Tag: dr. Boyke

  • Cuaca Dingin Bikin Libido Pria Meningkat, Mitos atau Fakta? Ini Kata dr Boyke

    Cuaca Dingin Bikin Libido Pria Meningkat, Mitos atau Fakta? Ini Kata dr Boyke

    Jakarta

    Banyak yang mengatakan kalau cuaca sedang dingin-dinginnya, gairah seks atau libido pria makin tinggi. Benarkah demikian atau hanya sugesti laki-laki saja karena suasana dianggap lebih romantis?

    Pakar seks Boyke Dian Nugraha, SpOG mengatakan menurut penelitian hormon testosteron atau hormon seks pria di musim dingin memang lebih tinggi.

    “Karena kita kedinginan, biasanya kita tuh butuh kehangatan. Kehangatan bisa didapat di pelukan dan sebagainya. Dan itu merangsang saraf-saraf erotis kita dan membuat kita terangsang, sehingga berakhir dengan hubungan seks,” kata dr Boyke saat dihubungi detikcom, Jumat (24/10/2025).

    Lalu, cuaca dingin dan kondisi gelap hormon melatonin akan menjadi lebih banyak. Kondisi ini biasanya membuat tubuh menjadi lebih rileks.

    “Ketika tubuh rileks, aliran darah yang mengalir ke ‘Mr P’ pada pria itu menjadi lebih banyak dan itu memudahkan dia terjadinya ereksi,” katanya.

    Pada kondisi normal, hormon testosteron pada laki-laki akan cenderung lebih tinggi di pagi hari. Ini yang menjadi alasan adanya istilah morning wood atau ereksi penis yang terjadi secara spontan saat tidur atau saat bangun tidur.

    “Tapi karena musim dingin, ya otomatis dia terus-terusan tuh (tinggi hormon testosteron),” katanya.

    Di luar hormon, dr Boyke menambahkan bahwa kondisi seperti malas-malasan karena cuaca dingin dan musim hujan juga dapat meningkatkan gairah seks.

    “Itu kan membuat kedekatan antara suami istri kan. Kedinginan, jadi kan kita pingin peluk-peluk dia dong. Keinginan pria itu untuk melakukan hubungan seks juga menjadi lebih tinggi,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Mimpi Basah Pertamamu? Nggak Usah Panik, Ini Penjelasannya!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Dirgayuza Jadi Asisten Khusus Presiden, Dino Patti: Pilihan Terbaik Prabowo

    Dirgayuza Jadi Asisten Khusus Presiden, Dino Patti: Pilihan Terbaik Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menilai penunjukkan Dirgayuza Setiawan sebagai Asisten Khusus Presiden Bidang Komunikasi Analisa Kebijakan merupakan salah satu pilihan terbaik yang diambil Presiden Prabowo Subianto.

    Adapun, Dirgayuza dilantik menjadi Asisten Khusus Presiden pada Rabu (8/10/2025) lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33M Tahun 2025.

    “Menurut saya, Dirgayuza adalah salah satu best appointments oleh Presiden @Prabowo,” kata mantan duta besar Indonesia untuk AS itu lewat cuitannya lewat akun pribadi @dinopattidjalal.

    Dino memandang Dirga sebagai loyalis atau orang setia Prabowo. Namun, sikap loyal saja tak cukup, dia menilai Dirga merupakan sosok yang super kompeten dan mumpuni di bidang pemerintahan.

    Pria yang juga disapa Yuza itu juga disebutnya sebagai rasionalis dan memiliki pemahaman baik terkait kondisi dunia. Dino menyebut Yuza berkepribadian low profile atau rendah hati dan tidak suka mencari perhatian.

    “Yuza juga super kompeten, rasional, has good understanding of the world, low profile, humble, open minded, berintegritas, responsif, and wired to do the right thing,” tuturnya.

    Sosok Yuza dikenal Dino sebagai orang yang memang diprogram untuk melakukan hal-hal yang tepat. Dia pun tak sungkan menjamin kepribadian dan komitmen dari Dirgayuza tersebut.

    “Kalau semua orang di lingkaran dalam Prabowo seperti Yuza, Insya Allah negara will be in good hands,” tuturnya.

    Profil Dirgayuza Setiawan

    Dirgayuza diketahui berasal dari keluarga yang berlatar belakang militer. Sang Ayah merupakan Kapten CDM Dr Boyke Setiawan yang merupakan pelatih terjun payung militer. Sementara sang Ibu, Jasmin Kartiasa Prawirabisma adalah atlet nasional terjun payung.

    Yuza lahir di Jakarta pada 15 Mei 1989 dan merupakan lulusan S1 Media Communications dari Melbourne University dan dikenal sebagai penulis serta ahli teknologi.

    Dia melanjutkan studi di Master of Social Science of the Internet (MSc) dari University of Oxford, Inggris dan pernah mengikuti Executive Program International Business/Commerce di Tsinghua University, China (2013).

    Karier profesionalnya dia pernah mencakup peran sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Pemasaran di PT Angkasa Transportindo Selaras (September 2022) dan Ketua Tim Tenaga Ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan (Agustus 2021–Agustus 2022) serta Konsultan di PT McKinsey Indonesia (April 2017–Februari 2020).

    Dirgayuza yang pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha PT RNI (Persero) sempat ditunjuk sebagai staf khusus (stafsus) Presiden pada Maret 2025.

    Dirgayuza dikenal aktif dalam organisasi mahasiswa, khususnya di PPI Australia, serta pernah terlibat dalam proyek literasi dan media daring seperti pendirian idenesia.com.

  • Wanti-wanti dr Boyke soal Black Mamba, Sembarangan Pakai Dildo Bisa Picu Infeksi

    Wanti-wanti dr Boyke soal Black Mamba, Sembarangan Pakai Dildo Bisa Picu Infeksi

    Jakarta

    Istilah ‘black mamba’ belakangan ramai diperbincangkan di media sosial setelah beredar foto dildo atau alat bantu seks yang disebut-sebut sebagai sisa penjarahan rumah seorang politisi. Klaim tersebut dipastikan hoaks.

    Terlepas dari kontroversi tersebut, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan menggunakan alat bantu seks. Sebab, pemakaian yang tidak tepat bisa memicu ketergantungan hingga masalah kesehatan reproduksi.

    dr Boyke bercerita pernah menemui pasien yang lebih memilih menggunakan dildo ketimbang berhubungan langsung dengan pasangannya.

    “Cuma titip, jangan sampai kecanduan yang akhirnya dia daripada hubungan seks dengan suami, dia lebih senang pakai dildo,” ujar dr Boyke kepada detikcom, Sabtu (6/9/2025).

    Kondisi ini, kata dia, dapat membuat seseorang kehilangan sensasi alami dalam hubungan seksual. “Akhirnya dia lebih senang pakai dildo daripada berhubungan seks dengan suami. Apalagi yang sekarang kan ada yang dicampur dengan vibrator, pakai baterai. Mr P biasa kan nggak bisa bergetar begitu,” jelasnya.

    Untuk menghindari ketergantungan, ia menyarankan penggunaan sex toy, hanya dilakukan sesekali. “Gunakan sebagai variasi. Sisanya tetap dengan cara biasa, agar tubuh dan pikiran tidak bergantung pada alat itu saja,” katanya.

    Dampak Kesehatan Intim

    Selain risiko psikologis, dr Boyke menegaskan penggunaan dildo yang tidak sesuai standar bisa menimbulkan gangguan medis. Salah satunya adalah keputihan berkepanjangan akibat infeksi.

    “Saya pernah dapat kasus keputihan melulu. Ternyata setelah saya tanya-tanya kenapa keputihan melulu, ternyata dia pakai dildo yang nggak tahu standarnya, misal dildonya silikonnya (standar) medis nggak, dia nggak tahu,” ungkapnya.

    Risiko lain adalah lecet pada area kewanitaan akibat kurang pelumas atau penggunaan alat yang terlalu keras. “Ada juga kasus suami yang memasukkan dildo terlebih dahulu supaya istrinya terangsang dulu. Tapi pembasahannya kurang, malah jadi lecet. Ini berbahaya kalau tidak paham cara penggunaannya,” kata dr Boyke.

    Jika infeksi terjadi, kata dia, bukan tidak mungkin kesuburan wanita ikut terdampak. “Kalau dia sampai infeksi, ya tentu pasti mengganggu kesuburannya. Makanya, penggunaan dildo itu betul-betul hanya kalau diperlukan dan hanya untuk variasi, hanya untuk masturbasi sesekali,” jelasnya.

    Catatan untuk Ibu Hamil

    dr Boyke juga memberi catatan khusus bagi ibu hamil yang ingin menggunakan dildo, terutama ketika berjauhan dengan pasangan. Menurutnya, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

    “Tidak ada riwayat perdarahan, karena kalau terlalu masuk kadang-kadang menimbulkan kontraksi. Jadi, jangan terlalu ditekan,” tegasnya.

    Ia menambahkan, penggunaan dildo pada ibu hamil baru relatif aman dilakukan di trimester kedua, saat plasenta sudah menempel kokoh di rahim. “Di awal sampai 19 minggu biasanya plasenta baru terbentuk di minggu 16-17. Jika belum menempel, biasanya mudah terjadi abortus atau keguguran,” kata dr Boyke.

    Lebih jauh, dr Boyke menekankan pentingnya menjaga kebersihan sex toy. Alat harus dicuci bersih dengan sabun sebelum digunakan, lalu disimpan dengan benar. “Ingat, Anda memasukkan benda ke dalam Miss V tidak semudah yang Anda bayangkan. Betul-betul harus membersihkan dulu, harus dikasih dulu air sabun sampai bersih banget itu sudah dicuci. Naronya (penyimpanan) juga nggak bisa sembarangan, dibungkus lagi dengan tisu atau apa gitu lho,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

    Misteri Black Mamba

    6 Konten

    Black Mamba tengah jadi perbincangan. Banyak dipakai di berbagai bidang, istilah Black Mamba merujuk pada karakter yang spesifik: gelap dan besar ataupun powerful.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Gaduh Black Mamba di Medsos, Ini Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Gaduh Black Mamba di Medsos, Ini Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Jakarta

    ‘Black mamba’ belakangan viral di media sosial pasca beredar potret dildo atau alat bantu seks yang dinarasikan sisa penjarahan di rumah politisi. Keterangan tersebut dipastikan hoax.

    Terlepas dari isu terkait, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, menjelaskan bahwa penggunaan alat bantu seks semacam ini tak boleh sembarangan. Sebab, terlalu sering menggunakannya bisa memicu rasa kecanduan.

    “Cuma titip, jangan sampai kecanduan yang akhirnya dia daripada hubungan seks dengan suami, dia lebih senang pakai dildo,” terang dr Boyke saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/9/2025).

    Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    Menurut dr Boyke, kecanduan memakai dildo bisa berimbas pada kesehatan organ intim wanita termasuk lecet hingga keputihan berlebihan.

    “Saya pernah dapat kasus keputihan melulu. Ternyata setelah saya tanya-tanya kenapa keputihan melulu, ternyata dia pakai dildo yang nggak tahu standarnya, misal dildonya silikonnya (standar) medis nggak, dia nggak tahu,” sambungnya.

    Selain itu, ada kasus saat seorang wanita telanjur kecanduan dildo, berdampak pada hubungan seksual dengan suami. dr Boyke menyebut ada pasiennya yang harus dirangsang dengan dildo sebelum akhirnya berhubungan seks dengan pasangan.

    dr Boyke juga menyebut adanya kemungkinan gangguan kesuburan pada wanita akibat terlalu menggunakan dildo secara sembarangan.

    “Kalau dia sampai infeksi, ya tentu pasti mengganggu kesuburannya. Makanya, penggunaan dildo itu betul-betul hanya kalau diperlukan dan hanya untuk variasi, hanya untuk masturbasi sesekali,” jelas dr Boyke.

    “Ingat, Anda memasukkan benda ke dalam Miss V tidak semudah yang Anda bayangkan gitu. Betul-betul harus membersihkan dulu, harus dikasih dulu air sabun sampai bersih banget itu sudah dicuci. Naronya (penyimpanan) juga nggak bisa sembarangan, dibungkus lagi dengan tisu atau apa gitu lho,” tambahnya.

    dr Boyke pun mengingatkan penggunaan dildo bagi wanita hamil, yang mungkin sedang jauh dari suami. Harus dipastikan kebersihannya, jenis silikonnya, ari-ari letaknya sedang tidak di bawah, dan tidak sedang keputihan karena jamur.

    “Tidak ada riwayat perdarahan, karena kalau terlalu masuk kadang-kadang menimbulkan kontraksi. Jadi, jangan terlalu ditekan,” tegasnya.

    Bagi wanita hamil, dr Boyke menyarankan boleh memakai dildo jika sedang berjauhan dengan pasangan di trimester kedua. Sebab, di awal sampai 19 minggu biasanya plasenta baru terbentuk di minggu 16-17.

    Di masa itu, janinnya baru menempel kokoh di placenta. Jika belum menempel di rahim, belum ada plasenta terbentuk, biasanya mudah terjadi abortus atau keguguran.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Viral Black Mamba di Medsos, dr Boyke Beri Catatan Do’s and Dont’s Pakai Dildo

    Viral Black Mamba di Medsos, dr Boyke Beri Catatan Do’s and Dont’s Pakai Dildo

    Jakarta

    Viral istilah ‘black mamba’ di media sosial yang disematkan pada penampakan dildo atau alat bantu seks.

    Penggunaan alat bantu seksual atau sex toy seperti dildo dan vibrator belakangan memang semakin umum. Terlebih, bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh long distance relationship (LDR), sex toy kerap menjadi solusi sementara untuk menjaga keintiman.

    Namun, di balik manfaatnya, penggunaan sex toy ternyata menyimpan sejumlah risiko jika tidak dilakukan secara bijak. Hal ini diungkapkan oleh pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG.

    Jangan Sampai Kecanduan

    dr Boyke mengingatkan agar penggunaan sex toy tidak menjadi kebiasaan yang berlebihan. Ia menceritakan pengalaman menemui pasien yang justru lebih menikmati berfantasi dan menggunakan dildo dibandingkan berhubungan langsung dengan suaminya.

    “Akhirnya dia lebih senang pakai dildo daripada berhubungan seks dengan suami. Apalagi yang sekarang kan ada yang dicampur dengan vibrator, pakai baterai. Mr P biasa kan nggak bisa bergetar begitu,” jelas dr Boyke saat dihubungi detikcom Sabtu (6/9/2025).

    Kondisi seperti itu, kata dia, bisa menimbulkan ketergantungan. Seseorang bisa kehilangan sensasi alami dari hubungan seksual dengan pasangan karena terbiasa mendapatkan stimulasi buatan dari alat yang bergetar secara intens.

    Untuk mencegah hal tersebut, dr Boyke menyarankan agar penggunaan sex toy dilakukan secara terjadwal dan tidak setiap kali melakukan hubungan intim. Jika dalam sebulan terjadi delapan kali hubungan seksual, cukup dua atau tiga kali saja menggunakan dildo sebagai variasi.

    “Gunakan sebagai variasi. Sisanya tetap dengan cara biasa, agar tubuh dan pikiran tidak bergantung pada alat itu saja,” katanya.

    Risiko Medis: Lecet hingga Keputihan

    Selain potensi kecanduan secara psikologis, penggunaan sex toy yang tidak tepat juga bisa membawa risiko medis. dr Boyke mengaku pernah menangani pasien yang mengalami keputihan berkepanjangan dan ternyata rutin menggunakan dildo tanpa mengetahui bahan dasar alat tersebut.

    “Saya tanya, itu dido-nya dari silikon medis nggak? Dia nggak tahu. Nah itu bisa jadi penyebab infeksi atau keputihan,” jelasnya.

    Tak hanya itu, ia juga menyebut risiko lecet pada area kewanitaan akibat kurangnya pelumasan atau penggunaan alat yang terlalu keras dan tidak disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bahkan, ia pernah menemui pasien yang mengalami luka karena dildo digunakan terlalu dalam tanpa pelumas yang cukup.

    “Ada juga kasus suami yang memasukkan dildo terlebih dahulu supaya istrinya terangsang dulu. Tapi pembasahannya kurang, malah jadi lecet. Ini berbahaya kalau tidak paham cara penggunaannya,” ujar dr Boyke.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Gaduh Black Mamba di Medsos, Ini Sederet Risiko Jika Sembarangan Pakai Dildo

    ‘Black Mamba’ Ramai Disorot, dr Boyke Ingatkan Tips Aman Pilih Mainan 18+

    Jakarta

    Istilah ‘black mamba’ belakangan viral pasca dikaitkan dengan temuan alat bantu seks di penjarahan rumah seorang politisi. Namun, klaim itu terbantahkan karena foto yang beredar adalah foto lama dengan narasi menyesatkan.

    Dalam konteks seksualitas, black mamba merujuk pada sextoy berukuran besar berwarna gelap, biasanya berupa dildo atau vibrator. Konon, nama ini terinspirasi dari ular black mamba Dendroaspis polylepis, salah satu ular paling berbisa di Afrika dengan panjang hingga 4,5 meter.

    Terlepas dari kasus viral, sebenarnya aman nggak sih menggunakan dildo atau alat bantu seks seperti itu?

    Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mengingatkan untuk bijak menggunakan alat bantu seks. Selain karena higiene alat, frekuensi pemakaian sextoy juga perlu diperhatikan.

    Salah satunya, demi menghindari terganggunya harmoni rumah tangga. “Tapi misalnya kalau pasangan suami istri ini sedang long distance relationship LDR, silakan saja,” ungkapnya saat dihubungi detikcom Kamis (4/9/2025).

    Dengan catatan untuk keamanan, konsumen perlu memastikan bahan dari sextoy yang dipilih.

    “Apakah misalnya sextoy-nya bisa dibersihkan dengan mudah, bahannya terbuat dari silikon medis, lalu ukuran juga perlu diperhatikan,” tutur dia.

    “Jangan yang terlalu besar, terlalu kecil, di tengah-tengah saja, sedang ukurannya,” saran dr Boyke.

    Alat bantu seks yang dipilih juga harus memiliki tempat higienis untuk disimpan kembali setelah dipakai. Alat yang disimpan di tempat terbuka rentan kotor dan bila digunakan ulang bisa memicu iritasi pada bagian kelamin.

    “Jangan seperti yang viral belakangan ya di foto-foto beredar di media sosial, itu kan seperti tidak ada tempat penyimpanannya. Belilah alat bantu seks yang ada tempat penyimpanannya,” kata dr Boyke.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Wanita Lebih Bergairah dengan Orang yang Dicintainya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

    Misteri Black Mamba

    6 Konten

    Black Mamba tengah jadi perbincangan. Banyak dipakai di berbagai bidang, istilah Black Mamba merujuk pada karakter yang spesifik: gelap dan besar ataupun powerful.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dokter Boyke Bongkar Fakta Oral Seks, Variasi Seksual atau Jadi Penularan Penyakit?

    Dokter Boyke Bongkar Fakta Oral Seks, Variasi Seksual atau Jadi Penularan Penyakit?

    JAKARTA – Dalam kehidupan rumah tangga, variasi dalam hubungan seksual sering kali dianggap penting untuk menjaga keharmonisan. Salah satu bentuk variasi tersebut adalah cunnilingus atau menjilat alat kelamin wanita.

    Namun masih banyak pertanyaan muncul, aman atau justru berisiko? Seksolog ternama dr. Boyke Dian Nugraha, cunnilingus pada dasarnya boleh dilakukan. Cara ini tentu harus dilakukan dengan memperhatikan faktor kesehatan dan kebersihan.

    “Cunnilingus atau menjilat alat kelamin wanita, itu sebenarnya boleh-boleh saja. Selama wanita itu bersih, pria juga tidak membawa penyakit. Penyakit bisa ditularkan melalui cunnilingus tadi, bisa jadi herpes 1, herpes 2, virusnya hidup dalam selaput lendir mulut,” ucap dr. Boyke, dikutip dari unggahan video di akun Instagram @klinikpasutri_boyke.

    Ia menekankan, kondisi kesehatan kedua belah pihak harus diperhatikan. Misalnya, pria sebaiknya tidak sedang mengalami luka di mulut seperti sariawan, atau sedang sakit flu.

    “Kemudian yang kedua, tidak ada luka pada misalnya sariawan pada pria tersebut. Itu juga bisa menularkan penyakit atau sedang flu. Itu juga kita tidak anjurkan,” tutur dr. Boyke.

    Selain itu, kesehatan mulut juga menjadi hal yang sangat penting. dr. Boyke mengingatkan agar pria tidak langsung melakukan cunnilingus setelah merokok atau tanpa membersihkan mulut terlebih dahulu.

    “Kemudian sebaiknya pria juga menjaga kesehatan mulut. Jangan habis merokok tahunya dia melakukan cunnilingus. Tapi dia harus sikat gigi dulu, kemudian membersihkan juga mulutnya seperti kumur-kumur dan sebagainya,” jelasnya.

    dr. Boyke mengungkapkan risiko penularan penyakit tetap ada bila tidak menjaga kebersihan.

    “Kalau sampai terjadi penularan, dari mulut ke alat kelamin, itu sama saja dengan penyakit kelamin akibat hubungan seksual biasa. Jadi tolong kebersihan nomor satu, kalau kamu mau melakukan cunnilingus,” katanya.

    Lebih jauh, dr. Boyke menegaskan bahwa cunnilingus adalah hal yang wajar dalam hubungan suami istri.

    “Karena cunnilingus ini merupakan hal yang biasa diantara suami istri, sebagai bagian daripada variasi-variasi seksual.” bebernya.

  • Dharma Wanita harus jadi support bagi suami dan negara

    Dharma Wanita harus jadi support bagi suami dan negara

    Dokumentasi kegiatan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Jenderal DPD RI. (ANTARA/HO-DPD RI)

    Sekjen DPD: Dharma Wanita harus jadi support bagi suami dan negara
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 25 Juli 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Jenderal DPD RI Mohammad Iqbal mendorong Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Jenderal DPD RI untuk menjadi support bagi suami dan negara, seraya menambahkan bahwa keberhasilan seorang suami tak lepas dari peran istri yang kuat dan bahagia.

    “Kesuksesan suami itu bukan dari apa yang diberikan, tetapi dari inner beauty istrinya. Suami harus jadi supporting system. Begitu juga kita semua di DPD RI, harus jadi sistem pendukung yang saling menguatkan,” kata Iqbal dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Ia menekankan bahwa komunikasi adalah kunci ketahanan keluarga dan kekuatan organisasi. Ia menyampaikan dukungan penuh terhadap kiprah DWP dalam membangun sinergi positif di lingkungan Setjen DPD RI.

    “Dengan komunikasi, insyaallah semua dapat kita lewati dengan baik. Saya sangat menghargai kerja keras DWP, bahkan istri saya sendiri tidak tidur demi panitia. Ini bukti nyata dukungan dalam membangun organisasi yang memberi dampak positif bagi bangsa,” tuturnya.

    Iqbal juga menekankan pentingnya meluangkan waktu bersama keluarga di tengah kesibukan pekerjaan. Ia mengingatkan bahwa kebersamaan bukan sekadar keberadaan fisik, melainkan kualitas interaksi yang dibangun.

    “Kita punya keluarga, tapi kalau tidak pernah bersama, asyik ke sana ke sini, tiba-tiba Yang Maha Kuasa memanggil. Waktu bersama itu penting, itulah investasi sejati dalam membentuk anak-anak yang saleh, penuh kasih, dan berkarakter,” ujarnya.

    Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Jenderal DPD RI pada Kamis (24/7) memulai rangkaian perayaan hari ulang tahun ke-6 melalui Seminar Hybrid bertajuk No Stecu-Stecu: Komunikasi Sehat, Cinta Kuat, Keluarga Hangat, di Gedung DPD RI. Acara ini mengangkat pentingnya komunikasi sebagai fondasi keharmonisan dalam keluarga maupun dalam mendukung tugas-tugas organisasi pemerintahan.

    Ketua DWP Setjen DPD RI Nindya M. Iqbal menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota DWP atas semangat kebersamaan dan peran aktif dalam menyukseskan acara.

    “Terima kasih kepada Ibu-Ibu semua. Walaupun saya deg-degan, saya jadi semangat karena ibu-ibu hadir di sini. Kami berharap seminar ini dapat memberi ilmu dan inspirasi dari pengalaman Dr. Boyke sebagai pakar yang sangat relevan dengan tema kita,” ujarnya.

    Penasihat DWP Setjen DPD RI Rose Sultan, yang juga istri dari Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin, secara resmi membuka kegiatan ini. Ia mengapresiasi dedikasi seluruh pengurus DWP yang telah menjaga eksistensi dan kontribusi nyata selama enam tahun terakhir.

    “Enam tahun perjalanan DWP DPD RI menunjukkan komitmen kuat dalam memperdayakan perempuan dan mempererat solidaritas sosial. Tema yang kita usung hari ini mengandung pesan penting: komunikasi jujur dan harmonis adalah fondasi keluarga dan masyarakat yang sehat,” ucap Rose Sultan.

    Turut hadir dalam kegiatan ini Penasihat DWP Setjen DPD RI Olga Olivia Yorrys, Desy Tamsil, serta Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah. Seminar yang berlangsung secara hybrid ini menghadirkan narasumber utama Dr. Boyke Dian Nugraha dan diikuti oleh peserta dari berbagai instansi secara langsung maupun daring.

    Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari komitmen DWP Setjen DPD RI dalam membina keharmonisan internal, memperkuat relasi antar-lembaga, serta menunjukkan peran strategis perempuan dalam menopang pembangunan keluarga dan negara.

    Sumber : Antara

  • Gen-Z Dihantui Infeksi Seksual! Kasus Melonjak, Banyak Obat Tak Manjur Lagi

    Gen-Z Dihantui Infeksi Seksual! Kasus Melonjak, Banyak Obat Tak Manjur Lagi

    Jakarta

    Data Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan signifikan kasus infeksi menular seksual dalam tiga tahun terakhir di kalangan Gen Z. Di balik lonjakan ini, muncul masalah yang tak kalah serius, banyak obat-obatan yang dulunya ampuh mengatasi IMS, kini sudah tidak lagi efektif.

    “Obat-obatan yang dulu diberikan untuk gonore, sekarang banyak yang nggak mempan lagi. Makin ke sini makin banyak bakteri yang kebal,” beber pakar seks dr Boyke Dian Nugraha kepada detikcom Rabu (25/6/2025).

    Menurut dr Boyke, dulu penanganan IMS seperti gonore (kencing nanah) cukup berhasil dengan penisilin atau kanamycin. Namun kini, bakteri penyebab IMS telah beradaptasi, bermutasi, dan menjadi lebih resisten terhadap berbagai jenis antibiotik.

    “Dulu kita pakai penisilin, efektif. Lalu beralih ke kanamycin, lalu ke golongan fluoroquinolone seperti ciprofloxacin. Tapi sekarang? Banyak yang sudah nggak mempan,” ungkapnya.

    Saat ini, antibiotik seperti penisilin dan sevixin (ceftriaxone generasi lama) dinilai sudah tidak lagi efektif secara luas. Bahkan beberapa golongan sefalosporin generasi lama pun mulai kehilangan efektivitasnya. Cepalosporin generasi baru masih bisa diandalkan, tetapi penggunaannya harus tepat dan disesuaikan berdasarkan hasil uji sensitivitas bakteri.

    “Kalau pasien tidak kunjung sembuh, misalnya keluhan keluar nanah dari kemaluan terus-menerus, kita harus ambil sampel. Kemudian dikirim ke lab mikrobiologi untuk uji sensitivitas, untuk melihat antibiotik mana yang masih bisa melawan bakterinya,” jelas dr Boyke.

    Bahaya Penggunaan Antibiotik Tak Bijak

    Ia menyoroti bahwa resistensi ini banyak dipicu oleh pola penggunaan antibiotik yang sembarangan.

    “Kuman itu pintar. Dikasih antibiotik, dia mutasi. Terus pasiennya berhubungan seks lagi, kena lagi, dikasih antibiotik yang sama, ya nggak mempan. Ini yang menyebabkan resistensi makin luas,” jelasnya.

    Penggunaan antibiotik tanpa resep atau mengandalkan obat yang biasa dipakai orang lain juga berperan dalam mempercepat munculnya bakteri kebal.

    dr Boyke menekankan generasi muda harus lebih sadar terhadap risiko dan konsekuensi dari perilaku seksual bebas tanpa perlindungan. Ia menyayangkan bahwa tren seks bebas seperti ‘friends with benefits’, ‘one night stand’, hingga praktik open BO semakin dianggap lumrah di kalangan remaja dan dewasa muda.

    “Pendidikan seks itu harus disampaikan dengan jujur dan jelas. Bahwa seks bebas bukan cuma soal kehamilan, tapi bisa menyebabkan penyakit menular yang sulit disembuhkan. Bahkan bisa menyebabkan infertilitas, kanker mulut rahim, sampai HIV dan AIDS,” tegasnya.

    Melihat situasi yang kian mengkhawatirkan, dr. Boyke mendorong pemerintah untuk mengambil langkah konkret di tiga sektor utama. Pendidikan seks harus disampaikan sejak dini, termasuk di sekolah-sekolah, dengan materi yang realistis dan berbasis data, bukan hanya normatif.

    NEXT: Gaya hidup bebas para pesohor turut berpengaruh

    Pemerintah harus memastikan layanan pemeriksaan IMS, termasuk untuk kelompok marginal seperti komunitas LGBTQ, mudah diakses tanpa diskriminasi. Ia mengingatkan bahwa publik figur, terutama selebritas, perlu lebih bijak dalam menampilkan kehidupan pribadi mereka yang bisa memberi contoh negatif ke generasi muda.

    “Artis-artis banyak yang liburan berdua sebelum menikah. Itu seakan jadi pembenaran untuk seks pranikah. Padahal risikonya besar sekali. Harus ada kesadaran bahwa mereka ditonton dan ditiru,” ujarnya.

    Dengan meningkatnya kasus IMS dan melemahnya efektivitas obat-obatan, ancaman terhadap kesehatan reproduksi generasi muda semakin nyata. Resistensi antibiotik bukan hanya masalah individu, tetapi krisis kesehatan masyarakat yang harus ditangani bersama, dengan edukasi, regulasi, dan keterlibatan aktif semua pihak.

    “Kalau kita tidak mulai sekarang, nanti kita kehabisan obat. IMS bisa jadi penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi,” tutup dr. Boyke.

  • dr Boyke Soroti Tren Infeksi Menular Seks Naik di Kalangan Gen Z, Wanti-wanti Ini

    dr Boyke Soroti Tren Infeksi Menular Seks Naik di Kalangan Gen Z, Wanti-wanti Ini

    Jakarta

    Kasus infeksi menular seksual (IMS) dalam tiga tahun terakhir meningkat signifikan di kelompok gen Z. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan dari sekitar 2 ribu kasus pada 2022, menjadi 4 ribuan kasus periode 2024.

    Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mengaku tidak heran dengan laporan tersebut. Bahkan, menurutnya angka yang terjadi di lapangan bisa lebih besar ketimbang data resmi.

    dr Boyke menyinggung peran kemajuan teknologi, utamanya saat anak mengakses banyak informasi melalui handphone. Kata dia, semakin banyak anak muda yang mengalami pubertas lebih awal.

    “Sekarang banyak yang pubertasnya sangat maju. Dari yang tadinya kayak jaman saya itu baru 14 tahun, sekarang tuh 9-10 tahun sudah pada puber,” katanya saat dihubungi detikcom Selasa (24/6/2025).

    “Dan karena mereka pertama makin awal pubertasnya. Itu kan gairah seksnya juga meningkat. Dalam kondisi itu, dia juga tidak diberikan pendidikan seks oleh orang tuanya, belum lagi pendidikan agama yang sekarang juga semakin jarang pendekatan ke anak-anak,” sambung dia.

    Minimnya pendekatan moral menurutnya menjadi pemicu kelompok usia muda berujung pada seks bebas. Adaptasi budaya barat juga semakin populer. Salah satunya, istilah-istilah yang menormalisasi seks bebas seperti one night stand, friends with benefits.

    Tidak sedikit anak yang kemudian memiliki pola pikir seks sebelum menikah adalah hal yang wajar dan semakin lumrah terjadi, sehingga mengesampingkan risiko IMS yang rentan muncul.

    “Karena itu sebetulnya kita harus intens lho kasih tau mereka dari kesehatan reproduksi, bagaimana gonore itu berbahaya, klamidia, herpes.”

    “Itu karena ada hubungan seks dengan orang-orang yang tertular. Semakin sering bergonta-ganti, semakin besar risikonya, dan perlu diingat obat-obatan yang diberikan kepada pasien IMS ini sudah semakin tidak efektif,” wanti-wantinya.

    (naf/kna)