Tag: Donald Trump

  • China Balas Tarif Impor Amerika Serikat, Mengapa Indonesia Tak Lakukan Hal Serupa?

    China Balas Tarif Impor Amerika Serikat, Mengapa Indonesia Tak Lakukan Hal Serupa?

    FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Perang dagang terus berlangsung. Setelah Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif tambahan barang-barang impor.

    Sejumlah negara melakukan negosiasi dengan AS setelah tarif itu diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Namun China melakukan hal berbeda, mereka melawan.

    Pada Kamis. 3 April 2025 Trump mengumumkan China mendapat tarif impor 35 persen.  Sementara Indonesia 32 persen.

    Itu dibalas China dengan mengumumkan tarif 34 persen untuk barang yang masuk ke Negara Tirai Bambu. Tak tinggal diam, AS pada 9 April 2025 mengumumkan kenaikan tarif 104 persen untuk China.

    Perang dagang dua negara itu tak berhenti di situ. China membalasnya dengan menaikkan tarif impor untuk barang AS sebesar 84 persen, yang berlaku hari ini, Kamis 10 April 2025.

    Lalu, hanya China berani melawan AS? Sementara Indonesia tidak. Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Arief R Pabettingi menilai itu bukan tanpa alasan.

    “China wajar, karena dia bersaing dengan Amerika secara langsung dari kekuatan ekonomi dan militernya,” kata Arief kepada fajar.co.id, Kamis (10/4/2025).

    Arief mengatakan China saat ini punya kedaulatan ekonomi besar.  Apalagi, merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia.

    “Satu, dia punya kekuatan ekonomi yang besar. Sudah mau melampaui Amerika Serikat. Kedua, dia punya penduduk banyak dunia. Secara tidak langsung, itu merupakan market yang besar,” ujarnya.

    Karena kekuatan itu,  China tak ingin diatur. Sementara Indonesia, menurutnya tidak bisa melakukan hal itu.

  • Anwar Abbas Pertanyakan Rencana Pemerintah Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia – Halaman all

    Anwar Abbas Pertanyakan Rencana Pemerintah Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyoroti rencana pemerintah siap menampung warga Gaza, Palestina ke Indonesia. 

    Menurut Anwar Abbas untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut. 

    “Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza sehingga dengan demikian Israel  bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut,” kata Anwar Abbas, Kamis (10/4/2025). 

    Lanjutnya lalu mereka berencana menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan  menjadi bagian dari negara Israel Raya.

    “Hal itu sudah terjadi terhadap kota Yerussalem. Dahulu Yerussalem dikuasai oleh rakyat Palestina. Sekarang kota tersebut sudah  diduduki oleh Israel dan malah sudah dijadikan sebagai ibu kota negaranya,” jelasnya. 

    Diketahui Presiden RI, Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung warga Gaza, Palestina yang menjadi korban luka-luka imbas agresi militer Israel. 

    Khususnya anak – anak yang menjadi yatim piatu, mereka yang alami trauma, ataupun warga Gaza yang memang berkeinginan dievakuasi ke Indonesia.

    Pernyataan ini disampaikan Presiden Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Abu Dhabi dalam rangkaian lawatan lima negara, Rabu (9/4/2025).

    “Kami siap mengevakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak yang terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia,” kata Prabowo. 

    Prabowo menyatakan sudah menginstruksikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI untuk mengkomunikasikan rencana ini dengan pihak Palestina dan negara lain guna membahas mekanisme evakuasi.

    Namun Prabowo menegaskan evakuasi ini hanya bersifat sementara. Warga Palestina yang sudah sehat dan di saat bersamaan kondisi Gaza lebih aman, maka mereka harus kembali ke daerah asalnya. 

     

    Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

    Sebelumnya utusan Trump di Timur Tengah, Steve Witkoff mengungkapkan rencana mengevakuasi sekitar 2 juta penduduk Gaza ke Indonesia ini disampaikan Witkoff saat gencatan senjata Hamas – Israel mulai berlaku.

    Langkah ini disarankan oleh utusan Trump itu untuk menyambut langkah rekonstruksi atau pembangunan kembali wilayah Gaza yang hancur imbas konflik Israel – Hamas.

    Saran relokasi sebagian populasi Gaza ini masih dalam pembahasan. Indonesia jadi salah satu dari beberapa negara yang dicontohkan bisa menampung sebagian populasi warga Palestina untuk sementara waktu.

    Utusan Trump khawatir aktivitas sehari-hari di Gaza dapat memicu konflik terulang, meski di tengah kesepakatan gencatan senjata. Sehingga saran relokasi jadi salah satu hal yang mungkin ditempuh untuk mencegah situasi tersebut terjadi.

    Upaya ini juga disebutnya jadi salah satu cara untuk menyelamatkan hidup warga Palestina dari pihak – pihak yang tidak senang adanya gencatan senjata antara Israel – Hamas.

    Adapun Witkoff mewakili pemerintahan Trump diutus ke Timur Tengah untuk mencapai stabilitas jangka panjang bagi Israel dan 2 juta warga Palestina yang terlantar. Upaya menjaga stabilitas itu ditempuh dengan 3 fase kesepakatan. 

    Pertama, dimulai pada Minggu dan berlangsung selama 6 pekan ke depan untuk upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, dan warga Palestina yang ditahan Israel. 

    Fase kedua dinegosiasikan selama fase pertama dimulai dan diharapkan ada tambahan jumlah pembebasan sandera serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Fase ketiga, yakni mengakhiri perang dan memulai pembangunan kembali wilayah Gaza.

    “Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza masih belum terjawab, selain ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas,” kata utusan Trump itu dikutip dari NBC News. 

  • Ekonom: Indonesia Perlu Bentuk Poros Ketiga Sikapi Perang Dagang AS-China – Halaman all

    Ekonom: Indonesia Perlu Bentuk Poros Ketiga Sikapi Perang Dagang AS-China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini, melihat Indonesia perlu melakukan konsolidasi politik dengan membuat poros ketiga.

    Poros tersebut dinilai penting untuk menyikapi kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tarif impor barang asal Indonesia sebesar 32 persen.

    “Pemerintah dalam hal ini presiden harus mengambil jalan politik juga karena akar masalah dari masalah ini adalah politik,” ujar Didik saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (10/4/2025).

    Ekspor Indonesia ke  Amerika Serikat sekitar 11-13 persen dari total ekspor ke seluruh dunia. Menurut Didik, bagian ini yang akan terkena dampak langsung.

    Jika ke depan ekspor ke AS ini terkena dampak penurunan sekitar 30 persen, maka dampaknya terhadap total ekspor Indonesia sekira 3-4 persen.

    “Porsi inilah yang harus segera digantikan dengan pasar baru dan kesepakatan baru dengan negara-negara lain, yang juga terkena dampaknya,” tutur Didik.

    Karena itu, ucap Didik, Indonesia sebagai negara besar perlu melakukan konsolidasi politik membuat poros ketiga, yakni bersama negara yang tergabung di Asean, Asia Timur dengan Jepang, Korea Selatan, Taiwan, India. Lalu juga dengan Amerika Latin, yakni Brazil dan Meksiko.

    “Sejatinya dan secara politik kesintingan Trump ini adalah head to head dengan China, kita tidak perlu masuk ke dalam kutub tersebut,” kata Didik.

    Didik mengatakan, penampilan dan langkah politik, diplomasi, diplomasi ekonomi dalam situasi ekonomi terguncang seperti ini perlu dilakukan mengingat akar masalah dari tarif Trump yang muncul tidak lain adalah langkah politik murni.

    “Jadi, sangat naif jika kita hanya merespon dengan kebijakan ekonomi dimana menurut Menteri Keuangan asas hukum dan teori ekonomi sudah tidak berlaku lagi,” sambungnya.

    Politik luar negeri ini, lanjutnya, juga mutlak harus ditumpangi dengan politik perdagangan, yang berorientasi di luar Amerika serikat dimana ada 88 persen ekspor Indonesia.  

    Diplomasi politik ke kawasan-kawasan Asean, Asia Timur, India, Amerika latin adalah peluang baru dalam era baru ketika AS sudah kalah bersaing dengan Cgina.

    “Kepanikan Trump hanyalah krisis transisi sejarah dimana kekuatan ekonomi yang bergeser dari Atlantik ke Pasifik,” ucapnya.

    Pemerintah di dalam negeri harus menata kebijakan ekonomi dengan menjaga ketenangan makro ekonomi, menjaga tingkat inflasi agar kesejahteraan rakyat tidak tergerus, menjaga nilai tukar yang menjadi tanggung jawab Bank Indonesia (BI) agar tidak merosot.

    “Rencana industrialisasi dan hilirisasi tetap dijalankan sesuai rencana untuk memperkuat ekonomi dalam negeri,” imbuh Didik.

  • Industri Elektronik Nasional Keberatan Jika Nilai TKDN Dilonggarkan, Ini Alasannya  – Halaman all

    Industri Elektronik Nasional Keberatan Jika Nilai TKDN Dilonggarkan, Ini Alasannya  – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gabungan Industri Elektronik Indonesia (GABEL) menyatakan keberatan jika ketentuan tentang  Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN dibuat lebih fleksibel seperti usulan Presiden Prabowo Subianto di acara Sarasehan Ekonomi yang dihadiri sejumlah pengusaha nasional, Selasa (8/4/2025).

    Sekretaris Jenderal GABEL Daniel Suhardiman, menilai aturan TKDN tidak perlu dibuat fleksibel apalagi sampai dilonggarkan.

    “Menurut kami kebijakan harusnya diperkuat dan tidak dilonggarkan. Jika dilonggarkan maka negara atau komoditas lain juga akan meminta pelonggaran,” tutur Daniel kepada Tribunnews.com, Kamis (10/4/2025).

    Daniel menerangkan, setiap barang yang dibeli dan terkena pajak, pemerintah ingin pendapatan tersebut masuk ke kas negara.

    Dengan pembelian produk buatan lokal, ujungnya akan membawa dampak positif ke industri hingga menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

    “Kita menginginkan setiap Rp 1 uang pajak yang dipungut dari rakyat dan masuk APBN/APBD dan BUMN/BUMD dibelanjakan untuk membeli produk dalam negeri. Jika uang negara tersebut dibeli produk dalam negeri, maka nilai tambah berupa peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerja ada didalam negeri,” ujarnya.

    Berbeda halnya jika belanja dilakukan untuk membeli produk impor, dimana dapat dipastikan nilai tambahnya ada di luar negeri.

    Daniel mengingatkan, aturan TKDN hanya diberikan untuk belanja pemerintah, sudah sewajarnya diprioritaskan industri dalam negeri.

    “TKDN ini kan hanya untuk belanja pemerintah, jadi sudah sewajarnya diprioritaskan industri dalam negeri jika ada. Kalau memang tidak ada industrinya, kan tetap saja bisa impor,” ujarnya.

    Di forum sarasehan tersebut, Prabowo mengusulkan relaksasi ketentuan TKDNuntuk mengatasi penetapan tarif impor impor yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap komoditi asal Indonesia.

     

  • Bursa Asia Ikut Rebound, Investor Tarik Napas Lega

    Bursa Asia Ikut Rebound, Investor Tarik Napas Lega

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melesat tajam pada Kamis pagi, 10 April 2025. IHSG dibuka menguat 302,62 poin atau 5,07 persen ke level 6.270,61.

    Kenaikan ini menjadi salah satu lonjakan terbesar yang tercatat sejak awal tahun, mencerminkan sentimen pasar yang sangat positif terhadap perkembangan geopolitik global, khususnya kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

    Selain IHSG, indeks LQ45 yang mencerminkan kinerja 45 saham unggulan juga melonjak signifikan. LQ45 dibuka naik 44,78 poin atau 6,69 persen ke posisi 714,15, menandai kepercayaan tinggi investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid.

    Pemicu Rebound: Penundaan Tarif Trump

    Kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan implementasi tarif impor selama 90 hari terhadap berbagai negara. Meski tidak berlaku untuk China, kebijakan ini tetap dipandang sebagai langkah meredakan ketegangan dagang global.

    “IHSG hari ini berpotensi rebound mengikuti pergerakan bursa AS karena melemahnya tensi perang dagang setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif 90 hari, kecuali untuk China,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman di Jakarta, Kamis 10 April 2025.

    Trump memang memberikan ruang jeda bagi beberapa negara dari beban tarif berat, namun tetap mengenakan bea masuk sebesar 10 persen secara luas terhadap hampir semua impor AS. Sementara untuk China, tarif justru dinaikkan menjadi 125 persen.

    Ini disebut sebagai respons atas kebijakan China yang menetapkan bea masuk 84 persen terhadap barang-barang dari AS mulai 10 April 2025.

    Bursa AS dan Asia Ikut Menguat

    Langkah AS ini memberi efek domino ke berbagai bursa global. Pada perdagangan Rabu 9 April 2025, Wall Street mengalami rebound tajam. Indeks S&P 500 naik 9,5 persen, Dow Jones melonjak 7,69 persen, Nasdaq terbang 12,16 persen, dan Russell 2000 menguat 8,66 persen.

    Sektor teknologi memimpin reli dengan kenaikan 14,15 persen, sementara sektor utilitas naik 3,91 persen. Saham Nvidia meroket 18,7 persen dan Apple melonjak 15,3 persen.

    Dampaknya juga terasa hingga Asia. Berikut adalah pergerakan indeks saham utama di kawasan:

    Nikkei (Jepang): Naik 2.630,18 poin atau 4,46% ke 34.344,21 Kuala Lumpur (Malaysia): Naik 62,41 poin atau 4,46% ke 1.463,00 Shanghai (Tiongkok): Naik 47,38 poin atau 1,49% ke 3.234,19 Strait Times (Singapura): Terkoreksi 203,86 poin atau turun 6,01% ke 3.597,55

    Lonjakan indeks ini biasanya turut memengaruhi penguatan nilai tukar rupiah, karena aliran modal asing cenderung masuk kembali ke pasar negara berkembang ketika sentimen global membaik. Investor kini akan mencermati arah kebijakan lanjutan dari Washington dan Beijing serta rilis data ekonomi berikutnya.

    Dengan tensi global yang sedikit mereda, pasar domestik mendapat momentum untuk bangkit. Namun demikian, pelaku pasar tetap perlu berhati-hati terhadap ketidakpastian yang mungkin muncul kembali apabila konflik dagang kembali memanas, khususnya jika jeda tarif AS bersifat sementara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Perang Dagang AS dan China Kian Memanas, Investor Harus Bagaimana?

    Perang Dagang AS dan China Kian Memanas, Investor Harus Bagaimana?

    Jakarta, Beritasatu.com – Perang dagang AS dan China kian memanas setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor menjadi 125% kepada negeri Tirai Bambu itu.

    Kebijakan tarif itu dikeluarkan hanya berselang beberapa jam seusai China menaikkan bea masuk menjadi 84% atas barang-barang AS.

    Perang dagang kedua negara adidaya itu kini tengah menjadi perhatian semua pihak, khususnya investor domestik maupun luar negeri.

    Lantas, apa yang perlu dilakukan investor dalam menghadapi perang dagang antara AS dan China yang kian memanas?

    Founder dan CEO Finvesol Consulting Fendi Suiyanto menyarankan investor untuk mengambil kebijakan investasi yang bersifat jangka pendek. Hal ini dilihat dari potensi, fluktuasi dan votalitas perang dagang kedua negara tersebut ke depannya.

    “Votalitas ke depan potensinya akan sangat tinggi dan besar, sehingga akan sangat bijak bagi investor ataupun trader untuk memanfaatkan momentum jangka pendek,” kata Fendi dalam Investor Market Opening di Beritasatu TV, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

    Fendi menambahkan, investor bisa melakukan aksi buy on weakness untuk tujuan jangka pendek ketika sentimen positif sudah mulai bermunculan.

    Menurutnya, investor bisa melakukan aksi buy on weakness seperti pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9% secara intraday pada Selasa (8/4/2025) lalu.

    Investor dapat menjual kembali saham tersebut pada saat IHSG mengalami penguatan atau rebound.

    Selain itu, ia juga mengimbau para investor untuk memperhatikan level support IHSG untuk mengambil posisi berikutnya.

    Lebih lanjut, Fendi mengatakan, sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang menarik untuk dicermati dalam jangka pendek. Pada saat sektor perbankan melemah, maka investor disarankan untuk melakukan buy on weakness.

    Sementara itu, ketika posisinya menguat pada level support dan resistance, maka investor bisa melakukan sell on strength.

    Selain perbankan, sektor pertambangan atau mineral, seperti ANTAM dan saham-saham di sektor basic industry juga menarik untuk dikoleksi saat eskalasi perang dagang AS dan China.

  • Petinggi MUI dari NU dan Muhammadiyah Tolak Rencana Prabowo Evakuasi 1.000 Rakyat Gaza ke RI

    Petinggi MUI dari NU dan Muhammadiyah Tolak Rencana Prabowo Evakuasi 1.000 Rakyat Gaza ke RI

    GELORA.CO – Dua petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas menyatakan penolakan terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto yang hendak mengevakuasi 1.000 warga Gaza Palestina ke Indonesia. Mereka menilai langkah tersebut berpotensi menjadi bagian dari strategi Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan wilayah Gaza dan melanggengkan pendudukan.

    Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, Anwar Abbas, mempertanyakan urgensi Indonesia dalam menjalankan rencana tersebut, yang dinilai selaras dengan kepentingan Israel dan proposal relokasi yang sempat disuarakan oleh Presiden AS, Donald Trump.

    “Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika? Bukankah mereka sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?” kata Buya Anwar dalam keterangan tertulisnya kepada inilah.com, Rabu (9/4/2025).

    Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi itu memperingatkan bahwa jika rencana ini terlaksana, Israel akan lebih leluasa menempatkan warganya di wilayah Gaza, yang dalam jangka panjang berpotensi menjadi bagian dari proyek Israel Raya.

    “Yerusalem dulu milik Palestina, sekarang sudah diduduki dan dijadikan ibu kota Israel. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama,” ujarnya.

    Buya Anwar juga mengingatkan bahwa kelima negara yang dikunjungi Presiden Prabowo—Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania—memiliki sejarah hubungan diplomatik atau ekonomi dengan Israel. Ia menyarankan agar bantuan untuk rakyat Gaza tetap diberikan, tetapi tidak dalam bentuk evakuasi massal.

    “Jika ingin membantu pengobatan dan perawatan korban, lakukanlah di Gaza, bukan di luar negeri. Kita bangsa yang sudah kenyang dijajah 350 tahun. Kita tahu betul bahwa penjajah punya seribu satu tipu daya,” tambahnya.

    Senada dengan Buya Anwar, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhwah, KH Cholil Nafis, juga menyatakan penolakannya. Ia menilai bahwa akar permasalahan bukan terletak pada kondisi warga Gaza, melainkan pada agresi militer Israel yang terus melanggar hukum internasional.

    “Masalahnya bukan warga Gaza, tapi Israel yang menyerang dan tak patuh perjanjian. Maka yang harus dihentikan adalah agresi Israel, bukan mengevakuasi rakyat Palestina dari negerinya sendiri,” kata Cholil Nafis melalui akun media sosial resminya yang sudah diizinkan dikutip inilah.com, Kamis (10/4).

    Rais Syuriah PBNU itu menekankan pentingnya upaya perdamaian dan pengobatan korban di lokasi terdekat, bukan dengan memindahkan mereka ke tempat yang jauh seperti Indonesia.

    “Apa ada jaminan mereka bisa kembali ke Gaza? Bukankah banyak warga Palestina di luar sana yang sampai sekarang tak bisa pulang? Ini justru bisa memuluskan Israel untuk menduduki lebih banyak tanah Palestina,” ujarnya.

    KH Cholil juga mengingatkan bahwa semakin banyak wilayah Palestina yang hilang karena penjajahan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar simpati dan bantuan kepada Palestina dilakukan dengan cara yang tidak memperkuat skema pendudukan.

    “Sebagai muslim dan manusia, kita tentu simpati dan empati kepada warga Palestina. Tapi caranya bukan dengan menjauhkan mereka dari tanah kelahiran mereka,” pungkasnya. (*)

  • iPhone Made in USA? Pakar Sebut Hal yang Mustahil

    iPhone Made in USA? Pakar Sebut Hal yang Mustahil

    Jakarta

    Apple memproduksi gadget andalannya seperti iPhone di kawasan Asia, terutama China, India, sampai Vietnam. Kini dengan ancaman tarif mencekik dari Donald Trump, Apple seperti didesak untuk membuat iPhone di negaranya sendiri, Amerika Serikat.

    Jubir Gedung Putih Karoline Leavitt ditanya soal jenis pekerjaan yang ingin diciptakan Trump setelah tarif berlaku. Ia menjawab pekerjaan di manufaktur dan teknologi canggih, dan ia yakin teknologi produksi iPhone bisa dibawa ke AS. “(Trump) yakin kita punya tenaga kerja, punya sumber daya untuk melakukannya,” kata Leavitt.

    Terlebih Apple berjanji investasi sampai USD 500 miliar di AS. Namun demikian, beberapa pakar berpendapat nyaris mustahil atau sangat sulit bagi Apple membuat iPhone di AS, setidaknya untuk saat ini.

    Pertama, hampir semua komponen di dalam iPhone masih dibuat di luar AS. Misalnya, chip A18 iPhone dibuat oleh TSMC di Taiwan. Kemudian, sensor kamera iPhone 16 Pro IMC903 adalah buatan Jepang. Teknologinya tidak bisa begitu saja dipindahkan ke AS.

    Analis Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut iPhone terbaru mungkin harganya tembus USD 3.500 jika dibuat di AS versus USD 1.000 saat ini. Itu karena biaya pembuatan iPhone di AS diprediksi sangat mahal.

    “Mengubah manufaktur dan susunan rantai pasokan sangat mahal dan butuh waktu lama. Anda tidak ingin melakukannya kecuali sudah benar-benar tepat,” cetus analis Forrester Research, Dipanjan Chatterjee.

    Gil Luria, analis di D.A Davidson, meyakini Apple bisa memindahkan manufaktur ke AS, tapi butuh waktu 5 sampai 10 tahun. “Dalam 5 sampai 10 tahun, sangat mungkin Apple bisa membuat beberapa produknya di AS dan hanya ada sedikit kenaikan harga,” kata dia seperti dikutip detikINET dari Market Watch.

    Menurutnya, kelebihan China dari AS sebenarnya lebih dalam soal skill karyawan. Jika AS bisa melatih skill spesifik dalam pembuatan iPhone atau mengandalkan robotika di pabrik, maka bisa saja meniru kapabilitas yang ada di China atau Taiwan. “Kemajuan robotika akan signifikan dalam beberapa tahun lagi,” ujarnya.

    Ada pula yang menilai iPhone made in America untuk saat ini adalah fantasi. “Merupakan fantasi total. Tak ada alam semesta di mana Apple menjentikkan jari dan mulai membuat iPhone di AS dalam semalam. Secara teori, Apple dapat mulai merakitnya di sini, tapi itu pun merupakan proses yang berlangsung bertahun-tahun,” sebut 404media.

    (fyk/fay)

  • Teror Tarif Trump, 5 Pesawat Serbu Amerika dari China Ini Isinya

    Teror Tarif Trump, 5 Pesawat Serbu Amerika dari China Ini Isinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu pihak yang terdampak dengan kebijakan tarif timbal balik dari presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah Apple. Untuk menghindari dampak tersebut, perusahaan dikabarkan menerbangkan 5 pesawat memboyong iPhone dari India dan China menuju AS.

    Sebagian besar iPhone diketahui diproduksi di pabrik yang ada di India dan China. Kedua negara dikenakan tarif baru oleh AS, yang artinya bisa menaikkan harga jual lebih tinggi nantinya.

    Lima pesawat itu penuh dengan iPhone dan produk Apple lainnya diterbangkan ke AS dalam tiga hari selama minggu terakhir bulan Maret. Seorang pejabat senior India mengonfirmasi laporan tersebut.

    “Pabrik-pabrik di India dan China serta lokasi lainnya telah mengirimkan produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” kata seorang sumber dikutip dari Times of India, Kamis (10/4/2025).

    Menurut laporan, langkah ini dilakukan untuk mempertahankan harga produk untuk sementara. Apple mengangkut iPhone tersebut sebelum harga dengan tarif baru ditetapkan.

    Apple telah menganalisa struktur tarif yang berbeda pada tiap pabrik akan berdampak pada rantai pasoknya. Sumber itu juga mengatakan tiap kenaikan harga tidak hanya berdampak pada pasar AS, namun berlaku juga pada seluruh kawasan global.

    “Setiap kenaikan harga mengimbangi dampak tidak bisa terbatas hanya pada pasar AS, namun harus dilakukan untuk seluruh kawasan global termasuk India,” kata sumber itu.

    Sejak pengumuman tarif Trump, spekulasi bermunculan akan adanya kenaikan harga iPhone di AS. Salah satunya diungkapkan dari hasil perhitungan analis UBS, yakni harga iPhone produksi China akan naik 30% untuk ritel.

    Misalnya iPhone 16 Pro Max kemungkinan naik hingga US$350 atau sekitar Rp 5,84 juta. Dengan kenaikan itu artinya harga iPhone termahal setelah penerapan tarif Trump bisa mencapai Rp 26 juta. Sebelumnya iPhone 16 Pro Max dijual di AS senilai US$1199 atau sekitar Rp 20 juta.

    Sementara iPhone 16 Pro diperkirakan naik US$120 atau sekitar Rp 2 juta. Menjadi sekitar US$1199 jika diproduksi dari India.

    (fab/fab)

  • DPR Anggap IHSG Turun Hal Wajar, tetapi Perlu Dicermati

    DPR Anggap IHSG Turun Hal Wajar, tetapi Perlu Dicermati

    Jakarta, Beritasatu.com – Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dianggap sebagai hal yang wajar dalam dinamika ekonomi, tetapi perlu dicermati secara hati-hati karena berdampak pada stabilitas ekonomi nasional.

    “Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif resiprokal untuk produk impor dari berbagai negara membuat pasar keuangan global bergejolak, termasuk saham di Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR Fauzi Amro kepada wartawan, Kamis (10/4/2025).

    Menurutnya, berbagai faktor eksternal berdampak pada tren penurunan IHSG saat ini, seperti kebijakan suku bunga The Fed dan kondisi geopolitik yang memengaruhi sentimen investor.

    Sementara dari faktor domestik, kata Fauzi, pelaku pasar masih menantikan kepastian kebijakan ekonomi pascapemilu, termasuk komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan fiskal dan reformasi struktural.

    “Penurunan ini mencerminkan adanya tekanan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang memengaruhi sentimen investor. Kita harus tetap waspada dan menjaga kepercayaan pasar agar jangan sampai tren ini berlarut dan berdampak sistemik,” tuturnya.

    Dia juga mengaku khawatir terhadap dampak yang lebih luas, seperti terganggunya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

    Pasalnya, hal tersebut dapat berpotensi memicu terjadinya capital outflow, pelemahan nilai tukar, serta tekanan pada sektor-sektor riil yang erat kaitannya dengan pasar modal.

    Karena itu, Komisi XI DPR terus memantau perkembangan ini dan mendorong langkah-langkah yang lebih proaktif untuk menjaga stabilitas pasar.

    Fauzi mengatakan, pihaknya telah melakukan diskusi intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI) melalui berbagai forum, termasuk rapat kerja dan rapat dengar pendapat.

    Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, Kemenkeu, OJK dan BEI untuk memperkuat insentif fiskal bagi investor, seperti relaksasi pajak transaksi saham, serta percepatan kebijakan green economy guna menarik investasi yang berkelanjutan.

    Untuk mencegah tren penurunan IHSG secara terus menerus, Komisi XI DPR akan mengawasi upaya-upaya stabilisasi yang dilakukan oleh BI dan OJK dalam menghadapi fluktuasi pasar.