Tag: Dwi Oktavia

  • DKI bakal adakan lagi tantangan turunkan ukuran baju tahun depan

    DKI bakal adakan lagi tantangan turunkan ukuran baju tahun depan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengadakan kembali kegiatan “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” pada tahun depan.

    Kegiatan merupakan bagian dari kampanye mengajak masyarakat menjalani pola hidup sehat melalui langkah sederhana, yakni menurunkan ukuran baju.

    “InsyaAllah kami akan adakan lagi. Tapi jangan gara-gara ‘challenge’ ini turun nanti setelah ‘challenge’ ini selesai naik (ukuran baju karena naik berat badan), karena yang seperti ini tidak baik buat kesehatan,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim di Jakarta, Minggu.

    Ali mengatakan kegiatan yang sudah diadakan tiga kali sejak tahun 2023 ini menjadi upaya kreatif dan jawaban inspiratif dari Dinas Kesehatan DKI untuk mengajak masyarakat, para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mahasiswa untuk hidup sehat dengan cara menyenangkan dan terukur.

    Hal ini lantaran pola hidup sehat menjadi ciri orang-orang modern yang diharapkan juga diterapkan warga Jakarta seiring DKI Jakarta menjadi kota global.

    Orang-orang yang modern mengerti tentang kesehatan. “Jangan sampai minim aktivitas fisik. Hidup yang modern bukan hidup yang malas,” kata Ali.

    “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” menjadi ajang kompetisi dengan diri sendiri untuk mengalahkan kebiasaan buruk lalu mengatur dan meningkatkan motivasi untuk menjadi menjalankan pola hidup sehat.

    Ali berpendapat, dalam menjalankan pola hidup yang sehat, konsistensi yang menjadi kunci. Dia berharap warga Jakarta mau menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka.

    “Silahkan manfaatkan dalam rangka pola hidup sehat ini sarana dan prasarana yang sudah disiapkan oleh pemerintah, berupa taman-taman. Taman-taman kita sudah mulai kita ‘upgrade’ semua supaya bagus,” kata Ali.

    Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyampaikan konsistensi dan semangat untuk hidup sehat tampak dimiliki dari sebagian warga Jakarta.

    Hal uni ditunjukkan setidaknya oleh 1.241 orang yang menuntaskan tantangan dalam kegiatan “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” dalam enam pekan.

    Adapun total peserta yang mendaftar “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” mencapai 4.340 orang . Lalu, dari jumlah tersebut sebanyak 2.761 orang di antaranya mengikuti tantangan yang diberikan dan 1.241 orang berhasil menuntaskan seluruh rangkaian tantangan.

    Tantangan yang diberikan, yakni melakukan jalan kaki minimal 7.500 langkah per hari, menggunakan aplikasi penghitung langkah di ponsel.

    Kemudian, menerapkan pola makan sehat dengan konsep “Isi Piringku” setiap hari, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu dan melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan setiap satu minggu sekali selama tantangan berlangsung.

    “Harapan kami, kebiasaan baik yang terbentuk selama mengikuti tantangan ini dapat terus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat Jakarta semakin sehat, produktif dan siap menyongsong Jakarta sebagai Kota Global,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sanitasi Belum Merata, Jakarta Utara Catat Kasus Terbanyak BAB Sembarangan – Page 3

    Sanitasi Belum Merata, Jakarta Utara Catat Kasus Terbanyak BAB Sembarangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih menjadi persoalan di Jakarta. Dinas Kesehatan atau Dinkes Jakarta mencatat, masih ada 850 kepala keluarga (KK) di sembilan kelurahan yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

    “Jadi masih ada 9 kelurahan yang masih ada locus buang air besar sembarangannya. Jadi di Jakarta Utara masih ada 4 lokasi, Jakarta Barat masih ada 2 lokasi, Jakarta Selatan ada 1 lokasi, Jakarta Timur ada 2 lokasi,” ujar Wakil Kepala Dinkes Jakarta Lies Dwi Oktavia di Rusunami Bidara Cina, Senin (28/7/2025).

    “Jadi total masih ada sekitar 850 kepala keluarga yang memang masih buang air besar sembarang,” sambungnya.

    Lies menjelaskan, salah satu penyebab warga BAB Sembarangan mayoritas karena keterbatasan lahan untuk dibuatkan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) komunal hingga septic tank komunal.

    Dia menyebut, kebanyakan kasus BABS di Jakarta ditemukan di lokasi-lokasi yang pemukimannya padat, terus susah diintervensi karena tidak ada lahan yang cukup luas.

    Oleh karena itu, menurut Lies, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta siap menggunakan pendekatan lintas sektor dengan melibatkan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk membantu warga mencari solusi persoalan BABS.

    “Jadi kita berusaha untuk bersama-sama warga mencari solusi. Mulai dari kalau ada lahan, kemudian bisa digunakan untuk dibuatkan MCK komunal, septic tank komunal, maka itu menjadi salah satu prioritas cara penyelesaian,” terang dia.

    Selain itu, lanjut Lies, Pemprov Jakarta juga tidak bisa bekerja sendiri tanpa komitmen dari warga, sehingga diharapkan dapat mencapai status aman sanitasi.

    Ada pun, kata dia, sanitasi aman artinya BAB sudah dibuang ke septic tank dan dilakukan penyedotan secara rutin terhadap septic tanknya.

    “Di bawahnya sanitasi aman itu ada sanitasi layak. Sanitasi layak itu sudah berakhir di septic tank, tapi memang belum dilakukan penyedotan secara rutin. Kita harapkan jadi minimal mencapai dua (tujuan itu),” tandas Lies.

     

    Remaja wanita 18 tahun membantu mengatasi masalah sanitasi di dunia

  • Video: Dinkes DKI Jakarta Ungkap Penyakit yang Jadi Tantangan Saat Ini

    Video: Dinkes DKI Jakarta Ungkap Penyakit yang Jadi Tantangan Saat Ini

    JakartaWakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyebut penyakit yang menjadi tantangan saat ini yaitu penyakit yang tidak menular. Beberapa penyakit tersebut seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan kanker.

    Dwi mengatakan risiko penyakit tidak menular bisa dikurangi melalui penerapan pola hidup sehat bagi masayatakat. Pemerintah juga melakukan kolaborasi antar lembaga melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk masyarakat RI.

    Tonton video-video menarik lainnya di 20detik.

    (/)

    penyakit tidak menular ptm dinkes dki dinkes dki jakarta penyakit jantung

  • DKI beri perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda

    DKI beri perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda

    Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar gerakan sehat melalui Festival Berani Sehat yang digelar di Gedung Sarinah Thamrin Jakarta pada 26-27 Juli 2025. (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    DKI beri perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 27 Juli 2025 – 16:35 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda atau remaja agar kesehatan mereka terjaga di usia dewasa dan mampu mewujudkan Jakarta sebagai kota global urutan 20 tahun 2045. 

    “Target menjadi 20 kota global 2045 dan generasi emas 20245 bisa diwujudkan dengan memastikan anak muda mengonsumsi makanan yang sehat dan melakukan olahraga sehingga menjadikan mereka terhindar dari risiko penyakit tidak menular,” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Dwi Oktavia.

    Dia usai membuka “Festival Berani Sehat CISDI” di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa waktu 20 tahun menjelang 2045 itu sangat singkat dan generasi muda saat ini harus disiapkan kesehatannya agar mereka menjadi pelaku ekonomi dan pelaku pembangunan di masa mendatang yang sehat dan cerdas.

    Menurut dia, memberikan kemudahan akses makanan sehat dan aktivitas fisik akan mengurangi risiko penyakit menular yang saat ini sudah sangat berbahaya.

    Ada sejumlah penyakit tidak menular yang menjadi prioritas saat ini, yakni diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kanker dan lainnya.

    Penyakit menular ini dapat dikelola melalui mengurangi risiko terkena penyakit tersebut, mulai dari menerapkan pola hidup sehat dengan pola konsumsi sehat dengan mengonsumsi sayur, makanan tinggi serat, mengurangi makanan mengandung gula, garam dan lemak.

    Kemudian diikuti pola hidup dengan istirahat yang cukup dan mengelola stres dengan baik. Apabila ini diterapkan akan mengurangi risiko penyakit tersebut. 

    “Melalui kampanye, sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat untuk generasi muda yang semakin baik,” kata dia.

    Sementara CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah S Saminarsih mengatakan, masyarakat Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan serius karena berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit tidak menular dan gangguan kesehatan mental, terus meningkat.

    Kementerian Kesehatan menyebutkan penyakit tidak menular seperti jantung dan stroke bertanggung jawab atas 75 persen kematian di Indonesia.

    Kemudian hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan masyarakat Indonesia cenderung memiliki pola konsumsi tidak sehat, antara lain konsumsi makanan olahan, cepat saji, minuman berpemanis dalam kemasan, serta makanan tinggi gula, garam dan lemak (GGL).

    Kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik memperbesar faktor risiko terkena penyakit tidak menular.

    Masyarakat dalam kesehariannya telah dikepung dengan berbagai produk makanan dan minuman tidak sehat,produk tembakau yang juga mudah diakses.

    “Akses informasi masyarakat ke kesehatan yang masih sangat terbatas mendorong CISDI untuk melaksanakan kegiatan ini,” kata Diah.

    Sumber : Antara

  • Jakarta perkuat program kantin sehat untuk cegah penyakit

    Jakarta perkuat program kantin sehat untuk cegah penyakit

    Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar Festival Berani Sehat dalam mengampanyekan remaja bebas dari makanan yang berbahaya bagi kesehatan di Gedung Sarinah Jakarta, Minggu (27/7/2025) (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    Jakarta perkuat program kantin sehat untuk cegah penyakit
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 27 Juli 2025 – 17:23 WIB

    Elshinta.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta memperkuat program kantin sehat sebagai upaya nyata dalam mencegah terjadinya penyakit tidak menular pada anak muda seperti diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kanker dan lainnya.

    “DKI sudah punya program ini sejak 2013 melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 140 tentang penyelenggaraan kantin sehat dan hingga sekarang masih terus ditingkatkan pelaksanaan di lapangan,” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Dwi Oktavia di Jakarta, Ahad.

    Terkait hal itu, Gubernur Pramono Anung telah menetapkan 450 sekolah memiliki kantin sehat yang menjadi Program Quick Wins Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

    Menurut dia, kantin-kantin tersebut diberikan pendampingan agar panganan yang dijual kepada pelajar sehat dan terjaga keamanannya.

    “Kami mendampingi sarana dan prasarana keamanan pangan, memberikan labelisasi terhadap makanan terutama kandungan garam, gula dan lemak,” kata dia.

    Dalam upaya mencegah jumlah warga DKI Jakarta yang terjangkit penyakit tidak menular, pihaknya terus melakukan kolaborasi pentahelix dengan pemangku kebijakan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

    Kemudian mendorong masyarakat memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), mulai dari warga baru lahir, para pelajar melalui CKG berbasis sekolah, warga usia 18 tahun ke atas hingga lansia.

    Melalui pemeriksaan kesehatan secara gratis, masyarakat dapat memastikan kondisi kesehatan dan dapat melakukan pencegahan hingga antisipasi terjangkit penyakit tidak menular.

    Pihaknya juga melakukan kampanye hidup sehat dengan melibatkan tidak hanya pemerintah tapi juga organisasi masyarakat, LSM dan lainnya.

    “Kami juga berupaya melakukan perbaikan kebijakan agar sesuai dengan tantangan saat ini serta memanfaatkan sarana digitalisasi dalam menyampaikan pesan atau kampanye kesehatan,” kata dia.

    CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah S Saminarsih mengatakan, data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan penyakit tidak menular seperti jantung dan stroke mengakibatkan 75 persen kematian di Indonesia.

    Kemudian hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 dan menunjukkan masyarakat Indonesia cenderung memiliki pola konsumsi tidak sehat, antara lain konsumsi makanan olahan, cepat saji, minuman berpemanis dalam kemasan, serta makanan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL).

    Kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik memperbesar faktor risiko terkena penyakit tidak menular.

    Masyarakat dalam kesehariannya telah dikepung dengan berbagai produk makanan dan minuman tidak sehat,produk tembakau yang juga mudah diakses.

    “Akses informasi masyarakat ke kesehatan yang masih sangat terbatas mendorong CISDI untuk melaksanakan kegiatan ini,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Jakarta beri perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda

    Jakarta beri perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian pada akses pangan yang baik bagi generasi muda atau remaja agar kesehatan mereka terjaga di usia dewasa dan mampu mewujudkan Jakarta sebagai kota global urutan 20 tahun 2045.

    “Target menjadi 20 kota global 2045 dan generasi emas 20245 bisa diwujudkan dengan memastikan anak muda mengonsumsi makanan yang sehat dan melakukan olahraga sehingga menjadikan mereka terhindar dari risiko penyakit tidak menular,” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Dwi Oktavia.

    Dia usai membuka “Festival Berani Sehat CISDI” di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa waktu 20 tahun menjelang 2045 itu sangat singkat dan generasi muda saat ini harus disiapkan kesehatannya agar mereka menjadi pelaku ekonomi dan pelaku pembangunan di masa mendatang yang sehat dan cerdas.

    Menurut dia, memberikan kemudahan akses makanan sehat dan aktivitas fisik akan mengurangi risiko penyakit menular yang saat ini sudah sangat berbahaya.

    Ada sejumlah penyakit tidak menular yang menjadi prioritas saat ini, yakni diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kanker dan lainnya.

    Penyakit menular ini dapat dikelola melalui mengurangi risiko terkena penyakit tersebut, mulai dari menerapkan pola hidup sehat dengan pola konsumsi sehat dengan mengonsumsi sayur, makanan tinggi serat, mengurangi makanan mengandung gula, garam dan lemak.

    Kemudian diikuti pola hidup dengan istirahat yang cukup dan mengelola stres dengan baik. Apabila ini diterapkan akan mengurangi risiko penyakit tersebut.

    “Melalui kampanye, sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat untuk generasi muda yang semakin baik,” kata dia.

    Sementara CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah S Saminarsih mengatakan, masyarakat Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan serius karena berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit tidak menular dan gangguan kesehatan mental, terus meningkat.

    Kementerian Kesehatan menyebutkan penyakit tidak menular seperti jantung dan stroke bertanggung jawab atas 75 persen kematian di Indonesia.

    Kemudian hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan masyarakat Indonesia cenderung memiliki pola konsumsi tidak sehat, antara lain konsumsi makanan olahan, cepat saji, minuman berpemanis dalam kemasan, serta makanan tinggi gula, garam dan lemak (GGL).

    Kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik memperbesar faktor risiko terkena penyakit tidak menular.

    Masyarakat dalam kesehariannya telah dikepung dengan berbagai produk makanan dan minuman tidak sehat,produk tembakau yang juga mudah diakses.

    “Akses informasi masyarakat ke kesehatan yang masih sangat terbatas mendorong CISDI untuk melaksanakan kegiatan ini,” kata Diah.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kasus TB di Jakarta capai 21 ribu hingga Mei 2025

    Kasus TB di Jakarta capai 21 ribu hingga Mei 2025

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus penyakit tuberkulosis (TB) di Jakarta mencapai 21.667 pada periode Januari hingga Mei 2025 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana saat dihubungi di Jakarta, Minggu, mengatakan, merujuk data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), jumlah kasus TB yang ditemukan di Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari hingga Mei 2024 tercatat sebanyak 27.396 kasus.

    Sementara itu, pada periode yang sama di tahun 2025 (hingga 23 Mei), jumlah kasus yang ditemukan adalah 21.667 kasus.

    “Perbedaan jumlah kasus antara kedua tahun ini mencerminkan dinamika dalam pelaksanaan program penanggulangan TB di Jakarta,” ujar dia.

    Ovi mengatakan, peningkatan jumlah kasus yang ditemukan, seperti yang terjadi pada tahun 2024, bukan berarti terjadi peningkatan penularan secara mutlak, melainkan dapat menjadi indikator positif dari semakin masifnya upaya penjaringan dan penemuan kasus aktif di masyarakat.

    “Semakin banyak kasus yang terdeteksi secara dini, maka peluang untuk memutus rantai penularan dan mencapai eliminasi TB akan semakin besar,” kata dia.

    Salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan TB, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginisiasi pembentukan Kampung Siaga TB. Saat ini, tercatat 274 Kampung Siaga TB yang sudah terbentuk.

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan Kampung Siaga ini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan keterlibatan mereka terhadap penanggulangan tuberkulosis.

    “Jadi 274 itu bukan berarti kampung dengan kasus TB terbanyak di Jakarta, tapi justru di situ yang menjadi permodelan bagaimana penanggulangan TB bisa dimulai dari masyarakat melibatkan semua unsur termasuk tokoh masyarakat dan pamong setempat juga selain unsur kesehatan,” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

    Dia berharap ke-274 Kampung Siaga TB nantinya dapat dikembangkan agar bisa direplikasi di semua RW yang ada di Jakarta untuk bersama-sama menanggulangi TB.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, kru pesawat korban kebakaran Glodok hingga imunisasi HPV

    DKI kemarin, kru pesawat korban kebakaran Glodok hingga imunisasi HPV

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta pada Senin (20/1) mulai dari jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza terindikasi sebagai kru pesawat hingga seputar pelaksanaan imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. RS Polri: Enam korban kebakaran Glodok Plaza terindikasi kru pesawat

    Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan enam korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat terindikasi merupakan kru pesawat atau pramugari dan pramugara.

    “Diduga ada enam dari laporan keluarga, kita tanya korban pekerjaan apa, sebagian keluarga menyatakan korban bekerja di maskapai,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    2. Pembangunan dermaga yang rusak mangrove diminta dihentikan

    Warga Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, meminta pembangunan dermaga yang merusak lingkungan di Pulau Gugus Lempeng, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, dihentikan.

    “Kami langsung tindaklanjuti aspirasi warga yang meminta pembangunan merusak alam dihentikan,” kata Lurah Pulau Pari, Muhammad Adriansyah di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    3. Jaksel kembangkan batik “Pejabat”

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengembangkan batik Pejaten Barat (Pejabat) agar menjadi produk unggulan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut.

    “Kita bantu prosesnya mulai dari kurasi hingga hak ciptanya agar kerajinan batik ‘Pejabat’ ini tetap lestari dan terlindungi,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    4. Ini tantangan terbesar petugas cari korban kebakaran Glodok Plaza

    Petugas pemadam kebakaran mengungkapkan bahwa ambruknya lantai 9 lalu menimpa lantai 8 Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, menjadi tantangan terbesar pencarian jenazah para korban yang dilanda kebakaran pada Rabu (15/1) malam.

    “Seperti kita ketahui, lantai 9 itu sudah ambruk ya. Ditambah lagi atap dari lantai 9 itu juga. Dan materialnya sangat besar,” ungkap Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Mangga Besar Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Boy Budi Utomo kepada wartawan di lokasi pada Senin.

    Selengkapnya di sini

    5. DKI bidik 7.152 siswi SMP mendapat imunisasi HPV

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membidik sebanyak 7.152 orang siswi SMP berusia 15 tahun di 44 kecamatan se-DKI Jakarta untuk mendapatkan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) melalui program Imunisasi Kejar HPV yang dimulai pada Senin ini.

    “Hari ini kami adakan serentak di 44 kecamatan di DKI Jakarta kepada anak usia 15 tahun yang berjumlah 7.152 peserta didik,” ujar Wakil Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025