Tag: Donald Trump

  • Helikopter Jatuh Tewaskan 6 Orang di New York, Trump: Mengerikan

    Helikopter Jatuh Tewaskan 6 Orang di New York, Trump: Mengerikan

    Jakarta

    Helikopter wisata dilaporkan jatuh di Sungai Hudson, New York, Amerika Serikat (AS), dan mengakibatkan enam orang tewas. Presiden AS Donald Trump mengatakan peristiwa itu sangat mengerikan.

    “Rekaman kecelakaan itu mengerikan. Tuhan memberkati keluarga dan teman-teman korban,” tulis Trump di Truth Social sebagaimana dilansir AFP, Jumat (11/4/2025).

    Kecelakaan itu diketahui terjadi pada Kamis (10/4). Jatuhnya helikopter menewaskan semua orang di dalam helikopter yakni pilot dan sekeluarga dari Spanyol.

    Dua korban awalnya dibawa ke rumah sakit, namun dalam perjalanannya korban meninggal karena luka yang dialaminya.

    “Saat ini, keenam korban telah dikeluarkan dari air. Dan sayangnya, keenam korban telah dinyatakan meninggal,” Wali Kota Eric Adams mengatakan dalam sebuah pengarahan, setelah sebelumnya menyebutnya sebagai “kecelakaan yang memilukan dan tragis.”

    Pelat pendaratan helikopter terlihat menonjol dari sungai di samping lubang terowongan saat beberapa perahu berkumpul di sekitar lokasi jatuhnya helikopter.

    Polisi dari New York dan New Jersey, yang berada di seberang sungai dari Manhattan, menanggapi kejadian tersebut bersama dengan kapal pemadam kebakaran.

    Kesaksian Warga

    Seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa bilah rotor helikopter tampak seperti “hancur di langit.” Helikopter juga terlihat berputar-putar kemudian jatuh.

    “Dan setelah hancur, kami melihat helikopter itu berputar-putar… Dan kemudian jatuh ke air begitu saja,” kata saksi bernama Belle Angel

    Administrasi Penerbangan Federal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa itu adalah helikopter Bell 206.

    “FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional akan menyelidikinya,” tambahnya.

    (zap/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Akhir dari Era Perdagangan Bebas?

    Akhir dari Era Perdagangan Bebas?

    Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan global yang dibangun di atas sistem berbasis aturan (rules-based system) yang dipelopori antara lain oleh Amerika Serikat sejak tahun 1947 (GATT-General Agreement on Tariffs and Trade) dan dilanjutkan dengan pembentukan organisasi perdagangan dunia WTO (World Trade Organization) tahun 1995 nampak bermasa depan suram.

    Pada tanggal 2 April 2025, dalam sebuah acara dramatis di Gedung Putih, Presiden Donald Trump mengumumkan tarif bea masuk baru untuk beberapa negara mitra dagang sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan ekonomi Amerika dan melindungi industri dalam negeri. Sekaligus Trump juga mengumumkan tarif timbal balik untuk sejumlah 92 negara yang memiliki defisit perdagangan terbesar dengan AS, termasuk Indonesia.

    Tarif timbal balik ini akan diterapkan mulai tanggal 9 April 2025. Kebijakan ini seharusnya bukan suatu kejutan karena sejak menjabat di periode pertama, Presiden Trump telah menerapkan kebijakan tarifikasi sebagai bagian dari kebijakan “America First” untuk membuat Amerika hebat kembali. Namun, tetap saja skala dan cakupan tarif tersebut mengkonfirmasi bahwa dalam satu gebrakan hari pembebasan (“Liberation Day”), Washington telah membatasi laju arus perdagangan internasional secara signifikan.

    Apa Dasar Penetapan Tarif Timbal Balik AS?

    Trump nampaknya melakukan penilaian kebijakan perdagangan negara mitra–baik tarif, non-tarif, dan manipulasi mata uang yang dianggap menghambat ekspor AS–untuk menetapkan tarif timbal balik tersebut. Satu sumber mengungkapkan bahwa Washington mendasarkan diri kepada ‘bad math’ (matematika yang buruk) karena menggunakan rasio perbandingan antara defisit perdagangan AS dengan Tiongkok, sebagai contoh, dengan nilai ekspor negara dimaksud ke AS. Trump juga disebutkan telah bermurah hati memberikan diskon sebesar 50% kepada Tiongkok.

    Konkritnya, pada tahun 2024 defisit perdagangan AS dengan Tiongkok mencapai USD 295,4 miliar. Impor AS dari Tiongkok sendiri tercatat sebesar USD 438,9 miliar. Dari rasio dimaksud didapatkan angka 67%, yang kemudian didiskon 50% sehingga diperoleh tarif timbal balik sebesar 34%. Tarif ini merupakan tarif tambahan di atas tarif 20% yang sudah diberlakukan sebelumnya atas Tiongkok sehingga total tarif impor mencapai 54%. (https://www.foreignaffairs.com/united-states/age-tariffs-trump-global-economy).

    Lalu bagaimana dengan tarif 34% yang dikenakan terhadap Indonesia yang memiliki suplus sebesar USD 16,8 milyar pada tahun 2024 dengan AS? Dasar pengenaan ini perlu dimintakan klarifikasi ke pihak AS. Bagaimana pula nasib sejumlah 111 negara di mana AS mencatatkan posisi surplus pada neraca perdagangan bilateralnya? Negara-negara tersebut, di antaranya Australia dan Inggris, tetap dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen. Bagaimana pula halnya dengan perdagangan jasa–seperti pariwisata, pendidikan, asuransi dan keuangan, jasa komputer dan informasi dan jasa bisnis–di mana AS mengalami surplus dengan sebagian besar mitra dagangnya? Washington dengan mudahnya menafikan faktor perdagangan jasa ini.

    Langkah Strategis Indonesia

    Respons cepat Presiden Prabowo untuk mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington guna melakukan negosiasi patut diapresiasi. Meski neraca perdagangan bilateral Indonesia-AS tidak dapat diseimbangkan dalam waktu semalam, tetapi dalam engagement dimaksud kedua negara dapat menyepakati langkah awal untuk mencari solusi saling menguntungkan.

    Untuk keperluan tersebut Indonesia (pemerintah dan pelaku usaha) perlu mempersiapkan posisi trade-off yang spesifik dan terukur dengan memperhatikan kepentingan nasional dan skala prioritas pembangunan ekonomi di dalam negeri. Posisi trade-off dimaksud tentunya mempertimbangkan elemen penting surplus neraca perdagangan yang dinikmati Indonesia dan kebijakan Indonesia yang ditengarai oleh pihak AS sebagai hambatan non-tarif dalam dokumen National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers tahun 2025.

    Meskipun demikian perlu diantisipasi juga pelajaran dari kebijakan Trump periode pertama yaitu kesepakatan perjanjian sektoral pengecualian tarif impor besi baja dan alumunium sebesar 25% dan 10% antara AS dengan antara lain Australia, Brazil, Canada, Mexico, Korea Selatan, Uni Eropa, Jepang, dan Inggris. Perjanjian-perjanjian dimaksud dibatalkan secara sepihak oleh Trump pada tanggal 12 Maret 2025 lalu karena terbukti pengecualian itu menyebabkan impor dari negara-negara dimaksud meningkat dari 74% pada tahun 2018 menjadi 82% pada tahun 2024.

    Langkah strategis berikutnya adalah Indonesia perlu segera mengoptimalisasikan kerjasama kemitraan dagang dengan negara-negara partner FTA baik bilateral (Australia, Jepang, Korea, Chile, Uni Emirat Arab) maupun regional (ASEAN, ASEAN-China, ASEAN-Korea FTA, ASEAN-India, ASEAN-Australia-New Zealand, RCEP) untuk secara kolektif mengurangi dampak negatip tarif AS. Namun, perlu diwaspadai juga fenomena over capacity negara tertentu dan permintaan domestik maupun impor dunia yang lemah sehingga Indonesia tidak menjadi tempat pembuangan bagi ekspor negara lain, atau sebagai negara ‘fasilitas produksi sementara’ guna menghindari tarif AS (circumvention) apabila Indonesia nantinya mendapatkan pengecualian.

    Akhirnya, sangat disayangkan bahwa Amerika Serikat telah mencederai kepemimpinannya selama ini dalam perdagangan bebas dan sebaliknya memimpin kebangkitan proteksionisme yang justru akan lebih membebani konsumen dan bisnis Amerika sendiri karena tarif tinggi akan meningkatkan harga barang impor dan mendorong inflasi. Hari-hari ini, karena tekanan publik di dalam negeri dan lobby negara mitra dagang, kita akan menyaksikan Gedung Putih menyepakati perjanjian-perjanjian bilateral yang bersifat transaksional.

    Karena perlakuan tersebut tidak bersifat MFN (Most-Favored Nation) sesuai dengan prinsip dasar WTO maka seluruh aturan dan ketentuan perdagangan internasional berbasis WTO akan terancam. Sementara itu, apabila negara mitra menempuh jalur gugatan melalui WTO (seperti Tiongkok dan Kanada) dan Panel memutuskan bahwa AS bersalah, putusan Panel itu tetap sulit memiliki kekuatan hukum yang tetap karena AS tidak akan menerima hasil Panel begitu saja, sementara badan banding WTO diblokir oleh AS. Trump juga dengan mudah dapat memutuskan untuk meninggalkan WTO—sama seperti AS meninggalkan WHO dan Perjanjian Paris.

    Apapun keputusan yang akan diambil Pemerintah Trump, era perdagangan bebas yang ditandai dengan upaya mengurangi hambatan perdagangan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi nampaknya sulit untuk dikembalikan ke jalur semula.

  • Gedung Putih Minta iPhone Dibuat Langsung di AS, Harganya Bisa Naik Gila-gilaan!

    Gedung Putih Minta iPhone Dibuat Langsung di AS, Harganya Bisa Naik Gila-gilaan!

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple seperti ditekan untuk memindahkan produksi produk mereka kembali ke Amerika Serikat (AS).

    Gedung Putih baru-baru ini menyatakan pernyataan yang meminta Apple untuk memproduksi iPhone di AS, agar sejalan dengan visi Donald Trump.

    Melansir Guardian, Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan pada Selasa, bahwa presiden yakin investasi Apple yang baru-baru ini diumumkan sebesar $500 miliar, serta peningkatan biaya impor yang dipicu oleh tarif perdagangannya akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi di AS.

    “Dia yakin kita memiliki tenaga kerja, kita memiliki tenaga kerja, kita memiliki sumber daya untuk melakukannya. Jika Apple tidak berpikir AS dapat melakukannya, mereka mungkin tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu,” katanya dikutip Jumat (11/4/2025).

    Pernyataan tersebut langsung ditekankan Kembali oleh Trump di laman Truth Socialnya. Ia mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk memindahkan perusahaan ke AS seperti yang dilakukan Apple dan perusahaan besa lain.

    Namun seorang analis teknologi memberikan pandangan berbeda dengan memperingatkan bahwa harga iPhone Apple dapat melonjak tiga kali lipat.

    iPhone yang saat ini dijual di kisaran Harga US$1.000 bisa naik hingga sekitar $3.500 apabila dibuat di AS.

    Kenaikan harga ini terjadi lantaran ekosistem produksi yang sangat kompleks.

    “Anda membangun (rantai pasokan) itu di AS dengan pabrik di West Virginia dan New Jersey. Harga iPhone itu akan menjadi $3.500,” kata Dan Ives, kepala penelitian teknologi global di perusahaan jasa keuangan Wedbush Securities, dikutip dari CNN.

    Pengamat lain pun menilai Apple bisa saja menghabiskan biaya sekitar US$30 miliar dan tiga tahun untuk memindahkan hanya 10% dari rantai pasokan ke AS sebagai permulaan.

  • Barack Obama Dirumorkan Bercerai – Halaman all

    Barack Obama Dirumorkan Bercerai – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS –  Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dirumorkan bercerai.

    Namun istrinya Michelle Obama menentang rumor tersebut.

    Meski dia mengakui pernikahannya dengan Barack Obama mungkin bermasalah.

    Kerenggangan keduanya terlihat dalam beberapa waktu terakhir di hadapan publik.

    Misalnya mantan ibu negara tersebut tidak menemani suaminya ke beberapa acara penting.

    Termasuk saat pelantikan Presiden AS Donald Trump Januari lalu.

    Ibu Negara AS Michelle Obama (kiri) mengenakan gaun karya perancang busana asal Prancis, Sophie Theallet. (Huffington Post/AP) ((Huffington Post/AP))

    Michelle juga tidak mendampingi suaminya pada pemakaman mantan Presiden Jimmy Carter bulan lalu.

    Ini memicu spekulasi bahwa mereka mungkin akan berpisah.

    Selama ini pasangan ini dikenal sangat harmonis.

    Saat masih menjabat Presiden AS, Obama dan istri kerap memperlihatkan keharmonisan rumah tangga mereka bersama kedua anak gadis mereka.

    Barack Obama dan Michelle Obama. (Twitter/BarackObama)

    Tanpa secara eksplisit menyebutkan peristiwa-peristiwa tersebut, Michelle Obama mengatakan dalam podcast Work in Progress yang dipandu oleh aktris Sophia Bush bahwa dia sekarang berada dalam posisi untuk mengendalikan kalendernya sendiri sebagai “wanita dewasa”.

    Ia mengatakan orang-orang tidak dapat mempercayai bahwa ia “mengambil keputusan” untuk dirinya sendiri dan sebaliknya “harus berasumsi bahwa suami saya dan saya akan bercerai”.

    Michelle Obama menyampaikan bahwa ia merasa bersalah karena mengundurkan diri dari tugas tertentu.

    “Itulah hal yang kami sebagai wanita, saya pikir kami berjuang dengan mengecewakan orang lain,” katanya.

    “Maksudku, begitu besar kemungkinannya sehingga tahun ini orang-orang bahkan tidak dapat memahami bahwa aku telah membuat pilihan untuk diriku sendiri, sehingga mereka harus berasumsi bahwa aku dan suamiku akan bercerai.

    “Tidak mungkin seorang wanita dewasa hanya membuat serangkaian keputusan untuk dirinya sendiri, bukan? Namun, itulah yang dilakukan masyarakat kepada kita.”

    Michelle Obama dan dua putrinya (Daily Mail)

    Dia  juga mengatakan dalam podcast tersebut.

    “Saya memilih untuk melakukan apa yang terbaik bagi saya. Bukan apa yang harus saya lakukan. Bukan apa yang saya pikir orang lain inginkan dari saya.”

    Ketidakhadirannya pada pelantikan Presiden Trump dipandang sebagai pelanggaran tradisi.

    Meskipun menyediakan lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri, mantan ibu negara itu mengatakan bahwa ia masih menyempatkan waktu untuk “memberikan pidato, berada di luar sana, dan mengerjakan proyek. Saya masih peduli dengan pendidikan anak perempuan”.

    Keluarga Obama merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke-32 tahun lalu pada bulan Oktober.

    Nyonya Obama sebelumnya telah terbuka tentang perjuangan yang dihadapinya dalam pernikahannya karena ambisi politik Tuan Obama dan waktunya di Gedung Putih dalam memoar terlarisnya.

    Sumber: BBC

     

     

  • Harga Minyak Anjlok Usai Ketegangan Perang Dagang AS-China Meningkat – Page 3

    Harga Minyak Anjlok Usai Ketegangan Perang Dagang AS-China Meningkat – Page 3

    Sebelumnya, harga minyak mentah Amerika Serikat melonjak lebih dari 4% pada Rabu (9/4), mencatat kenaikan harian tertinggi sejak Oktober 2024. Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penurunan tarif impor untuk negara-negara selain China.

    Dikutip dari CNBC, kamis (10/4/2025), harga minyak mentah acuan AS (WTI) naik sebesar USD 2,77 atau 4,65%, dan ditutup pada level USD 62,35 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent sebagai acuan global turut menguat USD 2,66 atau 4,23% ke posisi USD 65,48 per barel.

    Sebelumnya, harga WTI sempat anjlok hingga USD 55,12 per barel setelah China mengumumkan tarif sebesar 84% atas barang-barang asal AS sebagai balasan atas kebijakan tarif Trump. Tarif impor dari China ini mulai berlaku pada 10 April.

    Namun, pasar minyak berbalik arah setelah Trump secara tiba-tiba melunakkan kebijakan perdagangannya. Presiden AS tersebut menyatakan bahwa tarif impor sebesar 10% akan diberlakukan selama 90 hari untuk semua negara, kecuali China. Untuk China, tarif dinaikkan secara langsung menjadi 125%.

    Kekhawatiran Dunia

    Ketegangan perang dagang yang dikhawatirkan memicu resesi global menjadi kekhawatiran utama pelaku pasar, karena dapat menurunkan permintaan minyak dunia.

     

  • Tarif AS ke China 145 persen, IHSG potensi melemah ikuti bursa global

    Tarif AS ke China 145 persen, IHSG potensi melemah ikuti bursa global

    Jakarta (ANTARA) – Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah mengikuti bursa saham global, pada perdagangan Jumat.

    Proyeksi itu seiring dengan kembali berulahnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikkan lagi tarif impor AS terhadap China menjadi 145 persen dari sebelumnya 125 persen.

    “Setelah pasar saham dunia, termasuk Asia kemarin mengalami kenaikan yang luar biasa, pada akhirnya lagi lagi dunia kembali merana. Pelaku pasar dan investor khawatir akan tensi yang meningkat diantara keduanya, sehingga mempertaruhkan perdagangan barang hampir lebih dari 700 miliar dolar AS,” ujar Nico, panggilannya, di Jakarta, Jumat.

    Menurutnya, adanya perubahan garis haluan dalam waktu singkat oleh Donald Trump, telah meruntuhkan kepercayaan pelaku pasar terhadap AS.

    “Bagi Trump dan kawanan investor lainnya, volatilitas pasar yang ada dapat menjadi peluang untuk melakukan manipulasi pasar seperti yang disampaikan sebelumnya,” ujar Nico.

    Di sisi lain, lanjutnya, pelaku pasar juga cukup kaget karena inflasi AS masih belum terkena dampak dari permainan tarif impor, yang mana hal itu dapat memberikan ketenangan bagi pelaku pasar.

    Selain itu, data inflasi AS membuat The Fed dan Trump melihat potensi penurunan tingkat suku bunga.

    Inflasi bulanan AS tercatat menurun dari sebelumnya 0,2 persen month to month (mtm) menjadi minus 0,1 persen (mtm), begitupun dengan inflasi tahunan yang turun dari sebelumnya 2,8 persen year on year (yoy) menjadi 2.4 persen (yoy).

    “Penurunan inflasi ini digunakan oleh Trump untuk menunggangi volatilitas pasar, yang mana sebelumnya pelaku pasar dan investor khawatir bahwa inflasi akan mengalami,” ujar Nico.

    Pada perdagangan Kamis (10/4/2025), bursa AS Wall Street terpantau kompak melemah, di antaranya indeks Dow Jones melemah 2,5 persen, indeks S&P 500 melemah 3,46 persen, indeks Nasdaq terkoreksi 4,31 persen, dan indeks Russell 200 turun 4,27 persen.

    Dari dalam negeri, Nico memandang jeda 90 hari ini penerapan tarif Trump, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi dengan AS serta memperluas kerja sama dengan negara lain untuk memitigasi dampak negatif.

    Menurutnya, dampak langsung dari tarif AS tidak terlalu signifikan karena ketahanan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi dalam negeri, yang mana AS merupakan pasar ekspor terbesar ketiga bagi Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Dukung Rencana Israel dan AS Jika Bersikeras Tampung Warga Gaza, kata MUI

    Prabowo Dukung Rencana Israel dan AS Jika Bersikeras Tampung Warga Gaza, kata MUI

    PIKIRAN RAKYAT – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto, untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Kritik tajam dari MUI untuk Prabowo mengudara perihal itu.

    Pasalnya, MUI menilai, rencana Prabowo sejalan dengan agenda Israel dan Amerika Serikat, yang ingin mengosongkan Gaza segera dari rakyat Palestina tersisa.

    Dengan demikian, Langkah Prabowo sama saja bentuk dukungan penuh yang selaras dengan rencana dan upaya Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu.

    Kritik tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas. Ia mengaku sangat prihatin atas keputusan tersebut. Titah Prabowo, imbuhnya, persis seperti kehendak Trump, sebagai bagian dari proposal perdamaian Timur Tengah.

    “Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?” ujar Buya Anwar dalam keterangan resminya, dikutip Jumat, 11 April 2025.

    Jika rakyat Gaza terus dievakuasi, menurutnya kondisi itu justru jadi celah peluang bagi Israel untuk memperluas pendudukan dan penjajahan wilayah tersebut.

    “Mereka leluasa menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari negara Israel Raya yang mereka cita-citakan,” katanya.

    Buya Anwar juga mengingatkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi di Yerusalem, yang dahulu merupakan wilayah milik rakyat Palestina, namun kemudian diambil alih oleh Israel dan kini bahkan dijadikan sebagai ibu kota negara tersebut.

    “Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalikan oleh Israel,” tegasnya.

    Ia juga menyinggung negara-negara yang akan menjadi tujuan kunjungan Prabowo di Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Menurutnya, sebagian besar dari negara-negara tersebut telah memiliki hubungan diplomatik atau bentuk kerja sama tidak resmi dengan Israel. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • CEO Amazon: Harga Bakal Naik Imbas Tarif Dagang – Page 3

    CEO Amazon: Harga Bakal Naik Imbas Tarif Dagang – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (9/4) kembali menaikkan tarif impor terhadap China menjadi 125%.

    Mengutip CNBC International, Kamis (10/4/2025) Trump mengatakan dalam sebuah postingan media sosial bahwa ia menaikkan tarif pada impor dari China menjadi 125% dan akan “berlaku segera” 

    China, yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS sebelumnya mengatakan akan menaikkan tarifnya untuk impor dari AS menjadi 84%.

    Selain itu, Trump juga menurunkan tarif baru untuk impor dari sebagian besar mitra dagang AS menjadi 10% selama 90 hari untuk memungkinkan negosiasi perdagangan dengan negara-negara tersebut.

    75 Negara Negosiasi

    Presiden AS mengatakan, lebih dari 75 Negara telah menghubungi pejabatnya untuk bernegosiasi setelah ia mengumumkan tarif impor baru minggu lalu.

    “Yah, saya pikir orang-orang sedikit bertindak tidak semestinya,” ujar Trump ketika ditanya kemudian tentang alasan menunda kenaikan tarif impor hingga 90 hari.

    “Mereka mulai gelisah, Anda tahu, mereka mulai sedikit gelisah, sedikit takut,” ucap Trump di Gedung Putih.

    Dalam keterangan terpisah, Menteri Keuangan AS Scott Bessett mengklaim bahwa Trump bermaksud untuk menghentikan tarif luas yang diumumkan pekan lalu.

    “Ini adalah strateginya selama ini,” ucap Bessent di Gedung Putih.

    Diwartakan sebelumnya, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong buka suara terkait pengenaan tarif impor AS sebesar 10% terhadap negaranya oleh Amerika Serikat.

    Dia menyebut, keputusan pengenaan tarif impor 10% oleh Presiden AS Donald Trump “bukan tindakan yang dilakukan seseorang terhadap seorang teman”.

     

     

  • TB Hasanuddin Pertanyakan Rencana Evakuasi Warga Gaza ke RI: Kebutuhan Mendesak atau Agenda Trump? – Halaman all

    TB Hasanuddin Pertanyakan Rencana Evakuasi Warga Gaza ke RI: Kebutuhan Mendesak atau Agenda Trump? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia.

    TB Hasanuddin memberikan apresiasi, namun mengingatkan agar hal tersebut dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang.

    “Mengevakuasi mereka itu niat baik yang harus diapresiasi. Tapi harus dipertimbangkan secara matang. Apakah mereka yang dievakuasi itu warga Palestina yang sakit, terluka, dan bisa dipulihkan, lalu dengan mudah kembali ke tanah airnya?” ujar dia kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).

    TB Hasanuddin menyoroti kemungkinan bahwa Israel akan menghalangi warga Palestina yang telah dirawat di Indonesia untuk kembali ke tanah airnya, yang justru bisa berujung pada pelemahan eksistensi warga Palestina di wilayahnya sendiri.

    “Kalau mereka tidak bisa kembali, justru ini bisa sejalan dengan upaya penghapusan etnis (genosida) yang dilakukan Israel. Karena tujuan Israel adalah merebut wilayah dan mengusir warga Palestina,” ujarnya.

    TB Hasanuddin juga mempertanyakan, apakah evakuasi besar-besaran ini merupakan kebutuhan mendesak dari warga Palestina, atau justru agenda terselubung pihak luar.

    “Apa yang sebenarnya dibutuhkan Palestina? Apakah bantuan medis, logistik, atau evakuasi besar-besaran seperti yang pernah diusulkan Donald Trump? Kalau itu sejalan dengan ide Trump, patut kita waspadai. Karena pasti ada tujuan lain di baliknya,” ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa jika proses evakuasi tidak disertai dengan jaminan pemulangan, maka sebaiknya langkah tersebut ditunda.

    “Mengevakuasi ribuan orang ke Indonesia harus dipikirkan dampak, efek, dan mekanisme pemulangannya. Kalau tidak bisa kembali, sebaiknya jangan dilakukan. Biarkan mereka merdeka di negerinya sendiri, dan kita harus mendukung sepenuhnya,” ujarnya.

    Di sisi lain, TB Hasanuddin menegaskan bahwa mendukung kemerdekaan Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

    “Tugas sejarah kita adalah mendorong dan mendukung bangsa-bangsa untuk merdeka. Itu jelas disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, dalam konteks kemerdekaan Palestina, Indonesia wajib memberikan dukungan, termasuk bantuan kemanusiaan,” ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina adalah hak dasar yang harus diwujudkan, yakni merdeka di tanah air mereka sendiri, bukan di tempat lain.

    “Kemerdekaan itu harus didapatkan oleh bangsa Palestina, merdeka di tanahnya sendiri yang menjadi hak mereka. Kita tidak boleh membiarkan mereka terusir,” tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap berperan lebih aktif untuk menyelesaikan konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah.

    Presiden juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk membantu korban luka, anak-anak, dan warga sipil Palestina yang terdampak konflik.

    Ia juga menginstruksikan Menteri Luar Negeri untuk segera berdiskusi dengan pihak Palestina dan pihak-pihak terkait guna membahas mekanisme tersebut.

    Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Abu Dhabi dalam rangkaian lawatan lima negara pada Rabu (9/4/2025) kemarin.

    “Kami siap mengevakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak yang terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia,” jelas Presiden.

    Namun, presiden menegaskan keberadaan para korban di Indonesia hanya bersifat sementara.

    “Pada saat mereka pulih sehat kembali, kondisi di Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka asal,” tambah dia.

    Untuk itu, Prabowo menggarisbawahi pentingnya konsultasi dan koordinasi dengan para pemimpin kawasan terkait hal tersebut. 

    Ia juga menegaskan peran aktif Indonesia bukan hanya bentuk solidaritas, melainkan wujud komitmen terhadap kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina.

    “Ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tapi komitmen Republik Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” kata dia.

    Presiden Prabowo Subianto bertolak menuju Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA) atau Uni Emirat Arab, pada Rabu malam, (9/4/2025). (Sekretariat Presiden). (Sekretariat Presiden)

    Presiden juga menekankan Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia meski Indonesia secara geografis berada jauh dari pusat konflik.

    Selain itu, menurutnya, Indonesia memiliki posisi sebagai negara nonblok yang bebas aktif dan diterima semua pihak karena mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional.

    “Saya kira posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab. Karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak yang terlibat untuk berperan kami siap, berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” lanjutnya.

    Ia juga menjelaskan pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan medis dan tim kesehatan yang saat ini bekerja di daerah konflik tersebut. 

    Presiden pun menyampaikan apresiasi atas dedikasi para tenaga kesehatan dan TNI yang telah bertugas di lapangan.

    “Kita juga sudah kirim tim medis yang terus bekerja di dalam Gaza dan kondisi yang cukup berbahaya, rumah sakit di mana kita kerja sering ditembaki. Kita bersyukur, saya terima kasih kepada prajurit-prajurit kita dari kesehatan, TNI yang bekerja di situ,” kata dia.

  • Top 3: Salah Satu Orang Terkaya Indonesia Buka Suara soal Tarif Impor Trump – Page 3

    Top 3: Salah Satu Orang Terkaya Indonesia Buka Suara soal Tarif Impor Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pengusaha Hermanto Tanoko menyampaikan pandangan terhadap kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

    Hermanto menyebut kebijakan tarif impor yang diterapkan Trump merupakan bentuk kekhawatiran terhadap China. Namun kebijakan tersebut menurutnya seperti “buah simalakama” berpotensi menimbulkan dilema bagi Amerika Serikat.

    Hermanto mengungkapkan rakyat Amerika harus menanggung beban dari kebijakan tersebut. Produk-produk impor dikenakan tarif tinggi, sementara produk lokal yang kualitasnya serupa dijual dengan harga lebih mahal.

    Artikel Kata Salah Satu Orang Terkaya Indonesia soal Tarif Impor Trump ini menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com?

    Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Jumat (11/4/2025):

    1. Kata Salah Satu Orang Terkaya Indonesia soal Tarif Impor Trump: Buah Simalakama Bagi AS

    Pengusaha Hermanto Tanoko menyampaikan pandangan terhadap kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam pandangannya, Hermanto menilai kebijakan tersebut justru akan menimbulkan dampak jangka panjang yang merugikan negara itu sendiri, terutama terhadap rakyatnya.

    “Amerika ini kan negara yang terbesar di dunia saat ini. Meskipun sekarang sudah ada equal-nya ya, yaitu saingannya dari China. China ini secara size juga seimbang, tapi orang mesti ingat, Amerika ini declining, turun. Kalau China ini naik,” kata Hermanto dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, dikutip Kamis (10/4/2025).

    Hermanto menyebut kebijakan tarif yang diterapkan Trump merupakan bentuk kekhawatiran terhadap China. Namun kebijakan tersebut menurutnya seperti “buah simalakama” berpotensi menimbulkan dilema bagi Amerika Serikat.

    Baca artikel selengkapnya di sini