Tag: Donald Trump

  • Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

    Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan telah mengirim surat kepada pemimpin negara tersebut. Trump mengatakan bahwa ia berharap negara Republik Islam tersebut akan setuju untuk berunding.

    “Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat (7/3) waktu setempat, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (8/3/2025).

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya,” ujar Trump.

    Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri di Iran atas permintaan komentar mengenai pernyataan Trump tersebut.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan,” kata Trump. “Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat,” imbuhnya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Surat itu tampaknya ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Gedung Putih belum memberikan pernyataan mengenai surat itu.

    Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS setelah kembali menjabat sebagai presiden pada bulan Januari lalu. Dia mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Rusia, yang telah membuat sekutu Barat waspada saat ia mencoba menjadi penengah untuk mengakhiri perang tiga tahun Rusia-Ukraina.

    Sebelumnya pada tahun 2018, Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah perjanjian multinasional untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir, setahun setelah masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

    Ia mengatakan pada bulan Februari lalu, bahwa ia ingin membuat kesepakatan dengan Iran yang mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.

    Lihat juga Video Iran Tak Khawatir dengan Kemenangan Trump: Apa Bedanya?

  • Tarif Impor Trump: Ancaman Ekonomi untuk Meksiko dan Kanada – Halaman all

    Tarif Impor Trump: Ancaman Ekonomi untuk Meksiko dan Kanada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memberikan peringatan kepada Kanada dan Meksiko terkait dampak dari kebijakan tarif impor 25 persen yang diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Peringatan ini mencerminkan kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi kedua negara tersebut.

    Menurut Julie Kozack, juru bicara IMF, kebijakan tarif yang dikenakan oleh AS terhadap Meksiko dan Kanada diprediksi akan memiliki dampak yang signifikan.

    Kozack menjelaskan, “Tarif AS yang dikenakan pada Meksiko dan Kanada akan berdampak buruk yang signifikan pada negara-negara tersebut.” Kebijakan ini berpotensi menciptakan dinamika baru yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi global, termasuk menimbulkan ancaman inflasi.

    Mengapa Kebijakan Tarif Ini Diterapkan?

    Penerapan tarif tinggi ini bermula dari upaya Trump untuk menanggulangi isu imigrasi ilegal dan perdagangan narkotika, terutama fentanyl.

    Dia berpendapat bahwa tarif ini akan tetap diberlakukan sampai kedua negara, Kanada dan Meksiko, mengambil langkah tegas untuk memberantas perdagangan narkotika dan menghentikan imigran yang melintasi perbatasan secara ilegal.

    Meskipun ada pengecualian sementara bagi kedua negara, Trump berjanji akan mengumumkan kebijakan perdagangan lebih lanjut di masa mendatang.

    Apa Dampak Ekonomi dari Tarif Tinggi Ini?

    Ketika AS memberlakukan tarif tinggi pada barang-barang impor, produsen di Meksiko dan Kanada terpaksa menanggung biaya tambahan.

    Ini akan berdampak langsung pada inflasi di kedua negara karena meningkatnya biaya produksi, yang pada akhirnya mendorong harga barang di pasar domestik, terutama di sektor yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan komponen.

    Seperti yang dijelaskan oleh Bryan Yu, kepala ekonom di Central 1 Credit Union, dampak dari kebijakan AS ini dapat menyebabkan “kontraproduktif” jika Kanada merespons dengan kebijakan balasan, yang hanya akan membatasi respons kebijakan moneter dan merugikan konsumen, produsen, serta keuangan pemerintah Kanada.

    Apakah Terdapat Dampak Jangka Panjang?

    IMF memperkirakan bahwa jika tarif ini tetap bertahan dalam jangka panjang, perekonomian Meksiko dan Kanada, yang sangat tergantung pada perdagangan internasional, dapat mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

    Selain itu, tarif tinggi dapat mengganggu rantai pasokan internasional, mengurangi efisiensi, dan meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada impor bahan mentah atau barang jadi.

    Peringatan IMF menyiratkan bahwa negara-negara tersebut harus bersiap menghadapi kemungkinan dampak yang merugikan akibat kebijakan tarif AS.

    Meksiko, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, akan sangat terpengaruh.

    Dalam situasi ini, penting bagi para pejabat untuk berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah responsif untuk menghindari dampak inflasi yang lebih besar yang dapat memengaruhi ekonomi regional secara keseluruhan.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • IMF Beri Peringatan: Kebijakan Trump Pukul Ekonomi, Bakal Picu Inflasi bagi Meksiko dan Kanada – Halaman all

    IMF Beri Peringatan: Kebijakan Trump Pukul Ekonomi, Bakal Picu Inflasi bagi Meksiko dan Kanada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Kanada dan Meksiko untuk bersiap menghadapi pukulan ekonomi imbas kebijakan tarif impor 25 persen yang diberlakukan Donald Trump.

    “Tarif AS yang dikenakan pada Meksiko dan Kanada akan berdampak buruk yang signifikan pada negara-negara tersebut,” kata Juru bicara IMF, Julie Kozack, sebagaimana dikutip dari Reuters.

    Peringatan ini diungkap Kozack lantaran kebijakan tarif AS terhadap Meksiko dan Kanada, dapat memicu langkah balasan.

    Berpotensi menciptakan dinamika baru yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global, termasuk ancaman inflasi.

    Ancaman ini mulai muncul setelah Donald Trump yang menjabat sebagai Presiden AS per 20 Januari kemarin memberlakukan tarif impor terhadap tiga mitra dagang utama AS yakni China, Kanada, dan Meksiko.

    Untuk China Trump mempertimbangkan tarif sebesar 10 persen pada impor barang-barang buatan Tiongkok, berlaku mulai 1 Februari 2025. 

    Sementara bagi Meksiko dan Kanada, tarif impor yang ditetapkan Trump yakni sebesar 25 persen.

    Menurut Trump langkahnya ini dapat menanggulangi imigrasi ilegal dan perdagangan obat-obatan terlarang.  

    Adapun kenaikan tarif tersebut akan tetap diberlakukan sampai kedua negara mengambil langkah tegas untuk memberantas perdagangan narkotika khususnya fentanyl.

    Serta menghentikan imigran yang melintasi perbatasan secara ilegal. 

    Meski kini ada pengecualian sementara bagi Kanada dan Meksiko, namun Trump berjanji akan mengumumkan kebijakan perdagangan lebih lanjut.

    Dampak kebijakan AS

    Imbas AS memberlakukan tarif tinggi pada barang-barang tersebut, produsen di Meksiko dan Kanada harus menanggung biaya tambahan.

    Hal ini berpotensi menyebabkan inflasi di kedua negara, karena biaya produksi meningkat.

    Pada gilirannya bisa mendorong harga barang-barang di pasar domestik, terutama di sektor-sektor yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan komponen.

    Allhasil Kenaikan biaya impor bisa mengurangi daya saing barang-barang yang diproduksi di Meksiko dan Kanada.

    Perekonomian negara-negara tersebut, yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, bisa mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi jika tarif ini bertahan lama.

    Tarif yang tinggi juga dapat mengganggu rantai pasokan internasional, mengurangi efisiensi dan meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada impor bahan mentah atau barang jadi.

    IMF memprediksi bahwa dampak ini tidak hanya akan memukul Meksiko dan Kanada secara langsung, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi regional.

    Meksiko, misalnya, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, sangat terpengaruh oleh kebijakan tarif tersebut.

    Lebih lanjut, meski guncangan ekonomi mungkin akan memaksa bank sentral memangkas biaya pinjaman, IMF menghimbau para pejabat untuk  harus hati-hati terhadap tekanan inflasi.

    “Pembalasan Kanada secara ekonomi kontraproduktif dan membatasi respons kebijakan moneter, yang merugikan konsumen, produsen, dan keuangan pemerintah Kanada,” tulis Bryan Yu, kepala ekonom di Central 1 Credit Union, dalam laporannya kepada para investor.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Ukraina Tertekan: Veto Hungaria dan Kebijakan AS Hambat Bantuan – Halaman all

    Ukraina Tertekan: Veto Hungaria dan Kebijakan AS Hambat Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan bantuan militer dari Uni Eropa setelah Hungaria memveto kesepakatan pengiriman paket bantuan senilai 30 miliar euro (sekitar Rp529 triliun).

    Kegagalan ini terjadi dalam pertemuan darurat Dewan Eropa di Brussels, Belgia, pada 6 Maret 2025.

    Veto Hungaria

    Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, menolak usulan yang telah didukung oleh 26 negara anggota Uni Eropa lainnya.

    Ia beralasan bahwa dukungan militer untuk Ukraina bertentangan dengan posisi politik Hungaria yang lebih mengutamakan perdamaian. “Hungaria tentu saja tidak mendukungnya karena hal ini sepenuhnya bertentangan dengan posisi kami yang mendukung perdamaian,” ujar Orban.

    Dewan Eropa mengumumkan bahwa keputusan final mengenai dukungan militer untuk Ukraina ditunda hingga pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa berikutnya yang dijadwalkan pada 20 Maret 2025.

    Meskipun ada keberatan dari Hungaria, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyatakan bahwa Uni Eropa tetap berusaha mencari jalan untuk melanjutkan bantuan militer kepada Ukraina.

    Rencana Alternatif

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengusulkan kemungkinan pembentukan koalisi negara-negara yang bersedia memberikan bantuan militer kepada Ukraina tanpa memerlukan persetujuan bulat dari semua negara Uni Eropa.

    Ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dari Hungaria, yang terisolasi di antara 27 negara anggota UE.

    Kebijakan AS dan Dampaknya

    Keputusan Uni Eropa juga dipengaruhi oleh kebijakan baru Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini membekukan bantuan militer untuk Ukraina.

    Trump mendesak Uni Eropa untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam mendukung Ukraina, terutama dalam upaya pertahanan negara tersebut.

    Meskipun keputusan mengenai bantuan militer Ukraina tertunda, Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan anggaran pertahanan Eropa hingga 800 miliar euro (sekitar Rp14 kuadriliun) dalam inisiatif yang dikenal sebagai ReArm Europe.

    Referendum Keanggotaan Ukraina di Uni Eropa

    Orban juga mengumumkan rencana untuk mengadakan referendum mengenai keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.

    Situasi Terkini Konflik Rusia-Ukraina

    Sementara itu, pada 7 Maret 2025, Rusia melancarkan serangan rudal balistik di Ukraina, mengakibatkan empat orang tewas dan 18 lainnya terluka di kota Dobropillia.

    Serangan ini terjadi di tengah persiapan delegasi Ukraina untuk bertemu mitranya dari AS di Arab Saudi untuk membahas kemungkinan akhir perang.

    Dengan perkembangan ini, Ukraina kini harus menghadapi tantangan besar dalam memperoleh dukungan internasional, baik dari Uni Eropa maupun negara-negara besar lainnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Zelensky Gigit Jari, Veto Hungaria Gugurkan Janji Uni Eropa Gelontorkan Bantuan Militer – Halaman all

    Zelensky Gigit Jari, Veto Hungaria Gugurkan Janji Uni Eropa Gelontorkan Bantuan Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina kini menghadapi hambatan besar dalam upayanya mendapatkan bantuan militer dari Uni Eropa.

    Setelah Amerika Serikat sebelumnya memutuskan untuk menangguhkan bantuan, kini Ukraina harus gigit jari setelah Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan mengenai pengiriman paket bantuan militer senilai €30 miliar atau setara dengan Rp529 triliun.

    Kegagalan ini terjadi dalam pertemuan darurat Dewan Eropa yang digelar di Brussels, Belgia, pada Kamis (6/3/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, Hungaria memveto keputusan yang telah didukung oleh 26 negara anggota Uni Eropa lainnya.

    Dikutip dari Russia Today, kesepakatan yang diusulkan mencakup lima poin utama.

    Antara lain, jaminan keamanan bagi Ukraina, komitmen bahwa tidak akan ada perundingan dengan Rusia tanpa kehadiran Kyiv, dan janji untuk menegakkan integritas teritorial Ukraina.

    Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menolak usulan tersebut.

    Ia beralasan bahwa usulan tersebut bertentangan dengan posisi politik Hungaria yang lebih mengutamakan perdamaian.

    “Ia berbicara tentang perlunya Ukraina diperkuat agar dapat bertempur lebih jauh. Hungaria, tentu saja, tidak mendukungnya karena hal ini sepenuhnya bertentangan dengan posisi kami yang mendukung perdamaian,” jelas Orban.

    Menurut pernyataan Dewan Eropa, keputusan final mengenai dukungan militer untuk Ukraina ditunda hingga pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa berikutnya yang dijadwalkan pada 20 Maret 2025.

    Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, menyatakan meskipun ada keberatan dari Hungaria, Uni Eropa tetap berusaha mencari jalan agar bantuan militer untuk Ukraina dapat dilanjutkan.

    “Hungaria memiliki pendekatan yang berbeda terhadap Ukraina, artinya, Hungaria terisolasi di antara 27 negara anggota UE, dan 26 negara lainnya mendukung langkah ini,” ujar Costa.

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, juga menyarankan kemungkinan adanya rencana alternatif, termasuk pembentukan “koalisi yang bersedia”.

    Nantinya, negara-negara anggota dapat memberikan bantuan militer kepada Ukraina tanpa memerlukan persetujuan bulat dari semua negara Uni Eropa.

    Pertemuan darurat ini diadakan di tengah ketegangan yang meningkat.

    Sebuah laporan menunjukkan bahwa kebijakan baru Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini membekukan bantuan militer untuk Ukraina, turut memengaruhi keputusan Uni Eropa.

    Trump juga mendesak Uni Eropa untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam mendukung Ukraina, terutama dalam upaya pertahanan negara tersebut.

    Meski keputusan mengenai bantuan militer Ukraina tertunda, Uni Eropa setuju untuk melanjutkan inisiatif terpisah, yakni meningkatkan anggaran pertahanan Eropa hingga €800 miliar atau sekitar Rp14 kuadriliun.

    Rencana ini, yang dikenal dengan nama “ReArm Europe”, diluncurkan oleh Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang berencana mengajukan proposal hukum dalam dua minggu mendatang.

    Selain itu, pemerintah Hungaria juga berencana mengadakan referendum mengenai apakah Ukraina harus diterima sebagai anggota Uni Eropa.

    Viktor Orban menekankan pentingnya mempertimbangkan masalah ini dengan serius, mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak bisa diambil tanpa konsultasi dengan rakyat.

    “Saya pikir kita harus menanggapi masalah keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dengan serius,” kata Orban dalam pernyataannya, dikutip dari TASS.

    “Tidak mungkin membuat keputusan yang bertanggung jawab saat ini, dan saya tidak ingin keputusan ini dibuat tanpa sepengetahuan rakyat,” lanjutnya.

    Orban sebelumnya telah menyatakan bahwa penerimaan Ukraina ke Uni Eropa saat ini bisa merugikan sektor pertanian dan ekonomi Eropa secara keseluruhan.

    Ia juga mengkritik kebijakan Ukraina yang dinilai tidak menghormati hak-hak minoritas Hungaria di wilayahnya, serta tindakan Ukraina yang mengancam keamanan energi Hungaria.

    Namun, Orban juga tidak menutup kemungkinan untuk menerima Ukraina ke dalam Uni Eropa jika negara tersebut memenuhi semua persyaratan dan prasyarat yang diperlukan.

    Dengan perkembangan ini, Ukraina kini harus menghadapi tantangan besar dalam memperoleh dukungan internasional, baik dari Uni Eropa maupun negara-negara besar lainnya.

    Situasi Terkini Konflik Rusia vs Ukraina

    Ukraina Dihujani Rudal Balistik

    Pada Jumat (7/3/2025) pagi, Rusia melancarkan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak besar di Ukraina.
    Serangan ini terjadi sehari setelah Amerika Serikat menghentikan berbagi intelijen dengan Kyiv.

    Amerika Serikat sebelumnya memberikan peringatan dini tentang kemungkinan serangan tersebut.

    Serangan ini terjadi saat delegasi Ukraina sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan mitranya dari AS di Arab Saudi minggu depan.

    Pertemuan itu bertujuan untuk membahas kemungkinan akhir dari perang, menurut laporan Luke Harding dan Dan Sabbagh.

    Di sisi lain, dalam sebuah posting di Truth Social, Donald Trump tampaknya mengkritik serangan Rusia terbaru.

    “Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar-benar ‘menggempur’ Ukraina di medan perang saat ini, saya sangat mempertimbangkan sanksi bank, sanksi, dan tarif skala besar pada Rusia sampai gencatan senjata dan perjanjian penyelesaian akhir perdamaian tercapai,” tulis Trump, dikutip dari The Guardian.

    Secara terpisah, Trump menyatakan bahwa dia merasa lebih “mudah” untuk berurusan dengan Rusia daripada dengan Ukraina dalam upaya mengakhiri perang.

    Trump menyebutkan bahwa dia mempercayai Vladimir Putin, Presiden Rusia.

    “Saya percaya padanya,” ujar Trump.

    “Jujur saja, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina dan mereka tidak punya kartu,” tambahnya.

    “Mungkin lebih mudah berurusan dengan Rusia.”

    Rusia Gempur Kota Dobropillia

    Pada Jumat (7/3/2025) malam, pasukan Rusia melancarkan serangan di kota Dobropillia, Ukraina timur.

    Serangan tersebut mengakibatkan empat orang tewas dan 18 lainnya terluka, menurut gubernur daerah setempat.

    Vadym Filashki melaporkan melalui Telegram bahwa serangan tersebut terdiri dari tiga serangan malam.

    Serangan itu menargetkan kota di utara Pokrovsk, yang menjadi titik fokus kemajuan pasukan Rusia di Ukraina timur.

    Berdasarkan informasi awal, empat gedung apartemen bertingkat tinggi rusak dalam serangan tersebut.

    Petugas darurat telah diterjunkan ke lokasi kejadian.

    Sebelumnya, jaksa Donetsk menyatakan bahwa lima warga tewas akibat serangan Rusia yang melanda beberapa kota dan desa.

    Di antaranya, satu orang tewas di Pokrovsk, dua lainnya di desa-desa dekat Kostyantynivka, serta satu korban di dekat kota Kurakhove.

    Kurakhove direbut Rusia pada Januari lalu.

    Sementara itu, di pelabuhan Laut Hitam selatan Ukraina, Odessa, gubernur daerah Oleh Kiper melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak Rusia kembali merusak infrastruktur energi dan target lainnya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Maxar Technologies Nonaktifkan Akses Citra Satelit untuk Ukraina – Halaman all

    Maxar Technologies Nonaktifkan Akses Citra Satelit untuk Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1109.

    Pada Sabtu, 8 Maret 2025, perusahaan kedirgantaraan Maxar Technologies asal Amerika Serikat dilaporkan menonaktifkan akses Ukraina ke citra satelitnya.

    Tindakan ini dilakukan setelah adanya permintaan dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Permintaan Trump

    Maxar Technologies mengungkapkan bahwa mereka memiliki kontrak dengan pemerintah AS dan negara-negara sekutu.

    Namun, mereka menegaskan bahwa setiap pelanggan memiliki keputusan independen dalam penggunaan dan pembagian data satelit.

    Serangan Rusia ke Ukraina
    Serangan Rudal Balistik

    Pada Jumat, 7 Maret 2025, Rusia melancarkan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak besar di Ukraina.

    Serangan ini terjadi sehari setelah Amerika Serikat menghentikan berbagi intelijen dengan Kyiv.

    Sementara itu, delegasi Ukraina sedang mempersiapkan pertemuan dengan mitra dari AS di Arab Saudi untuk membahas kemungkinan akhir dari perang.

    Serangan di Dobropillia

    Pada malam yang sama, pasukan Rusia menyerang kota Dobropillia di Ukraina timur, mengakibatkan empat orang tewas dan 18 lainnya terluka.

    Gubernur daerah setempat, Vadym Filashki, melaporkan bahwa tiga serangan malam menargetkan gedung apartemen di kota tersebut.

    Situasi di Kursk

    Ribuan tentara Ukraina yang menyerbu wilayah Kursk pada Agustus lalu kini hampir terjebak oleh pasukan Rusia.

    Menurut laporan Reuters, situasi di Kursk memburuk tajam dalam tiga hari terakhir, dengan pasukan Rusia berhasil merebut kembali wilayah tersebut.

    Upaya Eropa

    Eropa berencana untuk mencoba mengimbangi kekurangan intelijen akibat penghentian pembagian data intelijen oleh AS kepada Ukraina.

    Topik ini menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, di mana Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Christophe Lemond, mengonfirmasi pentingnya penggantian data intelijen.

     

    Perang Rusia-Ukraina terus berlanjut dengan dinamika yang semakin kompleks.

    Permintaan Trump kepada Maxar Technologies untuk mencabut akses Ukraina ke citra satelit dan serangan yang terus berlanjut menunjukkan bahwa situasi di lapangan masih sangat genting.

    Sementara itu, upaya Eropa untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi tantangan intelijen menjadi sorotan utama dalam konteks geopolitik saat ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • China Tetapkan Tarif Balasan untuk Minyak Rapseed dan Daging Babi dari Kanada

    China Tetapkan Tarif Balasan untuk Minyak Rapseed dan Daging Babi dari Kanada

    Bisnis.com, JAKARTA — China mengatakan akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap impor minyak rapeseed, daging babi, dan makanan laut dari Kanada seiring dengan meningkatnya perang dagang.

    Melansir dari Bloomberg, Sabtu (8/3/2025), Kementerian Keuangan China rencananya akan ada tarif 100% untuk minyak rapseed dan bungkilnya, dan produk kacang polong, serta pungutan 25% untuk daging babi dan beberapa impor makanan laut. Perubahan-perubahan ini akan mulai berlaku pada 20 Maret 2025.

    Kanada tahun lalu memberlakukan pungutan 100% untuk mobil listrik dan 25% untuk baja dan aluminium dari China. Hal ini membuat pemerintah China meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor rapeseed dari Kanada dan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia untuk menentang keputusan tersebut.

    Pungutan tersebut merugikan operasi dan investasi industri China dan dinilai sangat melanggar aturan World Trade Organization (WTO). 

    Kanada adalah salah satu produsen rapeseed terbesar di dunia, tanaman yang juga dikenal sebagai kanola. Pengiriman rapeseed ke China mencapai 6,39 juta ton tahun lalu, hampir semuanya berasal dari Kanada.

    Departemen Pertanian AS memperkirakan China akan mengimpor sekitar 1,75 juta ton minyak rapseed musim ini, tetapi mereka akan mengimpor biji minyak mentah dalam jumlah yang lebih besar. 

    Sementara impor daging babi China telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena negara ini bergulat dengan kelebihan pasokan dalam negeri di tengah melemahnya perekonomian. 

    Presiden AS Donald Trump minggu ini mewujudkan ancamannya untuk menghantam Kanada dan Meksiko dengan pungutan impor yang besar dan menggandakan pungutan yang sudah ada terhadap China.

    Tarif baru AS, yakni bea 25% untuk sebagian besar impor Kanada dan Meksiko dan menaikkan bea impor China menjadi 20%, yang akan berlaku untuk sekitar US$1,5 triliun impor tahunan.

    China sangat rentan terhadap risiko perang dagang global. Meskipun AS secara langsung menyerap hanya sekitar 15% dari ekspor China, lebih banyak barang dikirim ke sana melalui Vietnam, Meksiko, dan negara-negara lain.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya akan meninjau kembali tarif pada pengiriman dari China. 

    Menteri Keuangan Kanada Dominic LeBlanc mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa Kanada siap untuk bekerja sama dengan Gedung Putih untuk menyusun langkah-langkah lebih lanjut untuk mencegah China melakukan dumping ke pasar Amerika Utara. 

  • Rupiah menguat seiring kekhawatiran atas ekonomi AS meningkat

    Rupiah menguat seiring kekhawatiran atas ekonomi AS meningkat

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat seiring kekhawatiran atas ekonomi AS meningkat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Maret 2025 – 17:14 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dolar Amerika Serikat (AS) yang “terpukul” akibat peningkatan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS.

    “Dolar terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS, dengan ketidakpastian atas dampak kebijakan Trump, setelah Presiden AS Donald Trump membuat konsesi untuk Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen yang baru-baru ini dikenakannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

    Presiden Federal Reserve (The Fed) Atlanta Raphael Bostic disebut menyampaikan bahwa kebijakan Trump mengaburkan prospek ekonomi AS. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah karena mencari kejelasan lebih lanjut tentang gambaran ekonomi ke depan.

    Pasar dalam negeri juga dinyatakan memberikan respon positif pasca pemerintah memastikan harga pangan pokok tetap stabil di bulan Ramadhan 2025.

    “Pemerintah bersama pelaku usaha terus berusaha menjaga harga pangan di tingkat konsumen tetap sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan penjualan (HAP). Ini penting agar inflasi pangan tetap positif,” ungkap Ibrahim.

    Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Trump menunda kebijakan tarif untuk produsen mobil serta barang dan jasa yang merupakan bagian dari US-Mexico-Canada Agreement (USMCA) hingga awal April 2025.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat hingga 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.295 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.340 per dolar AS.

    Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru melemah ke level Rp16.336 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.315 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Panas! China-Kanada Kobarkan Perang Dagang

    Panas! China-Kanada Kobarkan Perang Dagang

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengumumkan akan mengenakan tarif impor pada beberapa barang dari Kanada seperti produk pertanian dan makanan pada Sabtu (8/3/2025). Hal ini dilakukan sebagai balasan terhadap pungutan yang diberlakukan Kanada pada bulan Oktober lalu pada kendaraan listrik buatan China serta produk baja dan aluminium.

    Tarif yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan China itu akan mulai berlaku pada tanggal 20 Maret 2025. Hal ini, menambah daftar perang dagang baru yang terjadi oleh beberapa negara.

    Perang dagang ini sebagian besar terjadi imbas kebijakan baru menaikkan tarif oleh Presiden AS Donald Trump pada Kanada, Meksiko, dan Cina serta ancaman tindakan proteksionis pada negara-negara lain.

    China akan mengenakan tarif 100% untuk minyak lobak, bungkil minyak, dan kacang polong impor Kanada, serta bea masuk 25% untuk produk akuatik dan daging babi Kanada, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Foto: Infografis/10 Barang Paling Banyak Diimpor AS, Banyak dari China-Meksiko-Kanada/Aristya Rahadian
    10 Barang Paling Banyak Diimpor AS, Banyak dari China-Meksiko-Kanada

    Menurut Kementerian China, tarif 100% Kanada untuk kendaraan listrik China dan pungutan 25% untuk produk aluminium dan baja.

    “Ini tentu melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan merupakan tindakan proteksionisme yang umum, dan merupakan tindakan diskriminatif yang sangat merugikan hak dan kepentingan sah China.

    Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan pada bulan Agustus bahwa Ottawa mengenakan pungutan tersebut untuk melawan apa yang disebutnya sebagai kebijakan kelebihan kapasitas yang diarahkan oleh negara China. Ini juga mengikuti jejak Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang keduanya juga telah menerapkan pungutan impor untuk kendaraan listrik buatan China. China adalah mitra dagang terbesar kedua Kanada, tertinggal jauh di belakang Amerika Serikat.

    (lih/wur)

  • Panas, Serangan Rusia Tewaskan 12 Orang di Ukraina Timur

    Panas, Serangan Rusia Tewaskan 12 Orang di Ukraina Timur

    Jakarta

    Memanas! Serangan terbaru Rusia menewaskan sedikitnya 12 orang di Ukraina timur hingga Sabtu (8/3) pagi waktu setempat. Serangan ini terjadi beberapa hari menjelang perundingan di Arab Saudi antara negosiator Amerika Serikat dan Ukraina yang bertujuan untuk gencatan senjata.

    Serangan udara Rusia tersebut menghantam pusat Dobropillia di wilayah Donetsk, Ukraina pada Jumat malam waktu setempat, menewaskan 11 orang dan melukai 30 orang, menurut layanan darurat, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/3/2025).

    Secara terpisah, satu orang tewas dalam serangan drone dan tujuh orang lainnya terluka pada Sabtu dini hari di kota Bogodukhiv, kata kepala militer wilayah Kharkiv Oleg Synegubov.

    Serangan udara itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam sanksi dan tarif baru terhadap Rusia, tetapi juga mengatakan mungkin “lebih mudah” untuk bekerja sama dengan Moskow daripada Kyiv dalam upaya untuk mengakhiri perang tiga tahun tersebut.

    Setelah Trump secara terbuka mencaci-maki pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Gedung Putih dan menangguhkan bantuan militer AS ke Kyiv, presiden AS itu mengatakan kepada wartawan, bahwa ia mempercayai Presiden Rusia Vladimir Putin.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Sejujurnya, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina dan mereka tidak memiliki kartu,” kata Trump. “Mungkin lebih mudah berurusan dengan Rusia,” imbuhnya.

    Pernyataan tersebut disampaikan setelah Trump mengancam sanksi dan tarif baru terhadap Rusia atas gempurannya di Ukraina. Ini disampaikan Trump beberapa jam setelah Moskow meluncurkan serangan drone dan rudal “besar-besaran” terhadap fasilitas energi Ukraina.

    “Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar-benar ‘menggempur’ Ukraina di medan perang saat ini, saya sangat mempertimbangkan Sanksi Perbankan, Sanksi, dan Tarif berskala besar terhadap Rusia hingga Gencatan Senjata dan PERJANJIAN PENYELESAIAN AKHIR PERDAMAIAN TERCAPAI,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    “Kepada Rusia dan Ukraina, segera duduk bersama di meja perundingan, sebelum terlambat,” imbuhnya.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga berbicara dengan Menlu Ukraina, Andrii Sybiha, melalui telepon pada hari Jumat.

    Dalam panggilan telepon tersebut, Rubio menggarisbawahi tujuan Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan cepat, dan menekankan bahwa “semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk mengamankan perdamaian yang berkelanjutan”, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce dalam sebuah pernyataan.

    Lihat juga Video: Detik-detik Rudal Rusia Hantam Kampung Halaman Zelensky