Tag: Donald Trump

  • Gelombang PHK Amerika Berlanjut, Petugas Pajak Jadi Korban

    Gelombang PHK Amerika Berlanjut, Petugas Pajak Jadi Korban

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump resmi membubarkan tim pegawai negeri sipil yang berperan dalam pengembangan sistem layanan pajak Internal Revenue Service (IRS) serta perbaikan berbagai situs web pemerintah. Juru bicara General Service Administration (GSA) mengonfirmasi pembubaran tim tersebut pada Sabtu (2/3/2025).

    Melansir Reuters, Direktur Teknologi Transformasi GSA Thomas Shedd memberi tahu anggota tim digital 18F bahwa pekerjaan mereka dihentikan karena dianggap “tidak kritis.” Sekitar 90 pegawai tim tersebut langsung kehilangan akses ke perangkat kerja mereka setelah keputusan itu diumumkan.

    GSA menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bagian dari implementasi sejumlah perintah eksekutif. Salah satunya adalah “Inisiatif Optimalisasi Tenaga Kerja Departemen Efisiensi Pemerintahan Presiden,” yang ditandatangani pada 11 Februari.

    Miliarder Elon Musk, yang memimpin tim Efisiensi Pemerintahan di bawah administrasi Trump, sebelumnya menanggapi sebuah unggahan di platform X yang menyebut 18F sebagai “kantor komputer yang jauh milik pemerintah.” Musk membalas unggahan tersebut dengan mengatakan bahwa kelompok itu telah “dihapus.”

    Tim 18F pertama kali dibentuk pada 2014 di bawah pemerintahan Barack Obama dan beroperasi di bawah naungan GSA. Tim ini bertugas meningkatkan aksesibilitas situs web pemerintah, memodernisasi teknologi, serta memperbaiki layanan bagi masyarakat.

    Selain itu, 18F juga membantu meningkatkan akses data dan mendukung inisiatif transparansi informasi publik. Hingga saat ini, layanan pengisian pajak daring IRS yang dikembangkan oleh tim tersebut masih dapat diakses.

    Sementara itu, The Washington Post melaporkan bahwa tim di bawah kepemimpinan Musk tertarik menggunakan data pajak pribadi untuk meninjau potensi penipuan dalam pembayaran tunjangan federal. Di sisi lain, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dilaporkan meminta IRS mengungkapkan alamat rumah sekitar 700.000 imigran tanpa dokumen yang sedang dalam proses deportasi.

    Menurut laporan The New York Times dan The Washington Post pada Jumat (1/3/2025), IRS sejauh ini menolak permintaan DHS terkait akses data tersebut. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih mengenai langkah lanjutan terkait keputusan tersebut.

    (hsy/hsy)

  • Diusir Trump, Disambut PM Inggris

    Diusir Trump, Disambut PM Inggris

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diusir oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump usai mereka berdebat panas. Namun siapa sangka, Zelensky disambut hangat oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Dilansir AFP, Sabtu (1/3), debat panas antara Trump dan Zelensky berlangsung di Ruang Oval, Gedung Putih. Trump memang sedang menjadi sahibulbait lawatan Zelensky.

    Hebohnya lagi, adu mulut ini terjadi saat kamera media massa sedang menyala. Seluruh dunia heboh oleh adu mulut Trump-Zelensky. Debat ini terjadi saat Ukraina sedang diinvasi oleh Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin.

    Trump adalah Presiden AS yang belum lama menggantikan Joe Biden. Biden dulu lebih pro ke Zelensky dan cenderung bersedia membantu Zelensky. Namun Trump berbeda. Trump lebih pragmatis dan memiliki hubungan yang lumayan dekat dengan Putin.

    Zelensky pun akhirnya terusir dari Gedung Putih. Di sisi lain, Zelensky justru disambut dengan hangat oleh PM Inggris Keir Starmer.

    Bagaimana perbedaan yang dialami Zelensky ketika berkunjung ke AS dan Inggris? Baca halaman selanjutnya.

    Debat Panas

    Foto :Momen Donald Trump-Zelensky Cekcok di Gedung Putih (REUTERS/Nathan Howard)

    Dilansir CNN, Minggu (2/3/2025), mulanya berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan Zelensky agar berhasil bertemu dengan Trump, yang terkenal mudah terbuai pujian dan sangat peka terhadap perlakuan yang diterimanya.

    Presiden Ukraina itu telah diperingatkan agar fokus sepenuhnya pada kesepakatan mineral dan menghindari terlibat dalam pertengkaran dengan Trump.

    “Saya katakan kepadanya pagi ini ‘Jangan terpancing. Jangan biarkan media atau siapa pun membuat Anda berdebat dengan Presiden Trump. Apa yang dilakukannya hari ini adalah memulihkan hubungan’,” kata Senator Lindsey Graham, yang termasuk dalam sekelompok senator Republik dan Demokrat yang bertemu Zelensky sebelum datang ke Gedung Putih.

    Para pemimpin Eropa lain yang lebih dulu datang ke AS telah memberikan arahan mereka kepada Zelensky, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berhasil mendekati Trump dengan menyeimbangkan pujian dan penolakan. Yang lain lagi, termasuk beberapa pejabat AS, telah mencoba mencegah Zelensky melakukan perjalanan ke Washington dengan keyakinan masih diperlukan upaya untuk memperkuat hubungan yang telah menjadi permusuhan.

    Namun saat Zelensky memasuki gerbang Gedung Putih pada hari Jumat (28/2), hanya sedikit yang dapat meramalkan betapa hebohnya 139 menit berikutnya. Meski demikian, beberapa pihak telah mendeteksi tanda-tanda awal adanya masalah.

    Zelensky tiba di Gedung Putih menumpangi SUV hitam dengan mengenakan apa yang telah menjadi seragam standarnya, yakni kemeja dan celana militer yang kusam. Zelensky tidak memungkiri adanya ketegangan dengan Trump, yang telah berjalan melalui lorong-lorong West Wing untuk menyambutnya. Beberapa pejabat AS yang menonton dari jauh melihat sebuah masalah, yaitu pakaian Zelensky.

    “Oh, Anda berpakaian rapi,” kata Trump dengan nada sarkasme saat dia menyapa Zelensky dan menjabat tangannya.

    Sebelum pertemuan di Ruang Oval berubah menjadi adu mulut, Zelensky ditanya oleh seorang reporter dari media yang dipilih langsung oleh Gedung Putih untuk berada di ruangan tersebut selama pembicaraan ‘mengapa tidak mengenakan jas di kantor tertinggi Amerika Serikat?’.

    “Saya akan mengenakan kostum setelah perang ini berakhir, ya,” kata Zelensky, menanggapi dalam bahasa Inggris.

    “Mungkin sesuatu seperti milik Anda, ya, mungkin sesuatu yang lebih baik. Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Mungkin sesuatu yang lebih murah. Terima kasih,” sambung Zelensky.

    Zelensky sendiri tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa sabuk UFC yang dimenangkan oleh petinju Ukraina, Oleksandr Usyk, tahun lalu. Sabuk emas berwarna-warni itu diletakkan di salah satu meja saat kedua pria itu mulai berbicara.

    Kemarahan di Ruang Oval

    Foto: Momen Zelensky dan Trump adu mulut saat bertemu di Ruang Oval Gedung Putih (AFP/SAUL LOEB)

    Selama 40 menit pertama pembicaraan mereka, Trump tidak menunjukkan kepahitan terhadap Zelensky, melainkan membahas kesepakatan mineral yang akan mereka tanda tangani. Bahkan, di lantai atas di Ruang Timur, sebuah meja kayu panjang telah disiapkan untuk upacara penandatanganan dengan empat kursi siap untuk para penandatangan.

    Namun, hal itu tidak pernah terjadi. Suasana mulai berubah menegangkan saat Wapres AS Vance bergabung dalam percakapan.

    “Tunggu sebentar. Hei, saya ingin menanggapi ini,” ujarnya untuk mendukung upaya Trump dalam mengakhiri konflik.

    “Jalan menuju perdamaian dan jalan menuju kemakmuran mungkin melibatkan diplomasi,” katanya, mengarahkan komentarnya kepada Zelensky.

    Saat itulah semuanya memburuk. Zelensky yang marah dan tidak terbiasa dengan teguran publik setelah 3 tahun dukungan kuat Barat terlihat dengan marah memaparkan gencatan senjata yang telah dilanggar Rusia di masa lalu.

    “Diplomasi macam apa, JD, yang sedang kamu bicarakan? Apa, apa yang kamu miliki, apa yang kamu, apa maksudmu?” tanya Zelensky dengan nada tidak percaya.

    “Saya berbicara tentang jenis diplomasi yang akan mengakhiri kehancuran negaramu,” ujar Vance menanggapi dari sofa di sebelah Trump.

    Suasana semakin berubah memanas. Dia kemudian memarahi Zelensky dengan menyebutnya tidak sopan.

    “Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval untuk mencoba mengajukan gugatan di depan media Amerika,” kata Vance dengan teguran tajam.

    “Anda seharusnya berterima kasih kepada presiden karena telah mencoba mengakhiri konflik ini,” sambung Vance.

    Zelensky mencoba bicara. Namun, Trump meledak dalam kemarahan.

    “Anda tidak memiliki kartu sekarang,” teriaknya terhadap Zelensky.

    “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III,” ujarnya.

    Zelensky pun terusir dari Gedung Putih usai berdebat panas dengan Trump. Tanpa menghasilkan perjanjian apapun.

    Sambutan Hangat di Inggris

    Foto: Zelensky Diterima PM Inggris Usai Cekcok dengan Trump (AFP/PETER NICHOLLS)

    Zelensky mendapat pengalaman berbeda saat menemui Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Zelensky disambut dengan hangat.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), pertemuan itu dilakukan menjelang pertemuan puncak di London untuk membahas cara mendukung Ukraina memerangi pasukan Rusia. Starmer menegaskan kembali dukungannya untuk Kyiv.

    “Dalam kemitraan dengan sekutu kami, kami harus mengintensifkan persiapan kami untuk elemen jaminan keamanan Eropa di samping diskusi berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan Sabtu (1/3) malam.

    “Sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu guna menjamin hasil terbaik bagi Ukraina, melindungi keamanan Eropa, dan mengamankan masa depan kolektif kita,” tambahnya.

    Ukraina dan Inggris juga meneken perjanjian pinjaman sebesar GBP 2,26 miliar atau sekitar Rp 47,2 triliun. Uang itu dipinjamkan Inggris untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dilumpuhkan Ukraina.

    “Dana tersebut akan diarahkan untuk produksi senjata di Ukraina,” kata Zelensky lewat akun media sosialnya.

    “Ini adalah keadilan sejati, orang yang memulai perang harus menjadi orang yang membayar,” sambungnya.

    Para pendukung bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street, di mana dia dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam rumah pemimpin Inggris tersebut.

    “Anda sangat, sangat diterima di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelensky.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda, rakyat Inggris, atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini,” jawab Zelensky.

    Zelensky dan Starmer bertemu secara tertutup selama sekitar 75 menit dan berpelukan lagi saat akan berpisah. Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu (2/3).

    Zelensky akan menghadiri pembicaraan darurat di London dengan para pendukung Kyiv dari Eropa. Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ternyata Ini yang Bikin Harga Laptop Naik Gila-gilaan

    Ternyata Ini yang Bikin Harga Laptop Naik Gila-gilaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah barang diprediksi akan mengalami peningkatan harga akibat perang dagang yang dilancarkan pemerintahan Donald Trump ke China dan negara-negara lain. Sejumlah analis pun meramal hampir semua komoditas mengalami lonjakan harga.

    CEO Acer Jason Chen dalam wawancaranya baru-baru ini dengan Telegraph, mengungkap kenaikan harga secara presisi. Ia mengatakan harga jual laptop di AS akan naik 10%.

    “Kami harus menyesuaikan harga ritel untuk konsumen dalam merefleksikan tarif. Kami pikir kemungkinan ada kenaikan harga 10% karena pajak impor,” ia menuturkan kepada Telegraph, dikutip dari PCWorld, Rabu (19/2/2025).

    Kenaikan 10% tarif impor untuk barang China yang diberlakukan Trump merupakan tambahan dari biaya impor yang sudah ada sebelumnya. Konsumen akan melihat kenaikan harga laptop Acer mulai Maret 2025 mendatang.

    Trump mengancam akan menaikkan impor barang dan komponen dari beberapa mitra dagang AS, termasuk sekutu dekat seperti Kanada, Meksiko, dan Taiwan. Acer sendiri merupakan perusahaan berbasis Taiwan.

    Meskipun Chen memilih produksi berbasis AS sebagai alternatif, biaya tenaga kerja dan material akan menjadikan AS sebagai pengganti lini produksi yang buruk untuk hampir semua produk.

    Terlebih jika Trump menerapkan tarif pada bahan-bahan impor penting seperti baja dan aluminium, sehingga memperburuk biaya produksi di industri dalam negeri seperti mobil.

    Meskipun pemerintahan Biden mencoba merangsang produksi chip dalam negeri dengan UU CHIPS, perlu waktu beberapa tahun sebelum peningkatan kapasitas pengecoran dapat ditingkatkan.

    Mayoritas laptop dan perangkat elektronik dirakit di China. Beberapa nama kawakan yang memiliki fasilitas perakitan di China adalah Acer, Lenovo, Dell, Apple, Asus, dan HP.

    Semuanya akan menghadapi kenaikan tarif pada produk laptop akhir dan produk-produk lain. Asosiasi Teknologi Konsumen mengatakan masyarakat AS harus membiasakan diri menghadapi kenaikan harga untuk komputer dan barang-barang elektronik lain selama kepemimpinan Trump 4 tahun ke depan.

    (hsy/hsy)

  • Keir Starmer: Inggris dan Prancis Siap Kerja Sama untuk Rencana Perdamaian Ukraina – Halaman all

    Keir Starmer: Inggris dan Prancis Siap Kerja Sama untuk Rencana Perdamaian Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan rencana untuk menjalin kesepakatan damai di Ukraina bersama dengan Prancis dan akan menyampaikannya kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan BBC pada hari Minggu.

    Keinginan untuk Berdialog

    Starmer menegaskan pentingnya menjadi penghubung dalam memulihkan perundingan damai.

    Ia menyatakan, “Saya merasa tidak nyaman melihat pertikaian antara Zelensky dan Trump yang terjadi di Gedung Putih. Tidak seorang pun ingin melihat itu.” Ia menekankan bahwa alih-alih memperburuk situasi, ia lebih memilih untuk langsung menghubungi kedua pemimpin tersebut untuk berdialog.

    Starmer menambahkan, “Kami sekarang telah sepakat bahwa Inggris bersama dengan Prancis dan mungkin satu atau dua negara lainnya akan bekerja sama dengan Ukraina dalam sebuah rencana untuk menghentikan pertempuran. Kemudian kami akan membahas rencana itu dengan Amerika Serikat,” seperti yang dilansir dari The Times of India.

    Pernyataan Starmer muncul setelah pertikaian publik antara Trump dan Zelensky di Gedung Putih.

    Trump menyatakan frustrasinya terhadap sikap Zelensky dalam perundingan damai dengan Rusia, menuduhnya tidak bersyukur atas dukungan yang diberikan Amerika Serikat.

    Pertemuan yang awalnya diharapkan akan menghasilkan kesepakatan penting berakhir tanpa kesepakatan, dengan Zelensky diminta meninggalkan Gedung Putih sebelum perjanjian dapat ditandatangani.

    Sambutan Hangat untuk Zelensky

    Pada hari Sabtu, 13 Februari 2025, Starmer menyambut hangat kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di London.

    Pertemuan ini berlangsung sehari setelah pertemuan tegang antara Zelensky dan Trump.

    Dalam acara tersebut, Inggris meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £2,26 miliar (sekitar Rp 47 triliun) untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

    Starmer mengungkapkan, “Kami mendukung Anda bersama Ukraina selama yang diperlukan,” menandakan komitmen Inggris untuk membantu Ukraina di tengah konflik yang terus berlangsung.

    Dengan langkah diplomatik ini, Starmer berharap dapat membuka peluang untuk tercapainya solusi damai yang lebih luas dan mengurangi eskalasi konflik yang terus berlanjut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pertemuan Hangat Zelensky dan Starmer: Dukungan Inggris untuk Ukraina – Halaman all

    Pertemuan Hangat Zelensky dan Starmer: Dukungan Inggris untuk Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Downing Street dengan antusiasme tinggi pada Sabtu.

    Pertemuan ini terjadi sehari setelah pertemuan yang penuh ketegangan antara Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih.

    Dukungan Inggris untuk Ukraina

    Kedatangan Zelenskyy ke Inggris menegaskan komitmen negara tersebut dalam mendukung Ukraina di tengah konflik yang berkepanjangan dengan Rusia.

    Dalam pertemuan tersebut, Inggris meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £226 miliar (sekitar Rp471 triliun) untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

    Dana ini akan dibayar kembali melalui keuntungan dari aset kedaulatan Rusia yang saat ini tidak dapat dimobilisasi.

    Starmer menegaskan, “Anda sangat diterima di sini di Downing Street. Sorak-sorai dari masyarakat Inggris adalah bentuk solidaritas mereka terhadap Ukraina.” Ia juga menekankan pentingnya mencapai perdamaian abadi bagi Ukraina yang berlandaskan kedaulatan dan keamanan negara tersebut.

    Kontras dengan Pertemuan di Gedung Putih

    Berbeda dengan suasana tegang saat pertemuan Zelenskyy dengan Trump, kedatangan Zelenskyy di London disambut dengan sorakan dan dukungan publik.

    Starmer berjalan di sepanjang trotoar untuk menyambut Zelenskyy, dan keduanya berpelukan sebelum berinteraksi dengan pendukung yang bersorak di luar.

    Zelenskyy menyatakan, “Kami mengandalkan dukungan Anda dan kami sangat senang memiliki mitra dan teman seperti itu.” Pernyataan tersebut mencerminkan harapan Ukraina akan dukungan yang berkelanjutan dari Inggris.

    Ketegangan di Washington

    Sebelumnya, pada Jumat, Zelenskyy bertemu dengan Trump di Gedung Putih, namun pertemuan tersebut berubah menjadi pertikaian sengit.

    Keduanya saling menyela, dan konferensi pers yang direncanakan dibatalkan.

    Zelenskyy meninggalkan Washington tanpa kesepakatan, meskipun tetap optimis untuk menandatangani perjanjian yang dapat memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Reaksi terhadap pertemuan tersebut bervariasi, dengan tanggapan partisan di AS dan apresiasi luas di Ukraina atas keberanian Zelenskyy dalam menghadapi tekanan diplomatik.

    Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa Trump dan senator JD Vance bertindak dengan menahan diri dalam pertemuan tersebut.

    Dengan dukungan kuat dari Inggris, Zelenskyy mendapat suntikan semangat baru dalam perjuangan Ukraina.

    Kontras antara sambutan hangat di London dan ketegangan di Washington mencerminkan dinamika politik internasional yang semakin kompleks dalam konflik ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump Perintahkan Pengiriman Bantuan Militer Sebesar Rp 66,2 T ke Israel – Halaman all

    Trump Perintahkan Pengiriman Bantuan Militer Sebesar Rp 66,2 T ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengumumkan pada hari Sabtu, 23 Februari 2025, bahwa pemerintah AS akan mempercepat pengiriman bantuan militer senilai sekitar 4 miliar USD atau sekitar Rp 66,2 triliun ke Israel.

    Keputusan ini diambil sebagai langkah lanjutan setelah pemerintahan yang dipimpin oleh Donald Trump menyetujui penjualan hampir 12 miliar USD dalam bentuk bantuan militer asing ke negara tersebut.

    Rubio menandatangani deklarasi untuk mempercepat transfer senjata dan peralatan militer ke Israel, yang telah menjadi mitra strategis utama bagi Amerika Serikat di Timur Tengah.

    Pencabutan Arahan Biden

    Langkah terbaru ini juga terkait dengan keputusan kontroversial dari Presiden Donald Trump yang mencabut arahan yang dikeluarkan oleh mantan Presiden AS Joe Biden pada Februari 2024.

    Arahan tersebut berfokus pada pemberian perlindungan terhadap penggunaan senjata yang dipasok oleh AS, terutama dalam konteks perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, di mana senjata buatan AS telah digunakan oleh Israel.

    Pencabutan arahan tersebut secara efektif menghilangkan hambatan potensial terhadap penggunaan senjata oleh Israel, meskipun negara ini telah lama menghadapi kritik internasional terkait catatan panjang kejahatan perang yang dilakukan selama operasi militernya, terutama terhadap rakyat Palestina.

    Pembatalan Pembatasan Bom Kaliber Besar

    Selain itu, pemerintahan Trump juga menghapus pembatasan terkait transfer bom kaliber besar.

    Bom-bom ini telah digunakan oleh Israel di Jalur Gaza dan Lebanon selama beberapa bulan terakhir, menyebabkan kerusakan besar di blok permukiman dan menambah ketegangan di wilayah yang sudah tegang.

    Banyak pihak mengkritik langkah ini sebagai bentuk dukungan tanpa syarat terhadap kebijakan Israel yang sering kali melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.

    Implikasi Kebijakan AS

    Keputusan untuk mempercepat pengiriman bantuan militer ini sekali lagi menegaskan komitmen pemerintah AS terhadap keamanan Israel, sebuah isu yang telah menjadi inti kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade terakhir.

    Namun, langkah ini juga menggarisbawahi kebijakan pro-Zionis yang semakin mencolok, dengan pemerintahan Trump mendukung penuh kebijakan pembersihan etnis Palestina di Jalur Gaza dan kawasan sekitarnya.

    Bantuan militer yang dipercepat ini dipandang oleh banyak pihak sebagai upaya untuk memperkuat posisi Israel di tengah ketegangan yang semakin meningkat, serta memperdalam peran AS dalam konflik Timur Tengah.

    Di sisi lain, kebijakan ini juga semakin memperburuk ketegangan internasional, khususnya dengan negara-negara yang mendukung Palestina dan menentang kebijakan Israel dalam konflik yang berlarut-larut.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Starmer: Inggris dan Prancis Akan Jadi Jembatan Perdamaian Ukraina, Siap Berdialog dengan Trump – Halaman all

    Starmer: Inggris dan Prancis Akan Jadi Jembatan Perdamaian Ukraina, Siap Berdialog dengan Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada hari Minggu (2/3/2025) mengungkapkan niat untuk mengupayakan kesepakatan damai dengan Ukraina, bersama dengan Prancis, dan kemudian menyampaikannya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dalam pernyataannya, Starmer menekankan bahwa ia fokus untuk menjadi penghubung yang dapat memulihkan perundingan damai dan menggunakan kegagalan perundingan sebagai peluang untuk kembali terlibat dengan Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, serta Presiden Prancis, Emmanuel Macron, daripada meningkatkan ketegangan dengan retorika yang semakin memanas.

    Starmer menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara dengan BBC.

    Di mana ia mengungkapkan bahwa ia merasa “tidak nyaman” melihat pertikaian antara Zelensky dan Trump yang terjadi di Gedung Putih.

    “Tidak seorang pun ingin melihat itu,” kata Starmer.

    Ia menjelaskan bahwa alih-alih memperburuk situasi, ia memilih untuk “menyingsingkan lengan baju” dan langsung menghubungi kedua pemimpin tersebut untuk berdialog. 

    PM Inggris ini kemudian mengatakan bahwa saat ini pihaknya dan Prancis telah berkomitmen untuk mengusahakan perdamaian di Ukraina.

    Keduanya juga siap untuk berdialog dengan Trump tentang perdamaian ini.

    Kami sekarang telah sepakat bahwa Inggris, bersama dengan Prancis dan mungkin satu atau dua negara lainnya, akan bekerja sama dengan Ukraina dalam sebuah rencana untuk menghentikan pertempuran. Kemudian, kami akan membahas rencana itu dengan Amerika Serikat,” kata Starmer, dikutip dari The Times of India.

    Menurut Starmer, saat ini langkah yang ia pilih merupakan keputusan yang tepat.

    “Saya pikir kita sudah melangkah ke arah yang benar,” jelasnya.

    Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah pertikaian publik yang melibatkan Trump dan Zelensky di Gedung Putih, yang berlangsung di hadapan kamera. 

    Pertikaian ini dipicu oleh rasa frustrasi Trump terhadap sikap Zelensky dalam perundingan perdamaian dengan Rusia. 

    Trump menuduh Zelensky tidak “bersyukur” atas dukungan yang diberikan Amerika Serikat dalam perang yang sedang berlangsung.

    “Anda tidak memiliki kartu saat ini,” ujar Trump, memperingatkan bahwa tanpa kesepakatan, Ukraina akan menghadapi masa depan yang suram.

    Padahal, pertemuan tersebut awalnya direncanakan untuk menjadi kesempatan penandatanganan kesepakatan yang akan membuka akses Amerika Serikat terhadap mineral penting yang ada di Ukraina.

    Namun, konferensi pers yang seharusnya diadakan dibatalkan, dan Zelensky diminta untuk meninggalkan Gedung Putih sebelum perjanjian tersebut dapat ditandatangani.

    Meskipun meninggalkan Washington tanpa kesepakatan, Zelensky tetap teguh pada pendiriannya untuk menandatangani perjanjian tersebut sebagai “langkah pertama menuju jaminan keamanan” bagi Ukraina.

    Starmer Sambut Hangat Zelensky 

    Starmer menyambut hangat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di London pada Sabtu (1/3/2025).

    Pertemuan ini terjadi tepat  sehari setelah pertemuan tegang antara pemimpin Ukraina tersebut dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kedatangan Zelenskyy ke Inggris menandai kelanjutan dukungan dari negara tersebut terhadap perjuangan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia.

    Sebagai bentuk komitmen, Inggris dan Ukraina meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £2,26 miliar  atau sekitar Rp 47 T (kurs £1 GBP = Rp20.860) untuk memperkuat pertahanan Ukraina. 

    Kedatangan Zelensky di London disambut meriah oleh rakyat Inggris.

    Starmer mengatakan bahwa sambutan dari rakyat adalah bentuk dukungan bagi ia dan Ukraina.

    “Dan seperti yang Anda dengar dari sorak sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami mendukung Anda bersama Ukraina selama yang diperlukan,” jelasnya.

    Langkah Keir Starmer untuk bekerja sama dengan Prancis dan negara-negara lainnya dalam upaya mencapai perdamaian menunjukkan keinginan Inggris untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis yang tengah melanda Ukraina. 

    Meskipun ketegangan antara Zelensky dan Trump masih memanas, upaya diplomatik yang dilakukan oleh Starmer diharapkan dapat membuka peluang untuk tercapainya solusi damai yang lebih luas dan mengurangi eskalasi konflik yang terus berlanjut.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Keir Starmer dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Trump Perintahkan Pengiriman Bantuan Militer Sebesar Rp 66,2 T ke Israel – Halaman all

    Tarif Impor Trump: Ancaman bagi Industri Mobil AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebijakan tarif dagang yang diperkenalkan oleh Presiden Donald Trump, khususnya yang berkaitan dengan kendaraan dan komponen mobil, menyulut kekhawatiran serius bagi industri otomotif Amerika Serikat.

    Tarif tinggi yang dikenakan pada produk-produk ini dapat memicu lonjakan harga serta gangguan dalam rantai pasokan.

    Mari kita telaah lebih dalam mengenai dampak dari kebijakan ini.

    Apa yang Dikatakan Peneliti Tentang Tarif Impor?

    David Gantz, peneliti di Baker Institute for Public Policy di Rice University, menyatakan bahwa kenaikan tarif impor yang diberlakukan Trump—khususnya terhadap negara-negara seperti Meksiko—dapat menimbulkan ancaman besar bagi produksi otomotif.

    Sementara menurut perusahaan riset otomotif Kelley Blue Book, tarif baru ini diprediksi dapat meningkatkan harga rata-rata mobil baru di AS sebesar 3.000 dolar atau lebih.

    Bahkan, harga truk pickup diproyeksikan melonjak hingga 10.000 dolar AS.

    Dengan semakin tingginya harga mobil, banyak konsumen mungkin akan berpikir dua kali untuk membeli kendaraan baru, yang bisa mengurangi permintaan dan pada gilirannya menurunkan penjualan di industri otomotif AS.

    Apa Tanggapan CEO Perusahaan Otomotif?

    CEO Ford, Jim Farley, menyuarakan keprihatinan yang sama, mengatakan bahwa kebijakan ini akan menambah biaya dan menyebabkan kekacauan di sektor otomotif.

    Di sisi lain, CEO General Motors, Mary Barra, mengungkapkan bahwa GM sedang mempertimbangkan berbagai skenario untuk mereduksi dampak negatif dari tarif tersebut.

    Apa Potensi Retaliasi dari Negara Tetangga?

    Dampak tarif sebesar 25 persen yang berkelanjutan terhadap Kanada dan Meksiko tidak hanya akan meningkatkan harga, tetapi juga berpotensi memicu tindakan balasan.

    Retaliasi ini dapat mengakibatkan kerugian signifikan bagi industri otomotif AS, terutama dalam hal penurunan ekspor serta gangguan pada rantai pasokan yang memengaruhi produksi kendaraan di dalam negeri.

    Lantaran sejak 1965, AS dan Kanada telah sepakat untuk saling menghapus tarif untuk mobil dan suku cadang mobil.

    Ketergantungan ini menjadi semakin signifikan, karena banyak komponen kendaraan, termasuk suku cadang dan bahan baku, diproduksi di Kanada dan Meksiko sebelum dirakit di pabrik-pabrik di AS.

    Pengenaan tarif impor dapat menaikkan biaya komponen tersebut, berpotensi mengganggu proses produksi kendaraan di AS.

    Bagaimana Tarif Ini Mempengaruhi Perjanjian Perdagangan?

    Kenaikan tarif juga dapat merusak hubungan perdagangan yang telah diatur oleh perjanjian seperti USMCA (United States-Mexico-Canada Agreement) yang menggantikan NAFTA.

    Perjanjian ini awalnya dirancang untuk memastikan kelancaran perdagangan barang dan jasa, termasuk di sektor otomotif.

    Jika tarif terus dikenakan, hal ini bisa menghancurkan kesepakatan tersebut dan memperburuk ketidakpastian ekonomi di industri otomotif.

    Tarif baru yang dikenakan oleh Presiden Trump juga berpotensi membawa dampak yang luas bagi industri otomotif AS.

    Kenaikan harga, penurunan permintaan, serta gangguan pada rantai pasokan menjadi isu utama yang dihadapi.

    Selain itu, hubungan perdagangan yang telah terjalin dengan baik antara AS, Kanada, dan Meksiko kini terancam, yang dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi dalam sektor ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Penting bagi Presiden Zelenskyy Pulihkan Hubungan dengan Trump

    Penting bagi Presiden Zelenskyy Pulihkan Hubungan dengan Trump

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk memulihkan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump setelah keduanya terlibat pertengkaran di Ruang Oval Gedung Putih.

    “Penting bagi Presiden Zelenskyy untuk menemukan cara memulihkan hubungannya dengan Presiden Amerika dan dengan tim kepemimpinan senior Amerika. Saya membahas hal ini kemarin dengan Zelenskyy,” kata Rutte kepada BBC Inggris dikuitp via Sputnik-OANA, Minggu, 2 Maret.

    Rutte bilang pertengkaran kedua pemimpin negara ini sangat disayangkan. Sebelumnya pada Jumat, 28 Februari lalu, pembicaraan antara Trump dan Zelensky mengenai penyelesaian konflik di Ukraina berakhir dengan kegagalan setelah mereka terlibat pertengkaran di Ruang Oval dan diliput langsung oleh media.

    Para pejabat senior AS kemudian meminta delegasi Ukraina meninggalkan Gedung Putih dan konferensi pers Trump-Zelenskyy dibatalkan. Trump juga membatalkan penandatanganan perjanjian mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina.

    Menurut Rutte, Zelenskyy harus menghormati apa yang telah dilakukan Trump untuk Ukraina, termasuk pengiriman senjata selama masa jabatan Trump yang pertama sebagai Presiden AS.

    Setelah pertengkaran di Gedung Putih itu, Zelenskyy mengatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa dirinya yakin tidak melakukan kesalahan apa pun dan menolak meminta maaf kepada Trump.

    Namun, Zelenskyy mengaku yakin hubungannya dengan Presiden AS itu bisa dipulihkan.

    “Ya, tentu saja, karena hubungan ini lebih dari sekadar hubungan dua presiden,” kata Zelenskyy dalam wawancara itu.

  • Perdebatan Zelensky dan Trump: Reaksi Oksana Markarova Viral di Media Sosial – Halaman all

    Perdebatan Zelensky dan Trump: Reaksi Oksana Markarova Viral di Media Sosial – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat, Oksana Markarova, menjadi perbincangan di media sosial setelah foto dirinya yang menepok jidat viral.

    Insiden tersebut terjadi saat pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Donald Trump di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari 2025.

    Pertemuan ini awalnya dijadwalkan untuk membahas kelanjutan bantuan militer AS kepada Ukraina serta perjanjian keamanan jangka panjang, namun suasana berubah menjadi panas ketika Zelensky menolak pendekatan Trump terhadap gencatan senjata dengan Rusia.

    Menurut laporan dari Newsweek, ekspresi wajah Markarova mencerminkan frustrasi yang mendalam terkait memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump bahkan keliru menyalahkan Ukraina sebagai pihak yang memulai perang dengan Rusia, serta menyebut Zelensky sebagai diktator.

    Pertemuan yang awalnya dimaksudkan untuk diskusi diplomatik berubah menjadi perdebatan sengit.

    JD Vance, Wakil Presiden yang turut hadir, mengkritik Zelensky dan menuduhnya memanfaatkan dukungan AS untuk tawar-menawar dengan Rusia.

    Konfrontasi ini semakin memanas ketika Zelensky merespons dengan menegaskan pentingnya dukungan AS bagi Ukraina.

    Trump juga tidak kalah keras dalam mengkritik, ia menyatakan, “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang,” ketika Zelensky tidak setuju dengan pendekatan negosiasi.

    Alhasil, Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa menandatangani perjanjian mineral yang sebelumnya diharapkan bisa menjadi syarat dukungan lanjutan bagi Ukraina.

    Siapa Oksana Markarova?

    Oksana Markarova diangkat sebagai Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat pada 20 April 2021, kurang dari setahun sebelum Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

    Sejak saat itu, Markarova telah menjadi juru bicara penting bagi negara asalnya di luar negeri, dengan sering tampil di media dan berbagai acara publik.

    Dalam Pidato Kenegaraan tahun lalu, ia menggambarkan kondisi kritis yang dihadapi Ukraina dan menekankan pentingnya dukungan internasional.

    Markarova bukanlah sosok asing dalam dunia diplomasi.

    Sebelum menjabat sebagai duta besar, ia menghabiskan lima tahun di Kementerian Keuangan Ukraina, di mana ia menjabat sebagai Menteri Keuangan.

    Ia terlibat dalam penyusunan program pemulihan ekonomi makro serta melaksanakan konsolidasi fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Markarova juga memiliki pengalaman 17 tahun di sektor swasta, di mana ia memegang posisi manajerial senior dalam bidang ekuitas swasta dan penasihat keuangan.

    Pengalaman panjangnya memberikan landasan yang kuat untuk berperan sebagai duta besar dan mewakili kepentingan Ukraina di tingkat internasional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).