Tag: Dwikorita Karnawati

  • Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan prediksi cuaca untuk sepekan ke depan. Hampir seluruh wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan lebat dan angin kencang.

    “Berdasarkan dinamika atmosfer di kondisi sepekan ke depan. Selama sepekan ke depan, cuaca Indonesia diperkirakan bervariasi dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di banyak wilayah,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Jumat (12/9).

    Dia mengatakan hampir di seluruh wilayah akan mengalami hujan lebat dan angin kencang, mulai dari Sumatera, Jawa, Indonesia bagian tengah hingga timur.

    Pertumbuhan awan hujan terjadi dengan diperkuat oleh aktivitas masuknya pergerakan awan hujan dari barat Indonesia di sepanjang katulistiwa dari Samudera Hindia.

    Gelombang Kelvin dan Rosby juga menyebabkan caca sepekan. Selain itu gelombang atmosfer frekuensi rendah disebut aktif di berbagai wilayah.

    Dwikorita juga menjelaskan terdapat pergerakan bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu. Ini memicu konverfensi dan konfluensi angin membuat pertemuan angin.

    Di Kalimantan Utara juga terjadi pola siklonik, yang membentuk area konvergensi atau pertemuan angin untuk meningkatkan peluang hujan di sejumlah daerah.

    Berikut daftar daerah berdasarkan potensi hujan lebat dan angin kencang sepanjang sepekan ke depan:

    13-14 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    Angin Kencang: Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

    15-18 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

    Angin Kencang: Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengingatkan untuk waspada dampak hujan lebat dan angin kencang, seperti banjir, genangan air, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta gangguan transportasi.

    “Termasuk risiko gelombang tinggi di perairan dan banjir pesisir atau rob, terutama di wilayah pantai utara Jawa serta pesisir selatan di wilayah Indonesia,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah Paling Terdampak

    BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah Paling Terdampak

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dinamika atmosfer yang saat ini cukup kompleks berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, longsor, hingga gelombang tinggi.

    “Potensi hujan lebat hingga sangat lebat dengan angin kencang perlu diantisipasi masyarakat maupun pemerintah daerah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” ujar Dwikorita dalam keterangan resminya, Jumat (12/9/2025).

    Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem

    BMKG menjelaskan, sejumlah faktor atmosfer memicu kondisi ini, antara lain Dipole Mode Index (DMI) negatif, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR), aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah.

    Selain itu, keberadaan bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu serta pola siklonik di Kalimantan Utara memperbesar potensi terbentuknya hujan lebat.

    BMKG memprakirakan pada periode 12 hingga 14 September, hujan lebat berpotensi terjadi di Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

    Sementara angin kencang berpeluang terjadi di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Adapun pada 15 hingga 18 September, hujan deras diprediksi melanda Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Potensi angin kencang masih mengintai Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Banjir Besar di Bali Jadi ‘Warning’

    Cuaca ekstrem sebelumnya sudah memicu banjir dan longsor di Bali pada 9 hingga 10 September 2025. BNPB mencatat bencana terjadi di tujuh kabupaten/kota dengan lebih dari 120 titik banjir.

    Denpasar menjadi wilayah terparah dengan 81 titik genangan, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, serta Karangasem, Jembrana, dan Klungkung masing-masing 4 titik.

    BMKG melaporkan curah hujan harian ekstrem menjadi pemicu utama. Di Jembrana, intensitas hujan mencapai 385,5 mm per hari, disusul Tampak Siring 373,8 mm, Karangasem 316,6 mm, Klungkung 296 mm, dan Abiansemal 284,6 mm. Padahal, secara klimatologis, hujan di atas 150 mm/hari sudah masuk kategori ekstrem.

    Menurut Dwikorita, fenomena itu diperparah kondisi atmosfer yang labil serta faktor lingkungan, mulai dari sistem drainase yang tidak memadai hingga alih fungsi lahan yang mengurangi daya serap tanah.

    Dwikorita menegaskan, peringatan dini sudah dikeluarkan BMKG sejak 5 September melalui prospek cuaca sepekan, peringatan tiga harian, hingga pembaruan jam-jaman lewat sistem nowcasting. Pada periode 9-10 September saja, BMKG menerbitkan 11 kali pembaruan peringatan dini untuk Bali.

    Ia mengimbau masyarakat rutin memantau informasi resmi BMKG melalui aplikasi, media sosial, dan siaran televisi. Selain itu, langkah mitigasi seperti menjaga kebersihan drainase serta tidak membuang sampah sembarangan sangat diperlukan untuk mengurangi dampak genangan.

    “Dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik, kita bisa meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung beberapa hari ke depan,” kata Dwikorita.

    (naf/naf)

  • Antisipasi Bencana, BMKG Minta Pemda Siapkan Posko & Langkah Mitigasi

    Antisipasi Bencana, BMKG Minta Pemda Siapkan Posko & Langkah Mitigasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Daerah diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, seperti banjir. Termasuk, menyiapkan posko bencana di tiap daerah.

    “Pemerintah Daerah dimohon terus meningkatkan kesiapsiagaan, antara lain dengan mengaktifkan posko bencana dan juga menyiapkan jalur evakuasi,” ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

    Dia pun meminta Pemda menyiapkan langkah-langkah nyata apabila peringatan dini kebencanaan dikeluarkan. Misalnya, mengungsikan sementara warga yang akan terdampak bencana.

    Selain itu, Pemda juga diminta untuk terus melakukan koordinasi dengan aparat terkait, sehingga bisa merespons dengan cepat dan tepat.

    Mitigasi lingkungan menurutnya juga perlu dilakukan, misalnya melakukan pembersihan saluran drainase dari sedimentasi dan sampah, serta menjaga resapan air.

    “Seandainya itu pun dijaga, resapan air berfungsi optimal,” ujarnya.

    Pihaknya pun mengimbau agar para pemangku kepentingan dan masyarakat memantau kondisi perkembangan cuaca berdasarkan informasi resmi dari BMKG. Dia menyebut, kerap terdapat informasi tidak resmi yang tersebar melalui perangkat di masyarakat.

    “Kami juga terus mengimbau perlunya masyarakat dan pemangku kepentingan untuk rutin memonitor informasi perkembangan cuaca yang resmi dari BMKG,” tuturnya.

    Dwikorita menjelaskan, informasi dari BMKG berupa prospek cuaca, termasuk dengan jangka waktu tertentu. Mulai dari satu minggu, tiga harian atau beberapa jam atau menit sebelum kejadian.

    Hal ini menurutnya telah dilakukan saat banjir Bali. Dia mengatakan, peringatan dini telah dilakukan sejak tiga hari sebelum kejadian yang diharapkan untuk bisa melakukan antisipasi lebih lanjut.

    “Sehingga mohon terus memonitor peringatan dini namun juga disertai dengan aksi dini, terutama memastikan drainase, tata kelola air itu benar-benar sudah siap. Mestinya sudah disiapkan agar daya tampungnya itu bisa memadai untuk menampung hujan,” jelas Dwikorita.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Antisipasi Bencana, BMKG Minta Pemda Siapkan Posko & Langkah Mitigasi

    Terungkap Penyebab Banjir Bandang di Bali, BMKG Sebut Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penyebab banjir bandang di Bali pada 9 September 2025 terungkap. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, terdapat beberapa fenomena yang terjadi bersamaan.

    “Jadi misalnya saat kejadian Bali itu, adanya aktivitas Madden Julian Oscillation yang saat itu aktif, bersamaan dengan aktifnya gelombang Kelvin dan Rosby, selain ada tadi pengaruh mungkin siklon,” jelas Dwikorita, Jumat (12/9/2025).

    Dia mengatakan, fenomena itu agak berbeda dengan biasanya. Seharusnya terjadi pada musim hujan, namun kali ini pada musim kemarau.

    “Jadi nampaknya tren kejadian-kejadian itu yang seharusnya tidak terjadi, ini musim kemarau atau peralihan, jadi mulai fakta menunjukkan bisa terjadi, kayak ada sesuatu anomali,” kata dia.

    Dwikorita juga menjelaskan, peringatan dini terkait bencana di Bali juga telah diinformasikan pada 5 September 2025, atau beberapa hari sebelum banjir terjadi. Peringatan dini itu kemudian diulang kembali beberapa waktu kemudian.

    Peringatan dini kala itu juga tidak hanya untuk Bali, namun beberapa wilayah lain dalam Prospek Cuaca Sepekan.

    “Dan diperkuat peringatan dini 3 harian. Kalau 5 September itu kan berarti 5 hari sebelum kejadian, namun 3 harian, jadi biasanya 5 kemudian 3 hari tanggal 7 itu diulang lagi,” ujarnya.

    Peringatan dini yang berulang itu dilakukan agar kemungkinan melesetnya lebih kecil. Jika jauh-jauh hari bisa menghasilkan ketidakpastian nantinya.

    “Makanya 3 hari berikutnya diulang lagi itu kemungkinan meleset makin kecil. Diupdate lagi pas tanggal 10 pagi. Jadi beberapa jam sebelum kejadian diulang lagi. Memang harus seperti itu,” tutur Dwikorita.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Peringatkan Risiko Banjir dan Longsor di Sejumlah Daerah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 September 2025

    Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Peringatkan Risiko Banjir dan Longsor di Sejumlah Daerah Nasional 12 September 2025

    Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Peringatkan Risiko Banjir dan Longsor di Sejumlah Daerah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan risiko banjir dan tanah longsor di tengah potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.
    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dinamika atmosfer saat ini cukup kompleks dan dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
    “Dinamika atmosfer saat ini memicu potensi hujan lebat hingga sangat lebat, disertai angin kencang yang perlu diwaspadai masyarakat maupun pemerintah daerah. Cuaca ekstrem ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” ujar Dwikorita, dalam keterangan pers, Jumat (12/9/2025).
    Dwikorita menuturkan, terdapat sejumlah faktor atmosfer yang memicu kondisi ini.
    Fase Dipole Mode Index (DMI) negatif (-1,27) dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif yang mendukung pembentukan awan hujan.
    “Keadaan ini diperkuat oleh aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah yang sedang aktif,” ucap dia.
    Tak hanya itu, bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu juga menciptakan konvergensi dan konfluensi angin, sementara pola siklonik di Kalimantan Utara turun memperbesar peluang hujan.
    Banjir dan longsor yang melanda Bali pada 9–10 September 2025 memperlihatkan dampak hidrometeorologi basah yang luar biasa.
    Laporan BNPB mencatat bencana terjadi di tujuh kabupaten/kota dengan lebih dari 120 titik banjir.
    Kota Denpasar menjadi wilayah dengan jumlah titik terbanyak, mencapai 81, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik, serta Klungkung di Kecamatan Dawan.
    “Curah hujan harian ekstrem yang menjadi pemicu utama banjir besar tersebut. Di Jembrana, curah hujan tercatat mencapai 385,5 mm dalam satu hari, disusul Tampak Siring 373,8 mm,” tutur dia.
    Kemudian Karangasem 316,6 mm, Klungkung 296 mm, dan Abiansemal 284,6 mm.
    Bahkan, beberapa titik lain seperti Denpasar Barat, Petang, Kerambitan, dan Padangbai juga mencatat curah hujan di atas 200 mm per hari.
    Padahal, secara klimatologis, hujan di atas 150 mm/hari sudah dikategorikan ekstrem.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bapanas dan BMKG sinergi bangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan

    Bapanas dan BMKG sinergi bangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersinergi membangun fondasi ketahanan pangan berkelanjutan melalui pemanfaatan data yang lebih komprehensif dan akurat.

    Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy mengatakan kerja sama itu merupakan tonggak penting dalam menjawab tantangan pangan di tengah perubahan iklim dan dinamika global.

    “Dengan memadukan data pangan dan iklim, Bapanas bersama BMKG membangun fondasi kebijakan yang lebih presisi, adaptif, dan berpihak pada masyarakat,” kata Sarwo dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Sinergitas Pertukaran dan Pemanfaatan Data dan Informasi dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Nasional di Jakarta, Senin (8/9).

    Ia menambahkan data meteorologi, klimatologi, dan geofisika dari BMKG akan sangat mendukung analisis pangan nasional, mulai dari stabilisasi harga dan stok, penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), hingga penyusunan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

    “Dengan data yang lebih komprehensif, kebijakan pangan bisa lebih antisipatif, sehingga kita tidak hanya menunggu krisis datang, tetapi bisa menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujar Sarwo.

    Sinergi tersebut juga menjadi tindak lanjut dari kesepahaman bersama yang sebelumnya ditandatangani Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati tentang Sinergitas Program dan Kegiatan dalam rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional pada 2 Juni 2025.

    Selain itu, implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang mengamanatkan penyelenggaraan Sistem Informasi Pangan.

    Selain itu, kerja sama ini sesuai dengan Peraturan BMKG Nomor 12 Tahun 2019 yang membuka akses data untuk kepentingan pemerintah, memperkuat prinsip Satu Data Indonesia.

    Sebagai tindak lanjut, Bapanas telah menugaskan jajaran terkait untuk menyusun rencana aksi implementasi beserta timeline, melakukan monitoring bersama, dan memastikan bahwa pertukaran data berjalan sesuai regulasi.

    Kolaborasi itu juga membuka ruang bagi pengembangan sistem peringatan dini pangan berbasis iklim, kajian bersama, serta pemanfaatan teknologi big data dan kecerdasan buatan untuk analisis prediktif.

    “Sinergi data pangan dan iklim akan membawa kita pada kebijakan yang lebih kokoh, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk menjawab tantangan pangan di masa depan,” kata Sarwo.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Pangan Bapanas, Kelik Budiana menambahkan bahwa integrasi data tersebut menjadi fondasi penting dalam membangun Sistem Informasi Pangan (SIP).

    “Kami memastikan setiap data yang ditukar bukan sekadar angka melainkan bahan baku bagi analisis yang tajam dan kebijakan yang tepat. Dengan SIP yang terintegrasi, Bapanas dapat merespons lebih cepat terhadap gejolak harga, ketersediaan, maupun kerawanan pangan,” jelas Kelik.

    Sementara itu, Plt Sekretaris Utama BMKG, Guswanto menegaskan dukungan penuh lembaganya dalam menyediakan data iklim dan cuaca yang relevan bagi pangan nasional.

    “BMKG berkomitmen menghadirkan informasi meteorologi dan klimatologi yang akurat, terpercaya, dan tepat waktu,” kata Guswanto.

    Oleh karena itu, tambah Guswanto, sinergi tersebut memastikan data dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung stabilitas pangan dan kesejahteraan masyarakat.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Endang Sukarelawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Apa Itu Sesar Baribis, "Bom Waktu" Gempa yang Mengintai Jakarta?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Agustus 2025

    Apa Itu Sesar Baribis, "Bom Waktu" Gempa yang Mengintai Jakarta? Regional 20 Agustus 2025

    Apa Itu Sesar Baribis, “Bom Waktu” Gempa yang Mengintai Jakarta?
    Editor
    KOMPAS.com –
    Sesar Baribis adalah patahan aktif yang membentang dari Purwakarta hingga Majalengka, Jawa Barat, bahkan melewati Jakarta bagian selatan, dan disebut sebagai salah satu sesar berbahaya di Jawa Barat karena berpotensi memicu gempa merusak hingga gempa megathrust.
    Keberadaan sesar ini kerap menjadi perbincangan para ahli kebumian.
     
    Dikutip dari pemberitaan
    Kompas TV,
    Minggu (26/6/2022), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat itu menyampaikan bahwa jalur sesar ini memiliki potensi gempa yang cukup signifikan.
    Berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa kerak dangkal akibat Sesar Baribis dengan kekuatan kecil pun dapat memicu kerusakan.
     
    Bahkan, gempa kecil dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal sehingga episenternya dekat dengan permukaan.
    Nama Baribis diambil dari Perbukitan Baribis di Kadipaten Majalengka.
    Panjang sesarnya diperkirakan mencapai 100 kilometer, tetapi terbagi dalam beberapa segmen.
    Salah satu segmennya melintas di selatan Jakarta, dikenal sebagai segmen Jakarta, di samping segmen Bekasi–Purwakarta di bagian timur.
    Sesar ini diklasifikasikan sebagai sesar naik dengan slip rate sekitar 1 milimeter per tahun.
    Sejarah mencatat, Sesar Baribis pernah memicu gempa merusak di Jakarta pada 1780 dan di Majalengka pada 1990.
    Salah satu segmen sesar ini juga melintas di selatan Jakarta yang disebut dengan sebagai segmen Jakarta.
    Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
    Seorang profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, pernah mencatat gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699.
    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gempa itu diduga disebabkan oleh Sesar Baribis yang melintasi Jakarta.
    Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi bertajuk “Gempa Bumi Megathrust M 8,7: Siapkah Jakarta?” pada Februari 2018.
    Dalam kesempatan sama, Sri Widiyantoro menegaskan bahwa Sesar Baribis masih perlu dibuktikan dengan penelitian lapangan.
    Hal serupa juga pernah diungkapkan pakar gempa LIPI, Dr Danny Hilman Natawidjaja, pada 2017.
    Dikutip dari laman lipi.go.id, Peneliti Pusat Geoteknologi LIPI itu berpendapat bahwa adanya kemungkinan Sesar Baribis melintasi kawasan Jakarta masih perlu penelitian mendalam.
    Ia menilai data detail mengenai aktivitas Sesar Baribis, khususnya di Jakarta, masih terbatas.
    Beberapa informasi yang perlu diketahui dari keberadaan Sesar Baribis di wilayah Jakarta meliputi lokasi, sebaran, zona sesar aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi.
    Adanya data tersebut diperlukan untuk menganalisis bahaya goncangan gempa agar risiko akibat gempa dan mitigasinya dapat diperkirakan.
    Sementara itu, Daryono mengatakan bahwa segmen Sesar Baribis di selatan Jakarta terbukti aktif.
    “Ya, struktur Sesar Baribis segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun,” kata Daryono kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (25/6/2022).
    Menurutnya, keaktifan sesar ini terpantau melalui sensor seismograf BMKG, di mana terdapat aktivitas gempa kecil dengan magnitudo 2,3–3,1 di jalur tersebut.
    Sumber:

    Hamzah, A., Sadisun, I.A., Meilano, I., Brahmantyo, B., & Supartoyo. 2013. Analisis Geomorfologi Tektonik Sistem Sesar Baribis di Daerah Majalengka dan Sekitarnya. Jurnal Gunungapi dan Mitigasi Bencana Geologi.

    lipi.go.id

    kompas.tv

    Kompas.com (Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh, Retia Kartika Dewi | Editor : Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho, Puspasari Setyaningrum
    )
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kiamat Sudah Dekat, Cuma 5 Makhluk yang Mampu Bertahan di Bumi

    Kiamat Sudah Dekat, Cuma 5 Makhluk yang Mampu Bertahan di Bumi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bumi menghadapi krisis perubahan iklim serius yang bisa dibilang sebagai ‘tanda kiamat’. Temperatur Bumi terus-menerus memecahkan rekor baru. Bencana alam juga makin sering terdengar di berbagai belahan dunia. 

    Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) memiliki kerentanan terhadap bencana gempa dan tsunami, sebab posisinya berada pada pertemuan lempeng tektonik.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa saat lalu memperingatkan gempa Megathrust tinggal menunggu waktu, sebab sudah ratusan tahun stabil.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beberapa saat lalu juga memberikan peringatan soal ancaman bencana alam dahsyat pada 2050. Prediksi tersebut berasal dari data dan analisis yang dikumpulkan BMKG, bersama dengan Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

    Ia mengatakan era pendidihan global (Global Boiling) akan makin ganas jika tak direm. Di tengah ancaman petaka tersebut, ternyata ada 5 makhluk yang dilaporkan tahan banting terhadap ‘kiamat’ di Bumi, menurut laporan Insider. Simak daftar lengkapnya berikut ini:

    Semut

    Menurut New York Post, para ilmuwan membuktikan bahwa semut lebih mampu mengetahui apakah ada semut yang terinfeksi patogen atau virus dibandingkan manusia.

    Bahkan sebelum suatu penyakit sempat menyebar, semut akan membunuh anggota kru mereka yang terinfeksi.

    Semut juga dapat bertahan hidup di hampir semua iklim, termasuk Gurun Sahara. Ada juga spesies semut air yang hidup di laut. Mereka punya hubungan baik di darat maupun di laut.

    Kecoa

    Kerap menjadi ‘musuh’ di rumah, kecoak ternyata menjadi salah satu hewan yang bisa bertahan saat kiamat tiba. Kecoak mampu mengembangkan resistensi terhadap beberapa jenis insektisida.

    Selain itu, kecoak dapat memakan apa saja, bahkan makanan busuk sekaligus. Hewan ini memiliki kekebalan luar biasa dan dapat tumbuh dengan panjang hingga 2-inci.

    Usai bom atom dilepaskan di Hiroshima dan Nagasaki, kecoak tampak berkeliaran di sekitar reruntuhan. Hal ini membuktikan hewan ini mampu bertahan hidup dalam jumlah radiasi sebesar itu.

    Beruang Air

    Hewan yang disebut pula ‘tardigrade’ ini diprediksi akan terhindar dari kepunahan hingga enam miliar tahun ke depan. Bahkan, beruang air bisa tetap hidup ketika Bumi dihantam asteroid.

    Sebab, mereka dapat hidup di lubang vulkanik di dasar lautan. Mereka juga bisa bertahan tanpa makanan dan air hingga 30 tahun.

    Beruang air bahkan tidak terpengaruh oleh suhu ekstrem dan paparan radiasi. Ajaibnya, mereka juga mampu hidup di luar angkasa, menurut penelitian National Geographic.

    Ikan Lumpur

    Hewan yang memiliki nama mummichog ini kerap dijuluki ‘ikan pembunuh’ atau ‘ikan lumpur kecil’. National Geographic menemukan bahwa ikan ini mampu beradaptasi di sungai yang sangat beracun.

    Secara umum, ikan ini sangat mudah beradaptasi. Mereka dapat hidup di air tawar dan air asin, dan memiliki kendali penuh atas genomnya. Mereka memiliki kemampuan untuk menghidupkan dan mematikan gen tergantung pada lingkungannya, menurut NewScientist.

    Kalajengking

    Kalajengking dapat bertahan hidup di gurun, hutan, bahkan pegunungan. Faktanya, menurut National Geographic, para peneliti pernah membekukan kalajengking semalaman.

    Nyatanya, mereka bisa bertahan dan baik-baik saja. Kalajengking juga dapat memperlambat laju metabolismenya hingga mereka dapat bertahan hidup dengan memakan serangga selama satu tahun penuh.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Sebut Curah Hujan Terus Meningkat, Waspadai Banjir Oktober hingga Desember
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        13 Agustus 2025

    BMKG Sebut Curah Hujan Terus Meningkat, Waspadai Banjir Oktober hingga Desember Nasional 13 Agustus 2025

    BMKG Sebut Curah Hujan Terus Meningkat, Waspadai Banjir Oktober hingga Desember
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya hingga akhir tahun, seiring meningkatnya curah hujan sejak Oktober.
    Menurutnya, meskipun saat ini masih bulan Agustus, sejumlah wilayah seperti Tangerang sudah mulai terdampak banjir akibat curah hujan tinggi. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer sementara yang memicu hujan lebat di luar musim puncak.
    “Sekarang ini hujan tinggi yang terjadi sifatnya dinamika temporan, misalnya karena adanya gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO),” kata Dwikorita di Jiexpo Jakarta, Rabu (13/8/2025).
    “Tapi nanti mulai Oktober, curah hujan akan meningkat secara bertahap, puncaknya di Desember dan Januari,” lanjut dia.
    Dia menjelaskan, sebagian wilayah bahkan masih akan mengalami puncak hujan hingga Februari.
    Karena itu, BMKG bersama BNPB dan pemerintah daerah sudah mulai menyampaikan peringatan dini dan langkah antisipasi sejak jauh hari.
    Dwikorita menegaskan, prediksi BMKG menunjukkan musim kemarau tahun ini berlangsung lebih singkat dan diwarnai curah hujan di atas normal.
    Hal ini telah diperkirakan sejak April lalu, sehingga masyarakat diharapkan sudah mulai menyiapkan langkah mitigasi.
    “Bahkan Oktober itu hujan mulai meningkat. Tapi kan belum puncak. Jadi kita harus sudah ancang-ancang, antisipasi bencana hidrometeorologi,” kata dia.
    “Banjir itu Oktober, November, Desember. Meskipun sekarang juga sudah terjadi. Karena yang sekarang itu adalah dinamika temporan,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 Resmi Dibuka!

    Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 Resmi Dibuka!

    Muhammad Syahrul Ramadhan • 13 Agustus 2025 17:44

    Jakarta: Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 resmi dibuka hari ini, Rabu, 13 Agustus 2025. Ajang internasional yang menghadirkan solusi kebencanaan, tanggap darurat, dan penyelamatan digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.

    EDRR Indonesia 2025 secara resmi dibuka oleh Pratikno selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) didampingi Andy Wismarsyah selaku CEO Seven Event dan juga Fiona Bai selaku Vice President of Shanghai International Exhibition (Group) Co. Ltd (SIEC) – CPIT Shanghai. Pembukaan ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan pameran, conference, workshop, dan diskusi strategis yang akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025.

    Pratikno mengapresiasi gelaran EDRR Indonesia 2025. Ia pun menyampaikan harapannya agar pameran ini bisa menjadi wadah kolaborasi serta membangun industri yang bermanfaat bagi kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa.

    “Saya sangat senang dapat menjadi Co Host dari EDRR 2025. Kita belajar ke Tiongkok untuk melihat teknologi-teknologi terbaru, dan kami tidak hanya ingin membeli produk, tetapi mari kita berinovasi bersama, mari kita produksi bersama,” kata Pratikno.

    “Saya berharap EDRR tidak hanya menjadi ajang pameran semata, tetapi menjadi wadah kolaborasi yang lebih mendalam, untuk belajar, berinovasi, menciptakan teknologi baru, dan membangun industri yang bermanfaat bagi kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa,” ujar Pratikno.

    Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Andy Wismarsyah, CEO Seven Event, yang menyoroti pentingnya menjadikan Indonesia sebagai pusat kolaborasi dan inovasi kebencanaan global. 

    “Pameran dan forum EDRR 2025 diselenggarakan di Indonesia bukan tanpa alasan. Sebagai negara yang berada di Cincin Api Pasifik, kita menghadapi berbagai ancaman bencana yang kompleks dan terus meningkat. Melalui EDRR, kami ingin memperkuat kesiapsiagaan nasional dengan menghadirkan teknologi terbaru, inovasi, serta kerja sama strategis lintas sektor,” ujar Andy.

    Sementara itu, Fiona Bai, Vice President dari Shanghai International Exhibition (Group) Co. Ltd – CPIT Shanghai, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi yang sangat besar dari sektor industri dan pemerintah Indonesia. 

    “Kami sangat senang dapat kembali bekerja sama dengan mitra Indonesia untuk mendukung agenda tanggap bencana global. EDRR tidak hanya menjadi pameran teknologi, tapi juga jembatan diplomasi dan solidaritas internasional. Kolaborasi yang terjalin di sini akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga kawasan Asia Tenggara,” ujar Fiona.

    Sebagai informasi pameran ini diselenggarakan oleh PT Amara Tujuh Perjuangan, bekerja sama dengan Council for the Promotion of Shanghai International Trade, Shanghai International Exhibition (Group) Co., Ltd., dan Comexposium. Penyelenggaraan EDRR 2025 mendapat dukungan penuh dari sebelas kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Kesehatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Geologi, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD Jakarta). Kehadiran dan dukungan dari berbagai instansi ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam membangun sistem manajemen bencana yang terkoordinasi dengan baik dan berbasis pada teknologi terkini.
     

     

    Hadirkan Forum dan Perusahaan Terkemuka
    EDRR 2025 menghadirkan lebih dari 200 merek peserta dari peserta internasional dan 44 peserta nasional yang akan menampilkan pencapaian terbaru di bidang pencegahan dan mitigasi bencana. Berbagai solusi terkini seperti sistem pengendalian banjir dan drainase kota, peralatan pemadam kebakaran, perlindungan keselamatan, penyelamatan terpadu, teknologi keselamatan industri, layanan medis darurat, hingga pelatihan dan simulasi tanggap darurat dipamerkan dalam ajang ini. 

    Pada penyelenggaraan EDRR Indonesia 2025 tahun ini terdapat area khusus bertajuk Green and Innovation Cooperation, yang secara khusus menampilkan teknologi canggih dari sektor energi baru Tiongkok, kecerdasan buatan (AI), manufaktur mutakhir, serta layanan kesehatan pintar yang dapat memperkuat efektivitas respons bencana secara lebih efisien dan terukur.

    Partisipasi pelaku industri global yang terdiri dari nama-nama besar seperti Changsha Dewater Machinery Technology Co., Ltd., JiuGe Technology, San Group, BGT Technology (Beijing) Co., Ltd., Beijing Terra-Legend Information Technology Co., Ltd., Moonlightia Balloon Light Co., Ltd., Shenzhen Grenergy Technology Co., Ltd., Shanghai Dogood Industry Co., Ltd., Shanghai WaterFun Outdoor Supplies Co., Ltd., Soarscape Technologies Co., Ltd., Creatiphage Biotechnology Co., Ltd. Shanghai, Fenan Safety (Shanghai) Co., Ltd., Safety Plus Industrial Co., Ltd., Shenzhen Safewill Co., Ltd., Shanghai Zhe Xiang Business Management Co., Ltd., Xinle Huabao Medical Products Co., Ltd., Anping Guardian Medical Equipment Co., Ltd., Shanghai Huiying Industry Co., Ltd., Shenzhen HTI Sanjiang Electronics Co., Ltd., Fujian Sundoor Group, Dalian Insulator Group T&D Co., Ltd., Fujian Centerm Information Co., Ltd., Hangzhou Dotek Technology Co., Ltd., T-Max (Hangzhou) Technology Co., Ltd., Hunan Weiping Technology and Development Co., Ltd., Lisheng Communications Co., Ltd., Stanley, Shanghai Baoya Safety Equipment Inc., HR Intelligent Equipment (Huangshan) Co., Ltd., Flysky Technology Co., Ltd., CDPH (Hainan) Company Limited, Jiaxing Sky Patrol Optoelectronics Co., Ltd., Wuhu Shipyard Co., Ltd., Shanghai Fonzie Technology Co., Ltd., Jiangsu Hongyun Police Equipment Manufacturing Co., Ltd., Zhejiang Chengshi Robot Co., Ltd., hingga Hubei Tri-ring Forging Co., Ltd. 

    Kehadiran pelaku industri global ini tidak hanya memperkaya wawasan pengunjung akan berbagai inovasi teknologi kebencanaan terbaru, namun juga membuka peluang kerja sama lintas negara serta memperluas pengembangan pasar di Indonesia. Kehadiran para peserta ini memperkuat posisi EDRR Indonesia sebagai platform kolaborasi utama dalam menghadapi tantangan bencana yang kompleks dan dinamis.

    “Selama tiga hari penyelenggaraan, EDRR juga menghadirkan 13 forum dan workshop strategis, yang menjadi wadah diskusi kebijakan, inovasi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kebencanaan,” ujar Andy. 

    Salah satu kegiatan yang menjadi agenda unggulan adalah workshop bertema “Early Warning for All”. Workshop ini menghadirkan Dr. Lilik Kurniawan, ST., M.Si., Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, sebagai Keynote Speaker.

    Selain itu, diskusi strategis ini juga menghadirkan sejumlah narasumber utama yang kompeten di bidangnya, termasuk Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, S.I.P., M.M. CHRMP., Kepala Basarnas, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, Plt. Kepala BMKG, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., Kepala Badan Geologi, Fifi Aleyda Yahya dari Kemenkominfo, Dr. H. Safrizal ZA dari Kementerian Dalam Negeri, Dra. Prasinta Dewi dari BNPB, serta Prof. Dr. Ir. Harkunti P. Rahayu, Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI).

    Workshop “Early Warning for All” menjadi ruang strategis menguatkan kolaborasi antara kebijakan pemerintah, dukungan ilmiah, inovasi teknologi, dan peran aktif masyarakat dalam memperkuat sistem peringatan dini. Hal ini sangat penting sebagai upaya mitigasi bencana yang efektif dan sebagai fondasi kesiapsiagaan nasional yang berkelanjutan. 

    Melalui acara ini, diharapkan tercipta kolaborasi yang lebih erat dan terpadu untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi berbagai risiko bencana secara lebih cepat, tepat, dan efisien.

    EDRR Indonesia 2025 membuka kesempatan bagi umum maupun profesional untuk dapat mengakses berbagai inovasi dan diskusi kebencanaan ini dengan melakukan pra-registrasi melalui situs resmi www.edrri.com. Pameran ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan kebencanaan Indonesia yang lebih siap, kolaboratif, dan berbasis teknologi mutakhir.

    Jakarta: Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 resmi dibuka hari ini, Rabu, 13 Agustus 2025. Ajang internasional yang menghadirkan solusi kebencanaan, tanggap darurat, dan penyelamatan digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
     
    EDRR Indonesia 2025 secara resmi dibuka oleh Pratikno selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) didampingi Andy Wismarsyah selaku CEO Seven Event dan juga Fiona Bai selaku Vice President of Shanghai International Exhibition (Group) Co. Ltd (SIEC) – CPIT Shanghai. Pembukaan ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan pameran, conference, workshop, dan diskusi strategis yang akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025.
     
    Pratikno mengapresiasi gelaran EDRR Indonesia 2025. Ia pun menyampaikan harapannya agar pameran ini bisa menjadi wadah kolaborasi serta membangun industri yang bermanfaat bagi kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa.

    “Saya sangat senang dapat menjadi Co Host dari EDRR 2025. Kita belajar ke Tiongkok untuk melihat teknologi-teknologi terbaru, dan kami tidak hanya ingin membeli produk, tetapi mari kita berinovasi bersama, mari kita produksi bersama,” kata Pratikno.
     
    “Saya berharap EDRR tidak hanya menjadi ajang pameran semata, tetapi menjadi wadah kolaborasi yang lebih mendalam, untuk belajar, berinovasi, menciptakan teknologi baru, dan membangun industri yang bermanfaat bagi kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa,” ujar Pratikno.
     
    Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Andy Wismarsyah, CEO Seven Event, yang menyoroti pentingnya menjadikan Indonesia sebagai pusat kolaborasi dan inovasi kebencanaan global. 
     
    “Pameran dan forum EDRR 2025 diselenggarakan di Indonesia bukan tanpa alasan. Sebagai negara yang berada di Cincin Api Pasifik, kita menghadapi berbagai ancaman bencana yang kompleks dan terus meningkat. Melalui EDRR, kami ingin memperkuat kesiapsiagaan nasional dengan menghadirkan teknologi terbaru, inovasi, serta kerja sama strategis lintas sektor,” ujar Andy.
     
    Sementara itu, Fiona Bai, Vice President dari Shanghai International Exhibition (Group) Co. Ltd – CPIT Shanghai, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi yang sangat besar dari sektor industri dan pemerintah Indonesia. 
     
    “Kami sangat senang dapat kembali bekerja sama dengan mitra Indonesia untuk mendukung agenda tanggap bencana global. EDRR tidak hanya menjadi pameran teknologi, tapi juga jembatan diplomasi dan solidaritas internasional. Kolaborasi yang terjalin di sini akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga kawasan Asia Tenggara,” ujar Fiona.
     
    Sebagai informasi pameran ini diselenggarakan oleh PT Amara Tujuh Perjuangan, bekerja sama dengan Council for the Promotion of Shanghai International Trade, Shanghai International Exhibition (Group) Co., Ltd., dan Comexposium. Penyelenggaraan EDRR 2025 mendapat dukungan penuh dari sebelas kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Kesehatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Geologi, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD Jakarta). Kehadiran dan dukungan dari berbagai instansi ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam membangun sistem manajemen bencana yang terkoordinasi dengan baik dan berbasis pada teknologi terkini.
     

     

    Hadirkan Forum dan Perusahaan Terkemuka
    EDRR 2025 menghadirkan lebih dari 200 merek peserta dari peserta internasional dan 44 peserta nasional yang akan menampilkan pencapaian terbaru di bidang pencegahan dan mitigasi bencana. Berbagai solusi terkini seperti sistem pengendalian banjir dan drainase kota, peralatan pemadam kebakaran, perlindungan keselamatan, penyelamatan terpadu, teknologi keselamatan industri, layanan medis darurat, hingga pelatihan dan simulasi tanggap darurat dipamerkan dalam ajang ini. 
     
    Pada penyelenggaraan EDRR Indonesia 2025 tahun ini terdapat area khusus bertajuk Green and Innovation Cooperation, yang secara khusus menampilkan teknologi canggih dari sektor energi baru Tiongkok, kecerdasan buatan (AI), manufaktur mutakhir, serta layanan kesehatan pintar yang dapat memperkuat efektivitas respons bencana secara lebih efisien dan terukur.
     
    Partisipasi pelaku industri global yang terdiri dari nama-nama besar seperti Changsha Dewater Machinery Technology Co., Ltd., JiuGe Technology, San Group, BGT Technology (Beijing) Co., Ltd., Beijing Terra-Legend Information Technology Co., Ltd., Moonlightia Balloon Light Co., Ltd., Shenzhen Grenergy Technology Co., Ltd., Shanghai Dogood Industry Co., Ltd., Shanghai WaterFun Outdoor Supplies Co., Ltd., Soarscape Technologies Co., Ltd., Creatiphage Biotechnology Co., Ltd. Shanghai, Fenan Safety (Shanghai) Co., Ltd., Safety Plus Industrial Co., Ltd., Shenzhen Safewill Co., Ltd., Shanghai Zhe Xiang Business Management Co., Ltd., Xinle Huabao Medical Products Co., Ltd., Anping Guardian Medical Equipment Co., Ltd., Shanghai Huiying Industry Co., Ltd., Shenzhen HTI Sanjiang Electronics Co., Ltd., Fujian Sundoor Group, Dalian Insulator Group T&D Co., Ltd., Fujian Centerm Information Co., Ltd., Hangzhou Dotek Technology Co., Ltd., T-Max (Hangzhou) Technology Co., Ltd., Hunan Weiping Technology and Development Co., Ltd., Lisheng Communications Co., Ltd., Stanley, Shanghai Baoya Safety Equipment Inc., HR Intelligent Equipment (Huangshan) Co., Ltd., Flysky Technology Co., Ltd., CDPH (Hainan) Company Limited, Jiaxing Sky Patrol Optoelectronics Co., Ltd., Wuhu Shipyard Co., Ltd., Shanghai Fonzie Technology Co., Ltd., Jiangsu Hongyun Police Equipment Manufacturing Co., Ltd., Zhejiang Chengshi Robot Co., Ltd., hingga Hubei Tri-ring Forging Co., Ltd. 
     
    Kehadiran pelaku industri global ini tidak hanya memperkaya wawasan pengunjung akan berbagai inovasi teknologi kebencanaan terbaru, namun juga membuka peluang kerja sama lintas negara serta memperluas pengembangan pasar di Indonesia. Kehadiran para peserta ini memperkuat posisi EDRR Indonesia sebagai platform kolaborasi utama dalam menghadapi tantangan bencana yang kompleks dan dinamis.
     
    “Selama tiga hari penyelenggaraan, EDRR juga menghadirkan 13 forum dan workshop strategis, yang menjadi wadah diskusi kebijakan, inovasi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kebencanaan,” ujar Andy. 
     
    Salah satu kegiatan yang menjadi agenda unggulan adalah workshop bertema “Early Warning for All”. Workshop ini menghadirkan Dr. Lilik Kurniawan, ST., M.Si., Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, sebagai Keynote Speaker.
     
    Selain itu, diskusi strategis ini juga menghadirkan sejumlah narasumber utama yang kompeten di bidangnya, termasuk Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, S.I.P., M.M. CHRMP., Kepala Basarnas, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, Plt. Kepala BMKG, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., Kepala Badan Geologi, Fifi Aleyda Yahya dari Kemenkominfo, Dr. H. Safrizal ZA dari Kementerian Dalam Negeri, Dra. Prasinta Dewi dari BNPB, serta Prof. Dr. Ir. Harkunti P. Rahayu, Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI).
     
    Workshop “Early Warning for All” menjadi ruang strategis menguatkan kolaborasi antara kebijakan pemerintah, dukungan ilmiah, inovasi teknologi, dan peran aktif masyarakat dalam memperkuat sistem peringatan dini. Hal ini sangat penting sebagai upaya mitigasi bencana yang efektif dan sebagai fondasi kesiapsiagaan nasional yang berkelanjutan. 
     
    Melalui acara ini, diharapkan tercipta kolaborasi yang lebih erat dan terpadu untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi berbagai risiko bencana secara lebih cepat, tepat, dan efisien.
     
    EDRR Indonesia 2025 membuka kesempatan bagi umum maupun profesional untuk dapat mengakses berbagai inovasi dan diskusi kebencanaan ini dengan melakukan pra-registrasi melalui situs resmi www.edrri.com. Pameran ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan kebencanaan Indonesia yang lebih siap, kolaboratif, dan berbasis teknologi mutakhir.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)