Tag: Donald Trump

  • Analis: Rupiah melemah karena tambahan tarif AS terhadap China

    Analis: Rupiah melemah karena tambahan tarif AS terhadap China

    Rupiah hari ini diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp16.500 – Rp16.600

    Jakarta (ANTARA) – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi tambahan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China yang akan efektif pada 4 Maret 2025.

    “Rupiah hari ini diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp16.500 – Rp16.600 dipengaruhi oleh indeks dolar yang naik akibat kebijakan tarif Presiden Trump kepada China yang akan efektif 4 Maret,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Trump disebut akan membebankan China tambahan tarif 10 persen setelah sempat menerapkan kebijakan tersebut ke Negeri Tirai Bambu pada bulan Februari 2025 sebesar 10 persen.

    Adapun kondisi domestik, yield obligasi pemerintah terus meningkat dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang sangat dalam.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta melemah hingga 142 poin atau 0,86 persen menjadi Rp16.596 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.454 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.575 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.431 per dolar AS.

    Menurut Rully, Bank Indonesia (BI) sudah stand by di pasar sepanjang hari untuk menjaga kurs rupiah.

    Di sisi lain, dia menilai pemerintah seharusnya menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan buy back saham agar pasar saham lebih stabil. “Walaupun tidak berpengaruh signifikan terhadap rupiah, tapi setidaknya bisa membuat pasar tenang,” ungkap dia.

    Belanja pemerintah juga harus diprioritaskan pada sektor-sektor yang berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, seperti sektor padat modal. Dia juga menganggap kebijakan efisiensi anggaran perlu ditunda untuk menjaga nilai tukar rupiah yang melemah signifikan.

    “Dalam jangka pendek, (pelemahan rupiah) sangat dipengaruhi oleh kebijakan tarif Presiden Trump, tapi dalam jangka menengah dan panjang dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan penguatan rupiah,” ungkap Rully.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Trump Percaya Putin soal Akhiri Perang di Ukraina: Kenal Sudah Lama, Tak Mungkin Ingkar Janji – Halaman all

    Trump Percaya Putin soal Akhiri Perang di Ukraina: Kenal Sudah Lama, Tak Mungkin Ingkar Janji – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mematuhi gencatan senjata Ukraina.

    Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, di Gedung Putih pada Kamis (27/2/2025).

    Dalam konferensi pers di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa ia percaya Putin tidak akan melanggar perjanjian gencatan senjata.

    “Saya rasa dia akan menepati janjinya,” ujar Trump, dikutip dari NDTV.

    Ia juga menyebutkan bahwa telah mengenal Putin dalam waktu yang lama dan yakin bahwa pemimpin Rusia tersebut akan memegang komitmennya.

    “Saya sudah bicara dengannya, saya sudah kenal dia sejak lama, saya tidak yakin dia akan mengingkari janjinya,” tambahnya.

    Sebaliknya, Starmer memberikan tanggapan yang lebih berhati-hati. 

    “Saya pikir pandangan saya tentang Putin sudah cukup matang dan diketahui,” kata Starmer ketika dimintai pendapat mengenai pernyataan Trump. 

    Ia menambahkan bahwa jika kesepakatan damai terjadi, maka penting bagi Putin untuk memahami bahwa kesepakatan tersebut harus bersifat permanen dan mencegah Rusia melangkah lebih jauh.

    Hubungan antara Trump dan Starmer terlihat cukup akrab dalam pertemuan tersebut. 

    Trump bahkan memuji Starmer sebagai “orang yang luar biasa” dan “sangat istimewa”, dikutip dari The Guardian.

    Pertemuan ini berlangsung di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di Eropa, khususnya terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Dalam diskusi bilateral, Starmer menekankan pentingnya memberikan perlindungan keamanan bagi Ukraina jika kesepakatan damai tercapai.

    Ia menegaskan bahwa Inggris siap mengerahkan pasukan darat dan pesawat udara untuk mendukung perjanjian tersebut, bekerja sama dengan sekutu-sekutu Eropa lainnya.

    “Bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami, karena itulah satu-satunya cara agar perdamaian dapat bertahan lama,” ujar Starmer.

    Sementara itu, Trump menyatakan bahwa menjaga perdamaian adalah “bagian yang mudah”.

    Sedangkan menurutnya, tantangan terbesar adalah menyelesaikan kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.

    Starmer dan Emmanuel Macron dari Prancis datang ke Washington minggu ini setelah Eropa dan Ukraina tidak diundang dalam pembicaraan damai antara AS dan Rusia di Arab Saudi.

    Pertemuan Starmer dan Trump menghasilkan kesepakatan untuk membawa perdamaian di Ukraina.

    “Kami sepakat bahwa sejarah harus berpihak pada pembawa damai, bukan penjajah,” kata Starmer tegas dalam konferensi pers bersama Trump, dikutip dari ABC News.

    Starmer menekankan bahwa keduanya akan bekerja sama demi mencapai perdamaian.

    “Jadi, taruhannya sangat tinggi. Dan kami bertekad untuk bekerja sama untuk menghasilkan kesepakatan yang baik,” tegasnya.

    PM Inggris memanfaatkan pertemuan tersebut, hanya 24 jam sebelum Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, melakukan perjalanan ke Washington untuk menandatangani perjanjian mineral penting.

    Zelensky diperkirakan akan melakikan perjalanan ke Kyiv pada hari Jumat (28/2/2025).

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Keir Starmer, Donald Trump dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Rusia: Tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan Melanggar Perjanjian Pemisahan Pasukan Tahun 1974 – Halaman all

    Rusia: Tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan Melanggar Perjanjian Pemisahan Pasukan Tahun 1974 – Halaman all

    Rusia: Tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan Melanggar Perjanjian Pemisahan Pasukan Tahun 1974

    TRIBUNNEWS.COM- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan melanggar ketentuan perjanjian Suriah-Israel tahun 1974 tentang pemisahan pasukan.

    Maria Zakharova menegaskan kembali sikap Rusia terhadap Suriah, menekankan perlunya menghormati kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial negara tersebut.

    Ia mendesak semua anggota masyarakat internasional untuk bertindak secara bertanggung jawab, mematuhi hukum internasional secara ketat, dan menghindari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di Suriah.

    “Hal ini berlaku bagi Israel, yang tindakannya di Dataran Tinggi Golan melanggar ketentuan perjanjian Suriah-Israel tahun 1974 tentang pemisahan pasukan.”

    “Dan tentu saja, serangan Angkatan Udara Israel terhadap sasaran sipil dan militer di Suriah menjadi perhatian serius. Tindakan agresif seperti itu jelas tidak berkontribusi pada stabilitas tetapi malah memperburuk situasi yang sudah buruk di negara itu,” tegasnya.

    Beralih ke krisis kemanusiaan di Gaza, Zakharova menyoroti tantangan yang sedang berlangsung dalam penyaluran bantuan, dan meminta semua pihak untuk mematuhi perjanjian yang dicapai antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 15 Januari.

    Mengomentari rencana terkini Presiden AS Donald Trump untuk secara paksa memindahkan warga Palestina dari Gaza dan mengubahnya menjadi “ Riviera Timur Tengah ”, ia menekankan pentingnya tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki, bukan memperburuk, situasi.

    “Ini adalah pendekatan Gedung Putih saat ini – terkadang provokatif, bahkan keterlaluan. Kita lihat saja ke mana arahnya dan apa dampaknya. Saya berharap ada perbaikan dalam situasi ini,” katanya.

    Zakharova juga mencatat bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang arah kebijakan Trump, mengingat ia baru menjabat sejak bulan lalu.

    “Mari kita tunggu lebih lama sebelum membuat penilaian definitif. Sejauh ini, pemerintahan baru AS baru berkuasa selama dua bulan. Kita harus menunggu sedikit lebih lama sebelum berkomentar secara rinci. Namun, yang pertama dan terutama, tentu saja, Palestina harus menyampaikan pendapat mereka tentang perkembangan ini,” katanya.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Donald Trump: Tarif Impor 25% ke Kanada dan Meksiko Berlaku Mulai 4 Maret 2025 – Page 3

    Donald Trump: Tarif Impor 25% ke Kanada dan Meksiko Berlaku Mulai 4 Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku mulai 4 Maret 2025.

    Mengutip CNBC International, Jumat (28/2/2025) Donald Trump juga mengatakan akan menambah tarif impor terhadap China sebesar 10% pada tanggal yang sama.

    “Tarif yang diusulkan yang dijadwalkan untuk mulai berlaku pada TANGGAL EMPAT MARET akan benar-benar berlaku, sesuai jadwal,” tulis Trump dalam postingan di platform media sosial miliknya, Truth Social.

    “(China) juga akan dikenakan Tarif tambahan sebesar 10% pada tanggal tersebut,” kata Trump.

    “Tanggal Tarif Timbal Balik Kedua pada bulan April akan tetap berlaku penuh dan efektif,” bebernya.

    Seorang pejabat Gedung Putih, Hassett mengonfirmasi bahwa bea masuk baru terhadap Beijing berarti tarif AS atas impor China akan berjumlah total 20%.

    Lebih lanjut, Hassett mengatakan bahwa Trump akan memutuskan kebijakan tarif impor untuk semua negara setelah mengevaluasi sebuah studi yang dijadwalkan akan keluar pada tanggal 1 April.

    Selain tarif terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada, Trump juga mengenakan tarif global sebesar 25% atas impor baja dan aluminium, yang akan mulai berlaku pada 12 Maret mendatang.

    Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada sebelumnya sempat ditunda sementara pada tanggal 3 Februari selama satu bulan. 

    Trump mengklaim bahwa obat-obatan ilegal masih mengalir ke AS dari Meksiko dan Kanada pada tingkat yang sangat tinggi. Hal ini meskipun ada kesepakatan dari kedua negara tetangga AS untuk meningkatkan upaya mereka dalam mengawasi perbatasan.

     

  • 8 Fakta Kesepakatan Mineral AS-Ukraina, Mengapa Trump Tertarik pada Mineral Ukraina? – Halaman all

    8 Fakta Kesepakatan Mineral AS-Ukraina, Mengapa Trump Tertarik pada Mineral Ukraina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kesepakatan mineral tanah jarang yang dicapai Amerika Serikat-Ukraina menimbulkan kontroversi dan ketegangan.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky akan mengunjungi Washington, AS untuk menemui Presiden Donald Trump pada Jumat (28/2/205).

    Dikutip dari BBC, kunjungan itu dilakukan Zelensky untuk menandatangani perjanjian pembagian sumber daya mineral negaranya.

    Adapun sumber daya alam yang dimaksud, termasuk mineral yang dianggap harta karun, yakni rare earth atau logam tanah jarang (LTJ).

    Ketika AS berusaha memperoleh keuntungan dari mineral Ukraina sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan, Ukraina masih menghadapi tantangan besar dalam hal keamanan dan jaminan perlindungan dari ancaman Rusia.

    Eropa, khususnya Prancis dan Jerman, memiliki pandangan yang beragam mengenai kebijakan ini.

    Mereka tampaknya khawatir kepentingan jangka panjang Ukraina bisa terlupakan gara-gara kesepakatan ini.

    Simak fakta-fakta terkait kesepakatan mineral AS-Ukraina yang Tribunnews.com rangkum berikut ini.

    1. Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Bisa Mencapai $1 Triliun

    Pada Rabu (26/2/2025), Trump mengungkapkan bahwa Amerika dan Ukraina mencapai kesepakatan terkait mineral, yang menurut Trump bisa bernilai hingga $1 triliun.

    Kesepakatan ini merupakan upaya Trump mengeruk mineral dari Ukraina, yang ia klaim sebagai imbalan atas miliaran dolar bantuan yang telah digelontorkan ke negara tersebut untuk melawan invasi Rusia.

    2. Penolakan Sebelumnya oleh Presiden Zelensky

    Dikutip dari Al Jazeera, Zelensky sebelumnya sempat menolak rancangan kesepakatan yang diajukan oleh AS.

    Sebab, ia menilai perjanjian tersebut tidak mencakup jaminan keamanan yang cukup untuk Ukraina.

    Selain itu, Zelensky merasa Ukraina tidak diikutsertakan dalam perundingan antara AS dan Rusia di Arab Saudi untuk mengakhiri perang Ukraina.

    Pada saat yang sama, Zelensky menuntut agar Ukraina diberikan jaminan keamanan, termasuk keanggotaan di NATO, yang dianggap oleh Washington sebagai “tidak realistis”.

    3. Fokus pada Mineral Tanah Jarang

    Kesepakatan ini mencakup ekstraksi mineral, terutama mineral tanah jarang, yang sangat bernilai di pasar global.

    Mineral tanah jarang, seperti neodymium, lanthanum, dan cerium, digunakan dalam pembuatan produk berteknologi tinggi, seperti hard drive komputer, layar televisi, ponsel, dan lensa kamera.

    Menurut laporan, Ukraina akan menyumbangkan 50 persen dari pendapatan ekstraksi sumber daya alam seperti logam, minyak, gas, dan mineral lainnya ke dana ini.

    Menurut Forbes, nilai total semua mineral di Ukraina diperkirakan mencapai $15 triliun, dengan sebagian besar berada di wilayah Donetsk, Dnipropetrovsk, dan Luhansk, yang kaya akan batu bara, garam, dan bijih.

    4. Mengapa Trump Tertarik pada Mineral Ukraina?

    Trump beralasan Amerika Serikat mencari mineral dari Ukraina sebagai pengembalian atas bantuan miliaran dolar yang telah diberikan kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia.

    Trump mengklaim AS menghabiskan lebih dari $350 miliar untuk mendukung Ukraina, meskipun data dari pemerintah AS sendiri mencatatkan angka yang lebih rendah, yaitu sekitar $183 miliar.

    Selain itu, Trump ingin memastikan bahwa Amerika Serikat mendapatkan keuntungan dari mineral tanah jarang Ukraina yang diperkirakan bernilai $500 miliar.

    5. Mineral Ukraina yang Sangat Diminati

    Ukraina memiliki cadangan mineral yang sangat berharga, termasuk sekitar 5 persen dari pasokan global bahan baku penting, seperti titanium, grafit, nikel, kobalt, dan mineral tanah jarang.

    Negara ini juga dikenal memiliki cadangan sekitar 7 persen dari produksi titanium dunia dan menjadi pemasok utama mineral penting lainnya yang dibutuhkan dalam berbagai sektor teknologi.

    6. Tanggapan Zelensky Terhadap Kesepakatan

    Zelensky mengonfirmasi bahwa ada kesepakatan di atas meja, namun dia lebih menekankan bahwa ini adalah kerangka kerja ekonomi yang lebih luas, bukan hanya soal ekstraksi mineral.

    Pertengahan Februari lalu, Zelensky mengungkapkan kekhawatirannya bahwa perjanjian ini belum memberikan perlindungan yang cukup terhadap keamanan Ukraina, terutama dari ancaman Rusia.

    Menurutnya, perjanjian tersebut tidak menawarkan jaminan yang memadai bagi Ukraina.

    7. Tanggapan Negara Eropa

    Banyak negara Eropa menunjukkan keprihatinan terhadap kesepakatan ini.

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mendukung langkah ini.

    Kendati begitu, ia memperingatkan agar tidak ada pengorbanan terhadap kedaulatan Ukraina.

    Sebaliknya, Jerman menentang kesepakatan logam tanah jarang ini, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengkritik pendekatan Trump sebagai “egoistis” dan “mementingkan diri sendiri”.

    Scholz menyarankan bahwa Ukraina membutuhkan sumber daya alamnya untuk membangun kembali negara pasca-perang.

    8. Reaksi Kritis dari Pemimpin Eropa

    Beberapa pemimpin Eropa, seperti Friedrich Merz dari Jerman, mengkritik serangan Trump terhadap Zelensky.

    Mereka menganggapnya sebagai tindakan yang lebih mengutamakan kepentingan AS daripada keamanan dan masa depan Eropa.

    Kritik terhadap kebijakan Trump ini menunjukkan ketegangan antara Washington dan sekutu-sekutu Eropa dalam menghadapi kebijakan luar negeri yang semakin transaksional dan mengutamakan kepentingan nasional.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Ancam Setop Program Nuklir Pakai Opsi Militer, Iran Bilang Gini

    Israel Ancam Setop Program Nuklir Pakai Opsi Militer, Iran Bilang Gini

    Teheran

    Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras ancaman yang dilontarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar soal “opsi militer” mungkin diperlukan untuk menghentikan kemampuan nuklir negara tersebut. Teheran menyebut ancaman Tel Aviv itu “keterlaluan”.

    Dalam wawancara dengan media Politico, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (28/2/2025), Saar menyebut Iran telah memperkaya uranium yang cukup untuk bisa membuat “beberapa bom”. Saar menyebut waktu hampir habis untuk menangkal kemampuan nuklir Teheran.

    “Saya pikir untuk menghentikan program nuklir Iran sebelum dijadikan senjata, opsi militer yang dapat diandalkan harus dipertimbangkan,” cetus Saar dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu (26/2) waktu setempat.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyebut pernyataan Saar itu sebagai komentar yang “keterlaluan dan tidak rasional”.

    “Menteri Luar Negeri rezim Israel dan para pejabat lainnya terus mengancam Iran dengan tindakan militer, sementara Barat terus menyalahkan Iran atas kemampuan pertahanannya,” kecam Baqaei dalam pernyataan via media sosial X.

    Baqaei menambahkan bahwa di “wilayah yang dirusak oleh entitas pendudukan” — merujuk pada Israel, “yang bertanggung jawab dan penting adalah memaksimalkan kemampuan pertahanan kami”.

    Awal bulan ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio yang berkunjung, menegaskan Israel akan “menyelesaikan tugas” terhadap Iran dengan dukungan Washington DC.

    Lihat Video ‘Israel Rilis Rekaman Serangan yang Tewaskan Pemimpin Hizbullah’:

    Iran tidak mengakui Israel, dan kedua negara telah menjadi musuh sengit selama beberapa dekade. Mereka saling melancarkan serangan langsung tahun lalu untuk pertama kalinya, saat ketegangan di kawasan meningkat yang dipicu oleh perang Gaza.

    Presiden AS Donald Trump, yang kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua pada Januari lalu, telah menerapkan kembali kebijakan sanksi “tekanan maksimum” terhadap Iran, yang mencerminkan pendekatan pada masa jabatan pertamanya.

    Berdasarkan kebijakan ini, AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar di dunia, dan menuduh Teheran mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan semacam itu sudah berkali-kali dibantah oleh Iran.

    Namun laporan rahasia Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang dilihat oleh AFP pada Rabu (26/2) waktu setempat, menyebut Iran telah secara signifikan meningkatkan pasokan uranium yang telah diperkaya dalam beberapa bulan terakhir.

    Teheran bersikukuh menegaskan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan menyangkal niat untuk mengembangkan senjata atom.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Sebut Lebanon dan Suriah Bisa Segera Berdamai dengan Israel, Arab Saudi Jadi Kunci – Halaman all

    AS Sebut Lebanon dan Suriah Bisa Segera Berdamai dengan Israel, Arab Saudi Jadi Kunci – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Utusan Amerika Serikat (AS) untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, mengklaim Lebanon dan Suriah bisa segera menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Klaim itu disampaikan Witkoff pada acara yang digelar oleh Komite Yahudi Amerika hari Senin, (24/2/2025).

    Witkoff yang baru saja diangkat oleh Presiden AS Donald Trump itu berujar transformasi politik di Timur Tengah mungkin “meluas hingga Lebanon dan Suriah”.

    Dia lalu menyinggung tantangan yang harus dihadapi, yakni faksi-faksi di kedua negara itu yang terkait dengan Iran.

    “Mengenai bulan sabit Iran, hal itu pada dasarnya sudah dihancurkan. Lihatlah apa yang terjadi di Suriah, kita melihat pemilu yang hebat di Lebanon, dan banyak hal yang terjadi,” katanya dikutip dari The New Arab.

    Bulan sabit Iran yang dimaksud Witkoff adalah wilayah berbentuk bulan sabit di Timur Tengah yang memiliki banyak penganut Islam Syiah atau berada di bawah pengaruh Iran.

    Dia menyebut Lebanon dan Suriah bisa saja dimasukkan ke dalam Abraham Accord atau perjanjian normalisasi antara Israel dan negara-negara Timur Tengah.

    “Jadi, banyak perubahan besar yang sedang terjadi,” katanya.

    Ide tentang normalisasi itu awalnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel Katz pada bulan Oktober 2024. Dia mengatakan Lebanon bisa memiliki hubungan diplomatik dengan Israel apabila Arab Saudi mengawalinya.

    Hingga saat ini Lebanon tidak mengakui negara Israel. Setiap warga Lebanon juga dilarang pergi ke Israel, sedangkan setiap orang yang punya paspor Israel dilarang memasuki Lebanon.

    Seorang pakar politik Palestina bernama Yasser Zaatreh mengkritik pedas pernyataan Witkoff. Menurutnya, ucapan Witkoff adalah suatu “tragedi”, mengingat Israel belum lama menginvasi Lebanon dan Suriah.

    “Trump dan geng penjahatnya berpikir mereka para dewa di alam semesta, mereka memberikan perintah dan dipatuhi,” kata Zaatreh.

    Lebanon dan Suriah turut terdampak oleh perang yang dikobarkan Israel di Jalur Gaza selama 1,5 tahun belakangan.

    Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon saling menyerang di perbatasan setelah perang Gaza meletus. Konflik Israel-Hizbullah membesar menjadi perang mulai September 2024 dan menewaskan lebih dari 4.000 warga Lebanon.

    Israel menyerbu Lebanon selatan bulan Oktober tahun kemarin. Lalu, gencatan senjata Israel-Hizbullah disepakati tanggal 27 November.

    Sementara itu, pasukan Israel di Suriah menyerang target yang disebutnya terkait dengan Hizbullah dan Iran.

    Israel juga menduduki zona penyangga di Suriah selatan yang berdekatan dengan Dataran Tinggi Golan setelah rezim Bashar Al Assad tumbang akhir tahun lalu.

    Pemerintahan sementara di Suriah sudah berulang kali meminta Israel untuk menarik pasukannya dari Suriah dan berhenti menyerang. Namun, rezim baru itu tidak bisa membalas Israel karena tidak mempunyai militer kuat dan masih berada dalam masa transisi.

    Sementara itu, Arab Saudi sudah lama dirumorkan ingin menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Maroko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain melakukannya.

    Namun, Arab Saudi juga berulang kali berkata tak ingin menormalisasi hubungan dengan Israel jika negara Palestina yang merdeka belum didirikan.

    Adapun pada bulan Januari lalu Trump sudah mengaku bakal membuat Arab Saudi menormalisasi hubungan.

    (*)

  • Inggris Siap Kirim Militer untuk Jamin Keamanan Ukraina, AS Ogah Bantu jika Bentrok dengan Rusia – Halaman all

    Inggris Siap Kirim Militer untuk Jamin Keamanan Ukraina, AS Ogah Bantu jika Bentrok dengan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan AS enggan membantu Inggris jika Inggris mengerahkan pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari perjanjian perdamaian dengan Rusia.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan Donald Trump di Gedung Putih pada hari Kamis (27/2/2025), di mana mereka membahas rencana untuk mencapai apa yang disebutnya sebagai perdamaian yang tangguh dan adil.

    “Saya bekerja sama erat dengan para pemimpin Eropa lainnya dalam hal ini, dan saya yakin bahwa Inggris siap mengerahkan pasukan darat dan pesawat udara untuk mendukung kesepakatan ini, bekerja sama dengan sekutu-sekutu kami, karena itulah satu-satunya cara agar perdamaian dapat bertahan lama,” kata Keir Starmer kepada wartawan.

    Namun, Donald Trump mengabaikan pertanyaan mengenai apakah AS akan memberikan bantuan jika pengerahan pasukan tersebut menyebabkan bentrokan dengan pasukan Rusia, dan mengatakan Inggris tidak membutuhkan banyak bantuan.

    “Mereka dapat mengurus diri mereka sendiri dengan sangat baik… Kedengarannya seperti mengelak, tetapi sebenarnya tidak mengelak. Anda tahu, Inggris adalah tentara yang luar biasa, militer yang luar biasa, dan mereka dapat mengurus diri mereka sendiri,” kata Trump.

    “Jika mereka membutuhkan bantuan, saya akan selalu bersama Inggris, oke? Saya akan selalu bersama mereka – tetapi mereka tidak membutuhkan bantuan,” lanjutnya, seperti diberitakan Pravda.

    Keir Starmer kemudian memuji hubungan AS-Inggris sebagai aliansi terbesar di dunia untuk kesejahteraan dan keamanan.

    “Kapan pun diperlukan, kami benar-benar saling mendukung…” kata Keir Starmer.

    “Bisakah kalian melawan Rusia sendirian?” sela Donald Trump sambil menoleh ke Keir Starmer sambil tersenyum.

    Keir Starmer kemudian tertawa kecil dan disambut tawa hadirin sebelum Donald Trump beralih ke pertanyaan lain.

    Sebelumnya, Rusia mengomentari usulan Donal Trump untuk mengirim pasukan perdamaian jika Rusia-Ukraina mencapai perjanjian damai dan menolak jika ada pasukan negara Eropa terutama negara anggota NATO yang dikerahkan ke Ukraina.

    Rusia mengatakan pasukan tersebut akan diperlakukan sebagai kombatan reguler.

    “Kehadiran pasukan bersenjata dari negara-negara NATO, bahkan di bawah bendera Uni Eropa atau sebagai bagian dari kontingen nasional sama sekali tidak dapat diterima oleh Moskow,” kata Vassily Nebenzia, utusan Moskow untuk PBB, pada awal bulan ini.

    Rusia telah berulang kali menentang pengerahan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina, dengan memperingatkan bahwa tanpa mandat PBB, mereka akan dianggap sebagai target yang sah.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Presiden AS dan PM Inggris Bertemu untuk Akhiri Perang Ukraina

    Presiden AS dan PM Inggris Bertemu untuk Akhiri Perang Ukraina

    Dunia Hari Ini kembali dengan berita selama 24 jam terakhir. Edisi Jumat, 28 Februari 2025 kami awali dari Amerika Serikat.

    Inggris dan AS bahas mengakhiri perang Ukraina

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk membahas perjanjian damai jangka panjang bagi Ukraina, dengan mengingatkan “perdamaian tidak akan menguntungkan pihak penyerang”.

    Keir mengatakan Inggris siap mengerahkan pasukan untuk mendukung perjanjian damai Ukraina.

    “Eropa harus melangkah maju. Inggris siap [membantu],” katanya.

    Ia juga memperingatkan perjanjian damai apa pun harus “menghentikan Putin untuk kembali meminta lebih”.

    Sementara Presiden Trump mengatakan ia yakin jika Presiden Vladimir Putin tidak akan memulai perang di masa depan, karena ia sudah “berbicara dengannya, dan saya telah mengenalnya sejak lama.”

    Aktor Hollywood terkenal ditemukan meninggal

    Aktor pemenang Academy Award Gene Hackman, istrinya, dan anjing mereka ditemukan tewas di kamar di rumah mereka, dalam insiden yang sekarang disebut polisi “mencurigakan.”

    Gene, 95 tahun, dan istrinya Betsy Arakawa, pianis klasik berusia 63 tahun, bersama seekor anjing peliharaan mereka, ditemukan tewas di rumah mereka di New Mexico, hari Rabu.

    Surat perintah penggeledahan menyatakan kematian tersebut “cukup mencurigakan sehingga memerlukan penggeledahan dan penyelidikan menyeluruh.”

    Polisi awalnya melaporkan tidak ada tanda tindak pidana, tetapi informasi terbaru mengungkapkan adanya botol obat yang terbuka, serta pil berserakan di meja dapur dekat Betsy di dalam rumahnya.

    Menurut detektif, Gene ditemukan tewas di ruang penyimpanan, sementara Betsy ditemukan di kamar mandi di samping pemanas ruangan.

    Israel merilis temuan penyelidikan internal

    Militer Israel merilis temuan penyelidikan internal atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Mereka menyoroti “kegagalan” intelijen mendalam yang memungkinkan kelompok militan Palestina tersebut melancarkan serangan berskala besar.

    “Pasukan Pertahanan Israel gagal melindungi warga Israel,” kata militer dalam ringkasan laporan yang dirilis kepada wartawan.

    “Divisi Gaza diserbu pada dini hari perang, saat teroris mengambil alih kendali dan melakukan pembantaian di masyarakat dan jalan-jalan di daerah tersebut.”

    Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyebabkan penangkapan 250 sandera lainnya, beberapa di antaranya masih ditawan.

    Angka kesuburan Korea Selatan meningkat

    Tingkat kesuburan Korea Selatan meningkat pada tahun 2024 untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

    Menurut Statistik Korea, tahun lalu, rata-rata jumlah bayi yang dikandung perempuan di sana selama masa produktif ada di angka 0,75.

    Ini lebih tinggi dari angka pada tahun 2023 sebesar 0,72. Pada tahun 2015, angkanya adalah 1,24.

    Kenaikan ini didukung oleh bertambahnya jumlah pernikahan yang turut menandai perubahan krisis demografi Korea Selatan.

  • Kantor USAID Ditutup, Ribuan Kontrak Program Bantuan HIV Dibatalkan

    Kantor USAID Ditutup, Ribuan Kontrak Program Bantuan HIV Dibatalkan

    Jakarta

    Para pegawai US Agency for International Development (USAID) mengangkut barang-barang mereka dalam kunjungan terakhir di kantor pusat yang ditutup pada Kamis (27/2/2025). Pembubaran USAID dilakukan dengan cepat oleh pemerintah Trump dan melalui pengesahan di Kongres.

    Pemberitahuan yang dikirim melalui surat massal pekan ini setidaknya mengakhiri lebih dari 90 persen kontrak USAID untuk pekerjaan kemanusiaan dan pembangunan di seluruh dunia. Mahkamah Agung untuk sementara memblokir perintah hakim yang mengharuskan mencairkan miliaran dolar USD dalam bentuk bantuan luar negeri.

    Pemerintah memberi tahu sebagian besar staf USAID dalam beberapa hari terakhir sedang cuti atau bahkan langsung dipecat, mereka diberi waktu 15 menit di kantor pusat Washington untuk membersihkan meja mereka di bawah pengawalan petugas federal.

    Beberapa staf menangis saat mereka membawa tas belanjaan dan koper berisi barang-barang yang tersisa dari pekerjaan seumur hidup mereka.

    “Menyedihkan,” kata Juliane Alfen yang berusia 25 tahun, dikutip dari APNews, Jumat (28/2).

    Seperti ratusan rekannya, Alfen menerima surat pemberitahuan pada hari Senin bahwa pemecatannya disebut semata-mata demi kepentingan terbaik pemerintah.

    “Melihat semuanya menghilang di depan mata kita dalam hitungan minggu sungguh menakutkan,” kata dia.

    USAID telah menjadi salah satu target terbesar dari kampanye luas oleh Presiden Donald Trump dan kepala departemen efisiensi pemerintah Elon Musk, atau DOGE, untuk memangkas ukuran pemerintah federal.

    Tindakan mereka hanya menyisakan sebagian kecil karyawan USAID yang bekerja, memangkas bantuan luar negeri senilai sebanyak USD 60 miliar, dan menjungkirbalikkan kebijakan AS selama puluhan tahun bahwa bantuan asing membantu kepentingan Amerika di luar negeri dengan menstabilkan negara lain dan membangun aliansi.

    Trump dan Musk menyebut program USAID tidak sejalan dengan agenda presiden dari Partai Republik dan menegaskan tanpa bukti bahwa pekerjaan mereka hanyalah pemborosan.

    Berbagai organisasi telah melaporkan ribuan kontrak USAID untuk program HIV di Afrika Selatan telah dibatalkan secara permanen. Meskipun Musk menegaskan bahwa pendanaan untuk melawan wabah Ebola telah dipulihkan, The Associated Press memperoleh pemberitahuan penghentian untuk sebuah proyek oleh Baylor College of Medicine Children’s Foundation yang siap untuk menanggapi kasus Ebola di Uganda.

    Sementara yang lain memperingatkan implikasi strategis yang mendalam dari penutupan USAID.

    “Rakyat Amerika berhak mendapatkan perhitungan yang transparan tentang apa yang akan hilang, dalam hal penanggulangan terorisme, kesehatan global, ketahanan pangan, dan persaingan,” kata Liz Schrayer, kepala U.S. Global Leadership Coalition, sebuah lembaga nirlaba yang mempromosikan upaya diplomatik dan kemanusiaan AS, dalam sebuah pernyataan.

    Devon Behrer, seorang pekerja USAID yang direkrut hanya tiga bulan lalu, mengatakan selama ini bekerja di bawah lembaga kemanusiaan selalu menjadi impiannya.

    “Rencana saya adalah datang ke sini dan melakukan pekerjaan pembangunan. Rencana saya gagal pada hari Senin,” katanya.

    Randy Chester, wakil presiden American Foreign Service Association, serikat pekerja yang mewakili staf USAID, mengatakan dia dan yang lainnya berkumpul di luar “untuk mengucapkan terima kasih atas layanan Anda. Kami menghargai semua yang telah Anda lakukan dan semua pengorbanan yang telah Anda buat dalam mengabdi kepada negara Anda.”

    Dia adalah salah satu dari beberapa kelompok yang menggugat pemerintahan Trump atas pemotongan staf dan pembekuan bantuan luar negeri selama lebih dari sebulan. Sementara upaya pemerintahan untuk memangkas ukuran pemerintah federal terlibat dalam berbagai tuntutan hukum, gugatan pengadilan untuk menghentikan penutupan USAID sejauh ini tidak berhasil.

    Rabu malam, Mahkamah Agung untuk sementara memblokir perintah hakim yang telah memberi pemerintahan Trump tenggat waktu minggu ini untuk mencairkan miliaran dolar dalam bentuk bantuan luar negeri. Ketua Mahkamah Agung John Roberts mengatakan perintah itu akan tetap ditunda sampai pengadilan tinggi memiliki kesempatan untuk mempertimbangkannya lebih lengkap.

    (naf/kna)