Tag: Donald Trump

  • Negara ASEAN Tak akan Balas Tarif Mahal Donald Trump, Kenapa? – Page 3

    Negara ASEAN Tak akan Balas Tarif Mahal Donald Trump, Kenapa? – Page 3

    Bagi Indonesia, perlu penyesuaian perjanjian dagang itu karena ada beberapa poin yang tak lagi relevan.

    “Indonesia dan Malaysia akan mendorong yang namanya Trade Investment, TIFA karena kita, TIFA sendiri secara bilateral ditandatangan di tahun 1996 dan banyak isunya sudah tidak relevan lagi. Sehingga kita akan mendorong berbagai kebijakan itu masuk dalam TIFA,” jelas dia.

    “Jadi kita mengambil jalur yang sama. Kita akan mengambil jalur negosiasi. Jadi jalurnya yang kita samakan kemudian mekanisme, TIFA-nya kita samakan,” tandas Menko Airlangga.

    Vietnam-Thailand Kena Tarif AS Lebih Besar

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada sejumlah negara Asia Tenggara yang terkena tarif impor ke Amerika Serikat lebih tinggi dari Indonesia. Dia turut melihat peluang dari kondisi itu.

    Diketahui, produk asal Indonesia dikenakan tarif 32 persen. Adapun, kisaran tarif bea masuk baru ke Amerika Serikat (AS) bagi negara Asia Tenggara berkisar 10-49 persen.

    “Nah sebetulnya pengenaan terhadap negara-negara ASEAN juga relatif lebih tinggi dari kita yaitu Vietnam, Kamboja, kemudian juga Thailand. Yang lebih rendah dari kita adalah Malaysia, kemudian Filipina, dan Singapura,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Rinciannya, Kamboja dikenakan tarif 49 persen, Laos terkena 48 persen, Vietnam terkena 46 persen, Myanmar terkena 44 persen, dan Thailand terkena 36 persen.

     

  • Anggota DPR PDIP Sebut Kebijakan Tarif Trump Momentum Emas Transformasi Pariwisata

    Anggota DPR PDIP Sebut Kebijakan Tarif Trump Momentum Emas Transformasi Pariwisata

    PIKIRAN RAKYAT – Dampak kebijakan tarif proteksionis yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kini mulai terasa di berbagai sektor, termasuk pariwisata Indonesia. Namun di balik tantangan tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, melihat peluang besar untuk memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

    Menurut legislator fraksi PDI Perjuangan itu, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama mereka yang biasa bepergian ke luar negeri.

    “Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak, dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal,” ujar Novita dalam keterangan resminya, Minggu, 6 April 2025.

    Di menuturkan, data dari Mastercard Economics Institute (2023) mengungkapkan bahwa pada 2022, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD 1.200 per perjalanan ke luar negeri. Dengan depresiasi Rupiah yang terus berlanjut, angka tersebut berpotensi meningkat drastis.

    “Ini menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas, bukan hanya sebagai alternatif, tapi sebagai pilihan utama,” tegasnya.

    Ia juga menegaskan, krisis bukan alasan untuk stagnasi. Justru, sejarah menunjukkan bahwa krisis adalah ruang bagi lahirnya inovasi.

    “Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” lanjutnya.

    Ia juga menyoroti perlunya kolaborasi antara kementerian terkait, pelaku industri, dan pemerintah daerah dalam menyediakan akses transportasi yang terjangkau, promosi wisata yang masif, serta menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas dan kompetitif.

    “Kalau wisatawan domestik dialihkan ke destinasi lokal, dampaknya bisa sangat besar terhadap perputaran ekonomi daerah. Ini bukan sekadar soal pariwisata, tapi soal penguatan ekonomi rakyat,” ujarnya

    Dalam konteks visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian nasional, Novita menilai bahwa pariwisata tidak bisa lagi dianggap sebagai sektor pelengkap. “Pariwisata adalah jantung baru ekonomi Indonesia. Ia harus resilien, berdaya saing, dan inklusif. Kebijakan Trump bisa jadi pemicu perubahan arah, jika kita pandai membaca peluang di tengah krisis,” tutupnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hadapi Perang Dagang, Prabowo: Masa Depan Kita Bagus, tapi Tantangan Tidak Ringan – Page 3

    Hadapi Perang Dagang, Prabowo: Masa Depan Kita Bagus, tapi Tantangan Tidak Ringan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto masih optimistis dengan kekuatan bangsa Indonesia, walau tantangan tidaklah mudah. Apalagi dengan adanya perang dagang usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif resiprokal kepada Indonesia dan sejumlah negara lainnya.

    “Masa depan kita bagus, (tapi) tantangan kita tidak ringan. Mungkin saudara mendengar dunia diguncang banyak masalah, di mana-mana perseteruan antara negara-negara besar, yang terakhir perang dagang kita juga kena. Tapi kita tenang, kita punya kekuatan juga, nanti akan berunding,” kata Prabowo di Majalengka saat giat panen raya, seperti dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/4/2025).

    Prabowo berjanji, perundingan tidak hanya dilakukan dengan AS namun juga negara lain yang bernasib sama dengan Indonesia atas kebijakan tersebut. Hal ini bertujuan, agar masing-masing negara mempunyai kedudukan yang adil.

    “Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik, hubungan yang adil, hubungan yang setara. Jadi apa yang mereka minta masuk akal, wajib kita hormati pemimpin-pemimpin Amerika Serikat mementingkan kepentingan rakyat mereka,” jelas Prabowo.

    Prabowo memastikan, kesejahteraan rakyat Indonesia adalah hal utama. Karenanya, dia meyakini Indonesia mampu tetap kuat dan bisa bangkit lebih dari situasi tersebut.

    “Kita juga memikirkan rakyat kita, tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu khawatir, kita percaya dengan kekuatan kita sendiri, kalau pun ada tantangan kita hadapi dengan gagah, tegar, mungkin ada beberapa saat, kita yakin kita bangkit dengan tingkat yang baik,” tandas Prabowo.

    Sebagai informasi, tidak hanya Indonesia, namun sejumlah negara Asia Tenggara (ASEAN) juga dilanda tarif terberat oleh AS. Salah satunya Vietnam yang dikenai tarif sebesar 46 persen. Vietnam pun langsung menyerukan perundingan dengan Washington untuk mempertimbangkan kembali bea masuk AS.

    Kemudian Thailand, sang Perdana Menteri juga langsung ingin bernegosiasi untuk mencoba mengurangi tarif 37 persen yang dihadapi negaranya. Indonesia sendiri terkena tarif sebesar 32 persen terhadap barang-barang Indonesia yang dijual di AS.

  • Tarif Trump Bikin Industri Maritim RI Waswas

    Tarif Trump Bikin Industri Maritim RI Waswas

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang dunia dagang dengan mengumumkan kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff untuk barang-barang impor dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Imbasnya, Indonesia dikenakan tarif sebesar 32% untuk produk ekspor ke Negeri Paman Sam.

    Kebijakan ini mencakup barang-barang seperti elektronik, makanan, pakaian, kendaraan, hingga minuman keras. Namun, sektor-sektor strategis seperti farmasi, semikonduktor, dan mineral penting dikecualikan dari tarif tersebut.

    Tarif Trump ini menggunakan skema bea ad valorem, yaitu tarif bea masuk berdasarkan persentase nilai barang. Secara umum, tarif dasar yang ditetapkan adalah 10%, tetapi dapat disesuaikan tergantung negara mitra. Dalam kasus Indonesia, tarif melesat hingga 32%.

    Menanggapi kebijakan tersebut, Ketua Umum Iperindo (Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia), Anita Puji Utami, menyebut tarif tinggi ini berpotensi menekan industri maritim nasional, terutama sektor galangan kapal yang masih sangat bergantung pada bahan baku impor.

    “Industri galangan kapal kita masih perlu dukungan kebijakan impor yang ramah. Kalau bahan bakunya sulit masuk, tentu produksinya akan terganggu,” ujar Anita dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

    Iperindo juga mewanti-wanti potensi membanjirnya barang-barang dari negara lain ke Indonesia, pasca tertutupnya pasar AS akibat tarif tersebut. Menurut Anita, Indonesia akan jadi target pasar baru karena memiliki populasi besar dan daya beli yang menarik.

    “Karena itu, kami minta pemerintah segera memperkuat perlindungan pasar domestik,” tegasnya.
    Selain itu, Iperindo mendesak agar kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tetap dipertahankan. Menurut mereka, TKDN tidak berkaitan langsung dengan ekspor ke AS, sehingga tetap relevan untuk menjaga kemandirian industri nasional.

    Lebih jauh, Anita juga menyarankan agar pemerintah Indonesia mempertimbangkan kebijakan balasan terhadap AS dengan menaikkan tarif bea masuk produk impor dari AS. Langkah ini diyakini bisa membuat produk AS tidak kompetitif di pasar Indonesia.

    “Kalau perlu, naikkan tarif impor dari AS juga, supaya ada efek jera. Jangan hanya sibuk bahas Non-Tariff Barrier atau Non-Tariff Measure,” pungkasnya.

    (rrd/rir)

  • Ada Relaksasi Pajak, Airlangga Ungkap Poin Negosiasi Tarif AS

    Ada Relaksasi Pajak, Airlangga Ungkap Poin Negosiasi Tarif AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah sedang merancang proposal sebagai dasar negosiasi dengan (AS), dengan harapan agar negara tersebut bersedia menurunkan tarif impor sebesar 32% yang dikenakan kepada Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap beberapa poin dalam proposal tersebut, termasuk potensi pemberian relaksasi terhadap Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

    Airlangga juga menjelaskan bahwa dalam proposal yang disiapkan, tidak terdapat rencana penurunan tarif impor untuk produk asal AS.

    Menurutnya, tarif bea masuk yang diterapkan Indonesia saat ini masih tergolong rendah.

    “Impor tarif kita terhadap produk yang diimpor AS relatif rendah, 5%. Bahkan untuk gandum maupun kedelai itu sudah 0,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    “Hal yang lain tentu kita akan lihat terkait PPh dan PPN impor,” sambungnya.

    Airlangga menambahkan bahwa dalam proposal tersebut terdapat poin yang menyoroti rencana peningkatan pembelian produk dari AS.

    Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang saat ini mencapai US$ 18 miliar.

    Dengan adanya proposal tersebut, pemerintah berharap AS dapat menurunkan besaran tarif impor terhadap Indonesia.

    “Kita meningkatkan jumlah volume beli, sehingga trade deficit yang US$ 18 miliar itu bisa dikurangkan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara akan menggelar negosiasi dengan AS, menyusul diberlakukannya kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 2 April 2025 lalu.

    Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia terus melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, serta menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR) guna merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi situasi ini.

    Di tingkat regional, Indonesia juga telah membangun komunikasi dengan sejumlah negara ASEAN yang turut terdampak kebijakan tarif resiprokal dari AS, seperti Malaysia, Singapura, dan Kamboja.

    Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan bahwa seluruh menteri perdagangan di ASEAN dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 10 April 2025 untuk membahas langkah negosiasi bersama dengan AS, sebagai alternatif dari langkah retaliasi.

    Pemerintah optimistis pendekatan diplomatik dan negosiasi terbuka akan menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan. Fokus utama tetap pada penurunan tarif AS yang saat ini dinilai memberatkan ekspor Indonesia.

    Dengan landasan proposal yang kuat, diharapkan tarif AS dapat direvisi agar memberikan ruang yang lebih luas bagi produk Indonesia untuk bersaing di pasar AS.

  • Cegah PHK Massal Imbas Tarif Impor Trump, Kadin Sarankan 5 Langkah Ini

    Cegah PHK Massal Imbas Tarif Impor Trump, Kadin Sarankan 5 Langkah Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyarankan pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk melindungi industri di dalam negeri akibat penerapan tarif impor atau resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

    Wakil Ketua Umum Bidang Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri dan Proyek Strategis Nasional Kadin Akhmad Ma’ruf menyarankan lima langkah konkret agar dijalankan pemerintah untuk mengurangi dampak PHK massal dan menjaga stabilitas sosial ekonomi di Indonesia.

    “Kami khawatir kebijakan Pemerintah AS ini menurunkan daya saing produk Indonesia di pasar AS dan memperburuk situasi tenaga kerja dan ekonomi daerah, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Karena itu, kami menyarankan lima langkah ini kepada pemerintah,” ujar Ma’ruf kepada wartawan, Senin (7/4/2025).

    Pertama, Kadin mendorong pemerintah untuk memperbaiki praktik perdagangan dengan mempercepat harmonisasi regulasi terkait izin impor, kebijakan TKDN, registrasi ekspor, sertifikasi halal, dan persyaratan lainnya yang dianggap diskriminatif. 

    Selain itu, kata Ma’ruf, pemerintah juga perlu memprioritaskan penguatan pendekatan bilateral dengan Pemerintah AS untuk mengatasi hambatan perdagangan.

    “Kedua, pemerintah perlu menjadi foreign trade zone dan diberikan status privileged foreign untuk kawasan tertentu seperti Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus dan kawasan perdagangan bebas, serta dengan ekspor langsung ke pasar Amerika mencapai 25 persen,” tutur Ma’ruf.

    Menurutnya, hal tersebut penting karena BBK saat ini tidak dikenakan aturan kepabeanan, termasuk bea masuk dan PPN/PPNBM pada barang impor.

    Ketiga, pemerintah juga diminta memperhatikan persaingan dengan Malaysia, terutama dengan dibentuknya Johor-Singapore Special Economic Zone yang hanya dikenakan tarif impor Trump atau resiprokal 24%. Khusus solar PV, Malaysia mendapatkan reduced tariff dari 17,84% menjadi 6,43% untuk ekspor tujuan Amerika Serikat.

    “Kondisi ini sangat memukul FDI di Batam, tanpa perubahan tarif (tetap 32 persen), berpotensi terjadinya diverting atau switching production ke Malaysia. Mengingat banyak FDI di Batam juga memiliki pabrik di Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, serta negara lainnya seperti China dan India,” ungkap dia.

    Infografik tarif impor baru Amerika Serikat. – (Antara/-)

    Langkah keempat, adalah mendorong percepatan perizinan melalui Satgas Evaluasi Penghambat Investasi, khususnya untuk proyek-proyek strategis nasional, kawasan industri, dan kawasan ekonomi khusus yang menjadi motor penggerak industri nasional. 

    Menurut dia, percepatan perizinan di bidang pertanahan, lingkungan, dan perizinan dasar lainnya sangat penting untuk mendukung operasional industri.

    Kelima, pemerintah harus memberi perhatian khusus pada Kepulauan Riau yang saat ini memiliki 26 perusahaan manufaktur solar PV dan pengembangan industri hilirisasi dari pasir silika untuk rantai pasokan solar PV, seperti ingot, polysilicon, solar cell, dan wafer. Termasuk juga beberapa perusahaan industri peralatan listrik lainnya di Kepulauan Riau.

    Tak hanya itu, ada tujuh proyek strategis nasional (PSN) di Kepulauan Riau, terutama dalam pengembangan hilirisasi sumber daya alam yang memerlukan perhatian khusus dalam percepatan perizinan dasar. 

    “Industri manufaktur dan hilirisasi itu menyumbang 25% ekspor Kepulauan Riau ke pasar Amerika Serikat atau sekitar US$ 350 juta per bulan dan mempekerjakan 10.000 tenaga kerja langsung serta 30.000 tenaga kerja tidak langsung. Jika situasi ini berlanjut, akan terjadi kehilangan pekerjaan yang signifikan,” pungkas Ma’ruf terkait tarif impor Trump.

  • Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS, Apindo: Fokus Kurangi Defisit dan Impor Produk Prioritas – Halaman all

    Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS, Apindo: Fokus Kurangi Defisit dan Impor Produk Prioritas – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menghadapi adanya kebijakan baru mengenai tarif impor dari Amerika Serikat (AS) sebesar 32 persen, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut harus dilihat dari dua sisi. 

    Sebab penerapan kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Donald Trump tersebut tak hanya berlaku pada Indonesia, melainkan seluruh negara. 

    Ketua Umum Apindo Shinta Widjaya Kamdani, mengatakan Indonesia perlu meningkatkan impor produk-produk Amerika yang memang dibutuhkan oleh industri dalam negeri.

    Berkaca pada neraca dagang Amerika dengan Indonesia yang mengalami defisit, diduga menjadi faktor dikenakan tarif yang tinggi untuk barang yang masuk ke AS.  

    “Kalau mengurangi defisit itu berarti jenis-jenis produk apa yang bisa kita impor dari Amerika yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Jadi bukan mengganggu industri dalam negeri kita. Tapi yang dibutuhkan oleh Indonesia,” ungkap Shinta usai Konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Lebih lanjut, produk yang dapat ditingkatkan impornya seperti barang tekstil, di mana Indonesia melakukan ekspor cukup besar ke AS pada sektor ini.

    Namun, di sisi lain Indonesia dapat melakukan impor kapas dari Amerika yang memang dibutuhkan oleh industri dalam negeri. 

    “Saya contohkan, kita ada misalnya dari tekstil, apparel. Kita ekspor besar, tapi kita juga bisa impor kapas dari Amerika. Nah ini sedang kita jajaki. Jadi hal-hal semacam itu,” imbuhnya. 

    Oleh karenanya, perlu segera dilakukan identifikasi produk-produk Amerika yang dibutuhkan Indonesia, misalnya produk oil and gas, cotton, wheat, bean, corn, hingga produk pertahanan. 

    Produk-produk tersebut perlu yang segera dipetakan untuk mempercepat langkah mengatasi penerapan kebijakan yang diambil Donald Trump. “Jadi ini yang mungkin supaya cepat Itu yang harus segera diidentifikasi,” terang Shinta. 

    Ketum Apindo menambahkan, tarif impor produk Amerika ke Indonesia sebenarnya sudah cukup rendah. Akan tetapi, tantangan justru muncul dari hambatan non-tarif, terutama di sektor ICT. 

    “Masih ada isu dari segi non-tariff barrier dan lainnya, terutama untuk faktor produk ICT. Nah itu lagi diperhatikan apakah itu bisa menjadi satu pertimbangan,” ujarnya.

  • Pengamat Soroti Pelemahan Rupiah Imbas Kebijakan Tarif Trump – Halaman all

    Pengamat Soroti Pelemahan Rupiah Imbas Kebijakan Tarif Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat pasar uang Tjendra berpendapat, nilai tukar rupiah terhadap dolar pada Senin (7/4/2025) yang dibuka di level Rp 16.898 per dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan atau melemah 1,47 persen dibanding Jumat Rp 16.653 per dolar, sebagai dampak kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    “Sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif Trump yang direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya menjadi pemicu utama pelemahan rupiah,” kata Ariston saat dihubungi Tribunnews, Senin.

    Ariston mengatakan, kekhawatiran pasar bahwa ekonomi global bakal tidak baik-baik saja. Artinya diprediksi akan mengalami penurunan akibat perang dagang. Sehingga dia menilai bahwa hal ini memicu pelaku pasar untuk mengamankan asetnya.

    “Keluar dari aset berisiko, masuk ke aset aman. Data tenaga kerja Nonfarm Payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi yang dirilis semalam juga menjadi faktor penguat dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah,” jelas dia. 

    Di sisi lain, Ariston menilai bahwa sentimen negatif untuk pergerakan aset berisiko juga datang dari perang senjata yang masih berlangsung dan tensinya yang kembali meningkat.

    “Kami masih nunggu respon pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk Harga aset berisiko, ini bisa mendorong penguatan rupiah lagi,” ungkapnya.

    Hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia melemah dan rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

    Selanjutnya, dolar Taiwan berada satu level lebih baik dari rupiah setelah ambles 0,76 persen. Disusul, ringgit Malaysia yang tertekan 0,75 persen.

    Berikutnya, peso Filipina yang terkoreksi 0,74 persen won Korea Selatan terdepresiasi 0,51 persen. Lalu ada baht Thailand yang turun 0,49 persen.

    Kemudian ada dolar Singapura yang melemah tipis 0,07 persen.

    Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,49 persen. 

    Diikuti, dolar Hongkong yang menguat tipis 0,04 persen terhadap the greenback pada pagi ini.

  • Indonesia Berencana Tingkatkan Volume Impor dari AS untuk Negosiasi Tarif Impor Trump – Halaman all

    Indonesia Berencana Tingkatkan Volume Impor dari AS untuk Negosiasi Tarif Impor Trump – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) mencatat defisit impor 18 miliar dolar AS dari Indonesia. Artinya nilai impor AS dari Indonesia lebih besar daripada nilai ekspornya.

    Dari defisit ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor baru untuk produk yang didatangkan dari Indonesia sebesar 32 persen.

    Dengan penerapan tarif impor yang besar, Indonesia tentu akan mendapatkan dampak dari berbagai sisi. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia akan bernegosiasi dengan AS untuk mendapatkan tarif impor yang ideal.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut saat ini sedang dikaji berbagai komponen yang bisa dibahas dalam proses negosiasi dengan AS terkait tarif impor baru itu.

    Indonesia juga akan mengkaji PPH dan PPN impor untuk produk-produk yang didatangkan langsung dari Amerika Serikat.

    “Sedang dikaji, pertama kita melihat impor. Sebetulnya impor tarif kita terhadap produk yang diimpor dari Amerika relatif rendah 5 persen, bahkan untuk wheat (gandum) maupun soya bean itu sudah nol persen. Kita akan lihat terkait PPH dan PPN impor, kemudian yang lain tentu kita meningkatkan jumlah volume beli sehingga trade deficit yang 18 billion itu bisa dikurangkan,” tutur Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Airlangga, menyatakan Indonesia akan menegosiasikan 10 produk impor teratas dari AS dalam pembahasan tarif impor yang diterapkan Trump.

    “Kita ambil yang top 10 Indonesia impor dan top 10 Indonesia ekspor. Contohnya kalau ekspor Indonesia elektronik dan sepatu. Tetapi kita juga tahu bahwa ada komponen yang Amerika butuhkan tidak diberlakukan tarif, contohnya semikonduktor, kemudian furniture produk daripada kayu, copper and gold itu juga tidak ada,” jelasnya.

  • RI respons tarif resiprokal AS dengan perundingan setara dan adil

    RI respons tarif resiprokal AS dengan perundingan setara dan adil

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    RI respons tarif resiprokal AS dengan perundingan setara dan adil
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 07 April 2025 – 17:11 WIB

    Elshinta.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia merespons kondisi perang dagang atau pengenaan tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) dengan mengirimkan utusan untuk melakukan perundingan yang setara dan adil.

    Prabowo menyampaikan pesan ini saat membahas kondisi geopolitik global yang tengah berkembang serta masa depan Indonesia di tengah situasi tersebut sebagai bagian dari kunjungan kerjanya melakukan panen raya di Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Senin.

    “Kita akan berunding dengan semua negara, kita juga akan buka perundingan sama Amerika. Kita akan menyampaikan kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang adil, kita ingin hubungan yang setara, jadi tidak ada masalah,” kata Presiden seperti disaksikan dari siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.

    Prabowo mengatakan tarif resiprokal yang diterapkan AS kepada negara-negara adalah keputusan yang diambil pemimpin negara AS untuk kepentingan pertumbuhan industri di negaranya.

    Maka dari itu, Indonesia juga dalam perundingan terkait dengan hal tersebut, akan memprioritaskan langkah serupa yaitu untuk memastikan kepentingan rakyat Indonesia bisa terakomodir.

    Apabila dalam perundingan yang berlangsung ditemukan kesepakatan dan alasan yang masuk akal terkait dengan pengenaan tarif resiprokal maka Presiden menyatakan Indonesia akan menghormati keputusan tersebut.

    “Pemimpin Amerika mementingkan kepentingan rakyat mereka, kita juga memikirkan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa kuatir, kita percaya dengan kekuatan kita sendiri,” kata Prabowo.

    Menurut Kepala Negara, masa depan Indonesia masih cerah dan bagus, dan apabila ada tantangan memang harus dihadapi bersama-sama, termasuk dalam menghadapi pergolakan geopolitik global yang dinamis.

    Secara optimistis Presiden meyakini bahwa masyarakat Indonesia bisa melewati setiap tantangan yang ada dan bangkit menjadi bangsa yang maju.

    “Kalaupun ada tantangan ya kita hadapi, dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat jatuh, tapi kita akan hadapi dengan bangkit yang baik,” kata Presiden.

    Sebelumnya, pada Rabu (2/4), Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.

    Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.

    Trump mengatakan bahwa tarif timbal balik itu bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.

    Ia dan para pejabat pemerintahannya berpendapat bahwa AS telah “dirugikan” oleh banyak negara akibat praktik perdagangan yang dianggap tidak adil

    Sumber : Antara