dihina oleh Musk sebagai sistem AI yang terlalu “woke” dan “pantas secara politik.” Grok kemudian diintegrasikan dengan X, media sosial yang dulu bernama Twitter. Pengguna X bisa menggunakan Grok dan bisa membangun aplikasi dengan mengakses edisi open source Grok.

    Selain itu, Grok juga menciptakan gambar lewat integrasi dengan Flux. Berbeda dengan platform AI lain, gambar yang diciptakan Grok berdasarkan perintah teks tidak dibatasi oleh aturan-aturan apapun.

    Musk berusaha mengejar perkembangan perusahaan AI lainnya, yaitu OpenAI sebagai pemilik ChatGPT dan Anthropic. Ia sempat menyatakan bahwa persaingan di industri AI tidak adil.

    Bahkan, Musk melayangkan gugatan ke OpenAI dan Microsoft. Kedua perusahaan dituduh berusaha “menghancurkan kompetitor” seperti xAI dengan meminta investor di perusahaan mereka untuk tidak menanamkan modal di xAI.

    (dem/dem)

  • Elon Musk Cari Cuan, Tarif Premium Plus Naik Hampir 40%

    Elon Musk Cari Cuan, Tarif Premium Plus Naik Hampir 40%

    Bisnis.com, JAKARTA – X.com, platform media sosial milik Elon Musk yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter mengumumkan kenaikan harga langganan untuk tingkat Premium Plus di beberapa wilayah. Kenaikan tarif mencapai hampir 40%.

    Melansir dari The Verge, Selasa (24/12/2024) kenaikan harga yang dimulai sedari 21 Desember 2024 ini diperkirakan mencapai hampir 40% di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa. 

    Di Amerika Serikat, harga langganan bulanan untuk Premium Plus naik dari US$16 menjadi US$22, sementara biaya langganan tahunan meningkat dari US$168 menjadi US$229. 

    Kenaikan harga juga berdampak pada negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Spanyol, yang menyaksikan harga bulanan melonjak dari €16 menjadi €21. 

    Bagi pelanggan yang sudah berlangganan, tarif saat ini tetap berlaku hingga 20 Januari 2025, setelah itu mereka akan dikenakan harga baru. Langganan tingkat dasar X tetap tidak terpengaruh oleh perubahan harga ini.

    Menurut X, kenaikan harga ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada kreator konten di platformnya. 

    “Premium Plus kini sepenuhnya bebas iklan, yang merupakan peningkatan signifikan dalam pengalaman pengguna,” ujar X dalam pernyataan resminya. 

    Selain itu, perubahan pada program pembagian pendapatan yang diperkenalkan pada bulan Oktober memungkinkan langganan Premium Plus lebih mendukung pembayaran kreator berdasarkan kualitas dan keterlibatan konten, bukan hanya tampilan iklan.

    Fitur-fitur baru bagi pelanggan Premium Plus meliputi dukungan pengguna prioritas, akses ke alat pemantauan tren Radar X, serta batasan yang lebih tinggi untuk penggunaan model AI Grok. 

    X menambahkan bahwa langkah ini diambil untuk memberikan penghargaan lebih kepada kreator yang menghasilkan konten berkualitas tinggi dan menarik interaksi lebih banyak dari pengguna.

    Diketahui, Premium Plus di menawarkan sejumlah keuntungan kepada penggunanya seperti pengalaman berselancar tanpa iklan yang mengganggu, akses ke Grok AI, hingga memperoleh centang biru. 

    Selain itu, Premium plus juga dilengkapi dengan cara mengedit posting hingga 30 menit setelah dipublikasikan.

  • DPR Diacak-acak Elon Musk, AS Disebut Sujud ke Xi Jinping

    DPR Diacak-acak Elon Musk, AS Disebut Sujud ke Xi Jinping

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota DPR Amerika Serikat terpecah belah karena Elon Musk. Jim McGovern dan Rosa DeLauro, dua anggota DPR AS dari Partai Demokrat, mengatakan bahwa rekan-rekan mereka dari Partai Republik menyerah pada tuntutan Elon Musk, dan membatalkan RUU anggaran pemerintah yang sebelumnya sudah disepakati kedua partai.

    Dalam tulisan di X, McGovern mengatakan sebetulnya banyak hal yang bisa dicapai dari RUU anggaran yang batal karena ulah Musk. Ketentuan yang dibatalkan akan membuat AS lebih mudah dalam mempertahankan teknologi AI dan komputasi kuantum mutakhir dikuasai Amerika. “Namun Elon memiliki masalah.” tulis dia.

    Tesla milik Elon Musk, adalah satu-satunya produsen mobil AS yang mengoperasikan pabrik di China tanpa perusahaan patungan lokal.

    Tesla juga membangun sebuah pabrik baterai pabrik mobilnya di Shanghai tahun ini, dan bertujuan untuk mengembangkan dan menjual teknologi kendaraan otonom di China.

    “Intinya, dia ingin tetap berada di tengah-tengah masyarakat China,” tulis McGovern tentang Musk.

    “Dia juga ingin membangun pusat data AI di sana, yang dapat membahayakan keamanan AS. Dia telah ‘bersujud’ untuk mengambil hati para pemimpin China,” imbuhnya.

    Sementara SpaceX, perusahaan luar angkasa milik Musk, dilaporkan telah menahan layanan internet satelit Starlink di Taiwan atas permintaan para pemimpin China dan Rusia.

    Taiwan adalah sebuah negara demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya. Status Taiwan merupakan salah satu titik api terbesar dalam hubungan AS-Tiongkok.

    Di satu sisi, DeLauro, anggota Partai Demokrat yang duduk di Komite Alokasi Dana DPR, menulis dalam sebuah surat kepada Kongres bahwa Musk membutuhkan persetujuan pemerintah Tiongkok untuk proyek-proyek perusahaannya di negara tersebut.

    “Sangat memprihatinkan, bahwa Musk telah mengambil hati kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok,” tulisnya.

    Dalam surat tersebut, DeLauro menyebut CEO Tesla dan SpaceX sebagai “Presiden” Musk, dan menyinggung fakta bahwa orang terkaya di dunia ini mulai mencerca RUU pendanaan sebelumnya, sebelum Presiden terpilih Donald Trump mengeluarkan pernyataannya sendiri.

    Trump menginginkan GOP untuk menenggelamkan RUU tersebut, dan mengeluarkan RUU baru yang akan menaikkan pagu utang sehingga ia dapat menghindari pertarungan tersebut pada awal masa jabatannya yang kedua.

    RUU pendanaan sementara, yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden, tidak termasuk penangguhan batas utang AS selama dua tahun yang diinginkan oleh Trump.

    Musk menanggapi kekhawatiran DeLauro dengan menyebutnya sebagai “makhluk yang mengerikan” dalam sebuah postingan di X.

    (dem/dem)

  • Siap Efisiensi Bank Sentral AS, Elon Musk: Jumlah Staf The Fed Tak Masuk Akal

    Siap Efisiensi Bank Sentral AS, Elon Musk: Jumlah Staf The Fed Tak Masuk Akal

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk, miliarder yang bakal mengepalai departemen efisiensi pemerintahan AS pada Januari 2025, telah memusatkan perhatian pada bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

    Dalam platform media sosial X yang dikutip dari Bloomberg pada Senin (23/12/2024), Musk menyebut bank sentral yang bertugas melindungi ekonomi terbesar di dunia itu “kelebihan staf secara tidak masuk akal,”. Pernyataan tersebut merupakan bagian dari rangkaian yang dimulai ketika seseorang memposting tentang keputusan kebijakan terbaru Fed. 

    Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden terpilih AS Donald Trump juga menjadikan Fed sebagai target, dengan alasan bahwa ia seharusnya memiliki suara dalam kebijakan moneter dan penetapan suku bunga.

    Musk telah menjadi salah satu penasihat terdekat Trump saat Trump bersiap kembali ke Gedung Putih. Musk akan memimpin badan baru — yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintah — bersama pengusaha Vivek Ramaswamy. DOGE, seperti yang dikenal, berupaya mewujudkan pemerintahan yang lebih ramping dan lebih efisien, termasuk pemotongan pengeluaran sebesar US$2 triliun. 

    Dewan Federal Reserve di Washington dan 12 bank cadangan regional di seluruh AS mempekerjakan sekitar 24.000 orang tahun lalu — jauh lebih sedikit daripada lembaga yang sebanding.

    Dalam Eurosystem, yang terdiri dari Bank Sentral Eropa dan 20 bank nasional sejawat di kawasan itu, bank sentral Jerman, Prancis, dan Italia bersama-sama memiliki lebih banyak staf.

    The Fed dan Ketua Jerome Powell telah sering menjadi sasaran Trump, yang mengangkatnya selama masa jabatan pertamanya. Baru-baru ini, ia mengejek peran Powell sebagai “pekerjaan terbesar dalam pemerintahan,” dengan mengatakan, “Anda datang ke kantor sebulan sekali, dan Anda berkata, ‘Coba lihat, lempar koin.’”

    Meskipun Powell belum menanggapi secara langsung, Presiden ECB Christine Lagarde menantang keluhan Trump, mengundangnya untuk datang dan mengamati pekerjaan timnya di Frankfurt.

    “Saya memiliki ribuan orang pekerja keras — ekonom, ahli hukum, ilmuwan komputer — dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa mereka bekerja sangat keras setiap hari, bukan hanya sebulan sekali,” katanya kepada Bloomberg TV. 

    “Kami membela euro, dan kami berjuang untuk euro, seperti halnya The Fed membela dolar, saya yakin — saya tidak ingin berbicara atas nama Jay Powell, tetapi saya yakin begitulah cara dia memandang pekerjaannya.”

  • Ekonomi 8% Sulit Tercapai Gegara Kabinet Gemuk, RI Perlu Tiru Argentina-Vietnam

    Ekonomi 8% Sulit Tercapai Gegara Kabinet Gemuk, RI Perlu Tiru Argentina-Vietnam

    Jakarta

    Gemuknya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai akan menghambat target pertumbuhan ekonomi 8%. Pasalnya banyak peraturan yang perlu disesuaikan sehingga program yang ada tidak bisa dikebut sejak awal.

    Prabowo sudah melantik 109 menteri dan wakil menteri. Jumlah kementerian Prabowo tercatat 48 atau bertambah dari era Presiden ke-7 Joko Widodo yang sebanyak 34.

    “Sebelum pelantikan kabinet itu saya sempat optimis dalam 5 tahun, 8% itu tercapai. Cuman setelah ada pelantikan kabinet dan jumlah anggotanya melebihi 100 orang, saya sampaikan bahwa itu jadi imajinatif pertumbuhan 8%,” ujar ekonom Indef, Ariyo DP Irhamna dalam diskusi virtual, Senin (23/12/2024).

    “Karena dengan banyaknya kabinet ini, pemecahan, pemerintah tidak bisa gas di awal. Jadi akan banyak penyesuaian peraturan yang dulu disusun oleh pemerintah sebelumnya itu perlu penyesuaian,” tambah dia.

    Jokowi dulu membentuk Dewan Sumber Daya Air Nasional yang diketuai Menko Marves. Namun Kemenko Marves kini sudah tidak ada sehingga Perpres yang mengatur itu harus disesuaikan terlebih dahulu. Akibatnya terjadi saling tunggu antar kementerian/lembaga.

    Pada kesempatan itu ia membandingkan Argentina dan Vietnam justru merampingkan kabinetnya. Hal itu dipandang positif oleh dunia dan memberi efek positif juga bagi perekonomian.

    Argentina yang sempat terpuruk pada 2023 tapi kini mulai bangkit berkat adanya reformasi birokrasi. Presiden Argentina yang baru, Javier Milei memangkas jumlah kementeriannya dari 19 jadi 8.

    “Argentina ini memiliki presiden baru di 2023 yang sangat nyentrik. Jadi ketika dia terpilih dia langsung memangkas jumlah kementeriannya dari 19 jadi 18. Ini banyak dibahas di World Bank, OECD, jadi pemicu peningkatan aktivitas pertumbuhan ekonomi, di Argentina ini salah satunya adalah reformasi birokrasi,” terang Ariyo.

    Sejalan dengan adanya reformasi birokrasi maka hal itu juga memberi kepercayaan bagi investor. Menurutnya langkah yang diambil Argentina kini dicontek berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

    Presiden AS terpilih, Donald Trump menunjuk bos Tesla Elon Musk menjadi pemimpin Dewan Efisiensi Pemerintahan. Hal itu disebut bertujuan memangkas pengeluaran dan birokrasi yang tidak efektif di AS.

    “Tidak hanya berhenti di AS, negara tetangga juga, kita tahu semua, Vietnam baru-baru saja dia menurunkan PPN dan memangkas birokrasi dan kementeriannya dan jumlah ASN. Jadi ini tren baru, tapi kita tahu Pemerintahan Prabowo sekarang bukan memangkas justru menambah jumlah kementerian,” bebernya.

    Di sisi lain, tantangan mengejar target pertumbuhan ekonomi juga datang dari kemampuan pemerintah mendatangkan investasi. Menurut Head for Center of Sharia Economic INDEF, Dr. Handi Risza, Indonesia butuh tambahan investasi Rp 13-14 ribu triliun dalam 5 tahun mendatang.

    Artinya pertumbuhan investasi harus menyentuh 11-19% dan tidak boleh hanya 5-6%. Investasi nantinya akan berperan terhadap 30% pertumbuhan ekonomi.

    “Jadi kalau mencapai angka Rp 13-14 ribu triliun itu harus ditargetkan pertumbuhannya 11-19%. Nggak boleh hanya 5-6% pertumbuhan investasinya,” tutupnya.

    (ara/ara)

  • Kiamat Driver Online Nyata, Manusia Sudah Kalah Menurut Survei

    Kiamat Driver Online Nyata, Manusia Sudah Kalah Menurut Survei

    Jakarta, CNBC Indonesia – Istilah robotaxi jadi salah satu yang sering disebut tahun ini. Kendaraan taksi tanpa sopir itu mulai banyak terlihat di jalanan dan jadi pemandangan yang normal di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan China. 

    Banyak perusahaan yang menguji coba atau bahkan sudah mulai merilis ke publik taksi tanpa pengemudi miliknya sendiri.

    Kekhawatiran soal keselamatan kendaraan self driving (SDV) memang masih ada. Sebuah survei awal tahun ini menyebutkan 68% masyarakat Amerika Serikat (AS) masih menyinggung soal keselamatan terkait robotaxi.

    Meski begitu, masih banyak juga yang percaya hal itu bisa diatasi. Bahkan Survei menemukan lebih dari setengah responden menilai robotaxi lebih aman ketimbang pengemudi manusia, dikutip dari Digital Trends, Senin (23/12/2024).

    Memang belum banyak perusahaan yang bisa meyakinkan regulator soal keamanan taksinya. Sejauh ini baru Waymo milik Alphabet, yang juga induk perusahaan Google, yang bisa melakukannya.

    Ketakutan masyarakat soal keamanan mobil tanpa supir punya dasar yang kuat. Sejumlah merek mobil otonom diketahui menghadapi kecelakaan fatal, bahkan menyebabkan korban tewas.

    Salah satunya Cruise menghadapi nasib yang berbeda. Uji coba yang dilakukan tahun lalu dihentikan setelah kendaraan tanpa supirnya menabrak pejalan kaki, hingga menyebabkan tewas.

    Masa depan Cruise juga terancam, setelah General Motors yang sebelumnya mendukung perusahaan mengumumkan akan menghentikan pendanaan sama sekali kepada merek tersebut.

    Tesla juga harus menghadapi penyelidikan karena tiga tabrakan dan kecelakaan fatal di masa lalu. Regulator setempat menyelidiki 2,4 juta unit kendaraan dengan software self driving.

    Namun di tengah penyelidikan itu, Tesla yang dimiliki miliarder Elon Musk masih terus mengembangkan robotaxi. Cybercab diharapkan bisa meluncur sebagai layanan mulai tahun depan.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Diprediksi Jadi Presiden AS di Masa Depan, Trump: Tak Akan Terjadi

    Elon Musk Diprediksi Jadi Presiden AS di Masa Depan, Trump: Tak Akan Terjadi

    Jakarta

    Nama miliarder Elon Musk digadang-gadang bisa menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) di masa depan. Namun, prediksi itu langsung dipatahkan oleh Donald Trump selaku presiden terpilih AS selama empat tahun mendatang.

    “Dia tidak akan menjadi presiden, saya dapat memberitahu Anda,” kata Trump dalam pidatonya di konferensi Partai Republik di Arizona dilansir AFP, Senin (23/12/2024).

    Trump menjelaskan alasan bos Tesla dan SpaceX itu tidak akan bisa menjadi Presiden AS. Dia menyinggung tempat kelahiran dari Elon Musk.

    “Anda tahu kenapa dia tidak bisa? Dia tidak lahir di negara ini,” kata Trump.

    Konstitusi AS memang mengatur seorang presiden harus warga negara yang lahir di wilayah Amerika Serikat. Elon Musk sendiri diketahui lahir di Afrika Selatan.

    Kritik terhadap Trump bermunculan dari Partai Demokrat terkait posisi Elon Musk dalam pemerintahan Trump mendatang. Miliarder itu diketahui dipercaya memimpin departemen baru yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintahan.

    Partai Demokrat mengkritik Trump yang memberikan peran besar kepada Elon Musk di kabinetnya kelak. Istilah ‘Presiden Musk’ pun muncul sebagai sindiran kepada Trump.

    “Tidak, tidak, hal itu tidak akan terjadi,” ujar Trump.

    (ygs/zap)

  • Elon Musk Tidak Mungkin Jadi Presiden AS

    Elon Musk Tidak Mungkin Jadi Presiden AS

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk tidak akan menjadi presiden karena terbentur peraturan.

    “Dia tidak akan menjadi presiden, itu yang bisa saya katakan,” kata Trump dalam sebuah konferensi Partai Republik di Phoenix, Arizona, dikutip dari AFP, Minggu (22/12).

    “Anda tahu mengapa dia tidak bisa? Dia tidak lahir di negara ini,” ujar Trump melanjutkan.  Elon Musk lahir di Afrika Selatan.

    Konstitusi AS mengharuskan seorang presiden menjadi warga negara AS yang lahir di negara tersebut.

    Trump menanggapi kritik, khususnya dari kubu Demokrat, dengan menggambarkan miliarder teknologi dan orang terkaya di dunia itu sebagai “Presiden Musk” atas peran besar yang dimainkannya dalam pemerintahan yang akan datang.

    Mengenai penyerahan jabatan presiden kepada Musk, Trump juga meyakinkan orang banyak: “Tidak, tidak, itu tidak akan terjadi.”

    Pengaruh Musk, yang akan bertindak sebagai “raja efisiensi” Trump, telah menjadi titik fokus serangan Demokrat, dengan pertanyaan yang diajukan tentang bagaimana seorang warga negara yang tidak dipilih dapat menggunakan begitu banyak kekuasaan.

    Muncul kemarahan yang meningkat di kalangan Republik setelah Musk mengecam proposal pendanaan pemerintah minggu ini dalam serangkaian posting — banyak di antaranya sangat tidak akurat — kepada lebih dari 200 juta pengikutnya di platform media sosialnya X.

    Bersama Trump, Musk akhirnya membantu menekan Republik untuk mengingkari RUU pendanaan yang telah mereka sepakati dengan susah payah dengan Demokrat, mendorong Amerika Serikat ke ambang kelumpuhan anggaran yang akan mengakibatkan penutupan pemerintah hanya beberapa hari sebelum Natal.

    Kongres akhirnya mencapai kesepakatan pada Jumat hingga Sabtu malam, menghindari penghentian besar-besaran terhadap layanan pemerintah.

    Donald Trump menunjuk Elon Musk masuk dalam kabinetnya. Trump memberikan jabatan kepada Musk di Departemen Efisiensi Pemerintah (US Department of Government Efficiency) guna mengurus masalah keuangan dan efisiensi bujet pemerintahan.

    Musk akan didampingi mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Viviek Ramaswamny, dalam memimpin badan baru yang akan resmi berdiri saat pelantikan Januari 2025 mendatang.

    (AFP/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Elon Musk Dkk Minggir Dulu, Ini Bos Raksasa Tech Baru Asal Malaysia

    Elon Musk Dkk Minggir Dulu, Ini Bos Raksasa Tech Baru Asal Malaysia

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Broadcom yakni Hock Tan memiliki gaya kepemimpinan yang cukup unik di dalam dunia teknologi yang berbeda dengan bos teknologi lain seperti Jensen Huang dari Nvidia atau Tim Cook dari Apple.

    Sebagai seseorang yang baru saja masuk ke dalam klub super eksklusif, CEO perusahaan dengan kapitalisasi US$ 1 triliun (Rp 16.000 triliun) atau lebih, Hock Tan memiliki karakteristik yang berbeda dari CEO teknologi lainnya.

    Para bos perusahaan teknologi besar Amerika biasanya dapat dikategorikan ke dalam dua tipe. Pertama, pendiri visioner eksentrik seperti Mark Zuckerberg dari Meta, Elon Musk dari Tesla, dan Jensen Huang dari Nvidia, yang dikenal dengan obsesi mereka terhadap produk dan kekuasaan tak terbatas.

    Kedua, tipe manajer yang meneruskan kesuksesan seperti Tim Cook dari Apple, Satya Nadella dari Microsoft, dan Sundar Pichai dari Alphabet, yang fokus pada optimalisasi bisnis. Namun demikian, Hock Tan tidak masuk dalam kedua kategori tersebut, karena dirinya bukan pendiri dan tidak juga diwarisi bisnis yang sukses.

    Di bawah kepemimpinannya, ia mampu membawa Broadcom ke puncak dengan nilai pasar melonjak 40% dalam sepekan, terutama berkat prosesor khusus kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk klien besar seperti Google dan Meta.

    Hal ini langsung dibandingkan dengan Jensen Huang dan Nvidia, yang chip AI-nya telah mendorong kapitalisasi pasarnya menjadi US$ 3,4 triliun dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Broadcom sesuai dengan namanya, jauh lebih beragam.

    Selain menjual prosesor AI, Broadcom juga menjual segala hal mulai dari chip jaringan nirkabel hingga perangkat lunak virtualisasi.

    Dalam wawancara pada 2023 lalu, Tan dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak memiliki “strategi besar” untuk 23 divisi Broadcom. “Saya benci mengatakannya, jawabannya adalah tidak,” ujarnya dikutip dari The Economist, Minggu (22/12/2024).

    Menurut The Economist, Hock Tan berbeda dari bos teknologi abad ke-21 lainnya dalam beberapa cara yang mencolok. Pertama, dirinyaa lahir di Malaysia, bukan tempat yang dikenal menghasilkan banyak talenta global untuk posisi CEO.

    Usianya lebih tua satu dekade dibandingkan Tim Cook dan Jensen Huang, dan tiga dekade lebih tua dari Mark Zuckerberg. Sulit untuk menemukan foto dirinya tanpa kemeja rapi dan jas formal.

    Metodenya juga unik, meskipun ia mengaku tidak memiliki strategi besar, ia sangat metodis. William Kerwin dari Morningstar menilai pendekatannya lebih menyerupai gaya para taipan dalam pembelian aset.

    Temukan bisnis yang matang, idealnya yang penting bagi pelanggan. Belilah dengan harga yang wajar. Pangkas habis tenaga kerja, hilangkan produk yang kurang menguntungkan, dan kurangi anggaran penelitian dan pengembangan.

    Naikkan harga untuk pelanggan yang tidak punya pilihan lain. Kumpulkan uang tunai. Bagikan dividen dan pembelian kembali saham kepada pemegang saham, lalu ulangi prosesnya.

    Meskipun gemar melakukan akuisisi (US$ 150 miliar sejak Avago go public pada tahun 2009), obsesi terhadap arus kas, dan ketidaksabaran terhadap perusahaan yang kinerjanya buruk mengingatkan pada industri private equity, Hock Tan enggan membandingkan Broadcom dengan perusahaan ekuitas swasta atau hedge fund.

    (fsd/fsd)