Tag: Donald Trump

  • Asosiasi Minta Pemerintah Waspadai Banjirnya Baja Impor Usai Trump Tetapkan Tarif

    Asosiasi Minta Pemerintah Waspadai Banjirnya Baja Impor Usai Trump Tetapkan Tarif

    Jakarta

    IISIA (The Indonesian Iron and Steel Industry Association) mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah guna menjaga stabilitas industri dalam negeri atas kebijakan tarif baru yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Asosiasi meminta pemerintah waspada terhadap dampak lanjutan dari kebijakan tersebut, khususnya potensi membanjirnya produk baja asing ke pasar dalam negeri.

    Chairman IISIA M. Akbar Djohan, mengatakan bahwa kebijakan tarif dari AS berpotensi mendorong negara-negara lain untuk mengalihkan ekspornya ke pasar baru, termasuk Indonesia.

    “Dengan pasar yang besar dan daya beli masyarakat yang terus tumbuh, Indonesia menjadi target potensial bagi produk-produk dari luar. Karena itu, penting bagi pemerintah untuk memperkuat perlindungan terhadap pasar dalam negeri agar tidak kebanjiran produk baja impor,” ujar Akbar Djohan dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/4/2025).

    Asosiasi juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan kebijakan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) melalui sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang selama ini menjadi bagian penting dari strategi penguatan industri nasional.

    “TKDN bukan hanya soal angka di atas kertas. Kebijakan ini mendorong pemanfaatan produksi lokal dan menunjukkan kemampuan industri nasional untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi dan sesuai standar global. Konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan ini akan memberikan sinyal positif bagi para pelaku industri baja dalam negeri dan memperkuat kemandirian industri baja nasional,” tambah Akbar Djohan.

    Menanggapi kondisi perdagangan internasional saat ini yang mulai masuk ke arah perang tarif, IISIA berpandangan bahwa Indonesia juga perlu menggunakan kebijakan tarif sebagai langkah antisipasi.

    IISIA mendukung jika pemerintah memutuskan untuk menurunkan hingga menghapus tarif impor produk baja dari AS. Namun, IISIA juga menekankan pentingnya keadilan dalam hubungan dagang, yaitu dengan catatan produk baja Indonesia juga tidak dikenakan tarif tinggi saat masuk ke pasar AS.

    “Kami tidak keberatan jika tarif untuk produk baja dari AS dihapuskan, selama produk baja dari Indonesia juga diperlakukan adil di pasar mereka. Hubungan dagang yang seimbang dan saling menguntungkan harus menjadi prinsip utama,” tegas Akbar Djohan.

    Lebih lanjut, untuk menjaga pasar domestik dari potensi serbuan baja impor akibat perang dagang global, IISIA mengusulkan untuk dilakukan perbaikan Tata Niaga Impor Baja untuk pengendalian impor secara efektif serta menjamin pasokan baja dalam negeri. Tata Niaga Impor Baja ini juga untuk memastikan impor tidak berdampak negatif bagi industri baja nasional. Impor baja hanya dilakukan jika tidak dapat dipenuhi produsen baja domestik.

    “Dalam kondisi seperti ini, penting bagi kita untuk memastikan bahwa impor benar-benar sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu kelangsungan industri baja dalam negeri. Karena itu, IISIA mengusulkan pembentukan sentral logistik baja untuk tata kelola ekosistem rantai pasok baja nasional dengan tetap mempertimbangkan kemampuan industri baja nasional. Selain itu, kerja sama dengan negara-negara ASEAN juga perlu diperkuat untuk menjaga keberlanjutan ekosistem baja di tingkat regional” ujar Direktur Eksekutif IISIA Harry Warganegara.

    Sebagai informasi, volume ekspor produk baja Indonesia ke AS selama 2024 sebesar 429,3 ribu ton, yang didominasi oleh produk semi finished slab sebesar 359,5 ribu ton dan hot dip (CGI) sebesar 7,8 ribu ton. Sedangkan, impor produk baja dari AS pada tahun 2024 sekitar 27,5 ribu ton yang didominasi oleh scrap sebesar 12,7 ribu ton dan seamless pipes sebesar 12,1 ribu ton.

    IISIA berharap pemerintah segera mengambil langkah yang tepat dan cepat agar industri baja nasional tetap bisa tumbuh dan mampu bersaing, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar internasional.

    (ara/ara)

  • JK: Kebijakan Tarif Trump Tidak Berdampak Signifikan, Justru Amerika Bakal Kena Imbasnya – Halaman all

    JK: Kebijakan Tarif Trump Tidak Berdampak Signifikan, Justru Amerika Bakal Kena Imbasnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), memberikan pandangan kritis mengenai kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump, terhadap Indonesia. 

    Menurut Kalla, dampak dari kebijakan tersebut tidak akan sebesar yang banyak dikhawatirkan. Dalam penilaiannya, Indonesia tidak akan merasakan efek yang terlalu berat.

    “Jadi efeknya, itu kira-kira kurang lebihnya itu 10 persen, nah siapa yang bayar 10 persen itu, tentu yang bayar pengusaha dan konsumen Amerika,” ujar Kalla di Jakarta pada Sabtu (5/4/2025), dalam wawancara dengan Breaking News KompasTV.

    Kalla menjelaskan, komoditas ekspor Indonesia ke AS, seperti crude palm oil (SPO)/minyak kelapa sawit mentah, komponen elektronik, atau komponen mobil, ketika nantinya diolah kembali menjadi barang jadi di AS, harganya akan berkali lipat lebih mahal.

    Contohnya, CPO akan diolah menjadi minyak goreng atau sabun, komponen elektronik akan menjadi barang elektronik, dan komponen mobil akan menjadi kendaraan. 

    Meskipun tarif tinggi diterapkan, Kalla meyakini bahwa pasar Amerika tetap akan membutuhkan produk Indonesia, seperti sepatu, pakaian, dan bahan-bahan lainnya.

    Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, Amerika tidak akan mungkin berhenti membeli komoditas dari Indonesia. 

    “Akhirnya efeknya itu tidak besar untuk Indonesia. Kenapa? Karena tidak mungkin Amerika berhenti beli baju, sabun, sawit, sepatu, sparepart,” ujarnya. 

    Kalla lebih jauh mengkritisi bahwa dampak kebijakan tarif impor dari Donald Trump ini.

    Menurutnya, dampak terbesar dari kebijakan tersebut justru akan berbalik kepada pihak Amerika sendiri, terutama dalam bentuk penurunan daya beli konsumen di negeri Paman Sam. 

    “Dia (komoditas Indonesia) masuk itu bukan kita (Indonesia) yang bayar, kita efeknya saja, yaitu bahwa daya beli Amerika diperkirakan menurun karena harga naik, jangan lupa yang bayar Amerika,” ujarnya menekankan.

    Selain itu, Kalla menilai bahwa kebijakan tarif ini sebenarnya lebih kepada strategi politik daripada dampak ekonomi jangka panjang. 

    Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri domestik AS, namun bukan tanpa kendala.

    Misalnya, Amerika akan menghadapi masalah dalam membangun pabrik-pabrik baru di dalam negeri, terutama terkait biaya tenaga kerja dan pembangunan fasilitas yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan produksi yang dilakukan di negara-negara Asia.

    Kalla juga mengungkapkan bahwa kebijakan ini kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Ia berpendapat bahwa tarif tinggi yang diterapkan Trump lebih merupakan taktik tekanan dalam negosiasi dagang.

    Kebijakan tarif tinggi impor ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.

    “Jadi semua ini, sebenarnya isu pressure, isu politik untuk menjaga daya saingnya Amerika, supaya dia bisa berunding,” kata Jusuf Kalla. 

    Menurutnya, kebijakan ini lebih pada upaya menjaga posisi tawar AS dalam negosiasi dagang global. Jika tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada impor, maka AS harus mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebelum benar-benar mengubah arus perdagangan secara drastis.

    Dengan pandangan yang tegas ini, Jusuf Kalla menggambarkan kebijakan Trump bukanlah ancaman besar bagi Indonesia, melainkan lebih merupakan langkah strategis AS untuk meningkatkan daya saingnya dalam pasar global.

    “Ya, kan dia bilang masih terbuka negosiasi, sebenarnya ini pressure untuk negosiasi. Sama dengan Anda beli sesuatu, kasih dulu harga tinggi, baru berunding,” ucapnya. 

     

    Kadin Siap Jalin Kerja Sama dengan AS

    Arsjad Rasjid(Indika Group), Hashim Djojohadikusumo(Arsari Group) dan Anindya Bakrie(Bakrie Group) saat menemani Presiden RI Prabowo Subianto kunjungan negara ke China. (Instagram/Arsjad Rasjid)

    Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mempersiapkan langkah konkret untuk menanggapi kebijakan tarif 32 persen yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Melalui jalur diplomasi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce), Kadin berencana memperkuat hubungan dagang antara kedua negara.

    Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan bahwa pada awal Mei mendatang, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah dan melakukan kunjungan ke AS untuk menghadiri sejumlah konferensi bisnis dan ekonomi. 

    ”Awal Mei, menurut rencana, nanti, berkoordinasi dengan pemerintah, Kadin Indonesia akan ke AS untuk menindaklanjuti kerja sama dengan US Chamber of Commerce dan menghadiri beberapa konferensi bisnis dan ekonomi untuk menyikapi perkembangan terakhir,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam siaran pers, Jumat (4/4/2025).

    Anindya juga menyatakan keyakinannya bahwa meskipun ada tantangan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika masih memiliki peluang untuk dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan kedekatan ekonomi yang sudah terjalin, kedua negara diperkirakan akan terus berusaha mencari titik temu yang saling menguntungkan.

     

    Aprisindo: Negosiasi dengan AS Masih Terbuka

    BADAI PHK BELUM BERHENTI – Perusahaan produsen sepatu Nike PT Victory Chingluh Indonesia kembali mem-PHK 2.393 buruhnya. Sebelumnya perusahaan telah melakukan pemecatan terhadap 5.000 buruh di Mei 2020. (dok.)

    Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, menambahkan bahwa negosiasi dengan AS masih terbuka lebar.

    Ia menegaskan pentingnya mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, terutama dalam sektor perdagangan alas kaki dan rantai pasokan global. 

    ”Hubungan kedua negara yang saling menguntungkan dalam perdagangan, termasuk alas kaki, saling menjaga kepentingan bersama, termasuk penguatan integrasi rantai pasokan dan investasi ke depan,” ujar Eddy. 

    Namun, Eddy juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu mencari alternatif lain untuk mengurangi dampak dari kebijakan tarif ini. Salah satunya adalah dengan mempercepat penyelesaian kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang sudah terhambat bertahun-tahun. Hal ini dinilai penting untuk membuka akses pasar alternatif, khususnya bagi produk alas kaki Indonesia yang terkena dampak tarif tinggi ke AS.

    Di tengah ketidakpastian, Eddy juga menyatakan bahwa Aprisindo tengah melakukan kajian menyeluruh untuk menilai dampak kebijakan Trump terhadap anggotanya.

    ”Tentu ini akan memiliki dampak yang cukup berat bagi pelaku industri persepatuan. Kemampuan anggota Aprisindo, dengan penerapan tarif baru ini, perlu waktu untuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan dari kebijakan ini,” ujarnya.  

     

  • Vietnam Negosiasi Tarif dengan Trump, Saham Nike Naik 3,82%

    Vietnam Negosiasi Tarif dengan Trump, Saham Nike Naik 3,82%

    Jakarta

    Saham produsen pakaian dan sepatu olah raga, Nike, melonjak hingga 3,82% menjadi US$ 58 per lembar saham pada Jumat (4/4/2025). Kondisi ini didorong oleh kabar Vietnam dalam proses negosiasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyangkut tarif impor.

    Sebelumnya, Trump telah mengumumkan pengenaan bea masuk 46% atas barang-barang impor dari Vietnam. Sementara Vietnam sendiri merupakan tuan rumah operasi manufaktur utama bagi para pembuat sepatu global.

    Dikutip dari Business Insider, Sabtu (5/4/2025), saham Nike sempat turun 14% sehari setelah Trump mengumumkan rencana tarif terbarunya itu pada hari Rabu lalu.

    Sedangkan berdasarkan laporan tahunannya, Nike sendiri memproduksi lebih dari setengah produk alas kakinya dan seperempat dari produk pakaiannya di negara itu tahun lalu. Namun demikian, Trump baru-baru ini mengisyaratkan adanya proses perundingan dengan Vietnam untuk mengurangi tarif impor dari negara itu.

    Vietnam pada Jumat kemarin telah meminta AS untuk menunda penerapan tarif barunya hingga tiga bulan, sementara mereka merundingkan persyaratan perdagangan.

    Salah satu penawaran dari pemerintah Vietnam dalam negosiasi tersebut ialah negara itu akan mendorong solusi yang akan memungkinkannya untuk terus membeli bahan baku dan peralatan dari AS.

    Kemudian, dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan dia melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam.

    Trump menyebut, Lam ingin agar tarif dagang AS terhadap Vietnam bisa dihapus. Trump juga bilang, ia menantikan pertemuan lain dengan Lam dalam waktu dekat.

    Vietnam diperkirakan menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh paket tarif terbaru Trump. Tahun lalu, AS mengimpor barang senilai sekitar US$ 136,6 miliar dari Vietnam. Peralatan komunikasi dan pakaian termasuk di antara kategori impor terbesar berdasarkan nilai dolar.

    (shc/fdl)

  • Tak Terduga! Bacaan JK Soal ‘Isi Kepala’ Trump & Nasib AS

    Tak Terduga! Bacaan JK Soal ‘Isi Kepala’ Trump & Nasib AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Presiden RI Ke 10 dan 12 Jusuf Kalla memprediksi desain perbaikan ekonomi AS yang disebut-sebut Presiden AS Donald Trump “Darurat Ekonomi Nasional “.

    Saat ini Amerika menerapkan menerapkan basis tarif impor sebesar 10% ke semua negara. Selain itu ada tarif resiprokal atau timbal balik yang dikenakan yang besarannya berbeda, seperti Indonesia sebesar 32%.

    Menurut JK aturan itu akan membuat Amerika kehilangan daya beli masyarakat karena harga-harga barang yang diprediksi akan meningkat. Pasalnya banyak perusahaan Amerika yang sudah memindahkan basis produksinya ke luar negeri seperti ke Kanada, Meksiko, dan China.

    “Yang bayar (tarif) itu Amerika yang bayar. Tapi kemana uang itu, kemana jadi tarif itu kemana? bagi luar. Bayar hutang, dan kurangi pajak (dalam negeri),” katanya, di kediamannya, Sabtu (5/4/2025).

    Menurutnya pabrik mobil seperti Ford dan Chrysler berproduksi di Kanada, di Meksiko ada ada GM dan Fairway, dan Iphone di dibuat di China. JK memprediksi harga barang itu akan mengalami peningkatan di pasar Amerika Serikat.

    “Jadi rakyat Amerika nanti di mau beli barang sedikit mahal, tapi pajaknya dikurangi, jadi sebenarnya daya beli Amerika dia desain. Tidak terlalu turun,” katanya.

    Menurutnya kenaikan harga barang kemungkinan terjadi 5% – 10% tergantung dari negara mana impor barang tersebut. Sehingga prediksi JK kemungkinan pertumbuhan ekonomi Amerika hanya tumbuh secara konservatif.

    “Mungkin ekonomi Amerika biasa saja. Jadi isu ini isu pressure sebenarnya. Isu politik. Untuk menjaga daya saingnya Amerika. Supaya dia bisa berunding,” kata JK.

    (emy/mij)

  • Trump Kenakan Tarif 46%, Vietnam Gercep Langsung Minta Diturunkan

    Trump Kenakan Tarif 46%, Vietnam Gercep Langsung Minta Diturunkan

    Jakarta

    Pemimpin Vietnam, To Lam menghubungi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk meminta keringanan, tidak lama setelah pengumuman kebijakan tarif impor baru. Vietnam terkena tarif impor yang cukup tinggi hingga 46%.

    Dikutip dari Reuters, Sabtu (5/4/2025), Trump dan To Lam sepakat untuk membahas kesepakatan penghapusan tarif, menyusul obrolan di telepon tersebut yang menurut Trump ‘sangat produktif’ sebagai upaya menghindari bea masuk 46%.

    Beberapa hari sebelum pengumuman Trump tentang tarif timbal balik yang menghantam Vietnam, negara tersebut telah memangkas beberapa bea masuk sebagai bagian dari serangkaian konsesi kepada AS. Ini mencakup janji untuk membeli lebih banyak barang AS seperti pesawat dan produk pertanian.

    “Baru saja melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan To Lam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, yang mengatakan kepada saya bahwa Vietnam ingin memangkas tarif mereka hingga NOL jika mereka dapat membuat kesepakatan dengan AS”, tulis Trump di platform sosial Truth miliknya.

    Lam telah berjanji untuk memangkas tarif atas barang-barang AS. Atas hal ini, Trump juga menyampaikan rasa terima kasih dan menantikan pertemuan dengan Lam dalam waktu dekat.

    “Pada saat yang sama (Lam) mengusulkan agar AS menerapkan tarif pajak yang sama terhadap barang-barang yang diimpor dari Vietnam,” bunyi laporan di portal pemerintah Vietnam yang diterbitkan tak lama setelah unggahan Trump.

    Pemerintah Vietnam juga menyampaikan, kedua pemimpin sepakat akan terus berunding untuk segera menandatangani perjanjian bilateral tentang tarif. Trump juga segera menerima undangan untuk mengunjungi Vietnam.

    Vietnam merupakan negara Asia Tenggara yang menjadi basis manufaktur utama bagi banyak perusahaan Barat. Negara ini memiliki surplus perdagangan dengan AS yang melampaui US$ 123 miliar tahun lalu.

    Saham Nike, Adidas, dan Puma turun tajam setelah Vietnam menjadi sasaran tarif 46%. Hal ini lantaran negara tersebut menjadi tuan rumah operasi manufaktur utama bagi para pembuat sepatu global.

    Namun demikian, beberapa pihak mengubah arah setelah unggahan Trump pada hari Jumat kemarin tentang rencana kesepakatannya dengan Vietnam. Sedangkan tanpa kesepakatan, tarif AS sebesar 46% akan berlaku untuk impor dari Vietnam mulai 9 April.

    Indeks saham acuan Vietnam turun 8,1% sejak Trump mengumumkan tarif dua hari lalu. Menurut sebuah dokumen, Vietnam sudah bersiap untuk mengirim misi ke AS minggu depan yang dapat menyegel kesepakatan pembelian pesawat Boeing oleh maskapai Vietnam.

    Sementara itu, secara terpisah, Kamboja juga meminta pemerintah AS pada Jumat untuk menunda tarif 49% pada produknya. Tarif timbal balik AS pada Kamboja dan Vietnam termasuk yang tertinggi.

    “Kamboja mengusulkan untuk bernegosiasi dengan pemerintahan yang terhormat pada waktu yang paling tepat,” kata Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam sebuah surat kepada Trump.

    (shc/ara)

  • Imbas Tarif Trump, Bursa Wall Street Kehilangan US Triliun

    Imbas Tarif Trump, Bursa Wall Street Kehilangan US$5 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA- Kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat bursa saham Wall Street lesu darah. Banyak investor khawatir perang dagang menjerumuskan perekonomian global ke jurang resesi.

    Dikutip dari Reuters, pada Jumat (5/4/2025), bursa Nasdaq jatuh ke pasar yang lesu karena investor khawatir perang dagang Presiden AS Donald Trump akan menjerumuskan dunia ke dalam resesi. Kurang dari 48 jam setelah Trump menaikkan hambatan tarif ke level tertinggi dalam lebih dari satu abad, memicu China membuat hambatan bea tambahan sebesar 34% pada terhadap semua impor AS.

    Harapan investor terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan menyelamatkan dengan mengisyaratkan kesiapan untuk memangkas suku bunga – seperti yang tampaknya ditekan Trump dalam unggahan media sosial sebelumnya hari itu – pupus, karena Powell menekankan “risiko tinggi” terhadap pertumbuhan dan inflasi.

    Pendekatan hati-hati ini semakin mengguncang Wall Street – penurunan 6% S&P 500 berarti kapitalisasi pasar indeks anjlok U$5 triliun hanya dalam dua hari. The Fed benar-benar terjepit, dihadapkan dengan risiko resesi yang meningkat pesat dan tekanan harga yang melonjak.

    Terdapat tren aksi jual pasar ekuitas, seiring anjloknya kepercayaan, dan prospek yang sangat tidak pasti, tidak akan menjadi kejutan total jika Fed memangkas suku bunga pada pertemuannya tanggal 6-7 Mei.

    Ini adalah penurunan terberat di seluruh saham global sejak pandemi pada 2020. Namun tidak seperti kejatuhan itu dan Krisis Keuangan Global pada 2008, kekacauan saat ini di Wall Street adalah hasil dari pilihan kebijakan yang jelas yang dibuat oleh pemerintah AS.

    Banyak analis memperkirakan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ekonom di Barclays sekarang memperkirakan inflasi AS akan melebihi 4% tahun ini sementara PDB akan berkontraksi pada kuartal keempat, sebuah langkah yang “konsisten dengan resesi”.

    Seluruh dunia tidak akan luput dari rasa sakit. Ekonom di Citi mengatakan pertumbuhan zona euro akan turun hingga satu poin persentase tahun ini, yang mendorong blok tersebut ke ambang resesi, sedangkan China dapat mengalami pukulan serupa terhadap pertumbuhan PDB-nya, yang menurut mereka sudah melambat hingga sub-5%.

    Dengan permintaan global yang tiba-tiba melambat, jika tidak menyusut, harga minyak pada hari Jumat merosot lebih dari 6% untuk hari kedua berturut-turut. Harga minyak mentah Brent mencapai titik terendah dalam empat tahun mendekati US$62 per barel, dan sekarang turun 26% dari tahun lalu.

  • Bukti Amerika Menderita Gara-gara Trump: Semua Sahamnya Turun!

    Bukti Amerika Menderita Gara-gara Trump: Semua Sahamnya Turun!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla melihat dampak kebijakan baru Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor dapat merugikan masyarakatnya sendiri. Menurutnya hal ini juga sudah terlihat dari kinerja saham perusahaan AS.

    Seperti diketahui, Trump menerapkan basis tarif impor sebesar 10% ke semua negara. Selain itu ada tarif resiprokal atau timbal balik yang dikenakan, seperti Indonesia sebesar 32%.

    “Karena itu yang paling rugi nanti di Amerika sendiri, karena itu kenapa sahamnya naik itu 16 saham yang turun semua saham. Karena yang kena nanti pengusaha Amerika,” kata JK di kediamannya, Sabtu (5/4/2025).

    Sebabnya banyak perusahaan AS yang sudah memindahkan basis produksinya di luar negeri seperti di Kanada, Meksiko, hingga China.

    “Mobil di Kanada, padahal di sana pabriknya Ford, pabriknya Chrysler, di Meksiko pabriknya GM ada juga Fairway. Jadi juga (tarif impor) kena tetap. Ini Iphone semua, buatan mana? China, Amerika punya, tapi dibuat di China,” kata JK.

    Sehingga menurutnya adanya kebijakan baru banyak perusahaan AS yang akan membayarnya. Sementara di Indonesia hanya terdampak dari efeknya seperti daya beli di AS yang menurun.

    Pada perdagangan Jumat (4/4/2025) waktu setempat AS atau Sabtu dini hari di Indonesia (5/4/2025).

    Bursa saham tertekan akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump serta balasan China atas tarif tersebut. Hal ini bisa memicu perang dagang global yang bisa mengarah pada resesi.

    Bursa jatuh setelah Kementerian Perdagangan China menyatakan pada Jumat (4/4/2025) bahwa mereka akan memberlakukan tarif sebesar 34% pada semua produk AS. Pernyataan ini mengecewakan para investor yang sebelumnya berharap kedua negara akan berunding terlebih dahulu sebelum mengambil langkah balasan.

    Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2.231,07 poin, atau 5,5%, ke level 38.314,86. Ini adalah penurunan terbesar sejak Juni 2020 selama masa pandemi.

    Koreksi ini juga memperpanjang tren negatif Dow Jones yang sudah anjlok 1.679 poin pada Kamis. Penurunan ini menjadi sejarah karena untuk pertama kalinya Dow Jones kehilangan lebih dari 1.500 poin dalam dua hari berturut-turut.

    Indeks S&P 500 anjlok 5,97% ke level 5.074,08 yang menjadi penurunan terbesar sejak Maret 2020. Indeks acuan ini juga turun 4,84% pada Kamis dan kini telah turun lebih dari 17% dari titik tertingginya.

    Indeks Nasdaq Composite, yang menaungi banyak perusahaan teknologi yang menjual dan memproduksi produknya di China, merosot 5,8% ke angka 15.587,79.

    Penurunan ini memperpanjang tren negatifnya di mana indeks juga anjlok hampir 6% pada Kamis. Nasdaq sudah jatuh 22% dari rekor tertingginya di Desember 2024.

    Aksi jual besar-besaran terjadi di indeks S&P di mana hanya ada 14 saham anggota S&P 500 yang menguat kemarin. Indeks-indeks utama ditutup pada posisi terendahnya.

    (emy/mij)

  • Tarif Impor Trump Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok

    Tarif Impor Trump Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok

    Jakarta

    Perusahaan jasa ladang minyak di Amerika Serikat (AS) siap-siap menghadapi pukulan karena tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump. Tarif tersebut mengacaukan rantai pasokan dan membuat harga minyak jatuh.

    Perusahaan jasa keuangan Morningstar menurunkan estimasi nilai wajarnya untuk tiga perusahaan jasa ladang minyak besar, SLB, Halliburton, dan Baker Hughes sebesar 3-6% setelah pengumuman tarif Trump pada hari Rabu lalu.

    Perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengalami penurunan pendapatan ladang minyak sebesar 2%-3% pada 2025. Untuk setiap dolar yang hilang dalam pendapatan, Morningstar memperkirakan tiga perusahaan besar dapat mengalami kerugian laba operasi sebesar US$ 1,25 – US$1,35.

    “Pipa, alat penyambung katup, batang pengisap akan terkena dampak tarif, yang akan dirasakan oleh tiga perusahaan besar khususnya yang memiliki strategi pengadaan multinasional,” kata Wakil Presiden Penelitian Rantai Rasokan Rystad Energy, Ryan Hassler, mengutip Reuters pada Sabtu (5/4/2025).

    Menurut data dari LSEG, saham SLB, perusahaan jasa minyak terbesar di dunia, anjlok 12% pada hari Jumat (4/4/2025) menjadi US$ 34,60, terendah sejak September 2022. Semenatra itu, saham Halliburton anjlok 10% menjadi lebih dari US$ 20, dan Baker Hughes anjlok 11% menjadi sekitar US$ 36,40.

    Trump memberlakukan tarif timbal balik pada hari Rabu, menerapkan bea masuk dasar sebesar 10% pada sebagian besar impor AS, dengan beberapa negara, termasuk China, menghadapi pungutan yang jauh lebih tinggi.

    Harga minyak anjlok pada Jumat setelah China, importir minyak mentah terbesar dunia, menaikkan tarif atas barang-barang AS, dalam eskalasi paling serius dalam perang dagang global yang membuat investor khawatir tentang resesi, dan penurunan permintaan minyak berikutnya.

    Harga minyak mentah berjangka turun lebih dari 8% dalam perdagangan kemarin sore, menuju penutupan terendah sejak pertengahan pandemi Covid-19 pada 2021. Harga minyak mentah acuan global Brent jatuh hingga US$ 64,03 per barel sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mencapai titik terendah US$ 66,90.

    “Jika kisaran harga per barel dari WTI yang lebih rendah US$ 60 per barel bertahan untuk jangka waktu yang lama, aktivitas di sektor serpih AS dapat menurun menjelang paruh kedua tahun ini,” kata Hassler.

    Bank investasi JP Morgan mengatakan bahwa pihaknya kini melihat peluang sebesar 60% bagi ekonomi global untuk memasuki resesi pada akhir tahun, naik dari 40% sebelumnya.

    “Tampaknya perdagangan global mulai ditutup sebagaimana yang kita ketahui, dan masa depan yang dekat ini sangat tidak pasti. Ancaman resesi menjadi perhatian utama, dan investor mulai menjauh dari aset berisiko seperti minyak dan ekuitas,” kata Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates.

    (fdl/fdl)

  • Bukan RI, JK Sebut Rakyat Amerika yang Menderita Gara-gara Trump

    Bukan RI, JK Sebut Rakyat Amerika yang Menderita Gara-gara Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden RI Ke 10 dan 12 Jusuf Kalla menyebut rakyat Amerika sendiri yang akan “menderita” karena kebijakan impor baru Presiden AS Donald Trump. Menurutnya masyarakat akan merasakan harga barang yang lebih mahal dari sebelumnya.

    Menurut JK, pengusaha dan konsumen AS yang akan menanggung beban kenaikan harga tarif impor dan tarif resiprokal atau timbal balik yang diterapkan. Sedangkan menurutnya tarif resiprokal yang ditetapkan terhadap Indonesia sebesar 32% tidak akan berdampak signifikan.

    “Yang bayar Amerika (tarif impor), yang bayar, yang masuk itu, yang bayar bukan kita. Kita efeknya saja,” kata JK di kediamannya, Sabtu (5/4/2025).

    Efek yang dimaksud yaitu daya beli Amerika diperkirakan akan menurun, karena harga barang yang semakin mahal.

    JK menjelaskan bahwa banyak perusahaan AS yang sudah memindahkan basis produksinya ke luar negeri seperti ke China, Kanada, dan Meksiko. Nantinya perusahaan itu akan menanggung biaya tarif impor untuk memasukkan barang ke negaranya.

    ” … yang kena nanti pengusaha Amerika yang kena sendiri. Dan juga di dunia ini yang kena juga Amerika. Contohnya di Kanada, padahal di sana pabriknya Ford, pabriknya Chrysler, di Meksiko pabriknya GM ada juga Fairway. Jadi jyga yang kena tetap,” katanya.

    “Ini Iphone buatan China, Amerika punya tapi dibuatnya di China,” kata JK.

    Hal ini juga terlihat dari banyaknya kinerja saham perusahaan Amerika Serikat yang anjlok karena kebijakan ini.

    “Karena itu yang paling rugi nanti di Amerika sendiri. Karena itu kenapa saham naik itu 16 saham, yang turun semua saham. karena yang kena nanti pengusaha Amerika, yang kena sendiri. Dan di dunia ini yang kena juga Amerika,” katanya.

    (emy/mij)

  • Pariwisata Bisa Jadi Senjata Rahasia Lawan Dampak Kebijakan Trump

    Pariwisata Bisa Jadi Senjata Rahasia Lawan Dampak Kebijakan Trump

    Jakarta: Di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, Indonesia diyakini punya jurus ampuh.
     
    Salah satunya adalah pariwisata yang dinilai Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana sebagai benteng ekonomi. 
     
    Dia melihat sektor ini sebagai “penyeimbang devisa” di saat ekspor barang terkena tembok tarif tinggi.

    “Dengan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, kita dapat menjaga stabilitas rupiah dan cadangan devisa,” kata dia dilansir dari Antara, Sabtu, 5 April 2025.
     
    Widiyanti juga menilai pariwisata layak dijadikan alat pertahanan ekonomi strategis, bahkan setara dengan komoditas ekspor unggulan.
     

    3 strategi pariwisata hadapi krisis global ala Kemenpar
    Untuk memaksimalkan peran pariwisata sebagai penopang ekonomi, Kementerian Pariwisata menyiapkan tiga strategi utama:

    1. Pariwisata sebagai Ekspor Jasa

    Widiyanti menyebut, kekayaan alam, budaya, dan kreativitas masyarakat Indonesia merupakan potensi pariwisata yang belum tergarap maksimal. Saat ini, persebaran 13,9 juta wisatawan mancanegara masih terkonsentrasi di destinasi tertentu.

    2. Perkuat UMKM dan Ekonomi Lokal

    Salah satu pilar penting dalam membangun pariwisata tangguh adalah keterlibatan UMKM. Menurut Widianti, kekuatan wisata Indonesia justru dimulai dari desa-desa.
     
    Melalui program Desa Wisata, Kemenpar terus mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi berbasis pariwisata agar manfaatnya merata, dan tidak hanya bertumpu pada sektor manufaktur yang kini rentan terkena tarif tinggi.

    3. Dorong High-Quality Tourism

    Tidak lagi soal kuantitas kunjungan, tapi kualitas pengalaman. Widiyanti mendorong para pelaku wisata untuk membidik segmen wisatawan yang mau membayar lebih untuk pengalaman unik dan eksklusif.
     
    Kemenpar pun meluncurkan program “Pariwisata Naik Kelas” yang berfokus pada sektor maritim, gastronomi, dan wellness tourism. Ketiganya dinilai punya potensi besar untuk menarik turis premium dan mendongkrak devisa secara berkelanjutan.
     
    Dengan langkah-langkah ini, Widiyanti optimistis bahwa sektor pariwisata tidak hanya mampu menopang perekonomian nasional di tengah tekanan eksternal, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan di kancah global.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)