Tag: Donald Trump

  • Ukraina Gelar Pembahasan Pertama Kesepakatan Mineral dengan AS

    Ukraina Gelar Pembahasan Pertama Kesepakatan Mineral dengan AS

    JAKARTA – Ukraina mengatakan pihaknya telah melaksanakan konsultasi pertama dengan Amerika Serikat mengenai isi kesepakatan mineral baru antara kedua negara yang diusulkan oleh Washington.

    Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan Kyiv menerima isi kesepakatan AS yang diperluas mengenai sumber daya mineral pada 28 Maret.

    “Saya juga mengonfirmasi kepada Anda bahwa kami telah memulai konsultasi yang tepat dengan pihak Amerika mengenai isi perjanjian tersebut,” kata Sybiha dilansir ANTARA dari Anadolu, Selasa, 2 April.

    Sybiha mengatakan sesi konsultasi telah dilakukan, tetapi tidak memberikan rincian tentang pembicaraan tersebut.

    “Pihak Ukraina bertekad untuk menyelesaikan dokumen yang akan memenuhi kepentingan nasional bersama Amerika Serikat dan Ukraina,” katanya.

    “Kami akan bekerja dengan rekan-rekan Amerika kami untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama untuk ditandatangani,” tambahnya.

    Pada 28 Maret, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kyiv  resami menerima rancangan perjanjian baru dari AS mengenai kesepakatan mineral penting.

    Rancangan awal seharusnya ditandatangani ketika Zelenskyy mengunjungi Gedung Putih pada 28 Februari, tetapi pertemuan tersebut gagal setelah perseteruan yang terjadi.

    Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance beradu mulut dengan pemimpin Ukraina tersebut dan menuduhnya tidak berterima kasih atas dukungan Amerika selama bertahun-tahun.

     

  • Bukan Jerman, Negara Ini Akan Menderita Akibat Tarif Impor Mobil Trump

    Bukan Jerman, Negara Ini Akan Menderita Akibat Tarif Impor Mobil Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Tarif impor otomotif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan memberikan dampak besar terhadap merek-merek mobil serta negara-negara di seluruh dunia. Para ekonom memperingatkan, salah satu negara Eropa mungkin akan merasakan dampak terberat dari kebijakan ini, yakni Slowakia.

    Melansir CNBC International, Rabu (2/3/2025) Trump dijadwalkan untuk mengungkapkan perincian tarif barunya pada Rabu (2/3/2025) pukul 16.00 waktu setempat. Langkah-langkah ini diterapkan Washington terhadap sektor otomotif global dengan tujuan untuk menyeimbangkan kembali ekonomi yang lebih menguntungkan bagi AS.

    Trump telah mengumumkan tarif sebesar 25% untuk semua kendaraan impor, yang akan mulai berlaku pada Kamis, dengan biaya dibebankan kepada perusahaan yang mengimpor kendaraan. Sementara itu, pajak untuk suku cadang mobil akan mulai diterapkan pada Mei.

    Pengumuman berulang yang dikeluarkan oleh Presiden Trump terkait tarif ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor global, eksekutif perusahaan, dan mitra dagang AS dalam beberapa bulan terakhir.

    Jerman mengkritik tarif impor otomotif Trump sebesar 25% ini, yang mereka sebut sebagai kabar buruk bagi AS, Uni Eropa, dan perdagangan global secara keseluruhan.

    Menurut ekonom bank Belanda ING Inga Fechner mengatakan, meskipun Jerman kemungkinan akan terkena dampak terbesar dalam hal nilai, Slowakia mungkin akan merasakan dampak yang lebih signifikan dalam hal volume ekspor ke AS.

    “Industri otomotif Jerman jelas menjadi yang paling terdampak dalam hal nilai, dengan produsen besar, seperti Volkswagen, BMW, Mercedes, dan Porsche yang kemungkinan besar akan terpengaruh oleh tarif tersebut,” ucapnya.

    “Namun, Slowakia, yang memiliki sejumlah pabrik mobil, kemungkinan besar akan merasakan dampak terbesar terkait volume ekspor ke AS,” tambahnya.

    Dikenal dengan julukan “Detroit Eropa” karena industri otomotif yang berkembang pesat, Slowakia memproduksi lebih banyak mobil per kapita dibandingkan negara lain di dunia.

    Meskipun negara ini hanya memiliki populasi sekitar 5,4 juta orang, ia sangat bergantung pada perdagangan dengan AS, dengan sektor otomotif menyumbang sebagian besar ekspor ke negara tersebut.

    Selain itu, sektor ini secara tidak langsung mempekerjakan lebih dari 250.000 orang di Slowakia, yang tentunya akan terdampak dari tarif impor Trump.

  • Ukraina-Rusia Kompak Mengeluh ke AS soal Serangan di Fasilitas Energi Masing-masing, Singgung Sanksi – Halaman all

    Ukraina-Rusia Kompak Mengeluh ke AS soal Serangan di Fasilitas Energi Masing-masing, Singgung Sanksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina dan Rusia mengeluh kepada Amerika Serikat (AS) tentang serangan terhadap lokasi energi masing-masing pada Selasa (1/4/2025).

    Kyiv meminta Washington untuk memperkuat sanksi terhadap Moskow karena “melanggar” perjanjian yang dibuat di Arab Saudi.

    Masing-masing pihak menuduh pihak lain melanggar kesepakatan yang seharusnya digunakan untuk menghentikan penembakan di lokasi energi, meskipun kesepakatan formal belum dibuat dan komitmen apa yang telah dilakukan masing-masing pihak masih belum jelas.

    Setelah pertemuan terpisah dengan pejabat AS, Gedung Putih mengatakan bahwa Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk mengembangkan langkah-langkah guna melaksanakan kesepakatan untuk melarang serangan terhadap fasilitas energi Rusia dan Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Menteri Pertahanannya, Rustem Umerov, telah berhubungan dengan pejabat AS.

    “Kami telah menyampaikan semua informasi yang diperlukan tentang pelanggaran Rusia di sektor energi,” kata Zelensky dalam pidato malam hariannya, Selasa, dilansir The Moscow Times.

    Sebelumnya, Zelensky meminta Washington untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan.

    “Saya yakin kita telah sampai pada titik peningkatan dampak sanksi, karena saya yakin Rusia melanggar apa yang telah mereka janjikan kepada Amerika.”

    “Setidaknya apa yang telah dikatakan Amerika kepada kita, dan secara terbuka,” kata Zelensky dalam sebuah konferensi pers di Kyiv.

    “Dan kami sangat berharap bahwa Presiden (Donald) Trump memiliki semua alat yang tepat untuk meningkatkan tekanan sanksi pada pihak Rusia,” jelasnya.

    Zelensky mengatakan Ukraina tetap “siap” untuk gencatan senjata tanpa syarat dengan Rusia.

    Sementara itu, di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya membahas tuduhan “pelanggaran” Ukraina dalam pertemuan tertutup pejabat tinggi keamanan pada hari Selasa.

    Moskow juga mengatakan telah menyampaikan keluhannya kepada Washington.

    Kremlin: Tidak Ada Rencana Pertemuan Putin-Trump

    Kremlin pada hari Rabu mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki rencana untuk mengunjungi Arab Saudi, tempat Donald Trump akan berkunjung dalam beberapa minggu mendatang.

    Hal ini sekaligus menepis spekulasi bahwa keduanya akan bertemu di sana selama kunjungan Presiden AS.

    Trump dan Putin telah mengadakan dua panggilan telepon sejak Februari tetapi belum bertemu langsung, sementara pejabat mereka telah mengadakan pembicaraan di Riyadh.

    Pada Senin (31/3/2025), Trump mengatakan bahwa ia dapat mengunjungi Arab Saudi paling cepat bulan depan.

    “Ini murni rencana kepala negara AS, sama sekali tidak terkait dengan Putin,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam jumpa pers harian dengan wartawan, dikutip dari Al Arabiya.

    “Putin, sejauh ini, tidak punya rencana seperti itu,” imbuhnya, seraya mengatakan bahwa tidak ada tanggal atau tempat pasti untuk “kemungkinan pertemuan” antara Putin dan Trump.

    Trump Menyalahkan Putin dan Zelensky

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengecam Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky pada Minggu (30/3/2025).

    Trump mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap para pemimpin Rusia dan Ukraina saat ia berjuang untuk mencapai gencatan senjata guna mengakhiri perang.

    Meskipun Trump menegaskan kepada wartawan bahwa “kami membuat banyak kemajuan,” ia mengakui bahwa “ada kebencian yang luar biasa” antara kedua pria tersebut, sebuah indikasi baru bahwa negosiasi mungkin tidak menghasilkan kesimpulan cepat seperti yang ia janjikan selama kampanye.

    ZELENSKY KUNJUNGI KHARKIV – Foto ini diambil pada Minggu (23/3/2025) dari publikasi resmi Kantor Presiden Ukraina, memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) berjabat tangan dengan prajurit Ukraina saat ia mengunjungi komando Ukraina di Kharkiv pada Sabtu (22/3/2025). (Kantor Presiden Ukraina)

    Diberitakan AP News, Trump tengah berupaya mengakhiri konflik di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Bulan lalu, Washington mengadakan pembicaraan terpisah dengan Kyiv dan Moskow di Arab Saudi, mengumumkan bahwa keduanya telah sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi dan di Laut Hitam.

    Tetapi Moskow dan Kyiv sejak itu saling menuduh satu sama lain melakukan serangan yang disengaja terhadap infrastruktur energi.

    Trump mulai menyuarakan kritiknya dalam wawancara dini hari dengan NBC News saat ia berada di Mar-a-Lago, klub pribadinya di Florida.

    Ia mengatakan “marah, kesal” karena Putin mempertanyakan kredibilitas Zelensky.

    Pemimpin Rusia baru-baru ini mengatakan bahwa Zelensky tidak memiliki legitimasi untuk menandatangani kesepakatan damai dan menyarankan bahwa Ukraina membutuhkan pemerintahan eksternal.

    Trump mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk menambahkan sanksi baru terhadap Rusia, yang sudah menghadapi sanksi keuangan berat, dan menggunakan tarif untuk melemahkan ekspor minyaknya.

    Presiden dari Partai Republik itu jarang mengkritik Putin, dan sebelumnya ia sendiri pernah menyerang kredibilitas Zelensky.

    Misalnya, Trump telah menyatakan bahwa Ukraina menyebabkan perang yang dimulai dengan invasi Rusia tiga tahun lalu, dan ia bersikeras bahwa Zelensky harus menyelenggarakan pemilu meskipun menurut konstitusi Ukraina hal itu ilegal untuk dilakukan selama darurat militer.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Jelang Pengumuman Tarif Timbal Balik AS, Trump: Hari Pembebasan AS!

    Jelang Pengumuman Tarif Timbal Balik AS, Trump: Hari Pembebasan AS!

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump akan memberlakukan tarif timbal balik (tarif impor) baru untuk negara-negara di dunia pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat.

    Trump menetapkan hari tersebut sebagai “Hari Pembebasan” di Amerika Serikat, yang justru akan meningkatkan perang dagang dengan mitra global, mempertaruhkan kenaikan biaya dan menjungkirbalikkan tatanan perdagangan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

    Trump membuat dunia menebak-nebak rincian rencana tarif tersebut, yang masih dirumuskan menjelang upacara pengumuman di White House yang dijadwalkan pada Rabu (2/4/2025) pukul 16.00 waktu setempat.

    Bea masuk baru akan berlaku segera setelah Trump mengumumkannya. Sementara itu, tarif global 25% untuk impor mobil akan berlaku pada 3 April. Tarif-tarif tersebut juga diperkirakan akan memicu aksi pembalasan dari mitra-mitra dagang global.

    “Ini merupakan hari pembebasan di Amerika!” tulis Trump di platform media sosialnya pada Rabu pagi dilansir dari Reuters, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

    Trump, yang pernah menyebut kata tarif sebagai “kata terindah dalam kamus”, mengatakan bahwa rencana timbal balik tersebut sebagai sebuah langkah untuk menyamakan tarif AS yang secara umum lebih rendah dengan tarif yang dibebankan oleh negara-negara lain dan menangkal hambatan non-tarif mereka yang menurutnya merugikan ekspor barang-barang AS.

    Namun, format bea masuk ke AS tersebut masih belum jelas dengan adanya laporan bahwa Trump sedang mempertimbangkan tarif universal sebesar 20%.

    Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pungutan atau tarif baru direncanakan Trump akan berdampak negatif untuk seluruh dunia. 

    “Ini akan berdampak negatif di seluruh dunia dan kepadatan serta daya tahan dampaknya akan bervariasi tergantung pada ruang lingkupnya, pada produk yang ditargetkan, pada berapa lama berlangsung, pada apakah ada negosiasi atau tidak,” katanya dalam sebuah wawancara di radio Newstalk Irlandia.

    Ketika dunia yang gelisah menunggu rincian rencana tarif, Reuters mencatat saham-saham melemah pada Rabu (2/4/2025). Sementara itu, emas sebagai aset aman (safe haven) bertahan mendekati rekor tertinggi.

    “Saya tidak ingat situasi di mana taruhannya setinggi ini dan hasilnya sangat tidak terduga,” kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers. “Iblis akan berada di dalam detail dan tidak ada yang tahu detailnya.”

  • Perusak Mobil Tesla Terpergok Bikin Logo Nazi, Benci Elon Musk

    Perusak Mobil Tesla Terpergok Bikin Logo Nazi, Benci Elon Musk

    Jakarta

    Dari sekian banyak pelaku aksi perusakan mobil Tesla karena memprotes Elon Musk, ada satu yang tertangkap. Dia menggambar logo Nazi.

    Diberitakan New York Post seperti dilansir, Rabu (2/4/2025) pelaku adalah Chadd Ritenbaugh (55). Dia melakukan aksi perusakan mobil Tesla di parkiran Planet Fitness Doylestown, Pennsylvania, kata polisi.

    Polisi mengatakan, aksi tersebut dilakukan pada 24 Maret 2025 pukul 09.30 waktu setempat. Dia tidak tahu ada kamera mobil merekam aksinya membuat guratan yang merusak bodi mobil dengan bentuk logo swastika Nazi diduga dengan kunci mobil.

    Si pemilik mobil menyadari ada perusakan ketika sampai di rumah. Lalu kata polisi, si pemilik mengecek kamera mobil dan di situ terekam video aksinya.

    Dalam video tampak pelaku pergi ke Planet Fitness. Ketika dicek ke Planet Fitness, staf di sana mengenalinya sebagai salah satu member gym.

    Rittenbaugh lalu dikonfrontir pemilik mobil dalam rekaman video yang sempat ramai di Amerika. Dia mengatakan tidak punya masalah dengan si pemilik mobil, melainkan karena membenci Elon Musk.

    “Saya minta maaf. Saya tidak ada masalah dengan Anda dan mobil Anda. Tapi jelas saya menentang Elon Musk,” kata Rittenbaugh.

    Pelaku kini dikenai sejumlah tuntutan hukum atas aksinya itu terkait keonaran, perusakan dan mengganggu ketertiban umum. Kasus itu adalah yang terkini dari sekian banyak aksi vandalisme mengincar pemilik mobil Tesla dan dealer mobil Tesla di Amerika.

    Kebanyakan aksi perusakan ini dipicu dari reaksi publik atas peran Elon Musk di dalam Department of Governmental Efficiency (DOGE) pemerintahan Presiden Donald Trump yang banyak memangkas anggaran.

    (fay/fyk)

  • 30 Miliarder Indonesia Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia Versi Forbes, Ini Dia – Page 3

    30 Miliarder Indonesia Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia Versi Forbes, Ini Dia – Page 3

    Orang terkaya dari semuanya adalah Elon Musk, yang kekayaannya diperkirakan mencapai USD 342 miliar. Meskipun menghabiskan lebih banyak waktunya untuk memimpin DOGE, lembaga yang dibentuk donald Trump untuk pemotongan biaya pemerintahan, Elon Musk telah menambahkan USD 147 miliar ke kekayaannya selama setahun terakhir.

    Kenaikan harta ini berkat tahun yang luar biasa untuk perusahaan roketnya SpaceX dan perusahaan AI-nya xAI, yang ia gabungkan dengan raksasa media sosialnya X minggu lalu.

    Bahkan Tesla, meskipun ada protes baru-baru ini dan aksi jual pasar saham, masih diperdagangkan lebih tinggi dari tahun lalu.

    Itu memungkinkan Musk untuk merebut kembali gelar orang terkaya di dunia dari Arnault, dan telah memberinya jarak harta USD 126 miliar atas orang terkaya berikutnya yaitu Mark Zuckerberg yang merupakan pendiri Meta.

    kekayaan Mark Zuckerberg diperkirakan mencapai USD 216 miliar, yang menempati peringkat nomor 2 untuk pertama kalinya.

    Jeff Bezos dari Amazon diperkriakan memiliki harta USD 215 miliar, menempati peringkat nomor 3 orang terkaya dunia dan Larry Ellison dari Oracle dengan kekayaan USD 192 miliar menempati peringkat keempat.

    Arnault dengan jumlah harta USD 178 miliar, turun ke peringkat kelima, peringkat terendahnya sejak 2017, di tengah kemerosotan saham konglomerat mewahnya LVMH.

    Forbes menggunakan harga saham dan nilai tukar dari 7 Maret 2025 untuk pemeringkatan tahun ini.

  • Video: Partai Demokrat Ingatkan Bahaya Tarif Trump

    Video: Partai Demokrat Ingatkan Bahaya Tarif Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Donald Trump akan mengumumkan kebijakan tarif pada 2 April 2025 waktu setempat. Meskipun Trump bilang kebijakan tarif akan menjadi hari pembebasan bagi Amerika Serikat, tetapi beberapa pihak memberi peringatan akan dampak negatif yang mungkin terjadi. Seperti para senator yang berasal dari partai demokrat.

    Selengkapnya dalam program Special Report CNBC Indonesia, Rabu (02/04/2025).

  • Nintendo Switch 2 Segera Rilis, Ini Bocoran Harga & Tanggal Peluncuran

    Nintendo Switch 2 Segera Rilis, Ini Bocoran Harga & Tanggal Peluncuran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nintendo dikabarkan akan segera mengungkap detail terbaru mengenai konsol penerus Switch pada hari Rabu (2/4/2025) ini. Para investor dan penggemar game tengah menantikan informasi penting terkait harga dan jadwal peluncuran perangkat yang digadang-gadang akan mempertahankan popularitas pendahulunya.

    Melansir Reuters, para analis memperkirakan transisi ke Switch 2 akan berjalan mulus. Perusahaan asal Kyoto ini diprediksi akan tetap mempertahankan bentuk dan fungsi pendahulunya yang populer.

    Sejak diluncurkan pada 2017 lalu, Nintendo Switch telah terjual lebih dari 150 juta unit di seluruh dunia. Keberhasilan ini didukung oleh pembaruan perangkat keras serta deretan game eksklusif populer seperti “Super Mario” dan “The Legend of Zelda” yang terus menarik minat pemain.

    Menurut prediksi analis Atul Goyal, Nintendo Switch 2 kemungkinan akan dibanderol dengan harga antara US$399 hingga US$499 atau setara dengan Rp6,6 juta hingga Rp8,2 juta (asumsi kurs Rp16.560/US$). Dia juga memprediksi Nintendo Switch 2 akan rilis pada bulan Mei hingga Juni 2025 mendatang.

    “Begitu Switch 2 mulai dijual, kami yakin kekuatan permintaan akan terlihat jelas,” tulis Goyal dalam catatan klien.

    Sebagai perbandingan, Switch generasi pertama dirilis pada Maret 2017 lalu dengan harga US$299,99 dan sukses besar di pasaran. Konsol tersebut bahkan berhasil membalikkan nasib Nintendo setelah kegagalan Wii U.

    Faktor-Faktor Kunci dalam Peluncuran Switch 2

    Acara Nintendo Direct mendatang akan menjadi momen penting bagi perusahaan untuk mengungkap rincian lengkap Switch 2. Para investor juga menyoroti daftar permainan yang akan hadir di konsol ini, karena faktor tersebut dinilai krusial dalam mendorong minat konsumen untuk beralih ke perangkat baru.

    Analis Goldman Sachs, Minami Munakata memperkirakan Nintendo akan menargetkan pengiriman lebih dari 10 juta unit pada tahun pertama.

    Namun, peluncuran ini terjadi di tengah situasi ekonomi global yang menantang, termasuk ketegangan perdagangan yang meningkat. Presiden AS, Donald Trump telah memberlakukan tarif tambahan yang dapat mempengaruhi rantai pasokan industri game.

    Meski demikian, tren industri saat ini menunjukkan adanya perubahan ke arah model langganan dan kompatibilitas mundur, yang dinilai dapat membantu memperlancar transisi ke perangkat baru.

    Lantas, bagaimana Dampaknya bagi Saham Nintendo?

    Saham Nintendo sempat mencapai titik tertinggi pada Februari lalu dan naik lebih dari 10% sejak awal tahun. Namun, beberapa analis meragukan apakah Switch 2 akan cukup besar untuk mendongkrak harga saham lebih jauh.

    “Kami tidak yakin perangkat baru ini akan cukup signifikan untuk membenarkan valuasi saham Nintendo saat ini,” kata Amir Anvarzadeh, ahli strategi pasar di Asymmetric Advisors dalam sebuah catatan.

    (mij/mij)

  • AS Gunakan AI untuk Deportasi Mahasiswa Asing Pro Palestina dan Pro Hamas, Abed Ayoub: Berlebihan – Halaman all

    AS Gunakan AI untuk Deportasi Mahasiswa Asing Pro Palestina dan Pro Hamas, Abed Ayoub: Berlebihan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan mahasiswa telah menerima email yang menyatakan bahwa visa F1, M1, dan J1 mereka telah dibatalkan dan mereka harus mendeportasi diri mereka sendiri.

    Hal ini terjadi saat pemerintahan Trump menindak tegas aktivisme pro-Palestina dan aktivitas anti-Semit di kampus-kampus universitas.

    Pemerintah AS menggunakan teknologi AI untuk mengidentifikasi dan mendeportasi mahasiswa asing yang “tampaknya mendukung” Hamas dan kelompok lainnya.

    Program untuk memata-matai mahasiswa internasional dengan teknologi AI tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, kata pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada Axios.

    Lebih dari 300 mahasiswa internasional di AS telah dicabut visanya dalam waktu tiga minggu sejak inisiatif Departemen Luar Negeri tersebut.

    Times of India mengatakan bahwa mahasiswa internasional menerima email yang menyatakan bahwa visa mereka telah dibatalkan, dan meminta mereka untuk mendeportasi diri menggunakan Aplikasi Rumah CBP.

    “Pada suatu saat, saya harap kita kehabisan karena kita telah menyingkirkan mereka semua,” kata Rubio pada tanggal 27 Maret.

    “Namun, kita mencari orang-orang gila yang merusak segalanya setiap hari.”

    Ia menambahkan, “Ngomong-ngomong, saya mendorong setiap negara untuk melakukan itu, karena menurut saya sangat gila mengundang mahasiswa ke negara Anda yang datang ke kampus Anda dan mengacaukannya”, menurut laporan New York Times.

    Secara total, menurut Laporan Pintu Terbuka 2024, AS menampung rekor 1,1 juta mahasiswa internasional pada tahun akademik 2023-24, dengan lebih dari 330.000 dari India.

    Visa F1 diperuntukkan bagi mahasiswa akademis, M1 untuk mahasiswa kejuruan, dan J1 untuk pengunjung pertukaran ke AS.

    Akun media sosial sedang dipindai untuk mencari bukti dugaan simpati yang diungkapkan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 , Axios melaporkan.

    Seorang pengacara imigrasi mengatakan kepada The Times of India bahwa email tersebut tidak hanya dikirimkan kepada mahasiswa internasional yang berpartisipasi secara fisik dalam protes kampus tetapi juga mereka yang mungkin saja membagikan atau menyukai unggahan yang dianggap “anti-nasional”.

    Pengiriman email deportasi mandiri kepada mahasiswa internasional meningkat setelah adanya arahan internal pada tanggal 25 Maret oleh Rubio, yang mengarahkan peninjauan wajib atas akun media sosial mahasiswa asing di AS dan juga pelamar, kata pengacara imigrasi kepada TOI.

    Pindai Media Sosial

    TRUMP BATALKAN VISA – Momen Donald Trump menandatangai sejumlah perintah eksekutif baru pada hari Senin (27/1/2025). Pada hari Rabu (30/1/2025) Trump mengeluarkan kebijakan untuk membatalkan visa studi bagi staf akademisi atau mahasiswa asing yang terlibat dalam unjuk rasa Pro-Palestina (Tangkap Layar Youtube/ Straight Arrow News)

    Sebagai bagian dari upaya ini, peninjauan dengan bantuan AI telah dan sedang dilakukan pada ribuan akun media sosial pemegang visa pelajar, yang secara signifikan memperketat pengawasan pemerintah terhadap warga negara asing.

    Hal ini terjadi karena di AS, berdasarkan Undang-Undang Imigrasi dan Kebangsaan tahun 1952, Menteri Luar Negeri memiliki wewenang untuk mencabut visa orang asing yang dianggap sebagai ancaman.

    Jika ditemukan “informasi yang merendahkan”, Unit Pencegahan Penipuan akan mengambil tangkapan layar apabila pelamar mengubah kehadiran daring mereka. Bahkan tanpa konten yang bermasalah, catatan tempat peninjauan dilakukan harus dinyatakan dalam catatan, tambah laporan TOI.

    Pihak berwenang juga memeriksa basis data internal untuk mengidentifikasi pemegang visa yang ditangkap tetapi tetap berada di AS di bawah pemerintahan Biden sebelumnya.

    Dalam pemberitahuan pencabutan visa, Departemen Luar Negeri AS memberi tahu mahasiswa bahwa, tanpa status imigrasi yang sah, mahasiswa tersebut mungkin akan ditahan, atau harus membayar denda atau tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapatkan visa. Paspor AS mereka harus diserahkan ke kedutaan AS untuk pembatalan visa secara fisik.

    Namun, kebijakan saat ini berbeda dengan kebijakan sebelumnya mengenai pencabutan visa bagi pelajar, di mana pelajar F-1 dan J-1 memegang visa hingga “Duration of Status” (D/S), yang sering tercantum pada Catatan Kedatangan/Keberangkatan I-94, yang berarti mereka dapat tinggal di AS selama memiliki status visa terkini dan dokumen terkait. Di bawah pemerintahan Trump, pelajar mengalami pencabutan visa dan pengusiran langsung dari AS.

    Sejak Oktober 2023, pejabat federal telah memindai profil 100.000 individu dalam Sistem Pertukaran Pelajar Pengunjung untuk menentukan apakah ada visa yang dicabut karena partisipasi dalam protes, penangguhan, atau penangkapan.

    Setelah diberitahu tentang penangguhan atau penangkapan, petugas konsuler memutuskan pencabutan visa.

    “Kami benar-benar tidak menemukan pencabutan visa sama sekali selama pemerintahan Biden,” kata seorang pejabat kepada Axios, yang menyebutnya sebagai “sikap menutup mata terhadap penegakan hukum”.

    Marco Rubio telah mendorong pencabutan visa tersebut hanya delapan hari setelah serangan 7 Oktober, dengan menyatakan, “Kami melihat orang-orang berbaris di universitas-universitas kami dan di jalan-jalan negara kami…menyerukan Intifada, merayakan apa yang telah dilakukan Hamas… Orang-orang itu harus pergi.”

    Donald Trump menyuarakan sikap ini pada tanggal 30 Januari: “Kepada semua penduduk asing yang bergabung dalam protes pro-jihadis, kami memberi peringatan. Kami akan menemukan Anda, dan kami akan mendeportasi Anda.”

    Perintah eksekutif yang dikeluarkan pada tanggal 20 Januari juga merujuk pada warga negara asing yang “mengancam keamanan nasional dan menganut ideologi kebencian.”

    Di tengah tindakan keras ini, beberapa organisasi mahasiswa di AS mulai merasa khawatir.

    “Hal ini seharusnya membuat semua warga Amerika waspada. Ini adalah masalah Amandemen Pertama dan kebebasan berbicara, dan pemerintah akan bertindak berlebihan,” kata Abed Ayoub, kepala Komite Antidiskriminasi Amerika-Arab.

    “Orang Amerika tidak akan menyukai ini. Mereka akan menganggapnya sebagai pengorbanan hak kebebasan berbicara demi negara asing.”

  • Donald Trump Sebut Indonesia Penghambat Perdagangan AS, Prabowo Biang Keroknya?

    Donald Trump Sebut Indonesia Penghambat Perdagangan AS, Prabowo Biang Keroknya?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden AS Donald Trump mengungkap Indonesia sebagai salah satu penghambat perdagangan Amerika Serikat. Tak sendirian, ada banyak negara lain yang disebut dengan sebutan serupa.

    Diketahui, Trump menyampaikan hal itu melalui Perwakilan Dagang Amerika Serikat (UTSR). Lembaga itu merilis Laporan Estimasi Perdagangan Nasional Tahunan yang di dalamnya tercantum rata-rata tarif yang diterapkan negara yang bersangkutan sehingga menghambat aktivitas Negeri Paman Sam.

    “Tidak ada Presiden Amerika dalam sejarah modern selain Trump yang menyadari betapa luas dan merugikannya hambatan perdagangan luar negeri terhadap AS. Di bawah kepemimpinan Trump, pemerintahan ini bekerja keras untuk mengatasi praktik tidak adil ini, membantu memulihkan keadilan dan mengutamakan pebisnis AS yang bekerja keras di pasar global,” ujar Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dilansir dari laman Reuters.

    Indonesia penghambat perdagangan AS, gegara Prabowo?

    Alasan Indonesia, termasuk 57 negara lain, dianggap menghambat perdagangan AS adalah peraturan terkait keamanan pangan dan syarat energi terbarukan. Kebijakan lainnya adalah penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diterapkan di sejumlah negara seperti Meksiko, Argentina, dan Uni Emirat Arab.

    Khusus Indonesia yang kini dipimpin Presiden Prabowo, kebijakan yang membuat AS melabelinya sebagai negara penghambat perdagangan adalah kebijakan impor dan pajak. Selain itu, lisensi impor, produk pertanian, bea cukai, dan akses pasar industri farmasi dinilai menjadi biang keladinya.

    Ada potensi birokrasi yang berbelit terkait peraturan impor barang halal yang diterapkan Indonesia. Hal itu akan semakin menghambat aktivitas perdagangan yang dilakukan Donald Trump.

    “Amerika Serikat khawatir peraturan akreditasi itu menciptakan permintaan dokumen yang berulang-ulang, persyaratan yang semakin memberatkan bagi auditor untuk memenuhi syarat,” demikian menurut dokumen yang dirilis Perwakilan Dagang Amerika Serikat tersebut.

    Presiden Prabowo, Presiden RI. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/YU

    Daftar negara penghambat perdagangan AS Algeria Angola Argentina Australia Bangladesh Bolivia Brazil Brunei Darussalam Kamboja Kanada Chile China Kolombia Kosta Rika Pantai Gading Republik Dominika Ekuador Mesir El Salvador Ethiopia Ghana Guatemala Honduras Hong Kong India Indonesia Israel Jepang Yordania Kenya Korea Selatan Laos Malaysia Meksiko Selandia Baru Nikaragua Nigeria Norwegia Pakistan Panama Paraguay Peru Filipina Rusia Singapura Afrika Selatan Swiss Taiwan Thailand Tunisia Turki Ukraina Inggris Uruguay Vietnam Liga Arab Uni Eropa Gulf Cooperation Council

    Demikian penjelasan Indonesia pimpinan Prabowo dilabeli negara penghambat perdagangan AS. Sejumlah kebijakan disebut sebagai alasan Donald Trump mengeluarkan kebijakan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News