Tag: Donald Trump

  • Donald Trump Sebut Lukisannya di Gedung DPR Colorado Jelek, Siapa Senimannya? – Halaman all

    Donald Trump Sebut Lukisannya di Gedung DPR Colorado Jelek, Siapa Senimannya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang seniman asal Colorado, AS, tiba-tiba mendapat perhatian setelah Presiden Donald Trump mengkritik karyanya.

    Melalui media sosialnya, Truth Social, Trump mengomentari lukisan dirinya yang telah tergantung di gedung DPR negara bagian Colorado selama lima tahun.

    Trump menyebut lukisan tersebut sangat buruk.

    “Tidak ada seorang pun yang menyukai gambar atau lukisan diri mereka yang buruk, tetapi yang di Colorado, di State Capitol, yang dipajang oleh Gubernur bersama dengan semua Presiden lainnya, sengaja didistorsi ke tingkat yang mungkin belum pernah saya lihat sebelumnya,” tulis Trump pada Senin (24/3/2025).

    “Seniman itu juga melukis Presiden Obama, dan dia tampak luar biasa, tetapi lukisan saya benar-benar yang terburuk.”

    “Dia pasti telah kehilangan bakatnya seiring bertambahnya usia.”

    “Bagaimanapun, saya lebih suka tidak memiliki gambar sama sekali daripada memiliki yang ini.”

    Sehari kemudian, Majelis Umum Colorado, yang dikendalikan oleh Partai Demokrat, menyingkirkan lukisan tersebut dari Galeri Presiden di rotunda gedung DPR.

    LUKISAN TERBURUK – Postingan Donald Trump di media sosial yang menyatakan ketidaksukaannya terhadap lukisan dirinya. Siapa seniman di balik lukisan tersebut? (Tangkap layar Truth Social Donald Trump)

    Siapa Seniman di Balik Lukisan Trump?

    Mengutip The New York Times, pelukisnya adalah Sarah Boardman, seorang wanita kelahiran Inggris yang kini berusia 63 tahun.

    Menurut situs webnya, Boardman mulai belajar melukis sekitar tahun 1985 di Jerman di bawah bimbingan seorang pelukis ulung.

    Ia menghabiskan lebih dari empat tahun mempelajari serta mempraktikkan teknik yang digunakan oleh para Old Masters, istilah yang merujuk pada seniman terkemuka yang berkarya antara tahun 1300 dan 1800.

    Sebelum menekuni seni lukis, Boardman bekerja di industri perjalanan dan bisnis penerbangan.

    Sebagian besar karyanya menggabungkan realisme dengan elemen seni lukis klasik.

    Ia sering melukis orang-orang dalam pose anggun atau kontemplatif, pejabat publik dan militer, serta berbagai jenis anjing.

    Di situs webnya, Boardman menyatakan bahwa ia tertarik pada “kedalaman” yang ditemukan dalam subjeknya dan selalu berupaya menangkap kepribadian, karakter, serta jiwa dari setiap orang yang dilukisnya.

    Apa Kata Boardman Tentang Lukisan Trump?

    Hingga kini, Boardman belum memberikan tanggapan atas kritik Trump.

    Namun, dalam wawancara dengan The Times Recorder pada 2018 dan 2019, ia menegaskan bahwa perasaannya terhadap Trump tidak memengaruhi karyanya.

    “Perasaan pribadi terhadap subjek apa pun tidak relevan dan sebaiknya tidak dibawa ke dalam studio. Saya dilatih untuk ‘meninggalkan emosi itu di luar’,” katanya.

    Boardman juga mengungkapkan bahwa pujian terbesar yang ia terima saat itu adalah terkait ekspresi netral Trump dalam lukisan tersebut, yang dianggap dapat menarik bagi semua orang.

    “Potret bukanlah pernyataan politik, tetapi representasi manusia,” ujarnya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Houthi Sebut Pesawat Tempur AS Lancarkan 17 Serangan di Yaman

    Houthi Sebut Pesawat Tempur AS Lancarkan 17 Serangan di Yaman

    Sanaa

    Kelompok Houthi, melalui media lokal yang dikelolanya, melaporkan sedikitnya 17 serangan menghantam area Saada dan Amran di Yaman pada Rabu (26/3) waktu setempat. Houthi menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas rentetan serangan udara tersebut.

    Situs Ansarollah yang dikelola Houthi, seperti dilansir AFP, Rabu (26/3/2025), melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur AS melakukan “serangan udara agresif… yang menyebabkan kerusakan material terhadap ‘properti’ warga”.

    Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal apakah ada korban jiwa akibat serangan itu.

    Washington, pada 15 Maret lalu, mengumumkan serangan militer terhadap Houthi yang didukung Iran, dan bertekad untuk menggunakan kekuatan yang sangat besar hingga kelompok itu berhenti menyerang kapal-kapal di rute pelayaran utama Laut Merah dan Teluk Aden.

    Pada hari itu, gelombang serangan udara AS yang menghantam wilayah Yaman dilaporkan menewaskan sejumlah pemimpin senior Houthi, dengan Kementerian Kesehatan Houthi menyebut sedikitnya 53 orang tewas.

    Sejak saat itu, wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dilanda serangan hampir setiap hari, yang oleh kelompok itu, disalahkan pada AS. Houthi kemudian mengumumkan penargetan kapal-kapal militer AS dan Israel.

    Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, dengan alasan solidaritas dengan Palestina. Kelompok itu sempat menghentikan sementara serangan mereka saat gencatan senjata berlangsung di Gaza mulai pertengahan Januari lalu.

    Awal bulan ini, Houthi mengancam akan melanjutkan serangan mereka di Laut Merah karena Israel memblokade bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza.

    Ancaman Houthi itu memicu serangan udara AS terhadap Yaman, yang merupakan serangan pertama Washington sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat pada Januari lalu.

    Pekan lalu, Trump mengancam akan memusnahkan Houthi dan memperingatkan Iran agar tidak terus membantu kelompok tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina-Rusia Sepakat Setop Serang Fasilitas Energi

    Ukraina-Rusia Sepakat Setop Serang Fasilitas Energi

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan terpisah pada Selasa (25/3) dengan Ukraina dan Rusia untuk memastikan navigasi yang aman di Laut Hitam, dengan gencatan senjata di laut. Kesepakatan itu juga mencakup larangan untuk menyerang fasilitas energi di masing-masing negara.

    Kesepakatan ini, jika benar-benar diterapkan, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/3/2025), akan menjadi kemajuan paling jelas menuju gencatan senjata yang lebih luas, yang dipandang oleh Washington sebagai batu loncatan untuk perundingan damai demi mengakhiri perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Baik Ukraina maupun Rusia mengatakan mereka akan mengandalkan AS untuk menegakkan kesepakatan tersebut.

    “Jika Rusia melanggar ini, maka saya memiliki pertanyaan langsung untuk Presiden (Donald) Trump. Jika mereka melanggar, ini buktinya — kami meminta sanksi, kami meminta senjata, dan lain-lain,” tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, secara terpisah mengatakan bahwa: “Kami akan membutuhkan jaminan yang jelas. Dan mengingat pengalaman menyedihkan dari kesepakatan dengan Kyiv saja, jaminan tersebut hanya bisa terwujud dengan perintah dari Washington kepada Zelensky dan timnya untuk melakukan satu hal dan bukan yang lain.”

    Kesepakatan yang dicapai di Arab Saudi ini menjadi tindak lanjut dari perundingan yang diprakarsai oleh Presiden Donald Trump, yang telah berjanji untuk segera mengakhiri perang dan mengubah posisi AS dari yang sebelumnya mendukung Ukraina menjadi lebih bersimpati dengan Rusia.

    Berdasarkan kesepakatan dengan Moskow, Washington berjanji untuk membantu memulihkan akses Rusia ke pasar untuk ekspor pertanian dan pupuk. Kremlin mengatakan hal ini akan memerlukan pencabutan beberapa sanksi.

    Trump melakukan pembicaraan via telepon secara terpisah dengan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.

    Dalam percakapan telepon itu, Putin menolak usulan Trump soal gencatan senjata sepenuhnya yang berlangsung selama 30 hari, yang sebelumnya didukung oleh Ukraina.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa Kyiv akan menganggap setiap pergerakan kapal militer Rusia di luar wilayah timur Laut Hitam sebagai pelanggaran dan ancaman, yang dalam hal ini Ukraina akan memiliki hak penuh untuk membela diri.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • TikTok Rilis Fitur Peringatan Darurat hingga Family Pairing, Apa Fungsinya? – Page 3

    TikTok Rilis Fitur Peringatan Darurat hingga Family Pairing, Apa Fungsinya? – Page 3

    Di sisi lain, Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali di ujung tanduk. Induk perusahannya, ByteDance, diberikan tenggat waktu hingga 5 April untuk menjual TikTok ke perusahaan non-Tiongkok.

    Kalau tidak, aplikasi ini berisiko diblokir di AS. Situasi ini bukan pertama kalinya terjadi, mengingat TikTok pernah menghadapi ancaman serupa pada 2020.

    Beberapa perusahaan AS dikabarkan berminat untuk mengakuisisi TikTok. Pada 2020, Microsoft, Oracle, dan Walmart sempat masuk pada jajaran calon pembeli, tapi rencana itu batal. 

    Kini, di bawah tekanan pemerintahan Joe Biden, ByteDance harus kembali mencari pembeli yang memenuhi persyaratan pemerintah AS.

    Mengutip Phone Arena, Senin (17/3/2025), pada april 2024 lalu, Biden menandatangani undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual TikTok sebelum 19 Januari 2025. Namun, setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih, ia menandatangani perintah eksekutif yang mempercepat tenggat waktu menjadi 5 April 2025.

    Wakil Presiden AS, J.D. Vance, optimistis kesepakatan bisa tercapai. “Kami hampir pasti akan menemukan solusi yang melindungi keamanan nasional sekaligus memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS,” katanya pada NBC News.

    Vance, yang berlatar belakang di dunia modal ventura, kini ikut memantau negosiasi bersama Penasihat Keamanan Nasional, Michael Waltz. Mereka sedang mencari calon pembeli berbasis di AS yang bisa mengambil alih TikTok.

     

  • MEE: Yordania Usulkan 3.000 Pejuang Hamas ‘Dibuang’ ke Luar Gaza – Halaman all

    MEE: Yordania Usulkan 3.000 Pejuang Hamas ‘Dibuang’ ke Luar Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yordania diklaim menyodorkan usul pengasingan atau pembuangan 3.000 anggota Hamas dan sayap militernya ke luar Jalur Gaza.

    Pengasingan dikatakan sebagai upaya untuk mengakhiri perang yang kini berkobar lagi di tanah Palestina itu.

    Klaim itu disampaikan oleh Middle East Eye atau MEE dalam artikelnya yang terbit pada Minggu (23/3/2025).

    Middle East Eye adalah sebuah media yang bermarkas di Kota London, Inggris, dan diduga punya kaitan dengan pemerintah Qatar.

    Media itu mengaku mendapatkan narasumber dari Amerika Serikat (AS) dan Palestina yang diberi tahu mengenai usul Yordania.

    Dalam usul itu, ada pula permintaan agar senjata Hamas dan faksi perlawanan lainnya di Gaza dilucuti.

    Jika hal itu dilakukan, kekuasaan Hamas di Gaza akan berakhir dan digantikan oleh Otoritas Palestina (PA).

    Menlu Yordania disebut membantah

    Husna Radio melaporkan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi telah membantah klaim rencana pengasingan anggota Hamas.

    Menurut radio itu, Safadi menyatakan Yordania tidak mengubah sikapnya dalam persoalan Palestina. Yordania juga menolak pengusiran warga Palestina dari Gaza maupun Tepi Barat.

    Kemenlu Yordania memilih bungkam ketika dimintai konfirmasi oleh Middle East Eye mengenai pernyataan Safadi.

    Yordania dan Mesir dilaporkan sudah ditekan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar bersedia menerima warga Palestina dari Gaza.

    Namun, bulan lalu narasumber Middle East Eye mengklaim Yordania siap berperang jika warga Palestina dipindahkan paksa dari Gaza. Yordania menginginkan solusi damai.

    Mesir juga sodorkan usul baru

    Seperti Yordania, Mesir dikabarkan menyodorkan usul baru guna mengakhiri serangan-serangan teranyar Israel di Gaza.

    Seorang narasumber Associated Press menyebut jika usul itu disepakati, perang di Gaza bisa dihentikan atau diberi jeda selama beberapa minggu.

    “Hamas akan membebaskan lima sandera yang masih hidup, termasuk seorang yang berkewarganegaraan Amerika-Israel, sebagai ganti atas Israel yang mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza dan jeda pertempuran beberapa minggu,” kata narasumber itu.

    Usul itu juga menyertakan syarat pembebasan ratusan warga Palestina yang dibui di penjara-penjara Israel.

    Sementara itu, Reuters mengabarkan Mesir juga telah mengusulkan jadwal pembebasan semua sandera sebagai ganti atas penarikan penuh tentara Israel dengan jaminan dari AS.

    Dalam usul itu, akan ada pembebasan lima sandera per minggu dengan syarat Israel mulai menerapkan tahap kedua gencatan senjata. Seorang pejabat Hamas dilaporkan menyambut positif usul Mesir itu.

    Steve Witkoff, utusan AS untuk Timur Tengah, juga menyodorkan sebuah usul. Dia disebut meminta pembebasan sekitar lima sandera Israel dan sembilan jenazah sandera. Sebagai imbalannya, akan ada perpanjangan gencatan selama beberapa minggu dan bantuan kemanusiaan kembali mengalir.

    Tidak diketahui dengan pasti apakah usul Witkoff itu menyertakan pembebasan warga Palestina yang ditahan Israel.

    Media asal Lebanon, Al Akhbar, mengklaim Mesir sudah sepakat untuk menerima 500.000 warga Palestina dari Gaza. Namun, klaim itu dibantah Mesir.

    (*)

  • Sebelum Meninggal, Han Jong-hee Sempat Minta Maaf soal Kinerja Saham Samsung

    Sebelum Meninggal, Han Jong-hee Sempat Minta Maaf soal Kinerja Saham Samsung

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO Samsung Electronics Han Jong-hee meninggal dunia pada usia ke-63 tahun akibat serangan jantung. Beberapa hari sebelumnya, Han sempat meminta maaf atas kinerja buruk perusahaan. 

    Melansir dari Reuters, Rabu (26/3/2025) Han, yang berusia 63 tahun, menjabat sebagai kepala eksekutif perusahaan terbesar di Korea Selatan sejak 2022 dan bertanggung jawab atas divisi elektronik konsumen serta perangkat seluler. 

    Han, yang telah bekerja di Samsung hampir 40 tahun, meninggal dunia di rumah sakit setelah dirawat karena serangan jantung. 

    Sebelum meninggal dunia, Han Jong-hee meminta maaf atas kinerja yang kurang optimal. 

    Dalam berita yang dimuat Reuters, Rabu (19/3/2025) CEO Samsung, Han Jong-hee, menyatakan permintaan maaf atas kinerja saham yang buruk dan menyebutkan bahwa perusahaan gagal memanfaatkan ledakan kecerdasan buatan (AI) yang telah menguntungkan pesaing di industri semikonduktor.

    Samsung, yang telah menderita penurunan pendapatan dan penurunan harga saham dalam beberapa kuartal terakhir, merasa tertinggal dari pesaing utamanya dalam chip memori canggih dan manufaktur chip kontrak. 

    Pesaing-pesaing tersebut, termasuk perusahaan-perusahaan besar dalam proyek AI, menikmati permintaan yang kuat dari sektor ini.

    “Pertama dan terutama, saya dengan tulus meminta maaf atas kinerja saham baru-baru ini yang tidak memenuhi harapan Anda. Selama setahun terakhir, perusahaan kami gagal menanggapi pasar semikonduktor AI yang berkembang pesat,” kata Han.

    Lebih lanjut, Han menambahkan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memperluas skema kinerja berbasis saham yang saat ini diterapkan kepada eksekutif, untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dan memperbaiki harga saham.

    Han mengatakan kepada investor bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang sulit karena ketidakpastian seputar kebijakan ekonomi di negara-negara ekonomi utama dan bahwa Samsung akan mengejar merger dan akuisisi yang berarti untuk mendorong pertumbuhan.

    “Ada beberapa kesulitan dalam melakukan M&A semikonduktor karena masalah regulasi dan berbagai kepentingan nasional, tetapi kami bertekad untuk menghasilkan beberapa hasil nyata tahun ini,” ujarnya.

    Apalagi, Samsung menghadapi hambatan yang lebih besar daripada para pesaingnya dari pembatasan lebih lanjut AS terhadap ekspor chip kelas atas ke China. Sebab, negara tersebut telah menjadi pasar terpenting Samsung berkat penimbunan chip oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok.

    Han mengatakan Samsung akan secara fleksibel menanggapi tarif Presiden AS Donald Trump dengan rantai pasokan global dan jejak manufakturnya, sambil mempertimbangkan opsi untuk investasi AS.

    Diketahui, saham Samsung sempat mengalami penurunan hampir sepertiga pada tahun lalu, mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir pada bulan November. Meskipun ada pemulihan kecil setelah perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai 10 triliun won ($7,2 miliar). 

    Namun, saham Samsung kini naik 2,6%, sedikit lebih baik dibandingkan dengan kenaikan 1% yang tercatat pada indeks KOSPI.

  • Chat Rahasia Trump Bocor, Amerika Dalam Bahaya Besar

    Chat Rahasia Trump Bocor, Amerika Dalam Bahaya Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pejabat pemerintahan Donald Trump menggunakan aplikasi pesan singkat Signal untuk membagikan rencana perang yang bersifat rahasia. Ternyata, chat yang disebar ke grup tersebut meliputi seorang jurnalis.

    Anggota parlemen Demokrat langsung meminta penyelidikan kongres terkait kebocoran keamanan tingkat tinggi ini. Pasalnya, di bawah undang-undang AS, kebocoran rahasia negara karena kelalaian bisa dikategorikan sebagai tindak kriminal.

    Kelalaian pejabat pemerintahan Trump pertama kali dilaporkan The Atlantic. Saat diminta komentar, Trump mengaku tidak tahu apa-apa dan blak-blakan menyebut “bukan penggemar The Atlantic”.

    Adapun isi informasi rahasia yang dibagikan di chat tersebut terkait dengan serangan terhadap Houthi.

    Terlepas dari kebocoran informasi militer tersebut, perlu ditelisik apakah Signal yang merupakan pesaing WhatsApp merupakan platform yang tepat untuk digunakan pejabat pemerintah dalam membahas rahasia negara.

    Seberapa Aman Signal?

    Signal merupakan platform terbuka (open-source) yang sepenuhnya terenkripsi dan berjalan pada server terpusat yang dikelola Signal Messenger.

    Satu-satunya informasi pengguna yang disimpan pada server adalah nomor ponsel, tanggal pengguna bergabung pada platform, dan informasi login terakhir.

    Kontak pengguna, isi chat, dan komunikasi lainnya di dalam platform tersimpan pada perangkat pengguna. Signal juga memberikan opsi penyetelan untuk menghapus chat secara otomatis setelah periode waktu tertentu.

    Signal juga tidak menyematkan iklan atau pemasara terafiliasi pada platformnya. Platform itu juga tidak melacak data pengguna, menurut keterangan pada laman resminya.

    Selain itu, Signal memberikan opsi bagi pengguna untuk menyembunyikan nomor ponsel dari pengguna lain. Ada juga pengamanan lebih lanjut untuk memverifikasi pertukaran pesan.

    Terpenting, Signal tidak menggunakan enkripsi pemerintah tertentu dan tidak menggunakan hosting dari server pemerintah mana pun.

    “Signal memiliki reputasi yang baik dan terpercaya dalam hal keamanan komunitasnya,” kata Ricky Cole, pendiri firma keamanan siber iVerify yang membantu melindungi pengguna smartphone dari serangan hacker.

    “Risiko kebocoran dalam mendiskusikan informasi sensitif di Signal bukan berarti Signal tidak aman,” ia menambahkan, dikutip dari Reuters, Rabu (26/3/2025).

    Pasalnya, Signal merupakan layanan perpesanan yang menggunakan enkripsi end-to-end. Artinya penyedia layanan tidak bisa mengakses obrolan di dalam aplikasi, begitu juga penggilan telepon yang dilakukan pengguna. Artinya, pengguna bisa merasa lega bahwa privasinya terjaga rapat.

    Pendiri Signal

    Signal didirikan pada 2012 lalu oleh Moxie Marlinspike dan Whittaker, menurut laman resmi perusahaan.

    Pada Februari 2018, Marlinspike dan co-founder WhatsApp Brian Acton mulai mendirikan lembaga non-profit Signal Foundation yang saat ini mengawasi aplikasi Signal.

    Acton meninggalkan WhatsApp pada 2017 karena perbedaan visi terkait penggunaan data pengguna dan iklan yang menarketkan pengguna.

    Signal tidak terafiliasi dengan perusahaan teknologi besar dan tidak pernah diakuisisi oleh perusahaan lain, menurut laman resminya.

    (fab/fab)

  • Duh, Pemangkasan Dana AS Sebabkan Jutaan Kematian karena AIDS

    Duh, Pemangkasan Dana AS Sebabkan Jutaan Kematian karena AIDS

    Jakarta

    Kepala program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mengatakan pada Senin (24/03), akan ada lebih dari 6 juta kematian tambahan akibat AIDS usai Amerika Serikat (AS) memangkas pendanaannya.

    Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima menyebut, pemangkasan dana bantuan AS secara tiba-tiba oleh pemerintahan Trump, yang sebelumnya merupakan donatur terbesar untuk program ini, justru menjadi sesuatu yang “menghancurkan.”

    “Kita akan kehilangan pencapaian yang telah kita raih selama 25 tahun terakhir. Ini sangat serius,” katanya kepada wartawan di Jenewa.

    Diprediksi akan ada lebih dari 6 juta kematian akibat AIDS

    “Jika bantuan AS tidak segera dipulihkan dan tidak digantikan oleh sumber pendanaan lain, di mana sejauh ini kami belum mendengar adanya pemerintah lain yang bersedia menutup kekurangan tersebut, maka akan ada tambahan 6,3 juta kematian akibat AIDS dalam empat tahun ke depan,” ujar Byanyima.

    Ia juga menekankan, pada 2023 telah tercatat ada sekitar 600.000 kematian akibat AIDS secara global. Byanyima juga memperingatkan, “akan ada perkiraan tambahan 8,7 juta infeksi baru.”

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Di luar dampak jangka pendek, kepala UNAIDS itu menambahkan, jika kekurangan dana ini tidak segera ditangani, pandemi AIDS bisa kembali ke jumlah yang mencapai rekor sejak tahun 1990-an.

    “Kita akan melihat lonjakan besar dalam penyakit ini. AIDS akan kembali merajalela, dan makin banyak orang yang akan kehilangan nyawa, persis seperti yang terjadi pada tahun 1990-an dan 2000-an.”

    Kepala UNAIDS desak AS tinjau ulang pemangkasan bantuan

    Presiden AS Donald Trump, bersama pembantu terdekatnya, Elon Musk, telah melakukan pemangkasan besar-besaran anggaran federal, termasuk bantuan luar negeri AS.

    Keputusan untuk memangkas dana bantuan memerangi AIDS ini telah memicu banyak protes, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

    Byanyima mengakui, itu adalah hak AS untuk mengurangi pendanaannya seiring waktu, tetapi ia tetap mendesak Gedung Putih untuk mempertimbangkan ulang keputusannya.

    “Hal yang wajar jika AS ingin mengurangi pendanaannya secara bertahap, tetapi penghentian mendadak pada bantuan yang menyelamatkan banyak nyawa ini memberikan dampak yang begitu besar,” ujarnya.

    “Kami mendesak adanya pertimbangan ulang dan pemulihan segera terhadap layanan-layanan penyelamatan banyak orang ini.”

    Artikel ini diadaptasi dari DW Berbahasa Inggris

    Lihat juga Video: 25 Persen Kasus HIV 2024 Ditemukan pada Remaja, Ini Tantangannya!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.127, Zelensky Tak Percaya Rusia Akan Patuhi Gencatan Senjata 30 Hari – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.127, Zelensky Tak Percaya Rusia Akan Patuhi Gencatan Senjata 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.127 pada Rabu (26/3/2025).

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan Rusia menyerang dengan rudal balistik Iskander-M dari Krimea dan 139-ma bpla serang tipe Shahed dan drone imitatorami dari berbagai arah.

    Mereka mencatat serangan Rusia di sejumlah lokasi di antaranya Kharkiv, wilayah Sumy, wilayah Poltava, wilayah Kirovohrad, wilayah Kyiv, wilayah Cherkasy, dan wilayah Odessa.

    Militer Ukraina mengatakan serangan tersebut bisa ditangkis oleh angkatan udara mereka.

    Setidaknya 34 drone imitator Rusia hilang dari lokasi.

    Menlu Rusia: Gencatan Senjata Maritim Bangkitkan Pasar Pupuk Rusia

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kesepakatan keamanan maritim Laut Hitam bertujuan untuk membawa Moskow kembali ke pasar gandum dan pupuk yang dapat diprediksi akan menguntungkan dan memastikan keamanan pangan global.

    “Kami ingin pasar gandum dan pupuk dapat diprediksi, sehingga tidak ada yang mencoba ‘menjauhkan kami’ darinya,” kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia Channel One pada Selasa (25/3/2025) malam.

    “Bukan hanya karena kami ingin … mendapatkan keuntungan yang sah dalam persaingan yang adil, tetapi juga karena kami prihatin dengan situasi keamanan pangan di Afrika dan negara-negara lain di belahan bumi selatan,” lanjutnya, dikutip dari The Guardian.

    Rusia-Ukraina Sepakat Tak Saling Serang di Laut Hitam

    Rusia dan Ukraina sepakat untuk menghilangkan serangan di Laut Hitam selama 30 hari.

    Keputusan tersebut diumumkan setelah pembicaraan paralel dengan negosiator AS di Arab Saudi pada 23-24 Maret 2025, meskipun Kremlin mengatakan gencatan senjata maritim akan dimulai hanya jika menerima keringanan sanksi atas ekspor pertanian.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS sedang meninjau persyaratan Rusia setelah Kremlin bersikeras telah menegosiasikan konsesi dengan Gedung Putih.

    Jika dikabulkan oleh AS, itu akan menandai pencabutan sanksi besar pertama sejak invasi skala penuh tahun 2022.

    Zelensky: Seharusnya Rusia Tak Perlu Minta Syarat Keringanan Sanksi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia seharusnya tidak perlu meminta AS untuk meringankan sanksi terhadapnya sebagai syarat yang diajukan Kremlin untuk menerima kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam.

    Menurutnya, permintaan Rusia itu dapat melemahkan posisi Ukraina.

    “Jika Rusia melanggarnya, kami akan meminta Trump untuk mengenakan sanksi tambahan pada Moskow dan menyediakan lebih banyak senjata untuk Ukraina,” katanya. 

    “Kami tidak percaya pada Rusia, tetapi kami akan bersikap konstruktif,” lanjutnya.

    Presiden Ukraina juga mengatakan tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata tanpa syarat karena Rusia tidak menginginkannya.

    Ia mengatakan ia yakin seiring berlanjutnya negosiasi semakin hari orang-orang tidak akan percaya kepada Rusia, seperti diberitakan Suspilne.

    Zelensky Kritik Utusan AS, Sebut Ia Condong ke Rusia

    Zelensky mengkritik utusan Trump Steve Witkoff yang mengatakan bahwa referendum yang digelar Rusia di empat wilayah Ukraina yang didudukinya sebagian atau seluruhnya adalah sah.

    Witkoff sebelumnya mengatakan mayoritas rakyat di empat wilayah tersebut ingin berada di bawah kekuasaan Rusia.

    Presiden Ukraina mengatakan komentar Witkoff sangat sejalan dengan pesan Kremlin, tetapi ia berharap seiring berjalannya waktu negosiator AS dan pihak lain di Gedung Putih secara bertahap akan menyadari bahwa kepemimpinan Rusia tidak tulus.

    Rusia Klaim Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia adalah Miliknya

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan PLTN Zaporizhzhia adalah fasilitas Rusia dan tidak mungkin untuk mengalihkan kendali PLTN tersebut ke Ukraina atau negara lain mana pun.

    Pasukan Rusia merebut PLTN tersebut pada awal invasinya tahun 2022.

    Sebelumnya Donald Trump, dalam percakapan telepon bulan ini dengan Zelensky, mengisyaratkan bahwa AS dapat membantu mengelola dan mungkin memiliki PLTN Ukraina, termasuk Zaporizhzhia.

    Menlu Estonia: Rusia Lebih Unggul dalam Negosiasi Gencatan Senjata daripada Ukraina

    Menteri luar negeri Estonia Margus Tsahkna mengatakan Rusia telah memperoleh posisi yang lebih unggul dalam perundingan gencatan senjata.

    Ia menyarankan AS mempertimbangkan batas waktu jika tidak ada kemajuan.

    Sebelumnya Margus Tsahkna dan Menteri Luar Negeri Latvia dan Lithuania bertemu bersama pada hari Selasa di Washington dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

    “Putin sekarang memiliki posisi yang lebih unggul dalam beberapa hal,” kata Tsahkna kepada AFP dalam sebuah wawancara Senin malam menjelang pembicaraannya dengan Rubio pada hari Selasa.

    “Pertanyaannya sekarang, berapa lama Trump benar-benar akan memberi Putin untuk memainkan permainan?” katanya.

    Dinas Keamanan Ukraina Tangkap Prajurit yang Bantu Rusia

    Dinas keamanan Ukraina (SBU) mengatakan mereka telah menahan seorang prajurit di wilayah Sumy yang dituduh membantu Moskow menyerang pasukan Ukraina yang bertempur di wilayah Kursk Rusia dengan membocorkan lokasi mereka. 

    “Saat berada di garis depan, ‘mata-mata’ itu sedang mempersiapkan koordinat untuk serangan rudal dan bom penyerang ke lokasi pasukan Ukraina,” kata SBU di Telegram pada hari Selasa.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Timur Tengah Memanas! AS Kirim 2 Kapal Induk Nuklir, Iran Tak Gentar

    Timur Tengah Memanas! AS Kirim 2 Kapal Induk Nuklir, Iran Tak Gentar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di Timur Tengah makin meningkat seiring dengan pernyataan tegas Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang menegaskan bahwa tidak ada negara yang akan “berani” menyerang Iran. Pernyataan ini muncul di tengah penguatan kehadiran angkatan laut Amerika Serikat (AS) yang mengirimkan dua kapal induk nuklir ke Timur Tengah.

    Araghchi menekankan bahwa kemampuan militer Iran yang kuat akan mencegah segala bentuk agresi eksternal.

    “Musuh kami sangat menyadari konsekuensi dari setiap tindakan agresi terhadap wilayah kami,” ujar Araghchi, dikutip dari Newsweek, Rabu (26/3/2025).

    Ia juga menegaskan bahwa kesiapan Angkatan Bersenjata Iran serta layanan darurat dan sipil telah mencapai tingkat tertinggi. Menurutnya, kesiapan ini menjadi faktor utama yang membuat Iran tetap kuat dan tidak dapat disentuh oleh musuh.

    Dalam pernyataannya, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak akan melakukan perundingan langsung dengan AS, tetapi membuka peluang untuk negosiasi tidak langsung melalui perantara.

    “Kami tidak akan terlibat dalam negosiasi langsung dengan pihak Amerika. Namun, jalur untuk negosiasi tidak langsung tetap terbuka, dan ada berbagai saluran yang dapat digunakan untuk itu,” kata Araghchi.

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump sempat mengungkapkan bahwa ia telah mengirimkan surat ke Teheran, yang berisi sinyal kesiapan untuk bernegosiasi, tetapi juga peringatan keras tentang kemungkinan aksi militer terhadap Iran.

    Selain pernyataan dari Menteri Luar Negeri, komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Alireza Tangsiri, juga menegaskan kesiapan Iran untuk menghadapi segala bentuk serangan militer.

    “Kesiapan tempur dan kemampuan bertempur adalah prioritas utama kami,” ujar Tangsiri dalam wawancara dengan media pemerintah Iran.

    Ia juga mengungkapkan bahwa IRGC tengah mengembangkan penggunaan kecerdasan buatan dalam sistem persenjataan mereka, yang menurutnya menjadi kebutuhan utama dalam operasi militer di masa depan.

    AS Perkuat Kehadiran Militer di Timur Tengah

    Pernyataan dari pejabat tinggi Iran ini muncul saat AS memperluas kehadiran angkatan lautnya di Timur Tengah. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, telah memerintahkan pengerahan dua kelompok kapal induk ke kawasan tersebut dalam beberapa bulan ke depan. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman, yang diketahui mendapat dukungan dari Iran.

    Pengerahan kelompok kapal induk bertenaga nuklir USS Harry S. Truman dan kedatangan USS Carl Vinson akan meningkatkan kapasitas patroli serta serangan AS di kawasan Timur Tengah.

    Dengan meningkatnya kehadiran militer AS di Timur Tengah dan Iran yang menegaskan kesiapan pertahanannya, ketegangan di kawasan ini diprediksi akan terus meningkat.

    Iran tampaknya berupaya memperkuat kemampuan militernya, termasuk dalam aspek teknologi, sementara AS terus mengembangkan strategi untuk menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran.

     

    (luc/luc)