Tag: Donald Trump

  • Putin Ingin Rusia Menengahi Perundingan Perjanjian Nuklir Iran dan AS – Halaman all

    Putin Ingin Rusia Menengahi Perundingan Perjanjian Nuklir Iran dan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Rusia siap membantu Amerika Serikat (AS) dan Iran untuk mencapai kesepakatan mengenai perjanjian nuklir yang baru.

    Ia mengatakan Rusia berupaya untuk melakukannya sebelum terlambat.

    “Rusia siap menawarkan jasa baik untuk membantu Amerika Serikat dan Iran mencapai kesepakatan yang wajar sebelum terlambat,” katanya pada hari Kamis (3/4/2025)

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengebom Iran jika Iran tidak bersedia untuk membicarakan perjanjian nuklir yang baru.

    “Penggunaan kekuatan militer terhadap Iran adalah tidak sah dan tidak dapat diterima,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Kamis.

    Kementerian tersebut juga mencatat Rusia berkomitmen untuk mencari solusi yang dinegosiasikan guna menyelesaikan program nuklir Iran.

    “Ancaman untuk mengebom infrastruktur energi nuklir Iran akan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah,” tambahnya seperti diberitakan Al Arabiya.

    Sementara itu, Kremlin mengatakan seorang pejabat Rusia tengah mengadakan pembicaraan di Washington atas instruksi Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai hal tersebut.

    Pejabat itu mengatakan rincian pembicaraan itu akan menyusul setelah kunjungan tersebut.

    Iran dan AS Saling Ancam

    Pernyataan Rusia muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Iran dengan pemboman dan sanksi jika negara itu gagal mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya.

    Iran menjawab bahwa pihaknya tidak akan berunding dengan AS meskipun ada ancaman.

    Selain itu, Iran juga memperingatkan AS terhadap tindakan militer apa pun terhadapnya menyusul ancaman Trump untuk mengebom Iran dan berjanji akan memberikan tanggapan tegas.

    Sumber-sumber Iran menyatakan bahwa ancaman AS bertujuan untuk memaksa Iran bernegosiasi dan membuat konsesi ilegal.

    Kemarin surat kabar AS, Axios, melaporkan dengan mengutip sumber pejabat AS yang mengatakan Gedung Putih secara serius mempertimbangkan usulan Iran untuk mengadakan pembicaraan nuklir tidak langsung.

    Pejabat tersebut mengatakan Trump menerima tanggapan resmi Iran selama akhir pekan atas surat yang dikirimnya kepada Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei tiga minggu lalu, di mana ia mengusulkan pembicaraan langsung mengenai masalah nuklir Iran

    Ali Larijani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, mengonfirmasi Senin (31/3/2025) lalu bahwa isi pesan presiden AS tidak berbeda dari pernyataannya sendiri, tetapi disampaikan dalam bahasa diplomatik.

    “Setiap kesalahan Amerika mengenai masalah nuklir Iran akan memaksa kita untuk mengambil jalan lain, dan mungkin memaksa kita, di bawah tekanan dari rakyat, untuk memproduksi senjata nuklir,” kata Ali Larijani dalam wawancara yang ditayangkan di televisi Iran.

    Sebelumnya pada masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia pada tahun 2015.

    Perjanjian tersebut memberlakukan pembatasan pada aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Setelah itu, Presiden AS juga menerapkan kembali sanksi komprehensif terhadap Iran.

    Sejak penarikan AS dari perjanjian tersebut, laporan-laporan Barat menuduh Iran melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh perjanjian pengayaan uranium, sementara Iran membantah berusaha memiliki senjata nuklir.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • PM Jepang Tegas Sesalkan Tarif Dagang Donald Trump, Indonesia Masih Libur Lebaran?

    PM Jepang Tegas Sesalkan Tarif Dagang Donald Trump, Indonesia Masih Libur Lebaran?

    PIKIRAN RAKYAT – Donald Trump resmi menaikkan tarif impor untuk Indonesia, Jepang, dan negara lainnya. Presiden AS (Amerika Serikat) menyatakan hal itu merupakan upaya memajukan ekonomi Negeri Paman Sam tersebut.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kami. Kami akan menggunakan uang yang dihasilkan dari tarif untuk mengurangi pajak dan membayar utang nasional kami. Mereka (China dan Uni Eropa) mengenakan biaya kepada kami, kami mengenakan biaya kepada mereka. Bagaimana mungkin ada orang yang marah?” ucap Donald Trump.

    “Jadi, tarif tersebut tidak akan berlaku secara timbal balik. Saya bisa saja melakukan itu, ya, tetapi akan sulit bagi banyak negara. Kami tidak ingin melakukan itu. Dalam hal perdagangan, terkadang kawan (lebih) buruk daripada lawan,” ujarnya.

    Jika Indonesia dikenakan tarif impor 32 persen untuk barang-barang menuju AS, Jepang dikenakan tarif serupa 24 persen. Apa respons Perdana Menteri Jepang dan Presiden Indonesia? Berikut selengkapnya:

    PM Jepang tegas sesalkan tarif dagang Donald Trump

    Perdana Menteri Jepang melalui Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menggelar konferensi pers pada Kamis, 3 April 2025. Ia menyampaikan pemerintahnya menyesalkan kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat.

    “Kami sekali lagi telah menyampaikan kepada pemerintah AS bahwa kami menyesalkan langkah-langkah saat ini dan dengan tegas meminta agar langkah-langkah tersebut ditinjau kembali. Perdana Menteri telah menginstruksikan agar isi dari langkah-langkah tarif AS dan dampaknya terhadap negara kita diteliti secara menyeluruh, serta agar Jepang terus menuntut dengan tegas agar dikecualikan dari sasaran langkah-langkah tersebut,” katanya.

    Tak hanya itu, Negeri Matahari Terbit meminta agar pihaknya tidak diikutsertakan dalam kebijakan baru itu. Selain Jepang dan Indonesia, ada 56 negara lain yang terkena imbas seperti Uni Eropa (organisasi 27 negara di Eropa), Korea Selatan, Malaysia, Australia, Singapura, Vietnam, sampai Inggris.

    Tarif impor dagang Donald Trump untuk Jepang, Indonesia, dan negara lain. White House/BBC

    Prabowo dan Gibran belum beri tanggapan

    Sampai saat ini, Kamis 3 April 2025 pukul 19.45 WIB, belum ada tanggapan dari eksekutif Pemerintah Indonesia baik melalui Presiden Prabowo, Wakil Presiden Gibran, Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi, Sekretaris Kabinet Letkol Teddy, maupun para menteri. Sejauh ini, belum ada respons yang disampaikan baik melalui media massa atau akun media sosial resminya.

    Tanggapan justru datang dari legislatif seperti Anggota DPR Ahmad Najib, ada pula dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), lembaga riset Celios, dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Hipmi menekankan, melalui Sekretaris Jenderal Anggawira, tentang kerja sama dagang baru.

    “Percepat perjanjian dagang dengan Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika agar ketergantungan kepada AS berkurang,” kata Sekjen Hipmi Anggawira.

    “Ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan tranformasi industri menuju compliance standard international, termasuk mempercepat hilirisasi industri yang sudah dirintis oleh pemerintah sebelumnya,” ujar Anggota DPR Najib dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 April 2025.

    Kabar soal respons PM Jepang ini viral di media sosial Instagram (IG). Publik menilai sejumlah pemimpin Indonesia belum memberikan tanggapan karena masih Lebaran 2025. Hal ini diketahui lewat komentar di akun media massa nasional.

    “Pejabat kita masih pada libur,” kata akun IG @ayn***

    “Jepang langsung Konfrensi…Lha kita…masih pada Libur2,” ujar akun lainnya, @bil***

    “Pantes jepang maju karna tanggap gercep dengan demikian berarti cara berpikir mreka cepet,” tulis akun @hen***

    Demikian tanggapan tegas PM Jepang soal tarif impor baru dari Amerika Serikat. Sementara itu, belum ada respons resmi dari Pemerintah Indonesia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Trump Naikkan Tarif Impor! Pasar Keuangan Auto Panik! Begini Dampaknya

    Trump Naikkan Tarif Impor! Pasar Keuangan Auto Panik! Begini Dampaknya

    Jakarta: Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial. 
     
    Kali ini, Trump memberlakukan tarif impor baru yang langsung mengguncang pasar keuangan global. 
     
    Saham-saham raksasa teknologi AS anjlok, Bitcoin ikut terpukul, sementara harga emas meroket ke level tertinggi. 

    Lalu, bagaimana kebijakan ini bisa memengaruhi ekonomi dunia? Yuk, kita bahas tuntas!

    Tarif baru Trump, siapa yang kena?
    Kebijakan tarif yang diumumkan Trump mencakup tarif 25 persen untuk semua mobil impor mulai 3 April, tarif 10 persen untuk semua barang impor mulai 5 April.
     
    Tarif khusus untuk beberapa negara yang berlaku mulai 9 April:
     
    – Tiongkok: 34 persen
    – Vietnam: 46 persen
    – Taiwan: 32 persen
    – Korea Selatan: 25 persen
    – Uni Eropa: 20 persen
    – Swiss: 31 persen
     
    Menurut Trump, kebijakan ini bertujuan melindungi ekonomi AS yang dianggapnya sudah dirugikan oleh perdagangan yang tidak adil selama puluhan tahun. 
     
    Namun, efeknya justru langsung terasa di pasar global.
     

    Saham AS dan Bitcoin terpukul!
    Sejak pengumuman tarif baru ini, pasar saham AS mengalami tekanan hebat Nasdaq 100 turun 2,3 persen dan S&P 500 anjlok 1,7 persen
     
    Saham teknologi babak belur. Tesla (TSLA) -8 persen, Palantir (PLTR) -8 persen, Apple (AAPL) -7 persen, Amazon (AMZN) -6 persen, Nvidia (NVDA) -6 persen.
     
    Saham ritel seperti Nike (NKE) dan Walmart (WMT) juga turun 7 persen
     
    Sementara itu, Bitcoin yang semula naik ke USD87.000 langsung turun ke USD83.000 setelah detail tarif diumumkan. 
     
    Ini menunjukkan bahwa investor cenderung menghindari aset berisiko saat terjadi ketidakpastian ekonomi.
    Harga emas meroket! 
    Di tengah gonjang-ganjing kebijakan tarif ini, harga emas melesat ke rekor baru mendekati USD3.200 per ounce. Emas selalu menjadi aset safe haven atau ‘tempat berlindung’ saat pasar sedang tidak stabil. 
     
    Investor lebih memilih mengalihkan dana ke emas karena lebih aman dibanding saham atau kripto.
    Dampak ke ekonomi dunia, inflasi bisa meledak?
    Analyst Reku Fahmi Almuttaqin, menilai kebijakan tersebut apabila benar akan diimplementasikan sepenuhnya, dapat berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga. 
     
    “Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian yang ada dapat membuat investor menjadi lebih berhati-hati terhadap instrumen investasi berisiko tinggi seperti aset crypto dan saham yang dapat memberikan tekanan harga lanjutan,” jelas Fahmi dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 April 2025.
     
    Akan tetapi terlepas dari itu, dampak sebenarnya dari kebijakan yang akan diambil tersebut
    sebenarnya belum dapat sepenuhnya dilihat saat ini karena hal itu akan ditentukan oleh
    perilaku konsumen dan bagaimana sektor bisnis menyikapi peraturan baru tersebut.
     
    “Apabila dampak yang akan terjadi lebih mengarah kepada meningkatnya pengangguran dan terjadinya resesi ekonomi, kebijakan pelonggaran seperti dengan menurunkan suku
    bunga mungkin akan dipertimbangkan oleh The Fed. Selain itu, kebijakan yang ada juga
    dapat berubah sewaktu-waktu khususnya jika mempertimbangkan rekam jejak Trump sejak
    dilantik pada Januari lalu, yang banyak disinyalir menggunakan tarif impor sebagai alat
    negosiasi politik.” tutur dia.
    Strategi investasi
    Bagi investor yang punya profil risiko tinggi, koreksi ini bisa menjadi peluang buy on weakness untuk mendapatkan harga saham atau kripto di level yang lebih murah.
     
    Namun, bagi investor pemula, strategi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) bisa menjadi solusi yang lebih aman. Dengan metode ini, investor membeli aset secara berkala tanpa harus khawatir dengan fluktuasi jangka pendek.
     
    “Investor tetap harus cermat dalam memilih aset untuk diakumulasi. Bagi investor yang tidak terlalu agresif, aset-aset dengan kapitalisasi pasar dan likuiditas terbesar menjadi opsi yang dapat dieksplorasi lebih lanjut,” ucap dia.
     
    Apakah ini saatnya panic sell atau justru kesempatan untuk mengoleksi aset murah? Keputusan ada di tanganmu!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Perusahaan Jeff Bezos dan Pendiri OnlyFans Saingan Beli TikTok

    Perusahaan Jeff Bezos dan Pendiri OnlyFans Saingan Beli TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia — Jelang batas akhir aplikasi TikTok untuk menemukan pembeli di Amerika Serikat semakin dekat. Kini terdapat berbagai pihak yang mengajukan penawaran untuk aplikasi tersebut.

    Seperti yang diketahui, TikTok punya waktu hingga 5 April 2025 untuk menemukan pembeli dari luar Tiongkok. Jika tidak, aplikasi tersebut akan dilarang dari AS.

    Melansir Reuters, Amazon serta Tim Stokely salah satu pendiri OnlyFans adalah dua pihak terbaru yang tertarik membeli aplikasi TikTok.

    Sebelumnya, pejabat AS mengkhawatirkan TikTok dapat membahayakan keamanan negara karena dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance.

    Melalui startup bernama Zoop, Tim Stokely telah bekerja sama dengan perusahaan untuk mengajukan tawaran membeli TikTok.

    Sementara Amazon telah mengirim surat resmi kepada pemerintahan AS terkait ketertarikannya untuk membeli TikTok. Amazon pun telah lama ingin memiliki platform media sosialnya sendiri untuk menarik pengguna muda dan meningkatkan penjualan produknya.

    Sebagai informasi, Amazon telah membeli aplikasi streaming Twitch pada 2014 dan situs ulasan buku Goodreads pada 2013.

    Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengungkapkan bahwa ada empat pihak yang sedang bernegosiasi untuk membeli TikTok. Kendati demikian, ia tidak menjelaskan lebih lanjut siapa saja.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pihaknya akan menggelar pertemuan untuk membahas permasalahan terkait TikTok.

    Melansir Reuters pada Rabu (2/4/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mempertimbangkan proposal akhir terkait TikTok pada Rabu menjelang batas waktu 5 April bagi aplikasi tersebut untuk menemukan pembeli non-China atau menghadapi larangan.

    Pejabat tersebut, mengonfirmasi laporan CBS News, mengatakan akan ada pertemuan di Ruang Oval yang melibatkan Wakil Presiden JD Vance, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard.

    (mkh/mkh)

  • Trump Tetapkan Tarif 32% ke RI, Ini Dampak ke Penerimaan Negara

    Trump Tetapkan Tarif 32% ke RI, Ini Dampak ke Penerimaan Negara

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menetapkan tarif bea masuk sebesar 32% untuk produk asal Indonesia. Penerimaan negara pun bisa berdampak atas kebijakan tersebut.

    Manajer Riset Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar melihat perekonomian dalam negeri akan terdampak secara langsung maupun tidak langsung atas kebijakan tarif Trump tersebut.

    Dampak langsungnya, sektor tekstil, alas kaki, dan elektronik yang pangsa pasarnya besar di AS akan mengalami penurunan pendapatan. Sementara itu, dampak tidak langsung yakni pelemahan perekonomian negara mitra dagang utama Indonesia lain seperti China dan Jepang.

    Barang asal China sendiri dikenai tarif tambahan 34%, sedangkan Jepang sebesar 24%. Akibatnya, ekspor Indonesia ke dua negara tersebut juga berpotensi berkurang.

    “Dampak tidak langsung lainnya seperti pelemahan harga komoditas terutama energi. Padahal, penerimaan pajak kita dipengaruhi oleh harga komoditas,” ujar Fajry kepada Bisnis, Kamis (3/4/2025).

    Lebih lanjut, pelemahan ekspor berpotensi menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan semakin lemah. Akibatnya, terjadi penurunan keuntungan korporasi dalam bentuk rupiah. 

    Sejalan dengan itu, setoran pajak penghasilan korporasi (PPh Badan) berpotensi berkurang terutama dari sektor pengolahan. Oleh sebab itu, kebijakan tarif Trump akan turut berdampak negatif kepada penerimaan negara.

    Pertanyaannya kini, seberapa besar? Fajry melihat tidak terlalu signifikan.

    Dia beralasan, selama ini kontribusi perdagangan internasional ke produksi domestik bruto (PDB) cenderung sedikit. Pada 2024, Badan Pusat Statistik mencatat kontribusi net ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi berada di level kontraksi yaitu -0,01%.

    “Jadi saya kira dampaknya ke penerimaan pajak cukup terbatas. Namun semua akan tergantung pada seberapa besar dampak tidak langsung yang ditimbulkan terutama pada harga komoditas,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Trump resmi menetapkan bahwa semua mitra dagang AS akan dikenakan tarif setidaknya 10% ke depannya, sedangkan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar.

    Alasannya, seperti yang disampaikan dalam banyak pidatonya, Trump ingin mewujudkan anggaran berimbang (balance budget) alias defisit APBN nol persen terhadap produk domestik bruto dalam masa pemerintahannya.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters.

    Produk-produk Indonesia sendiri dikenai tarif bea masuk sebesar 32%. Padahal, sebelumnya hanya 10%—bahkan beberapa barang konsumsi sepenuhnya bebas bea masuk karena Indonesia menikmati fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang diberikan oleh pemerintah AS kepada negara-negara berkembang.

  • Respons Pemerintah Indonesia terhadap Tarif 32% Trump, Siap Kirim Delegasi ke Washington

    Respons Pemerintah Indonesia terhadap Tarif 32% Trump, Siap Kirim Delegasi ke Washington

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia buka suara atas penerapan tarif impor timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32% yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu sore (2/4/2025) waktu setempat. Pemerintah siap mengirim delegasi untuk menemui pejabat pemerintah AS.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam pernyataan resmi mengakui pengenaan tarif timbal balik Trump akan memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.

    Selama ini, sambungnya, ekspor utama Indonesia ke pasar AS mencakup produk elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak sawit (palm oil), karet, furnitur, serta udang dan produk-produk perikanan laut.

    Susi menjelaskan pemerintah akan menghitung dampak pengenaan tarif baru terhadap sektor-sektor tersebut secara khusus dan perekonomian nasional secara umum. Dia menegaskan pemerintah juga akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatifnya.

    Contohnya, tim lintas kementerian dan lembaga, perwakilan Indonesia di AS, serta para pelaku usaha nasional telah berkoordinasi secara intensif untuk persiapan menghadapi tarif resiprokal AS. 

    “Pemerintah Indonesia akan terus melakukan komunikasi dengan pemerintah AS dalam berbagai tingkatan, termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS,” kata Susi dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).

    Sebagai bagian dari negosiasi, pemerintah akan menjawab berbagai permasalahan yang diangkat oleh pemerintah AS dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang diterbitkan Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representative/USTR).

    Susi juga mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk melakukan langkah strategis, perbaikan struktural, serta kebijakan deregulasi atau penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan hambatan nontarif atau Non-Tariff Measures (NTMs).

    Dia melanjutkan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen memperbaiki iklim investasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja yang luas. Dia mencontohkan, pemerintah telah berkomunikasi dengan Malaysia selaku pemegang Keketuaan Asean untuk mengambil langkah bersama.

    “Mengingat 10 negara Asean seluruhnya terdampak pengenaan tarif AS,” jelasnya.

    Selain itu, pemerintah akan berupaya menjaga stabilitas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) di tengah gejolak pasar keuangan global setelah Trump mengumumkan tarif baru ini.

    Dia mengemukakan bahwa pemerintah bersama Bank Indonesia juga terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan likuiditas valas tetap terjaga, sehingga tetap mendukung kebutuhan pelaku dunia usaha serta memelihara stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

    Kebijakan Trump

    Sebagai informasi, Trump resmi menetapkan tarif minimum sebesar 10% untuk seluruh mitra dagang AS, tak terkecuali negara dalam kategori miskin atau least developed countries (LDCs). Sementara itu, negara-negara yang dianggap menerapkan hambatan perdagangan tinggi bagi produk-produk AS akan menjadi sasaran tarif yang lebih besar.

    Trump dalam banyak pidatonya beralasan bahwa penerapan tarif tinggi ditujukan untuk mewujudkan anggaran yang berimbang (balance budget) alias defisit APBN nol persen terhadap produk domestik bruto dalam masa pemerintahannya.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dikutip dari Reuters.

    Produk-produk Indonesia sendiri dikenai tarif timbal balik sebesar 32%. Padahal, sebelumnya hanya 10%—bahkan beberapa barang konsumsi sepenuhnya bebas bea masuk karena Indonesia menikmati fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang diberikan oleh pemerintah AS kepada negara-negara berkembang.

    Mengutip data USTR, nilai total perdagangan Indonesia dan AS mencapai US$38,3 miliar sepanjang 2024 dengan ekspor AS ke Indonesia bernilai US$10,2 miliar dan impor sebesar US$28,1 miliar.

    Impor dari Indonesia yang lebih besar membuat AS membukukan defisit perdagangan sebesar US$17,9 miliar pada 2024. Defisit ini melebar 5,4% dibandingkan dengan 2023 yang berada di angka US$923 juta.

  • Tarif Impor Trump Alarm Serius, Pemerintah Harus Segera Turun Tangan

    Tarif Impor Trump Alarm Serius, Pemerintah Harus Segera Turun Tangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua Komisi XI DPR M Hanif Dhakiri menilai kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memberlakukan tarif impor 32% terhadap produk Indonesia sebagai alarm serius bagi ekonomi nasional. Menurut Hanif, pemerintah harus segera merespons dengan langkah nyata, terarah dan berpihak.

    “Ini bukan sekadar urusan dagang, tetapi pukulan langsung ke industri padat karya dan jutaan pekerja. Pemerintah tak bisa hanya berdiri di pinggir lapangan. Harus segera turun tangan penuh,” ujar Hanif kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/4/2025).

    Hanif menilai kebijakan tarif impor Trump ini menyasar langsung komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti alas kaki, tekstil dan garmen, minyak nabati, serta alat listrik. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada 2023 mencapai USD 31 miliar atau sekitar Rp 500 triliun, tertinggi kedua setelah China.

    “Kalau tidak diantisipasi, dampaknya bisa meluas, ekspor turun, PHK meningkat, inflasi naik, dan daya beli masyarakat tertekan,” tandas dia

    Nilai tukar rupiah saat ini telah menyentuh Rp 16.675 per dolar AS, meskipun Bank Indonesia telah menggelontorkan lebih dari US$ 4,5 miliar cadangan devisa untuk intervensi pasar. Karena itu, kata Hanif, meskipun strategi moneter penting, namun tidak cukup kuat menopang ekonomi Indonesia.

    “Tanpa penguatan sektor riil dan fiskal, ekonomi kita bisa limbung,” tandas wakil ketua umum DPP PKB itu.

    Hanif mendorong diversifikasi pasar ekspor ke kawasan BRICS dan Afrika, serta penguatan UMKM dan industri berbahan baku lokal agar naik kelas dan lebih tangguh menghadapi guncangan eksternal.

    “Tarif AS harus kita jawab dengan keberanian industrialisasi. Produk lokal tak boleh hanya bertahan, harus maju dan menembus pasar baru,” tandas dia.

    Lebih lanjut, Hanif juga menyoroti pentingnya investasi pada sumber daya manusia, termasuk pekerja migran yang tahun lalu menyumbang devisa sebesar USD$ 14 miliar. Menurut dia, pekerja migran merupakan kekuatan Indonesia dan jika dikelola dengan baik bisa menjadi pilar ekonomi nasional.

    “Mereka bukan beban, tetapi kekuatan. Kalau dikelola serius, lima hingga sepuluh tahun ke depan mereka bisa jadi pilar ekonomi nasional,” tutur dia.

    Hanif menegaskan bahwa tekanan global adalah ujian arah kebijakan nasional. “Ini saatnya melangkah dengan strategi yang berani dan keberpihakan yang nyata,” pungkas dia.

    Sebelumnya Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor ke negara AS. Bahkan, tarif yang lebih tinggi untuk sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Adapun kebijakan tarif impor balasan ini diberlakukan  sebesar 34% untuk China dan 20% untuk Uni Eropa, sebagai respons terhadap bea masuk yang diberlakukan pada produk-produk AS. Sedangkan untuk Indonesia sebesar 32% dan tarif impor tertinggi terlihat akan diberlakukan kepada Vietnam sebanyak 46%.

  • Peringatan untuk AS, Iran Bisa Percepat Pembuatan Rudal Nuklir: Uranium Bukan Lagi Masalah – Halaman all

    Peringatan untuk AS, Iran Bisa Percepat Pembuatan Rudal Nuklir: Uranium Bukan Lagi Masalah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran dapat memperkaya uranium yang cukup hingga mencapai tingkat senjata untuk lima perangkat nuklir dalam seminggu, klaim para analis.

    Namun, kemampuan Teheran untuk membangun senjata peluncur rudal yang layak kemungkinan akan memakan waktu antara enam dan 18 bulan, menurut laporan intelijen barat.

    Menyusul ancaman dari Presiden AS Donald Trump , penasihat senior pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan bahwa Iran akan memperoleh senjata semacam itu jika diserang.

    “Kami tidak bergerak ke arah senjata [nuklir], tetapi jika Anda melakukan sesuatu yang salah dalam masalah nuklir Iran, Anda akan memaksa Iran untuk bergerak ke arah itu karena mereka harus mempertahankan diri,” kata Ali Larijani, dikutip dari The National.

    Hal itu menjadikan bulan-bulan mendatang sebagai periode krusial bagi kawasan tersebut, kata Dr. Sanam Vakil dari lembaga pemikir Chatham House di London.

    “Kita berada di tahun krisis di mana kita bisa melihat negosiasi, serangan Israel, dan persenjataan semuanya terjadi,” katanya kepada The National.

    “Ada urutan bagaimana hal ini akan terjadi. Untuk membenarkan persenjataan, harus ada serangan dan agar serangan dapat terjadi, harus ada upaya negosiasi.”

    Delapan bom, dua minggu

    Meskipun tidak ada satu pun sentrifus Iran yang memperkaya uranium hingga ke tingkat 90 persen yang mendefinisikan material kelas senjata, Iran memiliki persediaan yang diperkaya hingga 60 persen, menurut Institut Sains dan Keamanan Internasional yang berpusat di Washington.

    Dengan pengayaan lebih lanjut, bahan tersebut dapat menjadi bahan bakar “hingga lima hulu ledak nuklir dalam waktu satu minggu atau delapan hulu ledak dalam waktu dua minggu”, kata Darya Dolzikova, seorang ahli proliferasi nuklir di lembaga pemikir Rusi.

    Iran Watch, yang melacak kemampuan negara itu untuk membuat senjata nuklir, juga mengonfirmasi angka-angka itu tetapi menambahkan dalam laporan bulan lalu bahwa agar uranium dapat menimbulkan ancaman nuklir, ia harus diproses lebih lanjut menjadi komponen senjata.

    Dikatakan pula, jika Iran memilih untuk membuat senjata nuklir, “Ia dapat melakukannya di lokasi rahasia” dan bukan di lokasi yang terkenal, karena “dalam upaya membuat senjata… ada risiko terdeteksi sebelum berhasil”.

    Rudal nuklir ‘tidak diketahui’

    Sementara bahan untuk membuat bom dapat dilakukan dengan cepat, kesulitan yang lebih besar adalah membangun dan menguji bom, meletakkannya pada rudal dan menembakkannya.

    “Uranium bukan lagi masalah bagi Iran, tetapi mengembangkan senjata nuklir untuk memasukkan bahan fisil itu ke dalamnya adalah pertanyaan yang lebih besar, sesuatu yang tidak diketahui yang jauh lebih besar,” kata Jeremy Binnie, seorang analis rudal Iran di Janes, perusahaan intelijen pertahanan.

    Khorramshahr merupakan rudal yang paling mungkin digunakan karena muatannya seberat 1.800 kg akan memungkinkannya membawa perangkat nuklir sejauh 2.000 kilometer, sehingga menempatkan Tel Aviv dalam jangkauannya.

    Langkah pertama adalah membentuk uranium menjadi bola kemudian mengembangkan mekanisme pemicu untuk memulai reaksi nuklir untuk peledakan.

    “Itu sebenarnya adalah alat yang cukup rumit untuk diproduksi, karena Anda perlu membungkus bahan peledak konvensional ke rumah mekanisme pemicu,” kata Binnie.

    Iran juga perlu membangun kembali ruang uji bahan peledak karena lokasi di Parchin dihancurkan setelah perjanjian nuklir 2015.

    “Perkiraan intelijen menunjukkan bahwa Iran tidak begitu maju, dan itu akan menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan senjata nuklir yang dapat dikirim dengan sangat cepat,” imbuh Binnie.

    Perangkat itu akan membutuhkan 16 ribu kg uranium U-235 untuk satu senjata. Namun, jika Iran memilih untuk bergerak lebih cepat, mereka dapat menggunakan hulu ledak nuklir seberat 7 kg.

    Ini akan menghasilkan hasil yang hanya di bawah 16.000 ton bahan peledak konvensional yang setara dengan bom yang dijatuhkan AS di kota Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945, menurut Iran Watch.

    “Beberapa pakar yakin bahwa Iran dapat menggunakan lebih sedikit material, dengan asumsi Iran akan menerima hasil yang lebih rendah untuk setiap senjata,” kata laporan tersebut. “Iran dapat menggunakan sedikitnya tujuh kilogram jika pengembang senjata Iran memiliki tingkat keterampilan ‘sedang’.”

    Terowongan dalam

    Ibu Dolzikova mengatakan perkiraan intelijen menyebutkan kemampuan Iran untuk memiliki rudal nuklir antara enam dan 18 bulan, yang memberikan waktu untuk merencanakan serangan sepenuhnya.

    Tetapi, Iran sangat menyadari kemungkinan serangan terhadap program nuklirnya dan telah menyebarkan serta memperkuat fasilitasnya.

    Natanz, yang terletak 225 km di selatan Teheran, merupakan situs pengayaan utama Iran dengan empat terowongan yang dibor ke dalam gunung untuk menyediakan perlindungan bawah tanah terhadap serangan udara.

    Fordow, pabrik yang diperkuat dengan kuat yang tertanam di gunung dekat Qom, adalah bekas pangkalan Korps Garda Revolusi Islam yang dibangun untuk menahan serangan.

    Sebagian besar situs lainnya dapat disebar, meskipun rentan terhadap penemuan intelijen Israel dan Amerika baik melalui sumber manusia maupun satelit dan intelijen komunikasi.

  • Strategi Indonesia Hadapi Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat – Page 3

    Strategi Indonesia Hadapi Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru yang luas dan mencakup banyak negara. Dalam pernyataannya, Trump menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk memastikan kesuksesan ekonomi Amerika Serikat. Tarif-tarif ini diberlakukan melalui perintah eksekutif dan diperkirakan akan berdampak besar pada ekonomi global.

    Melansir BBC, Kamis (3/4/2025), pemerintah AS merilis daftar sekitar 100 negara yang akan dikenai tarif baru, dengan skema tarif yang berbeda tergantung pada hubungan dagang masing-masing negara dengan AS.

    Tarif Dasar 10%

    Menurut seorang pejabat senior Gedung Putih dalam panggilan telepon sebelum pengumuman resmi, AS akan menerapkan tarif dasar sebesar 10% terhadap semua negara, yang mulai berlaku pada 5 April. Beberapa negara hanya akan dikenakan tarif ini tanpa tambahan sanksi lainnya. Negara-negara tersebut antara lain Inggris Raya, Singapura, Brasil, Australia, Selandia Baru, Turki, Kolombia, Argentina, El Salvador, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

    Tarif Khusus untuk Pelanggar Terburuk

    Selain tarif dasar, AS juga akan mengenakan tarif lebih tinggi terhadap sekitar 60 negara yang dianggap sebagai “pelanggar terburuk”. Negara-negara ini dinilai telah mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang AS, memberlakukan hambatan perdagangan non-tarif, atau melakukan tindakan yang dianggap merugikan kepentingan ekonomi AS.

    Tarif tambahan ini akan mulai berlaku pada 9 April, dengan rincian sebagai berikut:

    Uni Eropa: 20%
    Tiongkok: 54%
    Vietnam: 46%
    Thailand: 36%
    Jepang: 24%
    Kamboja: 49%
    Afrika Selatan: 30%
    Taiwan: 32%

  • Istana Klaim Telah Antisipasi Efek Kebijakan Tarif 32% Donald Trump

    Istana Klaim Telah Antisipasi Efek Kebijakan Tarif 32% Donald Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkap bahwa pemerintah telah menyiapkan antisipasi dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengenakan tarif impor sebesar 32% terhadap Indonesia.

    Pelaksana Tugas (Plt) Deputi II KSP, Edy Priyono mengemukakan bahwa kebijakan Trump tersebut sudah diprediksi sebelumnya.

    “Karena kebijakan Trump itu bukan sesuatu yang tiba-tiba dalam hitungan hari. Sebelumnya kita sudah tahu bahwa arahnya akan ke sana. Yang kita baru tahu itu kan tarifnya. Resiprokal kita 64%, setelah didiskon jadi separuhnya, 32%,” ujar Edy dalam Rapat Koordinasi HBKN Idulfitri 1446 H pada Kamis, (3/4/2025).

    Kendati demikian, Edy belum bisa mengonfirmasi apakah ada arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan Trump tersebut. 

    Dia mengatakan bahwa Kepala Staf Kepresidenan, AM Putranto sudah memberikan arahan untuk menganalisis dampak kebijakan Trump terhadap Indonesia.

    “Kami tidak bisa mengonfirmasi apakah ada arahan khusus dari Bapak Presiden [Prabowo Subianto] atau tidak. Karena di level kami di Pejabat Eselon 1 itu kami hanya bisa mengonfirmasi, ada arahan dari Bapak Kepala Staf Kepresidenan [AM Putranto] untuk kemudian melakukan analisa dampaknya, dan kami sudah lakukan,” tuturnya.

    Lebih lanjut dia mengatakan, tarif dari AS itu diberlakukan secara merata ke berbagai negara, tidak hanya Indonesia, maka secara teori, permintaan atau demand dari AS akan turun.

    “Turunnya seberapa ya kita masih belum tahu. Tetapi kita harapkan karena tidak mengubah secara relatif daya saing terhadap negara lain. Karena negara lain juga kena dengan rate yang tidak sama,” katanya.

    Selain itu, menurutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguntungkan bagi kinerja ekspor, meskipun akan membebani para importir.

    “Yang tidak boleh kita lupakan adalah currency rate kita. Sekarang kan rupiah melemah terhadap dolar AS. Kalau dari sisi ekspor itu merupakan kesempatan, karena barang ekspor jadi lebih murah. Meskipun kemudian pelemahan rupiah itu akan membuat barang impor mahal,” katanya.

    Alhasil, Edy berharap dampak kebijakan Trump terhadap Indonesia tidak terlalu besar. Dia juga menekankan bahwa upaya mitigasi dan antisipasi sudah dilakukan sejak dini. 

    “Kalau kita tentu saja berusaha untuk melakukan yang terbaik. Termasuk kemungkinan untuk melakukan lobi dan sebagainya itu sebagai sesuatu yang wajar,” pungkasnya.

    Kebijakan Trump 

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut untuk mengurangi defisit.

    China mendapat tarif baru 34%, sementara Uni Eropa 20%. Pengenaan tarif resiprokal itu sebagai tanggapan atas bea masuk yang dikenakan pada barang-barang AS.

    Adapun, Kamboja menjadi negara yang mendapat tarif tertinggi, yakni 49%. Posisi kedua diduduki Vietnam dengan 46%. Sri Lanka mendapat tarif resiprokal 44%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, dan Taiwan 32%. Sementara itu, Indonesia menerima tarif resiprokal sebesar 32%. 

    Tarif tersebut akan mulai berlaku mulai 9 April 2025 dan akan diterapkan kepada 60 negara secara keseluruhan. Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, sudah menghadapi tarif 25% untuk banyak barang yang masuk ke AS.