Tag: Eka Ginanjar

  • Ngeri! Dokter Ungkap yang Terjadi pada Paru-paru saat Terkena Pneumonia

    Ngeri! Dokter Ungkap yang Terjadi pada Paru-paru saat Terkena Pneumonia

    Jakarta

    Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Eka Ginanjar, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH, mengungkapkan pneumonia dapat menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru dan berisiko menimbulkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat.

    Ia menjelaskan, pneumonia terjadi ketika paru-paru terinfeksi mikroorganisme seperti bakteri atau virus, yang kemudian memicu penumpukan cairan atau nanah di dalam jaringan paru. Kondisi ini diibaratkan seperti luka bernanah yang terjadi di dalam organ vital paru-paru.

    Infeksi tersebut dapat mengganggu fungsi paru-paru sebagai organ pernapasan. Jika tidak ditangani dengan sistem imun yang kuat dan pengobatan yang tepat, fungsi paru-paru bisa terus menurun hingga menyebabkan gagal napas.

    “Simpelnya ada kemasukan bakteri virus, ada juga yang bukan bakteri virus. Kemasukan sehingga ada infeksi bisa tertimbun air, air itu bersekret dari paru-paru atau jadi kayak koreng nanah, tapi di dalam paru-paru,” ucapnya dalam diskusi publik bertajuk Perlindungan Populasi Dewasa dari Pneumonia Melalui Vaksinasi di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

    dr Eka mengatakan, salah satu penyebab pneumonia yang paling sering ditemukan adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Infeksi ini dapat berkembang menjadi pneumonia invasif, yaitu infeksi berat yang tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke aliran darah (bakteremia) dan organ-organ lain dalam tubuh.

    Ketika infeksi menyebar secara sistemik dan memengaruhi berbagai organ vital seperti ginjal atau jantung, kondisi ini dikenal sebagai sepsis. Pada tahap ini, pasien berisiko mengalami kerusakan organ multipel yang dapat berujung fatal.

    Adapun kelompok yang paling rentan mengalami pneumonia berat adalah lansia, individu dengan penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, atau autoimun, serta pengidap HIV.

    “Jadi, bahaya kalau kita tidak atasi dengan baik,” ucapnya lagi.

    “banyak yang memang menyebabkan bakteremia. Apa itu bakteremia? Si kumannya itu lari ke mana-mana. Maksudnya dari paru-paru, infeksi ke paru-paru, paru-parunya digerogoti dia menyebar ke seluruh tubuh,’ sambungnya lagi.

    (suc/suc)

  • Kasus Pneumonia di RI Masih Tinggi, PAPDI Rekomendasikan Vaksin untuk Usia 18+

    Kasus Pneumonia di RI Masih Tinggi, PAPDI Rekomendasikan Vaksin untuk Usia 18+

    Jakarta

    Beban penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta. Di Indonesia pneumonia masih termasuk dalam 10 besar penyebab kematian berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, dengan angka kematian berkisar 5 hingga 7 persen, bahkan lebih tinggi pada populasi lansia.

    Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menekankan pentingnya perlindungan terhadap populasi dewasa dari pneumonia melalui vaksinasi.

    Ketua Umum Pengurus Pusat PAPDI 2025-2028, Dr dr Eka Ginanjar, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH, menyebut upaya memperluas cakupan vaksinasi pneumonia menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit menular di Indonesia.

    “Vaksinasi merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia,” ucap dr Eka dalam konferensi pers di Rumah PAPDI, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).

    Selain mencegah kesakitan dan kematian, vaksinasi juga diyakini mampu menurunkan beban biaya perawatan kesehatan akibat pneumonia khususnya pada kelompok rentan.

    Sementara itu, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr dr Sukamto Koesnoe, menyampaikan pembaruan terkait Jadwal Imunisasi Dewasa 2025.

    PAPDI telah merekomendasikan vaksinasi pneumokok pada orang dewasa. Vaksin pneumokok yang saat ini tersedia dan dapat diberikan kepada orang dewasa antara lain vaksin pneumokok jenis konjugat untuk orang dewasa mulai usia 18 tahun atau vaksin pneumokok polisakarida untuk orang dewasa mulai usia 50 tahun.

    Vaksin pneumokok konjugat terbaru yaitu PCV-20 telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada September 2024 dan kini telah tersedia di berbagai rumah sakit di Indonesia.

    “Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI terus melakukan kajian dan telaah terhadap perkembangan vaksin-vaksin baru yang tersedia di Indonesia kemudian secara berkala memperbarui Jadwal Imunisasi Dewasa agar tetap relevan dan aplikatif, sehingga dapat memudahkan para tenaga kesehatan dalam menerapkan vaksinasi di praktik klinis sehari-hari.” ujar Sukamto.

    (suc/naf)