Tag: Donald Trump

  • Trump Naikkan Tarif, China Siap Lawan AS: Kami Siap Berperang Sampai Akhir – Halaman all

    Trump Naikkan Tarif, China Siap Lawan AS: Kami Siap Berperang Sampai Akhir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China telah memberikan peringatan keras terhadap Presiden AS Donald Trump setelah menaikkan tarif perdagangan sebesar 10 persen.

    China mengaku siap untuk berperang melawan AS dalam perang apapun, termasuk perang tarif.

    “Jika perang adalah apa yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir,” kata kedutaan besar China di X, mengunggah ulang kalimat dari pernyataan juru bicara kementerian luar negeri pada hari Selasa (4/3/2025), dikutip dari BBC.

    Sebagai tanggapan terhadap Trump, China segera membalas dengan mengenakan tarif 10-15 persen pada produk pertanian AS.

    Ketika ditanya pada hari Rabu untuk mengklarifikasi apa yang dimaksudnya dengan “perang lainnya” juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menjelaskan bahwa sebaiknya AS menghapus keputusan tersebut dan kembali bekerja sama dengan baik.

    “Jika AS memiliki niat lain dan bersikeras merusak kepentingan Tiongkok, kami akan berjuang sampai akhir. Kami menyarankan AS untuk menyingkirkan wajah intimidasinya dan kembali ke jalur dialog dan kerja sama yang benar sesegera mungkin,” kata Lin, dikutip dari The Guardian.

    Sementara itu, China sangat menentang upaya Trump untuk menghubungkan tarif dengan aliran fentanil dari Tiongkok ke AS.

    Menurut Lin, ini hanyalah alasan bagi AS untuk menaikkan tarif impor kepada China.

    “Masalah fentanil adalah alasan yang lemah untuk menaikkan tarif AS atas impor Cina,” kata Lin.

    Lin menegaskan bahwa ancaman Trump tidak akan membuat China takut.

    “Intimidasi tidak membuat kami takut. Penindasan tidak mempan bagi kami. Tekanan, paksaan, atau ancaman bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China,” imbuhnya.

    Sehari setelah Trump menetapkan tarif tambahan, Perdana Menteri China mengatakan bahwa pihaknya terus membuka diri dan berharap dapat menarik lebih banyak investasi asing.

    Menjawab pertanyaan tentang pernyataan Kedutaan Besar China, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan dalam wawancara dengan Fox News pada hari Rabu bahwa meskipun AS tidak secara aktif mencari konflik dengan China, negara tersebut “siap”.

    “Kita hidup di dunia yang berbahaya dengan negara-negara yang kuat dan berkuasa dengan ideologi yang sangat berbeda,” jelasnya, dikutip dari CNBC.

    “Jika kita ingin mencegah perang dengan China atau negara lain, kita harus kuat,” tambahnya.

    Dengan ketegangan yang terus meningkat, masa depan hubungan China-AS tetap tidak pasti. 

    Kedua negara saling membutuhkan dalam perekonomian global, namun juga terperangkap dalam persaingan geopolitik yang semakin memanas.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan China

  • Rupiah melemah dipengaruhi ketetapan kebijakan tarif AS terhadap China

    Rupiah melemah dipengaruhi ketetapan kebijakan tarif AS terhadap China

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi ketetapan kebijakan tarif AS terhadap China
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 06 Maret 2025 – 18:45 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis, dipengaruhi ketetapan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap China.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Kamis melemah hingga 27 poin atau 0,17 persen menjadi Rp16.340 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.

    Walaupun pada hari ini Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan selama satu bulan atas tarif baru sebesar 25 persen terhadap Kanada Meksiko, namun tidak terhadap Negeri Tirai Bambu.

    “Presiden AS Donald Trump tidak membuat pengecualian dalam tarif 20 persennya terhadap Tiongkok, yang memicu kemarahan dan pembalasan dari Beijing,” ungkap Ibrahim dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis.

    AS memberikan impor barang China sebanyak 10 persen karena masih beredarnya fentanil di Negeri Paman Sam. Dengan tambahan tarif tersebut, maka total tarif yang akan dikenakan ke barang-barang asal China menjadi 20 persen setelah pada awal Februari pemerintahan Trump sudah mengenakan tarif impor 10 persen.

    Menyikapi kebijakan itu, China akan mengambil tindakan balasan untuk melindungi hak-hak dan kepentingannya sendiri.

    Kanada juga akan memberlakukan tarif 25 persen terhadap produk-produk Amerika yang bernilai 155 miliar dolar AS (sekitar Rp2.538 triliun) sebagai tanggapan pemberlakuan tarif impor 25 persen dari AS. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memastikan bahwa tarif impor terhadap produk AS itu akan terus diberlakukan hingga tarif serupa oleh AS dibatalkan.

    Begitu pula dengan Meksiko yang bakal menjatuhkan tarif balasan terhadap produk-produk yang diimpor dari Negeri Paman Sam usai Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif 25 persen untuk produk Meksiko.

    Berdasarkan perkembangan terbaru, Trump disebut berencana untuk mengecualikan tarif terhadap produk pertanian tertentu yang dikenakan terhadap Kanada dan Meksiko. Selain itu juga potensi penghapusan tarif 10 persen pada impor energi Kanada seperti minyak mentah dan bensin.

    Di sisi lain, pasar menunggu rilis data Ketenagakerjaan Non-Pertanian AS bulan Februari 2025 yang \bakal menjadi isyarat tentang keputusan suku bunga AS pada Jumat (7/3) besok.

    “Setiap tanda-tanda kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, yang merupakan hal positif bagi dolar,” ujar Ibrahim.

    Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.315 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.371 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Pesawat B-52 AS dan Jet Tempur Israel Unjuk Kekuatan di Dekat Iran – Halaman all

    Pesawat B-52 AS dan Jet Tempur Israel Unjuk Kekuatan di Dekat Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada hari Kamis (6/3/2025) bahwa Angkatan udara Israel dan AS telah melakukan latihan militer gabungan di Mediterania Timur.

    Latihan gabungan yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh ini terjadi pada Selasa (4/3/2025).

    Latihan ini dilakukan pada saat yang sangat kritis, kemungkinan menunjukkan pesan kepada Iran atas adanya potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran.

    Dua jenis jet tempur terlihat melintasi langit Mediterania Timur pada saat itu.

    “Jet tempur F-35 dan F-15 Israel ikut serta dalam latihan di Mediterania Timur bersama pesawat pengebom strategis jarak jauh B-52 AS,” kata tentara Israel, dikutip dari Middle East Eye.

    Seperti diketahui, pesawat B-52 milik AS memiliki kemampuan untuk membawa bom untuk menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Iran.

    Latihan gabungan ini dianggap sebagai unjuk kekuatan terhadap Teheran selama masa ketegangan.

    “Latihan tersebut difokuskan pada koordinasi operasional antara kedua militer untuk “meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai ancaman regional,” tambah IDF, dikutip dari Xinhua News.

    Latihan tersebut dilakukan pada saat yang sensitif di Timur Tengah.

    Di mana gencatan senjata Israel-Hamas masih belum ada kesepakatan hingga saat ini.

    Sementara Israel mengancam akan menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan potensi dukungan AS.

    Dukungan AS yang diberikan untuk Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran sempat diungkapkan oleh Presiden Trump pada bulan Februari, lalu.

    Ia mengatakan lebih suka membuat kesepakatan dengan Iran tentang non-nuklir.

    Namun jika tidak berhasil, ia mengancam akan mengebom Iran.

    Pada hari Kamis, Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk menghentikan dan memeriksa kapal tanker minyak Iran di laut.

    Ini mengacu pada perjanjian internasional yang bertujuan untuk mencegah perdagangan senjata pemusnah massal.

    Trump mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan Inisiatif Keamanan Proliferasi 2003 untuk mencoba dan menghentikan ekspor minyak Iran.

    Trump telah berjanji untuk kembali melakukan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran.

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah pada 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

    Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran. 

    Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

    Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Israel-AS dan Iran

  • Pesawat SpaceX Meledak di Luar Angkasa, Picu Hujan Puing di Karibia

    Pesawat SpaceX Meledak di Luar Angkasa, Picu Hujan Puing di Karibia

    Texas

    Pesawat luar angkasa Starship buatan SpaceX meledak di luar angkasa hanya beberapa menit setelah diluncurkan dari Texas, Amerika Serikat (AS). Hancurnya pesawat SpaceX ini memicu hujan puing di area Karibia dan memaksa Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) menangguhkan lalu lintas udara di sebagian wilayah Florida.

    Ini menjadi kegagalan kedua secara berturut-turut yang dialami program roket ke Mars dari SpaceX yang dimiliki miliarder ternama Elon Musk, yang kini juga menjadi orang kepercayaan Presiden Donald Trump.

    Sejumlah video yang diunggah ke media sosial, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/3/2025), menunjukkan puing-puing yang diselimuti kobaran api melesat di langit senja di dekat Florida bagian selatan dan Kepulauan Bahama pada Kamis (6/3) setelah pesawat Starship meledak dan hancur di luar angkasa.

    Menurut tayangan live stream SpaceX, ledakan itu terjadi tak lama setelah pesawat mulai berputar tak terkendali dengan bagian mesinnya terlepas.

    Kegagalan uji coba ke-8 untuk pesawat Starship ini terjadi lebih dari sebulan setelah uji coba ke-7 juga berakhir dengan ledakan. Insiden beruntun ini terjadi pada fase misi awal yang sebelumnya telah dengan mudah dilampaui oleh SpaceX, yang menjadi kemunduran untuk program yang ingin dipercepat Musk tahun ini.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 45000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 45000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Sistem roket sepanjang 403 kaki atau 123 meter itu merupakan inti dari rencana Musk untuk mengirimkan manusia ke Mars segera setelah pergantian dekade.

    Imbas dari insiden itu, FAA sempat merilis perintah penghentian operasional di bandara Miami, Fort Lauderdale, Palm Beach dan Orlando karena “puing-puing peluncuran antariksa”.

    Disebutkan FAA bahwa pihak telah meluncurkan penyelidikan terhadap insiden tersebut.

    Roket itu lepas landas dari fasilitas roket SpaceX yang luas di Boca Chica, Texas, pada Kamis (6/3) sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Roket pendorong tahap pertama Super Heavy berhasil terbang kembali ke Bumi sesuai rencana dan berhasil ditangkap di udara oleh derek SpaceX.

    Namun beberapa menit kemudian, tayangan live stream menunjukkan bagian atas pesawat Starship berputar di luar angkasa, sementara visualisasi mesin roket menunjukkan beberapa mesin mati. Menara kontrol SpaceX kemudian kehilangan kontak dengan pesawat itu.

    Belum diketahui secara jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh sistem penghentian penerbangan otomatis SpaceX, yang terpicu saat ada sesuatu yang tidak beres pada roket. Pesawat Starship itu menunjukkan tanda-tanda kegagalan sebelum meledak.

    FAA yang meregulasi peluncuran roket swasta, mengatakan penyelidikan mereka akan mewajibkan SpaceX untuk memeriksa penyebab kegagalan dan mendapatkan persetujuan resmi dari FAA sebelum pesawat Starship bisa kembali diluncurkan.

  • Trump Naikkan Tarif, China Siap Lawan AS: Kami Siap Berperang Sampai Akhir – Halaman all

    Pajak Impor Kanada-Meksiko Ditunda, Trump: Penangguhan Bakal Selamatkan Produsen Mobil AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump memperlonggar kebijakannya, dengan menunda penerapan pajak sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko bagi produsen tertentu.

    Adapun pembebasan tarif ditujukan utamanya untuk mobil yang dibuat di Amerika Utara yang telah mematuhi perjanjian perdagangan bebas USMCA (Amerika Serikat-Meksiko-Kanada).

    Perjanjian USMCA memungkinkan barang untuk bergerak di antara ketiga negara itu dengan bebas tarif jika mereka mengikuti aturan tertentu.

    Aturan tersebut mengharuskan suatu produk dibuat sepenuhnya di Amerika Utara atau diubah secara substansial di Amerika Utara jika terbuat dari komponen dari negara lain.

    Untuk produk seperti mobil, 75 persen kontennya harus berasal dari Amerika Utara.

    Penangguhan rencananya bakal dilakukan selama satu bulan ke depan, dengan syarat produsen otomotif harus mematuhi perjanjian tersebut.

    “Produsen mobil dikecualikan dari tarif bea masuk sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan,” tegas Trump dalam press press conference yang dikutip dari Al Jazeera.

    Kesepakatan ini yang dinegosiasikan oleh Trump selama masa jabatan pertamanya, setelah adanya permohonan dari Ford, General Motors dan Stellantis, yang memiliki rantai pasokan yang membentang di seluruh Amerika Utara.

    “Presiden terbuka untuk mendengar tentang pengecualian tambahan,” ujar Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

    “Dia selalu membuka dialog terbuka dan dia akan selalu melakukan apa yang dia yakini benar untuk rakyat Amerika,” paparnya.

    Sebelum pelonggaran diberlakukan, Trump sempat mengenakan tarif tinggi pada mobil dan suku cadangnya yang diimpor ke Amerika Serikat, yang dikenal sebagai tarif “keamanan nasional”.

    Namun kebijakan Trump terkait kenaikan tarif impor dinilai dapat memicu efek buruk bagi produsen otomotif.

    Pengenaan tarif impor yang tinggi berpotensi mengganggu kelancaran pasokan komponen, yang bisa menyebabkan keterlambatan produksi, meningkatkan biaya, atau bahkan memaksa pabrik-pabrik otomotif untuk mengurangi tingkat produksi.

    Tak hanya itu, kebijakan pajak Trump pada akhirnya akan berdampak pada harga mobil yang diproduksi di AS.

    Mobil-mobil bisa dipatok lebih mahal, mengurangi daya saing mobil buatan AS, baik di pasar domestik maupun internasional, karena konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang lebih kompetitif.

    Alhasil penjualan dalam industri otomotif AS menurun, merugikan daya saing industri otomotif AS dalam jangka panjang.

    Alasan tersebut yang membuat Trump melunak, memberikan sedikit kelegaan bagi pasar setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.

    Penundaan ini diharap dapat dimanfaatkan para produsen mobil untuk mengembangkan rencana mereka mengalihkan lebih banyak produksi dan investasi ke AS seperti permintaan Trump.

    Selain itu Trump penagguhan tarif pajak dapat memberikan waktu bagi para produsen mobil agar dapat menghadapi ketidakpastian lebih lanjut.

    Kendati begitu, Trump menegaskan bahwa ia belum sepenuhnya melunak dalam perang dagang dengan Kanada dan Meksiko. 

    Ia juga akan terus memperketat kebijakan kepada kedua negara itu demi mencegah lonjakan imigrasi ilegal dan perdagangan obat-obatan terlarang yang masuk ke AS melalui Kanada dan Meksiko.

    Pasar Saham Rebound

    Pasca Trump mengumumkan rencana penangguhan selama satu bulan, sejumlah saham perusahaan otomotif dilaporkan rebound, seperti di antaranya Saham Ford naik lebih dari 5 persen.

    Lonjakan serupa juga disusul saham General Motors yang menguat melewati 7 persen. Selanjutnya saham Stellantis di AS melompat tinggi hingga tembus 9 persen.

    Sekitar tiga dari empat anggota S&P 500 berakhir lebih tinggi, Russell 2000 yang berfokus pada kapitalisasi pasar kecil ikut naik sekitar naik 1,12 persen ke level 5.842,63.

    Sementara itu, indeks Nasdaq Composite bertambah 1,46 persen menjadi 18.552,73.

    Indeks Dow Jones Industrial Average juga ditutup menguat 485,60 poin (1,14 persen) pada level 43.006,59, kembali hijau setelah anjlok lebih dari 1.300 poin selama dua sesi terakhir.

    Saham teknologi seperti Microsoft dan Tesla juga menanjak dalam sesi tersebut, menandai perubahan setelah sektor tersebut memimpin penurunan pasar baru-baru ini.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Menilik Kans Pemangkasan Bunga Acuan kala Perang Dagang Memanas

    Menilik Kans Pemangkasan Bunga Acuan kala Perang Dagang Memanas

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketidakpastian akibat eskalasi perang dagang menyusul tarif impor Presiden AS Donald Trump, berisiko mempersempit ruang bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memangkas suku bunga acuan.

    Presiden Bank Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Trump telah menciptakan ketidakpastian ekonomi yang luar biasa, sehingga kecil kemungkinan The Fed dapat mengambil keputusan kebijakan moneter sebelum akhir musim semi tahun ini.

    Bostic menguraikan berbagai faktor yang menyebabkan ketidakpastian ini, termasuk kebijakan tarif dan perdagangan, fluktuasi inflasi, menurunnya kepercayaan konsumen, kebijakan imigrasi yang memengaruhi pasar tenaga kerja, serta perubahan dalam kebijakan energi, perpajakan, belanja pemerintah, dan geopolitik.

    “Dengan begitu banyak perubahan yang terjadi, sulit untuk mengetahui bagaimana semua ini akan berakhir. Saya akan terkejut jika ada kejelasan sebelum akhir musim semi atau awal musim panas. Kita harus benar-benar bersabar dalam menghadapi situasi ini,” jelas Bostic seperti dilansir Reuters, Jumat (7/3/2025).

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro meyakini ruang pemangkasan suku bunga The Fed akan semakin sempit akibat perang dagang antara AS dengan China, Meksiko, dan Kanada.

    Asmo menjelaskan perang tarif dagang akan meningkat biaya impor sehingga berkontribusi kepada peningkatan inflasi di AS. Akibatnya, The Fed akan semakin sulit menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate.

    Para pejabat Federal Reserve, sambungnya, sudah mewanti-wanti bahwa kenaikan tarif yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump dapat menyebabkan peningkatan inflasi saat rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25 Januari lalu.

    Asmo menjelaskan prediksi awal Federal Reserve akan memangkas suku bunga hingga 75 basis poin (bps) selama 2025 yaitu masing-masing 25 bps pada Juni, September, dan Desember. Kendati demikian, eskalasi perang dagang diyakini akan membuat potensi pemangkasan Fed Funds Rate tersebut semakin sempit.

    “Jika risiko inflasi kembali melonjak, pemangkasan suku bunga mungkin tidak sebesar yang diharapkan,” ujar Asmo dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025).

    Sebagai informasi, perang dagang sendiri dimulai usai AS menaikkan tarif impor ke produk asal China, Meksiko, dan Kanada mulai 4 Maret 2025. AS resmi menaikkan tarif dari 10% menjadi 20% untuk barang elektronik asal China; AS juga menerapkan tarif 25% ke semua barang asal Meksiko dan Kanada.

    Akibatnya China, Meksiko, dan Kanada pun tidak tinggal diam. China mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 15% untuk produk pertanian AS, serta pungutan tambahan sebesar 10% untuk produk pangan lainnya.

    Sejalan, Kanada membalas dengan tarif 25% atas impor barang dari AS senilai US$30 miliar, yang nantinya akan diperluas menjadi US$155 miliar. Sementara Meksiko akan mengumumkan rincian tarif balasan untuk barang asal AS paling lambat pada 9 Maret 2025.

    Ketidakpastian kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengubah kebijakan perdagangannya dengan menunda tarif 25% untuk barang tertentu dari Kanada dan Meksiko selama satu bulan.

    Pengecualian ini berlaku untuk barang-barang yang berada dalam daftar kesepakatan perdagangan AS-Meksiko-Kanada, atau USMCA. Langkah ini menambah ketidakpastian di pasar keuangan dan dunia usaha, yang sudah terdampak oleh kebijakan tarif yang terus berubah.

    Pengecualian ini berlaku hingga 2 April dan mencakup dua mitra dagang terbesar AS. Awalnya, Trump hanya membebaskan Meksiko, tetapi kemudian merevisi kebijakannya untuk memasukkan Kanada dalam daftar pengecualian.

  • Trump Tunda Pengenaan Tarif buat Meksiko dan Kanada

    Trump Tunda Pengenaan Tarif buat Meksiko dan Kanada

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda pengenaan tarif pada produk dari Meksiko dan Kanada yang tercantum dalam United States, Mexico, Canada Trade Agreement (USMCA). Penundaan tersebut berlaku selama satu bulan.

    USMCA adalah perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani selama pemerintahan pertama Trump antara AS, Meksiko, dan Kanada. Langkah tersebut diambil setelah Trump berdialog dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, dan negosiasi antara pejabat Kanada dan pemerintahan AS.

    “Setelah berbicara dengan Presiden Claudia Sheinbaum dari Meksiko, saya telah sepakat bahwa Meksiko tidak diharuskan membayar tarif atas apa pun yang termasuk dalam Perjanjian USMCA,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari CNN, Jumat (7/3/2025).

    Trump mengatakan kebijakan tarif ditunda hingga 2 April. Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada Presiden Sheinbaum. Ia juga menyebut hubungan keduanya cukup baik dan sama-sama bekerja keras menghentikan imigran gelap masuk AS, serta memerangi peredaran Fontanel.

    Sheinbaum, dalam sebuah unggahan di X berterima kasih kepada Trump atas diskusi tentang tarif. Sheinbaum mengatakan bahwa hampir semua perdagangan Meksiko dengan AS termasuk dalam Perjanjian AS-Meksiko-Kanada.

    “Hampir semua perdagangan yang kita lakukan dengan Amerika Serikat berada dalam Perjanjian Meksiko, Amerika Serikat, Kanada. Ada bagian yang berkaitan dengan aturan asal, tetapi semuanya secara praktis berada dalam perjanjian perdagangan,” kata Sheinbaum.

    Diketahui sekitar 50% impor dari Meksiko dan 36% impor dari Kanada tercakup dalam perjanjian dengan AS. Barang-barang yang ada di USMCA termasuk mobil, yang diumumkan Trump pada hari Rabu akan dikenakan penangguhan tarif selama satu bulan.

    Pemerintah AS menyatakan penundaan itu akan memberi waktu bagi produsen mobil untuk memindahkan lebih banyak produksi ke AS guna menghindari pengenaan tarif. Namun, hal itu hampir pasti tidak akan terjadi karena butuh usaha masif, investasi besar-besaran, dan perencanaan yang strategis.

    Energi dari Kanada tidak termasuk dalam USMCA. Namun, pemerintah Trump pada Kamis untuk sementara waktu mengurangi tarif kalium Kanada menjadi 10% (dari tarif 25% yang diberlakukan pada hari Selasa) untuk memberi sedikit kelonggaran bagi petani.

    Lihat juga Video Trump Resmi Teken Tarif Impor Tinggi Buat Meksiko, Kanada dan China

    (ily/ara)

  • Harga Minyak Menguat Tipis Imbas Ketidakpastian Tarif Trump hingga Kenaikan Produksi OPEC+ – Page 3

    Harga Minyak Menguat Tipis Imbas Ketidakpastian Tarif Trump hingga Kenaikan Produksi OPEC+ – Page 3

    Sebelumnya, harga minyak mengalami penurunan selama tiga sesi berturut-turut pada hari Rabu. Anjloknya harga minyak mentah dunia ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi mulai April, serta ketegangan perdagangan yang meningkat akibat tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, China, dan Meksiko.

    Dikutip dari CNBC, Kamis (6/3/2025), berikut data terbaru harga minyak Brent dan WTI:

    -Minyak Brent turun USD 1,80 atau 2,53% menjadi USD 69,24 per barel.

    -Minyak WTI (West Texas Intermediate) turun USD 2,05 atau 3% menjadi USD 66,21 per barel.

    Harga minyak sempat mencapai titik terendah dalam beberapa tahun sebelum akhirnya sedikit pulih:

    -Brent turun hingga USD 68,33, level terendah sejak Desember 2021.

    -Minyak mentah AS turun ke USD 65,22, level terendah sejak Mei 2023.

    Pernyataan Pejabat AS Memberikan Harapan Pasar

    Harga minyak sedikit pulih setelah Kepala Departemen Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan di Bloomberg TV bahwa Trump akan membuat keputusan akhir terkait kemungkinan pemberian keringanan tarif bagi industri tertentu.

    Menurut sumber terpercaya, tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap berlaku, namun ada pertimbangan untuk menghapus tarif 10% pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin, selama memenuhi aturan asal dalam Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA).

     

     

  • Trump Makin Beringas, Ancam Bakal Deportasi 240 Ribu Warga Ukraina yang Cari Perlindungan ke AS – Halaman all

    Trump Makin Beringas, Ancam Bakal Deportasi 240 Ribu Warga Ukraina yang Cari Perlindungan ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mendeportasi atau mencabut status hukum sementara untuk sekitar 240.000 orang Ukraina yang melarikan diri ke AS.

    Rencana Trump diungkap seorang pejabat senior Trump dan tiga sumber yang akrab dengan masalah tersebut pada Kamis (6/3/2025).

    Deportasi massal akan mulai dilakukan Trump paling cepat pada April 2025, sebagai bagian dari kebijakan luas pemerintahan Trump untuk mengakhiri program pembebasan bersyarat kemanusiaan yang diberikan Presiden  sebelumnya Joe Biden terhadap warga Ukraina.

    “Ini bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk mencabut status hukum lebih dari 1,8 juta migran yang diizinkan memasuki AS di bawah program pembebasan bersyarat kemanusiaan sementara yang diluncurkan di bawah pemerintahan Biden,” kata salah satu sumber, dikutip dari New York Post.

    Sebelum kebijakan deportasi diberlakukan, pada era presiden Joe Biden, Gedung Putih sempat membuka program pembebasan bersyarat bagi warga Ukraina yang ingin tinggal sementara di AS selama perang dengan Rusia berlangsung.

    Program ini mulai dibuka sejak 2022 silam, memungkinkan lebih dari 1,8 juta warga Ukraina untuk memasuki AS dengan status perlindungan sementara.

    Joe Biden merancang program pembebasan bersyarat ini untuk memberikan jalur hukum sementara guna mencegah imigrasi ilegal dan memberikan bantuan kemanusiaan. 

    Alasan Trump Depak Warga Ukraina

    Akan tetapi buntut perseteruan panas yang terjadi antara Presiden Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada pekan lalu, Trump kini semakin keras dengan Ukraina.

    Meski begitu, Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Tricia McLaughlin dengan tegas menolak pernyataan yang menyebut Trump melakukan deportasi karena ada kaitannya dengan adu mulut yang terjadi dengan Zelensky.

    Lantaran pencabutan perlindungan bagi warga Ukraina sedang berlangsung sebelum Trump secara terbuka berselisih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu lalu.

    Hal tersebut dilakukan sesuai perintah eksekutif Trump yang dikeluarkan pada tanggal 20 Januari, meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk menghentikan semua program yang terkait perlindungan era Biden.

    Termasuk mencabut pembebasan bersyarat bagi warga Ukraina.

    Tak hanya itu deportasi juga akan diberlakukan bagi 530.000 warga Kuba, Haiti, Nikaragua, dan Venezuela yang tiba di AS pada Mei 2023 dan menetap di DeWitt, Iowa.

    Menurut email internal Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE), migran yang kehilangan status pembebasan bersyaratnya dapat menghadapi deportasi cepat tanpa batasan waktu tertentu.

    Adapun imigran yang dimaksud ialah mereka Mereka yang memasuki AS melalui jalur resmi tetapi tanpa status penerimaan resmi.

    Kebijakan Trump Picu Kekhawatiran

    Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan imigran yang sebelumnya dilindungi oleh kebijakan Biden.

    Bahkan banyak dari mereka kini menghadapi ketidakpastian mengenai status hukum mereka di AS.

    Seperti Liana Avetisian, salah satu warga Ukraina yang kabur ke AS bersama suaminya, dan putrinya yang berusia 14 tahun.

    Avetisian kini tengah dibayangi ketidakpastian. Avetisian yang bekerja di bidang real estate di Ukraina dan suaminya bekerja konstruksi melarikan diri dari Kyiv pada Mei 2023.

    Ia memutuskan untuk memulai kehidupan baru di AS dan membeli rumah di kota kecil DeWitt, Iowa.

    Namun saat ini mereka terancam harus angkat kaki dari AS padahal telah menghabiskan sekitar 4.000 dolar AS untuk biaya pendaftaran guna memperbarui pembebasan bersyarat dan mencoba mengajukan program lain yang dikenal sebagai Status Perlindungan Sementara.

    “Kami tidak tahu harus berbuat apa, saya merasa pusing karena khawatir dengan situasi ini,” kata Avetisian.

    Kekhawatiran serupa juga diungkap Rafi, mantan perwira intelijen Afghanistan yang memasuki AS secara legal pada Januari 2024 melalui aplikasi CBP One.

    Ia memperoleh status pembebasan bersyarat selama dua tahun. Namun, pada 13 Februari, saat menghadiri pertemuan rutin di kantor ICE, statusnya dicabut dan ia langsung ditahan.

    Rafi telah mengajukan permohonan suaka dan dijadwalkan menghadiri sidang pada April.

    Pengacaranya meminta ICE untuk membebaskannya, menekankan bahwa ia tidak memiliki catatan kriminal dan memiliki kasus suaka aktif terkait pekerjaannya dengan militer AS di Afghanistan. 

    Namun, ICE menolak permintaan tersebut, dengan menyatakan bahwa kebijakan prioritas imigrasi saat ini berakhir pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Trump.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • China Sesalkan AS Pakai Isu Fentanil soal Terapkan Tarif Tambahan – Page 3

    China Sesalkan AS Pakai Isu Fentanil soal Terapkan Tarif Tambahan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pemerintah China menyesalkan Amerika Serikat (AS) yang kembali menggunakan isu fentanil sebagai alasan mengenakan kebijakan tarif tambahan terhadap barang-barang asal Tiongkok.

    Menurut Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, pemerintah Tiongkok memiliki satu buku putih yang dengan tegas mengatur bahan-bahan terkait fentanil. Wang menyebut, penggunaan fentanil di AS adalah masalah internal yang tak ada hubungannya dengan China.

    “Saya ingin menegaskan bahwa AS harus menghormati fakta. Mereka harus mengambil tindakan konkret untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, bukan justru melemparkan tanggung jawab kepada China,” kata Wang dalam Konferensi Pers Kongres Rakyat Nasional (NPC) tentang Ekonomi di Media Center, Beijing, Kamis (6/3/2025).

    Wang menyampaikan, apabila Amerika Serikat terus menggunakan isu fentanil sebagai alasan mengenakan tarif tambahan terhadap China, maka AS telah dianggap mencampuradukkan fakta dan melakukan tindakan yang sewenang-wenang.

    “Sejak pemerintahan baru AS berkuasa, kita semua dapat melihat bahwa mereka telah mengeluarkan berbagai kebijakan perdagangan dan investasi yang semakin memperketat tarif impor,” ujar Wang.

    Wang menjelaskan, langkah AS untuk mengenakan tarif tambahan secara sepihak ini merupakan bentuk bullying. Selain itu, kebijakan ini juga dinilai telah melanggar aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    “Kebijakan ini tidak hanya merusak hubungan ekonomi dan perdagangan yang normal antara China dan AS, tetapi juga mengganggu stabilitas rantai pasokan global dan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Wang.

    Wang berujar, pada akhirnya kebijakan penambahan tarif ini akan merugikan rakyat dan perusahaan-perusahaan AS sendiri.

    “Kita bisa melihat bahwa setelah pengumuman tarif ini, pasar modal AS langsung mengalami penurunan, dengan tiga indeks saham utama yang merosot tajam,” ujarnya.

    Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada akan dimulai pada hari Selasa, yang memicu kekhawatiran baru akan perang dagang Amerika Utara.