Tag: Dwikorita Karnawati

  • BMKG Prediksi Hujan Lebat Terjadi di Jatim hingga Maluku Saat Lebaran

    BMKG Prediksi Hujan Lebat Terjadi di Jatim hingga Maluku Saat Lebaran

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan akan terjadi di sejumlah daerah saat hari Lebaran. Hujan diprediksi turun dengan hujan sedang hingga lebat.

    “Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat berkembang menjadi sangat lebat terutama di wilayah Jawa Timur,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (30/3/2025).

    Selain di Jawa Timur, hujan juga diprediksi terjadi di Sulawesi Selatan hinga Maluku Utara. Hujan lebat di wilayah tersebut diprediksi terjadi pada 31 Maret dan 1 April 2025.

    “Kemudian juga di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, kemudian juga Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sumatera Utara, kemudian juga di Maluku Utara dan Sulawesi Selatan. Nah itu berlaku untuk tanggal 31 Maret hingga 1 April,” ujar Dwikorita.

    Dwikorita mengatakan cuaca untuk melakukan pelayaran saat Lebaran juga diprediksi melandai usai sebelumnya terjadi penguatan angin. Namun, hal berbeda untuk cuaca penerbangan.

    BMKG mewaspadai potensi turbelensi terjadi di wilayah Aceh hingga Sumatera Barat. Dwikorita mengatakan jajaran Kementerian Perhubungan telah menyiapkan mitigasi menghadapi cuaca tersebut.

    “Namun khusus untuk penerbangan ini mitigasinya lebih tangguh ini dari Kementerian Perhubungan, mitigasinya lebih lebih tersistem dan lebih handal insyaallah dibandingkan mitigasi di pelayaran ataupun di jalur darat,” sambung Dwikorita.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran Nasional 31 Maret 2025

    Kapolri Buka Peluang Tol Gratis di Puncak Arus Balik Lebaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membuka peluang adanya
    pembebasan tarif tol
    (gratis) di sejumlah daerah saat puncak arus balik nanti.
    Pembebasan tarif tol
    ini mungkin diberlakukan jika kondisi tol terpantau sangat padat.
    “Pada saat arus balik, apabila memang jalur sangat padat, mungkin juga akan dilakukan pembebasan tarif di wilayah-wilayah tol tertentu, seperti misalnya Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan).”
    Demikian ujar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers di Lobi Gedung Promotor Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (30/3/2025).
    Namun, kata dia, skema pembebasan tarif ini masih akan didiskusikan lebih lanjut dengan sejumlah lembaga dan pihak terkait.
    Kapolri memprediksi, puncak
    arus balik Lebaran 2025
    akan berlangsung pada 5-7 April 2025.
    Dia menyampaikan, Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi arus balik, mulai dari diskon tarif tol hingga sejumlah rekayasa lalu lintas.
    “Pemerintah tentunya melakukan berbagai macam strategi, mulai dari diskon tarif tol, diskon tiket pesawat, termasuk juga mempersiapkan pengaturan rekayasa, mulai dari
    one way
    kemudian
    contra flow
    ,” lanjut Sigit.
    Untuk saat ini, Kapolri meminta jajarannya untuk bersiap-siap menghadapi lonjakan pemudik usai halal bihalal Idul Fitri 1446 H atau H+1 Lebaran.
    “Kemudian, biasanya ini juga akan ada lonjakan, pas kegiatan halal-bihalal akan terjadi lonjakan, baik di hari H maupun H+1 ini biasanya masih ada,” ujar Kapolri.
    Sigit mengatakan, berdasarkan prediksi dari Pemerintah, masih ada sekitar 20 persen pemudik yang belum melakukan perjalanan.
    Tahun ini, Pemerintah memprediksi ada 2,1 juta pemudik yang akan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka.
    “Dari prediksi 2,1 juta masyarakat yang akan mudik, saat ini masih tersisa 20 persen,” lanjut Sigit.
    Dalam rapat koordinasi malam ini, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi.
    Lalu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, serta jajaran Polda Metro Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Bilang Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merahnya

    BMKG Bilang Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Isu gempa megathrust di Indonesia ramai diperbincangkan. 

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun memperingatkan gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.

    Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (25/8/2024).

    “Jadi tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan,” imbuh dia.

    Dwikorita melanjutkan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) buat menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, bergabung dengan Indian Ocean Tsunami Information Center, yang juga berkantor di kompleks BMKG. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami.

    “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” pungkasnya.

    (fsd/fsd)

  • La Nina Berakhir, Warga RI Siaga Kemarau! Ini Puncaknya

    La Nina Berakhir, Warga RI Siaga Kemarau! Ini Puncaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anomali iklim La Nina dinyatakan berakhir di RI. Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merujuk pertengahan bulan Maret 2025.

    Disebutkan bahwa hasil monitoring indeks IOD dan ENSO, Dasarian I Maret 2025 menunjukkan IOD berada pada kategori Netral dengan indeks-0.31. Fase IOD Netral diprediksi akan bertahan hingga semester kedua tahun 2025.

    Sementara itu, anomali SST di Nino 3.4 menunjukkan indeks sebesar 0.30. Kondisi ini mengindikasikan ENSO Netral dan diprediksi akan tetap Netral hingga semester kedua tahun 2025.

    “La Nina telah berakhir. Artinya, musim kemarau akan normal. Semoga cuaca kondusif,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

    Lalu, dengan demikian, apakah musim kemarau akan masuk ke RI? Kapan dimulai?

    Dwikorita mengatakan, musim kemarau di Indonesia akan dimulai secara bertahap mulai Maret ini hingga April mendatang. Beberapa wilayah di Indonesia akan terdampak.

    “Awal musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin monsun Asia atau angin daratan beralih menjadi angin monsun Australia yang aktif,” ujar Dwikorita.

    Pada April mendatang, wilayah seperti Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur akan memasuki kemarau. Pada Mei kemarau mulai meluas, mencakup sebagian kecil Sumatra, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua bagian Selatan.

    Dwikorita mengimbau di sektor pertanian, dapat, menyesuaikan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih awal maupun lebih lambat. Mulai dari memilih varietas tahan kekeringan, serta mengoptimalkan pengelolaan air di daerah dengan musim kemarau lebih kering dari normal.

    Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami musim kemarau lebih basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian.Untuk sektor kebencanaan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah rawan yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan curah hujan Normal atau Bawah Normal.

    Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut musim kemarau tahun ini dengan kondisi iklim normal, tanpa pengaruh kuat dari iklim laut dari ENSO dan IOD. Namun demikian, bukan berarti tidak ada hujan karena ada beberapa wilayah Indonesia yang memiliki sifat musim kemarau di atas normal yang memungkinkan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

    “Jadi utamanya adalah karena tidak adanya dominasi iklim global seperti El Nino, La Nina, dan IOD sehingga prediksi kami iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023 yang berdampak pada banyak kebakaran hutan dan musim kemarau tahun 2025 cenderung mirip dengan kondisi musim kemarau tahun 2024,” kata Ardhasena.

    (sef/sef)

  • BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang di Pelabuhan Merak Saat Puncak Arus Mudik

    BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang di Pelabuhan Merak Saat Puncak Arus Mudik

    BMKG Ingatkan Potensi Angin Kencang di Pelabuhan Merak Saat Puncak Arus Mudik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Potensi
    pasang maksimum
    dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah penyeberangan Merak-Bakauheni pada 29 Maret mendatang, atau pada saat puncak arus mudik.
    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Dwikorita Karnawati menjelaskan, potensi angin kencang dengan kecepatan hingga 20 knot berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari.
    Dampaknya, kapal yang berlabuh dapat mengalami goyangan lebih kuat dan gelombang laut mencapai 2,5 meter. 
    BMKG telah berkoordinasi dengan pihak pengelola pelabuhan, Kementerian Perhubungan, serta kepolisian untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum terhadap arus mudik.
    “Jika kondisi membahayakan, bongkar muat kapal atau sandar kapal bisa dihentikan sementara,” kata Dwikorita di Kantor Kemenko PMK, Kamis (27/3/2025).
    “Ini tentu dapat menimbulkan antrean dan kemacetan, tetapi sudah ada SOP bersama yang telah kami siapkan dan terus diperbarui sejak 2023,” lanjut Dwikorita.
    Ia menambahkan, potensi pasang maksimum juga dapat berdampak pada aktivitas pelabuhan.
    “Penyeberangan Merak harus diwaspadai pada tanggal 29 Maret 2025, di mana ada pasang maksimum yang dapat mencapai 60 cm,” ujarnya.
    “Jadi air itu bisa sampai ke bibir dermaga, dan ini akan mengganggu sandar kapal,” lanjut dia.
    Dia mengatakan, potensi pasang maksimum diprediksi terjadi di pagi hingga siang hari, sekitar pukul 7.00 hingga pukul 13.00.
    BMKG mencatat bahwa pasang maksimum ini akan meningkat secara bertahap mulai 27 Maret, mencapai puncaknya pada 29 Maret, dan berangsur-angsur surut setelahnya.
    Fenomena pasang maksimum ini tidak hanya terjadi di
    Pelabuhan Merak
    -Bakauheni, tetapi juga berpotensi berdampak pada berbagai pantai di Indonesia.
    Faktor utama yang menyebabkan pasang maksimum adalah posisi bulan yang berada pada jarak terdekat dengan Bumi, sehingga pengaruh gravitasi semakin kuat.
    Potensi banjir rob juga dikhawatirkan terjadi di sejumlah wilayah pesisir, termasuk pantai utara Jawa.
    Oleh karena itu, BMKG telah menginformasikan potensi ini kepada Kementerian Perhubungan, dinas perhubungan daerah, dan kepolisian agar langkah mitigasi bisa segera dilakukan.
    Selain pasang maksimum, BMKG juga memantau potensi cuaca ekstrem akibat keberadaan siklon tropis Courtney serta bibit siklon tropis 93S dan 96W.
    Siklon ini berpotensi menyebabkan gelombang tinggi di Samudra Hindia, termasuk perairan barat Sumatera, selatan Jawa, hingga perairan Nusa Tenggara.
    “Gelombang tinggi diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan, seperti di Samudera Hindia (Barat Bengkulu hingga Lampung, Selatan Jawa hingga Bali),” jelasnya.
    “Kemudian, perairan selatan NTB dan NTT, Laut Sawu dan Laut Arafuru, serta perairan utara Papua hingga Samudera Pasifik,” tambah dia.
    Selain itu, hujan lebat disertai angin kencang diprediksi terjadi di Papua, Papua Barat, Maluku Utara, NTB, dan NTT dalam 24 jam ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menko PMK dan 3 Pemprov Bentuk Tim Tangani Banjir Jakarta-Bekasi, Diketuai Wamen PU Diana

    Menko PMK dan 3 Pemprov Bentuk Tim Tangani Banjir Jakarta-Bekasi, Diketuai Wamen PU Diana

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) membentuk tim yang bertugas untuk menangani dan mengurangi risiko bencana banjir di Jakarta, Bekasi, Karawang, hingga sekitarnya seperti Cianjur.

    Pembentukan tim ini dilakukan dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang dihadiri langsung oleh Menko PMK Pratikno, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy, Wamen PU Diana Kusumastuti, Wamenkeu Anggito Abimanyu, Wamen ATR/BPN Ossy Dermawan. 

    Selain itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung, Gubernur Banten Andra Soni, dan perwakilan Pemprov Jawa Barat juga turut langsung menghadiri rapat tersebut.

    Menko PMK menjelaskan, alasan pembentukan tim ini karena bercermin pada banjir besar yang melanda Jakarta, Bekasi, Karawang, hingga sekitarnya seperti Cianjur beberapa saat waktu lalu.

     “Oleh karena itu kita tadi membahas penanganan yang lebih sinergis, lebih komprehensif dari hulu sampai dengan hilir. Tadi forum menyepakati untuk dibentuk tim,” ujarnya seusai rapat, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025).

    Pratikno melanjutkan, dari forum itu pun disepakati bahwa ketua timnya adalah Wamen Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti. Anggotanya adalah berbagai eselon I di masing-masing kementerian/lembaga (K/L).

    “Jadi ini tim yang ditangani secara komprehensif karena memang kita korbannya sangat besar, jadi pengorbanan ekonomi sangat besar dan ini tidak bisa dibiarkan terus. Oleh karena itu kami berusaha untuk menangani lebih optimal,” kata dia.

    Sementara itu, Wamen PU menyebut hal terpenting yang akan timnya lakukan adalah menyelesaikan tanggul. Dia menyebut pemerintah daerah pun sepakat akan hal ini.

    “Penyelesaian tanggul yang sampai dengan saat ini untuk DKI Jakarta masih menyisakan 16,5 km dan juga untuk Bekasi masih memerlukan 19,6 km,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

  • Kapolri, Panglima TNI, hingga Kepala BMKG Rapat Bareng Menko PMK di Rest Area KM 57 Tol Japek Bahas Mudik Lebaran

    Kapolri, Panglima TNI, hingga Kepala BMKG Rapat Bareng Menko PMK di Rest Area KM 57 Tol Japek Bahas Mudik Lebaran

    loading…

    Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan rapat koordinasi bersama Menko PMK Pratikno di Rest Area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Rabu (26/3/2025). Foto: Jonathan Simanjuntak

    JAKARTA – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno. Rapat digelar di Rest Area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Rabu (26/3/2025).

    Hadir juga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Kemudian, Kepala Badan atau Kepala Lembaga.

    Mereka yang hadir di antaranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PPPA Arifah Fauzi, Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, serta Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

    Kapolri bersama Pratikno meninjau terlebih dulu sejumlah fasilitas yang disediakan di rest area tersebut. Mereka memantau tempat laktasi, toilet umum, posko kesehatan, hingga tempat peristirahatan bagi pemudik.

    Kemudian, mereka menyambangi pemudik yang memilih beristirahat di area itu. Sigit bahkan memberikan goodie bag bagi pemudik.

    Setelah itu, Kapolri dan jajaran Menteri serta Kepala Badan dan Kepala Lembaga langsung menggelar rapat koordinasi tertutup.

    (jon)

  • Cuaca Besok Rabu 26 Maret 2025: Langit Jakarta Diprediksi Berawan Sepanjang Hari – Page 3

    Cuaca Besok Rabu 26 Maret 2025: Langit Jakarta Diprediksi Berawan Sepanjang Hari – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya peringatan dini cuaca ekstrem dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. BMKG mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2025, telah terjadi 1.891 kejadian cuaca ekstrem di berbagai wilayah Tanah Air.

    Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG bekerja 24 jam nonstop dalam memantau kondisi atmosfer, laut, dan daratan menggunakan peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan.

    “BMKG secara terus menerus memantau kondisi atmosfer laut dan daratan menggunakan berbagai peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan,” ujar Dwikorita dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-75 di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.

    Dalam HMD tahun ini yang bertema Closing The Early Warning Gap Together, Dwikorita menekankan bahwa peringatan dini harus direspons cepat oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BNPB, Badan SAR, media, TNI-Polri, dan masyarakat. Keterlambatan dalam merespons dapat meningkatkan risiko bencana yang lebih besar.

    “Jika alur komunikasi ini berjalan, kami meyakini informasi peringatan dini cuaca ekstremmaupun bencana lainnya akan dapat kita mitigasi bersama. Harapannya hanya satu yaitu keselematan masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada lagi masyarakat yang terdampak dan harus kehilangan hal yang berharga,” katanya.

  • Cuaca Hari Ini Selasa 25 Maret 2025: Pagi dan Malam Jabodetabek Diperkirakan Berawan – Page 3

    Cuaca Hari Ini Selasa 25 Maret 2025: Pagi dan Malam Jabodetabek Diperkirakan Berawan – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya peringatan dini cuaca ekstrem dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. BMKG mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2025, telah terjadi 1.891 kejadian cuaca ekstrem di berbagai wilayah Tanah Air.

    Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG bekerja 24 jam nonstop dalam memantau kondisi atmosfer, laut, dan daratan menggunakan peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan.

    “BMKG secara terus menerus memantau kondisi atmosfer laut dan daratan menggunakan berbagai peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan,” ujar Dwikorita dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-75 di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.

    Dalam HMD tahun ini yang bertema Closing The Early Warning Gap Together, Dwikorita menekankan bahwa peringatan dini harus direspons cepat oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BNPB, Badan SAR, media, TNI-Polri, dan masyarakat. Keterlambatan dalam merespons dapat meningkatkan risiko bencana yang lebih besar.

    “Jika alur komunikasi ini berjalan, kami meyakini informasi peringatan dini cuaca ekstrem maupun bencana lainnya akan dapat kita mitigasi bersama. Harapannya hanya satu yaitu keselematan masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada lagi masyarakat yang terdampak dan harus kehilangan hal yang berharga,” katanya.

    Cuaca Ekstrem dan Dampaknya

    BMKG mencatat bahwa selama periode tersebut, Indonesia mengalami 1.182 kejadian hujan lebat, 400 kejadian angin kencang, 55 kejadian petir, 43 kejadian puting beliung, dan 11 kejadian hujan es. Dampaknya meliputi banjir (721 kejadian).

    Selain itu, tanah longsor (374 kejadian), pohon tumbang (371 kejadian), bangunan rusak (553 kejadian), serta gangguan transportasi (567 kejadian). Sebanyak 115 orang menjadi korban jiwa atau mengalami luka-luka, sementara ribuan lainnya terdampak.

    Pada awal Maret 2025, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Banten (Jabodetabek) dilanda banjir akibat curah hujan tinggi. Data BNPB mencatat lebih dari 37 ribu kepala keluarga terdampak akibat bencana ini.

    Menurut BMKG, dinamika atmosfer dan kemunculan bibit siklon di dekat Indonesia menjadi penyebab utama meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

  • BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi

    BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi

    BMKG Sebut Gas Rumah Kaca Tingkatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) mengungkapkan, peningkatan suhu permukaan dan konsentrasi
    gas rumah kaca
    berpengaruh terhadap bertambahnya kejadian
    bencana hidrometeorologi
    seperti banjir dan tanah longsor.
    “Yang meningkat adalah intensitas, frekuensi, dan durasinya,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara Refleksi
    Banjir Jabodetabek
    : “Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem,” Senin (24/3/2025).
    “Ini korelatif dengan kenaikan suhu permukaan. Dan nanti data menunjukkan semuanya korelatif dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca,” kata dia.
    BMKG mencatat tren curah hujan ekstrem di berbagai wilayah Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir.
    Grafik menunjukkan bahwa jumlah kejadian hujan ekstrem yang melampaui 150 mm dalam 24 jam terus bertambah seiring waktu.
    “Jadi ada benang merah yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara peningkatan emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu udara, dan peningkatan kejadian ekstrem,” kata Dwikorita.
    BMKG juga menyoroti bahwa kenaikan suhu udara dapat mempercepat siklus hidrologi, yang pada akhirnya memperburuk kondisi ekstrem, baik dalam bentuk banjir (ekstrem basah) maupun kekeringan (ekstrem kering).
    Contohnya, pada banjir yang terjadi di Jabodetabek, citra satelit menunjukkan bahwa awan kumulonimbus yang memicu hujan ekstrem di wilayah tersebut justru lebih kecil dibandingkan dengan awan kumulonimbus yang terbentuk di Palembang, Lampung, dan Kalimantan Barat.
    “Kita lihat dampak dari banjir yang paling parah di Jabodetabek, padahal kumpulan awannya itu paling kecil,” kata Dwikorita.
    “Di waktu yang sama, ada dua kumulonimbus yang lebih besar, hampir dua kali lipat, di Palembang dan Lampung serta di Kalimantan Barat. Tetapi, banjirnya tidak sedahsyat yang terjadi di Jabodetabek,” ujar dia.
    BMKG menekankan pentingnya kesadaran terhadap perubahan lingkungan dan tata ruang untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi di masa depan.
    Dia menegaskan penting untuk memperhatikan kondisi tata ruang dan lingkungan untuk mencegah kondisi-kondisi yang memicu banjir yang lebih parah.
    “Mohon jangan diabaikan pentingnya tata ruang yang memperhatikan perubahan lingkungan. Ini harus segera dibahas bersama,” kata Dwikorita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.