TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Persoalan bahan bakar minyak (BBM) kembali dikeluhkan masyarakat.
Kali ini, sebagian masyarakat Bontang, Kalimantan Timur, mengeluh mesin motornya tersendat-sendat atau berebet usai mengisi bensin di SPBU di kawasan tersebut.
Hal ini pun viral di media sosial dan di grup WhatsApp publik Kota Bontang.
Seorang warga bernama Dalle, mengaku motornya dengan merek Honda Beat, mengalami kendala setelah mengisi Pertamax di salah satu SPBU di Kota Bontang pada 30 Maret 2025.
Ia baru menyadari masalah tersebut ketika indikator bahan bakar menunjukkan sisa dua batang.
Dugaan sementara, BBM yang ia beli mengandung campuran air.
“Sisa dua batang itu baru terasa brebet (tersendat-sendat), apalagi kalau jalan pelan,” kata Dalle dikutip dari Tribunkaltim, Rabu (2/4/2025).
Polisi Turun Tangan
Merespons keluhan masyarakat, Kepolisian Resor Bontang turun langsung melakukan inspeksi ke sejumlah SPBU.
Kapolres Bontang, AKBP Alex Frestian Lumban Tobing, bersama jajarannya mendatangi SPBU di Jalan Bhayangkara sebagai lokasi pertama.
Dari pantauan awak media, petugas mengambil sampel satu liter BBM jenis Pertamax menggunakan wadah takar transparan dan mencampurkannya dengan pasta khusus.
Menurut Alex, jika BBM tersebut mengandung air, molekulnya akan terpisah dan pasta yang awalnya berwarna oranye kekuningan akan berubah menjadi merah.
“Kami ingin memastikan dan merespons cepat keluhan masyarakat soal BBM ini,” kata Alex.
Namun, hasil pemeriksaan di SPBU tersebut tidak menemukan indikasi BBM tercampur air. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan ke SPBU di Tanjung Laut dengan hasil serupa.
Meski demikian, Kapolres menegaskan bahwa sidak tidak berhenti di sini.
Pihaknya akan menyusuri bengkel-bengkel untuk mengumpulkan informasi tambahan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar proaktif melaporkan jika mengalami masalah serupa, dengan membawa bukti yang valid.
“Ini memang keluhan yang banyak ditemukan di lapangan. Kami membutuhkan informasi yang valid dari masyarakat, selain juga terus memantau langsung penyaluran BBM di SPBU,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kapolres masih melakukan sidak ke beberapa SPBU lainnya, termasuk di Kilometer 3, Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Utara.
Pertamina Lakukan Uji Lab
Kadar kandungan BBM di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kini masih berada dalam tahap pengujian laboratorium.
Pengujian ini dilakukan sebagai rangkaian dari investigasi oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Tepatnya pasca masuknya berbagai laporan keluhan dari masyarakat atas dugaan BBM yang bermasalah dan berdampak terhadap performa kendaraan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Edi Mangun mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel BBM dari SPBU di Balikpapan.
“Kami masih mengambil beberapa sampel lagi untuk memastikan apakah ada yang aneh dengan BBM yang kami drop ke SPBU,” ungkapnya pada TribunKaltim.co, Selasa (1/4/2025)
Jika sudah mendapatkan hasil, sebut Edi, pihaknya akan mengumumkan ke publik.
“Nanti kami akan merilis hasilnya untuk Balikpapan,” imbuhnya.
Sebelumnya, pengujian sampel acak BBM dari SPBU di Samarinda telah dilakukan.
Pengujian ini dilakukan di PT Kilang Pertamina Internasional Balikpapan dan mencakup berbagai parameter.
Mulai dari kandungan oktan, stabilitas dan tingkat emisi.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan telah memastikan bahwa kualitas BBM di Samarinda memenuhi standar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).
Sebagai informasi, sempat muncul isu mengenai kualitas bahan bakar yang diduga bermasalah.
Menanggapi hal ini, SPBU 6476118 di Jalan Mulawarman, Batakan, Kota Balikpapan, menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen menjaga standar kualitas dan kuantitas BBM.
Pengelola SPBU, Marselinus, memastikan bahwa seluruh prosedur operasional dijalankan sesuai standar.
“Menanggapi isu di media saat ini bahwa kualitas BBM yang dijual di SPBU bercampur air dan sebagainya, kami selama ini menjalankan prosedur sebagaimana menjaga kualitas dan kuantitas BBM yang kami jual,” tegasnya, Kamis (27/3/2025) lalu.
Marselinus mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengecekan kualitas bahan bakar menggunakan hidrometer untuk mengukur densitas dan kadar air.
Selain itu, dipstik dengan pasta air juga digunakan untuk memastikan tidak ada kandungan air dalam BBM.
Hasil pengecekan menunjukkan bahan bakar di SPBU ini memenuhi standar dan layak edar.
Ia menambahkan bahwa pengecekan tersebut dilakukan setiap hari.
Termasuk pengambilan sampel setiap kali menerima pasokan BBM dari mobil tangki.
“Kami melakukan pengecekan setiap hari (untuk) kadar (air) dalam tangki dan melakukan sampel setiap penerimaan BBM dari mobil tangki,” jelasnya.
Sebagai bentuk transparansi, SPBU Batakan menyimpan hasil pengecekan harian dan sampel bahan bakar hingga hari berikutnya.
“Sebagai bukti, kami masih menyimpan sampel sampai esok hari hingga terganti lagi,” pungkasnya.
(TribunKaltim/Tribunnews)