Tag: Donald Trump

  • Elon Musk Ngambek, Blak-Blakan Kritik Tarif Impor yang Diterapkan Presiden Trump – Halaman all

    Elon Musk Ngambek, Blak-Blakan Kritik Tarif Impor yang Diterapkan Presiden Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk, miliarder kondang asal AS yang kini menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) melontarkan kritikan pedas ke Presiden Donald Trump pasca memberlakukan tarif impor ke beberapa negara.

    Dalam media sosial X, Musk secara blak-blakan menolak kebijakan tersebut.

    Ia menuding kebijakan baru yang diterapkan Trump hanya membawa dampak buruk bagi sejumlah industri, termasuk bisnis otomotif miliknya yakni Tesla.

    Ini lantaran banyak komponen Tesla yang harus diimpor dari China, sebagaimana dikutip dari BBC International.

    Tesla yang mengandalkan beberapa komponen dari luar negeri bisa merasakan dampaknya, karena harga bahan baku dan suku cadang menjadi lebih mahal.

    Pada gilirannya kebijakan ini meningkatkan biaya produksi. Dengan adanya tarif tinggi, Tesla dan produsen mobil lainnya mungkin kesulitan bersaing di pasar internasional.

    Membatasi ekspansi mereka ke pasar luar negeri, di mana mereka bergantung pada tarif yang lebih rendah untuk tetap kompetitif dalam harga.

    Tak hanya itu, tarif tinggi yang diberlakukan oleh Trump juga menciptakan ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada keputusan investasi jangka panjang.

    Alasan ini yang membuat Elon Musk murka, hingga sepanjang akhir pekan lalu Musk mendorong kebijakan ‘zero-tariff’.

    “Saya berharap akan ada kesepakatan bahwa baik Eropa maupun Amerika Serikat harus bergerak secara ideal, menurut pandangan saya, menuju situasi tanpa tarif, yang secara efektif menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara,” kata Musk.

    “Itulah yang saya harapkan terjadi. Selain itu, kebebasan yang lebih besar bagi orang untuk berpindah antara Eropa dan Amerika Utara jika mereka ingin bekerja di Eropa, jika mereka ingin bekerja di Amerika, menurut saya mereka seharusnya diizinkan melakukannya. Jadi, itu tentu saja merupakan saran saya kepada presiden,” tambahnya.

    Postingan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian komentar anti-tarif dari Musk.

    Dia berpendapat, Amerika seharusnya membangun sistem “tarif nol” dengan Eropa.

    Lebih lanjut, selain mencuitkan kalimat kritikan, Musk juga membagikan klip video sindiran sarkas atas kebijakan Trump.

    Video yang ditonton lebih dari 6 juta kali itu menunjukkan ekonom konservatif Milton Friedman menjelaskan pentingnya kemudahan dalam impor dan ekspor global dalam menjaga sistem harga.

    Musk Ejek Penasihat Trump

    Tak hanya Trump, dalam beberapa hari terakhir, Musk pun secara terbuka mengecam sesama penasihat Trump, Peter Navarro, yang membantu merancang rencana tarif.

    Ia menyebutnya sebagai seseorang dengan “gelar Ivy League” yang “tidak membangun apa pun”.

    Musk secara langsung mempertanyakan “keahliannya dalam bidang manufaktur dan perdagangan”.

    “Navarro benar-benar orang bodoh. Apa yang dia katakan di sini terbukti salah,” kata Musk di media sosial.

    Hingga kini presiden Trump belum memberikan komentar apapun terkait cuitan Elon Musk.

    Sementara itu Navarro menyebut Trump sebagai “perakit mobil” yang mencoba “mempertahankan kepentingannya”.

    “Dia (Musk) bukan produsen mobil. Dia hanya perakit mobil. Tesla mendapatkan suku cadang mobil dari negara asing,” sindir Navarro, seperti dikutip The Asian Post dari Insider Business.

    “Anak laki-laki akan menjadi anak laki-laki dan kami akan membiarkan pertengkaran publik mereka berlanjut,” tutupnya.

    Elon Musk Rugi Bandar

    Terpisah, pasca presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor Kekayaan Elon Musk dilaporkan turun di bawah 300 miliar dolar AS.

    Penurunan ini adalah pertama kalinya yang dialami Musk sejak November 2024.

    Melansir dari Mint, penerapan tarif resiprokal Trump menjadi biang kerok anjloknya harta CEO Tesla tersebut.

    Ini lantaran kebijakan tarif Trump telah menyebabkan anjloknya pasar saham di Negeri Paman Sam dan seluruh dunia.

    Termasuk berdampak terhadap saham Tesla, yang merupakan sebagian besar sumber kekayaan Musk.

    Meski kekayaan bersihnya Musk menyusut turun 135 miliar dolar AS menjadi 298 miliar dolar AS, namun Musk tetap tercatat sebagai orang terkaya di dunia.

    Unggul tipis dengan harga orang terkaya kedua di dunia, yakni CEO Meta Mark Zuckerberg yang saat ini kekayaannya mencapai 144 miliar dolar AS.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    JAKARTA – Tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104% terhadap barang-barang China.

    Uni Eropa kini mempersiapkan tindakan balasan, yang meningkatkan perang dagang global.

    Tarif yang diputuskan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah berlangsung selama puluhan tahun, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi, dan menghapus triliunan dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan besar.

    Diulas Reuters, Rabu, 9 April, sejak Trump mengumumkan tarifnya pekan lalu, S&P 500  mengalami kerugian terdalam sejak patokan tersebut dibuat pada tahun 1950-an.

    Sekarang, indeks tersebut mendekati pasar yang melemah, yang didefinisikan sebagai 20% di bawah titik tertinggi terbarunya. Obligasi pemerintah AS juga terjebak dalam gejolak pasar dan memperpanjang kerugian besar pada hari Rabu sebagai tanda investor menjual bahkan aset teraman mereka dan dolar, yang merupakan tempat berlindung yang aman secara tradisional, melemah terhadap mata uang utama lainnya.

    Saham Eropa jatuh dan saham berjangka AS menunjukkan lebih banyak tekanan ke depannya, menyusul sesi yang suram bagi sebagian besar Asia. Namun, saham Tiongkok melawan tren tersebut, karena dukungan negara menopang pasar yang sedang sakit.

    EROPA MELAWAN

    Negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui tindakan balasan pertama blok tersebut terhadap tarif Trump pada Rabu, bergabung dengan China dan Kanada dalam tindakan balasan.

    Komisi Eropa, yang mengoordinasikan kebijakan perdagangan UE, telah mengusulkan bea masuk tambahan, sebagian besar sebesar 25%, pada berbagai impor AS mulai dari sepeda motor, unggas, buah, kayu, dan pakaian hingga benang gigi, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters.

    Bea masuk akan mulai berlaku secara bertahap – pada tanggal 15 April, 16 Mei, dan 1 Desember.

    Tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan pukulan yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi zona euro daripada yang awalnya diperkirakan oleh Bank Sentral Eropa, meskipun inflasi mungkin juga lebih rendah dalam jangka pendek,

    empat sumber mengatakan kepada Reuters.

    ECB siap untuk memastikan pembiayaan yang sehat bagi ekonomi zona euro dan stabilitas keuangan, kata pembuat kebijakan ECB Prancis Francois Villeroy de Galhau.

    CHINA TOLAK NEGOSIASI

    Para pemimpin tinggi China juga berencana untuk bertemu secepatnya pada Rabu untuk menyusun langkah-langkah guna meningkatkan ekonomi dan menstabilkan pasar modal.

    Trump hampir menggandakan bea masuk atas impor China, yang telah ditetapkan sebesar 54% minggu lalu, sebagai respoons atas tarif balasan dari Beijing, yang telah dijanjikan akan dilawan oleh China.

    “AS terus menyalahgunakan tarif untuk menekan China, China dengan tegas menentang ini dan tidak akan pernah menerima perundungan semacam ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers.

    Mata uang China telah menghadapi tekanan penurunan yang besar, dengan yuan lepas pantai pada rekor terendah, karena tarif tersebut.

    Tetapi sumber mengatakan kepada Reuters, bank sentral meminta bank-bank besar milik negara untuk mengurangi pembelian dolar AS dan tidak akan membiarkan penurunan tajam yuan.

    Bank-bank sentral di Selandia Baru dan India memangkas suku bunga pada Rabu dalam apa yang dapat menjadi pertanda langkah yang lebih luas oleh para pembuat kebijakan untuk mencoba meredam pukulan tarif terhadap ekonomi mereka.

    Tugas tersebut merupakan argumen lain untuk memangkas suku bunga di Polandia, kata bankir sentral Ludwik Kotecki.

  • Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat

    Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat

    Sumber foto: https://surl.li/bleknt/elshinta.com.

    Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:27 WIB

    Elshinta.com – Di tengah tensi global meningkat, pasar domestik Indonesia diyakini memiliki penyangga atau buffer yang kuat. Hal ini diungkapkan oleh Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri dalam laporannya pagi ini, Selasa (8/4).

    Andry mengatakan penyangga yang kuat dimiliki Indonesia adalah permintaan di dalam negeri yang stabil selama Ramadan dan kesiapan BI untuk intervensi nilai tukar rupiah dengan cadangan devisa yang berada di level baik.

    “Meskipun tensi global meningkat, pasar domestik punya buffer kuat lewat intervensi Bank Indonesia (BI) dan kestabilan permintaan domestik selama Ramadan,” kata Andry.

    Bank Indonesia diperkirakan akan tetap hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang diproyeksi bergerak di kisaran Rp16.610 hingga Rp16.840 per dolar AS hari ini.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan 26 Maret lalu menguat tipis sebesar 0,12% ke level Rp16.560 per dolar AS. Sejauh tahun berjalan, rupiah tercatat melemah sebesar 2,84%. Namun penguatan menjelang libur menunjukkan bahwa pelaku pasar masih melihat fundamental domestik secara positif.

    Sebelum libur panjang, IHSG ditutup menguat 0,59% ke level 6.510,62 dengan aliran dana asing mencatat net inflow sebesar Rp623,6 miliar. Meskipun IHSG masih terkoreksi 8,04% secara year-to-date, penguatan jelang libur menjadi sinyal positif bahwa pelaku pasar masih menaruh kepercayaan terhadap prospek jangka menengah.

    Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun dalam rupiah turun signifikan sebesar 12,2 bps menjadi 7,00%. Di saat yang sama, yield obligasi pemerintah dalam dolar AS naik tipis menjadi 5,32%.

    Meskipun pasar global sedang bergejolak, pembukaan kembali pasar Indonesia hari ini membawa angin segar dan peluang baru. Dengan kebijakan moneter yang responsif dan fundamental ekonomi yang tetap solid, Indonesia berpeluang menjaga stabilitas dan bahkan menarik keuntungan dari perubahan peta perdagangan global.

    “Saat dunia dihantui ketidakpastian, fleksibilitas dan ketahanan domestik justru menjadi nilai jual utama pasar Indonesia,” ujar Andry.

    Setelah libur panjang, pasar keuangan Indonesia kembali dibuka hari ini, Selasa dengan ekspektasi positif meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal berupa memanasnya tensi perdagangan global. Investor domestik bersiap mencermati arah pasar setelah dinamika global yang sempat mengguncang pasar saham dunia.

    Salah satu pemicu utama gejolak global adalah pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif impor baru. Trump menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor dan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, seperti Tiongkok (34%), Vietnam (46%), dan Uni Eropa (20%). Langkah ini memicu kekhawatiran akan pecahnya perang dagang baru yang berdampak pada inflasi global dan mendorong naiknya imbal hasil obligasi.

    Dalam pernyataannya, Trump menegaskan:

    “We can no longer allow unfair trade practices to hurt American workers. A base tariff of 10% is only the beginning.”

    (Kami tidak bisa lagi membiarkan praktik dagang yang tidak adil merugikan pekerja Amerika. Tarif dasar 10% hanyalah awal.)

    Namun, respons negara-negara terdampak menunjukkan dinamika menarik. Tiongkok merespons dengan memberlakukan tarif 34% untuk semua impor asal AS mulai 10 April. Di sisi lain, Vietnam mengambil pendekatan berbeda.

    “We are ready to remove all tariffs on U.S. imports to ensure stability and cooperation.”

    (Kami siap menghapus semua tarif atas impor dari AS untuk memastikan stabilitas dan kerja sama.)

    Demikian diungkapkan perwakilan Kementerian Perdagangan Vietnam.

    Situasi semakin memanas setelah Trump mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50% terhadap impor dari Tiongkok jika Negeri Tirai Bambu tidak mencabut tarif balasan mereka sebelum 8 April. Kondisi ini mendorong volatilitas pasar global, namun di sisi lain juga membuka peluang reposisi strategi perdagangan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia

    Pasar saham AS sendiri ditutup melemah pada Jumat (7/4), dengan indeks Dow Jones turun 0,91% dan S&P 500 terkoreksi 0,23%, menyusul kekhawatiran atas eskalasi perang dagang. Investor global kini menantikan sejumlah rilis data penting pekan ini, termasuk data inflasi AS (CPI Maret) yang diperkirakan berada di level 2,6% secara tahunan dan inflasi inti 3,0%

    Sumber : Elshinta.Com

  • Lolos dari Tarif Trump, Erdogan Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Turki Makin Kuat

    Lolos dari Tarif Trump, Erdogan Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Turki Makin Kuat

    JAKARTA – Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Turki tidak memperkirakan situasi negatif bagi perdagangan, produksi, dan ekspornya sebagai dampak dari tarif Presiden AS Donald Trump, yang mulai berlaku pada Rabu.

    Turki termasuk di antara negara-negara yang lolos dari tarif “timbal balik” AS terendah sebesar 10% dan dipandang sebagai salah satu dari segelintir negara yang muncul sebagai pemenang potensial.

    Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen Partai AK yang berkuasa, Erdogan mengatakan program ekonomi Turki telah membuatnya tangguh terhadap guncangan eksternal.

    Turki mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dalam jangka menengah hingga panjang dibandingkan dengan negara-negara sejenis.

    “Ada ketidakpastian serius di dunia, tetapi ada program ekonomi kuat yang menerangi jalan Turki,” kata Erdogan dilansir Reuters, Rabu, 9 April.

    “Kami pikir kami akan mengatasi periode ini lebih mudah daripada banyak negara karena kami adalah salah satu negara dengan tarif rendah,” sambungnya.

    Erdogan mengatakan proses disinflasi Turki terus berlanjut dan disiplin belanja dan langkah-langkah penghematan yang dimulai pemerintah tahun lalu akan berlanjut tahun ini.

    Turki, yang ekspor besi, baja, dan aluminiumnya terpukul oleh tarif AS sebelumnya, sekarang akan diuntungkan karena pedagang global lainnya menanggung pungutan yang lebih tinggi.

  • China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

    China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China meminta agar Amerika Serikat (AS) dapat memperlakukan negara lain secara setara dan hormat bila benar-benar ingin melakukan negosiasi soal tarif dagang.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka siap memperlakukan orang lain dengan kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).

    Hal itu disampaikan Lin Jian setelah Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China mengumumkan akan memberlakukan tarif baru, yaitu sebesar 84% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat mulai Kamis (10/4) pada 12.00 waktu setempat.

    Besaran tarif tersebut bertambah 50% dari tadinya 34% seperti yang diumumkan pada Rabu (8/4).

    Penerapan tarif tambahan oleh China tersebut berlaku beberapa saat setelah tarif 104% atas barang-barang asal China yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump yang efektif mulai Rabu (9/4).

    “Jika AS memutuskan untuk tidak peduli dengan kepentingan AS sendiri, China dan seluruh dunia, dan bertekad untuk melawan perang tarif dan perdagangan, respon China akan terus berlanjut sampai akhir,” tambah Lin Jian.

    AS, ungkap Lin Jian, masih menyalahgunakan tarif dan memberikan tekanan maksimal terhadap China sehingga pemerintah Negeri Tirai Bambu itu dengan tegas menolak dan tidak akan pernah menerima tindakan hegemonik dan intimidasi tersebut.

    “Kami tidak akan menoleransi segala upaya untuk merugikan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China. Kami akan terus mengambil langkah tegas dan kuat untuk melindungi hak dan kepentingan kami,” tegas Lin Jian.

    Lin Jian pun menyebut ekonomi China memiliki fondasi yang kokoh dan kekuatan pendorong yang cukup untuk pertumbuhan yang stabil melawan segala tantangan, termasuk dengan kepemimpinan yang kuat dari Komite Sentral Partai Komunis China.

    “Dengan upaya bersama dari 1,4 miliar orang, China memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatasi berbagai risiko dan tantangan. Guncangan eksternal tidak dapat mengubah fundamental ekonomi China yang memiliki fondasi yang stabil, banyak kekuatan, ketahanan yang luar biasa, dan potensi yang besar,” jelas Lin Jian.

    Selain itu, Lin Jian menilai pertumbuhan ekonomi China yang stabil membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan bagi dunia yang bergejolak.

    “China, ekonomi terbesar kedua, telah menjadi mesin utama yang berkontribusi sekitar 30% terhadap pertumbuhan ekonomi global selama bertahun-tahun. Sebagai pasar konsumen terbesar kedua dengan populasi berpenghasilan menengah terbesar, China terus membuka potensi konsumsi, yang mengubah semakin banyak permintaan China menjadi peluang bagi dunia,” tambah Lin Jian.

    China, ungkap Lin Jian, juga dengan tegas menegakkan rezim perdagangan multilateral berbasis aturan, memajukan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi serta membuat kue pembangunan bersama menjadi lebih besar.

    “China menghormati komitmen atas terhadap keterbukaan berstandar tinggi dan terus menjaga lingkungan pro-bisnis yang berorientasi pasar, berbasis hukum, dan berkelas dunia untuk membantu bisnis asing mendapatkan lebih banyak manfaat dari setiap pertumbuhan ekonomi China,” pungkas Lin Jian.

    Donald Trump

    Sebelumnya, Perdana Menteri China Li Qiang dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga sudah melakukan percakapan telepon pada Selasa (8/4) dengan kesepakatan bahwa kedua pihak perlu bersama-sama menjaga perdagangan dan investasi yang bebas, terbuka, menjaga rantai industri dan pasokan global tetap stabil dan memberikan lebih banyak stabilitas dan kepastian bagi perekonomian keduanya.

    Trump awalnya mengenakan tarif 10% untuk semua barang China pada bulan Februari 2025 tanpa pengecualian karena menilai China ikut terlibat dalam membantu imigrasi ilegal dan menyelundupkan fentanil ke AS.

    Pada Maret 2025, Trump mengenakan tarif 20% kepada semua barang asal China dengan alasan yang sama.

    Kemudian pada 2 April, Trump mengumumkan kombinasi tarif universal senilai 10% dan tarif timbal balik terhadap berbagai negara dan entitas, termasuk China yang dikenai tarif 34 persen.

    Atas tindakan Trump tersebut maka pada 4 April, China mengumumkan pengenaan tarif tambahan 34% atas barang-barang asal AS, selain tarif yang sudah berlaku saat ini.

    Karena China membalas dengan tarif 34% yang sama dengan tarif yang ditetapkan Trump atas barang-barang China, maka Trump pun menambahkan bea masuk 50% lagi pada Kamis (9/4) sehingga dengan menghitung pungutan mulai Februari, maka kenaikan tarif kumulatif barang-barang China menjadi 104%.

    Penerapan tarif tersebut dilakukan Trump dengan alasan untuk menghidupkan kembali basis manufaktur Amerika yang hilang dengan memaksa perusahaan untuk pindah ke AS.

    Trump menyebut negosiasi dengan Beijing dapat dilakukan tapi keputusan ada di tangan China, dengan mengatakan Beijing “sangat ingin membuat kesepakatan tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulainya.”

    Selain itu Trump mengatakan lebih dari 70 negara telah menghubunginya untuk memulai negosiasi sejak tarif diumumkan.

    “Saya katakan kepada Anda bahwa negara-negara ini menghubungi kami, menjilat pantat saya. Mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” katanya dalam satu jamuan makan malam pada Selasa (7/4).

    Sejumlah negara yang menyatakan akan bernegosiasi termasuk Jepang yang terkena pajak impor sebesar 24%, Korea Selatan yang terkena 25% maupun Uni Eropa yang kena tarif 20%.

    Tarif yang dijatuhkan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah bertahan selama beberapa dekade, menimbulkan kekhawatiran akan resesi dan perusahaan-perusahaan besar mengalami kerugian triliunan dolar di berbagai pasar saham seluruh dunia.

  • Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri

    TRIBUNNEWS.COM – Tarif timbal balik yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , yang diumumkannya pada Rabu (9/4/2025) sebagai “Deklarasi Kemerdekaan Ekonomi,” akan mengawali era baru dalam perdagangan global sekaligus meningkatkan kekhawatiran inflasi dan resesi bagi ekonomi AS .

    Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif timbal balik yang luas pada lebih dari 180 negara, mulai dari 10 persen hingga 50%, untuk mengakhiri praktik perdagangan, yang menurut pemerintahannya tidak adil.

    Pemerintahan Trump bermaksud menghasilkan hampir $700 miliar melalui tarif tambahan ini untuk membiayai pemotongan pajak bagi orang kaya.

    Tetapi para ekonom memperingatkan kalau hal ini akan mengakibatkan biaya impor yang lebih tinggi dan menaikkan harga bagi konsumen akhir sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi.

    Trump mengklaim AS “diperas” oleh semua negara, kawan atau lawan, dan bermaksud merevitalisasi produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan asing melalui tarif ini.

    Presiden AS lalu menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif pada sektor otomotif, baja, dan aluminium serta tarif pada Kanada, Meksiko, dan China karena dugaan perdagangan gelap fentanil dan masuknya migran tak berdokumen ke AS.

    Presiden AS juga menunjuk negara-negara yang memiliki defisit perdagangan luar negeri dengan AS, yang menunjukkan kalau mereka tidak cukup membeli produk buatan Amerika.

    Sebagai informasi, Impor AS mencapai $4,1 triliun, dan ekspor mencapai $3,2 triliun tahun lalu, menurut Departemen Perdagangan AS.

    Khusus untuk China, AS awalnya mematok tarif 34% sebelum menaikkannya menjadi 104 persen hanya dalam beberapa hari.

    Adapun Uni Eropa dipatok tarif impor sebesar 20%, Vietnam 46%, Taiwan 32%, Jepang 24%, India 26%, Korea Selatan 25%, Thailand 36%, Swiss 31%, Indonesia 32%, Malaysia 24%,
    Kamboja 49%, Afrika Selatan 30%, Bangladesh 30%, dan Israel 17?lam tarif timbal balik.

    Beberapa negara, seperti Turki, Inggris, Brasil, Australia, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Mesir, dan Arab Saudi, masing-masing dikenakan tarif timbal balik sebesar 10%.

    Hal yang mengejutkan, beberapa negara yang paling terkena sanksi di dunia, yaitu Rusia, Kuba, Belarus, dan Republik Demokratik Korea, tidak dikenakan tarif timbal balik, sementara Kepulauan Heard dan McDonald yang tidak berpenghuni di Australia disertakan.

    PRESIDEN AS – Tangkapan layar YouTube White House pada Rabu (26/3/2025) yang menunjukkan Presiden Trump Singgah Bertemu Duta Besar AS pada Selasa (25/3/2025). Trump menanggapi sebuah artikel di The Atlantic yang mengungkapkan bahwa percakapan pejabat keamanan nasional AS tentang rencana menyerang Houthi Yaman bocor di sebuah grup chat. (Tangkapan layar YouTube White House)

    Dampak Tarif Trump Bagi AS

    Lab Anggaran di Yale memperkirakan kalau tarif Trump akan menyebabkan inflasi meningkat dan membebani biaya rata-rata $3.800 per rumah tangga di AS.

    Anderson Economic Group memperkirakan kalau tarif otomotif sebesar 25% yang diberlakukan Trump akan menambah biaya sebesar $2.500 hingga $5.000 untuk mobil-mobil Amerika berbiaya terendah dan hingga $20.000 untuk beberapa model impor.

    Perkiraan biaya tarif otomotif bagi konsumen akhir di AS adalah $30 miliar untuk tahun pertama.

    Sementara itu, inflasi AS terakhir tercatat sebesar 0,2% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan pada bulan Februari.

    Menurut Boston Fed, dampak tarif pada inflasi AS diperkirakan akan menyebabkan peningkatan 1,4 hingga 2,2 poin persentase, yang selanjutnya membatasi kemampuan Fed (Bank Federal AS) untuk memerangi inflasi.

    Kepercayaan konsumen di AS telah menurun sejak Trump menjabat pada 20 Januari, dengan indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan mencapai titik terendah sejak November 2022 di angka 57,9, sementara ekspektasi inflasi konsumen jangka pendek naik menjadi 4,9%, level tertinggi sejak waktu yang sama.

    Mengenai pertumbuhan ekonomi, Fitch Ratings memperkirakan bahwa AS akan tumbuh lebih lambat dari tingkat yang diproyeksikan sebesar 1,7% pada bulan Maret karena adanya tarif Trump, sementara Oxford Economics memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,4% tahun ini.

    Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi AS tumbuh 2,8% tahun lalu, menandai perbedaan mencolok dalam proyeksi pertumbuhan tahun ini sejak masa jabatan kedua Trump dimulai pada bulan Januari.

    Analisis lembaga pemikir Tax Foundation yang berkantor pusat di Washington menunjukkan bahwa tarif Trump diperkirakan menghasilkan $3,2 triliun selama dekade berikutnya tetapi mengakibatkan kerugian 0,8?lam produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

     

    (oln/anews/*)

  • Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan resmi meluncurkan paket pendanaan darurat senilai 3 triliun won atau sekitar US$2 miliar untuk menopang industri otomotif yang terdampak kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat (AS).

    Jika dikonversi ke rupiah, maka nilai insentif tersebut sekitar Rp33,6 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS). Langkah ini diambil sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump berupa tarif baru sebesar 25% atas seluruh impor kendaraan ke AS.

    Pasalnya, kebijakan Trump tersebut dinilai memberikan tekanan berat pada para produsen otomotif Negeri Ginseng, mengingat Amerika Serikat merupakan pasar ekspor utama bagi sektor tersebut.

    “Pemerintah Korea Selatan menyebut paket stimulus ini akan meningkatkan total pembiayaan berbiaya rendah yang tersedia bagi industri otomotif melalui lembaga-lembaga keuangan milik negara, naik 15% menjadi 15 triliun won,” tulis laporan Bloomberg, dikutip Rabu (9/4/2025).

    Alhasil, peningkatan bantuan ini diharapkan dapat menjaga likuiditas para pelaku industri, khususnya produsen komponen otomotif skala kecil dan menengah.

    Sebagai bagian dari rencana pemulihan ini, Hyundai Motor Co. dan Kia Corp juga akan membentuk program pembiayaan senilai 1 triliun won. Skema tersebut akan melibatkan kolaborasi dengan lembaga keuangan dan dana jaminan kredit, yang ditujukan untuk mempermudah akses terhadap obligasi dan pinjaman bagi para pemasok komponen.

    Selain itu, pemerintah juga memperpanjang masa berlaku subsidi pembelian kendaraan listrik hingga akhir tahun ini, guna mendorong permintaan domestik di tengah menurunnya ekspor. Di sisi lain, teknologi kendaraan otonom kini resmi ditetapkan sebagai teknologi strategis nasional dan akan mendapatkan insentif pajak tambahan.

    “Tarif impor baru ini diperkirakan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri otomotif kami,” ungkap pemerintah Korea Selatan dalam pernyataan resminya.

    Diketahui, pada 2024, sektor otomotif menyumbang hampir separuh dari nilai ekspor Korea Selatan ke AS yang mencapai US$70,8 miliar.

    Bloomberg Economics mencatat bahwa Korea Selatan saat ini menghadapi kombinasi beban tarif ganda, yakni tarif timbal balik sebesar 25% dan tarif global 25% lainnya yang telah diterapkan untuk produk otomotif, baja dan aluminium.

    “Ini merupakan pukulan berat bagi ekonomi yang sangat mengandalkan ekspor,” ujar Analis Bloomberg Economics, Adam Farrar.

    Lebih lanjut, Farrar juga memperkirakan bahwa kebijakan tarif ini dapat memangkas ekspor Korea Selatan ke AS hingga 50% dan mengancam sekitar 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

    Sementara itu, Bloomberg Intelligence memproyeksikan dampak langsung terhadap pertumbuhan PDB sebesar 0,1 poin persentase.

    Perlu diketahui, Korea Selatan menempati peringkat ketiga sebagai eksportir kendaraan terbesar ke AS, setelah Meksiko dan Jepang, berdasarkan data dari Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan AS. Ketergantungan terhadap pasar Amerika menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha dan regulator di Seoul.

    Meskipun Presiden Trump telah memuji komitmen Hyundai untuk menginvestasikan hingga US$21 miliar di AS dalam empat tahun ke depan, apresiasi tersebut tampaknya belum cukup untuk menghindarkan Korea Selatan dari kebijakan tarif yang agresif.

    Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan telah mengutus Menteri Perdagangan Cheong Inkyo ke Washington guna melakukan perundingan bilateral. Tujuannya adalah menegosiasikan kemungkinan keringanan tarif terhadap ekspor otomotif Korea Selatan.

    Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah lobi diplomatik tersebut akan membuahkan hasil. Kendati demikian, Trump menyatakan bahwa peluang kesepakatan dagang dengan Korea Selatan tampak menjanjikan usai melakukan pembicaraan via telepon dengan penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo.

  • Apple Kirim 5 Pesawat Kargo Penuh iPhone dari India ke Amerika

    Apple Kirim 5 Pesawat Kargo Penuh iPhone dari India ke Amerika

    Jakarta

    Dampak tarif baru yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat besar bagi Apple. Sampai-sampai, mereka harus menggeber pengiriman produknya termasuk iPhone, ke Amerika Serikat.

    Seorang pejabat senior di Pemerintah India menyebut pada akhir Maret lalu Apple mengirimkan lima pesawat kargo yang dipenuhi iPhone dan berbagai produk Apple lainnya dari India ke Amerika.

    Lima pesawat itu diterbangkan dalam tiga hari pada minggu terakhir Maret 2025 lalu. Tujuannya adalah untuk mengejar deadline pemberlakuan tarif Trump. Jadi iPhone dan produk Apple lain yang sampai di Amerika sebelum 9 April 2025 tak terkena tarif resiprokal 10% yang dikenakan oleh Trump ke India.

    Tarif baru yang mencekik ini diakali dengan menggenjot produksi iPhone dan produk lainnya di berbagai pabrik di India, China, dan lainnya. Padahal, pada kuartal pertama ini lazimnya adalah jumlah produksi cukup rendah karena penjualan memang tak terlalu tinggi.

    “Pabrik di India dan China dan beberapa lokasi kunci lain sudah mengirimkan produk ke Amerika Serikat untuk mengantisipasi tarif lebih tinggi,” ujar seorang sumber yang dikutip Times of India, Rabu (9/4/2025).

    Dengan begitu Apple bisa mempertahankan harga jual yang ada saat ini untuk sementara.

    “Cadangan yang datang dengan biaya lebih rendah akan menjaga perusahaan secara sementara dari harga tinggi yang harus dibayarkan untuk pengapalan baru dengan tarif yang sudah direvisi,” kata sumber tersebut.

    Sebagai informasi, tarif baru dari Trump tersebut baru akan berlaku pada 9 April 2025 dan tidak dikenakan untuk produk yang sudah berada di Amerika Serikat. Jadi, secara teoritis, Apple mungkin akan bisa menahan kenaikan harga iPhone sampai iPhone 17 (mungkin) dirilis pada September 2025 mendatang.

    Apple tengah bersiap untuk mengurangi kenaikan harga itu dengan membatasi keuntungan mereka dari sisi komponen. Ini karena secara rata-rata, Apple mengambil keuntungan hingga 45% dari sisi hardware.

    Selain itu, Apple juga kini tengah memperluas fasilitas perakitannya di negara baru, salah satunya adalah Brasil.

    Aturan tarif baru dari Trump ini berdampak besar untuk banyak perusahaan, salah satunya Apple, yang kapitalisasinya merosot hingga USD 638 miliar atau sekitar Rp 10.761,1 triliun dalam waktu tiga hari sejak tarif baru itu diumumkan.

    (asj/fay)

  • Ekonom tekankan diversifikasi pasar ekspor hadapi tarif Trump

    Ekonom tekankan diversifikasi pasar ekspor hadapi tarif Trump

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom tekankan diversifikasi pasar ekspor hadapi tarif Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 15:43 WIB

    Elshinta.com – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump, Indonesia sebaiknya melanjutkan dan memperkuat strategi diversifikasi pasar ekspor.

    Selain itu, ia menuturkan Indonesia dapat memanfaatkan peluang pergeseran rantai pasok global, dan memaksimalkan keunggulan di sektor-sektor yang memiliki preferensi tarif lebih rendah seperti pakaian jadi dan alas kaki.

    “Tarif yang lebih rendah untuk Indonesia dibandingkan Vietnam, Bangladesh, dan Kamboja memberikan ruang untuk ekspansi pasar yang lebih agresif,” kata Josua saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

    Untuk itu, lanjut dia, pemerintah perlu mempercepat deregulasi, terutama terkait Non-Tariff Measures (NTM) yang masih membebani 70 persen nilai impor Indonesia, serta memperbaiki efisiensi logistik dan proses perizinan, yang saat ini jauh lebih lambat dibandingkan negara pesaing di ASEAN.

    Josua menilai, ketahanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak tarif Trump juga relatif solid. Stabilitas sektor keuangan, pertumbuhan kredit yang tetap positif, serta cadangan devisa dan CAR perbankan yang kuat menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bantalan yang cukup untuk menahan guncangan eksternal.

    Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar mengalami tekanan, fundamental ekonomi tetap tumbuh positif, dan daya saing nasional meningkat signifikan (peringkat ke-27 dunia, naik tujuh peringkat).

    Namun demikian, tantangan tetap ada, terutama dari sisi ketergantungan pada ekspor komoditas strategis yang harganya tengah mengalami penurunan akibat lemahnya permintaan global.

    Josua merekomendasikan sejumlah langkah strategis ke depan untuk menghadapi tarif Trump, yakni pertama, peningkatan daya saing industri padat karya melalui insentif fiskal, fasilitasi akses bahan baku, dan pembiayaan produktif.

    Kedua, akselerasi implementasi perjanjian dagang seperti Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA), dan BRICS+ untuk memperluas akses pasar dan mitigasi risiko tarif AS.

    Ketiga, optimalisasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan menurunkan ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

    Keempat, penguatan diplomasi ekonomi agar Indonesia tidak hanya menjadi “penerima” kebijakan perdagangan global, tetapi juga aktif membentuk arsitektur perdagangan internasional yang lebih adil dan inklusif.

    Menurut dia, strategi Indonesia menghadapi tarif Trump sudah berada di jalur yang tepat, yaitu dengan menghindari eskalasi, memanfaatkan peluang pasar, memperkuat ketahanan domestik, dan mengedepankan diplomasi serta reformasi struktural sebagai alat utama untuk menghadapi ketidakpastian global.

    Josua mengatakan, langkah Pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan tarif Trump menunjukkan pendekatan yang strategis dan adaptif, mencerminkan kematangan dalam pengelolaan kebijakan perdagangan luar negeri di tengah meningkatnya proteksionisme global.

    Pemerintah Indonesia memilih untuk tidak mengambil langkah retaliasi langsung, melainkan menempuh jalur negosiasi bilateral dan multilateral, serta mendorong penyelesaian melalui kerangka kerja seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).

    “Ini merupakan pendekatan yang bijak mengingat posisi Indonesia sebagai negara dengan surplus perdagangan yang relatif kecil terhadap AS, serta fleksibilitas dalam meningkatkan impor barang-barang strategis dari AS seperti minyak, gas, gandum, hingga alutsista, yang pada gilirannya dapat menyeimbangkan neraca dagang dan memperkuat hubungan ekonomi strategis jangka panjang dengan AS,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Muzani ungkap pertemuan Megawati-Prabowo juga bahas kebijakan Trump

    Muzani ungkap pertemuan Megawati-Prabowo juga bahas kebijakan Trump

    Ketua MPR RI sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani beri keterangan kepada wartawan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (9/3/2025). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

    Muzani ungkap pertemuan Megawati-Prabowo juga bahas kebijakan Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 April 2025 – 16:41 WIB

    Elshinta.com – Ketua MPR RI sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Presiden Prabowo Subianto juga membahas soal kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu dengan Presiden Ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Selasa malam (8/4).

    “Pak Prabowo juga bicara tentang berbagai macam problem dan tantangan global yang sekarang ini mengemuka, utamanya akibat dari kebijakan Presiden Donald Trump berkaitan dengan pengenaan tarif yang digunakan untuk produk-produk Indonesia, terhadap ekspor di Amerika dan banyak negara yang juga terkena,” kata Muzani di Gedung DPR/MPR, Jakarta Selatan, Rabu.

    Muzani mengatakan dalam pertemuan tersebut Megawati juga berbagi soal pengalamannya dalam pemulihan ekonomi nasional.

    “Ibu Mega menyampaikan pengalamannya melakukan pemulihan ekonomi nasional yang ketika itu juga tidak gampang, dan Pak Prabowo sangat memperhatikan berbagai pandangan, pengalaman yang pernah dilakukan oleh Ibu Mega dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.

    Diketahui, Presiden Ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin (7/4) malam. Pertemuan di kediaman Megawati pada malam itu dilaksanakan dalam rangka silaturahim setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    Adapun sejumlah tokoh yang turut hadir ke kediaman Megawati, mulai dari Ketua MPR RI yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, hingga Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan.

    Sumber : Antara