Tag: Eddy Widjanarko

  • Ekspor Alas Kaki RI Diproyeksi Tumbuh 10% Usai Tarif Trump Berlaku

    Ekspor Alas Kaki RI Diproyeksi Tumbuh 10% Usai Tarif Trump Berlaku

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menargetkan pertumbuhan kinerja ekspor alas kaki nasional tumbuh 10% hingga akhir tahun ini. Pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih menjadi tumpuan optimisme pelaku usaha. 

    Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan, AS merupakan pasar yang besar bagi produk alas kaki Indonesia dengan pangsa kurang di kisaran 25%-26%, sedangkan Uni Eropa mencapai 27%.

    “Industri alas kaki Indonesia ini punya posisi yang sangat stabil, jadi artinya kenaikan kita di pasar Amerika itu bisa naik tetapi sangat kecil, tapi naik terus, dalam pengertian kenaikannya itu terukur,” kata Eddy kepada Bisnis, Selasa (2/9/2025). 

    Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor alas kaki (HS 64) ke AS pada periode Januari-Juli 2025 mencapai US$1,57 miliar atau 8,77% dari total ekspor nonmigas ke AS. 

    Capaian ekspor periode Januari-Juli tahun ini meningkat 22,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,28 miliar. Nilai ekspor alas kaki masih tumbuh jelang penerapan tarif Trump pada Agustus 2025. 

    Tak hanya itu, pasar Eropa juga kini disebut akan makin terbuka seiring dengan percepatan penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang ditargetkan disepakati September ini. 

    “Tentu kita Eropa, jadi Eropa sendiri secara total itu ada lebih dari 14 negara kalau tidak salah, totalnya 27% total ekspor kita,” tuturnya. 

    Adapun, total ekspor alas kaki ke UE disebut mencapai US$1,72 miliar sepanjang tahun lalu. Kendati demikian, untuk periode tahun ini Aprisindo belum memberikan data negara-negara Eropa yang menjadi tujuan ekspor. 

    Namun, pihaknya meyakini bahwa ekspor alas kaki Indonesia akan meningkat dengan terukur ke AS dan Eropa hingga 10% tahun ini. 

    “Iya benar, naik 10% [target ekspor tahun ini]. Sekarang baru naik 8% [year-to-date]. Jadi dua kelompok ini, Eropa dan Amerika itu menjadi market alas kaki Indonesia yang sangat penting,” pungkasnya. 

  • 11 Negara 280 Perserta Ramaikan Indo Leather & Footwear Expo 2025

    11 Negara 280 Perserta Ramaikan Indo Leather & Footwear Expo 2025

    Medcom • 09 Agustus 2025 11:43

    Jakarta: Industri kulit, barang dari kulit, alas kaki, serta tekstil dan pakaian jadi mencatatkan kinerja yang semakin menjanjikan pada triwulan pertama tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional.

    Data terbaru dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menunjukkan bahwa sektor alas kaki nasional terus mencetak capaian positif di tingkat global. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat sebesar 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Secara global, Indonesia kini menempati posisi ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas produk Indonesia semakin diakui dan dipercaya oleh pasar internasional. Amerika Serikat menjadi pasar utama ekspor Indonesia untuk produk alas kaki dan pakaian jadi.

    Di Eropa, Jerman, Belanda, dan Belgia merupakan mitra penting untuk produk kulit dan sepatu. Sementara itu, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan di Asia berperan sebagai pasar strategis bagi tekstil dan pakaian jadi. Capaian ekspor ini menunjukkan daya saing industri manufaktur Indonesia yang kuat serta potensi besar untuk terus tumbuh di pasar global.

    Dalam semangat mendukung pertumbuhan industri kulit dan alas kaki serta memperkuat daya saing pelaku usaha nasional, Krista Exhibitions kembali menghadirkan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025. Memasuki edisi ke-18, pameran berskala internasional ini akan digelar pada 14–16 Agustus 2025 dan secara khusus menampilkan ragam inovasi dari sektor kulit dan alas kaki.

    ILF Expo 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan para pelaku industri dengan penyedia teknologi manufaktur, mesin industri terkini, bahan baku berkualitas, serta berbagai layanan pendukung yang terintegrasi sekaligus membuka peluang kerja sama bisnis di tingkat nasional maupun global.

    Daud D. Salim, CEO Krista Exhibitions dalam sambutan nya di Konferensi Pers menyampaikan “Industri sepatu dan alas kaki Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang sangat positif.

    Produk-produk kita kini tidak hanya diterima, tetapi juga diakui secara global karena kualitas dan daya saingnya yang semakin kuat. Ini menjadi bukti bahwa pelaku industri dalam negeri mampu menjawab kebutuhan pasar dunia dengan inovasi dan ketangguhan.

    Lebih lanjut, Daud D Salim menambahkan, “Melalui Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025, kami berkomitmen menyediakan wadah strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembeli dari dalam dan luar negeri.

    “Pameran ini bukan sekadar ajang promosi, tetapi juga motor penggerak transformasi industri, memperluas jejaring global, dan membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan bagi para pelaku usaha nasional,” ungkap Daud D Salim.

    Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM dan diikuti oleh pelaku industri dari 11 negara yakni China, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Switzerland, Taiwan dan Vietnam. Dan menargetkan 15.000 pengunjung.

    Produk yang ditampilkan sangat beragam, meliputi alas kaki (sepatu fashion, boots, flat shoes, sandal), produk kulit (untuk fashion, furnitur, aksesori, dan kulit eksotik), serta mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri.

    Sebagai bagian dari rangkaian Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan berbagai acara unggulan, salah satunya adalah Kontes Busana Hari Kemerdekaan: Kebaya & Batik.

    Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara PERWANTI, Krista Exhibitions, dan PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), serta didukung oleh Sekar Ayu Jiwanta dan juga fashion show eksklusif dari BRUTUS & BURGO.

    Pameran ini juga akan menjadi momen spesial dengan perayaan Anniversary APRISINDO. Talk Show eksklusif akan turut digelar dengan menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Poppy Dharsono selaku (Ketua Umum Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan juga Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Eddy Widjanarko selaku (Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), serta Bayu Wicaksono dari Kementerian Perdagangan dengan tema “Merajut Kolaborasi Fashion dan Manufaktur: Masa Depan Industri Alas Kaki dan Kulit Indonesia”.

    Business Matching, acara Networking Dinner akan menjadi wadah strategis yang mempertemukan para anggota asosiasi seperti APRISINDO, APRINDO, APPMI, dan APKI dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

    Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan buyer potensial dari dalam dan luar negeri untuk bertemu langsung dengan produsen lokal dalam suasana hangat dan penuh keakraban dengan penampilan musik.

    Kesuksesan penyelenggaraan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri. Dukungan datang dari berbagai institusi strategis seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta pemerintah daerah seperti Kabupaten Garut, yang dikenal sebagai salah satu sentra industri kulit nasional.

    Jakarta: Industri kulit, barang dari kulit, alas kaki, serta tekstil dan pakaian jadi mencatatkan kinerja yang semakin menjanjikan pada triwulan pertama tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional.
     
    Data terbaru dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menunjukkan bahwa sektor alas kaki nasional terus mencetak capaian positif di tingkat global. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat sebesar 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
     
    Secara global, Indonesia kini menempati posisi ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas produk Indonesia semakin diakui dan dipercaya oleh pasar internasional. Amerika Serikat menjadi pasar utama ekspor Indonesia untuk produk alas kaki dan pakaian jadi.

    Di Eropa, Jerman, Belanda, dan Belgia merupakan mitra penting untuk produk kulit dan sepatu. Sementara itu, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan di Asia berperan sebagai pasar strategis bagi tekstil dan pakaian jadi. Capaian ekspor ini menunjukkan daya saing industri manufaktur Indonesia yang kuat serta potensi besar untuk terus tumbuh di pasar global.
     
    Dalam semangat mendukung pertumbuhan industri kulit dan alas kaki serta memperkuat daya saing pelaku usaha nasional, Krista Exhibitions kembali menghadirkan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025. Memasuki edisi ke-18, pameran berskala internasional ini akan digelar pada 14–16 Agustus 2025 dan secara khusus menampilkan ragam inovasi dari sektor kulit dan alas kaki.
     
    ILF Expo 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan para pelaku industri dengan penyedia teknologi manufaktur, mesin industri terkini, bahan baku berkualitas, serta berbagai layanan pendukung yang terintegrasi sekaligus membuka peluang kerja sama bisnis di tingkat nasional maupun global.
     
    Daud D. Salim, CEO Krista Exhibitions dalam sambutan nya di Konferensi Pers menyampaikan “Industri sepatu dan alas kaki Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
     
    Produk-produk kita kini tidak hanya diterima, tetapi juga diakui secara global karena kualitas dan daya saingnya yang semakin kuat. Ini menjadi bukti bahwa pelaku industri dalam negeri mampu menjawab kebutuhan pasar dunia dengan inovasi dan ketangguhan.
     
    Lebih lanjut, Daud D Salim menambahkan, “Melalui Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025, kami berkomitmen menyediakan wadah strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembeli dari dalam dan luar negeri.
     
    “Pameran ini bukan sekadar ajang promosi, tetapi juga motor penggerak transformasi industri, memperluas jejaring global, dan membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan bagi para pelaku usaha nasional,” ungkap Daud D Salim.
     
    Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM dan diikuti oleh pelaku industri dari 11 negara yakni China, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Switzerland, Taiwan dan Vietnam. Dan menargetkan 15.000 pengunjung.
     
    Produk yang ditampilkan sangat beragam, meliputi alas kaki (sepatu fashion, boots, flat shoes, sandal), produk kulit (untuk fashion, furnitur, aksesori, dan kulit eksotik), serta mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri.
     
    Sebagai bagian dari rangkaian Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan berbagai acara unggulan, salah satunya adalah Kontes Busana Hari Kemerdekaan: Kebaya & Batik.
     
    Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara PERWANTI, Krista Exhibitions, dan PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), serta didukung oleh Sekar Ayu Jiwanta dan juga fashion show eksklusif dari BRUTUS & BURGO.
     
    Pameran ini juga akan menjadi momen spesial dengan perayaan Anniversary APRISINDO. Talk Show eksklusif akan turut digelar dengan menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Poppy Dharsono selaku (Ketua Umum Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan juga Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Eddy Widjanarko selaku (Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), serta Bayu Wicaksono dari Kementerian Perdagangan dengan tema “Merajut Kolaborasi Fashion dan Manufaktur: Masa Depan Industri Alas Kaki dan Kulit Indonesia”.
     
    Business Matching, acara Networking Dinner akan menjadi wadah strategis yang mempertemukan para anggota asosiasi seperti APRISINDO, APRINDO, APPMI, dan APKI dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.
     
    Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan buyer potensial dari dalam dan luar negeri untuk bertemu langsung dengan produsen lokal dalam suasana hangat dan penuh keakraban dengan penampilan musik.
     
    Kesuksesan penyelenggaraan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri. Dukungan datang dari berbagai institusi strategis seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta pemerintah daerah seperti Kabupaten Garut, yang dikenal sebagai salah satu sentra industri kulit nasional.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (MMI)

  • Ekspor alas kaki Indonesia meningkat, ILF Expo 2025 jadi ajang strategis

    Ekspor alas kaki Indonesia meningkat, ILF Expo 2025 jadi ajang strategis

    ILF Expo 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan para pelaku industri dengan penyedia teknologi manufaktur, mesin industri terkini, bahan baku berkualitas, serta berbagai layanan pendukung yang terintegrasi sekaligus membuka peluang kerja sama bisnis di tingkat nasional maupun global. (foto: ist)

    Ekspor alas kaki Indonesia meningkat, ILF Expo 2025 jadi ajang strategis
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 09 Agustus 2025 – 09:21 WIB

    Elshinta.com – Jakarta – Industri kulit, barang dari kulit, alas kaki, serta tekstil dan pakaian jadi mencatatkan kinerja yang semakin menjanjikan pada triwulan pertama tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional. 

    Data terbaru dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menunjukkan bahwa sektor alas kaki nasional terus mencetak capaian positif di tingkat global. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat sebesar 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Secara global, Indonesia kini menempati posisi ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas produk Indonesia semakin diakui dan dipercaya oleh pasar internasional. Amerika Serikat menjadi pasar utama ekspor Indonesia untuk produk alas kaki dan pakaian jadi. 

    Di Eropa, Jerman, Belanda, dan Belgia merupakan mitra penting untuk produk kulit dan sepatu. Sementara itu, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan di Asia berperan sebagai pasar strategis bagi tekstil dan pakaian jadi. Capaian ekspor ini menunjukkan daya saing industri manufaktur Indonesia yang kuat serta potensi besar untuk terus tumbuh di pasar global.

    Dalam semangat mendukung pertumbuhan industri kulit dan alas kaki serta memperkuat daya saing pelaku usaha nasional, Krista Exhibitions kembali menghadirkan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025. Memasuki edisi ke-18, pameran berskala internasional ini akan digelar pada 14–16 Agustus 2025 dan secara khusus menampilkan ragam inovasi dari sektor kulit dan alas kaki.

    ILF Expo 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan para pelaku industri dengan penyedia teknologi manufaktur, mesin industri terkini, bahan baku berkualitas, serta berbagai layanan pendukung yang terintegrasi sekaligus membuka peluang kerja sama bisnis di tingkat nasional maupun global.

    Daud D. Salim, CEO Krista Exhibitions dalam sambutan nya di Konferensi Pers menyampaikan “Industri sepatu dan alas kaki Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Produk-produk kita kini tidak hanya diterima, tetapi juga diakui secara global karena kualitas dan daya saingnya yang semakin kuat. Ini menjadi bukti bahwa pelaku industri dalam negeri mampu menjawab kebutuhan pasar dunia dengan inovasi dan ketangguhan. 

    Lebih lanjut, Daud D Salim menambahkan, “Melalui Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025, kami berkomitmen menyediakan wadah strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembeli dari dalam dan luar negeri. Pameran ini bukan sekadar ajang promosi, tetapi juga motor penggerak transformasi industri, memperluas jejaring global, dan membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan bagi para pelaku usaha nasional.” ungkap Daud D Salim

    Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM dan diikuti oleh pelaku industri dari 11 negara yakni China, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Switzerland, Taiwan dan Vietnam.

    Dan menargetkan 15.000 pengunjung. Produk yang ditampilkan sangat beragam, meliputi alas kaki (sepatu fashion, boots, flat shoes, sandal), produk kulit (untuk fashion, furnitur, aksesori, dan kulit eksotik), serta mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri.

    Sebagai bagian dari rangkaian dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan berbagai acara unggulan, salah satunya adalah Kontes Busana Hari Kemerdekaan: Kebaya & Batik. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara PERWANTI, Krista Exhibitions, dan PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), serta didukung oleh Sekar Ayu Jiwanta dan juga fashion show eksklusif dari BRUTUS & BURGO.

    Pameran ini juga akan menjadi momen spesial dengan perayaan Anniversary APRISINDO. Talk Show eksklusif akan turut digelar dengan menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Poppy Dharsono selaku (Ketua Umum Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan juga Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Eddy Widjanarko selaku (Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), serta Bayu Wicaksono dari Kementerian Perdagangan dengan tema “ Merajut Kolaborasi Fashion dan Manufaktur: Masa Depan Industri Alas Kaki dan Kulit Indonesia”.

    Business Matching, acara Networking Dinner akan menjadi wadah strategis yang mempertemukan para anggota asosiasi seperti APRISINDO, APRINDO, APPMI, dan APKI dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan buyer potensial dari dalam dan luar negeri untuk bertemu langsung dengan produsen lokal dalam suasana hangat dan penuh keakraban dengan penampilan musik. 

    Kesuksesan penyelenggaraan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri. Dukungan datang dari berbagai institusi strategis seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta pemerintah daerah seperti Kabupaten Garut, yang dikenal sebagai salah satu sentra industri kulit nasional. Tidak ketinggalan, peran aktif dari asosiasi industri seperti APRISINDO, APKI, ASPERAPI, dan APRINDO. (Dd)

    Sumber : Sumber Lain

  • Krista Exhibitions Gelar ILF Expo 2025, Diikuti 280 Peserta dari 11 Negara

    Krista Exhibitions Gelar ILF Expo 2025, Diikuti 280 Peserta dari 11 Negara

    Jakarta

    Industri kulit, barang dari kulit, alas kaki, serta tekstil dan pakaian jadi mencatatkan kinerja positif pada triwulan pertama tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan, baik dari pasar domestik maupun internasional.

    Data terbaru dari Kementerian Perindustrian menunjukkan sepanjang Januari-Maret 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS. Angka meningkat sebesar 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Secara global, Indonesia kini menempati posisi ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen.

    Dalam rangka mendukung pertumbuhan industri kulit dan alas kaki, Krista Exhibitions menggelar Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 pada 14-16 Agustus 2025. Pameran berskala internasional ini menampilkan ragam inovasi dari sektor kulit dan alas kaki.

    “Industri sepatu dan alas kaki Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Produk-produk kita kini tidak hanya diterima, tetapi juga diakui secara global karena kualitas dan daya saingnya yang semakin kuat. Ini menjadi bukti bahwa pelaku industri dalam negeri mampu menjawab kebutuhan pasar dunia dengan inovasi dan ketangguhan,” ujar CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/8/2025).

    Daud mengatakan ILF Expo 2025 menjadi ajang mempertemukan para pelaku industri dengan penyedia teknologi manufaktur, mesin industri terkini, bahan baku berkualitas, serta berbagai layanan pendukung. Ajang ini juga membuka peluang kerja sama bisnis di tingkat nasional maupun global.

    “Melalui Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025, kami berkomitmen menyediakan wadah strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembeli dari dalam dan luar negeri. Pameran ini bukan sekadar ajang promosi, tetapi juga motor penggerak transformasi industri, memperluas jejaring global, dan membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan bagi para pelaku usaha nasional,” imbuhnya,

    Diikuti 11 Negara dari China hingga Switzerland

    Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 menghadirkan lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM. Diikuti pelaku industri dari 11 negara yakni China, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Switzerland, Taiwan dan Vietnam, pameran ini menargetkan 15.000 pengunjung.

    Adapun produk yang ditampilkan pun beragam, meliputi alas kaki (sepatu fashion, boots, flat shoes, sandal), dan produk kulit (untuk fashion, furniture, aksesori, dan kulit eksotis). Ada pula mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri.

    Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, ILF Expo 2025 menghadirkan berbagai acara unggulan, salah satunya adalah Kontes Busana Hari Kemerdekaan: Kebaya & Batik. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara PERWANTI, Krista Exhibitions, dan PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), serta didukung oleh Sekar Ayu Jiwanta. Ada pula fashion show eksklusif dari BRUTUS & BURGO.

    Pameran ini juga akan menjadi momen spesial dengan perayaan Anniversary APRISINDO. Talk Show eksklusif bertema “Merajut Kolaborasi Fashion dan Manufaktur: Masa Depan Industri Alas Kaki dan Kulit Indonesia” pun akan turut digelar.

    Talkshow ini akan menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh, seperti selaku Ketua Umum Indonesia Fashion Chamber (IFC) dab Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono; Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Eddy Widjanarko; serta perwakilan Kementerian Perdagangan, Bayu Wicaksono.

    Pameran ini juga menghadirkan Business Matching yang akan mempertemukan para anggota asosiasi seperti APRISINDO, APRINDO, APPMI, dan APKI. Acara ini juga menghadirkan buyer potensial dari dalam dan luar negeri untuk bertemu dengan produsen lokal.

    Sebagai informasi, penyelenggaraan Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 turut didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

    Kemudian, pemerintah daerah seperti Kabupaten Garut, yang dikenal sebagai salah satu sentra industri kulit nasional. Tidak ketinggalan, peran aktif dari asosiasi industri seperti APRISINDO, APKI, ASPERAPI, dan APRINDO.

    (akd/akd)

  • Kemenham Dorong Uji Tuntas HAM di Dunia Usaha, Jatim Jadi Pelopor

    Kemenham Dorong Uji Tuntas HAM di Dunia Usaha, Jatim Jadi Pelopor

    Surabaya (beritajatim.com) — Kementerian Hak Asasi Manusia (Kemenham) melalui Kantor Wilayah Jawa Timur mendorong sektor dunia usaha untuk lebih aktif menjunjung prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). Langkah ini ditandai dengan penyelenggaraan kegiatan “Penguatan Kapasitas HAM bagi Pelaku Usaha” yang digelar di Surabaya, Selasa (10/6/2025).

    Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri HAM RI, Mugiyanto, yang juga menyampaikan pidato utama bertema “Peran Pemerintah dalam Penguatan Kapasitas HAM bagi Pelaku Usaha”.

    Pada kesempatan itu, dia menegaskan bahwa penghormatan terhadap HAM tidak hanya menjadi kewajiban negara, tetapi juga tanggung jawab pelaku usaha.

    “Yang jauh lebih penting sebenarnya adalah pemahaman HAM kepada aparatur negara dan pelaku usaha. Dunia sudah bergerak ke arah praktik bisnis yang menghormati HAM,” ujar Mugiyanto.

    Dia mengungkapkan, pemerintah sedang menyusun regulasi yang akan mewajibkan uji tuntas HAM (human rights due diligence) bagi perusahaan, terutama yang memiliki lebih dari seribu pekerja. Peraturan ini ditargetkan terbit dalam bentuk Peraturan Presiden pada tahun 2026.

    “Ke depan, kami akan memberlakukan uji tuntas HAM terhadap dunia usaha. Ini akan menjadi alat kontrol terhadap kepatuhan mereka,” tegasnya.

    Wamen Mugiyanto juga mengungkap berbagai bentuk pelanggaran HAM yang masih terjadi di dunia usaha. Mulai dari upah tidak layak, lembur tanpa kompensasi, hingga diskriminasi terhadap pekerja perempuan, terutama yang sedang hamil.

    “Banyak laporan tentang hak cuti haid, cuti hamil yang dipersulit, bahkan pemecatan terhadap perempuan hamil. Itu jelas pelanggaran HAM,” ungkapnya.

    Sebagai bentuk dorongan, regulasi tersebut tidak hanya akan memuat sanksi administratif, tetapi juga insentif bagi perusahaan yang patuh terhadap prinsip HAM. Bentuknya antara lain kemudahan akses keuangan, perpajakan, dan peluang ekspor ke pasar global.

    “Akan ada penghargaan khusus bagi korporasi yang menjalankan prinsip HAM. Produk mereka akan lebih dipercaya pasar global,” tambah Mugiyanto.

    Dalam sesi diskusi panel, hadir pula sejumlah tokoh dan ahli, seperti Direktur Penguatan HAM MKPU Giyanto, Guru Besar Unair Prof. Iman Prihandono, dan Ketua DPP APINDO Jatim Eddy Widjanarko. Mereka menegaskan pentingnya internalisasi HAM dalam strategi bisnis perusahaan.

    Sebagai langkah kolaboratif, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kanwil Kemenkumham Jatim dan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo). MoU ini membuka kerja sama dalam bidang penguatan HAM, termasuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dan pendampingan hukum kepada pelaku usaha serta korban pelanggaran HAM.

    “Kami siap menerjunkan mahasiswa dalam KKN tematik HAM, melakukan pendampingan bagi pengusaha dan korban pelanggaran HAM. Kami juga memiliki pusat studi HAM dan gender yang siap bersinergi,” kata Rektor Unitomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah.

    Kepala Kanwil Kemenham Jatim, Toar RE Mangaribi, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah awal dari misi Kanwil untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pelopor penguatan HAM di sektor usaha.

    “Kami ingin Jawa Timur menjadi pelopor dalam penguatan HAM. Kami akan terus berkeliling memberikan edukasi dan strategi kepada para pelaku usaha,” ucap Toar.

    Dia juga menyinggung beberapa pelanggaran HAM yang terjadi di Jatim, seperti penahanan ijazah oleh perusahaan, yang kini mulai difasilitasi penyelesaiannya secara adil.

    “Kami berdiri netral, memfasilitasi kedua belah pihak, baik korban maupun perusahaan. Tujuannya pencegahan dan perlindungan HAM yang efektif,” tutupnya. [asg/but]

  • BI Rate Tetap 5,75%, Pengusaha: Bisa Stabilkan Industri dan Pasar

    BI Rate Tetap 5,75%, Pengusaha: Bisa Stabilkan Industri dan Pasar

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memandang keputusan Bank Indonesia (BI) dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI Rate di level 5,75% menjadi langkah untuk menstabilkan industri dan pasar.

    Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 22—23 April 2025, keputusan suku bunga ini konsisten dengan upaya menjaga agar perkiraan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%.

    Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko menilai BI Rate yang tetap ini memiliki dampak positif untuk menjaga kestabilan industri.

    “BI Rate 5,75% itu dampaknya positif karena itu akan menjaga kestabilan industri dan pasar,” kata Eddy kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, suku bunga acuan yang tetap di level 5,75% tidak terlalu berdampak pada industri. Meski begitu, Eddy menilai keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah adanya perang tarif Amerika Serikat (AS).

    “Saya kira ini tidak pengaruh apa-apa, industri berjalan apa adanya. Kalau memang [BI Rate] di 5,75% saya kira mungkin ini adalah upaya supaya situasi itu bisa sedikit kondusif di tengah masalah pasar ekspor yang sekarang lagi bergejolak karena perang tarif,” ujarnya.

    Di sisi lain, Eddy menyampaikan penurunan BI Rate sejatinya merupakan keinginan semua pihak, termasuk pelaku usaha. Namun, lanjut dia, bank sentral Indonesia lebih aman jika tetap mempertahankan suku bunga.

    “Saya kira kalau [BI Rate] diturunkan tentu lebih baik lagi, itu harapan semua. Namun dari Amerika kelihatan bertahan di bank rate dan mungkin Indonesia lebih aman dipertahankan juga yang sama,” tuturnya.

    Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

    Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%.

    “Mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah makin meningkatnya ketidakpastian global, serta untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (23/4/2025).

    Kendati demikian, Perry menyampaikan bahwa ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan BI Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Adapun, kebijakan insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) telah diperkuat pada 1 April 2025 untuk lebih mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

    Di samping itu, kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi, terutama sektor perdagangan dan UMKM.

    “Keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran akan terus diperkuat, demikian pula akseptasi pembayaran digital akan terus diperluas,” pungkasnya.

  • Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

    Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal impor Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32% berpotensi menjadi pukulan bagi industri yang berorientasi ekspor. Apalagi, cukup banyak industri yang bergantung pada pasar AS. 

    Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tinggi atas produk asal Indonesia ke AS didasari sejumlah asalan, utamanya sebagai balasan atas penerapan tarif impor tinggi barang AS yang masuk ke RI. 

    Laporan dari Gedung Putih menyebutkan, bea masuk etanol AS ke Indonesia sangat tinggi hingga mencapai 30%, sedangkan AS hanya menerapkan 2,5%. Tak hanya itu, Trump juga keberatan atas kebijakan konten lokal Indonesia atau TKDN di berbagai sektor. 

    Di sisi lain, izin impor ke Indonesia disebut kompleks karena harus melibatkan banyak instansi, meskipun otoritas perizinan impor ada di Kementerian Perdagangan. 

    Lebih lanjut, Indonesia juga banyak menikmati keuntungan perdagangan dari AS. Hal ini terlihat dari surplus dagang Indonesia dari AS yang mencapai US$19,3 miliar atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$14,01 miliar pada 2024.

    Nilai surplus tersebut meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Indonesia masih berada di peringkat ke-15 negara asal defisit perdagangan AS 2024. 

    Sejumlah alasan tersebut yang membuat Indonesia harus bersiap, utamanya sejumlah sektor industri yang banyak diekspor ke AS dan berpotensi terkena tarif resiprokal 32%. 

    Berikut daftar industri yang berpotensi paling terdampak tarif Trump:
    1. Industri Pakaian Jadi (HS 61-62)

    Industri kecil dan menengah (IKM) sektor pakaian jadi turut terancam kebijakan tarif impor tinggi AS. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman mengatakan, sebanyak 25% pelaku usaha melakukan ekspor ke AS dalam beberapa waktu terakhir. 

    Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pakaian jadi berupa rajutan maupun bukan rajutan dari Indonesia ke AS, mencapai US$4,3 miliar pada 2023 dan naik menjadi US$4,5 miliar pada 2024. 

    “Bisa terjadi dua-duanya [ekspor turun atau tidak lagi ekspor] mengingat selain biaya produksi membengkak dengan adanya pajak naik ditambah tarif masuk Amerika 32% berat bagi pelaku usaha,” kata Nandi kepada Bisnis, Senin (7/4/2025). 

    Bagi pelaku usaha industri hilir, terlebih industri kecil dan menengah, kebijakan tarif tinggi ke AS disebut sangat membebani usaha mereka yang saat ini pun masih berusaha bertahan. 

    Pasalnya, pelaku usaha melihat produk tekstil dan produk tekstil (TPT) impor akan makin oversupply atau membanjiri pasar domestik. Sementara itu, industri berorientasi ekspor akan mengalami penurunan penjualan. 

    “Industri besar tekstil yang sudah ekspor kemungkinan adanya tarif ini salah satu menjadi penyebab bahwa akan berkurangnya ekspor produk ke AS, ini kita khawatir industri hanya mengandalkan pasti untuk market-nya di dalam negeri,” ujarnya. 

    Apalagi, China juga disebut akan makin masif mengalihkan produk ekspor TPT-nya ke pasar-pasar yang mudah dimasuki, salah satunya Indonesia. Padahal, saat ini pun Indonesia disebut kewalahan dengan produk murah asal China. 

    “Sekarang pun teman-teman sudah banyak yang gulung tikar, pabrik banyak tutup, PHK. Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk melindungi industri, khususnya IKM ini. Ini akan meningkatkan banyak pengangguran, akan banyak dampak sosialnya,” imbuhnya.

    2. Industri Alas Kaki (HS 64)

    Di samping itu, ekspor alas kaki juga cukup bergantung pada AS. Negeri Paman Sam merupakan negara tujuan ekspor alas kaki terbesar Indonesia, bahkan selama tahun 2020 – 2022 kinerja ekspor selalu meningkat setiap tahunnya. 

    Pada 2023, terjadi penurunan ekspor ke AS sebesar 26%. Namun, kembali meningkat pada tahun 2024 sebesar 24%.  

    Secara terperinci, pada 2020, nilai ekspor alas kaki ke AS mencapai US$1,3 miliar. Setahun setelahnya naik ke US$2,1 miliar, kemudian naik menjadi US$2,6 miliar pada 2022.  Sempat terjadi penurunan pada 2023 ke angka US$1,9 miliar hingga 2024 nilai ekspor naik menjadi US$2,3 miliar. 

    Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) pun mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan kesepakatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) untuk meminimalisir dampak kebijakan tarif Trump.

    Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan, kesepakatan tersebut dapat membuat Indonesia memiliki akses pasar alternatif dan mengurangi tarif bea masuk produk alas kaki ke 27 negara Eropa. 

    “Negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh yang telah memiliki perjanjian serupa,” ujar Eddy dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (5/4/2025). 

  • JK: Kebijakan Tarif Trump Tidak Berdampak Signifikan, Justru Amerika Bakal Kena Imbasnya – Halaman all

    JK: Kebijakan Tarif Trump Tidak Berdampak Signifikan, Justru Amerika Bakal Kena Imbasnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), memberikan pandangan kritis mengenai kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump, terhadap Indonesia. 

    Menurut Kalla, dampak dari kebijakan tersebut tidak akan sebesar yang banyak dikhawatirkan. Dalam penilaiannya, Indonesia tidak akan merasakan efek yang terlalu berat.

    “Jadi efeknya, itu kira-kira kurang lebihnya itu 10 persen, nah siapa yang bayar 10 persen itu, tentu yang bayar pengusaha dan konsumen Amerika,” ujar Kalla di Jakarta pada Sabtu (5/4/2025), dalam wawancara dengan Breaking News KompasTV.

    Kalla menjelaskan, komoditas ekspor Indonesia ke AS, seperti crude palm oil (SPO)/minyak kelapa sawit mentah, komponen elektronik, atau komponen mobil, ketika nantinya diolah kembali menjadi barang jadi di AS, harganya akan berkali lipat lebih mahal.

    Contohnya, CPO akan diolah menjadi minyak goreng atau sabun, komponen elektronik akan menjadi barang elektronik, dan komponen mobil akan menjadi kendaraan. 

    Meskipun tarif tinggi diterapkan, Kalla meyakini bahwa pasar Amerika tetap akan membutuhkan produk Indonesia, seperti sepatu, pakaian, dan bahan-bahan lainnya.

    Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, Amerika tidak akan mungkin berhenti membeli komoditas dari Indonesia. 

    “Akhirnya efeknya itu tidak besar untuk Indonesia. Kenapa? Karena tidak mungkin Amerika berhenti beli baju, sabun, sawit, sepatu, sparepart,” ujarnya. 

    Kalla lebih jauh mengkritisi bahwa dampak kebijakan tarif impor dari Donald Trump ini.

    Menurutnya, dampak terbesar dari kebijakan tersebut justru akan berbalik kepada pihak Amerika sendiri, terutama dalam bentuk penurunan daya beli konsumen di negeri Paman Sam. 

    “Dia (komoditas Indonesia) masuk itu bukan kita (Indonesia) yang bayar, kita efeknya saja, yaitu bahwa daya beli Amerika diperkirakan menurun karena harga naik, jangan lupa yang bayar Amerika,” ujarnya menekankan.

    Selain itu, Kalla menilai bahwa kebijakan tarif ini sebenarnya lebih kepada strategi politik daripada dampak ekonomi jangka panjang. 

    Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri domestik AS, namun bukan tanpa kendala.

    Misalnya, Amerika akan menghadapi masalah dalam membangun pabrik-pabrik baru di dalam negeri, terutama terkait biaya tenaga kerja dan pembangunan fasilitas yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan produksi yang dilakukan di negara-negara Asia.

    Kalla juga mengungkapkan bahwa kebijakan ini kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Ia berpendapat bahwa tarif tinggi yang diterapkan Trump lebih merupakan taktik tekanan dalam negosiasi dagang.

    Kebijakan tarif tinggi impor ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.

    “Jadi semua ini, sebenarnya isu pressure, isu politik untuk menjaga daya saingnya Amerika, supaya dia bisa berunding,” kata Jusuf Kalla. 

    Menurutnya, kebijakan ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.

    Dengan pandangan yang tegas ini, Jusuf Kalla menggambarkan kebijakan Trump bukanlah ancaman besar bagi Indonesia, melainkan lebih merupakan langkah strategis AS untuk meningkatkan daya saingnya dalam pasar global.

    “Ya, kan dia bilang masih terbuka negosiasi, sebenarnya ini pressure untuk negosiasi. Sama dengan Anda beli sesuatu, kasih dulu harga tinggi, baru berunding,” ucapnya. 

     

    Kadin Siap Jalin Kerja Sama dengan AS

    Arsjad Rasjid(Indika Group), Hashim Djojohadikusumo(Arsari Group) dan Anindya Bakrie(Bakrie Group) saat menemani Presiden RI Prabowo Subianto kunjungan negara ke China. (Instagram/Arsjad Rasjid)

    Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mempersiapkan langkah konkret untuk menanggapi kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Melalui jalur diplomasi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce), Kadin berencana memperkuat hubungan dagang antara kedua negara.

    Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan bahwa pada awal Mei mendatang, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah dan melakukan kunjungan ke AS untuk menghadiri sejumlah konferensi bisnis dan ekonomi. 

    ”Awal Mei, menurut rencana, nanti, berkoordinasi dengan pemerintah, Kadin Indonesia akan ke AS untuk menindaklanjuti kerja sama dengan US Chamber of Commerce dan menghadiri beberapa konferensi bisnis dan ekonomi untuk menyikapi perkembangan terakhir,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam siaran pers, Jumat (4/4/2025).

    Anindya juga menyatakan keyakinannya bahwa meskipun ada tantangan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika masih memiliki peluang untuk dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan kedekatan ekonomi yang sudah terjalin, kedua negara diperkirakan akan terus berusaha mencari titik temu yang saling menguntungkan.

     

    Aprisindo: Negosiasi dengan AS Masih Terbuka

    BADAI PHK BELUM BERHENTI – Perusahaan produsen sepatu Nike PT Victory Chingluh Indonesia kembali mem-PHK 2.393 buruhnya. Sebelumnya perusahaan telah melakukan pemecatan terhadap 5.000 buruh di Mei 2020. (dok.)

    Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, menambahkan bahwa negosiasi dengan AS masih terbuka lebar.

    Ia menegaskan pentingnya mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, terutama dalam sektor perdagangan alas kaki dan rantai pasokan global. 

    ”Hubungan kedua negara yang saling menguntungkan dalam perdagangan, termasuk alas kaki, saling menjaga kepentingan bersama, termasuk penguatan integrasi rantai pasokan dan investasi ke depan,” ujar Eddy. 

    Namun, Eddy juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu mencari alternatif lain untuk mengurangi dampak dari kebijakan tarif ini. Salah satunya adalah dengan mempercepat penyelesaian kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang sudah terhambat bertahun-tahun. Hal ini dinilai penting untuk membuka akses pasar alternatif, khususnya bagi produk alas kaki Indonesia yang terkena dampak tarif tinggi ke AS.

    Di tengah ketidakpastian, Eddy juga menyatakan bahwa Aprisindo tengah melakukan kajian menyeluruh untuk menilai dampak kebijakan Trump terhadap anggotanya.

    ”Tentu ini akan memiliki dampak yang cukup berat bagi pelaku industri persepatuan. Kemampuan anggota Aprisindo, dengan penerapan tarif baru ini, perlu waktu untuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan dari kebijakan ini,” ujarnya.  

     

  • Produsen Sepatu Desak Penyelesaian IEU-CEPA untuk Redam Efek Tarif Trump

    Produsen Sepatu Desak Penyelesaian IEU-CEPA untuk Redam Efek Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan kesepakatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) untuk meminimalisir dampak kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan, kesepakatan tersebut dapat membuat Indonesia memiliki akses pasar alternatif dan mengurangi tarif bea masuk produk alas kaki ke 27 negara Eropa. 

    “Negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh yang telah memiliki perjanjian serupa,” ujar Eddy dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (5/4/2025). 

    Tak hanya itu, pihaknya juga melihat peluang negosiasi masih terbuka terhadap pemerintah AS. Menurut Eddy, pemerintah harus segera mengirimkan delegasi level tingkat tinggi yang berkompeten dan kredibel ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS.

    “Solusi sebagai akselerasi masalah ini adalah penyelesaian IEU-CEPA yang sudah terhambat 9 tahun,” tegasnya. 

    Dalam catatan Aprisindo, AS merupakan negara tujuan ekspor alas kaki terbesar Indonesia, bahkan selama tahun 2020 – 2022 kinerja ekspor selalu meningkat setiap tahunnya. 

    Pada 2023, terjadi penurunan ekspor ke AS sebesar 26%. Namun, kembali meningkat pada tahun 2024 sebesar 24%. 

    Secara terperinci, pada 2020, nilai ekspor alas kaki ke AS mencapai US$1,3 miliar. Setahun setelahnya naik ke US$2,1 miliar, kemudian naik menjadi US$2,6 miliar pada 2022. 

    Sempat terjadi penurunan pada 2023 ke angka US$1,9 miliar hingga 2024 nilai ekspor naik menjadi US$2,3 miliar. 

    Adapun, pelaku usaha tengah mengkaji secara komprehensif dampak terkait ketentuan tarif baru bea masuk ke AS tersebut dan bekerja sama dengan pemerintah untuk langka-langkah strategis yang diambil dalam rangka mitigasi dampaknya. 

    “Tentu ini akan memiliki dampak yang cukup berat bagi pelaku industri persepatuan, kemampuan anggota Aprisindo waktu berjalan dengan penerapan tarif baru ini perlu waktu untuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan dari kebijkan ini,” tuturnya. 

    Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif tentang tarif timbal balik yang mengenakan bea masuk tambahan berkisar antara 10% yang akan berlaku mulai 5 April 2025, sedangkan tarif tambahan spesifik per negara akan berlaku mulai 9 April 2025. 

    Adapun, tambahan tarif untuk Indonesia, sesuai dengan Lampiran I dari Eksekutif tersebut, adalah sebesar 32% dengan total menjadi 42%.

  • Pengusaha Sepatu RI akan Terkena Dampak Berat dari Tarif Resiprokal 32 Persen AS – Halaman all

    Pengusaha Sepatu RI akan Terkena Dampak Berat dari Tarif Resiprokal 32 Persen AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) mengaku akan merasakan dampak yang berat dari kebijakan tarif impor timbal balik atau ‘Reciprocal Tarrifs’ dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia.

    Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif timbal balik, yaitu bea masuk tambahan sebesar 10 persen yang akan berlaku mulai 5 April 2025.

    Kemudian, ada tarif tambahan spesifik per negara akan berlaku mulai 9 April 2025. Indonesia dikenakan tarif sebesar 32 persen. Bila ditotal, produk RI yang masuk AS akan terkena tarif 42 persen.

    Ketua Umum APRISINDO Eddy Widjanarko mengaku pihaknya akan membutuhkan penyesuaian usai tarif ini diberlakukan.

    “Tentu ini akan memiliki dampak yang cukup berat bagi pelaku industri persepatuan. Anggota APRISINDO perlu waktu untuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan dari kebijkan ini,” kata Eddy dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (5/4/2025).

    Sektor persepatuan RI merupakan industri padat karya yang menyerap kurang lebih 1,8 juta tenaga kerja.

    Menurut data yang Eddy punya, AS menjadi negara tujuan ekspor alas kaki terbesar Indonesia. Selama 2020 – 2022, kinerja ekspor selalu meningkat setiap tahunnya.

    Nilai ekspor pada 2020 tercatat sebesar 1,38 miliar dolar AS, 2021 sebesar 2,11 miliar dolar AS, dan 2022 sebesar 2,61 miliar dolar AS.

    Pada 2023, terjadi penurunan ekspor ke US sebesar 26 persen ke angka 1,92 miliar dolar AS, tetapi kembali meningkat pada 2024 sebesar 24 persen yang nilainya mencapai 2,39 miliar dolar AS.

    Eddy memastikan APRISINDO siap bekerja sama secara pro-aktif dengan pemerintah untuk langka-langkah strategis yang diambil dalam rangka mitigasi dampak dari tarif ini.

    Ia berharap Pemerintah RI mengirimkan delegasi level tingkat tinggi yang berkompeten dan kredibel ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS.

    Ada satu solusi yang Eddy tawarkan untuk menjadi penyelesaian masalah ini.

    Ia menyebut Pemerintah RI perlu mempercepat penyelesaian perundingan dagang Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

    Perundingan I-EU CEPA yang telah berjalan selama sembilan tahun itu diharapkan bisa segera rampung agar RI bisa mendapat pasar alternatif.

    Lalu, perjanjian dagang tersebut juga bisa mengurangi tarif bea masuk produk alas kaki Indonesia ke pasar 27 negara Eropa.

    Negara pesaing lainnya, yang juga terkena tarif impor tinggi baru dari AS seperti Vietnam dan Bangladesh, telah memiliki perjanjian CEPA dengan Uni Eropa.