Tag: Donald Trump

  • As Mengebom Sanaa, Trump Ancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ di Yaman karena Dukungannya Terhadap Gaza – Halaman all

    As Mengebom Sanaa, Trump Ancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ di Yaman karena Dukungannya Terhadap Gaza – Halaman all

    As Mengebom Sanaa Sementara Trump Mengancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ Di Yaman Atas Dukungannya Terhadap Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Pesawat tempur AS dan Inggris melancarkan serangan udara baru terhadap lingkungan permukiman di distrik Shuaab, ibu kota Yaman, Sanaa, pada akhir 15 Maret, menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai beberapa lainnya.

    Serangan baru ini menyusul pelonggaran pembatasan yang dilakukan Washington terhadap komandan AS untuk mengizinkan serangan udara dan operasi khusus di luar medan perang konvensional, sehingga memperluas pilihan target.

    “Ledakan itu dahsyat dan mengguncang lingkungan sekitar seperti gempa bumi. Wanita dan anak-anak kami ketakutan,” kata seorang warga setempat kepada Reuters .

    “Para pejuang pemberani kita saat ini tengah melancarkan serangan udara terhadap markas, pemimpin, dan sistem pertahanan rudal para pejuang untuk melindungi aset pengiriman, udara, dan laut Amerika, serta memulihkan Kebebasan Bernavigasi,” kata Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan di media sosial setelah serangan tersebut. 

     

     

     

    “Tidak ada kekuatan pejuang yang akan menghentikan kapal-kapal komersial dan angkatan laut Amerika untuk berlayar bebas di Perairan Dunia,” imbuh Trump. Dalam postingannya, presiden AS juga mengancam Iran, menuntut negara itu berhenti memberikan dukungan bagi gerakan perlawanan Ansarallah yang berkuasa. 

    “Serangan ini [di Yaman] merupakan peringatan bagi Iran, yang mendukung Yaman dan Houthi. Kami tidak akan menoleransi serangan Houthi terhadap tentara, kapal, dan pesawat kami,” kata Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.

    Serangan tengah malam itu menandai serangan udara pertama Barat yang menghantam Yaman sejak kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada bulan Januari. Serangan itu juga terjadi beberapa hari setelah Trump menambahkan kembali Ansarallah ke dalam daftar Organisasi Teroris Asing (FTO).

    Awal minggu ini, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) mengumumkan pemberlakuan kembali larangan bagi semua kapal Israel yang melewati area operasional yang ditentukan di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden, menyusul berakhirnya batas waktu yang ditetapkan oleh pemimpin Ansarallah Abdul Malik al-Houthi bagi Israel untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza.

    “Setiap kapal Israel yang mencoba melanggar larangan ini akan menjadi sasaran di wilayah operasi yang dinyatakan. Larangan ini akan berlanjut hingga penyeberangan ke Jalur Gaza dibuka kembali dan bantuan, makanan, dan pasokan obat-obatan diizinkan masuk,” tegas pernyataan YAF.

    Upaya Sanaa untuk menghentikan genosida AS-Israel di Gaza memicu perang ilegal yang diprakarsai oleh Washington dan London pada Januari 2024, yang mengakibatkan ratusan serangan udara di negara termiskin di dunia Arab itu.

    Meskipun ada serangan dari pihak barat, Angkatan Udara Yaman tidak gentar dalam operasi militer mereka dan berhasil memaksa beberapa kapal induk AS dan kapal perang Eropa keluar dari Laut Merah. Negara itu juga telah menembak jatuh 15 pesawat nirawak MQ-9 Reaper milik AS.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Dolar AS Mulai Jinak ke Level Rp 16.348

    Dolar AS Mulai Jinak ke Level Rp 16.348

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mulai jinak terhadap rupiah pada perdagangan pagi hari ini. Mata uang Paman Sam itu menurun ke level Rp 16.300-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Senin (17/3/2025), sekitar pukul 09.30 WIB nilai tukar dolar AS melemah 2 poin atau 0,01%. Dolar AS pun kini bertengger pada level Rp 16.348.

    Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan ada peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Hal itu karena dolar AS masih dibayangi sentimen negatif akibat pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Presiden Donald Trump bisa mendorong ekonomi AS ke jurang resesi.

    “Laporan survei tingkat keyakinan konsumen terbaru di Jumat (14/3) malam, menunjukkan keyakinan yang menurun di kalangan konsumen AS terhadap kondisi perekonomian AS ke depan. Data Michigan Consumer Sentimen AS dirilis 57.9 vs sebelumnya 64.7,” jelas Ariston kepada detikcom.

    Selain itu, data inflasi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya di mana data inflasi konsumen AS dirilis 2,8% vs 3,0%. Inflasi yang lebih rendah ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan lanjutan oleh Bank Sentral AS.

    “Oleh karena itu ada peluang penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS ke arah area support di Rp 16.200, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.400,” ucap Ariston.

    (acd/acd)

  • Rupiah Hari Ini Menguat Tipis Jadi Rp 16.348 Per Dolar AS

    Rupiah Hari Ini Menguat Tipis Jadi Rp 16.348 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini menguat tipis atas dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan, Senin (17/3/2025).

    Melansir Bloomberg, rupiah hingga pukul 09.34 WIB naik tipis 2 poin atau 0,01% menjadi Rp 16.348 per dolar AS.

    Selain rupiah hari ini yang menguat, beberapa mata uang Asia catat kenaikan, seperti rupee India naik tinggi mencapai 23% menjadi 87 rupee per dolar AS. Kemudian won Korea juga naik tinggi sebesar 42% menjadi 1,446 won per dolar AS.

    Reuters melaporkan, dolar AS melemah mendekati titik terendah dalam lima bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada Senin (17/3/2025), dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang tidak stabil serta data ekonomi makro yang kurang menggembirakan.

    Analis Goldman Sachs Dominic Wilson mengungkapkan, pasar makro mengalami dua perubahan besar.

    Pertama, terjadi penurunan penilaian terhadap aset-aset AS akibat volatilitas kebijakan tarif serta meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh pemerintahan saat ini. Kedua, terdapat peningkatan penilaian terhadap dorongan fiskal di Jerman.

    “Kombinasi dari kedua faktor ini menghadirkan tantangan besar terhadap dominasi narasi keistimewaan AS yang selama ini mendominasi pasar,” ucapnya.

    Selain rupiah hari ini yang naik, beberapa mata uang Asia lain juga catat kenaikan, seperti yen Jepang naik tipis 0,03% menjadi 148 yen per dolar AS dan yuan China naik 0,01% menjadi 7,2 yuan per dolar AS.

  • Lawan Pengadilan, Trump Kirim 238 Gangster Venezuela ke Penjara El Salvador

    Lawan Pengadilan, Trump Kirim 238 Gangster Venezuela ke Penjara El Salvador

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memindahkan lebih dari 200 orang anggota geng Venezuela ke penjara super maksimum di El Savador. Pemindahan tetap dilakukan meski ada putusan pemblokiran pemindahan dari hakim AS.

    Dilansir BBC, Senin (17/3/2025), Presiden El Savador Nayib Bukele menulis di media sosial bahwa 238 anggota geng Venezuela Tren de Aragua telah tiba di negara Amerika Tengah itu bersama dengan 23 anggota geng internasional MS-13, pada Minggu (16/3) pagi.

    Pemerintah AS maupun El Salvador tidak mengidentifikasi para tahanan atau memberikan rincian tentang dugaan kriminalitas atau keanggotaan geng mereka. Diketahui, hakim federal telah mencegah pemerintahan Trump untuk menggunakan hukum perang yang sudah ada sejak berabad-abad lalu demi membenarkan deportasi, tetapi pemindahan tersebut telah dilakukan.

    “Ups, terlambat,” tulis Bukele seraya mengolok-olok putusan hakim.

    Bukele juga mengunggah video yang menunjukkan barisan orang-orang dengan tangan dan kaki diborgol serta dikawal petugas bersenjata turun dari pesawat. Bukele menyebut para tahanan dipindahkan ke penjara besar yang terkenal di El Salvador, Pusat Penahanan Terorisme atau Terrorism Confinement Center (Cecot).

    Presiden El Salvador mengatakan mereka akan ditahan di sana selama satu tahun dan itu dapat diperbarui.

    (zap/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Houthi Ungkap Korban Tewas Serangan AS di Yaman Bertambah Jadi 53 Orang

    Houthi Ungkap Korban Tewas Serangan AS di Yaman Bertambah Jadi 53 Orang

    Jakarta

    Kelompok Houthi mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman bertambah menjadi 53 orang. Lima di antaranya merupakan anak-anak.

    Dilansir BBC, Senin (17/3/2025), data ini diperbarui per hari ini. Juru bicara kementerian kesehatan Houthi Anis al-Asbahi dalam unggahan akun X-nya mengatakan 53 orang tewas termasuk “lima anak-anak dan dua wanita”, sedangkan jumlah korban luka saat ini 98 orang.

    Seorang ayah yang memiliki dua anak, Ahmed, mengaku baru kali ini mendengar suara tembakan yang dahsyat. Dia mengatakan selama 10 tahun mendengar suara tembakan selama perang, baru kali ini dia mengalami yang seperti ini.

    “Saya telah tinggal di Sana selama 10 tahun, mendengar suara tembakan selama perang. Demi Tuhan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya,” kata Ahmed kepada AFP.

    Houthi mengatakan serangan baru AS dilancarkan pada Minggu (16/3) malam di kota pelabuhan Hudaydah. AS belum berkomentar terkait serangan baru ini.

    Diketahui, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan serangan militer AS kepada kelompok Houthi. Trump berjanji mengirimkan pasukan militer AS ke Yaman.

    Pengumuman itu disampaikan Trump melalui Truth Social pada Sabtu (15/3). Operasi militer itu ditempuh AS usai menganggap Houthi berpihak kepada Iran dan mengancam kepentingan Amerika di Laut Merah.

    Houthi Bersumpah Membalas

    Houthi menganggap serangan AS itu terjadi sebagai balasan atas sikap solidaritas Yaman dengan rakyat Palestina. Houthi, yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak menghalangi Yaman mendukung rakyat Gaza.

    Houthi juga menyatakan tak akan tinggal diam terhadap serangan AS. Mereka bersumpah membalas AS.

    “Agresi itu tidak akan dibiarkan begitu saja, dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” ujar Houthi.

    Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa militannya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama AS melanjutkan serangannya terhadap Yaman.

    (zap/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Populer Internasional: Donald Trump Berencana Batasi Perjalanan 43 Negara – AS Serang Yaman – Halaman all

    Populer Internasional: Donald Trump Berencana Batasi Perjalanan 43 Negara – AS Serang Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Presiden AS, Donald Trump, berencana menerapkan pembatasan perjalanan untuk 43 negara.

    Sementara itu, militer AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap Yaman, setelah mendapat perintah dari Trump.

    Namun, langkah Trump tersebut dinilai sebagai suatu kekeliruan.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Daftar 43 Negara yang Warganya Terancam Dilarang Berpergian ke Amerika Serikat, Indonesia Termasuk?

    Pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pembatasan perjalanan bagi warga negara dari 43 negara.

    Menurut laporan The New York Times, pejabat keamanan AS telah menyusun daftar rekomendasi yang mengelompokkan negara-negara tersebut ke dalam tiga kategori, yakni merah, oranye, dan kuning.

    Daftar merah: Warga dari negara-negara ini akan menghadapi larangan total masuk ke AS.

    Daftar oranye: Warga negara akan menghadapi pembatasan tambahan, tetapi tidak sepenuhnya dilarang.

    Daftar kuning: Negara-negara ini memiliki waktu 60 hari untuk memperbaiki kekurangan dalam sistem keamanan mereka sebelum berisiko dipindahkan ke kategori pembatasan yang lebih ketat.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Trump Serukan Eskalasi, Serangan Gabungan AS-Inggris di Yaman Tewaskan Sedikitnya 19 Orang

    Setidaknya sembilan warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka, sebagian besar dalam kondisi kritis, setelah serangan udara AS-Inggris menghantam lokasi sipil di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (15/3/2025) malam, menurut Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman, seperti dilaporkan oleh Palestine Chronicle.

    Laporan terbaru dari Al Jazeera pada Minggu (16/3/2025) pagi, menyebut jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 19 orang.

    Dalam pernyataan kepada Kantor Berita Yaman (SABA), Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan perang serta pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan konvensi internasional.

    Kementerian tersebut memperingatkan, serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur akan membawa dampak kemanusiaan yang parah, terutama di negara yang telah porak-poranda akibat perang bertahun-tahun, krisis ekonomi, dan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Keputusan Trump untuk Serang Yaman Dinilai Keliru, Houthi Sudah Tak Beraksi Sejak Gencatan Senjata

    Mantan diplomat AS, Nabeel Khoury, menilai keputusan Presiden AS Donald Trump untuk melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman sebagai langkah yang keliru.

    “Bagi presiden kita, yang datang dengan janji ingin menghindari perang dan mengedepankan perdamaian, ia justru mengambil langkah yang salah,” kata Khoury kepada Al Jazeera.

    “Ada banyak cara lain yang bisa ditempuh sebelum memilih jalur perang.”

    Ia mengakui, ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah merupakan masalah serius, tetapi menurutnya, persoalan itu seharusnya diselesaikan melalui jalur diplomasi.

    “Kelompok Houthi, yang sebelumnya telah mengalami serangan besar-besaran di wilayah mereka, tidak mungkin dapat ditundukkan hanya dengan beberapa minggu pengeboman,” ujar Khoury.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. AS Koordinasi ke Israel Soal Bombardemen ke Houthi Yaman, IRGC Iran Nyatakan Siap Perang

    Kementerian luar negeri Iran, Minggu (15/3/2025), mengutuk serangan mematikan Amerika Serikat (AS) terhadap kelompok Ansarallah Houthi Yaman yang didukung Teheran, dengan mengatakan serangan itu melanggar hukum internasional.

    Juru bicara Kementerian Esmaeil Baqaei dalam sebuah pernyataan menyatakan kalau Iran “mengutuk keras serangan udara brutal oleh AS” dan menyebutnya sebagai “pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB”.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran agar berhenti mendukung Houthi, dalam pernyataan yang dibuat pada Sabtu.

    Peringatan Trump itu dia lontarkan setelah mengumumkan apa yang tampaknya merupakan dimulainya serangan udara besar-besaran terhadap kelompok Yaman tersebut.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Bakal Balas Serangan, Houthi Bersumpah Targetkan Kapal Kargo AS

    Bakal Balas Serangan, Houthi Bersumpah Targetkan Kapal Kargo AS

    Jakarta

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran bersumpah untuk menargetkan kapal kargo Amerika Serikat (AS) di Laut Merah setelah serangan mematikan AS menghantam negara itu. Dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin Houthi Abdulmalik al-Huthi menyerukan unjuk rasa perlawanan “sejuta orang” di seluruh wilayah yang dikuasai.

    Dilansir AFP, Senin (17/3/2025), serangan pertama AS di Yaman di bawah Presiden Donald Trump menewaskan 31 orang dan melukai lebih dari 100 orang, menurut pejabat Houthi.

    Serangan itu menyusul ancaman Houthi untuk memperbarui serangan terhadap pengiriman Israel di Laut Merah setelah jeda sejak Januari, ketika gencatan senjata perang Gaza dimulai.

    “Amerika sekarang akan dikenai embargo selama melanjutkan agresinya,” kata Houthi.

    “Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi, dan kami akan menanggapi musuh Amerika dengan menargetkan kapal induk dan kapal perangnya serta melarang kapalnya,” tambahnya.

    “Jika agresi Amerika terhadap negara kami berlanjut, kami akan beralih ke opsi eskalasi tambahan.”

    Serangan Houthi terhadap kapal kargo selama perang Gaza telah mengganggu rute penting Laut Merah, yang biasanya membawa sekitar 12% lalu lintas pengiriman dunia. Houthi mendesak unjuk rasa besar pada Senin (17/3), peringatan kemenangan militer yang dirayakan oleh Nabi Muhammad pada abad ketujuh.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tak Termaafkan, Anak-anak Termasuk di Antara 32 Korban Tewas Serangan Udara AS di Yaman – Halaman all

    Tak Termaafkan, Anak-anak Termasuk di Antara 32 Korban Tewas Serangan Udara AS di Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jet tempur Amerika Serikat (AS) melancarkan serangkaian serangan udara di Yaman, menewaskan sedikitnya 32 orang, termasuk anak-anak dan wanita, serta melukai 101 orang lainnya.

    Serangan ini terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, memperingatkan kelompok Houthi agar tidak menyerang kapal-kapal di Laut Merah yang dianggap terkait dengan Israel.

    Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi, serangan udara ini diluncurkan pada Sabtu (15/3/2025) dan berlanjut hingga Minggu (16/3/2025) dini hari, menargetkan ibu kota Yaman, Sanaa, serta wilayah Saada dan al-Bayda.

    Sebagian besar korban yang tewas adalah anak-anak dan wanita, menurut juru bicara kementerian, Anis al-Asbahi.

    Selain itu, serangan juga dilaporkan terjadi di provinsi Hajjah, Marib, Dhamar, dan Taiz.

    Houthi menanggapi serangan ini dengan tegas, memperingatkan bahwa serangan tersebut “tidak akan berlalu begitu saja tanpa respons.”

    Kelompok ini mengecam aksi AS sebagai bentuk “agresi” dan “kebrutalan kriminal.”

    Ancaman Trump terhadap Houthi

    Sebelumnya, Trump mengancam kelompok Houthi setelah mereka mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal yang berlayar di Laut Merah sebagai respons terhadap blokade Israel terhadap Gaza.

    Trump berjanji untuk menggunakan “kekuatan mematikan yang luar biasa” terhadap Houthi jika serangan tidak dihentikan.

    Dia memerintahkan militer AS untuk melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok tersebut.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengutuk serangan tersebut.

    Araghchi menegaskan bahwa AS tidak memiliki kewenangan untuk mendikte kebijakan luar negerinya.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyerukan penghentian penggunaan kekuatan dan mendorong dialog politik untuk menemukan solusi damai.

    Kontroversi Seputar Serangan

    Kelompok Houthi sendiri membantah klaim AS yang menyatakan adanya ancaman terhadap navigasi internasional di Selat Bab al-Mandeb, dengan menyebut pernyataan tersebut sebagai “salah dan menyesatkan.”

    Houthi menegaskan bahwa embargo maritim yang mereka terapkan hanya berlaku untuk pelayaran Israel dan bertujuan untuk mendukung Gaza.

    Serangan AS, yang dilancarkan oleh jet dari kapal induk Harry S Truman yang berada di Laut Merah, disebut oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) sebagai tindakan untuk “mempertahankan kepentingan Amerika” dan “memulihkan kebebasan navigasi” yang terancam oleh serangan Houthi.

    Serangan ini mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk mantan diplomat AS Nabeel Khoury, yang menyebutnya sebagai langkah yang keliru.

    Ia menilai serangan tersebut tidak akan mampu menundukkan kelompok Houthi yang telah terbukti tangguh dalam menghadapi tekanan militer.

    Tanggapan Faksi Perlawanan

    Faksi-faksi perlawanan Palestina telah mengeluarkan pernyataan keras mengutuk agresi yang dilakukan AS dan Inggris terhadap Yaman.

    Hamas menggambarkan serangan ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, yang menyerang kedaulatan dan stabilitas Yaman.

    “Kami menyatakan solidaritas penuh terhadap negara dan rakyat Yaman,” ungkap juru bicara Hamas.

    Mereka juga memberikan apresiasi atas dukungan Yaman terhadap perjuangan rakyat Palestina di Gaza.

    Jihad Islam Palestina menilai agresi ini sebagai dukungan berani terhadap rezim Israel, dengan tujuan melindungi entitas tersebut.

    “Serangan ini melanggar hak semua pihak yang mendukung rakyat Palestina,” kata perwakilan Jihad Islam.

    Komite Perlawanan Rakyat menegaskan bahwa agresi AS-Inggris merupakan bagian dari bias AS terhadap Israel.

    “Serangan ini tidak akan menggoyahkan tekad kuat rakyat Yaman dalam melawan kekuatan tirani dan arogansi Zionis-Amerika,” tegas mereka.

    Gerakan Kebebasan Palestina juga mengkritik agresi ini sebagai perang yang dilakukan oleh Israel, dengan jelas menunjukkan bias dari AS dan Eropa yang mengorbankan darah rakyat Palestina dan Yaman.

    Organisasi Teroris Asing

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kembali menetapkan kelompok Houthi Yaman, yang dikenal sebagai Ansar Allah, sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO), Selasa (4/3/2025).

    Ini adalah langkah untuk memenuhi janji yang dibuat Presiden Donald Trump setelah menjabat pada 2017 lalu.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengungkapkan, keputusan ini sejalan dengan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan Trump sebelumnya.

    Rubio menyatakan kelompok Houthi telah terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengancam keselamatan warga sipil, personel AS di Timur Tengah, serta mitra-mitra regional AS.

    Salah satu ancaman utama adalah serangan yang dilakukan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, yang mengganggu jalur perdagangan global dan kebebasan navigasi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 3 Fakta Serangan AS ke Yaman Telan Korban Jiwa

    3 Fakta Serangan AS ke Yaman Telan Korban Jiwa

    Sanaa

    Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan ke Yaman dengan dalih menghancurkan kelompok Houthi. Serangan AS itu menimbulkan korban jiwa.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (16/3), serangan itu diluncurkan AS pada Sabtu (15/3) waktu setempat. Pengumuman serangan tersebut disampaikan Trump lewat akun media sosialnya di platform Truth Social.

    Trump menuding Houthi berpihak pada Iran. Dia juga menganggap Houthi mengancam kepentingan AS di Laut Merah yang menjadi salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

    Houthi sendiri telah berulang kali melakukan serangan ke kapal-kapal yang dianggap berafiliasi dengan AS dan Israel. Serangan itu diklaim Houthi ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Hamas melawan Israel di Gaza, Palestina.

    Serangan ke kapal-kapal di Laut Merah terus meningkat sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. Houthi juga berulang kali mengancam akan menghancurkan Israel dan pernah meluncurkan rudal ke Israel. Berikut tiga fakta yang diketahui terkait serangan itu:

    Serangan Diumumkan Langsung oleh Trump

    Donald Trump. (AFP/MOHAMMED HUWAIS)

    Serangan ke Houthi itu diumumkan langsung oleh Trump. Pengumuman disampaikan lewat akun media sosial di platform miliknya sendiri, Truth Social.

    “Saya telah memerintahkan militer AS hari ini untuk meluncurkan operasi militer yang tegas dan kuat terhadap teroris Houthi di Yaman,” kata Trump dilansir Al Jazeera dan AFP, Minggu (16/3).

    Trump menyatakan AS akan menggunakan kekuatan mematikan kepada Houthi. Dia mengklaim serangan akan dilakukan hingga tujuan AS tercapai.

    “Kami akan menggunakan kekuatan mematikan yang sangat besar sampai kami mencapai tujuan kami,” ujar Trump.

    Serangan pun terjadi di ibu kota Yaman, Sanaa, tak lama setelah pengumuman Trump. Setidaknya ada tiga ledakan yang disertai gumpalan asap membubung tinggi di permukiman sisi utara Sanaa yang dikuasai Houthi.

    Stasiun TV Al-Masirah mengatakan agresi Amerika-Inggris menyerbu lingkungan permukiman di distrik Shuub di Sanaa. Tidak ada komentar langsung dari otoritas Inggris.

    31 Orang Tewas

    Serangan AS ke Yaman. (AFP)

    Serangan AS itu setidaknya menewaskan 31 orang. Juru bicara Kementerian Kesehatan yang dipimpin Houthi, Anees al-Asbahi, mengatakan sedikitnya 31 orang tewas dan 101 lainnya terluka dalam serangan AS di Yaman.

    Dia mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Houthi pun bersumpah tak akan tinggal diam atas serangan AS itu.

    Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, menuduh AS melebih-lebihkan ancaman terhadap operasi kelompoknya terhadap kapal-kapal di Laut Merah untuk memengaruhi opini publik. Biro politik kelompok itu juga telah mengeluarkan pernyataan terpisah.

    Pernyataan itu ‘mengecam agresi AS yang berbahaya di ibu kota Yaman, Sanaa dan menyebut penargetan lingkungan permukiman dan warga sipil sebagai ‘kejahatan perang yang sesungguhnya’.

    Houthi Bersumpah Membalas

    Serangan AS ke Yaman. (AFP/MOHAMMED HUWAIS)

    Houthi mengatakan serangan AS sebagai agresi terhadap negara merdeka. Houthi menganggap AS melakukan serangan agar Israel dapat melanjutkan pengepungan Gaza.

    “Serangan AS di Yaman merupakan agresi terang-terangan terhadap negara merdeka dan mendorong entitas musuh Israel untuk melanjutkan pengepungan yang tidak adil di Gaza,” kata juru bicara kelompok Houthi dilansir Al Jazeera, Minggu (16/3).

    Houthi menganggap AS berlebihan merespons blokade kapal di Laut Merah. Houthi menegaskan aksi mereka di Laut Merah ditujukan kepada kapal-kapal terafiliasi Israel dengan tujuan memberi tekanan untuk mencapai perdamaian di Gaza.

    “Embargo maritim yang dideklarasikan oleh Yaman untuk mendukung Gaza hanya terbatas pada navigasi Israel sampai bantuan kemanusiaan dikirimkan kepada rakyat Gaza sesuai dengan perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan entitas musuh,” ujar Houthi.

    Houthi menganggap serangan AS itu terjadi sebagai balasan atas sikap solidaritas Yaman dengan rakyat Palestina. Houthi, yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak menghalangi Yaman mendukung rakyat Gaza.

    “Agresi AS terhadap negara tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan dukungannya bagi Palestina dan memenuhi kewajibannya terhadap Gaza,” ujar Houthi.

    Houthi juga menyatakan tak akan tinggal diam terhadap serangan AS. Mereka bersumpah membalas AS.

    “Agresi itu tidak akan dibiarkan begitu saja, dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” ujar Houthi.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bikin Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025 – Halaman all

    Bikin Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025 – Halaman all

    Lebih Banyak dari Rusia, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Ukraina menargetkan jumlah produksi drone sebanyak 4,5 juta unit untuk tahun 2025—hanya dari pabrik-pabrik Ukraina.

    Kebutuhan perang, membuat Ukraina saat ini diklaim sebagai negara terdepan dalam produksi drone.

    “Ukraina sekarang menjadi pemimpin dunia dalam perang pesawat tanpa awak,” klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membanggakan capaian negaranya dalam masa perang dengan Rusia. 

    Adapun target Rusia untuk produksi pesawat nirawak pada tahun 2025 adalah antara 3 dan 4 juta, menurut The New York Times. 

    Dengan beberapa pengecualian penting, pesawat nirawak Ukraina dibuat dengan lebih baik, lebih andal, dan lebih tahan terhadap pertahanan utama terhadap pesawat nirawak: gangguan radio.

    Secara khusus, drone yang digunakan pada perang Rusia-Ukraina ini adalah drone dengan jenis pandangan orang pertama (First person view/FPV).

    Drone FPV saat ini berkontribusi sebagai penyebab lebih dari dua pertiga korban di garis depan sepanjang 800 mil dari perang Rusia yang berlangsung selama 37 bulan di Ukraina.

    Drone FPV memang cocok untuk medan perang, sifatnya yang berfungsi sebagai peledak, beratnya hanya beberapa pon dan bisa diterbangkan sejauh enam mil oleh operator jarak jauh dengan mengenakan kacamata yang menampilkan umpan dari kamera drone itu sendiri, menjadikan drone ini sebagai senjata mematikan di era perang modern.

    “Artinya, pesawat tanpa awak (drone) kecil yang mudah bermanuver—yang masing-masing harganya hanya beberapa ratus dolar—telah membunuh atau melukai ratusan ribu warga Rusia dan Ukraina serta menghancurkan ribuan kendaraan,” tulis ulasan Forbes, dkutip Minggu (15/3/2025).

    Drone naga Ukraina semprotkan lidah api serang parit tempat persembunyian tentara Rusia (X @ItsArtoir)

    Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu

    Pengerahan pesawat nirawak ini tidak merata dalam perang Ukraina-Rusia.

    Kedua pihak lazimnya memusatkan pesawat nirawak dan operator terbaik mereka di sektor-sektor yang menurut mereka akan memberikan dampak kehacuran terbesar bagi lawan.

    Bagi Ukraina, area prioritas meliputi tanah tak bertuan yang hancur di sekitar reruntuhan Chasiv Yar di Ukraina timur.

    “Alasan utama kurangnya keberhasilan tetaplah dominasi udara musuh,” keluh seorang blogger militer Rusia di sekitar Chasiv Yar dalam sebuah surat baru-baru ini yang diterjemahkan oleh analis Estonia WarTranslated.

    “Drone pengintai mereka berada di langit 24/7 (24 jam sehari, 7 hari dalam sepekan), dan setiap gerakan dari pihak kami langsung disambut dengan gelombang besar pesawat pengintai (bersudut pandang orang pertama/FPV).”

    Dominasi drone Ukraina ini membuat pasukan infanteri Rusia tidak dapat meninggalkan parit mereka. 

    Ketika pasukan Rusia nekat ke luar dari parit, blogger itu mengatakan, “kami hanya kehilangan personel tanpa mencapai (meraih capaian) apa pun,” tulis blogger tersebut. 

    Kendaraan lapis baja apa pun Rusia yang keluar dari tempat persembunyian dan mengekspos diri mereka terhadap pesawat tanpa awak yang selalu ada, juga sangat rentan dihantam peledak dari drone Ukraina.

    “Pada dasarnya, (drone-drone Ukraina) beroperasi secara satu arah (kamikaze),” imbuh blogger tersebut.

    Namun pasukan Ukraina juga rentan di sektor-sektor tempat Rusia mengerahkan kelompok pesawat nirawak terbaiknya.

    Pada tanggal 25 Februari, serangkaian serangan pesawat nirawak Rusia yang akurat melumpuhkan puluhan kendaraan Ukraina di sepanjang jalan utama menuju Sudzha, kota yang merupakan pangkalan utama pasukan Ukraina yang saat itu menduduki wilayah penting di Kursk Oblast di Rusia bagian barat.

    Dalam dua minggu yang penuh kekacauan, Pusat Sistem Tak Berawak Canggih Rubicon Rusia menghancurkan ratusan kendaraan Ukraina, menyumbat jalan, membuat garnisun di Sudzha kelaparan—dan memaksa para penyintas mundur pada hari Senin atau Selasa.

    Drone sungai baru Ukraina dari kendaraan permukaan tak berawak Black Widow 2 (Tangkapan layar dari video Suspilne/Brave 1 via Kyiv Post)

    Peningkatan Skala Produksi

    Mengingat ketegasan perang drone-drone ini di medan tempur, masuk akal jika kedua pihak memprioritaskan produksi pesawat nirawak kecil.

    Hal ini bahkan lebih masuk akal bagi Ukraina, yang mana pesawat nirawak juga menawarkan tingkat tinggi dari apa yang digambarkan oleh kanselir terpilih Jerman Friedrich Merz sebagai “kemandirian strategis.”

    Ya, pabrik pesawat nirawak Ukraina mengimpor komponen—khususnya komponen Cina—dan mereka juga bergantung sebagian pada pembiayaan asing.

    Meski begitu, produksi kendaraan udara nirawak yang sebagian besar dinasionalisasi di Ukraina sebagian mampu membebaskan negara itu dari ketergantungan pada sekutu yang kadang-kadang tidak ada seperti Amerika Serikat.

    Dengan perintah eksekutif yang sederhana, Presiden AS Donald Trump dapat membekukan bantuan AS ke Ukraina—dan telah melakukannya.

    Trump menghentikan bantuan selama dua minggu setelah konferensi pers yang membawa bencana di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari, di mana ia dan Wakil Presiden JD Vance mencaci Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena dianggap tidak cukup bersyukur atas bantuan AS di masa lalu ke Ukraina.

    Bantuan di masa lalu yang ditentang baik oleh Trump maupun Vance saat itu.

    Ketidakstabilan Amerika dapat merampas senjata butik tertentu dari Ukraina yang belum diproduksi oleh industri Ukraina: misalnya, rudal pertahanan udara jarak jauh terbaik.

    Namun, dengan ekspansi besar-besaran industri pesawat nirawak Ukraina, yang mungkin merupakan yang terbaik dan terbesar di dunia, Amerika tidak dapat merampas senjata yang paling banyak menimbulkan korban dari Ukraina.

    Peningkatan produksi UAV sangat pesat. Pabrik-pabrik Ukraina diharapkan memproduksi sekitar 1 juta drone kecil pada tahun 2024. Faktanya, mereka memproduksi 2,2 juta, menurut Zelensky. Target produksi tahun ini lebih dari dua kali lipat.

    Angka produksi untuk tahun 2026 bahkan bisa lebih tinggi.

     

    (oln/forbes/*)