Tag: Donald Trump

  • Tak Ada yang Lolos dari Sasaran Tarif Dagang Trump

    Tak Ada yang Lolos dari Sasaran Tarif Dagang Trump

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif untuk barang-barang yang masuk ke AS. Tarif ‘timbal balik’ itu menyasar semua tempat.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kami,” kata Trump saat mengumumkan langkah-langkah baru tersebut seperti dilansir BBC, Kamis (3/4/2025).

    Trump mengatakan AS akan menggunakan uang yang dihasilkan dari tarif itu untuk mengurangi pajak dan membayar utang nasional. Trump kemudian mengangkat bagan besar berjudul ‘Tarif Timbal Balik’.

    Bagan itu memiliki tiga kolom. Kolom pertama berisi daftar negara, kolom kedua merupakan besaran tarif yang dikenakan suatu negara terhadap barang-barang dari AS dan kolom ketiga berisi tarif balasan yang dikenakan AS terhadap barang-barang dari negara itu.

    Bagan tersebut menampilkan tarif 10% untuk impor dari Inggris dan 20% untuk impor Uni Eropa. Indonesia juga muncul pada daftar tarif tersebut.

    Trump mengatakan Indonesia mengenakan tarif sebesar 64% untuk barang-barang dari AS. Dia kemudian mengenakan tarif 32% terhadap barang-barang dari Indonesia yang dijual di AS.

    “Mereka mengenakan biaya kepada kami, kami mengenakan biaya kepada mereka. Bagaimana mungkin ada orang yang marah?” katanya.

    Trump secara spesifik menunjuk China dan Uni Eropa. Dia menuding China dan Uni Eropa telah menipu AS dalam perdagangan.

    “Mereka menipu kami. Sungguh menyedihkan melihatnya. Sungguh menyedihkan,” ujarnya.

    Trump mengatakan negara-negara lain telah memperlakukan AS dengan buruk karena mengenakan tarif yang tidak proporsional pada barang AS. Trump mengatakan besaran tarif untuk negara-negara itu ‘kira-kira setengah’ dari yang dikenakan kepada AS.

    “Jadi, tarif tersebut tidak akan berlaku secara timbal balik. Saya bisa saja melakukan itu, ya, tetapi akan sulit bagi banyak negara. Kami tidak ingin melakukan itu,” ujarnya.

    Dia kemudian mengungkit lebih dari 80% mobil buatan Korea Selatan dijual di Korea Selatan dan lebih dari 90% mobil yang dijual di Jepang dibuat di Jepang. Sementara, katanya, mobil buatan AS hanya mewakili sebagian kecil di negara-negara tersebut.

    “Itulah sebabnya efektif mulai tengah malam kami akan mengenakan tarif 25% pada semua mobil buatan luar negeri,” kata Trump.

    Lalu, kapan tarif ini akan diberlakukan?

    3 April, 00.00 waktu AS bagian timur (3 April, 13.00 WIB) tarif 25% untuk semua mobil buatan luar negeri

    5 April 12.01 (5 April, 13.01 WIB) tarif dasar 10% untuk semua negara

    9 April 12.01 (9 April, 13.01 WIB) tarif timbal balik yang lebih tinggi.

    Tak Ada Tempat yang Lolos dari Tarif Trump

    Foto: The Heard and McDonald Islands (dok. Situs resmi Australian Antartic Program/Matt Curnock)

    Tarif Trump itu bahkan menyasar pulau terpencil yang tidak berpenghuni. Dilansir AFP, tarif global Trump yang diumumkan Rabu (2/4) waktu setempat juga menyasar Kepulauan Heard dan McDonald yang tak dihuni manusia.

    Wilayah Australia di Samudra Hindia sub-Antartika itu dikenai tarif 10% atas semua ekspornya ke AS. Padahal, kepulauan yang diselimuti es itu tidak memiliki penduduk sama sekali, selain banyak anjing laut, penguin, dan berbagai jenis burung.

    Rangkaian titik laut di seluruh dunia, termasuk Kepulauan Cocos (Keeling) Australia dan Komoro di lepas pantai Afrika, juga dikenai tarif baru sebesar 10%. Pencantuman lain yang menarik perhatian ialah pengenaan tarif terhadap Myanmar yang baru saja dihantam gempa magnitudo (M) 7,7 yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

    Kini, ekspor Myanmar ke AS akan menghadapi pungutan baru sebesar 44%. Kepulauan Falkland milik Inggris yang berpenduduk 3.200 orang dan sekitar satu juta penguin juga mendapat hukuman khusus.

    Wilayah Atlantik Selatan yang sebagian besar terkenal karena perang tahun 1982 yang diperjuangkan Inggris untuk mengusir invasi Argentina dihantam tarif sebesar 41% atas ekspor dari wilayah itu ke AS. Sementara, Argentina sebagai calon penguasa Kepulauan Falkland hanya menghadapi tarif baru sebesar 10%.

    Menurut Kamar Dagang Kepulauan Falkland, wilayah tersebut berada di peringkat 173 di dunia dalam hal ekspor global dengan hanya USD 306 juta produk yang diekspor pada tahun 2019, termasuk USD 255 juta dalam ekspor moluska dan USD 30 juta ikan beku.

    Alasan Trump Kenakan Tarif 32% ke RI

    Daftar tarif dari Trump (Foto: Getty Images via AFP/ALEX WONG)

    Dikutip dari situs resmi Gedung Putih, Trump menyinggung tarif yang dikenakan Indonesia terhadap produk etanol asal AS, yakni 30%. Dia mengatakan tarif itu lebih besar dari yang diterapkan AS untuk produk serupa, yakni 2,5%.

    Trump juga mempersoalkan kebijakan nontarif. Dia menyoroti kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di berbagai sektor.

    Dia juga menyebut perizinan impor di RI sulit. Trump turut menyoroti kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengharuskan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri.

    “Indonesia menerapkan persyaratan konten lokal di berbagai sektor, rezim perizinan impor yang kompleks, dan mulai tahun ini akan mengharuskan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor ke dalam negeri untuk transaksi senilai USD 250.000 atau lebih,” demikian ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Ancam Bom Iran, Rusia Pasang Badan

    Trump Ancam Bom Iran, Rusia Pasang Badan

    GELORA.CO –  Rusia pasang badan untuk membela Iran dari ancaman Amerika Serikat (AS). Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengebom Iran setelah negara itu menolak untuk melakukan perundingan nuklir secara langsung.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan, ancaman untuk mengebom fasilitas nuklir dan energi Iran tidak bisa diterima.

    Pemerintah Rusia, kata dia, menyarankan solusi diplomatik untuk menangani kesalahpahaman antara Iran dengan Barat terkait program nuklir yang sudah terkatung-katung sejak 2018.

    “Ancaman dari luar untuk melakukan, misalnya, pengeboman terhadap infrastruktur nuklir dan energi Iran, yang pasti akan menyebabkan konsekuensi radiologis skala besar dan tidak bisa diubah bagi seluruh kawasan Timur Tengah, dan dunia secara keseluruhan, sama sekali tidak bisa diterima,” kata Zakharova, seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (3/4/2025).

    Rusia, lanjut dia, berkomitmen untuk mencarikan solusi melalui negosiasi untuk menghilangkan prasangka butuk Barat terhadap program nuklir Iran.

    AS dan Israel mencurigai Iran sedang membuat bom atom dari program nuklir sipilnya, tuduhan yang berkali-kali dibantah oleh Teheran.

    Iran keluar dari komitmennya terhadap kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) setelah Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada 2018. Sejak itu pula AS menjatuhkan kembali sanksi yang memukul perekonomian Iran.

    Dalam wawancara dengan NBC News pada Minggu (30/3/2025), Trump mengancam akan mengebom Iran dengan skala yang belum pernah disaksikan sebelumnya jika gagal mencapai kesepakatan nukir dengan AS. Pernyataan itu disampaikan setelah Presiden Iran Masoud Pezeshkian menolak negosiasi nuklir dengan AS tanpa perantara pihak ketiga.

    Setelah itu, Wakil Kepala Urusan Politik Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Yadollah Javani menegaskan agresi militer AS sama saja dengan legitimasi untuk menaikkan level industri nuklir, dari kepentingan sipil menjadi militer atau persenjataan.

    Iran, kata dia, akan mengubah doktrin pertahanan dan program nuklir jika fasilitas nuklirnya diserang. 

    “Jika ancaman terhadap program nuklir benar-benar terjadi, Iran akan merevisi doktrin pertahanan dan esensi program nuklirnya. Esensi revisi ini sangat jelas,” kata Javani.

    Dia lalu menegaskan, negara asing tidak akan bisa mencapai tujuan agresi mereka di Iran, termasuk menghancurkan industri nuklir.

    “Tindakan musuh tersebut hanya akan membawa industri nuklir Iran ke tingkat yang baru,” katanya.

  • Ketika Ambisi DHE Prabowo ‘Diganjal’ Hukuman Tarif Donald Trump

    Ketika Ambisi DHE Prabowo ‘Diganjal’ Hukuman Tarif Donald Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyoroti kebijakan pemerintah Indonesia yang mewajibkan pengusaha di sektor sumber daya alam (SDA) untuk memarkir devisa hasil ekspor alias DHE di dalam negeri.

    Tidak hanya disorot, kebijakan DHE Presiden Prabowo Subianto itu kemudian menjadi salah satu pertimbangan pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif kepada produk Indonesia sebesar 32%.

    “Mulai tahun ini, [Indonesia] mengharuskan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor mereka ke dalam negeri untuk transaksi senilai $250.000 atau lebih,” demikian dikutip dari laman resmi Gedung Putih, Jumat (4/4/2025). 

    Trump mengkategorikan kebijakan tersebut sebagai bagian dari hambatan tarif moneter dan tarif non-moneter untuk mengatur arus perdagangan baik itu ekspor dan impor.

    “Presiden Trump melawan keduanya melalui tarif timbal balik untuk melindungi pekerja dan industri Amerika dari praktik tidak adil ini.”

    Neraca Dagang RI Vs AS

    Dalam catatan Bisnis, AS selama beberapa dasawarsa terakhir adalah mitra dagang utama Indonesia. Salah satu negara tujuan ekspor. Produk-produk manufaktur hingga pruduk kayu mengalir deras ke sana. Alhasil, neraca perdagangan RI – AS selalu surplus selama 4 tahun belakangan.

    BPS mencatat bahwa pada tahun 2021, surplus neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS mencapai US$14,5 miliar. Tahun 2022, terjadi lonjakan surplus hingga mencapai US$16,5 miliar. Namun pada tahun 2023, surplus negara perdagangan Indonesia dengan AS menyusut menjadi US$11,9 miliar.

    Pada tahun 2024, data sampai Desember, ekspor nonmigas Indonesia ke AS tercatat mencapai US$26,3 miliar. Sementara impor non-migas dari AS hanya di angka mencapai US$9,6 miliar.  Surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS mencapai angka di kisaran US$16,85 miliar.

    Sementara itu, jika mengacu data dari United States Trade Representative (USTR), perdagangan barang antara AS dengan Indonesia diperkirakan mencapai $38,3 miliar pada tahun 2024. Ekspor barang AS ke Indonesia pada tahun 2024 sebesar $10,2 miliar, naik 3,7 persen ($364 juta) dari tahun 2023.

    Impor barang AS dari Indonesia mencapai $28,1 miliar pada tahun 2024, naik 4,8 persen ($1,3 miliar) dari tahun 2023. Defisit perdagangan barang AS dengan Indonesia sebesar $17,9 miliar pada tahun 2024, meningkat 5,4 persen ($923 juta) dari tahun 2023

    Ambisi DHE Prabowo 

    Ketentuan penyimpanan devisa hasil ekspor sumber daya alam atau DHE SDA 100% selama 12 bulan mulai berlaku hari ini, 1 Maret 2025.

    Hal itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8/2025 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam. Beleid itu diteken oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (17/2/2025) dan diundangkan pada hari yang sama.

    Prabowo menyebutkan bahwa kebijakan ini muncul dengan mempertimbangkan adanya ruang untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemasukan dan penempatan DHE SDA ke dalam sistem keuangan Indonesia.

    “Hal ini dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam mendukung kesinambungan pembangunan dan ketahanan ekonomi Indonesia, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tuturnya dalam beleid tersebut, dikutip pada Sabtu (1/3/2025).

    Secara umum, aturan pengganti PP 36/2023 ini memuat ketentuan perubahan persentase DHE SDA yang wajib tetap ditempatkan (retensi) dalam sistem keuangan Indonesia sebesar 100% untuk sektor pertambangan berupa selain minyak dan gas bumi, sektor perkebunan, sektor kehutanan, dan sektor perikanan.

    Sementara persentase sektor pertambangan berupa minyak dan gas bumi wajib melakukan retensi sebesar 30%.

    Dalam peraturan teranyar ini pula ditetapkan perubahan jangka waktu retensi DHE SDA, yakni 12 bulan untuk sektor pertambangan berupa selain minyak dan gas bumi, sektor perkebunan, sektor kehutanan, dan sektor perikanan, serta tiga bulan untuk sektor pertambangan berupa minyak dan gas bumi.

    Adapun penempatan DHE SDA dapat dilakukan pada rekening khusus (reksus) DHE SDA di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau bank yang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

    Selain itu juga pada instrumen perbankan, instrumen keuangan yang diterbitkan oleh LPEI atau instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia (BI).

    Bersamaan dengan itu, pemerintah terus menjaga keberlangsungan usaha eksportir meski hasil devisa ditahan 100%.

    Eksportir diberikan kelonggaran untuk dapat menggunakan devisa hasil ekspor dalam bentul valuta asing atau valas untuk kewajiban pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan kewajiban lainnya kepada pemerintah sesuai ketentuan perundang-undangan.

    Para pengusaha dengan orientasi ekspor tersebut juga dapat melakukan penukaran ke rupiah di bank yang melakukan kegiatan usaha dalam valas yang sama.

    Eksportir juga dapat melakukan pembayaran dividen dalam bentuk valas serta pembayaran untuk pengadaan barang dan jasa dari DHE yang ditempatkan di reksus.

  • Tiga Senjata Prabowo Hadapi Kebijakan Tarif Trump, Siapkan Retaliasi?

    Tiga Senjata Prabowo Hadapi Kebijakan Tarif Trump, Siapkan Retaliasi?

    Bisnis.com, JAKARTA — Istana sedang mempersiapkan strategi untuk menghadapi dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengenakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff terhadap produk asal Indonesia sebesar 32%.

    Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Noudhy Valdryno menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah tiga kebijakan strategis untuk merespons kebijakan Trump.

    Ketiga kebijakan strategis yang dimaksud oleh Noudhy yaitu perluasan mitra dagang Indonesia, percepatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan penguatan resiliensi konsumsi dalam negeri. 

    Perluasan Mitra Dagang

    Terkait perluasan mitra dagang, Noudhy mengatakan Prabowo telah mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada minggu pertama setelah dilantik.

    Blok kerja sama itu tercatat berkontribusi pada 40% nilai perdagangan global. Noudhy menyebut keanggotaan Indonesia di BRICS memperkuat berbagai perjanjian dagang multilateral. 

    Selain keanggotan daam BRICS, Indonesia tercatat telah menandatangani perjanjian kerja sama seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 10 negara Asean dan Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

    Blok kerja sama perdagangan bebas dan investasi ini mencakup 27% perdagangan global, serta aksesi ke OECD yang mencakup 64% perdagangan global. 

    RI juga telah mengikat diri dalam sejumlah perjanjian dagang multilateral lainnya meliputi CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA, serta perjanjian bilateral dengan Korea Selatan, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, Chile, dan berbagai negara lainnya. 

    Genjot Hilirisasi 

    Untuk aspek percepatan hilirisasi SDA, Noudhy menyebutkan bahwa Indonesia telah menerapkannya pada komoditas nikel sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasil dari hilirisasi ini terlihat dari lonjakan ekspor nikel dan turunannya dari hanya USS$3,7 miliar pada 2014 menjadi US$34,3 miliar pada 2022. 

    Hilirisasi, terang Noudhy, nantinya juga akan didukung dengan adanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Sovereign wealth fund (SWF) baru Indonesia itu akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. 

    “Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” imbuhnya.

    Resiliensi Konsumsi

    Yang terakhir memperkuat resiliensi konsumsi dalam negeri. Prabowo disebut memperkuat daya beli masyarakat melalui program-program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program itu ditargetkan mencapai seluruh target penerima manfaat yakni 82 juta pada 2025. 

    Program lain yang dinilai memperkuat ketahanan konsumsi dalam negeri di antaranya adalah rencana pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih.

    “Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” kata Noudhy.

    Kebijakan Tarif Trump

    Penerapan tarif impor timbal balik 32% untuk produk asal Indonesia dilakukan pemerintahan Donald Trump menyusul defisit neraca perdagangan yang melebar. Kenaikan tarif ini turut menyasar mitra dagang AS di Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Kamboja.

    “Sebagaimana terindikasi pada defisit tahunan perdagangan barang AS yang besar dan terus menerus, hal ini merupakan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan nasional dan ekonomi AS,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi Gedung Putih, Kamis (3/4/2025). 

    Trump pun mengakui bahwa defisit neraca perdagangan yang terus menerus dialami AS berdampak pada pelemahan sektor manufaktur di negaranya.

    Trump juga menyoroti perbedaan jomplang antara besaran tarif rata-rata yang diterapkan oleh AS dan negara mitranya atas barang-barang yang diperdagangkan. Dia memberi contoh besaran tarif untuk impor kendaraan yang masuk AS di level 2,5%, sementara Uni Eropa, India dan China masing-masing menerapkan tarif rata-rata sebesar 10%, 70% dan 15% untuk produk serupa.

    Untuk saklar jaringan, AS menerapkan tarif impor 0%, sementara itu India menerapkan 10%. 

    “Brasil dan Indonesia menerapkan tarif lebih tinggi untuk etanol yakni 18% dan 30%, jauh dari AS yakni 2,5%,” paparnya.

  • Alasan Trump Ganjar Indonesia dengan Tarif Impor 32%

    Alasan Trump Ganjar Indonesia dengan Tarif Impor 32%

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut hambatan perdagangan berbasis tarif dan nontarif dengan negara-negara mitra menjadi alasan pemerintahannya mengenakan tarif impor bea masuk perdagangan yang lebih tinggi. Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran penerapan tarif timbal balik (reciprocal tariff) AS dengan besaran 32%.

    Sebagai informasi, Trump resmi menetapkan tarif minimum sebesar 10% untuk seluruh mitra dagang AS, tak terkecuali negara dalam kategori miskin atau least developed countries (LDCs).

    Sementara itu, negara-negara yang dianggap menerapkan hambatan perdagangan tinggi bagi produk-produk AS akan menjadi sasaran tarif yang lebih besar di kisaran 40% sampai dengan 50%. Kebijakan itu diumumkannya di Gedung Putih pada Rabu sore (2/4/2025), waktu setempat. 

    Trump yang terkenal dengan kebijakan proteksionis itu mengemukakan kondisi defisit neraca dagang AS merupakan salah satu faktor mengapa kebijakan tarif impor diberlakukan. Salah satu aspek yang ia soroti adalah kurangnya azas timbal balik pada hubungan dagang dengan negara-negara lain. 

    “Sebagaimana terindikasi pada defisit tahunan perdagangan barang AS yang besar dan terus menerus, hal ini merupakan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan nasional dan ekonomi AS,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi Gedung Putih, Kamis (3/4/2025). 

    Trump pun mengakui bahwa defisit neraca perdagangan yang terus menerus dialami AS berdampak pada pelemahan sektor manufaktur di negaranya.

    Trump juga menyoroti perbedaan jomplang antara besaran tarif rata-rata yang diterapkan oleh AS dan negara mitranya atas barang-barang yang diperdagangkan. Dia memberi contoh besaran tarif untuk impor kendaraan yang masuk AS di level 2,5%, sementara Uni Eropa, India dan China masing-masing menerapkan tarif rata-rata sebesar 10%, 70% dan 15% untuk produk serupa.

    Untuk saklar jaringan, AS menerapkan tarif impor 0%, sementara itu India menerapkan 10%. 

    “Brasil dan Indonesia menerapkan tarif lebih tinggi untuk etanol yakni 18% dan 30%, jauh dari AS yakni 2,5%,” paparnya.

    Ada pula hambatan nontarif yang dinilainya berimpak pada pelemahan sektor manufaktur negeri Paman Sam. Trump menyebut hambatan-hambatan nontarif itu meliputi hambatan impor dan pembatasan perizinan; hambatan bea cukai dan kekurangan dalam fasilitasi perdagangan; hambatan teknis terhadap perdagangan (misalnya, standar pembatasan perdagangan yang tidak perlu, prosedur penilaian kesesuaian, atau peraturan teknis); dan tindakan sanitasi dan fitosanitasi yang membatasi perdagangan secara tidak perlu tanpa memajukan tujuan keselamatan. 

    Kemudian, rezim paten, hak cipta, rahasia dagang, dan merek dagang yang tidak memadai dan penegakan hak kekayaan intelektual yang tidak memadai; persyaratan perizinan atau standar peraturan yang diskriminatif; hambatan terhadap arus data lintas batas dan praktik diskriminatif yang memengaruhi perdagangan produk digital; hambatan investasi; subsidi; serta praktik anti persaingan. 

    “Diskriminasi yang menguntungkan perusahaan milik negara dalam negeri, dan kegagalan pemerintah dalam melindungi standar ketenagakerjaan dan lingkungan; penyuapan; dan korupsi,” jelasnya.

    Niat Asli Trump

    Meski demikian, niat Presiden Trump mengenakan tarif impor ke negara-negara mitra dagangnya dinilai tidak jauh dari ambisinya untuk mengurangi defisit anggaran negaranya.

    Ekonom senior dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa defisit anggaran pemerintahan AS tahun ini diperkirakan menembus 6,3% dari PDB dan utang mencapai US$56 triliun pada 2034. 

    Wijayanto menilai tarif adalah pajak yang terselubung, karena pada akhirnya harga barang impor yang masuk ke AS menjadi lebih tinggi di tingkat konsumen. 

    “Tarif adalah pajak terselubung, yang bisa dinarasikan sebagai upaya melindungi industri dan menciptakan lapangan kerja. Padahal, yang membayar tarif adalah konsumen AS, dan bagi pemerintah federal, tarif adalah pendapatan negara,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (3/4/2025).

    Adapun kebijakan-kebijakan di Indonesia seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), persyaratan impor yang sulit hingga Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam atau DHE SDA 100% sempat ditengarai menjadi faktor pemicu Trump memasukkan Indonesia ke daftar negara-negara yang dikenakan tarif resiprokal. 

    Belum lagi, AS adalah mitra dagang utama Indonesia. Posisinya terbesar kedua setelah China. 

    Namun demikian, Wijayanto menilai TKDN dan aspek lainnya bukanlah hal penting, melainkan hanya justifikasi yang dicari-cari oleh Trump. 

    “Intinya, Trump ingin menghukum negara yang lebih kompetitif dari AS, untuk memperbaiki fiskal,” paparnya.

    Ekonom dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya, kebijakan-kebijakan RI itu sebenarnya tidak terkait langsung dengan tarif impor Trump. Apalagi, janji untuk mengganjar tarif impor 10% dan lebih untuk beberapa negara tertentu sudah lama digembor-gemborkan Trump sejak memenangkan Pilpres kedua kalinya pada 2024.

    Misalnya, Trump sudah lebih dulu mengenakan tarif impor yang besar ke dua negara tetangannya yakni Kanada dan Meksiko sebelum pengumuman Rabu kemarin. 

    “Ini berlaku bukan hanya untuk Indonesia saja, tetapi untuk banyak negara di dunia, terutama yang memiliki surplus perdagangan terhadap AS atau punya kedekatan dengan China,” terang Deni saat dihubungi.

    Meski demikian, lanjut Deni, bukan berarti kebijakan-kebijakan RI itu sama sekali tidak berdampak kepada penetapan tarif impor 32% itu. Dia menilai kebijakan “America First” dari Trump sejatinya memang bertujuan untuk membalas kebijakan-kebijakan negara lain yang dianggap tidak adil atau merugikan kepentingan bisnis atau perusahaan-perusahaan di AS.  

    Adapun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, sejumlah komoditas dari Indonesia yang paling banyak diekspor ke AS adalah elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak sawit, karet, furnitur, udang dan produk-produk perikanan laut.

  • Prancis Serukan Penangguhan Investasi di AS Buntut Tarif ‘Brutal’ Donald Trump

    Prancis Serukan Penangguhan Investasi di AS Buntut Tarif ‘Brutal’ Donald Trump

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penangguhan investasi di Amerika Serikat (AS). Penangguhan dilakukan hingga tarif baru Donald Trump yang ‘brutal dan tidak berdasar’ terhadap Eropa dan seluruh dunia diperjelas.

    Komentarnya menyusul Presiden Trump, yang memberlakukan pungutan baru yang luas pada mitra dagang AS, termasuk tarif 20 persen untuk impor dari Uni Eropa.

    “Investasi masa depan, investasi yang diumumkan dalam beberapa minggu terakhir, harus ditangguhkan untuk sementara waktu selama situasi dengan Amerika Serikat belum diklarifikasi,” kata Macron dalam pertemuan perusahaan-perusahaan Prancis dilansir AFP, Jumat (4/4/2025).

    Macron meramalkan orang Amerika akan menjadi ‘semakin lemah dan miskin’ setelah pengumuman tarif Trump, yang ia gambarkan sebagai sesuatu yang ‘brutal dan tidak berdasar’. Kebijakan Trump tersebut akan memiliki ‘dampak besar’ pada ekonomi Eropa.

    Ia juga meminta Eropa untuk bersatu dalam hal sikap mereka, memperingatkan terhadap tindakan sepihak apa pun. Macron menegaskan kembali posisi pemerintah Prancis bahwa ‘respons Eropa’ akan datang dalam ‘dua tahap’.

    Pertama pada pertengahan April dengan membahas tarif AS yang sudah berlaku pada baja dan aluminium. Kedua, pada akhir April dan akan menjadi ‘respons yang lebih besar, terhadap tarif yang diumumkan’, setelah mempelajari sektor-sektor yang terkena dampak dan berkoordinasi dengan negara-negara anggota UE.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Inflasi AS Diramal Melonjak ke 4,5% Jika Trump Pertahankan Tarif Tinggi

    Inflasi AS Diramal Melonjak ke 4,5% Jika Trump Pertahankan Tarif Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan melonjak menyentuh 4,5% dan bertahan tinggi jika level tarif impor yang diumumkan Presiden Donald Trump dipertahankan.

    “Meskipun ada berbagai skenario di mana tarif dapat dinegosiasikan turun, inflasi inti [core CPI] bisa meningkat hingga 4,5% secara tahunan,” kata Durham Abric, kepala divisi inflasi AS di Citadel Securities kepada Bloomberg.

    Inflasi inti AS tercatat naik 3,1% pada Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Citadel Securities memperkirakan potensi kenaikan inflasi yang sangat agresif akan terjadi dalam tiga hingga enam bulan ke depan.

    “Tetapi tekanan akan terus berlanjut hingga tahun depan atau satu setengah tahun ke depan,” tambahnya.

    Rencana Trump memberlakukan tarif tinggi ke mitra dagang AS merupakan salah satu upayanya untuk merombak ekonomi global dan menarik kembali sektor manufaktur ke AS.

    Kebijakan ini mencakup tarif impor minimum sebesar 10% yang menyasar seluruh negara dan tarif spesifik yang lebih tinggi ke penyumbang defisit dagang. Beberapa di antaranya adalah 54% untuk China dan 20% untuk Uni Eropa.

    Kebijakan tarif baru yang diumumkan Trump pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat telah mengguncang pasar saham global hingga Kamis (3/4/2025). Sementara itu, pasar obligasi pemerintah AS melonjak, dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun turun di bawah 4% untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024.

    Lonjakan pasar obligasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran soal resesi. Sejumlah ekonom dari bank besar seperti Barclays Plc dan Nomura Securities International Inc. bahkan menurunkan proyeksi mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS.

    “Jika Anda mengannualisasi ekspektasi inflasi inti dalam tiga hingga enam bulan ke depan, angka tersebut bisa mendekati 5%,” lanjut Abric. Dia mengatakan bahwa jika Federal Reserve atau The Fed mulai memangkas suku bunga sementara inflasi inti terus naik, ekspektasi inflasi jangka panjang akan menjadi masalah besar.

    Investor saat ini memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga setidaknya tiga kali tahun ini di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi.

    “Jika mereka memutuskan ingin mendukung ekonomi, mereka harus melakukannya secara agresif, tetapi itu membutuhkan kondisi yang cukup ekstrem,” kata Abric, seraya menambahkan bahwa tingkat pengangguran harus mendekati 5% untuk memenuhi syarat itu.

    “Kita kemungkinan besar akan melihat lebih banyak pemotongan suku bunga atau tidak ada pemotongan sama sekali,” katanya.

    Meski demikian, Abric melihat dua kali pemotongan suku bunga sebagai skenario yang lebih mungkin terjadi. Dia berpandangan pasar saat ini terlalu optimistis dalam memperkirakan pemotongan dalam enam bulan ke depan.

    “Apakah kita bisa melihat pemotongan yang lebih banyak atau lebih dalam d 2026 atau 2027? Sangat mungkin, tetapi jika kita melihat pasar saat ini yang hampir yakin akan ada pemotongan pada bulan Juni, saya rasa itu tidak mungkin terjadi,” katanya.

  • Tarif Impor Trump Akan Berdampak Besar buat Indonesia

    Tarif Impor Trump Akan Berdampak Besar buat Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia merupakan negara yang bakal terdampak besar atas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikkan tarif impor sebesar 32%.

    Direktur Program Indef Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan secara rata-rata tahunan, pangsa pasar ekspor Indonesia ke negara tujuan AS sebesar 10,3%, terbesar kedua setelah ke China. Dengan adanya penerapan tarif impor baru tersebut, tentu akan berdampak langsung terhadap produksi di Indonesia.

    “Penerapan tarif impor baru pada produk-produk ekspor Indonesia ke AS akan berdampak langsung. Tarif impor baru tersebut akan menyebabkan penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan,” kata Eisha kepada Beritasatu.com, Kamis (3/4/2025).

    Lebih lanjut, Eisha menjelaskan secara terperinci berbagai produk yang bakal terdampak, di antaranya tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, dan perikanan.

    “Secara teori, dengan adanya penerapan tarif, akan terjadi trade diversion dari pasar yang berbiaya rendah ke pasar yang berbiaya tinggi. Akan berdampak pada biaya yang tinggi bagi pelaku ekspor untuk komoditas unggulan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, dan produk pertanian. Dampaknya adalah melambatnya produksi dan berkurangnya lapangan pekerjaan,” bebernya.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump, pada Kamis (3/4/2025) WIB, mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang menargetkan sejumlah negara, termasuk beberapa mitra dagang terdekat AS.

    Dalam pidato di Taman Mawar Gedung Putih dengan latar belakang bendera AS, Trump menerapkan tarif impor tinggi terhadap China dan Uni Eropa. Ia menyebut hari itu sebagai Hari Pembebasan. “Selama bertahun-tahun, negara kita telah dieksploitasi oleh berbagai negara, baik sekutu maupun lawan,” ujar Trump.

    Selain Indonesia, China juga terdampak kebijakan ini dengan tarif 34%. Negara Tirai Bambu tersebut menjadi yang pertama disebut oleh Trump saat mengumumkan kebijakan tarif baru.

    Di kawasan ASEAN, beberapa negara juga dikenakan tarif impor yang tinggi, seperti Thailand dengan 36% dan Vietnam dengan 46%. Tidak hanya negara-negara Asia, sekutu AS pun ikut terkena kebijakan tarif impor Trump ini, di antaranya Uni Eropa (20%), Jepang (24%), serta Korea Selatan (25%).

  • PCO Ungkap Strategi Prabowo Hadapi Tarif Trump, Salah Satunya Masuk BRICS

    PCO Ungkap Strategi Prabowo Hadapi Tarif Trump, Salah Satunya Masuk BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto disebut telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, terutama terkait penerapan tarif timbal balik (reciprocal tariff) 32% untuk produk Indonesia yang dijual ke pasar Negeri Paman Sam.

    Untuk diketahui, Presiden Trump telah secara resmi mengumumkan kebijakan tarif impor minimum 10% ke semua negara dan tarif lebih tinggi di kisaran 40% hingga 50% untuk sejumlah penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar. Kebijakan itu diumumkan Trump di Gedung Putih pada Rabu sore (2/4/2025), waktu setempat. 

    Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Noudhy Valdryno mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah merancang berbagai kebijakan strategis sejak hari pertama dilantik. 

    “Dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Presiden Prabowo menunjukkan ketajaman melihat dinamika geopolitik. Pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” kata Noudhy melalui siaran pers, Kamis (3/4/2025).

    Tiga kebijakan strategis yang dimaksud oleh Noudhy yaitu perluasan mitra dagang Indonesia, percepatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan penguatan resiliensi konsumsi dalam negeri. 

    Dalam perluasan mitra dagang, Noudhy mengatakan Prabowo telah mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada minggu pertama setelah dilantik. Blok kerja sama itu tercatat berkontribusi pada 40% nilai perdagangan global. Noudhy menyebut keanggotaan Indonesia di BRICS memperkuat berbagai perjanjian dagang multilateral. 

    Selain keanggotan daam BRICS, Indonesia tercatat telah menandatangani perjanjian kerja sama seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 10 negara Asean dan Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Blok kerja sama perdagangan bebas dan investasi ini mencakup 27% perdagangan global, serta aksesi ke OECD yang mencakup 64% perdagangan global. 

    RI juga telah mengikat diri dalam sejumlah perjanjian dagang multilateral lainnya meliputi CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA, serta perjanjian bilateral dengan Korea Selatan, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, Chile, dan berbagai negara lainnya. 

    Untuk aspek percepatan hilirisasi SDA, Noudhy menyebutkan bahwa Indonesia telah menerapkannya pada komoditas nikel sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasil dari hilirisasi ini terlihat dari lonjakan ekspor nikel dan turunannya dari hanya USS$3,7 miliar pada 2014 menjadi US$34,3 miliar pada 2022. 

    Hilirisasi, terang Noudhy, nantinya juga akan didukung dengan adanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Sovereign wealth fund (SWF) baru Indonesia itu akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. 

    “Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” imbuhnya.

    Ketiga, memperkuat resiliensi konsumsi dalam negeri. Prabowo disebut memperkuat daya beli masyarakat melalui program-program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program itu ditargetkan mencapai seluruh target penerima manfaat yakni 82 juta pada 2025. 

    Program lain yang dinilai memperkuat ketahanan konsumsi dalam negeri di antaranya adalah rencana pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih.

    “Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” kata Noudhy.

    Penerapan tarif impor timbal balik 32% untuk produk asal Indonesia dilakukan pemerintahan Donald Trump menyusul defisit neraca perdagangan yang melebar. Kenaikan tarif ini turut menyasar mitra dagang AS di Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Kamboja.

    “Sebagaimana terindikasi pada defisit tahunan perdagangan barang AS yang besar dan terus menerus, hal ini merupakan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan nasional dan ekonomi AS,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi Gedung Putih, Kamis (3/4/2025). 

    Trump pun mengakui bahwa defisit neraca perdagangan yang terus menerus dialami AS berdampak pada pelemahan sektor manufaktur di negaranya.

    Trump juga menyoroti perbedaan jomplang antara besaran tarif rata-rata yang diterapkan oleh AS dan negara mitranya atas barang-barang yang diperdagangkan. Dia memberi contoh besaran tarif untuk impor kendaraan yang masuk AS di level 2,5%, sementara Uni Eropa, India dan China masing-masing menerapkan tarif rata-rata sebesar 10%, 70% dan 15% untuk produk serupa.

    Untuk saklar jaringan, AS menerapkan tarif impor 0%, sementara itu India menerapkan 10%. 

    “Brasil dan Indonesia menerapkan tarif lebih tinggi untuk etanol yakni 18% dan 30%, jauh dari AS yakni 2,5%,” paparnya.

  • Kanada Balas Donald Trump, Mobil Impor dari AS Bakal Kena Tarif 25%

    Kanada Balas Donald Trump, Mobil Impor dari AS Bakal Kena Tarif 25%

    Jakarta

    Negara Kanada melakukan balasan terhadap tarif baru Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Kanada mengatakan akan mengenakan tarif 25 persen pada beberapa mobil yang diimpor dari Amerika Serikat.

    “Tarif 25 persen pada semua kendaraan yang diimpor dari Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan CUSMA,” kata Perdana Menteri Kanada, Mark Carney dilansir AFP, Kamis (3/4/2025).

    Carney belum memberikan detail tentang berapa banyak kendaraan yang dapat terkena dampak pembalasan Kanada. Tetapi dia menyebut langkahnya “terfokus dan terukur.”

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan tarif baru sebesar 10% pada hampir semua barang impor yang masuk ke AS. Di samping itu, Trump memberlakukan ‘Tarif Timbal Balik’ terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    Untuk Indonesia sendiri, Trump mengenakan tarif 32% untuk barang dari RI yang masuk ke AS. Tarif itu diterapkan karena Trump menyebut Indonesia mengenakan tarif 64% untuk barang-barang dari AS.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini