Tag: Elon Musk

  • Elon Musk Minta Warga Jerman Pilih Partai Kontroversial Anti Imigran

    Elon Musk Minta Warga Jerman Pilih Partai Kontroversial Anti Imigran

    Jakarta

    Elon Musk mengadakan live streaming dengan Alice Weidel, salah satu pemimpin partai sayap kanan Jerman yang ia dukung, Alternative for Germany (AfD). Ia pun mendesak warga Jerman untuk memilih AfD, menandakan campur tangan yang makin dalam ke politik Eropa.

    “Hanya AfD dapat menyelamatkan Jerman, titik, dan orang-orang benar-benar perlu mendukung AfD, dan jika tidak, keadaan akan jadi sangat, sangat jauh lebih buruk di Jerman,” kata Musk selama siaran langsung audio bersama salah satu pemimpin partai Alice Weidel di X.

    Musk, sekutu dekat Presiden terpilih AS Donald Trump, membandingkan iklim politik di Jerman dengan Amerika Serikat. Menurutnya, orang-orang tidak senang dan menuntut perubahan ketika memilih Trump. Jerman sendiri akan mengadakan pemilu pada 23 Februari.

    “Jika Anda tidak senang dengan situasi ini, Anda harus memilih perubahan, dan itulah sebabnya saya sangat menyarankan agar orang-orang memilih AfD,” kata Musk yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Musk, orang terkaya di dunia, menghabiskan lebih dari satu jam berbicara dengan Alice Weidel. AfD sering dicurigai neo nazi dan anti imigran. Publisitas gratis Musk adalah keuntungan AfD, yang disingkirkan dari politik arus utama Jerman, salah satunya karena pemimpinnya meremehkan kekejaman Nazi.

    Badan intelijen domestik Jerman pun memantau AfD. Pengadilan Jerman menguatkan pengawasan, menemukan bahwa beberapa anggota AfD mendukung masyarakat dua tingkat di mana orang Jerman diberi lebih banyak hak daripada orang berlatar belakang imigran.

    Percakapan antara Musk dan Weidel secara umum bersahabat, yang menurut Weidel tidak biasa baginya. “Ini situasi yang sama sekali baru bagi saya, di mana saya dapat melakukan percakapan normal dan saya tidak diganggu atau dibingkai secara negatif,” katanya.

    Dia menyebut Musk seorang visioner. AfD kabarnya telah mengumpulkan sekitar 20% dukungan publik, namun partai tersebut sulit jadi bagian dari pemerintahan koalisi, karena sebagian besar partai lain bersumpah tidak bekerja sama dengan mereka.

    AfD sebelumnya pernah memprotes pembangunan pabrik kendaraan listrik Tesla di Jerman, sebagian karena pabrik tersebut akan menyediakan pekerjaan bagi orang-orang yang bukan warga negara Jerman.

    Berbicara kepada Musk mengenai Adolf Hitler, Weidel berargumen bahwa mereka berbeda. Menurutnya, Hitler bukan diktator sayap kanan, melainkan sosialis, komunis yang mengeksploitasi rasa iri terhadap orang Yahudi. “Kami adalah partai libertarian dan konservatif, tetapi kami selalu dibingkai secara keliru,” kata Weidel.

    Ia menyalahkan Angela Merkel atas migrasi tinggi yang ia kaitkan dengan kriminalitas di jalanan. “Angka kejahatan meroket,” katanya. Ia juga mengklaim Jerman memiliki sistem pendidikan liberal dan semua anak belajar studi gender. “Jadi virus pikiran woke telah menginfeksi Jerman dengan cukup parah,” cetus Musk.

    Percakapan itu membahas banyak hal, dari Ukraina ke Israel, migrasi, Mars, dan ke diskusi tentang keberadaan Tuhan. Di satu titik, jumlah audiens lebih dari 200 ribu. “Senang sekali mendengarkan Anda,” kata Weidel di akhir oborolan. Musk terkekeh, berterima kasih padanya, dan mengakhirinya.

    (fyk/fyk)

  • Meta Kini Rekomendasikan Konten Politik di Instagram dan Threads – Page 3

    Meta Kini Rekomendasikan Konten Politik di Instagram dan Threads – Page 3

    Unggahan blog Meta menyebut bahwa hal itu juga akan membatalkan perluasan misi aturan dan kebijakan, menyoroti penghapusan pembatasan pada subjek termasuk imigrasi, gender, dan identitas gender. 

    Perubahan ini terjadi ketika perusahaan teknologi dan para eksekutifnya bersiap untuk pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025.

    Trump sebelumnya vokal mengkritik Meta dan pendekatannya terhadap moderasi konten, menyebut Facebook “musuh rakyat” pada Maret 2024.

    Tetapi hubungan antara keduanya kemudian membaik. Zuckerberg makan malam di perkebunan Trump di Mar-a-Lago pada November. Meta juga menyumbang USD 1 juta untuk dana pelantikan presiden.

    “Pemilihan baru-baru ini juga terasa seperti titik balik yang memprioritaskan kebebasan berbicara,” kata Zuckerberg dalam sebuah video.

    Penggantian Nick Clegg oleh Joel Kaplan sebagai Head of Global Affairs Meta juga diartikan sebagai sinyal perubahan pendekatan perusahaan terhadap moderasi dan perubahan prioritas politiknya.

    Kate Klonick, profesor hukum di St John’s University Law School, mengatakan perubahan tersebut mencerminkan tren yang tampaknya tak terhindarkan selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak pengambilalihan X oleh Elon Musk.

    “Tata kelola pribadi ujaran di platform ini semakin menjadi poin politik,” katanya kepada BBC News.

    “Ketika perusahaan sebelumnya menghadapi tekanan untuk membangun kepercayaan dan mekanisme keamanan dalam menangani isu-isu seperti pelecehan, ujaran kebencian, dan disinformasi, perubahan radikal ke arah yang berlawanan kini tengah berlangsung,” Klonick memungkaskan.

  • X Disebut Langgar UU Layanan Digital, Elon Musk Terancam Kena Denda

    X Disebut Langgar UU Layanan Digital, Elon Musk Terancam Kena Denda

    Bisnis.com, JAKARTA – Platform media sosial X milik Elon Musk disebut melanggar sejumlah Undang-Undang Layanan Digital atau Digital Services Act (DSA) lantaran banyak mencakup konten ilegal atau berbahaya.

    Melansir Thverge.com, Kepala Kehakiman Eni Eropa Michael McGrath menyebut bakal menjalankan proses penyelidikan dengan sangat transparan terkait dugaan pelanggaran platform X tersebut.

    Adapun, laporan mengenai pelanggaran platform X itu mencuat usai salah seorang anggota parlemen Jerman melaporkan kecenderungan iklan X yang lebih berat terhadap pemimpim sayap kanan Jerman di X.

    Atas dasar hal itu, proses penyelidikan disebut telah dimulai pada Desember 2023. Dengan fokus penyelidikan pada penyebaran konten ilegal dalam konteks serangan Hamas terhadap Israel.

    Pada tahap awal penyelidikan, Uni Eropa mengungkap adanya temuan awal pelanggaran X terhadap UU Layanan DIgital terkait transparansi iklan hingga sistem verifikasi pengguna centang biru. 

    Apabila dugaan pelanggaran itu benar-benar terbukti nantinya, maka Elon Musk terancam bakal dikenakan denda mencapai 6% dari total pendapatan tahunan global platform X.

    “Platform yang dianggap telah melanggar DSA berisiko dikenai denda hingga 6% dari pendapatan tahunan global mereka,” demikian laporan Theverge dikutip Kamis (9/1/2025).

    Untuk diketahui, sejak membeli X pada 2022, Elon Musk memang secara jor-joran telah mengubah sistem verifikasi menjadi layanan berlangganan. Di samping itu, Bos Tesla itu juga memangkas sejumlah tim kepercayaan dan keamananan Twitter untuk lebih memoderasi branding baru X.

    Alhasil, upaya itu mendapat kritik dari Uni Eropa yang menilai bahwa moderasi X telah meningkatkan disinformasi di platform tersebut.

  • Elon Musk Prediksi Dogecoin dan Bitcoin Bakal Meledak, Kalau…

    Elon Musk Prediksi Dogecoin dan Bitcoin Bakal Meledak, Kalau…

    Jakarta

    Harga Dogecoin meroket tinggi, seiring dengan harga Bitcoin, menyusul pemilihan presiden AS Donald Trump yang dikampanyekan Musk. Para trader pun mulai penasaran apakah miliarder Tesla dan pemilik X itu akan membantu Trump menciptakan pemerintahan yang pro-kripto.

    Sekarang, saat para trader bersiap menunggu Musk mengumumkan ‘perubahan’ dalam dunia kripto. Nah, baru-baru ini, Musk mengatakan bahwa jika Departemen Doge-nya berhasil memerangi inflasi, hal itu dapat menurunkan harga dollar pada Bitcoin, Dogecoin, dan mata uang kripto besar lainnya.

    Departemen Efiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency (DOGE)) terinspirasi dari kripto yang terkenal berkat memenya. Setelah Trump secara resmi mengumumkan pembentukan DOGE, ini berhasil menarik perhatian besar pasar kripto, dengan harga yang melonjak lebih dari 105.465% sejak pertama kali diluncurkan.

    Sebelumnya, Garry Tan Chief Executive inkubator startup Y Combinator mengunggah video dengan keterangan. “Prediksi saya untuk tahun 2025 adalah dogecoin naik jika DOGE (departemen) milik Elon berhasil, dan inilah alasannya,” tulis Tan.

    Video itu menjelaskan krisis inflasi, menunjukkan bahwa inflasi terjadi ketika pemerintah mencetak uang secara berlebihan. Dengan suplai uang AS tumbuh sepuluh kali lebih cepat daripada ekonomi, inflasi melonjak, mengikis daya beli masyarakat. Tan menekankan perlunya pembatasan pengeluaran yang ketat untuk menghentikan pencairan moneter lebih lanjut, yang mana sejalan dengan visi pemerintas AS dan Elon Musk.

    Elon Musk merespons unggahan Tan. Dia mencatat bahwa jika inflasi berhasil dikendalikan, harga dollar untuk mata uang kripto seperti Dogecoin mungkin menurun.

    [Gambas:Twitter]

    “Jika inflasi dollar teratasi, harga dalam dollar untuk membeli mata uang kripto akan turun, jika faktor lainnya sama. Yang penting adalah rasio dollar terhadap mata uang kripto,” tegasnya.

    Utang AS telah melonjak selama beberapa tahun terakhir, mencapai lebih dari USD 34 triliun pada awal tahun 2024. Langkah-langkah stimulus COVID-19 dan lockdown berkontribusi terhadap pengeluaran pemerintah yang besar dan membantu terciptanya inflasi tak terkendali pada tahun 2022. Demikian melansir Forbes.

    (ask/afr)

  • Zuckerberg Contek Elon Musk Demi Puaskan Donald Trump

    Zuckerberg Contek Elon Musk Demi Puaskan Donald Trump

    Jakarta

    Mark Zuckerberg selaku pemilik Meta melakukan perubahan besar. Meta akan menyingkirkan pemeriksa fakta atau fact checker dan secara drastis mengurangi penyensoran.

    Mereka juga merekomendasikan lebih banyak konten politik di platformnya, termasuk Facebook, Instagram, dan Threads. Dengan kata lain, platform Meta akan jauh lebih bebas dalam menampilkan konten dibandingkan sebelumnya.

    Dalam video, Zuckerberg berjanji memprioritaskan kebebasan bicara setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dan mengatakan bahwa, dimulai di AS, ia akan menyingkirkan pemeriksa fakta dan menggantinya dengan community notes atau catatan komunitas yang mirip dengan X.

    X, media sosial milik Elon Musk, bergantung pada pengguna lain untuk menambahkan peringatan dan konteks pada postingan kontroversial. Menurut Zuck, para pemeriksa fakta Meta terlalu bias secara politis.

    Meta memiliki lebih dari 3 miliar pengguna. Zuck menyebut akan bekerja dengan Trump untuk melawan pemerintah di seluruh dunia yang mengekang perusahaan-perusahaan Amerika dan mendorong lebih banyak sensor.

    Ia menyinggung Eropa sebagai tempat dengan makin banyak undang-undang yang melembagakan penyensoran dan mempersulit inovasi. Ia menambahkan Negara-negara Amerika Latin memiliki pengadilan rahasia yang dapat memerintahkan perusahaan untuk diam-diam menghapus sesuatu.

    “Ada juga banyak hal yang benar-benar buruk di luar sana, narkoba, terorisme, eksploitasi anak. Ini adalah hal-hal yang kami tanggapi dengan sangat serius, dan saya ingin memastikan bahwa kami menanganinya dengan bertanggung jawab,” katanya.

    Pilpres AS menurutnya jadi titik balik. “Pemilu baru-baru ini juga terasa seperti titik balik budaya menuju, sekali lagi, memprioritaskan kebebasan berbicara,” cetusnya. yang dikutip detikINET dari Guardian.

    Menurutnya, menghapus beberapa batasan pada konten tentang topik seperti gender dan imigrasi akan memastikan orang dapat berbagi keyakinan dan pengalaman mereka. Fokus filter akan dialihkan hanya untuk menangani pelanggaran ilegal atau tingkat keparahan tinggi.

    Meta akan mengandalkan pengguna untuk melaporkan pelanggaran dengan tingkat keparahan yang lebih rendah sebelum mengambil tindakan. “Dengan menguranginya, kami akan mengurangi jumlah penyensoran di platform kami secara drastis,” katanya.

    (fyk/rns)

  • Pelaku Ledakan Cybertruck Pakai ChatGPT untuk Rancang Serangan

    Pelaku Ledakan Cybertruck Pakai ChatGPT untuk Rancang Serangan

    Jakarta

    Matthew Livelsberger, tentara yang meledakkan mobil Tesla Cybertruck di depan Trump International Hotel di Las Vegas, Amerika Serikat pekan lalu diketahui menggunakan ChatGPT untuk merencanakan serangannya.

    Seminggu setelah ledakan, kepolisian Las Vegas mengumumkan Livelsberger memiliki manifesto yang disimpan di ponselnya, serta email yang dikirimkan kepada seorang podcaster dan surat lainnya.

    Mereka juga menunjukkan bukti video yang menunjukkan Livelsberger menuangkan bahan bakar ke truk saat berhenti sebelum menuju hotel. Pelaku juga menyimpan catatan dugaan pengawasan, meskipun ia tidak memiliki catatan kriminal dan tidak diawasi atau diselidiki.

    Menariknya, kepolisian juga menemukan Livelsberger sempat bertanya kepada ChatGPT beberapa hari sebelum ledakan. Ia bertanya soal bagaimana cara merakit bahan peledak, seberapa cepat peluru harus ditembakkan agar bahan peledak bisa meledak, dan aturan apa yang harus dihindari untuk membeli bahan peledak.

    “Kita tahu AI akan mengakibatkan pergeseran bagi kita semua di satu titik atau lainnya, dalam kehidupan kita semua,” kata Sheriff Kepolisian Metropolitan Clark County/Las Vegas Kevin McMahill, seperti dikutip dari NBC News, Rabu (8/1/2025).

    “Saya rasa ini adalah insiden pertama yang saya ketahui di wilayah AS di mana ChatGPT digunakan untuk membantu seseorang membangun perangkat tertentu,” sambungnya.

    Juru bicara OpenAI, yang mengoperasikan ChatGPT, mengatakan pihaknya sedih melihat teknologinya digunakan untuk serangan tersebut. Mereka mengatakan OpenAI akan membantu penegak hukum dalam proses penyelidikan.

    “Kami turut sedih atas insiden ini dan berkomitmen untuk memastikan alat AI digunakan secara bertanggung jawab,” kata juru bicara OpenAI.

    “Model kami dirancang untuk menolak instruksi berbahaya dan meminimalisir konten berbahaya. Dalam kasus ini, ChatGPT menanggapi dengan informasi yang tersedia secara publik di internet dan memberikan peringatan terhadap aktivitas yang berbahaya atau ilegal,” sambungnya.

    Kepolisian Las Vegas mengidentifikasi Livelsberger sebagai sosok di balik ledakan tersebut. Koroner Clark County mengumumkan pria yang merupakan tentara aktif di US Army ini meninggal setelah menembak kepalanya sendiri.

    Ledakan ini menyebabkan tujuh orang mengalami luka ringan, namun hampir tidak ada kerusakan pada Trump International Hotel. Pihak berwenang mengayakan Livelsberger beraksi sendirian.

    Meskipun ia menjalankan aksinya menggunakan Cybertruck dan menargetkan hotel milik Presiden terpilih AS Donald Trump, pihak berwenang mengatakan Livelsberger tidak memiliki dendam terhadap Trump atau CEO Tesla Elon Musk.

    (vmp/vmp)

  • Tesla Cybertruck Meledak di Hotel Trump, Bukti Mobil Bisa Jadi Mata-mata

    Tesla Cybertruck Meledak di Hotel Trump, Bukti Mobil Bisa Jadi Mata-mata

    Jakarta

    Polisi dalam waktu singkat bisa mengungkap kronologi perjalanan, hingga data pelaku peledakan Tesla di luar Hotel Trump, Las Vegas, Amerika Serikat, (1/1/2025). Faktanya kinerja cepat polisi itu dibantu oleh data yang dikumpulkan oleh Tesla.

    Pelaku bernama Matthew Livelsberger, merupakan anggota Angkatan Darat Amerika Serikat. Polisi dengan mudah mengetahui perilaku berkendara Matthew sebelum mobil terbakar di depan Hotel. Informasi itu termasuk di mana truk itu berada, bagaimana ia melakukan perjalanan dari Colorado Springs ke Las Vegas, dan banyak lagi.

    “Saya harus berterima kasih kepada Elon Musk, secara khusus,” kata Sheriff Departemen Kepolisan Metropolitan Las Vegas Kevin McMahill dikutip dari Carscoops.

    “Dia memberi kami sedikit informasi tambahan,” ungkapnya lagi.

    Tesla dapat merangkum perjalanan Livelsberger selama lima hari dan empat negara bagian, antara lain, pemberhentian pengisian dayanya di berbagai lokasi, termasuk Monumen, Colorado, Albuquerque, New Mexico, dan Flagstaff, Arizona.

    Dikutip AP, Tesla menggunakan data yang dikumpulkan dari stasiun pengisian daya dan perangkat lunak on board.

    Beberapa ahli kurang antusias dengan keberhasilan Tesla. Apa yang terjadi dalam peristiwa itu jadi sorotan. Terutama privasi di era digitalisasi yang semakin ringkih. Pengawasan seperti demikian bak pedang bermata dua.

    Banyak mobil terbaru tidak hanya tahu di mana pemiliknya berada. Bukan cuma lokasi, pabrikan juga disebut memiliki akses ke kontak, catatan panggilan, teks, dan informasi sensitif lainnya berkat sinkronisasi ponsel.

    “Itu mengungkapkan jenis pengawasan menyeluruh yang terjadi… Ketika sesuatu yang buruk terjadi, itu membantu, tetapi itu adalah pedang bermata dua. Perusahaan yang mengumpulkan data ini dapat menyalahgunakannya,” kata David Choffnes dari Cybersecurity and Privacy Institute di Northeastern University.

    Mobil sekarang juga dilengkapi kamera untuk mengaktifkan fitur mengemudi sendiri, namun teknologi ini telah menambahkan risiko keamanan baru. Tesla pernah mendapat kecaman setelah Reuters melaporkan bagaimana karyawan dari tahun 2019 hingga 2022 berbagi video dan rekaman sensitif pengemudi satu sama lain, termasuk video insiden kemarahan di jalan hingga ketelanjangan.

    Tesla tidak menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui email tentang kebijakan privasinya. Di situs webnya, Tesla mengatakan bahwa mereka mengikuti aturan ketat untuk menjaga kerahasiaan nama dan informasi.

    “Tidak ada seorang pun selain Anda yang akan memiliki pengetahuan tentang aktivitas Anda, lokasi, atau sejarah tempat Anda berada. Informasi Anda disimpan secara pribadi dan aman.”

    Analis otomotif Sam Abuelsamid di Telemetry Insight, mengatakan dia tidak berpikir Tesla sangat lebih buruk daripada perusahaan otomotif lainnya dalam menangani data pelanggan, tetapi dia masih khawatir.

    “Ini adalah salah satu masalah etika terbesar yang kita miliki di sekitar kendaraan modern. Mereka terhubung,” katanya. “Konsumen perlu memiliki kendali atas data mereka.”

    Yang lain, General Motors, digugat pada bulan Agustus oleh jaksa agung Texas karena diduga menjual data dari 1,8 juta pengemudi ke perusahaan asuransi tanpa persetujuan mereka.

    Pada bulan Mei 2024, sebuah laporan muncul mengatakan bahwa dari 14 pembuat mobil, hanya lima yang membutuhkan surat perintah ketika pihak berwenang meminta data lokasi.

    Sebulan yang lalu, sebuah kelemahan keamanan menemukan bahwa sekitar 800.000 pemilik Volkswagen memiliki data GPS, status kendaraan, dan lebih banyak yang dapat diakses secara online oleh hampir semua orang.

    (riar/dry)

  • PM Inggris Tanggapi Tuduhan Elon Musk soal Kegagalan Usut Geng ‘Pemburu’ Anak

    PM Inggris Tanggapi Tuduhan Elon Musk soal Kegagalan Usut Geng ‘Pemburu’ Anak

    Bisnis.com, JAKARTA – Keir Starmer, pemimpin Partai Buruh dan Perdana Menteri Inggris buka suara mengenai kritikan Elon Musk saat dirinya menjabat sebagai Jaksa Agung Inggris (DPP).

    Mengutip dari Reuters, Rabu (8/1/2025) Musk dalam akun sosial X, menuduh Starmer gagal mengadili geng-geng yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak perempuan selama masa jabatannya sebagai DPP antara 2008 hingga 2013.

    Musk mengkritik Starmer atas kegagalannya menangani kasus pemerkosaan yang melibatkan geng-geng pria yang berlatar belakang Asia Selatan, yang memperkosa gadis-gadis muda. 

    Kritik ini mengarah pada insiden yang terjadi pada periode yang bersamaan dengan masa jabatan Starmer sebagai direktur penuntutan umum.

    Starmer, dalam sebuah konferensi pers, menanggapi tuduhan tersebut dengan tegas. Meskipun tidak menyebut nama Musk secara langsung, ia menekankan bahwa sebagai DPP, ia telah mengambil langkah penting dengan membuka kembali kasus-kasus yang sebelumnya ditutup dan memulai proses penuntutan terhadap geng-geng pemerkosa. 

    “Ketika saya menjadi kepala jaksa selama lima tahun, saya menanganinya secara langsung dan itulah sebabnya saya membuka kembali kasus-kasus yang telah ditutup dan seharusnya selesai,” kata Starmer.

    Starmer juga mengingatkan bahwa mereka yang menyebarkan kebohongan dan misinformasi mengenai masalah tersebut tidak berfokus pada korban, melainkan pada kepentingan diri mereka sendiri. 

    Kritik Musk, yang mencuat lebih lanjut di media sosial, termasuk pernyataan bahwa Starmer “benar-benar tercela,” tidak membuat Starmer tergoda untuk terlibat lebih jauh dalam perseteruan publik.

    Selain itu, Starmer juga menanggapi pesan Musk yang menyerang Menteri Perlindungan Jess Phillips, yang disebut Musk sebagai “pembela genosida pemerkosaan.” Starmer, dalam pembelaannya, menyatakan bahwa ia siap berbicara tentang ancaman serius yang dihadapi oleh politikus akibat racun dari kelompok sayap kanan, yang semakin meningkat.

    Pada sisi lain, komentar Elon Musk juga menyoroti juru kampanye Brexit Nigel Farage, yang menurut Musk harus mundur sebagai pemimpin Partai Reformasi sayap kanan Inggris. 

    Musk juga mendukung partai Alternatif untuk Jerman (AfD), yang dikenal sebagai partai anti-imigrasi dan anti-Islam, dalam pemilihan umum nasional mendatang.

    Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan meskipun Musk diizinkan untuk mengungkapkan pandangannya tentang politik Eropa, X harus mematuhi peraturan dalam Undang-Undang Layanan Digital Uni Eropa.

    UU tersebut mengharuskan platform daring besar menganalisis dan mengurangi potensi risiko bagi proses pemilihan umum dan wacana sipil.

    “DSA tidak menyensor jenis konten apa pun,” kata juru bicara tersebut. “Namun, ada batasan tertentu untuk itu, dan terutama ketika suatu platform digunakan atau disalahgunakan dalam konteks seperti itu,” ujarnya.

  • Bos Big Tech Ramai-ramai Merapat ke Trump

    Bos Big Tech Ramai-ramai Merapat ke Trump

    Jakarta

    Langkah CEO Meta, Mark Zuckerberg, menghapuskan tim pemeriksa fakta dan menggantinya dengan catatan komunitas dinilai sebagai kemenangan terbaru bagi presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dan penasihatnya, Elon Musk.

    Langkah induk perusahaan Facebook, Meta, untuk membentuk tim pemeriksa fakta muncul delapan tahun lalu setelah Trump secara mengejutkan memenangkan pemilu tahun 2016. Menurut para kritikus, hasil ini dimungkinkan oleh disinformasi yang merajalela di Facebook dan campur tangan oleh aktor asing, termasuk Rusia, di platform tersebut. Sekarang tim itu akan dihapus.

    Pemangkasan tim pengecek fakta ini terjadi beberapa hari sebelum pelantikan Trump, dan setelah beberapa pemimpin perusahaan teknologi AS menjalin hubungan dengannya.

    Sejak pemilihan umum pada November 2024, sejumlah tokoh senior telah bertemu dengan Trump di kediamannya di Florida, termasuk Zuckerberg dari Meta, CEO Apple Tim Cook, dan pendiri Amazon sekaligus eksekutif teknologi antariksa Jeff Bezos.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Amazon dan Meta telah mengumumkan sumbangan sebesar $1 juta untuk dana pelantikan Trump, seperti yang dilaporkan dilakukan oleh Cook dari Apple, dalam kapasitas pribadinya.

    Sementara itu, Elon Musk, pemilik platform media sosial X dan orang terkaya di dunia saat ini, adalah salah satu penasihat terdekat Donald Trump.

    Bos Meta Mark Zuckerberg mengatakan keputusan itu adalah tentang “mengembalikan kebebasan berekspresi” di platformnya dan “mengurangi kesalahan” yang katanya dibuat oleh sistem moderasi konten otomatis, yang mereka yakini langkah itu sama saja dengan penyensoran dalam beberapa kasus, menuduh beberapa pemeriksa fakta dipengaruhi oleh bias mereka sendiri.

    Pentingnya pemeriksa fakta di media sosial

    Lembaga pemeriksa fakta independen di Inggris, Full Fact, mengatakan keputusan itu kemungkinan akan membantu misinformasi menyebar lebih mudah secara daring.

    “Keputusan Meta untuk mengakhiri kemitraannya dengan pemeriksa fakta di AS mengecewakan dan merupakan langkah mundur yang berisiko menimbulkan efek mengerikan di seluruh dunia,” ujar Chris Morris, kepala eksekutif Full Fact.

    “Dari menjaga pemilu hingga melindungi kesehatan masyarakat hingga meredakan potensi kerusuhan di jalanan, pemeriksa fakta adalah penanggap pertama di lingkungan informasi. Spesialis kami dilatih untuk bekerja dengan cara yang mempromosikan bukti yang kredibel dan memprioritaskan penanganan informasi yang berbahaya. Kami percaya masyarakat punya hak untuk mengakses keahlian kami,” ujarnya.

    Sementara Ethan Zuckerman, profesor kebijakan publik, mengatakan bahwa perubahan dalam pemeriksaan fakta adalah “keputusan yang memajukan tujuan bisnis Zuckerberg: pemeriksaan fakta sulit, mahal, dan kontroversial,” kata yang baru-baru ini menggugat Meta atas kebijakan algoritmanya, kepada AFP.

    Namun bagi mereka yang berada di wilayah sayap kanan, keputusan tersebut merupakan titik balik.”Bagi kami yang telah berjuang dalam perang kebebasan berbicara selama bertahun-tahun, ini terasa seperti kemenangan besar dan titik balik,” kata investor David Sacks, yang berminat mengambil alih portofolio kecerdasan buatan dalam pemerintahan Trump.

    Trump telah menjadi kritikus keras Meta dan Zuckerberg selama bertahun-tahun. Ia menuduh perusahaan tersebut bias terhadapnya dan mengancam akan membalas begitu kembali menjabat.

    Ketika ditanya oleh wartawan apakah menurutnya langkah pemeriksaan fakta tersebut merupakan respons atas ancamannya terhadap Zuckerberg, Trump menjawab: “Mungkin, ya.”

    Pemulihan hubungan antara Mark Zuckerberg dan Trump telah lama diprediksi. Meta baru-baru juga ini menempatkan sekutu Trump, Dana White, di jajaran direksi.

    Meta terapkan “catatan komunitas”

    Keputusan itu, dan langkah untuk memangkas operasi pengecekan fakta, muncul setelah pilihan Trump untuk Komisi Komunikasi Federal, Brendan Carr, menuduh Facebook, Google, dan Apple “memainkan peran utama” dalam “kartel sensor.”

    Sam Altman, CEO di OpenAI, juga telah mengirimkan sinyal mendekat kepada pemerintahan yang akan datang, dengan mengatakan kepada penyiar konservatif Fox News pada bulan Desember bahwa ia yakin Trump akan mempertahankan Amerika Serikat sebagai pemain terkemuka di sektor kecerdasan buatan.

    Profesor ilmu politik Universitas Brown, Wendy Schiller, mengaku tidak terkejut bahwa perusahaan media sosial seperti Meta mulai meninggalkan pemeriksaan fakta karena partai politik dan perusahaan media sosial berkembang pesat ketika ada perpecahan.

    Namun, ia menambahkan bahwa “hal yang menyelamatkan mungkin adalah masih ada sejumlah outlet media sosial yang kompetitif sehingga tidak ada satu orang atau perusahaan pun yang mengendalikan semua arus informasi, termasuk pemerintah.”

    Facebook akan mengganti program pemeriksaan fakta dengan fitur bergaya “catatan komunitas”, mirip dengan yang digunakan pada platform X milik Musk.

    Musk segera mengisyaratkan persetujuannya, menyebut perubahan itu “keren.”

    AFP saat ini bekerja dalam 26 bahasa dengan program pemeriksaan fakta Facebook, di mana Facebook membayar untuk menggunakan pemeriksaan fakta dari sekitar 80 organisasi di seluruh dunia pada platformnya, WhatsApp dan Instagram.

    ae/hp (AFP, dpa)

    (ita/ita)

  • Meta Ikuti X Bikin Community Notes

    Meta Ikuti X Bikin Community Notes

    Video Pengumuman Mark Zuckerberg: Meta Ikuti X Bikin Community Notes

    874 Views | Rabu, 08 Jan 2025 09:44 WIB

    Facebook akan mengalami perubahan fitur. Pengumuman ini disampaikan oleh CEO Meta Mark Zuckerberg. Zuckerberg mengatakan fitur pemeriksaan fakta akan diganti dengan catatan komunitas atau community notes seperti di X milik Elon Musk.

    Dinda Ayu/Reuters – 20DETIK