Tag: Donald Trump

  • Biden dan Trump Dinilai Ingin Buktikan Mereka Belum Pikun Meski Lansia

    Biden dan Trump Dinilai Ingin Buktikan Mereka Belum Pikun Meski Lansia

    Jakarta

    Debat capres Amerika Serikat (AS) akan dimulai sebentar lagi. Joe Biden versus Donald Trump akan berlaga. Ini menjadi debat ‘lansia’ bersejarah di AS. Keduanya dinilai ingin membuktikan bahwa mereka belum pikun meski sudah tua.

    Dilansir Reuters, Jumat (28/6/2024), debat akan digelar pada Kamis (27/6) pukul 21.00 malam waktu setempat atau sebentar lagi Waktu Indonesia Barat.

    Perdebatan ini akan menyajikan hal yang paling mencolok di sejarah debat capres AS, yakni dua kandidat tertua yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden AS. Biden berusia 81 tahun dan Trump berusia 78 tahun, bulan ini.

    Dilaporkan Reuters, para pemilih mempertanyakan usia dan ketajaman mental mereka. Pengamat menilai, panggung debat ini bakal menjadi ajang pembuktian bahwa masing-masing mereka masih cukup pantas untuk menjadi Presiden AS. Panggung debat juga akan menguji ketajaman pikiran para sepuh itu.

    “Ini merupakan ujian luar biasa terhadap kompetensi kognitif mereka,” kata Patrick Stewart, profesor ilmu politik di Universitas Arkansas yang telah menulis buku tentang debat presiden. “Ini adalah kesempatan kita untuk melihat seberapa besar penurunan mereka atau apakah mereka sudah menurun atau belum.”

    Para pakar penuaan menekankan bahwa penilaian kognitif hanya bisa dilakukan dokter melalui tes khusus langsung. Publik diimbau untuk tidak menyimpulkan bahwa Biden (81) dan Trump (78) sudah pikun.

    Ada disiplin ilmu yang mempelajari penurunan kemampuan orang lanjut usia, namanya gerontologi. Warga AS dinilai menjadi ‘gerontoligis dadakan’ jelang debat capres ini.

    Baru-baru ini, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengklarifikasi rekaman yang diposting online yang menunjukkan Biden berada dalam kebingungan. Video itu hoax. Gedung Putih mengatakan video itu adalah “video yang dimanipulasi” oleh lawan-lawannya yang “putus asa” dan bertindak dengan “itikad buruk.”

    Masalah keseleo lidah, itu tidak hanya dialami orang tua. Orang muda juga bisa keseleo lidah.

    “Kita semua bisa salah (keseleo lidah/salah ucap). Kemungkinan kesalahan meningkat seiring bertambahnya usia. Itu tidak ada hubungannya dengan penilaian (soal kondisi lansia),” kata S. Jay Olshansky, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Illinois di Chicago.

    Usia tetap menjadi isu utama dalam pemilu kali ini, terutama bagi Biden, orang tertua yang pernah menduduki Oval Office. Sekitar 78% responden dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos baru yang diterbitkan Selasa kemarin. Sebanyak 71% responden dari Partai Demokrat – menganggap Biden terlalu tua untuk bekerja di pemerintahan. Trump tidak terlalu tersorot skeptisisme pemilih mengenai usianya, namun 53% responden menganggapnya terlalu tua untuk pekerjaan pemerintahan.

    Sekitar 62% responden, dan 37% anggota Partai Demokrat, mengatakan Biden tidak memiliki mental yang tajam dan tidak mampu menghadapi tantangan. Sekitar 47% responden dan 19% anggota Partai Republik mengatakan Trump sudah tak punya ketajaman mental dan kemampuan menghadapi tantangan.

    Masalah usia kembali mengemuka setelah Penasihat Khusus Robert Hur, mantan pengacara AS dari Partai Republik di Maryland pada masa pemerintahan Trump, mengatakan dalam laporannya tentang penanganan Biden terhadap dokumen rahasia pekan lalu bahwa Biden adalah “pria lanjut usia yang bermaksud baik dan memiliki ingatan yang buruk” yang tidak dapat diingat oleh penyelidik ketika putranya, Beau Biden, meninggal.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (dnu/zap)

  • Joe Biden dan Donald Trump Tiba di Atlanta AS Jelang Debat Capres

    Joe Biden dan Donald Trump Tiba di Atlanta AS Jelang Debat Capres

    Jakarta

    Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) akan digelar hari ini. Kedua capres masing-masing Joe Biden dan Donald Trump telah tiba di kota Atlanta, Amerika Serikat, tempat berlangsungnya debat.

    Dilansir AFP, Jumat (28/6/2024), debat capres AS hari ini akan digelar di kantor pusat CNN yang berada di Atlanta. Debat dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau pukul 09.00 waktu Indonesia bagian barat.

    Biden tiba di Atlanta sekitar enam jam sebelum debat berlangsung. Selepas mendarat di Atlanta, Biden kemudian menyapa para pendukungnya yang sudah berkumpul di luar hotel tempatnya menginap di Atlanta.

    Sementara penantangnya, Donald Trump, juga telah tiba di Atlanta. Trump mendarat menggunakan pesawat jet pribadinya. Dia terlihat mengacungkan tinju ke arah pendukungnya di landasan sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya.

    Biden menyapa pendukungnya saat tiba di Atlanta jelang debat capres (Photo by Mandel NGAN / AFP)

    Trump dan Biden telah menyetujui sejumlah aturan dalam debat capres AS. Salah satunya tidak ada penonton di studio hingga mikrofon akan dimatikan ketika waktu bicara seorang kandidat selesai.

    Jelang debat capres perdana hari ini, kedua kubu juga makin intens melakukan serangan melalui kampanye di media. Dalam unggahan hari ini di platform Truth Social miliknya, Trump berpendapat Biden merupakan ancaman nyata terhadap demokrasi.

    “Dan ancaman terhadap kelangsungan hidup dan eksistensi negara kita sendiri,” kata Trump.

    “Donald, selamat datang di Atlanta untuk pertama kalinya sejak menjadi terpidana penjahat. Selamat – atau apa pun…” kata tanda itu.

    Lokasi debat capres AS (Photo by Mandel NGAN / AFP)

    Di jajak survei, Trump mendapatkan sedikit keuntungan di negara-negara bagian yang sangat penting. Namun, dalam jajak pendapat secara keseluruhan persaingan Trump dan Biden menunjukkan angka yang ketat.

    Jajak pendapat terbaru Universitas Quinnipiac menunjukkan Trump mengungguli Biden secara nasional, yaitu 49 persen berbanding 45 persen.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (ygs/ygs)

  • Joe Biden dan Donald Trump Tiba di Atlanta AS Jelang Debat Capres

    NATO Yakin Biden Atau Trump Tetap Bikin AS Sekutu yang Kuat

    Jakarta

    Ketua North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan Amerika Serikat (AS) akan tetap menjadi sekutu kuat bagi NATO. Stoltenberg mengatakan hasil pemilihan presiden (pilpres) AS antara Joe Biden dan Donald Trump tidak akan mengubah posisi AS di NATO.

    “Saya memperkirakan, apa pun hasil pemilu AS, AS akan tetap menjadi sekutu kuat NATO, karena hal itu demi kepentingan keamanan AS,” kata Stoltenberg dilansir AFP, Kamis (27/6/2024).

    Duel Biden dan Trump merupakan ulangan dari Pilpres AS empat tahun silam. Keduanya juga akan terlibat dalam debat perdana yang digelar pukul 21.00 waktu setempat atau besok pagi waktu Indonesia bagian barat.

    Trump sebelumnya sempat melontarkan kritik yang mengusik anggota NATO. Saat itu Trump menyebut akan mendorong Rusia untuk menyerang aliansi NATO yang tidak mengeluarkan cukup dana untuk pertahanan mereka sendiri.

    Stoltenberg merespons santai kritik dari Trump. Dia menilai pernyataan keras dari Trump itu tidak diarahkan kepada anggota NATO.

    “Kritik dari mantan presiden Trump pada dasarnya bukan ditujukan terhadap NATO. Kritik tersebut ditujukan terhadap sekutu NATO yang tidak mengeluarkan cukup dana dan hal tersebut kini telah berubah,” kata Stoltenberg.

    Stoltenberg menjelaskan 23 dari total 32 anggota NATO tahun ini akan membelanjakan 2% dari produk domestik bruto mereka untuk alokasi pertahanan.

    Dia memperingatkan tidak ada pemimpin yang boleh meragukan komitmen pertahanan yang termuat dalam Pasal Lima NATO. Hal itu berarti serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

    “Pasal Lima tidak boleh dipertanyakan karena itu adalah tanggung jawab inti NATO dan segala upaya untuk melemahkan kredibilitas tersebut hanya akan meningkatkan risiko,” pungkas Stoltenberg.

    (ygs/haf)

  • Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mantan Presiden AS Donald Trump bakal menjalani debat perdana Pilpres 2024. Urusan usia hingga perang di Gaza, Palestina, diprediksi akan membuat panas panggung debat.

    Dilansir CNN, Kamis (27/6/2024), debat akan dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau besok pagi waktu Indonesia bagian barat (WIB). Ada sejumlah isu yang diprediksi akan membuat debat Biden versus Trump berlangsung panas.

    Rekam Jejak Biden atau Keluhan Trump

    Trump diperkirakan akan membahas rekam jejak pemerintahan Biden yang telah berjalan empat tahun terakhir. Trump telah berulang kali mencurahkan keluhan pribadinya seperti klaim atas kecurangan Pilpres AS 2020, menyebut kelompok yang menyerbu Capitol AS pada tanggal 6 Januari 2021 sebagai patriot dan mengecam tuduhan kriminal yang dia hadapi di Washington, Florida dan Georgia sebagai dampak politik. Serangkaian keluhan tersebut mungkin dapat membangkitkan semangat para pendukung Trump.

    Para penasihat dan sekutu Trump telah mendesaknya untuk fokus pada isu-isu seperti ekonomi, kejahatan, dan inflasi saat dia berdebat dengan Biden. Kondisi debat tanpa penonton di studio berpotensi membantu Trump tetap berada di jalur yang benar.

    Biden Akan Jawab soal Usia

    Sementara di posisi Biden diprediksi akan menjawab keraguan publik Amerika Serikat perihal usianya yang telah menyentuh 81 tahun. Angka itu membuatnya mencetak rekor sebagai calon presiden tertua yang maju dalam Pilpres AS. Setiap kesalahan langkah, pernyataan yang menyimpang, atau kehilangan pemikiran di panggung debat akan diawasi secara ketat atau bahkan diputarbalikkan oleh Trump yang berusia 78 tahun.

    Biden diyakini berupaya untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat memperkuat kekhawatiran mengenai usianya, sekaligus mengubah pertanyaan mengenai usia menjadi sebuah pertanyaan mengenai pengalaman. Dia telah meminta para pemilih untuk menaruh kepercayaan mereka pada seseorang yang akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya.

    Sikap Trump tentang Aborsi

    Pada 2016, Trump berjanji untuk memberikan sedikit perhatian terhadap aborsi dan hak-hak reproduksi. Banyak kaum konservatif yang skeptis bahwa dia akan berusaha untuk memusnahkan Roe v Wade, sementara sebagian besar kaum liberal percaya bahwa dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan hal tersebut.

    Perang Israel dengan Hamas di Gaza

    Hal ini mungkin tidak dianggap sebagai isu utama bagi para pemilih di sebagian besar jajak pendapat. Namun, momok serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah membayangi kampanye Biden – khususnya, kemampuannya untuk menghidupkan kembali koalisi kiri-tengah yang beragam yang membawanya meraih kemenangan.

    Saat ini, tenda besar tersebut penuh dengan orang-orang dengan pendapat yang sangat berbeda mengenai konflik tersebut dan cara Trump menangani hubungan AS dengan Israel dan pemimpin sayap kanannya, Benjamin Netanyahu. Tidak ada pihak yang mau berkompromi dalam perdebatan dalam negeri, sehingga sulit membayangkan Biden menyenangkan semua pihak di sisi kiri Trump.

    Tim kampanye Biden diyakini telah mengetahui semua hal ini, sehingga akan menarik untuk mendengarkan pesannya dan menganalisis di mana pesan tersebut ditargetkan. Sulit untuk memprediksi apa yang akan Biden fokuskan karena Trump telah melontarkan sejumlah pendapat mengenai perang dan implikasi politiknya.

    Rusia dan Putin

    Kedekatan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bukan sebuah rahasia. Pandangannya mengenai bantuan AS dan NATO ke Ukraina, yang telah melawan invasi Rusia selama lebih dari 2 tahun, agak sulit untuk dijabarkan.

    Namun, apa yang diketahui menunjukkan bahwa pemerintahan Trump, jika menang, akan lebih diterima di Moskow dibandingkan di Kyiv.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (haf/ygs)

  • Sosok Liberal Mark Rutte Bakal Pimpin NATO

    Sosok Liberal Mark Rutte Bakal Pimpin NATO

    Jakarta

    Pada Juli 2023, setelah tiga belas tahun menjabat sebagai perdana menteri (PM) Belanda, Mark Rutte resmi mengundurkan diri, dan mengatakan bahwa dia akan “pensiun dari dunia politik.” Rutte menjadi PM Belanda terlama sepanjang sejarah. Jadi, apa alasan dia mengundurkan diri?

    Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) yang liberal-konservatif pimpinan Rutte menganggap pendekatannya terhadap para pencari suaka itu terlalu lunak, sehingga menyebabkan pemerintahan koalisi empat partainya runtuh.

    Selain itu, Geert Wilders yang berhaluan populis sayap kanan memenangkan pemilihan umum (pemilu), membuat Rutte tidak dapat mencegah pergeseran pemerintah ke arah kanan. Hal itu bisa dibilang menandai kekalahan terbesar dalam karier politiknya.

    Sejak saat itu, dia tetap menjabat selama hampir satu tahun dalam perannya sebagai pengawas. Sementara diskusi pemerintah yang rumit dengan Wilders terus berlarut-larut.

    Rencana pensiun ditunda

    Pada Oktober 2023, Rutte yang berusia 57 tahun itu tampaknya telah melupakan sumpahnya untuk pensiun dari dunia politik. Kini, dia justru mengisyaratkan ketertarikannya untuk menggantikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg, yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober mendatang.

    Selama berbulan-bulan, Rutte melakukan kampanye satu orangnya secara diam-diam, untuk berupaya memenangkan hati banyak kepala negara dan pemerintahan. Rutte adalah pendukung setia Ukraina, yang dengan cepat berhasil mendapatkan dukungan AS dalam kampanyenya, dan kemudian diikuti oleh sebagian besar negara anggota NATO lainnya.

    Kemenangan PM nasionalis sayap kanan Hungaria Viktor Orban, yang tidak berhubungan baik dengan Rutte, butuh waktu yang lebih lama untuk luluh. Rutte bahkan sampai harus berjanji kepada Orban bahwa Hungaria tidak harus berpartisipasi dalam kegiatan NATO yang mendukung Ukraina, selama Rutte memimpin aliansi itu. Orban, yang begitu menjaga hubungan persahabatan dengan Rusia, juga mengesampingkan pengiriman senjata ke Ukraina.

    Meski begitu, Rutte dikenal karena selera humor dan kecerdasannya. Saat menjabat sebagai PM Belanda, dia sering bersepeda dari rumah ke kantornya. Tidak jarang, banyak warga dapat menyaksikan bakat musiknya, saat Rutte duduk bermain piano di stasiun pusat Den Haag.

    Sebagai bakal calon Sekjen NATO, Rutte mungkin perlu sedikit lebih serius dan diplomatis. Tugas utamanya adalah untuk menyeimbangkan kepentingan yang saling bertentangan dari 32 anggota NATO, sehingga tercipta satu suara bulat dalam aliansi itu.

    Pendahulunya, Jens Stoltenberg dari Norwegia, adalah seorang ahli penyabar yang mampu menyeimbangkan ini. “Tetap berpegang teguh pada pesan Anda” adalah kredo utama Stoltenberg untuk memastikan keberhasilan komunikasi pada blok ini.

    Manajer krisis yang terampil

    “Kepemimpinan sejati butuh kemampuan untuk mendengarkan dan memahami perspektif yang berbeda,” kata Rutte dalam pidatonya. Sikap ini mungkin dapat membantunya menjalankan tugas sebagai kepala NATO. Bagaimanapun, Rutte adalah “manajer krisis yang terampil,” menurut jurnalis Sheila Sitalsin, kolumnis harian Belanda Volkskrant, yang juga menulis biografi Rutte.

    Banyak warga Belanda yang puas dengan stabilitas politik yang dijamin Rutte selama krisis keuangan dan pandemi COVID-19. Rutte juga mampu mengatasi skandal-skandal dengan baik. Salah satu julukannya di Belanda adalah “Sang Teflon Rutte”.

    Penjabat PM Belanda ini juga harus siap menghadapi kemungkinan Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Rutte dan Trump memiliki hubungan yang sangat positif saat Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Bahkan, Trump menyebut Rutte sebagai teman. Meski begitu, Rutte dengan keras menentang kebijakan ekonomi proteksionis Trump.

    Rutte dukung bantuan persenjataan ke Ukraina

    Tidak seperti Trump, Rutte mendukung pengiriman senjata ke Ukraina, bahkan menyediakan howitzer dan pesawat tempur Belanda. Sayangnya, tentara Belanda sendiri kekurangan anggaran selama 13 tahun Rutte berkuasa.

    Baru tahun ini, untuk pertama kalinya, Belanda membelanjakan anggaran 2% dari PDB-nya untuk sektor pertahanan, yang sesuai dengan target pengeluaran NATO.

    Rutte mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin selama bertahun-tahun. Rusia setidaknya perlu bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MH-17 di atas Ukraina timur pada 2014 lalu. Pesawat Malaysia Airlines yang jatuh itu sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, di mana 300 orang tewas. Sebagian besar korban adalah warga negara Belanda.

    Di Uni Eropa, Rutte justru dipandang sebagai “Tuan Tidak”, kata seorang diplomat Uni Eropa kepada DW. Alasannya, karena Rutte terus menolak gagasan reformasi ambisius yang diusung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Namun, Rutte memiliki hubungan baik dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang pendiam. Dia juga berhubungan baik dengan PM populis sayap kanan Italia, Giorgia Meloni. Bahkan, Rutte dan Meloni telah menyarankan untuk memproses aplikasi suaka di luar Uni Eropa pada negara-negara pihak ketiga.

    Pendekatan Rutte terhadap politik ini memiliki nuansa Houdini, tulis Sitalsing. Rutte mampu melepaskan diri dari hampir semua krisis, yang mungkin berguna saat dia menjabat sebagai Sekjen NATO. (kp/rs)

    (ita/ita)

  • Korban Blokir Joe Biden Bertambah, Perusahaan Antivirus Rusia Dijegal

    Korban Blokir Joe Biden Bertambah, Perusahaan Antivirus Rusia Dijegal

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat di bawah komando Presiden Joe Biden melarang penjualan antivirus Kaspersky di negaranya karena alasan keamanan nasional. Warga AS diminta untuk beralih ke layanan antivirus lainnya.

    Biro Industri dan Keamanan yang berada di bawah Kementerian Perdagangan AS berargumen bahwa Kaspersky mengancam keamanan dan privasi pengguna di AS karena perusahaannya bermarkas di Rusia.

    “Rusia sudah menunjukkan mereka memiliki kapasitas, dan bahkan lebih dari itu, berniat untuk mengeksploitasi perusahaan Rusia seperti Kaspersky untuk mengumpulkan dan menjadikan informasi pribadi warga AS sebagai senjata,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, seperti dikutip dari TechCrunch, Jumat (21/6/2024).

    Salah satu sumber Reuters mengatakan hubungan Kaspersky yang erat dengan pemerintah Rusia menimbulkan risiko keamanan nasional. Kaspersky dan pemerintah Rusia dikhawatirkan dapat mencuri informasi sensitif, menginstal malware, atau mencegah update keamanan di perangkat milik warga AS.

    Kaspersky akan dilarang menjual software-nya kepada konsumen dan bisnis di AS mulai 20 Juli 2024. Namun mereka masih bisa merilis update software dan keamanan kepada kepada penggunanya hingga 29 September 2024.

    Setelah itu Kaspersky tidak bisa lagi memberikan update untuk penggunanya di AS. Raimondo menegaskan pengguna Kaspersky di AS tidak melanggar hukum dan menyarankan mereka untuk menggunakan antivirus alternatif.

    “Individu dan bisnis di AS yang terus menggunakan atau memiliki produk dan layanan Kaspersky tidak melanggar hukum, Anda tidak melakukan kesalahan apa pun dan tidak dikenakan hukuman pidana atau perdata apa pun,” kata Raimondo.

    “Namun, saya minta Anda untuk segera berhenti menggunakan software tersebut dan beralih ke alternatif guna melindungi diri sendiri dan data Anda serta keluarga Anda,” sambungnya.

    Pencekalan ini merupakan perkembangan terbaru dari sederet tindakan yang diambil pemerintah AS terhadap Kaspersky. Pada tahun 2017, pemerintahan Donald Trump melarang badan federal AS menggunakan antivirus Kaspersky.

    Pada awal tahun ini, hacker pemerintah Rusia dikabarkan mencuri dokumen rahasia yang disimpan di komputer pribadi milik seorang karyawan kontrak di badan intelijen yang menggunakan antivirus Kaspersky. Ini insiden spionase pertama yang dilaporkan karena penggunaan antivirus Kaspersky.

    Pemerintah AS memang kian agresif memblokir teknologi luar negeri atau membatasinya. Perusahaan-perusahaan di China terutama, makin dibatasi untuk mendapatkan teknologi dari Amerika.

    (vmp/fyk)

  • Mantan Pejabat Israel Sebut Alien Sudah Buat Perjanjian dengan Manusia

    Mantan Pejabat Israel Sebut Alien Sudah Buat Perjanjian dengan Manusia

    Jakarta

    Mantan kepala keamanan luar angkasa Israel menyebut alien sudah melakukan kontak dengan manusia di Bumi. Bahkan, dia menyebut Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump tahu akan hal itu. Isu ini sempat viral pada akhir 2020 dan membuat geger internet.

    “Benda Terbang Asing (UFO) telah meminta untuk tidak mempublikasikan bahwa mereka ada di sini, umat manusia belum siap,” ujar Haim Eshed kepala direktorat luar angkasa Kementerian Pertahanan Israel terdahulu kepada surat kabar Israel Yediot Aharonot.

    Menurut Eshed, alien penasaran dengan kehidupan manusia dan mencoba memahami lebih jauh tentang alam semesta. Lebih jauh, dia menyebut sudah ada perjanjian antara manusia dan alien termasuk soal markas bawah tanah di kedalaman Mars.

    “Ada kesepakatan antara pemerintah AS dengan alien. Mereka menandatangani kontrak dengan kita untuk melakukan eksperimen-eksperimen di sini,” katanya.

    Eshed menambahkan bahwa Donald Trump mengetahui eksistensi dari para alien dan sangat ingin memberitahukan informasi ini kepada masyarakat. Akan tetapi, dia diminta menutup mulut guna mencegah ‘histeria massa’.

    “Mereka telah menunggu hingga hari ini agar umat manusia berkembang dan mencapai tahap di mana kita akan memahami, secara umum, apa itu ruang angkasa dan pesawat luar angkasa,” masih kata Eshed.

    Melansir NBC News, juru bicara NASA mengatakan salah satu tujuan utama dari badan tersebut memang mencari kehidupan di alam semesta. Akan tetapi, NASA belum menemukan tanda-tanda kehidupan ekstraterestrial di luar bumi.

    “Meskipun kami belum menemukan tanda-tanda kehidupan di luar bumi, NASA sedang menjelajahi tata surya dan sekitarnya untuk membantu kami menjawab pertanyaan mendasar, termasuk apakah kita sendirian di alam semesta,” ucap juru bicara NASA dalam sebuah pernyataan.

    Kalau menurutmu bagaimana, detikers? Apakah kamu percaya kita tidak sendirian di alam semesta ini?

    (ask/ask)

  • Putra Joe Biden Divonis Bersalah Atas 3 Dakwaan Kasus Kepemilikan Senpi

    Putra Joe Biden Divonis Bersalah Atas 3 Dakwaan Kasus Kepemilikan Senpi

    Jakarta

    Juri federal memvonis Hunter Biden atas ketiga dakwaan kasus kepemilikan senjata api ilegal. Juri menyatakan bahwa Putra Presiden Amerika Serikat Joe Biden itu melanggar undang-undang yang dimaksudkan untuk mencegah pecandu narkoba memiliki senjata api.

    Dilansir CNN dan AFP, Rabu (12/6/2024), hukuman tersebut menandai pertama kalinya anak seorang presiden yang sedang menjabat atau anggota keluarga dekat presiden dinyatakan bersalah melakukan kejahatan, meskipun kejahatannya sudah ada sebelum masa jabatan Joe Biden sebagai presiden.

    Hunter Biden terancam 25 tahun penjara dan denda hingga $750.000, meskipun ia kemungkinan akan menerima hukuman yang jauh lebih sedikit dari jumlah maksimal sebagai pelanggar pertama kali.

    Diketahui, Putra Presiden Joe Biden yang berusia 54 tahun itu dihukum atas ketiga tuduhan kejahatan yang berasal dari pembelian pistol pada tahun 2018 saat dia kecanduan narkoba.

    Keputusan tersebut diambil saat ayahnya mencalonkan diri untuk dipilih kembali dan pada hari ketika presiden dari Partai Demokrat itu dijadwalkan memberikan pidato di Washington mengenai kekerasan bersenjata.

    Respons Joe Biden

    Presiden Joe Biden lantas menyatakan “cinta dan dukungannya” kepada putranya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih setelah berakhirnya persidangan yang diadakan di kampung halaman Biden di Wilmington, Delaware.

    “Saya Presiden, tapi saya juga seorang Ayah,” kata Biden. “Jill dan aku mencintai putra kami, dan kami sangat bangga dengan sosoknya saat ini.”

    “Begitu banyak keluarga yang orang-orang tercintanya berjuang melawan kecanduan memahami perasaan bangga melihat seseorang yang Anda cintai keluar dari sisi lain dan menjadi begitu kuat dan tangguh dalam pemulihan,” katanya.

    “Saya akan menerima hasil dari kasus ini dan akan terus menghormati proses peradilan saat Hunter mempertimbangkan banding,” tambah Biden.

    Juri yang beranggotakan 12 orang berunding selama sekitar tiga jam selama dua hari sebelum mengambil keputusan.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Hunter Biden tidak mengambil sikap selama persidangan satu minggu tersebut. Ibu Negara Jill Biden hadir beberapa hari.

    Keputusan tersebut diambil kurang dari dua minggu setelah dakwaan Donald Trump atas tuduhan penipuan bisnis, yang kemungkinan besar akan menjadi lawan Joe Biden dari Partai Republik dalam pemilihan presiden bulan November.

    Proses persidangan tersebut, bersama dengan kasus lain di mana Hunter Biden menghadapi tuduhan penggelapan pajak di California, telah mempersulit upaya Partai Demokrat untuk menjaga fokus pemilu pada Trump, mantan presiden pertama yang dihukum karena kejahatan.

    Kecanduan Narkoba

    Selain menjadi gangguan politik, permasalahan hukum yang dihadapi Hunter Biden telah membuka kembali luka emosional yang menyakitkan bagi keluarga tersebut sejak ia menjadi pecandu narkoba.

    Saudaranya Beau meninggal karena kanker pada tahun 2015, dan saudara perempuannya Naomi meninggal saat masih bayi dalam kecelakaan mobil tahun 1972 yang juga menewaskan ibu mereka, Neilia, istri pertama Joe Biden.

    Pengacara lulusan Yale ini didakwa dengan pernyataan palsu ketika membeli pistol kaliber .38 pada tahun 2018 bahwa dia tidak menggunakan narkoba secara ilegal.

    Dia juga didakwa dengan kepemilikan senjata api ilegal, yang dia miliki hanya selama 11 hari pada bulan Oktober tahun itu.

    Putra presiden, yang tak henti-hentinya menulis tentang kecanduannya, mengaku bahwa pada saat membeli pistol tersebut ia tidak menganggap dirinya seorang pecandu.

    Dia telah lama menjadi sasaran kelompok sayap kanan Partai Republik, dan sekutu Trump telah menyelidikinya secara mendalam di Kongres atas tuduhan korupsi dan persekongkolan pengaruh. Tidak ada tuduhan yang pernah diajukan.

    Transaksi bisnis Hunter Biden di Tiongkok dan Ukraina juga menjadi dasar upaya anggota parlemen Partai Republik untuk memulai proses pemakzulan terhadap ayahnya. Upaya-upaya tersebut juga tidak membuahkan hasil.

    Gedung Putih mengatakan tidak akan ada pengampunan presiden untuk Hunter Biden.

    Halaman 2 dari 2

    (taa/taa)

  • Penjahat Calonkan Diri Sebagai Presiden Amerika

    Penjahat Calonkan Diri Sebagai Presiden Amerika

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, melontarkan sindiran keras kepada Donald Trump yang akan menjadi pesaingnya dalam Pilpres AS. Biden menyebut Trump sebagai penjahat yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden Amerika.

    Dilansir AFP, Selasa (4/6/2024), sindiran itu dilontarkan Biden kepada pendukungnya di Connecticut, Amerika Serikat. Pernyataan dari Biden itu menyusul status Trump yang telah dinyatakan bersalah dalam kasus uang tutup mulut oleh pengadilan.

    “Saudara-saudara, kampanye ini memasuki wilayah yang belum dipetakan,” kata Biden kepada para donor di Connecticut.

    Dia lalu mengatakan untuk pertama kali dalam sejarah Amerika ada seorang penjahat hendak maju dalam kontestasi pemilihan presiden.

    “Untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika, seorang mantan presiden yang merupakan penjahat kini mencalonkan diri sebagai presiden,” terang Biden.

    Biden juga menyoroti perilaku Trump yang kerap menyerang system peradilan Amerika. Tudingan itu merujuk pada status hukumnya yang dianggap penuh kecurangan.

    “Meskipun hal ini meresahkan, namun yang lebih merusak adalah serangan habis-habisan yang dilakukan Donald Trump terhadap sistem peradilan Amerika,” kata Biden.

    “Dia bilang kalau dia kalah akan terjadi pertumpahan darah di Amerika. Orang macam apa dia?” kata Biden kepada para pendukungnya.

    Trump Divonis Bersalah

    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 12 anggota dewan juri pengadilan New York, setelah melakukan pertimbangan selama dua hari, menyatakan Trump bersalah atas 34 dakwaan pidana yang dijeratkan terhadapnya dalam persidangan pada Kamis (30/5) waktu setempat.

    Secara garis besar, Trump dinyatakan bersalah telah memalsukan dokumen untuk menutupi pembayaran uang tutup mulut sebesar US$ 130.000 guna membungkam seorang mantan bintang porno bernama Stormy Daniels menjelang pilpres 2016 lalu.

    (ygs/yld)

  • 5 Fakta Trump Divonis Bersalah di Kasus Uang Tutup Mulut

    5 Fakta Trump Divonis Bersalah di Kasus Uang Tutup Mulut

    New York

    Donald Trump (77) divonis bersalah dalam kasus uang tutup mulut oleh dewan juri Pengadilan New York. Trump menjadi mantan presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang bersalah dalam kasus pidana.

    Seperti dilansir kantor berita AFP, BBC Indonesia dan CNN, Jumat (31/5/024), Petugas keamanan pengadilan bertanya kepada juri apakah mereka memutuskan Donald Trump bersalah atas 34 dakwaan.

    Para juri menjawab “Ya.” dalam persidangan hari Kamis (30/5) di Pengadilan New York.

    Berikut fakta-fakta vonis Trump:

    1. Terjerat Kasus Uang Tutup Mulut

    Trump dinyatakan bersalah atas masing-masing dari 34 dakwaan memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran yang dimaksudkan untuk membungkam bintang porno Stormy Daniels.

    Trump, yang hampir pasti akan mengajukan banding, tidak langsung bereaksi, namun hanya duduk diam, bahunya menunduk.

    Trump dihukum karena memalsukan catatan bisnis untuk mengganti biaya pengacaranya, Michael Cohen, sebesar $130.000 kepada Stormy Daniels pada malam pemilu 2016, ketika klaimnya untuk berhubungan seks dengannya bisa berakibat fatal secara politik.

    Persidangan tersebut menampilkan kesaksian panjang dari bintang porno tersebut, yang bernama asli Stephanie Clifford dan yang menjelaskan kepada pengadilan secara rinci apa yang dia katakan sebagai hubungan seksual pada tahun 2006 dengan Trump yang sudah menikah.

    Jaksa berhasil mengajukan kasus yang menuduh bahwa uang tutup mulut dan penyembunyian pembayaran secara ilegal adalah bagian dari kejahatan yang lebih luas untuk mencegah pemilih mengetahui perilaku Trump.

    Pengacara Trump membantah bahwa “mencoba mempengaruhi pemilu” hanyalah sebuah “demokrasi” dan bahwa mantan presiden tersebut tidak melakukan kesalahan apa pun.

    2. Identitas Juri Dirahasiakan

    Identitas 12 juri yang memutus kasus ini dirahasiakan, sebuah praktik yang jarang terlihat dalam kasus-kasus yang melibatkan mafia atau terdakwa kekerasan lainnya.

    Setelah berminggu-minggu menggoda prospek tersebut, Trump — yang membantah pernah berhubungan seks dengan Daniels di turnamen golf selebriti tahun 2006 — memilih untuk tidak memberikan kesaksian.

    Politisi Partai Republik, yang terkenal sebagai raja real estate sebelum menduduki jabatan tertinggi negara pada pemilu 2016, kini menghadapi hukuman penjara atau, kemungkinan besar, masa percobaan.

    Secara teori, dia bisa menghadapi hukuman hingga empat tahun penjara untuk setiap tuduhan memalsukan catatan bisnis, namun para ahli hukum mengatakan sebagai pelaku pertama kali dia tidak mungkin masuk penjara.

    3. Trump Salahkan Biden

    Donald Trump kemudian memberikan reaksi keras atas keputusan dewan juri pengadilan New York yang menyatakan dia bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan dokumen dalam kasus pembayaran uang tutup mulut kepada seorang mantan bintang porno selama pilpres 2016 lalu.

    Trump menuding persidangan kasus uang tutup mulut itu “dimanipulasi” dan menyalahkan pemerintahan Presiden Joe Biden atas putusan tersebut. Dia juga menegaskan dirinya tidak bersalah.

    Trump, dalam tanggapannya, menyebut putusan dewan juri pengadilan New York itu menyebut sebagai “aib” dan menyebut “persidangan telah dimanipulasi”.

    “Kami tidak melakukan kesalahan apa pun. Saya orang yang tidak bersalah,” ucap Trump setelah meninggalkan ruang sidang.

    “Putusan sebenarnya akan diberikan pada 5 November oleh rakyat,” sebut Trump yang akan menjadi calon presiden Partai Republik untuk pemilu AS yang dijadwalkan 5 November mendatang.

    “Mereka mengetahui apa yang terjadi di sini, dan semua orang mengetahui apa yang terjadi di sini,” ujarnya.

    4. Trump Eks Presiden AS Pertama Diputus Bersalah di Kasus Pidana

    Setelah dua hari bermusyawarah, 12 juri yang merupakan warga New York memutuskan Donald Trump bersalah atas semua dakwaan dalam kasus uang tutup mulut itu.

    Ini adalah vonis bersejarah. Trump kini menjadi mantan presiden AS pertama yang diputus bersalah karena tindak pidana, dan kandidat partai besar pertama yang mencalonkan diri sebagai terpidana.

    5. Masih Bisakah Trump Nyapres?

    Usai dewan juri memutus Trump bersalah dan menjadi terpidana, apakah dia tetap bisa mencalonkan diri pada Pilrpes AS 2024 Jawabannya masih bisa.

    Konstitusi AS menetapkan persyaratan kelayakan yang relatif sedikit bagi kandidat presiden, yakni harus berusia minimal 35 tahun, warga negara AS yang “lahir di AS”, dan telah tinggal di AS selama setidaknya 14 tahun. Tidak ada aturan yang melarang kandidat dengan catatan kriminal.

    Namun, vonis bersalah ini masih dapat memengaruhi pemilihan presiden pada November mendatang. Sebuah jajak pendapat dari Bloomberg dan Morning Consult awal tahun ini menemukan bahwa 53% pemilih di sejumlah negara bagian yang menjadi penentu akan menolak memilih kandidat dari Partai Republik tersebut jika ia dinyatakan bersalah.

    Jajak pendapat lain, dari Universitas Quinnipiac, bulan ini, menunjukkan 6% pemilih Trump cenderung tidak akan memilihnya jumlah yang sangat signifikan dalam persaingan yang ketat.

    Lalu apa yang terjadi pada Trump saat ini?

    Trump bebas dengan jaminan selama persidangan berlangsung dan hal ini tidak berubah setelah putusan dibacakan pada hari Kamis (30/5). Ia akan kembali ke pengadilan pada 11 Juli – tanggal yang telah dijadwalkan oleh Hakim Juan Merchan untuk sidang vonis hukuman.

    Hakim akan mempertimbangkan beberapa faktor dalam menjatuhkan hukuman, termasuk usia Trump. Hukuman tersebut dapat berupa denda, masa percobaan atau pengawasan, atau mungkin hukuman penjara.

    Trump hampir pasti akan mengajukan banding atas putusan bersalah tersebut – sebuah proses yang dapat memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan lebih lama. Tim pengacaranya kemudian akan menghadapi Divisi Banding di Manhattan dan mungkin Pengadilan Banding.

    Artinya, walau telah dijatuhi hukuman, sangat tidak mungkin Trump akan keluar dari pengadilan dengan tangan diborgol. Dia juga diperkirakan akan tetap bebas dengan jaminan saat mengajukan banding.

    Lalu apakah Trump bisa masuk penjara? Ada peluang, meskipun sangat tipis, bahwa Trump akan menjalani hukuman di balik jeruji besi.

    Sebanyak 34 dakwaan yang dihadapi Trump semuanya merupakan tindak pidana kelas E di New York, tingkatan terendah di negara bagian tersebut. Setiap dakwaan memiliki hukuman maksimal empat tahun.

    Seperti disebutkan di atas, ada beberapa alasan mengapa Hakim Merchan dapat memilih hukuman yang lebih ringan, termasuk usia Trump, tidak ada catatan pidana sebelumnya, dan fakta bahwa dakwaan tersebut melibatkan kejahatan yang tidak disertai kekerasan.

    Dia dapat mempertimbangkan pelanggaran Trump terhadap perintah pengadilan untuk tidak berbicara selama persidangan.

    Ada kemungkinan juga bahwa hakim akan mempertimbangkan bahwa kasus seperti ini belum pernah terjadi. Sehingga hakim mungkin memilih untuk menghindari menjebloskan mantan presiden sekaligus kandidat presiden ke penjara.

    Halaman 2 dari 3

    (lir/lir)