Tag: Dony Oskaria

  • Vale (INCO) jadwalkan ulang RUPSLB penunjukan presdir baru

    Vale (INCO) jadwalkan ulang RUPSLB penunjukan presdir baru

    Perseroan menjadwalkan ulang RUPSLB pada waktu yang akan diinformasikan kemudian

    Jakarta (ANTARA) – PT Vale Indonesia Tbk (kode saham: INCO) menjadwalkan ulang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda penunjukan presiden direktur dan chief executive officer (CEO) Perseroan yang baru.

    Head of Corporate Communications PT Vale Indonesia Tbk Vanda Kusumaningrum dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa Perseroan pada Jumat (18/7) telah menyelenggarakan RUPSLB.

    Pelaksanaan RUPSLB telah memenuhi seluruh ketentuan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk mekanisme pengambilan keputusan dan tata cara penggunaan hak-hak pemegang saham sesuai dengan tata tertib rapat.

    Namun demikian, agenda yang direncanakan dalam RUPSLB tersebut tidak dapat ditetapkan karena tidak terpenuhinya kuorum kehadiran sebagaimana disyaratkan dalam anggaran dasar Perseroan dan ketentuan di bidang pasar modal.

    “Perseroan menjadwalkan ulang RUPSLB pada waktu yang akan diinformasikan kemudian, dengan tetap mengacu pada ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku,” kata Vanda.

    Perseroan, imbuh Vanda, memastikan bahwa seluruh fungsi organisasi dan arah strategis perusahaan tetap berjalan secara efektif di bawah kepemimpinan direksi dan dewan komisaris yang saat ini menjabat.

    Informasi lebih lanjut mengenai jadwal RUPSLB yang baru akan disampaikan kepada para pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Sebagai informasi, mengutip keterbukaan informasi, mata acara perubahan susunan pengurus Perseroan diusulkan sehubungan dengan kekosongan jabatan pada posisi presiden direktur dan chief executive officer (CEO) Perseroan.

    Mengacu pada ketentuan anggaran dasar Perseroan, Rapat Umum Pemegang Saham harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat tiga bulan sejak terjadinya kekosongan jabatan tersebut untuk menetapkan pengangkatan direktur baru guna mengisi posisi yang lowong.

    Sebelumnya pada 21 April 2025, Febriany Eddy mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden direktur dan CEO Vale karena ditunjuk sebagai Direktur PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI.

    Pengakhiran masa jabatan Febriany Eddy telah disetujui dalam RUPST yang diselenggarakan pada 16 Mei 2025.

    Adapun BKI merupakan BUMN yang menjadi Induk Holding Operasional Danantara yang dipimpin oleh Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Erick Thohir Bertemu Mensesneg hingga Bos Danantara, Bahas Apa?

    Erick Thohir Bertemu Mensesneg hingga Bos Danantara, Bahas Apa?

    Jakarta

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq, serta Sekretaris Utama Kementerian LH Rosa Vivien Ratnawati. Erick bilang pertemuan tersebut membahas langkah konkret dalam menyelaraskan perbaikan sistem pengelolaan sampah nasional.

    Erick mengatakan pertemuan ini bagian tindak lanjut dari amanat Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki tata kelola sampah di Indonesia.

    “Dalam pertemuan ini kami berdiskusi untuk mensikronisasi perbaikan pengelolaan sampah ke depannya di Indonesia, sesuai amanat Bapak Presiden Prabowo Subianto,” kata Erick dalam unggahannya di Instagram @erickthohir, Jumat (11/7/2025).

    Erick mengatakan dalam pertemuan tersebut seluruh pihak menyatakan komitmennya untuk dapat mengelola sampah yang tidak hanya akan berdampak pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

    “Kami berkomitmen agar sampah di Indonesia dapat dikelola dengan baik dan produktif sebagai potensi sumber energi, sehingga mampu memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan proyek pengelolaan sampah menjadi energi telah masuk ke dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2029.

    Nantinya, seluruh pengelolaan sampah bisa dilakukan secara terintegrasi dan dilakukan sesuai kaidah-kaidah ramah lingkungan. Salah satunya, melalui pendekatan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R), Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), waste to energy, hingga Refuse Derived Fuel (RDF).

    “Jadi ini sedang kita susun bersama-sama. Bapak Presiden minta dalam waktu segera kita berakselerasi dengan pemerintah daerah. Karena tanggung jawab sampah ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 itu pemerintah daerah,” kata Hanif di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/6).

    Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyatakan tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi di proyek ini. Sebelum masuk ke dalam proyek tersebut, CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan pihaknya akan memperhitungkan sisi keuntungan yang dapat diperoleh dari proyek pengelolaan sampah menjadi energi.

    “Ya memang tadi peranan Danantara tentunya kita untuk dalam rangka mempercepat Waste to Energy ini akan berkolerasi dengan daerah dan tentunya dalam kita berinvestasi kita juga mempunyai kriteria dari segi return, dari segi yield-nya dan itu juga tetap kita ikuti,” ungkap Rosan

    “Tadi pembicaraan juga sangat baik dan selama itu memang masuk ke dalam perhitungan kriteria kami ya kami berinvestasi,” sebutnya menambahkan.

    Eks Ketua Umum Kadin Indonesia itu menekankan pihaknya juga akan mengajak dunia swasta untuk ikut berinvestasi dalam proyek pengelolaan sampah tersebut.

    “Dan kami juga tidak berinvestasi sendiri kami juga akan mengajak dunia swasta untuk berinvestasi bersama dengan Danantara di Waste to Energy ini,” tegas Rosan.

    (acd/acd)

  • IDSurvey Genjot Ketahanan Energi Berkelanjutan, Begini Caranya – Page 3

    IDSurvey Genjot Ketahanan Energi Berkelanjutan, Begini Caranya – Page 3

    IDSurvey, Holding BUMN Jasa Survei, terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui acara Sharing Series IDSurvey – Expert Talk. Mengawali tahun 2025, IDSurvey kembali menghadirkan sesi inspiratif dengan tema Leaving Legacy, Transform to Greatness.

    Acara ini bertujuan untuk memperkuat transformasi perusahaan menuju standar global dan dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN, Bapak Dony Oskaria. Kegiatan ini berlangsung di Aula Ali Sadikin, Kantor Pusat BKI, Jakarta.

    Dalam kesempatan istimewa ini, seluruh pegawai IDSurvey, baik yang berada di dalam negeri maupun internasional, berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Wakil Menteri BUMN.

    Turut hadir dalam acara ini Dewan Komisaris serta Jajaran Direksi IDSurvey yang terdiri dari PT BKI (Persero), PT SUCOFINDO, PT Surveyor Indonesia, dan anak perusahaan lainnya.

    IDSurvey Catat Pertumbuhan Signifikan di Tahun 2024Direktur Utama IDSurvey, Arisudono Soerono, menyampaikan bahwa pencapaian luar biasa IDSurvey tidak terlepas dari dedikasi seluruh pegawai.

    “Hari ini kita mendapat kehormatan untuk mendengarkan langsung dari Bapak Wakil Menteri terkait leaving legacy dan transformasi. Tema ini selaras dengan visi kita untuk menjadi perusahaan berstandar internasional. Target kita di tahun 2029 adalah menempati jajaran Top 20 Global,” katanya, Selasa (18/2/2024).

    “Kinerja 2024 menjadi bukti nyata perjalanan kita, di mana pendapatan IDSurvey tumbuh 20%, EBITDA meningkat 24%, jauh melampaui pertumbuhan rata-rata sebelumnya yang hanya 6% untuk pendapatan dan 13% untuk EBITDA. Pencapaian ini adalah hasil kerja keras seluruh Insan IDSurvey,” tambahnya Arisudono

  • Dirut PertaLife sebut konsolidasi dengan Danantara dibahas dalam RUPS

    Dirut PertaLife sebut konsolidasi dengan Danantara dibahas dalam RUPS

    Masih belum ada kajian dan segala macam, jadi kami tunggu arahan saja. Kemarin juga sempat dibicarakan di RUPS

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama PT Perta Life Insurance (PertaLife) Hanindio W. Hadi menuturkan inisiatif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) untuk mengonsolidasikan bisnis BUMN asuransi telah dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan.

    PertaLife merupakan bagian dari ekosistem BUMN karena berada di bawah Pertamina Group yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Pemerintah Indonesia melalui Danantara. RUPS terakhir PertaLife tercatat diselenggarakan pada 26 Juni 2025.

    “Masih belum ada kajian dan segala macam, jadi kami tunggu arahan saja. Kemarin juga sempat dibicarakan di RUPS,” ujar Hanindio W. Hadi di Jakarta, Rabu.

    Ia menyatakan hingga saat ini belum ada instruksi mengenai inisiatif konsolidasi bisnis tersebut dari para pemegang saham, yakni Dana Pensiun Pertamina dan PT Timah Tbk.

    “Sepanjang belum ada arahan, ya kami business as usual (menjalankan bisnis seperti biasa) saja,” katanya.

    Terkait bisnis perseroan, Hanindio menuturkan bahwa kinerja pihaknya semakin membaik dari tahun ke tahun, tercermin dari pencapaian laba bersih pada 2024 menjadi rekor tertinggi sejak perusahaan berdiri, yakni sebesar Rp97,18 miliar.

    Pendapatan premi bruto perusahaan pun tumbuh 123 persen dalam 5 tahun terakhir dari Rp561 miliar pada 2019 menjadi Rp1,25 triliun pada 2024.

    Proporsi portofolio bisnis PertaLife juga membaik dari 80 persen captive market ekosistem Pertamina Group berbanding 20 persen ritel pada 2020 menjadi 50 persen di masing-masing pasar saat ini.

    Di tengah inflasi medis yang terus meningkat, PertaLife juga dapat menjaga klaim rasio asuransi kesehatan sekitar 50 persen hingga 60 persen.

    Menurut laporan keuangan per 31 Mei 2025 yang diakses dari laman resmi perseroan, PertaLife mencatatkan pendapatan premi Rp383,27 miliar, hasil investasi Rp74,35 miliar, jumlah beban klaim dan manfaat Rp318,43 miliar, serta total laba komprehensif Rp37,92 miliar.

    Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menyampaikan Danantara Indonesia akan melakukan konsolidasi bisnis terhadap perusahaan-perusahaan BUMN di sektor logistik dan asuransi.

    Ia mengatakan lini usaha asuransi yang dijalankan oleh beberapa BUMN memiliki kapasitas bisnis yang kecil dan tidak kompetitif.

    “Jasa Raharja (yang juga merupakan bagian dari holding IFG) punya insurance (asuransi) juga, kemudian Pertamina punya Tugu Insurance, BRI punya insurance, BNI punya insurance. Tapi tidak cukup size (cakupannya)-nya, tidak kompetitif,” ujarnya.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Danantara Investasi di Proyek Dragon Secara Tidak Langsung

    Danantara Investasi di Proyek Dragon Secara Tidak Langsung

    Bisnis.com, KARAWANG — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berencana menyuntikkan modal untuk pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi, Proyek Dragon. Kucuran dana tidak secara langsung.

    Investasi Danantara dimaksudkan untuk menambah porsi kepemilikan Indonesia pada Proyek Dragon. 

    Proyek ini digarap oleh konsorsium Contemporary Ampherex Technology Co. Ltd. (CATL), PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM), dan Indonesia Battery Corporation (IBC). 

    Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria mengatakan bahwa saat ini porsi kepemilikan saham Indonesia melalui BUMN pada megaproyek baterai kendaraan listrik (EV) itu sebesar 30%. 

    Indonesia tengah berdiskusi dengan CATL agar porsi kepemilikan saham bisa ditingkatkan. 

    Proses penambahan kepemilikan saham itu, tambah Dony, dilakukan melalui penyetoran modal ke IBC melalui holding MIND ID yang saat ini sudah di bawah Danantara. 

    Dia enggan memerinci lebih lanjut bagaimana langkah selanjutnya dari holding BUMN pertambangan itu. 

    Penyetoran modal juga bisa dilakukan oleh Antam, sebagaimana MIND ID, yang berada di masing-masing joint venture (JV) subproyek ekosistem baterai listrik hulu ke hilir itu. 

    Namun demikian, pria yang juga Wakil Menteri BUMN itu mengatakan Danantara tidak akan secara langsung menyetorkan dana untuk menambah porsi kepemilikan saham di Proyek Dragon. 

    “Jadi ada yang memang dilakukan sendiri oleh perusahaan. Bagi itu berupa equity mereka sendiri, bisa juga dalam bentuk loan dan lain sebagainya. Tetapi untuk kasus ini tidak dari Danantara,” katanya saat ditemui usai acara groundbreaking proyek tersebut di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). 

    Menurut Dony, pemerintah Indonesia berharap agar kerja sama dengan CATL dalam ekosistem baterai listrik itu bisa juga mendorong transfer knowledge. Harapannya adalah Indonesia bisa mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik sendiri. 

    Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa superholding BUMN itu akan masuk ke proyek pengembangan baterai mobil listrik hulu ke hilir yang digarap oleh dua konsorsium asal China, CATL (Proyek Dragon), sekaligus Huayou (Proyek Titan).

    Sovereign wealth fund (SWF) baru itu rencananya akan masuk ke dalam konsorsium Indonesia pada dua proyek baterai EV itu guna menambah kepemilikan saham nasional. 

    “Ada Danantara yang kita akan ikut masuk dalam rangka memperkuat dari konsorsium ini sehingga diharapkan kepemilikan dari proyek ini mayoritas bisa berada di konsorsium Indonesia, baik itu melalui BUMN maupun juga bersama-sama dengan Danantara langsung,” terang Rosan konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/5/2025). 

    Untuk diketahui, porsi kepemilikan saham Indonesia pada proyek baterai berbasis nikel, baik yang digarap Huayou (Proyek Titan) maupun CATL (Proyek Dragon), di sisi hulu atau proyek tambang sebesar 51% atau mayoritas. 

    Pada tahapan selanjutnya yang terbagi dalam beberapa JV, porsi kepemilikan saham Indonesia melalui BUMN baru mencapai 30%. Presiden Prabowo Subianto disebut memerintahkan agar porsi itu ditambah hingga 40% sampai dengan 50%. 

    Rosan menjelaskan Proyek Titan yang kini resmi diambil alih Huayou dari LG Energy Solution, memiliki nilai investasi US$9,8 miliar. LG telah mengucurkan investasi sebesar US$1,2 miliar dan sisanya sebesar US$8 miliar bakal dilanjutkan oleh Huayou. 

    Sementara itu, Proyek Dragon yang digarap CATL memiliki nilai investasi sekitar US$6 miliar dan juga meliputi hulu-hilir pengembangan baterai mobil listrik. Rosan mengaku dengan masuknya Danantara, kendala pendanaan proyek tersebut bisa diatasi. 

    “Memang kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan tapi sejak ada Danantara ini pendanaan ini kita yang membantu karena kita melihat pekerjaan ini, proyek ini memang sangat-sangat baik baik dari segi return-nya, baik dari segi pekerjaannya dan juga baik dari segi dampak perekonomiannya ke depan untuk Indonesia,” ujar pria yang juga menjabat menteri investasi dan hilirisasi itu. 

    Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa Presiden telah memerintahkan agar Indonesia bisa menambah porsi kepemilikan saham pada proyek baterai EV itu.  

    “Nah, ini ada arahan Bapak Presiden kita akan memaksimalkan untuk di atas 40% bahkan sampai dengan 50%. Tapi itu semua dalam proses negosiasi. Tapi yang sudah firm, sekarang adalah di angka 51% di hulu, kemudian JV berikutnya 30%,” ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.

  • Rencana Tambah Saham di Proyek Dragon, Danantara: Masih Diskusi dengan CATL

    Rencana Tambah Saham di Proyek Dragon, Danantara: Masih Diskusi dengan CATL

    Bisnis.com, KARAWANG — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) masih berdiskusi dengan perusahaan China, Contemporary Ampherex Technology Co. Ltd. (CATL) terkait dengan keinginan Indonesia untuk menambah porsi kepemilikan saham pada proyek ekosistem baterai listrik terintegrasi, Proyek Dragon. 

    Proyek tersebut digarap oleh konsorsium CATL, PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM), dan Indonesia Battery Corporation (IBC). 

    Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria mengatakan, saat ini porsi kepemilikan saham Indonesia melalui BUMN pada megaproyek baterai EV itu sebesar 30%. Indonesia tengah berdiskusi dengan CATL agar porsi kepemilikan saham bisa ditingkatkan. 

    “Kemungkinan kita menambah porsi kepemilikan kita di joint venture baterai ini. Saat ini kita punya 30%. Kita harap ke depannya hasil negosiasi kedua belah pihak harus memiliki satu kesepahaman,” katanya saat ditemui usai acara groundbreaking proyek tersebut di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). 

    Dony menjelaskan bahwa proses penambahan kepemilikan saham itu dilakukan melalui penyetoran modal ke IBC melalui holding MIND ID yang saat ini sudah di bawah Danantara. 

    Dia enggan memerinci lebih lanjut bagaimana langkah selanjutnya dari holding BUMN pertambangan itu. 

    Penyetoran modal juga bisa dilakukan oleh Antam, sebagaimana MIND ID, yang berada di masing-masing joint venture (JV) subproyek ekosistem baterai listrik hulu ke hilir itu. 

    Namun demikian, pria yang juga Wakil Menteri BUMN itu mengatakan Danantara tidak akan secara langsung menyetorkan dana untuk menambah porsi kepemilikan saham di Proyek Dragon. 

    “Jadi ada yang memang dilakukan sendiri oleh perusahaan. Bagi itu berupa equity mereka sendiri, bisa juga dalam bentuk loan dan lain sebagainya. Tetapi untuk kasus ini tidak dari Danantara,” tutur Dony. 

    Menurut Dony, pemerintah Indonesia berharap agar kerja sama dengan CATL dalam ekosistem baterai listrik itu bisa juga mendorong transfer knowledge. Harapannya adalah Indonesia bisa mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik sendiri. 

    Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa superholding BUMN itu akan masuk ke proyek pengembangan baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) hulu ke hilir yang digarap oleh dua konsorsium asal China, CATL (Proyek Dragon), sekaligus Huayou (Proyek Titan).

    Sovereign wealth fund (SWF) baru itu rencananya akan masuk ke dalam konsorsium Indonesia pada dua proyek baterai EV itu guna menambah kepemilikan saham nasional. 

    “Ada Danantara yang kita akan ikut masuk dalam rangka memperkuat dari konsorsium ini sehingga diharapkan kepemilikan dari proyek ini mayoritas bisa berada di konsorsium Indonesia, baik itu melalui BUMN maupun juga bersama-sama dengan Danantara langsung,” terang Rosan konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/5/2025). 

    Untuk diketahui, porsi kepemilikan saham Indonesia pada proyek baterai berbasis nikel, baik yang digarap Huayou (Proyek Titan) maupun CATL (Proyek Dragon), di sisi hulu atau proyek tambang sebesar 51% atau mayoritas. 

    Pada tahapan selanjutnya yang terbagi dalam beberapa joint venture (JV), porsi kepemilikan saham Indonesia melalui BUMN baru mencapai 30%. Presiden Prabowo Subianto disebut memerintahkan agar porsi itu ditambah hingga 40% sampai dengan 50%. 

    Rosan menjelaskan Proyek Titan yang kini resmi diambil alih Huayou dari LG Energy Solution, memiliki nilai investasi US$9,8 miliar. LG telah mengucurkan investasi sebesar US$1,2 miliar dan sisanya sebesar US$8 miliar bakal dilanjutkan oleh Huayou. 

    Sementara itu, Proyek Dragon yang digarap CATL memiliki nilai investasi sekitar US$6 miliar dan juga meliputi hulu-hilir pengembangan baterai mobil listrik. Rosan mengaku dengan masuknya Danantara, kendala pendanaan proyek tersebut bisa diatasi. 

    “Memang kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan tapi sejak ada Danantara ini pendanaan ini kita yang membantu karena kita melihat pekerjaan ini, proyek ini memang sangat-sangat baik baik dari segi return-nya, baik dari segi pekerjaannya dan juga baik dari segi dampak perekonomiannya ke depan untuk Indonesia,” ujar pria yang juga menjabat menteri investasi dan hilirisasi itu. 

    Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa Presiden telah memerintahkan agar Indonesia bisa menambah porsi kepemilikan saham pada proyek baterai EV itu.  

    “Nah, ini ada arahan Bapak Presiden kita akan memaksimalkan untuk di atas 40% bahkan sampai dengan 50%. Tapi itu semua dalam proses negosiasi. Tapi yang sudah firm, sekarang adalah di angka 51% di hulu, kemudian JV berikutnya 30%,” ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.

  • Danantara Suntik Dana Jumbo ke Garuda Indonesia, Nilainya Bakal Tembus Rp16,3 Triliun?

    Danantara Suntik Dana Jumbo ke Garuda Indonesia, Nilainya Bakal Tembus Rp16,3 Triliun?

    PIKIRAN RAKYAT – Transformasi besar-besaran tengah digulirkan di tubuh Garuda Indonesia. Maskapai nasional yang sempat tertatih dalam pusaran krisis kini mendapat suntikan finansial strategis dari PT Danantara Asset Management (Persero), anak perusahaan Danantara Indonesia.

    Pinjaman pemegang saham atau shareholder loan senilai Rp6,65 triliun atau setara 405 juta dolar AS telah resmi dikucurkan sebagai bagian awal dari paket pendanaan yang diproyeksikan mencapai hingga Rp16,3 triliun (setara 1 miliar dolar AS).

    Langkah ini menjadi babak baru dalam restrukturisasi dan transformasi Garuda Indonesia, dengan Danantara Indonesia mengambil peran lebih dari sekadar penyandang dana.

    Pendanaan Strategis: Lebih dari Sekadar Modal

    Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menegaskan bahwa investasi ini merupakan komitmen jangka panjang untuk menghidupkan kembali dan memperkuat Garuda Indonesia.

    “Penyaluran dana ini adalah bentuk nyata dari mandat transformasi yang kami emban, dengan pendekatan yang profesional, terukur, dan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik. Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional,” ujar Dony dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 24 Juni 2025.

    Dukungan ini difokuskan pada aspek vital operasional, seperti perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan armada, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC). Pendanaan ini menjadi fondasi dari transformasi jangka panjang yang akan melibatkan optimalisasi bisnis, efisiensi finansial, serta penguatan tata kelola perusahaan.

    Menatap 2030: 120 Pesawat dan Pendapatan Positif

    Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyebut kemitraan dengan Danantara sebagai tonggak penting dalam restrukturisasi perusahaan. Ia optimistis bahwa bantuan ini menjadi katalisator menuju pemulihan operasional penuh.

    “Kami meyakini bahwa keberhasilan penyehatan kinerja tidak hanya bergantung pada dukungan finansial semata, namun juga pada komitmen perusahaan yang didukung oleh berbagai pihak untuk menata ulang strategi operasional dan bisnis secara menyeluruh,” tutur Wamildan.

    Garuda Indonesia menargetkan mengoperasikan sekitar 120 pesawat hingga 2030, seiring upaya ekspansi jaringan dan penguatan armada. Wamildan memperkirakan bahwa tahun 2026 akan menjadi titik balik penting, saat Garuda Indonesia mulai kembali mencetak laba bersih (net income) positif.

    “Kami optimistis, kita akan membukukan net income yang positif dan ini menjadi bagian dari peningkatan dan optimasi dari operasional perusahaan,” ujarnya.

    Kolaborasi Jangka Panjang: Akselerasi dan Tata Kelola

    Kerja sama dengan Danantara tak hanya menyuntikkan dana segar, namun juga membawa pendekatan institusional dalam menjalankan transformasi. Proses akan dijalankan secara bertahap, dengan evaluasi rutin atas pencapaian dan akuntabilitas.

    “Danantara memastikan proses transformasi berjalan sesuai rencana. Setiap tahapan akan dievaluasi berdasarkan capaian. Fokus utama kami adalah menjaga keberlangsungan operasional serta kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink,” kata Dony Oskaria.

    Transformasi menyeluruh ini juga diarahkan untuk mendorong Garuda menjadi maskapai yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di kawasan. Upaya tersebut sejalan dengan misi untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan tangguh.***

  • VIdeo: Danantara Kucurkan Rp 6,65 Triliun ke Garuda Indonesia

    VIdeo: Danantara Kucurkan Rp 6,65 Triliun ke Garuda Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia –Sebagai salah satu misi penyelamatan Garuda Indonesia, Danantara melalui Danantara Asset Management resmi menyuntikan modal sebesar Rp 6,65 Triliun. Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria menyebut, inisiatif ini merupakan bagian dari dukungan pendanaan berupa shareholder loan senilai USD 1 Miliar pada perusahaan anak bangsa tersebut.

    Selengkapnya dalam program Autobizz CNBC Indonesia, Selasa (24/06/2025).

  • Garuda Dapat Suntikan Modal Rp 6,6 Triliun, buat Apa Saja?

    Garuda Dapat Suntikan Modal Rp 6,6 Triliun, buat Apa Saja?

    Jakarta

    PT Garuda Indonesia Tbk dan anak usahanya, PT Citilink Indonesia mendapat pendanaan berupa pinjaman pemegang saham (shareholder loan) sebesar US$ 405 juta atau Rp 6,6 triliun (kurs Rp 16.300) dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

    Rencananya dana tersebut akan dipakai untuk kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO). Secara total, Danantara berencana memberikan dukungan total pendanaan bernilai sekitar US$ 1 miliar.

    “Dengan dukungan Danantara, transformasi komprehensif Garuda Indonesia akan mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani, dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Sementara itu belum ada konfirmasi langsung apakah dana Rp 6,6 triliun itu akan digunakan untuk menambah pesawat baru Garuda. Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria hanya menyebut pihaknya akan mengontrol pemberian dana itu sesuai bisnis milik Garuda.

    “Nanti akan ada detail penggunaannya. Tapi sekali lagi penggunaannya harus kita kontrol sesuai dengan bisnis plan Garuda Indonesia,” sebut dia.

    Adapun pinjaman dana tersebut dilakukan guna menjaga keberlangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink, bersamaan dengan persiapan fondasi transformasi jangka panjang oleh Danantara Indonesia dan Garuda Indonesia Group.

    Diharapkan dukungan tersebut dapat berdampak positif terhadap pemulihan kinerja, kepercayaan pasar, dan daya saing Garuda Indonesia secara menyeluruh-termasuk melalui integrasi teknologi untuk mendorong efisiensi dan produktivitas operasional.

    Kolaborasi fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).

    Lihat juga Video Garuda Indonesia Masuk Top 25 Maskapai Terbaik di Dunia Tahun 2025

    (ily/rrd)

  • Danantara Suntik Garuda Modal Rp 6,6 Triliun

    Danantara Suntik Garuda Modal Rp 6,6 Triliun

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), memberikan suntikan modal sebesar total US$ 405 juta atau Rp 6,6 triliun (kurs Rp 16.300) ke PT Garuda Indonesia Tbk dan anak usahanya, PT Citilink Indonesia.

    Dalam hal ini, Danantara memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar US$ 1 miliar.

    “Kami sangat senang Danantara dapat berperan sebagai mitra strategis Garuda Indonesia untuk mendukung komitmen transformasi jangka panjang yang diawali dengan pemberian pinjaman pemegang saham senilai US$ 405 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Hal tersebut dilakukan guna menjaga keberlangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink, bersamaan dengan persiapan fondasi transformasi jangka panjang oleh Danantara Indonesia dan Garuda Indonesia Group.

    Diharapkan dukungan tersebut dapat berdampak positif terhadap pemulihan kinerja, kepercayaan pasar, dan daya saing Garuda Indonesia secara menyeluruh-termasuk melalui integrasi teknologi untuk mendorong efisiensi dan produktivitas operasional.

    Adapun kolaborasi fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).

    Selanjutnya, dukungan pembiayaan tersebut akan diikuti oleh berbagai langkah yang berfokus pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan guna mendukung transformasi bisnis jangka panjang menjadi maskapai penerbangan yang berkelanjutan.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria menyampaikan bahwa langkah ini merupakan wujud dari pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi persero di bawah pengelolaan Danantara Indonesia.

    “Garuda Indonesia bukan sekadar entitas bisnis, tetapi merupakan simbol kedaulatan udara dan kebanggaan nasional. Penyaluran dana ini adalah bentuk nyata dari mandat transformasi yang kami emban, dengan pendekatan yang profesional, terukur, dan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik,” tutur Dony.

    “Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun kami hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional. Melalui Danantara Asset Management, kami akan memastikan proses transformasi berjalan sesuai rencana, dan setiap tahapan akan dievaluasi secara berkala berdasarkan capaian dan akuntabilitas,” tambah dia.

    Transformasi komprehensif bersama Danantara Indonesia ini menandai dimulainya fase lanjutan dari transformasi Garuda Indonesia, yang sebelumnya telah dijalani pada 2021-2024 melalui restrukturisasi fundamental operasional dan keuangan dengan tujuan memastikan keberlanjutan usaha perusahaan.

    Dengan dukungan strategis dari Danantara Indonesia, Garuda Indonesia tengah memasuki fase penyehatan yang berfokus pada akselerasi kinerja untuk memperkuat daya saing dan optimalisasi alat produksi.

    (ily/rrd)