Tag: Donald Trump

  • Xi Jinping Kunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja usai Tarif Trump, Indonesia Gak Diajak?

    Xi Jinping Kunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja usai Tarif Trump, Indonesia Gak Diajak?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden China, Xi Jinping akan memulai tur tiga negara di Asia Tenggara guna memperkuat hubungan dengan beberapa negara tetangga terdekat. Adakah nama Indonesia?

    Kepala Negara Tiongkok itu berkeliling di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Tur Xi akan dimulai pekan depan, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya tahun ini.

    Xi dijadwalkan berkunjung ke Vietnam pada 14–15 April 2025, sedang Malaysia dan Kamboja pada 15–18 April 2025, demikian menurut laporan kantor berita pemerintah Xinhua, Jumat, 11 April 2025.

    Tiongkok, yang dikenai tarif sebesar 145 persen oleh Amerika Serikat sejak Presiden Donald Trump menjabat tahun ini, kini bergerak cepat untuk mempererat hubungan dengan negara-negara lain, yang juga terdampak oleh kebijakan perdagangan keras Washington.

    Sejumlah negara yang turut terkena tarif balasan dari Trump antara lain, Kamboja sebesar 49 persen, Vietnam 46 persen, dan Malaysia 24 persen.

    Ketiganya terpantau telah mulai menjalin komunikasi dengan AS untuk meminta keringanan. Sementara itu, Tiongkok tetap berada di luar jalur negosiasi bilateral, sebab Beijing dan Washington memang memiliki sejarah rivalitas panjang.

    Kunjungan bilateral yang jarang terjadi ini menjadi momen diplomasi pribadi berprofil tinggi bagi Presiden Xi.

    Untuk itu, awal pekan ini, Presiden Tiongkok tersebut berjanji untuk memperdalam “kerja sama menyeluruh” dengan negara-negara tetangga Tiongkok.

    Kantor berita Xinhua menyebutkan, Tiongkok dan Malaysia ibarat ‘partikel air yang mengalir tak dapat diputuskan’, dan Kamboja adalah “sahabat karib” China.

    Pada hari-hari sebelum dan sesudah tarif balasan dari Trump mulai diberlakukan, 9 April 2025, yang sebagian besar kini telah ditangguhkan, kecuali untuk Tiongkok, Beijing sudah mulai mendorong blok-blok kawasan di seluruh dunia untuk bersatu dalam menentang kebijakan AS.

    China Temui Juga Arab Saudi dan Afrika Selatan

    Kunjungan Xi ke Vietnam dilakukan atas undangan Presiden Luong Cuong, demikian disampaikan pihak Beijing. Xi terakhir kali mengunjungi Vietnam pada Desember 2023.

    Vietnam selama ini menjalankan pendekatan ‘diplomasi bambu’ alias dua kaki, berusaha menjaga hubungan baik baik dengan Tiongkok maupun Amerika Serikat.

    Negara ini berbagi kekhawatiran dengan AS mengenai semakin agresifnya tindakan Beijing di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan, meskipun tetap memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Tiongkok.

    Di sisi lain, Kunjungan Xi ke Malaysia akan berlangsung pada 15 hingga 17 April, menurut pengumuman resmi pemerintah Malaysia pekan ini.

    “Kunjungan Xi merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempererat hubungan dagang dengan berbagai negara termasuk Tiongkok,” kata Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil.

    Pada Kamis pekan depan, Xi dijadwalkan bertolak ke Kamboja, salah satu sekutu terkuat Tiongkok di Asia Tenggara, di mana pengaruh Beijing terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, sebelum mengakhiri lawatannya Jumat mendatang.

    Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao juga telah mengadakan pertemuan virtual dengan mitranya dari Uni Eropa, Malaysia, serta Arab Saudi dan Afrika Selatan.

    Dalam keterangan resmi maupun pemberitaan media lokal Tiongkok, sama sekali tak ada keterangan Indonesia masuk menjadi bagian dari ‘negara tetangga’ yang ditargetkan Xi. Baik sebagai kepastian maupun wacana. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Perang Dagang AS-China Meningkat, Harga Produk Mulai Naik

    Perang Dagang AS-China Meningkat, Harga Produk Mulai Naik

    Jakarta, Beritasatu.com – Penundaan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama 90 hari terhadap 75 negara kecuali China, memanaskan kembali perang dagang antara dua negara adidaya tersebut.

    AS memberlakukan tarif impor sebesar 145% terhadap barang-barang asal China, yang kemudian dibalas oleh China dengan mengenakan tarif sebesar 125% untuk produk-produk asal AS.

    Pada Kamis (10/4/2025), produk asal China yang telah beredar di pasar, termasuk platform seperti Amazon mengalami kenaikan harga. Kenaikan ini langsung dirasakan oleh konsumen di AS.

    “Barang-barang dari China yang ada di market space Amazon sudah dikenakan harga baru. Artinya, tarif impor yang diberlakukan oleh Donald Trump telah berdampak langsung pada harga barang konsumsi di AS. Kekhawatiran terhadap tensi dagang ini masih berlanjut karena ikut mendorong laju inflasi,” jelas Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan kepada Beritasatu.com, Jumat (11/4/2025).

    Felix menambahkan bahwa peningkatan inflasi ini berpotensi memicu resesi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi AS secara lebih signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.

    Beberapa analis dari Goldman Sachs pun telah memperkirakan potensi terjadinya resesi tersebut.

    “Goldman memperkirakan kemungkinan resesi mencapai 60%. Mayoritas analis juga memprediksi inflasi akan meningkat dari level saat ini, yaitu 2,3%,” tambahnya terkait perang dagang AS.

    Sementara itu, Donald Trump telah memperingatkan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell melalui akun Truth Social miliknya akhir pekan lalu, agar segera memangkas suku bunga. Namun, Powell menegaskan bahwa prioritas utama The Fed saat ini adalah menjaga inflasi tetap terkendali.

    Di sisi lain, mantan wakil ketua The Fed yang kini menjadi ekonom di Pimco menilai bahwa bank sentral tidak bisa gegabah memangkas suku bunga hanya karena ada proyeksi perlambatan ekonomi.

    Seperti dilaporkan The Washington Post, The Fed akan terus memantau data-data ekonomi terbaru untuk memastikan inflasi tetap berada di kisaran 2%, sesuai target bank sentral di tengah perang dagang AS-China.

  • Strategi Bertahan di Tengah Badai Tarif, Ini Rekomendasi Investasi Kuartal II 2025 – Page 3

    Strategi Bertahan di Tengah Badai Tarif, Ini Rekomendasi Investasi Kuartal II 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Chief Investment Officer DBS Hou Wey Fook memperkirakan bahwa 2025 akan menjadi tahun yang diwarnai oleh volatilitas. Pernyataan ini ia ungkap Pada awal kuartal pertama 2025. Saat ini, prediksi tersebut terbukti dengan terbitnya berbagai kebijakan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Kekhawatiran seputar kenaikan tarif yang meluas, ditambah dengan kebijakan imigrasi dan upaya Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) untuk memangkas jumlah pegawai federal telah mengurangi kepercayaan konsumen dan memicu kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi.

    Sejak euforia pasar pasca kemenangan Trump dalam pemilu, aset-aset berisiko telah mengalami penyesuaian dengan S&P yang membalikkan kenaikannya sementara imbal hasil Treasury AS dan dolar AS (greenback) keduanya mengalami penurunan.

    Di belahan dunia lain, fondasi hubungan AS-Eropa yang telah berlangsung lama mendapat goncangan hebat karena para pemimpin Eropa menyadari bahwa aliansi barat sekarang berada dalam krisis yang parah. Situasi ini memicu momen “apa pun taruhannya” di Jerman (dan secara luas, Eropa), di mana kebijakan fiskal konservatif yang telah mengakar kini mulai bergeser menuju stimulus besar-besaran.

    Untuk mencerminkan memudarnya keistimewaan AS dan realitas geopolitik yang baru, DBS CIO melakukan dua perubahan portofolio utama pada kuartal ini:

    Menurunkan porsi saham AS menjadi underweight dalam periode ke depan 3 bulan dengan tetap mempertahankan overweight 12 bulan; mempertahankan keyakinan pada sektor teknologi dan layanan kesehatan AS; dan
    Meningkatkan porsi pada saham Eropa menjadi overweight 3 bulan dengan tetap mempertahankan underweight 12 bulan; mencari peluang pada industri Eropa (subsektor pertahanan), keuangan, layanan kesehatan dan teknologi.

    Peralihan utama ini akan membantu untuk melakukan diversifikasi dari perdagangan yang ramai dan mengurangi risiko konsentrasi pada sektor teknologi AS dan saham Magnificent Seven (Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet (perusahaan induk Google), Meta, Nvidia, and Tesla).

    Untuk memperkuat ketahanan portofolio, investor disarankan untuk memperbanyak eksposur pada emas dan aset privat. Harga emas terus melonjak seiring dengan meningkatnya permintaan aset safe haven akibat ketidakpastian di bawah kepemimpinan Trump 2.0 dalam jangka pendek.

    Sementara itu, kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS dan meningkatnya risiko de-dolarisasi di tengah dinamika geopolitik menjadi faktor pendorong dalam jangka menengah hingga panjang.

    Dalam analisis sebelumnya, DBS CIO menyimpulkan bahwa portofolio 40/30/30 (40% ekuitas, 30% obligasi, 30% aset alternatif) mengalami penurunan nilai yang lebih ringan dibandingkan portofolio tradisional 60/40 selama periode tekanan finansial. Berdasarkan data dari Desember 2007 hingga September 2023, portofolio 40/30/30 mencatat volatilitas tahunan sebesar 9,3%, lebih rendah dibandingkan 11,4% pada portofolio 60/40.

     

  • Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street melonjak tajam pada Jumat (11/4/2025), mengakhiri pekan yang penuh gejolak akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

    Indeks S&P 500 menguat 1,8% setelah sempat berfluktuasi. Dow Jones Industrial Average juga bangkit dari penurunan awal hampir 340 poin menjadi naik 619 poin atau 1,6%. Sementara itu, indeks Nasdaq melonjak 2,1%.

    Secara keseluruhan, indeks S&P 500 naik 95,31 poin menjadi 5.363,36. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 619,05 poin menjadi 40.212,71, dan indeks Nasdaq Composite naik 337,14 poin menjadi 16.724,46.

    Dilansir dari AP, kenaikan indeks utama Wall Street terjadi di tengah meredanya tekanan dari pasar obligasi AS, yang selama sepekan ini memberikan sinyal kekhawatiran serius sehingga menarik perhatian para investor dan Presiden Donald Trump.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menembus 4,58% pada pagi hari, naik tajam dari 4,01% sepekan sebelumnya. Kenaikan imbal hasil ini bisa berdampak pada suku bunga KPR dan pinjaman lainnya, memperlambat ekonomi dan mengindikasikan tekanan pada sistem keuangan.

    Namun, imbal hasil tersebut turun kembali ke level 4,48% pada sore hari. Meski masih lebih tinggi dari sehari sebelumnya, penurunan ini meredakan ketegangan pasar.

    Kenaikan imbal hasil obligasi selama sepekan ini tergolong tidak biasa, karena biasanya terjadi penurunan saat sentimen pasar memburuk. Investor global diduga mulai melepas obligasi AS akibat kekhawatiran perang dagang dan tindakan Trump yang tidak konsisten soal tarif impor. Bahkan, muncul keraguan terhadap citra AS sebagai tempat paling aman menyimpan dana.

    Nilai tukar dolar AS juga terus melemah terhadap berbagai mata uang utama seperti euro, yen Jepang, dan dolar Kanada. Di sisi lain, harga emas mencetak rekor baru, memperkuat reputasinya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian.

    Gejolak pasar juga kembali memanas setelah China mengumumkan kenaikan tarif balasan atas produk-produk AS hingga 125%, menyusul eskalasi tarif oleh Trump.

    “Tarif-tarif AS terhadap China kini menjadi permainan angka tanpa makna ekonomi, dan akan menjadi bahan tertawaan dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar juru bicara Kementerian Keuangan China.

    Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini dinilai bisa memicu resesi global, meski Trump sebelumnya telah mengumumkan jeda 90 hari untuk sebagian tarif, kecuali untuk China.

    Sementara itu, lonjakan saham pada Jumat juga didorong laporan keuangan sejumlah bank besar AS yang melampaui ekspektasi. JPMorgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo membukukan laba kuartal pertama yang kuat. Saham JPMorgan naik 4%, Morgan Stanley naik 1,4%, sementara Wells Fargo turun 1%.

    Pada saat Wall Street menguat, di pasar internasional, pergerakan indeks saham cenderung bervariasi. Indeks DAX Jerman turun 0,9%, sementara FTSE 100 Inggris naik 0,6%. Nikkei 225 Jepang anjlok 3%, sedangkan Hang Seng Hong Kong naik 1,1%.

  • Prabowo Ungkap Rencana Bertemu Donald Trump: Saya Sudah Minta Waktu

    Prabowo Ungkap Rencana Bertemu Donald Trump: Saya Sudah Minta Waktu

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto, mengamini bahwa dirinya berencana untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Ketika ditanya oleh awak media mengenai kemungkinan pertemuan dengan tokoh Partai Republik yang kembali berhasil memenangkan pemilihan presiden AS tersebut, Prabowo menjawab singkat tetapi optimistis bahwa keduanya bisa bertemu.

    Hal tersebut disampaikannya usai menjadi pembicara dalam sesi ADF Talk di Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 yang digelar di Nest Convention Center, Antalya, Jumat (11/4/2025) waktu setempat.

    “Saya sudah minta waktu. Mudah-mudahan [bisa bertemu], ya,” ujarnya kepada wartawan.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengajukan permohonan agar Presiden Prabowo Subianto dapat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

    Bahkan, Sugiono menyebut permintaan pertemuan kedua kepala negara ini dilakukan sebelum pengumuman kebijakan tarif impor dari AS. Pertemuan tersebut direncanakan dalam konteks mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.

    “Kami sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan presiden Trump itu beberapa waktu yang lalu jauh sebelum tarif dan tentu saja dalam kaitannya dengan hubungan bilateral antar kedua negara, sekarang ada perkembangan situasi yang kita lihat,” ucapnya kepada wartawan dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (11/4/2025).

    Terkait dengan situasi terbaru soal tarif perdagangan, Sugiono menyatakan bahwa topik tersebut kemungkinan besar akan turut dibahas jika pertemuan dengan Trump terjadi.

    “Dengan perkembangan ini, saya kira itu juga pasti akan dibicarakan. Kita lihat saja nanti,” katanya.

    Sugiono juga mengonfirmasi bahwa pihak Kementerian Luar Negeri sudah mengirimkan surat permintaan resmi sejak awal masa jabatan Presiden Trump.

    “Sebelum ada [tarif Trump], sesaat setelah Presiden Trump dilantik waktu itu,” jelasnya.

    Dia menambahkan bahwa tim dari Indonesia juga telah bersiap untuk berangkat ke AS dalam waktu dekat sebagai bagian dari upaya diplomasi menyikapi kebijakan perdagangan baru yang diumumkan pemerintah AS.

    Ketika ditanya apakah sudah ada balasan dari pihak Gedung Putih, Sugiono belum memberikan jawaban pasti.

    “Kalau sudah [ada jawaban dari Gedung Putih], nanti dikasih tahu,” pungkas Sugiono.

    Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut. Vietnam mendapat tarif timbal balik “resiprokal” tertinggi 46%, sementara Indonesia 32%.

    Kebijakan kontroversial yang diumumkan Trump di Rose Garden, Gedung Putih pada Rabu sore (2/4/2025) waktu setempat memperdalam perang dagang yang ia mulai saat dirinya kembali menjabat sebagai Presiden AS.

    Bea masuk ini akan menimbulkan hambatan baru di negara dengan ekonomi konsumen terbesar di dunia ini, membalikkan liberalisasi perdagangan selama puluhan tahun yang telah membentuk tatanan global, dan menciptakan perang dagang baru.

    Negara-negara yang menjadi mitra dagang AS diperkirakan akan merespons dengan “tindakan balasan” masing-masing yang dapat menyebabkan harga-harga melonjak untuk semua produk, mulai dari sepeda hingga wine. Saham-saham berjangka AS merosot setelah pengumuman Trump.

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters.

  • Perang Dagang Global Belum Berdampak pada Bidang Infrastruktur

    Perang Dagang Global Belum Berdampak pada Bidang Infrastruktur

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengeklaim gejolak ekonomi global akibat perang dagang belum terlalu berdampak pada bidang infrastruktur.

    Dia menegaskan akan tetap berkomitmen untuk mencapai sasaran utama Presiden Prabowo Subianto di bidang infrastruktur yang disebut dengan PU608.

    “Di kami belum terasa, sekarang belum dan harapan saya tidak terdampak,” ujar Dody Hanggodo, di Jakarta, Jumat (11/5/2025).

    Dia menilai perang dagang melalui kebijakan tarif impor baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Donald Trump itu merupakan tengah menjadi konsentrasi menteri keuangan dan menko perekonomian.  

    “Namun, Presiden Trump masih pause 90 hari. Ya mungkin perlu lobi  khusus. Kan menko ekonomi, Bu Menkeu yang berangkat ke sana,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Dody mengatakan, pihaknya bakal tetap fokus mencapai tiga target utama di bidang infrastruktur yang disebut PU608 di tengah perang dagang global.

    Ketiga program itu di antaranya, target nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kurang dari 6, pengentasan kemiskinan menuju persentase 0% melalui makan bergizi gratis, serta mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 8% per tahun.

    “Saya pikir kalau PU608 itu wajib untuk dicapai. Karena itu untuk mendukung Asta Cita Pemerintahan Bapak Prabowo Subianto,” tambah Dody.

    Dody Hanggodo ingin menekankan kembali arahan Presiden Prabowo  terkait fokus pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun ke depan yang selaras dengan Asta Cita.

    Dody juga berpesan kepada seluruh insan PU untuk terus bekerja bersama dalam mencapai target-target sektor utama pada 2029, mulai dari pengelolaan sumber daya air dengan target kapasitas tampung sebesar 63,54 m3 per kapita dan efisiensi pemanfaatan air irigasi sebesar US$ 0,45 per m3.

    Lalu, ada target lain, yakni pembangunan jaringan jalan dan jembatan dengan target waktu tempuh lintas utama jaringan jalan nasional sebesar 1,7 jam per 100 km, dan peningkatan pelayanan dasar keciptakaryaan dengan target 30% rumah tangga dengan akses sanitasi aman, 38% timbunan sampah terolah di fasilitas pengolahan sampah, dan 51,36% rumah tangga perkotaan dengan akses air siap minum perpipaan.

    Target itu menurut Dody harus tercapai meskipun ekonomi dunia tengah berkecamuk karena perang dagang global akibat tarif Trump.

  • Prabowo Tegaskan Indonesia Tak Memihak Terkait Perang Dagang AS-China

    Prabowo Tegaskan Indonesia Tak Memihak Terkait Perang Dagang AS-China

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak memihak dalam menyikapi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang saat ini saling memberlakukan kenaikan tarif impor.

    Dalam keterangannya seusai menghadiri Antalya Diplomatic Forum di Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025), Prabowo berharap kedua negara dapat menemukan titik temu demi kepentingan bersama.

    “Saya harap, pada akhirnya, mereka bisa mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan,” ujar Prabowo.

    Ia menekankan Indonesia memiliki posisi netral karena baik AS maupun China adalah mitra dagang penting bagi Indonesia.

    “Kami tidak memihak. Kami menghormati semua negara. China adalah sahabat baik kami, begitu juga dengan Amerika Serikat. Kami ingin menjadi jembatan antara keduanya,” tegasnya.

    Pernyataan ini disampaikan di tengah memanasnya hubungan perdagangan antara AS dan China. Pemerintah China baru-baru ini menaikkan tarif impor hingga 125% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat sebagai respons atas kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya memberlakukan tarif hingga 145% terhadap produk Tiongkok.

    Kebijakan Trump tersebut diumumkan pada Rabu (9/4/2025), dan juga mencakup penangguhan sementara bea masuk atas sejumlah produk dari negara lain selama 90 hari.

    Dengan kebijakan terbaru ini, hampir seluruh perdagangan barang antara AS dan China kini dikenakan tarif tinggi. Sejak perluasan tarif oleh AS, porsi barang yang dikenakan bea masuk oleh China melonjak dari 67% menjadi 100%.

    Saat ditanya mengenai kemungkinan Indonesia memutuskan kerja sama dengan China demi mendekatkan diri ke AS, Prabowo langsung membantahnya.

    “Tidak, tidak mungkin memutus kerja sama. Hubungan Indonesia dan China sudah terjalin sangat lama dan erat. Tidak bisa diputus begitu saja,” jelas Presiden Prabowo.

  • RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

    RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengusaha mebel dan produk kerajinan khas Indonesia mengaku mengkhawatirkan adanya kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia. Hal ini akan mengganggu kinerja sektor industri tersebut.

    Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengungkapkan, AS merupakan pasar ekspor utama bagi Indonesia denga 53% produk mebel dan produk kerajinan di Tanah Air, dikirim ke Negeri Paman Sam.

    Diketahui, AS menetapkan tarif untuk Indonesia sebesar 32%. Namun, kebijakan yang awalnya akan diberlakukan pada Rabu (9/4/2025) ini, akan ditunda hingga beberapa bulan ke depan.

    “Sekarang ini, industri mebel dan kerajinan nasional ekspor ke AS sangat besar, 53,8% tepatnya. Itu kan sangat signifikan,” ungkap Abdul Sobur dalam acara bincang Corporate Insight, Jumat (11/4/2025).

    “Kalau terjadi pemberlakuan tarif masuk sampai 32%, pasti akan ada gangguan yang cukup besar,” sambungnya.

    Meski kebijakan tarif 32% dari AS ditunda, tetapi hal tersebut telah memberikan dampak pada kegiatan bisnis pelaku usaha mebel dan produk kerajinan.

    Abdul Sobur mengungkapkan, para pembeli di AS memilih untuk menunda pembelian produk-produk asal Indonesia. Imbasnya, barang-barang tersebut menumpuk di gudang. Dan kas keuangan para pengusaha tentunya tersendat.

    Mengingat kebijakan tarif resiprokal AS ditunda hingga beberapa waktu ke depan, para produsen ini telah mendesak para pembeli yang sudah memesan, untuk secepatnya menerima produk mebel dan kerajinan.

    “Dampak dari pengumuman itu terjadi eskalasi yang tidak kita harapkan. Karena ada sejumlah penundaan pengiriman dan penumpukan di pabrik,” bebernya.

    “Ada pertimbangan dari para buyer kami di AS untuk menunda pengiriman, karena situasinya masih belum stabil di lapangan,” pungkas Abdul Sobur terkait tarif Trump.

  • Prabowo Akui Minta Bertemu Donald Trump untuk Bahas Tarif Impor

    Prabowo Akui Minta Bertemu Donald Trump untuk Bahas Tarif Impor

    Antalya, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto mengaku sudah meminta waktu Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AS) untuk bertemu membahas soal tarif impor.

    Diketahui, mulai 9 April 2025 tarif impor yang diberlakukan bagi Indonesia adalah sebesar 32%. Meski demikian, saat ini Donald Trump masih menunda pemberlakuan tarif impor terhadap sebagian besar negara selama 90 hari.

    “Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan,” kata Prabowo seusai menghadiri Antalya Diplomatic Forum di Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025).

    Sementara itu, Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bersiap negosiasi untuk merespons kebijakan tarif resiprokal Presiden AS, Donald Trump. ASEAN sepakat tidak akan memberikan balasan atas tarif impor Trump yang baru.

    “Kami menyatakan niat bersama untuk terlibat dalam dialog yang jujur dan konstruktif dengan AS untuk mengatasi masalah terkait perdagangan,” bunyi pernyataan bersama oleh para menteri ekonomi ASEAN saat bertemu di Malaysia, dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).

    Menurut negara-negara ASEAN, komunikasi dan kolaborasi terbuka merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan hubungan yang tak hanya seimbang, tetapi juga berkelanjutan.

    Negara-negara ASEAN pun menegaskan komitmennya untuk tidak memberikan balasan apa pun atas kebijakan tarif impor Trump, meskipun China telah mendesak untuk mengambil sikap bersama untuk melawan.

  • Prabowo Subianto Sebut Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China – Halaman all

    Prabowo Subianto Sebut Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia akan bersikap netral dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta berharap kedua negara segera mencapai kesepakatan damai.

    “Saya berharap pada akhirnya kedua negara akan mencapai semacam kesepakatan,” kata Prabowo usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Turki pada Jumat (11/4/2025).

    Indonesia, kata Prabowo, tidak akan memihak salah satu negara dalam perang dagang tersebut.

    Indonesia bersikap netral karena memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Tiongkok.

    Sebaliknya, Prabowo ingin Indonesia menjadi jembatan antara kedua negara dalam mencari titik temu dari kondisi yang terjadi saat ini.

    “Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap Tiongkok sebagai teman baik kami, dan kami juga menganggap Amerika Serikat sebagai teman baik kami. Kami ingin menjadi jembatan,” katanya.

    Terkait kemungkinan Indonesia mengurangi kerja sama dagang dengan Tiongkok, Presiden membantahnya.

    Prabowo mengatakan bahwa mengurangi kerja sama dagang dengan Tiongkok merupakan hal yang tidak mungkin terjadi.

    “Oh, tidak mungkin. Tiongkok sangat dekat dengan Indonesia,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, perang dagang antara AS dan China terus memanas.

    Presiden AS, Donald Trump, menerapkan kenaikan tarif sebesar 145 persen atas barang impor asal China yang masuk ke negaranya.

    Kebijakan tersebut kemudian direspons China dengan menaikkan tarif impor atas produk-produk asal Amerika dari 84 persen menjadi 125 persen.