Tag: Donald Trump

  • Hadapi Tarif Impor Trump, Prabowo Minta Ekonomi RI Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri – Halaman all

    Hadapi Tarif Impor Trump, Prabowo Minta Ekonomi RI Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkap gejolak ekonomi dunia yang sedang terjadi disebabkan oleh negara dengan ekonomi kuat tiba-tiba mengubah kebijakan tarif impor.
     
    “Apa yang terjadi sekarang, goncangan dunia akibat negara ekonominya terkuat membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia, banyak negara yang cemas,” kata Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Lebih lanjut Presiden mengingatkan, Indonesia harus mampu membangun ekonomi berdasarkan potensi yang dimiliki.

    Layaknya yang selalu dilakukan oleh para pendiri bangsa, dimana Indonesia harus bisa berdiri di atas kaki sendiri dalam membangun ekonomi.

    “Sebenarnya pendiri-pendiri bangsa kita sejak dulu, termasuk saya, sejak dulu saya sudah mengingatkan, mari kita bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri,” imbuhnya.

    Oleh karenanya, mengantisipasi perkembangan situasi saat ini, Prabowo mengundang berbagai ekonom dan tokoh penting untuk mengurai situasi yang tengah terjadi.

    “Saya mengundang beberapa tokoh dalam pengelolaan ekonomi kita untuk menyampaikan kondisi ekonomi apa adanya. Mereka akan paparkan dan kita buka kesempatan untuk tanggapan, sanggahan, pertanyaan kita terbuka,” ucapnya.

    Pemerintah memastikan perlu kritik agar lebih waspada dalam mengatasi berbagai situasi yang ada saat ini, terlebih usai tarif impor yang Donald Trump terapkan.

    “Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan. Kita tidak anti kritik, kita malah suka kritik. Kritik itu membantu kita, membuat kita lebih aware, lebih waspada. Jadi kritik itu bagus menurut saya, tapi kalau suatu program untuk menciptakan suatu kondisi yang tidak rasional ini harus terus diadakan istilahnya klarifikasi dan penjelasan,” ucap Presiden.

  • Eskalasi Perang Tarif, Indonesia Siapkan 4 Tawaran ke AS

    Eskalasi Perang Tarif, Indonesia Siapkan 4 Tawaran ke AS

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat Donald Trump merespons langkah China yang menetapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap produk asal AS. Sebelumnya, AS telah lebih dulu menaikkan tarif resiprokal terhadap produk China hingga 54 persen.

    Tindakan ini semakin memanaskan ketegangan perang dagang, yang berdampak tidak hanya pada dua negara tersebut, tetapi juga pada perdagangan global.

    Melalui unggahan di media sosial, Trump mengecam kebijakan China. “Kemarin, China mengeluarkan Tarif Pembalasan sebesar 34 persen di atas tarif mereka yang telah memecahkan rekor, Tarif Non-Moneter, Subsidi Ilegal terhadap perusahaan, dan Manipulasi Mata Uang jangka panjang yang besar-besaran,” tulis Trump.

    Trump memperingatkan bahwa AS akan memberlakukan tarif lebih tinggi kepada negara yang membalas kebijakan tarifnya. Jika China tidak mencabut tarif 34% hingga Selasa, 8 April 2025, Trump menegaskan akan menambah tarif hingga 50% mulai Rabu, 9 April 2025.

    Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga mengingatkan negara-negara lain yang terdampak agar tidak membalas. Menurutnya, tindakan balasan akan memicu eskalasi lebih lanjut.

    Trump menegaskan tidak akan membuka ruang negosiasi dengan China jika tarif balasan itu tetap berlaku. Namun, ia menyatakan siap berdialog dengan negara lain.

    Indonesia Pilih Jalur Negosiasi

    Menanggapi ketegangan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia tidak akan melakukan tindakan balasan terhadap kebijakan AS.

    Pada Senin, 7 April 2025, Airlangga menyebut Indonesia akan memilih jalur negosiasi dan telah menyiapkan empat poin tawaran untuk disampaikan ke pemerintah AS.

    Empat tawaran tersebut meliputi: Investment Framework Agreement, Proposal deregulasi Non-Tariff Measures, Peningkatan impor dan investasi dari AS melalui pembelian migas, Pemberian insentif fiskal dan non-fiskal. Sebelum memulai negosiasi dengan AS, pemerintah Indonesia dijadwalkan menghadiri pertemuan ASEAN pada 10 April 2025. Pertemuan ini bertujuan menyamakan pandangan negara-negara anggota terkait tarif resiprokal AS.

    Sebelum pertemuan resmi digelar, para pemimpin ASEAN telah lebih dulu berdiskusi melalui sambungan telepon, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto yang turut ambil bagian dalam pembicaraan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Anjlok 9,19%, Ini 10 Saham Top Losers Hari Ini 8 April 2025

    IHSG Anjlok 9,19%, Ini 10 Saham Top Losers Hari Ini 8 April 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual besar-besaran pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, 8 April 2025. IHSG sempat terjun bebas hingga 9,19 persen ke level 5.912,06 hanya beberapa saat setelah dibuka pada posisi 5.914,28. Kondisi ini memicu penghentian sementara perdagangan atau trading halt di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta mengaktifkan batas auto rejection bawah (ARB).

    Sentimen negatif dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia, yang dinilai memukul kepercayaan pelaku pasar.

    Berdasarkan data RTI, gejolak ini menyeret banyak saham ke zona merah. Setidaknya terdapat 10 emiten dengan koreksi harga paling tajam atau top losers dalam daftar pagi ini, yang berasal dari berbagai sektor seperti tambang, teknologi, hingga properti.

    Peringkat pertama dalam daftar top losers ditempati oleh saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang ambles 14,98 persen ke harga Rp 1.930 per saham. Disusul oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang turut melemah 14,98 persen ke level Rp 4.570.

    PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) berada di posisi ketiga dengan penurunan sebesar 14,71 persen ke harga Rp 5.075. Kemudian PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) terkoreksi 14,62 persen ke level Rp 222 per saham.

    Saham teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga tak luput dari tekanan, turun 14,46 persen ke posisi Rp 71. Selanjutnya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) masing-masing melemah 14,34 persen dan 14,15 persen ke harga Rp 1.225 dan Rp 91 per saham.

    Tiga posisi terakhir dalam daftar top losers diisi oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) yang turun 14,12 persen ke Rp 20.225, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang melemah 14 persen ke Rp 8.600, serta PT Petrosea Tbk (PTRO) yang susut 13,93 persen ke harga Rp 2.100 per saham.

    Berikut daftar lengkap 10 saham top losers pagi ini:

    INCO – Rp 1.930 (-14,98%) AMMN – Rp 4.570 (-14,98%) CBDK – Rp 5.075 (-14,71%) DKFT – Rp 222 (-14,62%) GOTO – Rp 71 (-14,46%) MDKA – Rp 1.225 (-14,34%) DEWA – Rp 91 (-14,15%) UNTR – Rp 20.225 (-14,12%) PANI – Rp 8.600 (-14,00%) PTRO – Rp 2.100 (-13,93%)

    Sampai berita ini diturunkan, aktivitas perdagangan mulai kembali stabil meskipun tekanan jual masih terasa kuat. Sepanjang sepekan terakhir, IHSG tercatat turun 5,53 persen, dan sepanjang tahun 2025 (year-to-date) telah merosot hingga 16,50 persen.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Airlangga Sebut Ekspor Tembaga-Emas RI Tidak Kena Tarif Tinggi Trump

    Airlangga Sebut Ekspor Tembaga-Emas RI Tidak Kena Tarif Tinggi Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa ekspor tembaga hingga emas dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tidak dikenakan tarif impor resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Selain itu, menurutnya ekspor furniture RI ke AS juga tidak akan terdampak tarif timbal balik tersebut.

    “Ada pengecualian, emas dan tembaga, termasuk furniture tidak dikenakan bea masuk setinggi itu,” ungkap Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Mengapa ketiga produk itu mendapatkan pengecualian tarif resiprokal? Airlangga menyebut, ini dikarenakan perusahaan AS juga memiliki produksi tembaga dan emas di Indonesia. Sementara untuk furniture karena mereka harus mencari alternatif sumber baku lain selain dari Kanada.

    “Kenapa dikecualikan? karena timber (kayo) mereka sedang perang dengan Kanada, jadi mereka cari alternatif lain dan juga copper dan gold karena mereka juga ada produksi di Indonesia,” tandasnya.

    Seperti diketahui, Indonesia dikenakan tarif resiprokal 32% oleh Pemerintahan Donald Trump, yang diumumkan pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat.

    Mengutip lembar fakta dari Gedung Putih, ada enam jenis barang yang tidak kenakan tarif resiprokal tersebut, antara lain:

    (1) barang yang dikenakan 50 USC 1702(b)
    (2) barang dari baja/aluminium dan mobil/suku cadang mobil yang sudah dikenakan tarif Section 232
    (3) barang terkait tembaga, farmasi, semikonduktor, dan kayu
    (4) semua barang yang mungkin dikenakan tarif Section 232 di masa mendatang
    (5) emas batangan
    (6) energi serta mineral tertentu lainnya yang tidak tersedia di Amerika Serikat.

    Adapun khusus Kanada dan Meksiko, menurut perintah International Emergency Economic Powers Act of 1977 (IEEPA) terkait migrasi yang ada tetap berlaku, dan tidak terpengaruh aturan baru ini.

    Artinya, barang yang memenuhi ketentuan USMCA akan tetap dikenakan tarif 0%, barang yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif 25%, dan energi serta kalium yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif 10%.

    Namun jika perintah IEEPA terkait fentanyl/migrasi yang ada dihentikan, barang yang memenuhi ketentuan USMCA akan tetap mendapatkan perlakuan khusus, sedangkan barang yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif timbal balik sebesar 12%.

    (wia)

  • Video: Trump Pantang Mundur Berlakukan Tarif Resiprokal, RI Bisa Apa?

    Video: Trump Pantang Mundur Berlakukan Tarif Resiprokal, RI Bisa Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Ketegangan dunia perdagangan kembali memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengguncang pasar global dengan kebijakan tarif resiprokal terbaru yang menyasar hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Keputusan ini tak hanya memicu aksi jual besar-besaran di bursa saham dunia, tapi juga memunculkan pertanyaan besar, siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan?

    Simak paparan Shinta Zahara, selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Selasa, 08/04/2025) berikut ini.

  • Horor Tarif Trump, antara Ambisi Perang Dagang & Deja Vu Depresi Besar

    Horor Tarif Trump, antara Ambisi Perang Dagang & Deja Vu Depresi Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pekan lalu menerapkan tarif perdagangan terhadap 180 negara dunia. Indonesia pun tidak luput dari tarif ini, dengan RI dikenakan tarif resiprokal hingga 32%.

    Trump mengeklaim bahwa tarifnya ini merupakan penyelamat dari krisis Depresi Besar atau Malaise, seperti yang pernah terjadi pada 1929. Ia mengatakan langkah ini untuk membuat produsen dan petani AS makin kaya.

    “Pada tahun 1929, semuanya berakhir dengan sangat tiba-tiba dengan Depresi Besar. Dan itu tidak akan pernah terjadi jika mereka tetap menggunakan kebijakan tarif,” tuturnya dikutip The Associated Press, Selasa (8/4/2025).

    “Mereka mencoba menerapkan kembali tarif untuk menyelamatkan negara kita, tetapi tarif itu sudah tidak berlaku lagi. Tarif itu sudah tidak berlaku lagi. Sudah terlambat. Tidak ada yang bisa dilakukan, butuh waktu bertahun-tahun untuk keluar dari depresi itu.”

    Depresi Besar dimulai dengan “Black Tuesday” pada 29 Oktober 1929, ketika aksi jual panik memicu keruntuhan pasar saham, yang memusnahkan ribuan investor yang telah meminjam banyak uang. Ketika permintaan konsumen menurun, perusahaan manufaktur memberhentikan pekerja dan menutup pabrik.

    Pada tahun-tahun berikutnya, tingkat pengangguran AS mencapai 25%, sementara output ekonomi anjlok hampir 30%. Ada ribuan bank bangkrut dan penutupan bisnis yang meluas, sementara jutaan orang Amerika kehilangan rumah mereka.

    Namun, benarkah tarif dapat menjadi penyelamat dari krisis ekonomi?

    Presiden George Washington menandatangani Undang-Undang Tarif tahun 1789. Undang-undang utama pertama yang disetujui oleh Kongres itu mengenakan pajak sebesar 5% atas banyak barang yang diimpor ke AS.

    Tanpa pajak penghasilan federal, kebijakan tersebut adalah tentang menemukan sumber pendapatan bagi pemerintah sekaligus melindungi produsen Amerika dari persaingan asing.

    Setelah perang tahun 1812 mengganggu perdagangan AS dengan Inggris Raya, AS menyetujui lebih banyak tarif pada tahun 1817 yang dimaksudkan untuk melindungi manufaktur dalam negeri dari impor yang berpotensi lebih murah, terutama tekstil.

    Tarif tinggi tetap berlaku selama beberapa dekade, terutama karena pemerintah berupaya meningkatkan pendapatannya dan membayar utang yang terjadi selama Perang Saudara.

    Undang-Undang Tarif tahun 1890 menaikkan pajak menjadi 49,5% untuk lebih dari 1.500 barang. Yang memperjuangkan langkah tersebut adalah ‘Napoleon Proteksionisme’ yakni William McKinley, seorang anggota kongres Republik dari Ohio yang akan terpilih sebagai presiden pada tahun 1896 dan salah satu pahlawan Trump.

    Namun, langkah tersebut menyebabkan harga naik dan ekonomi AS jatuh. Keadaan memburuk setelah Kepanikan tahun 1893, ketika pengangguran mencapai 25%. Para sejarawan menyebut periode tersebut sebagai “depresi besar” hingga digantikan oleh Depresi Besar yang sebenarnya tahun 1929.

    Setelah Depresi Besar 1929, Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, menekan undang-undang tarif yang dikenal dengan Smoot-Hawley sesuai dengan dua anggota legislatif AS perancang undang-undang itu, Reed Smoot dan Willis Hawley.

    Namun setelah itu, Hoover merasa bimbang, terutama setelah lebih dari 1.000 ekonom AS menandatangani surat yang mendesak veto. Namun, ia menandatangani undang-undang tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan,

    “Tidak ada RUU tarif yang pernah diberlakukan, atau akan diberlakukan, di bawah sistem saat ini yang akan sempurna.”

    Smoot-Hawley menaikkan tarif impor rata-rata 20% pada ribuan barang, yang menyebabkan banyak mitra dagang utama AS membalas. Kerja sama internasional dalam masalah nonperdagangan juga menurun, termasuk dalam masalah pertahanan, yang membantu membuka jalan bagi kebangkitan Hitler.

    “Ada beberapa industri yang menghasilkan keuntungan,” kata Gary Richardson, seorang profesor ekonomi di Universitas California, Irvine, tentang Smoot-Hawley.

    “Namun secara keseluruhan, orang-orang di AS dan orang-orang di seluruh dunia adalah pecundang. Produsen AS melihat pasar luar negeri untuk barang mereka menguap dan produksi serta belanja konsumen merosot lebih jauh.”

    Hawley kalah dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik Oregon tahun 1932 di distriknya, dan Smoot dikalahkan pada bulan November, saat Demokrat Franklin D. Roosevelt mengalahkan Hoover untuk kursi kepresidenan.

    Smoot, Hawley, dan Hoover sebagian besar terus membela kebijakan tarif mereka pada tahun-tahun berikutnya, menyalahkan kebijakan perdagangan internasional dan kekuatan moneter eksternal, serta Partai Demokrat, atas kesengsaraan ekonomi Amerika.

    Ekonomi kemudian tidak pulih sampai pecahnya Perang Dunia II, yang meningkatkan permintaan untuk produksi pada tahun 1939.

    “Depresi ekonomi tidak dapat disembuhkan dengan tindakan legislatif atau pernyataan eksekutif,” kata Hoover pada bulan Desember 1930. “Luka ekonomi harus disembuhkan oleh tindakan sel-sel tubuh ekonomi, produsen, dan konsumen sendiri.”

    (luc/luc)

  • Rusia Terus Bombardir Ukraina, Trump Bilang Gini

    Rusia Terus Bombardir Ukraina, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kembali sikapnya menentang bombardir militer Rusia di Ukraina ketika pemerintahannya berupaya mengakhiri pertempuran. Trump mengatakan dirinya “tidak senang” dengan bombardir yang dilancarkan Moskow terhadap Kyiv beberapa waktu terakhir.

    “Saya tidak senang dengan apa yang terjadi (di Ukraina),” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Selasa (8/4/2025).

    Trump menuding Rusia “melakukan pengeboman secara gila-gilaan saat ini” bahkan ketika dia mengatakan kedua negara “hampir” mencapai kesepakatan.

    Moskow dan Kyiv terlibat perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir, dan Trump menggambarkan serangan tanpa henti oleh Rusia itu sebagai “bukan situasi yang baik”.

    “Jadi kami bertemu dengan Rusia, kami bertemu dengan Ukraina, dan kami sudah hampir mencapai kesepakatan, tetapi saya tidak senang dengan semua pengeboman yang terjadi dalam sepekan terakhir atau lebih. Itu hal yang mengerikan,” kata Trump dalam pernyataannya.

    Diakui oleh Trump bahwa pada Maret lalu, dirinya “marah” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Minggu (6/4) kemarin, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa: “Kami ingin mereka (Rusia-red) berhenti. Saya tidak suka pengeboman itu.”

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    Komentar Kremlin itu menepis anggapan AS dan Eropa bahwa Rusia hanya mengulur waktu.

    Rusia terus melancarkan serangan terhadap Ukraina tanpa henti, meskipun Trump pernah berjanji untuk mewujudkan perdamaian dalam waktu “24 jam” setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Putin sebelumnya menolak usulan bersama AS-Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat dan menyeluruh pada Maret lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Surat dari Indonesia Diterima AS

    Surat dari Indonesia Diterima AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan bahwa surat resmi yang berisi respons Indonesia terhadap kebijakan baru Presiden AS Donald Trump terkait tarif resiprokal telah diterima oleh Amerika Serikat (AS).

    “Pak Presiden kami laporkan surat Indonesia sudah dikirim dan sudah diterima oleh AS melalui duta besar Indonesia,” ungkap Airlangga, di depan Presiden Prabowo Subianto, dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI, di Menara Mandiri, Jakarta (8/4/2025).

    Airlangga menegaskan, Indonesia telah bersurat kepada AS melalui Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR) dan Sekretaris Perdagangan/Menteri Perdagangan AS (US Secretary of Commerce).

    “Dan hari ini juga duta besar Amerika meminta waktu untuk pembicaraan lanjutan. Jadi mereka sudah terima surat yang diajukan, baik untuk USTR maupun Sekretaris Commerce,” katanya terkait tarif AS.

    Adapun, AS memberikan tenggat waktu kepada Indonesia untuk merespons tarif resiprokal terbaru ini hingga Rabu (9/4/2025) besok.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah mendengarkan masukan dan aspirasi dari stakeholders terkait yang terdampak pada kebijakan baru tarif Trump ini.

    “Pemerintah sudah melakukan sosialisasi dengan asosiasi termasuk Kadin, Apindo dan 100 asosiasi lain. Mereka mengapresiasi karena mereka adalah perusahaan Amerika yang di Indonesia dan mereka berkepentingan juga untuk ekspor ke Amerika. Jadi mereka bersama kita. Nah ini kita sudah rapatkan dan kita sedang siapkan teknis,” jelasnya. terkait tarif AS.
     

  • Tensi Global Meningkat, Ekomom Yakin Pasar Indonesia Miliki Penyangga yang Kuat

    Tensi Global Meningkat, Ekomom Yakin Pasar Indonesia Miliki Penyangga yang Kuat

    Andry menjelaskan pasar global sedang bergejolak, pembukaan kembali pasar Indonesia hari ini membawa angin segar dan peluang baru.

    Menurut dia, dengan kebijakan moneter yang responsif dan fundamental ekonomi yang tetap solid, Indonesia berpeluang menjaga stabilitas dan bahkan menarik keuntungan dari perubahan peta perdagangan global.

    “Saat dunia dihantui ketidakpastian, fleksibilitas dan ketahanan domestik justru menjadi nilai jual utama pasar Indonesia,” ujar Andry.

    Setelah libur panjang, pasar keuangan Indonesia kembali dibuka hari ini, Selasa dengan ekspektasi positif meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal berupa memanasnya tensi perdagangan global.

    Investor domestik bersiap mencermati arah pasar setelah dinamika global yang sempat mengguncang pasar saham dunia. Salah satu pemicu utama gejolak global adalah pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif impor baru.

    Trump menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua impor dan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, seperti Tiongkok (34 persen), Vietnam (46 persen), dan Uni Eropa (20 persen).

    Langkah ini memicu kekhawatiran akan pecahnya perang dagang baru yang berdampak pada inflasi global dan mendorong naiknya imbal hasil obligasi.

    Situasi memanas setelah Trump mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50 persen terhadap impor dari Tiongkok jika Negeri Tirai Bambu tidak mencabut tarif balasan mereka sebelum 8 April.

    Kondisi ini mendorong volatilitas pasar global, namun di sisi lain juga membuka peluang reposisi strategi perdagangan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia Pasar saham AS sendiri ditutup melemah pada Jumat (7/4), dengan indeks Dow Jones turun 0,91 persen dan S&P 500 terkoreksi 0,23 persen, menyusul kekhawatiran atas eskalasi perang dagang.

  • Pajak Impor AS Tekan Ekspor Jateng, Tembakau Berpotensi Terdampak 

    Pajak Impor AS Tekan Ekspor Jateng, Tembakau Berpotensi Terdampak 

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  Amerika Serikat (AS) selama ini menjadi pasar utama bagi sejumlah komoditas ekspor andalan Jateng, mulai dari sepatu, batik, hingga tembakau. 

    Namun, kebijakan baru soal pajak impor dari negeri Paman Sam dinilai bisa memberikan tekanan serius pada kinerja ekspor provinsi ini.

    Pada tahun 2024, nilai ekspor Jateng ke Amerika Serikat tercatat mencapai 4,47 miliar dolar AS, menjadikan negara tersebut sebagai mitra dagang utama. 

    Dari sekian banyak produk unggulan, tembakau rajangan dan asepan menjadi salah satu komoditas yang ikut mengisi pasar ekspor AS.

    Namun, munculnya kebijakan kenaikan tarif impor di AS berpotensi menimbulkan tantangan bagi eksportir. 

    Beban pajak yang lebih tinggi bisa berdampak langsung pada daya saing produk-produk Jateng, termasuk tembakau. 

    Harga jual yang lebih tinggi di pasar internasional bisa mengurangi permintaan, terutama di tengah ketatnya persaingan global.

    Meski begitu, Pemprov Jateng tak tinggal diam. Melalui berbagai strategi, seperti penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA), promosi dagang, hingga business matching, upaya untuk menjaga stabilitas ekspor terus dilakukan. 

    Data yang dihimpun Tribunjateng.com, dari Pemprov Jateng, utilisasi SKA Jateng tercatat mencapai 49,85 persen, atau senilai 5,59 miliar dolar AS pada 2022 lalu.

    Hal itu menjadikannya SKA di Jateng tertinggi kedua secara nasional setelah Jatim.

    Lima Instansi Penerbit SKA (IPSKA) di Jateng berperan besar dalam hal ini, yakni IPSKA Provinsi Jateng, Kota Surakarta, Kabupaten Cilacap, KEK Kendal, dan Lembaga Tembakau Surakarta. 

    Total penerbitan dokumen SKA di Jateng saat itu mencapai 136.807 set dokumen, menjadi pondasi penting bagi kelancaran ekspor.

    Sementara pada Juli 2024 ekspor 16 ribu pasang sepatu dari PT Yih Quan Foot Wear Indonesia di Kabupaten Batang ke AS mencuri perhatian dunia ekspor mancanegara.

    Hal tersebut menjadi sinyal bahwa pasar AS masih terbuka, namun perlu dijaga dengan strategi dan respons kebijakan yang cepat.

    Dengan kontribusi ekspor sebesar 2,16 persen terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi, dampak dari perubahan tarif impor jelas tak bisa dianggap remeh. 

    Jika tembakau dan komoditas lain kehilangan pasarnya di AS, bisa berimbas pada ribuan pelaku usaha, petani, hingga pekerja sektor industri pengolahan.

    Penerapan kebijakan kenaikan pajak impor AS yang telah dimulai awal April pun mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha tembakau di Jateng, khususnya di tingkat petani. 
    Sebab, AS selama ini menjadi salah satu pasar penting bagi tembakau rajangan dan asepan asal Jateng.
    Pasalnya jika beban pajak masuk ke Amerika meningkat, harga tembakau ekspor otomatis ikut naik. 

    Hal ini dikhawatirkan menurunkan minat pembeli dari luar negeri, terutama karena pasar global juga menawarkan banyak pilihan dari negara produsen lain. 

    Penurunan permintaan akan berimbas langsung ke petani sebagai mata rantai paling awal dalam produksi.

    “Kalau ekspor berkurang, pasti harga tembakau di tingkat petani akan ikut tertekan. Yang paling terdampak nanti ya kami, para petani,” ujar Tri Wibowo salah satu petani tembakau asal Kabupaten Temanggung melalui sambungan telepon, Selasa (8/4/2025).

    Ia berujar tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Jateng. Bahan baku ini banyak dikirim dalam bentuk tembakau kering rajangan dan asepan ke berbagai negara, termasuk AS. 

    Bila ekspor melemah, tidak hanya harga jual yang turun, tapi juga potensi pembatasan penyerapan hasil panen petani oleh industri atau eksportir.

    “Jika tidak ditangani serius, tekanan pada ekspor tembakau bisa berujung pada penurunan kesejahteraan petani, pengangguran musiman saat panen, hingga berkurangnya minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian tembakau,” katanya.

    Berdasarkan kebijakan terbaru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk yang masuk ke AS.

    Sementara pendataan dari IndexBox.oi tentang tobacco prince the United State atau harga tembakau di AS, harga tembakau Indonesia yang diekspor ke AS pada Agustus 2023, rata-rata mencapai $37.446 per ton.

    Hal tersebut menjadikan tembakau asal Indonesia salah satu yang tertinggi dibandingkan negara pengekspor lainnya.

    Sebagai perbandingan, harga rata-rata ekspor tembakau ke Guatemala pada periode yang sama hanya $3.124 per ton. 

    Berdasarkan data BPS, nilai ekspor tembakau dan olahan tembakau dari Provinsi Jateng ke Amerika Serikat mencapai US$9,1 juta pada Oktober 2024.

    Terpisah Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Arjuliwondo, dalam keterangannya beberapa waktu lalu menyebutkan, ekspor nonmigas menyumbang 96,60 persen dari total ekspor pada Februari 2025 di Jateng yang mencapai 1.016,98 juta Dolar AS.

    Sementara itu pangsa pasar ekspor nonmigas asal Jateng didominasi ekspor ke AS.

    “Di mana nilai ekspor asal Jateng ke AS mencapai 451,07 juta Dolar AS atau 45,91 persen dari total ekspor pada Februari 2025,” imbuhnya.