Tag: Donald Trump

  • Pidato Trump Paksa Jerman Benahi Postur Pertahanan-Militernya

    Pidato Trump Paksa Jerman Benahi Postur Pertahanan-Militernya

    Jakarta

    Ancaman dari Donald Trump, calon presiden Partai Republik, baru-baru ini bahwa Amerika Serikat “tidak akan melindungi Eropa jika masih ada ketimpangan dalam anggaran pertahanan , dan akan mendorong Rusia untuk melakukan apapun yang mereka inginkan,” memicu tekanan dari para politisi terhadap Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk meningkatkan drastis anggaran militernya.

    Karena meskipun meningkat, anggaran pertahanan Jerman yang saat ini sebesar 51,8 miliar Euro masih jauh di bawah syarat dua persen NATO, yang berarti anggaran pertahanan sebesar 85 miliar Euro. Kanselir Scholz juga mengumumkan anggaran khusus pembelian alat utama sistem pertahanan senilai 100 miliar Euro, tapi itu di luar budget reguler.

    Roderich Kiesewetter, jurubicara komisi pertahanan dari partai oposisi Uni Kristen Demokrat menyebutkan, anggaran khusus pertahanan ini seharusnya dinaikkan tiga kali lipatnya. Sementara juru bicara kebijakan anggaran dari partai pemerintah SPD, Andreas Schwarz menyebutkan, akan sangat melegakan, jika anggaran pertahanan tidak dikenai aturan rem utang, dengan merujuk pada legislasi yang membatasi kemampuan pemerintah membuat utang melampaui kapasitas anggaran..

    Tumpukan tagihan pertahanan

    Kebanyakan analis sepakat, militer Jerman membutuhkan anggaran lebih besar untuk memenuhi tanggung jawab pertahanan di NATO. Eva Högl, anggota komisi pertahanan di parlemen, mengatakan dalam laporannya dari Maret tahun lalu bahwa Bundeswehr sejatinya membutuhkan 300 miliar Euro untuk memenuhi syarat kapabilitas pertahanan.

    “Pidato Trump mengingatkan semua orang apa yang sedang dipertaruhkan,” kata Rafael Loss, spesialis strategi pertahanan di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, ECFR.

    Meski jauh tertinggal, Kanselir Scholz menjanjikan pemerintahan koalisinya bakal mencapai target dua persen di masa jabatannya. Komitmen itu dibuat setelah invasi Rusia di Ukraina dan Jerman mengumumkan dana khusus pertahanan sebesar 100 miliar Euro untuk belanja alutsista hingga 2028.

    Menurut sejumlah estimasi, Bundeswehr masih akan membutuhkan hingga 56 miliar Euro dana tambahan setiap tahun.

    Memupus tabu payung nuklir

    Isu nuklir bisa memicu kontroversi. Saat ini, Prancis adalah satu-satunya negara Uni Eropa yang memiliki senjata nuklir. Tiga negara lain anggota UE, Austria, Irlandia dan Malta, menandatangani pakta larangan senjata nuklir.

    Adapun Jerman sudah menandatangani klausul “Dua Ditambah Empat” dalam perjanjian reunifikasi 1990, untuk tidak membeli atau memproduksi senjata nuklir. Prancis pun tidak sedang berencana memperluas program senjata nuklirnya.

    “Terlebih, siapa yang berhak meluncurkan serangan nuklir?” tukas Rafael Loss, spesialis dari ECFR, “apakah presiden komisi Eropa?`apakah yang berwenang adalah presiden Dewan Eropa? Haruskah Parlemen Eropa dilibatkan? Anda lihat masalahnya?,” kata dia.

    Senjata nuklir milik Uni Eropa “akan sangat mengganggu tatanan nuklir global. Langkah ini bisa ditiru oleh negara di belahan dunia lain dan juga memaksa Jerman melanggar komitmen internasionalnya,” imbuhnya.

    “Saya tidak melihat adanya masa depan, di mana Uni Eropa dalam bentuknya saat ini akan mampu menjamin daya gertak nuklir yang kredibel.”

    rzn/as

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Biden Resmi Gabung TikTok, Temui Pemilih Muda

    Biden Resmi Gabung TikTok, Temui Pemilih Muda

    Jakarta

    Pada hari Minggu (11/02), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi bergabung dengan aplikasi video pendek TikTok, membahas “Super Bowl NFL” untuk meluncurkan akun barunya yang diperuntukkan menjangkau pemilih muda menjelang pilpres pada bulan November mendatang.

    Peluncuran kampanye kembali Pilpres AS Biden di TikTok itu menjadi penting, karena aplikasi milik raksasa teknologi Cina, ByteDance, sendiri masih dalam peninjauan pemerintah AS imbas potensi masalah keamanan nasional.

    Polemik aplikasi Tiktok di AS

    Beberapa anggota parlemen AS telah lama menyerukan agar aplikasi TikTok ini tidak digunakan, karena adanya kekhawatiran bahwa pemerintah Cina dapat mengakses data pengguna atau mempengaruhi apa yang dilihat orang-orang dalam aplikasi tersebut.

    Tahun lalu, pemerintahan Biden justru meminta badan-badan pemerintahan untuk menghapus TikTok dari ponsel dan perangkat milik pemerintah. Meski TikTok telah bersikukuh bahwa pihaknya tidak akan membagikan data pengguna AS kepada pemerintah Cina dan telah mengambil langkah substansial untuk melindungi privasi para penggunanya.

    Penasihat kampanye Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa timnya bersikukuh akan “terus bertemu dengan para pemilih di mana pun mereka berada,” termasuk di aplikasi media sosial lain seperti platform Meta Instagram, hingga aplikasi milik mantan Presiden AS Donald Trump, Truth Social.

    Menurut salah seorang tim kampanye, pihaknya telah melakukan “tindakan pencegahan keamanan terbaik” untuk seluruh perangkatnya, dan keberadaan akun di TikTok itu merupakan hal yang terpisah dari peninjauan isu keamanan yang sedang berlangsung.

    Sementara calon terdepan dari Partai republik, Trump, bahkan tidak memiliki akun resminya di TikTok.

    Baru bergabung, video Biden viral

    Dalam sebuah tanya-jawab singkat, Presiden AS yang masih menjabat itu diminta untuk memilih salah satu dari dua pilihan. Biden ditanya apakah dia “secara licik merencanakan kecurangan musim ini agar Chiefs memenangkan Super Bowl” atau “Chiefs memang tim sepak bola Amerika terbaik”.

    “Saya akan mendapat masalah jika saya mengatakannya,” jawab Biden dengan candaan. Sejak Minggu (11/02) malam, akun baru itu kini telah mendapat lebih dari 30.500 pengikut, dengan video viral Biden itu sukses ditonton 2,9 juta kali.

    kp/hp (Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata sempat memberikan peringatan kepada Iran soal “ancaman teroris” di wilayahnya, sebelum serangan bom mematikan di kota Kerman, awal bulan ini, yang diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (26/1/2024), informasi tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya. Peringatan soal ancaman teror itu tetap diberikan oleh Washington kepada Teheran meskipun hubungan kedua negara tidak akur.

    Dua ledakan mengguncang acara peringatan kematian Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds pada Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), yang digelar di kota Kerman, Iran bagian tenggara, pada 3 Januari lalu. Nyaris 100 orang tewas dan lebih dari 200 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Soleimani, yang selama dua dekade memimpin Pasukan Quds — cabang operasi luar negeri IRGC, tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020.

    “Pemerintah AS mengikuti kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama diterapkan di seluruh pemerintahan untuk memperingatkan pemerintahan-pemerintahan terhadap potensi ancaman mematikan,” ucap pejabat AS tersebut.

    “Kami memberikan peringatan ini sebagian karena kami tidak ingin melihat nyawa tidak berdosa hilang dalam serangan teror,” imbuhnya.

    Media terkemuka Wall Street Journal menjadi yang pertama melaporkan soal hal ini pada Kamis (25/1) waktu setempat.

    Direktur program Timur Tengah pada lembaga think-tank CSIS di Washington, AS, John Alterman, menyebut peringatan itu mungkin mencerminkan keinginan AS yang lebih luas untuk berdialog dengan Iran, meskipun baru-baru ini terjadi serangan oleh proksi yang didukung Teheran terhadap kepentingan Washington, Israel dan negara-negara Barat lainnya, serta kemajuan program nuklir Iran.

    Alterman menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki keyakinan jika dialog antara Washington dan Teheran bisa menguntungkan kedua negara.

    Namun upaya Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran tahun 2015 lalu — yang ditinggalkan mantan Presiden Donald Trump tahun 2018 — telah gagal. Kendati demikian, Alterman menilai para penasihat Biden masih ingin mencari cara untuk berkomunikasi dengan Teheran.

    “Mereka selalu percaya pada perlunya dialog, dan masalahnya adalah tentang apa dan dengan syarat apa. Ini adalah kesempatan untuk mulai membangun kepercayaan, yang menurut saya, merupakan bagian dari pedoman diplomasi,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Menang Primary di New Hampshire, Makin Mulus Tantang Biden

    Trump Menang Primary di New Hampshire, Makin Mulus Tantang Biden

    New Hampshire

    Donald Trump memenangkan pemilihan pendahuluan atau primary Partai Republik di negara bagian New Hampshire, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (23/1) waktu setempat. Kemenangan ini memuluskan jalan mantan presiden AS itu menjadi capres resmi Partai Republik untuk menantang kembali Presiden Joe Biden dalam pilpres AS.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (24/1/2024), Trump berhasil mengungguli penantang satu-satunya, Nikki Haley, mantan Duta Besar AS untuk PBB dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire untuk penentuan capres Partai Republik dalam pilpres November mendatang.

    Proyeksi pemilihan pendahuluan yang digelar di New Hampshire pada Selasa (23/1) waktu setempat menunjukkan Trump unggul 11 persen suara atas Haley. Menurut proyeksi Associated Press dengan 91 persen suara telah dihitung, Trump meraup 54,6 persen dan Haley meraup 43,1 persen suara.

    Suara dukungan yang diperoleh dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik ini akan dialokasikan menjadi jumlah delegate yang nantinya akan memilih kandidat capres dalam Konvensi Nasional Partai Republik. Ada 22 delegate Partai Republik yang diperebutkan di New Hampshire.

    Secara total, ada 2.400 delegate yang diperebutkan oleh kandidat capres Partai Republik. Untuk bisa memenangkan pertarungan capres Partai Republik, seorang kandidat harus bisa mendapatkan total 1.215 delegate.

    Meskipun jumlah delegate yang diperebutkan tergolong sedikit dibandingkan negara-negara bagian yang lebih besar di AS, namun menurut CBS News, hasil pemilihan pendahuluan di New Hampshire akan mempengaruhi bentuk persaingan dalam pertarungan capres Partai Republik selanjutnya.

    Kemenangan Trump di New Hampshire itu semakin mengokohkan posisinya sebagai kandidat capres resmi untuk Partai Republik. Pekan lalu, Trump meraih kemenangan telak dalam kaukus Partai Republik di Iowa.

    Saksikan juga ‘Donald Trump Usir Warga yang Mengganggu Pidatonya saat Kampanye’:

    Pertarungan capres Partai Republik awalnya diikuti 14 kandidat, sebelum satu per satu kandidat mengundurkan diri dan kini tersisa Trump dan Haley. Satu kandidat terkemuka, Ron DeSantis yang merupakan Gubernur Florida, menyatakan mundur dari pencalonan setelah hanya menempati posisi dua dalam kaukus Iowa.

    Dalam pidato kemenangannya, Trump menyerang Haley dengan mengatakan bahwa “kita akan menang dengan mudah” ketika pemilihan pendahuluan Partai Republik digelar di negara bagian South Carolina — kampung halaman Haley — nantinya.

    Pidato kemenangan Trump dipenuhi peringatan-peringatan buruk soal imigrasi yang menjadi ciri khasnya. Dia juga terus mengulang kebohongan soal kemenangannya di pilpres tahun 2020.

    Meskipun sudah memenangi dua negara bagian, Trump terus berpegang pada pesan-pesan beraliran sayap kanan, tanpa ada tanda-tanda berupaya menjangkau pemilih moderat yang mendukung Haley. Dia bahkan sempat menyebut AS sebagai “negara gagal” dan mengklaim bahwa para migran tanpa dokumen datang dari rumah sakit jiwa dan penjara.

    Sementara Haley dalam pidatonya menegaskan bahwa “pertarungan belum usai” setelah dia menempati posisi dua di bawah Trump dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire. Dia memberitahu pendukungnya bahwa Partai Demokrat sebenarnya ingin melawan Trump karena rekam jejaknya dalam menebar “kekacauan”.

    “Mereka tahu Trump adalah satu-satunya Republikan di negara ini yang bisa dikalahkan oleh Joe Biden,” ucap Haley.

    Menanggapi kemenangan Trump di New Hampshire, Biden mengatakan bahwa: “Sekarang jelas bahwa Donald Trump akan menjadi calon dari Partai Republik.”

    “Dan pesan saya kepada negara ini adalah pertaruhannya sangat besar. Demokrasi kita. Kebebasan pribadi kita — mulai dari hak untuk menentukan hingga hak untuk memilih,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sengit! Saling Serang Trump dan Saingannya soal Usia hingga Mental

    Sengit! Saling Serang Trump dan Saingannya soal Usia hingga Mental

    Washington DC

    Bakal calon Presiden dari Partai Republik Nikki Haley menyindir usia dan kesehatan mental Donald Trump yang merupakan saingannya untuk mendapat dukungan Republik. Trump pun memberi balasan keras terhadap Haley.

    Dilansir CNN, Minggu (21/1/2024), Haley menyindir kesehatan mental Trump gara-gara mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu menyebut namanya terkait kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021. Menurut Haley, Trump bingung membedakan dirinya dengan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi.

    “Tadi malam, Trump menghadiri rapat umum dan dia terus-menerus menyebut saya beberapa kali tentang mengapa saya tidak menjaga keamanan selama kerusuhan Capitol. Mengapa saya tidak menangani 6 Januari dengan lebih baik. Saya bahkan tidak berada di DC pada tanggal 6 Januari. Saya tidak berada di kantor saat itu,” kata Haley.

    “Mereka bilang dia bingung. Bahwa dia sedang membicarakan hal lain. Bahwa dia sedang berbicara tentang Nancy Pelosi. Dia menyebut saya berkali-kali dalam skenario itu,” tambah mantan gubernur Carolina Selatan itu.

    Haley kemudian mempertanyakan kesehatan mental Trump. Dia mengatakan kepada para pemilih di Keene, New Hampshire, bahwa warga AS tak boleh memiliki pemimpin yang kondisi mentalnya dipertanyakan.

    “Kekhawatiran saya adalah – saya tidak mengatakan sesuatu yang menghina, tapi ketika Anda menghadapi tekanan dari sebuah kepresidenan, kita tidak bisa memiliki orang lain yang kita pertanyakan apakah mereka sehat secara mental untuk melakukannya,” ucapnya.

    Sebagai informasi, komentar Haley itu muncul setelah Trump mengungkit kerusuhan 6 Januari 2021 dalam kampanye di New Hampshire. Dia menyebut-nyebut nama Haley.

    Penasihat senior kampanye Trump, Chris LaCivita, kemudian membuat postingan ‘Nancy….Nikki….itu adalah perbedaan tanpa perbedaan’ di akun X-nya usai kampanye Trump tersebut.

    Kembali ke Haley, dia juga menyerang Trump terkait usia. Dia mempertanyakan apakah warga AS akan dihadapkan pada pilihan dua orang berusia 80-an tahun.

    “Kami membutuhkan orang-orang yang berada di puncak permainan mereka,” kata Haley dalam wawancara dengan Fox News.

    “Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah situasi yang dialami Joe Biden, tetapi saya ingin mengatakan, apakah kita benar-benar akan memilih dua orang berusia delapan puluh tahun untuk mencalonkan diri sebagai presiden?” sambungnya.

    Haley (52) telah berusaha menyoroti kesenjangan usianya dengan Trump (77) dan Presiden AS Joe Biden (81). Dia juga bersikeras menyerukan batasan masa jabatan dan tes kompetensi mental bagi politisi mana pun yang berusia 75 tahun.

    Balasan Keras Trump ke Haley

    Trump kemudian memberi balasan keras kepada Haley. Trump meminta para pendukungnya agar tidak berpuas diri dua hari menjelang pemilihan Republik di New Hampshire.

    “Kita memerlukan margin yang besar karena kita harus menyampaikan pesan persatuan yang nyata,” kata Trump pada rapat umum di Manchester, New Hamspire.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Trump bicara selama lebih dari 90 menit. Dalam pidatonya itu, Trump menyampaikan pesan dendam, mengeluh tentang kekalahan Pemilu tahun 2020, membela perusuh 6 Januari 2021, mendorong kembali Mahkamah Agung untuk menyatakan dia dan semua presiden kebal dari tuntutan, mengejek Presiden Joe Biden dan, dengan penuh semangat, mengecam Haley, mantan duta besarnya di PBB dan kandidat yang paling dekat dengannya dalam jajak pendapat utama di Negara Bagian Granite.

    Sebelum Trump berbicara, tim kampanye Trump sudah menyiarkan pesannya di layar besar di atas panggung dengan slide bergilir yang menyerang Haley atas dugaan hubungannya dengan ‘Demokrat, Wall Street & Globalis’ dan posisinya dalam Jaminan Sosial dan isu-isu penting lainnya.

    Trump juga terus melancarkan serangan ke Haley. Dia menuding Haley menggunakan uang radikal Demokrat untuk operasi kampanye.

    “Nikki Haley menggunakan uang radikal Demokrat untuk menjalankan operasi kampanye Demokrat radikal yang dia jalankan!” kata Trump merujuk pada seruan saingannya kepada beberapa kelompok politik dan donor yang berhaluan tengah dan anti-Trump.

    “Kandidat Partai Republik macam apa itu?” sambungnya.

    Dia juga mengkritik janji kampanye Haley untuk menaikkan usia pensiun bagi generasi muda dan menunda akses mereka terhadap pembayaran jaminan sosial. Trump juga menyerang Haley yang menganggap dirinya sudah terlalu tua untuk menjadi presiden lagi.

    Trump membalas dengan mengklaim bahwa dia baru-baru ini mengikuti ‘tes kognitif yang dia kuasai’ sebelum berjanji untuk ‘memberi tahu Anda ketika saya merasa buruk’.

    “Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti tes kognitif yang diberikan dokter say dan saya mendapat nilai bagus,” ucapnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wapres AS Ngaku Sangat Takut Trump Kembali ke Gedung Putih

    Wapres AS Ngaku Sangat Takut Trump Kembali ke Gedung Putih

    Jakarta

    Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat Kamala Harris mengaku dirinya sangat takut bahwa Donald Trump akan memenangi pemilihan presiden dan kembali ke Gedung Putih. Dia pun mendesak Partai Demokrat untuk “melawan”.

    Komentarnya ini dilontarkan setelah Trump meraih kemenangan pada hari Senin lalu dalam kaukus di Iowa, langkah pertama dalam perebutan nominasi calon presiden Partai Republik untuk menantang petahana Presiden Joe Biden pada pemilihan presiden November mendatang.

    “Saya sangat takut, itulah sebabnya saya bepergian ke negara kita… kita semua harusnya takut,” kata Wapres AS itu kepada The View, sebuah acara bincang-bincang di jaringan ABC, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/1/2024).

    Namun Harris yang berusia 59 tahun itu menambahkan: “Kita tidak lari dari sesuatu ketika kita takut, kita melawannya.”

    Komentar Harris tersebut menanggapi pertanyaan tentang laporan bahwa mantan presiden Barack Obama prihatin dengan kampanye Biden, dan komentar mantan ibu negara Michelle Obama yang mengatakan dia “takut” jika Trump kembali terpilih.

    Biden telah meningkatkan serangan langsung terhadap Trump baru-baru ini, dengan mengingatkan bahwa mantan presiden yang menghadapi 91 dakwaan pidana tersebut merupakan ancaman bagi demokrasi AS.

    Harris sendiri memiliki peran yang semakin menonjol dalam upayanya memobilisasi para pemilih kulit hitam, kaum perempuan dan kaum muda untuk pemilu penting tahun ini.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mobil Tiba-tiba Tabrak Gerbang Gedung Putih, Pengemudi Ditangkap

    Mobil Tiba-tiba Tabrak Gerbang Gedung Putih, Pengemudi Ditangkap

    Washington DC

    Otoritas Amerika Serikat (AS) menangkap seorang pengemudi setelah mobli yang dikemudikannya menabrak gerbang luar kompleks Gedung Putih. Penyelidikan terhadap insiden itu sedang berlangsung.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), Secret Service yang bertugas menjaga keamanan kantor kepresidenan melaporkan bahwa insiden itu terjadi pada Senin (8/1) petang, dengan sebuah mobil tiba-tiba menabrak gerbang luar kompleks kantor kepresidenan AS di Washington DC.

    “Sesaat sebelum pukul 18.00 waktu setempat, sebuah kendaraan menabrak gerbang luar kompleks Gedung Putih,” ucap juru bicara Secret Service AS Anthony Guglielmi dalam pernyataan via media sosial X.

    “Pengemudinya telah ditahan dan kami sedang menyelidiki penyebab dan situasi seputar tabrakan itu,” imbuh Guglielmi.

    Insiden ini terjadi di sisi timur laut kompleks Gedung Putih, dengan Guglielmi memperkirakan adanya “dampak lalu lintas” di ruas jalan 15th Street dan Pennsylvania Avenue.

    Presiden Joe Biden kebetulan sedang berada di luar kota saat insiden itu terjadi.

    Otoritas keamanan setempat tidak mengatakan apakah insiden itu murni kecelakaan lalu lintas atau disengaja dan dimaksudkan sebagai serangan.

    Insiden serupa sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar pagar besi yang lebih tinggi dan lebih kokoh di sekeliling gedung ikonik tersebut.

    Salah satu insiden terjadi tahun 2017 lalu, ketika seorang pria nekat memanjat pagar Gedung Putih dan berjalan-jalan di halamannya selama lebih dari 16 menit sebelum akhirnya ditangkap. Ketika insiden ini terjadi, Presiden Donald Trump yang saat itu menjabat sedang berada di dalam gedung Putih.

    Insiden lainnya terjadi tahun 2014 ketika Barack Obama menjabat Presiden AS. Pada saat itu, seorang veteran Angkatan Darat AS yang gelisah melompati pagar Gedung Putih lalu berlari di halaman dan masuk ke dalam gedung sambil membawa pisau di sakunya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Resolusi Korut 2024: Satelit Mata-mata Baru hingga Tambah Nuklir

    Resolusi Korut 2024: Satelit Mata-mata Baru hingga Tambah Nuklir

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menyatakan negaranya akan meluncurkan tiga satelit mata-mata baru, membangun drone militer, dan meningkatkan persenjataan nuklir pada 2024.

    Menurut dia, resolusi itu merupakan buah kebijakan Amerika Serikat (AS) yang membuat perang tidak dapat dihindari.

    Kim Jong Un mengecam AS dalam pidato panjang yang mengakhiri lima hari pertemuan Partai Buruh Korea. Pertemuan ini sendiri dilakukan untuk menentukan tujuan ekonomi, militer dan kebijakan luar negeri Korea Utara pada 2024.

    “Karena tindakan sembrono dari musuh-musuh untuk menyerang kita, sudah menjadi sebuah kepastian bahwa perang dapat pecah kapan saja di semenanjung Korea,” katanya, menurut kantor berita pemerintah KCNA.

    Kim Jong Un memerintahkan militer untuk bersiap-siap “menenangkan seluruh wilayah Korea Selatan,” untuk menanggapi serangan apapun, termasuk dengan bom nuklir jika perlu.

    Pidato Kim disampaikan menjelang tahun yang akan menjadi tahun yang sangat penting bagi pemilihan umum di Korea Selatan dan Amerika Serikat.

    Para ahli memperkirakan Korea Utara akan mempertahankan kampanye tekanan militer untuk mencoba meningkatkan pengaruh di sekitar pemilihan presiden AS pada November.

    Pasalnya, pemilihan tersebut dapat membawa kembali mantan Presiden Donald Trump, yang kerap bertukar ancaman dengan Kim Jong Un.

    “Pyongyang mungkin sedang menunggu pemilihan presiden AS untuk melihat apakah provokasinya dapat dibeli oleh pemerintahan berikutnya,” kata Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans di Seoul, dikutip dari Reuters.

    Sementara itu, Pemerintahan Joe Biden mengatakan mereka terbuka untuk melakukan pembicaraan, tapi tetap memberlakukan sanksi baru karena Korea Utara terus melakukan uji coba rudal yang dilarang.

    AS juga meningkatkan latihan dan mengerahkan lebih banyak aset militer seperti kapal selam bersenjata nuklir dan kapal induk besar di dekat semenanjung Korea.

    Merespons hal tersebut, Kim Jong Un mengatakan dia tidak dapat mengabaikan kembalinya senjata-senjata tersebut. yang menurutnya telah mengubah Korea Selatan menjadi pangkalan militer dan persenjataan nuklir AS.

    “Jika kita melihat lebih dekat pada tindakan militer konfrontatif oleh pasukan musuh …. kata ‘perang’ telah menjadi kenyataan yang realistis dan bukan konsep yang abstrak,” kata Kim.

    Kim mengatakan ia tidak memiliki pilihan selain terus maju dengan ambisi nuklirnya dan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan negara-negara lain yang menentang Amerika Serikat. Dalam hal ini, Korea Utara memiliki hubungan yang dekat dengan China dan Rusia.

    Lebih lanjut, Kim mengatakan pada 2024 pihaknya akan melakukan pengembangan militer lebih lanjut, mulai dari memperkuat pasukan nuklir dan rudal, membangun drone tanpa awak, memperluas armada kapal selam, hingga mengembangkan kemampuan perang elektronik.

    Selain itu, Korea Utara juga akan memiliki armada satelit mata-mata.

    Pada November, negara ini sukses meluncurkan satelit mata-mata setelah sebelumnya dua kali melakukan percobaan. Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan regional dan memicu sanksi baru dari AS, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.

    Pyongyang belum merilis gambar apa pun dari satelit baru tersebut, sehingga para analis dan pemerintah asing masih memperdebatkan kemampuannya.

    (lmy/end)

  • Pernyataan Korut soal Siap Perang Diduga untuk Pengaruhi Pemilu AS

    Pernyataan Korut soal Siap Perang Diduga untuk Pengaruhi Pemilu AS

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korea Utara (Korut) diperkirakan akan mempertahankan kampanye tekanan militernya untuk meningkatkan pengaruh jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2024, yang memungkinkan mantan presiden Donald Trump akan terpilih kembali.

    “Pyongyang mungkin menunggu pemilu presiden AS untuk melihat provokasi apa yang bisa mereka lakukan pada pemerintahan (AS) berikutnya,” kata profesor studi internasional di Ewha Womans University, Leif-Eric Easley dilansir Reuters.

    Korea Utara akan meluncurkan tiga satelit mata-mata baru, membuat drone militer hingga meningkatkan persenjataan nuklirnya pada tahun 2024 usai pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kebijakan Amerika Serikat (AS) membuat perang tidak dapat dihindari.

    Kim Jong Un mengecam AS dalam pidatonya yang menetapkan tujuan kebijakan ekonomi, militer dan luar negeri Korut untuk tahun 2024. Pidato Kim Jong Un disampaikan menjelang gelaran pemilu di Korea Selatan dan Amerika Serikat.

    “Karena tindakan musuh yang sembrono untuk menyerang kami, sudah menjadi kenyataan bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea,” kata Kim Jon Un menurut kantor berita negara KCNA yang dikutip Reuters.

    Kim Jong Un memerintahkan militer bersiap untuk “menenangkan seluruh wilayah Korea Selatan,” termasuk menggunakan bom nuklir sebagai respons terhadap serangan apa pun.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan perundingan, namun akan memberlakukan sanksi baru ketika Korea Utara terus melanjutkan uji coba rudal. AS juga meningkatkan latihan dan mengerahkan lebih banyak aset militer seperti kapal selam bersenjata nuklir dan kapal induk besar di dekat Semenanjung Korea.

    Kim Jong Un mengatakan tidak bisa mengabaikan ancaman tersebut. Terlebih ia menilai Korea Selatan telah diubah menjadi “pangkalan militer terdepan dan persenjataan nuklir” Amerika Serikat.

    “Jika kita mencermati aksi militer konfrontatif yang dilakukan pasukan musuh…. kata ‘perang’ telah menjadi kenyataan realistis dan bukan konsep abstrak,” kata Kim Jong Un.

    Kim Jong Un mengatakan tidak punya pilihan selain terus melanjutkan ambisi program nuklirnya dan menjalin hubungan lebih dalam dengan negara-negara lain yang menentang Amerika Serikat. Korea Utara memiliki hubungan yang erat dengan Tiongkok dan Rusia.

    (rzr/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ketika Perang di Ukraina Mengubah Jerman

    Ketika Perang di Ukraina Mengubah Jerman

    Berlin

    Masyarakat Jerman harus mulai membiasakan diri dengan militerisasi kehidupan sehari-hari di tahun yang baru. Kalau dulu hampir tabu membahas kecanggihan teknologi persenjataan atau soal ekspor senjata, hal-hal seperti itu sekarang dianggap wajar, bahkan sudah menjadi keharusan. Para pakar pertahanan di Jerman meyakini itu, karena perang Ukraina telah mengubah pandangan Jerman tentang kekuatan militer dan aliansi pertahanan NATO.

    Dulu, warga di Jerman menganggap hampir tidak mungkin akan terjadi perang di negara di dekatnya, apalagi kemungkinan serangan Rusia ke wilayah NATO. Namun sejak Rusia mencoba menginvasi Ukraina, kemungkinan itu sekarang dianggap bukan lagi sesuatu yang mustahil. Karena itu, para politisi dan pakar pertahanan mulai menginventarisasi lagi kapasitas militer dan sarana pendukungnya.

    Hal ini dimulai misalnya dengan membenahi infrastruktur dan kondisi jalanan, kata ilmuwan politik Christian Mlling dalam sebuah wawancara dengan DW: “Kita mungkin harus memperbarui jalan, kita harus memperbarui jembatan.”

    Karena banyak jalan dan jembatan di Jerman tidak dirancang untuk menahan beban tank atau panser besar dan kendaraan militer berat lainnya.

    Christian Mlling mengepalai Pusat Keamanan dan Pertahanan di lembaga Komunitas Kebijakan Luar Negeri Jerman, DGAP. Dia baru-baru ini merilis analisis kapasitas pertahanan Jerman menghadapi skenario terburuk diserang oleh negara lain seperti Rusia.

    Kesimpulannya: Jerman dan NATO hanya memiliki waktu lima tahun untuk memodernisasi infrastruktur pertahanannya. Jika tidak, keunggulan teknologi militer NATO yang selama ini diandalkan untuk mencegah niat Rusia menyerang tidak akan ada lagi.

    Perubahan paradigma pertahanan setelah invasi Rusia ke Ukraina

    Jadi publik di Jerman sekarang mulai terbiasa dengan diskusi-diskusi soal pertahanan, kekuatan militer dan pentingnya membangun teknologi persenjataan yang canggih.

    “Pertahanan secara keseluruhan terutama adalah tentang memperkuat infrastruktur sipil di masa normal, sehingga mereka mampu bertahan jika terjadi perang,” jelas Christian Mlling.

    Jadi, pembangunan jalan dan jembatan pun sekarang harus turut memperhitungkan relevansi pertahanan dan kemiliteran. Apakah misalnya jembatan yang dibangun bisa memiliki peran strategis dalam hal pertahanan.

    Untuk memulihkan kemampuan dan kapasitas pertahanan negara, Jerman harus “menangguhkan peraturan tertentu untuk jangka waktu tertentu” dan fokus pada investasi pertahanan, sekaligus menghapus birokrasi yang berlebihan, dengan motto: “investasi naik, peraturan turun.”

    Kontradiksi di masyarakat dan kalangan politik

    Sejauh ini, Christian Mlling melihat masih ada kontradiksi di masyarakat dan kalangan politik Jerman. “Banyak orang tidak memahami, bahwa Anda tidak dapat menekan tombol, dan kemudian persenjataan serta tank-tank keesokan harinya langsung ada.”

    Membangun kapasitas produksi seperti itu perlu waktu lama. Hingga saat ini, kebanyakan politisi beralasan, industri persenjataan perlu kembali didorong “demi membantu Ukraina”, katanya.

    Padahal, produksi senjata juga dibutuhkan oleh Jerman sendiri dan negara-negara Eropa lain untuk mempertahankan diri, jika mereka diserang, dan “bukan karena Ukraina membutuhkannya, tetapi karena kami juga membutuhkannya.”

    “Namun secara keseluruhan, produksi alat utama sistem pertahanan Jerman sampai saat ini belum meningkat secara signifikan,” kata analis DGAP Christian Mlling menambahkan.

    “Saat ini kita hanya menambal kekurangan, tapi belum mulai membangun kapasitas produksi baru yang memungkinkan kita siap tepat waktu dengan pertahanan,” jelasnya seraya menunjuk pada tenggat waktu lima tahun yang disebut dalam analisis pertahanannya.

    Jerman dan Eropa tidak bisa menggantungkan diri lagi kepada Amerika Serikat, apalagi kalau di AS sendiri terjadi perubahan politik, misalnya Donald Trump terpilih lagi sebagai presiden. Jerman dan Eropa harus siap menghadapi situasi itu, tegasnya.

    (hp/as)

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Anggota Dewan di Ukraina Ledakkan Granat saat Rapat’:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu