DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif Impor AS untuk Negosiasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Anggota Komisi IX DPR-RI,
Charles Meikyansah
, mendukung upaya negosiasi yang akan dilakukan Presiden
Prabowo Subianto
untuk mencegah kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut dia, penundaan kenaikan tarif impor selama 90 hari yang diputuskan oleh Presiden AS Donald Trump dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk negosiasi.
“Upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah harus didukung. Pemerintah bisa memanfaatkan waktu jeda yang ada,” ucap Charles dalam keterangannya, Sabtu (12/4/2025).
Ia menyatakan, perlu ada langkah cepat, baik melalui jalur diplomasi maupun di dalam negeri, untuk memastikan sektor industri tidak terdampak secara signifikan.
Charles menambahkan, penundaan tarif sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia memberikan peluang besar untuk bernegosiasi.
Dia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi tujuan alternatif investasi dan ekspor.
“Sektor tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur adalah contoh industri yang punya prospek cerah di tengah dinamika global ini,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk segera mempercepat kebijakan deregulasi ekspor, penyederhanaan izin usaha, serta insentif fiskal agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang re-shoring dari negara lain.
Sebagaimana diketahui, Trump menunda penerapan tarif impor jilid II yang seharusnya berlaku efektif pada Rabu (9/4/2025).
Penundaan ini berlaku selama 90 hari untuk 75 negara, kecuali China. Meskipun penundaan ini dilakukan, Trump tetap mengenakan tarif impor minimal sebesar 10 persen.
Penundaan tersebut juga berlaku untuk Indonesia yang sebelumnya dikenakan tarif 32 persen, sementara Vietnam yang dikenakan tarif 34 persen juga menjadi 10 persen untuk sementara waktu.
Trump menjelaskan, penundaan selama 90 hari ini diambil karena banyak pihak merespons secara berlebihan terhadap keputusannya mengenai tarif dagang.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa Prabowo telah meminta waktu untuk bertemu dengan Trump.
Salah satu isu yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah pengenaan tarif impor bagi Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Donald Trump
-
/data/photo/2024/12/24/676a73c933af7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif Impor AS untuk Negosiasi Nasional 12 April 2025
-

Ekonom: Fleksibilitas TKDN dan Penghapusan Kuota Impor Jadi Daya Tawar Hadapi Kebijakan Tarif AS – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan para menteri terkait untuk mengubah regulasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) lebih fleksibel.
Sebab menurutnya aturan saat ini cenderung dipaksakan sehingga Indonesia kalah secara kompetitif.
Pengamat ekonomi Erwin Suryadi mengatakan memang banyak pabrikan dalam negeri yang masih kesulitan menekan harga pokok produksi karena tak tersedianya atau terbatasnya bahan baku. Imbasnya banyak pabrikan lokal yang kesulitan berproduksi.
Menurutnya fleksibilitas TKDN dan penghapusan kuota impor jadi dua kebijakan yang memberi kesempatan bagi pabrikan dalam negeri untuk bersaing.
“Panjangnya rantai suplai yang harus dijalankan hanya untuk memperoleh kuota, pembayaran bea masuk untuk bahan baku, dan sekaligus juga penerapan kebijakan pembebasan pajak bagi produk jadi impor menjadi fakta yang mendorong makin tidak kompetitifnya pabrikan dalam negeri dibandingkan dengan produk impor,” kata Erwin kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).
Kondisi ini lanjutnya, juga diakui oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, yang menyampaikan bahwa penghapusan kuota impor dapat membantu ekonomi Indonesia.
Ia mengatakan kuota impor selama ini tidak memberikan penerimaan negara, menambah beban transaksi dan menimbulkan ketidakpastian perdagangan.
Menurut Erwin, langkah Prabowo mendorong pabrikan dalam negeri semakin berani melakukan terobosan teknologi yang bisa menyerap tenaga kerja. Ini karena waktu dan tenaga serta biaya dari pabrikan tidak lagi dihabiskan untuk memikirkan bagaimana memperoleh kuota bahan baku impor yang selalu dibatasi.
“Belum lagi kalau ada pertek-pertek (persetujuan teknis) yang bertabrakan dan tidak sinkron antar kementerian dan lembaga terkait,” jelasnya.
Sementara, pengamat ekonomi dan kebijakan publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengatakan, Indonesia harus secara jujur mengidentifikasi kelemahan struktural yang dapat menggerus daya tawarnya dalam menghadapi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Ketergantungan yang tinggi pada ekspor produk manufaktur padat karya tradisional seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur ke pasar AS yakni sekitar 32 persen ekspor non-migas, menempatkan Indonesia dalam posisi rentan.
“Produk-produk ini relatif mudah digantikan oleh negara pesaing seperti Vietnam, Bangladesh, atau Meksiko, yang mungkin lebih agresif dalam menawarkan insentif atau memiliki perjanjian perdagangan yang lebih menguntungkan dengan AS,” kata Achmad.
Selain itu tantangan regulasi domestik dinilainya juga sering dikeluhkan investor asing, termasuk dari AS. Mulai dari birokrasi yang berbelit, dan ketidakpastian hukum.
“Seperti birokrasi yang berbelit, ketidakpastian hukum, dan isu terkait TKDN, dapat menjadi batu sandungan,” tandasnya.
-

Tarik Ulur Tarif Trump, DPR AS Malah Bingung
Bisnis.com, JAKARTA- Keputusan mendadak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menghentikan sementara tarif perdagangan selama 90 hari memantik reaksi tajam dari anggota parlemen serta pasar keuangan.
Jeda kebijakan ini diumumkan pada hari Rabu (9/10/2025) waktu setempat, di tengah berlangsungnya sidang Dewan Perwakilan Rakyat AS mengenai kebijakan perdagangan.
Pengumuman tersebut disampaikan Trump melalui media sosial pada saat yang hampir bersamaan dengan kesaksian Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, di hadapan Sub-komite Perdagangan DPR.
Hal ini mengindikasikan bahwa keputusan strategis tersebut belum dikomunikasikan secara menyeluruh kepada pejabat perdagangan utama pemerintah AS.
“Ya, saya tahu keputusan itu dibuat beberapa menit yang lalu. Itu adalah sesuatu yang sedang dibahas,” ujar Greer ketika ditanya oleh Steven Horsford, anggota kongres Demokrat dari Nevada, perihal kapan menerima informasi penundaan tarif tersebut.
Mengutip Channel News Asia (CNA) pada Sabtu (12/4/2025), Jamieson Greer menjelaskan bahwa dirinya tidak mencantumkan keputusan tersebut dalam pernyataan pembuka karena belum berdiskusi langsung dengan Presiden Trump.
Sontak, pernyataan tersebut memicu kritik tajam dari Horsford yang mempertanyakan koordinasi dan transparansi dalam penetapan kebijakan dagang yang berdampak luas.
“Jadi Anda, perwakilan perdagangan belum berbicara kepada Presiden AS soal penataan ulang perdagangan global, tetapi dia [Trump] mengumumkannya melalui sebuah cuitan? Apakah ini manipulasi pasar?” tegas Horsford.
Melansir CBS News, pasar saham AS langsung merespons positif keputusan jeda tarif ini, usai sebelumnya mengalami tekanan akibat pengumuman awal terkait kebijakan tarif universal sebesar 10% untuk hampir seluruh negara, dan tarif khusus sebesar 125% untuk produk asal China.
Sebagai balasan, Beijing juga telah menaikkan tarifnya terhadap barang-barang asal AS.
Adapun, Horsford mengecam minimnya strategi komprehensif pemerintah dalam penataan ulang sistem perdagangan global. Dia menyebut langkah Trump berisiko menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi pelaku usaha kecil dan masyarakat AS. “Tidak ada strategi. Tidak ada rencana,” ujarnya dengan nada tinggi.
Horsford menegaskan tarif adalah alat. “Tarif dapat digunakan dengan cara yang tepat untuk melindungi lapangan kerja dan usaha kecil di AS, tetapi bukan itu yang dilakukannya,” lanjutnya.
Meskipun Greer mengaku bahwa ini bukan manipulasi pasar, namun Horsford menekankan bahwa ketidakselarasan dan minimnya komunikasi antar-lembaga pemerintahan justru bisa membuka celah terjadinya spekulasi yang tidak sehat.
“Presiden terpilih dan dia menjalankan kebijakan perdagangan dan saya menasihatinya dan melaksanakan kebijakannya,” ujar Greer menegaskan perannya.
Horsford menyatakan bahwa kondisi ini telah menciptakan ketidakpastian ekonomi dan berdampak nyata pada kesejahteraan warga. “Ini dapat menimbulkan kerugian besar pada rakyat Amerika, yang merupakan kekhawatiran kami sejak awal,” pungkas Horsford.
-

Presiden Prabowo Subianto Ajukan Permintaan Pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump – Halaman all
Presiden Prabowo Subianto telah meminta waktu untuk bertemu Trump, untuk membahas soal tarif impor hingga evakuasi warga Gaza, Palestina.
Tayang: Sabtu, 12 April 2025 15:34 WIB
Tangkapan Layar
PRABOWO & DONALD TRUMP – Presiden Prabowo Subianto dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Presiden Prabowo Subianto telah meminta waktu untuk bertemu Trump, untuk membahas soal tarif impor hingga evakuasi warga Gaza, Palestina.
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia telah meminta waktu untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas beberapa isu penting, termasuk tarif impor dan rencana evakuasi warga Palestina.
Prabowo menyampaikan informasi tersebut setelah menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Antalya, Turki, pada Jumat (11/4/2025).
“Saya sudah minta waktu bertemu Trump, mudah-mudahan,” ujar Prabowo dalam keterangan pers yang dilansir oleh Kompas TV pada Sabtu (12/4/2025).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono juga menyatakan bahwa permintaan Prabowo untuk bertemu dengan Trump telah disampaikan sejak awal masa jabatan Trump sebagai Presiden AS.
Menurut Sugiono, pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Pertemuan tersebut juga akan membahas tarif impor yang diberlakukan oleh AS terhadap Indonesia, yang mencapai 32 persen pada awal April lalu.
Selain itu, Prabowo juga ingin mendiskusikan rencana evakuasi warga Palestina ke Indonesia.
“Evakuasi warga Palestina ini bukan untuk mendukung rencana pengusiran seperti yang diinginkan AS-Israel. Itu kan tawaran kita untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat,” tegas Prabowo.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
“);
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}
else{
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
$(“#test3”).val(“Done”);
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else if (getLast > 150) {
if ($(“#ltldmr”).length == 0){
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
}
}
}
});
});function loadmore(){
if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast ;
if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
newlast=0;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;
$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else{
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast+1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
}Berita Terkini
-
/data/photo/2025/04/12/67f9a515a6905.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Ogah Berpihak Dalam Perang Dagang AS vs China Nasional 12 April 2025
Prabowo Ogah Berpihak Dalam Perang Dagang AS vs China
Tim Redaksi
HONG KONG, KOMPAS.com
– Presiden RI
Prabowo Subianto
menegaskan, posisi Indonesia tetap netral dalam menyikapi
perang dagang
antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Prabowo berharap
AS dan China
akan mencapai kesepakatan terkait perang dagang yang sedang berlangsung saat ini.
“Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap,” ujar Prabowo di Turkiye, Jumat (11/4/2025).
“Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara,” sambung dia.
Prabowo mengatakan, Indonesia ingin menjadi jembatan bagi AS dan China.
Sebab, baik China maupun AS sama-sama memiliki hubungan baik dengan Indonesia.
“Oh tidak mungkin (putus hubungan dengan China), China sangat dekat dengan Indonesia,” kata Prabowo.
Sementara itu, Prabowo menyebut dirinya sudah meminta waktu untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
“Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Perdagagan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menjadi bencana besar bagi negara-negara berkembang.
Dikutip dari Reuters, The International Trade Center (ITC) atau Pusat Perdagangan International menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berimbas pada perdagangan global yang dapat menyusut hingga 3%—7% dan produk domestik bruto global (global gross domestic bruto/GDP) hingga 0,7%. Dampak tersebut paling berdapak bagi negara-negara berkembang.
“Ini sangat besar. Jika eskalasi antara China dan AS ini berlanjut, ini akan mengakibatkan pengurangan perdagangan antara kedua negara hingga 80%, dan efek berantainya secara menyeluruh dapat menjadi bencana besar,” kata Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional Pamela Coke-Hamilton kepada Reuters, dikutip pada Sabtu (12/4/2025).
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada Rabu (2/4/2025). Selanjutnya pada Kamis (10/4/2025) dini hari Trump mengumumkan kebijakan tersebut akan dihentikan sementara selama 90 hari, kecuali China yang tetap dikenakan tarif sebesar 145%.
Kebijakan tersebut membuat pasar global bergejolak. Pada Jumat (11/4/2025), China merespons dengan menaikkan bea masuknya pada impor produk AS menjadi 125% dalam perang dagang yang mengancam akan memutus rantai pasokan global tersebut.
Dampak dari perdang dagang tersebut, Coke-Hamilton memperingatkan bahwa negara-negara berkembang berisiko mengalami kemunduran dari keuntungan ekonomi yang telah mereka peroleh dalam beberapa tahun terakhir.
“Tarif dapat memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya daripada pencabutan bantuan asing,” tandasnya.
Berdasarkan data ITC, beberapa negara paling tidak berkembang di dunia, termasuk seperti Lesotho, Kamboja, Laos, Madagaskar, dan Myanmar, mungkin berupaya meningkatkan hubungan perdagangan regional untuk menyerap hilangnya sebagian pasar AS untuk ekspor mereka.
Contohnya seperti Bangladesh, eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan dapat kehilangan US$3,3 miliar dalam ekspor tahunan ke AS pada tahun 2029 jika tarif AS sebesar 37% tetap berlaku setelah jeda 90 hari.
Sebagai alternatif bagi Bangladesh, Coke-Hamilton menyarankan agar perusahaan itu melirik pasar Eropa sebagai alternatif karena pasar tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan.
-

Video: Jurus Pengusaha Sawit Cegah Gangguan Ekspor Saat Perang Tarif
Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono menyebutkan perang tarif yang dikobarkan Presiden AS, Donald Trump akan berdampak pada kelangsungan ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit Indonesia.
Saat ini ekspor CPO RI ke AS mencapai 2,2 juta ton di tahun 2024 sehingga saat terjadi perang dagang maka rantai pasok global akan terganggu bahkan bisa menyebabkan krisis ekonomi dunia. Efeknya ekspor CPO RI akan sulit masuk ke AS maupun ke negara lainnya.
Menghadapi ini, GAPKI mendorong peningkatkan produktivitas lewat replanting lewat peremajaan sawit rakyat hingga penggunaan pupuk nabati. Di sisi lain, pemerintah mendorong pemanfaatan penyerapan CPO dalam negeri.
Seperti apa upaya GAPKI mengantisipasi dampak perang dagang? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Jum’at, 11/04/2025)
-

Respons Mentan Amran Sulaiman untuk Tarif Impor AS
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia tetap tangguh meski menghadapi dampak perang dagang global akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikkan tarif impor terhadap barang dari Indonesia.
“Dengan kebijakan tarif (impor), kita Indonesia kuat, kita punya CPO (minyak kelapa sawit mentah). Kita punya segala macam, (impor) ke Amerika,” ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Meskipun AS menaikkan tarif impor barang Indonesia hingga 32 persen, menurut Mentan Amran, hal tersebut masih bisa diatasi melalui berbagai strategi penyesuaian.
“Ini sangat mudah, kita geser. Gandum kita impor, karena kita tidak bisa produksi. Kita impor dari Amerika kurang lebih 10 juta ton, di sektor pertanian. Itu selesai. Kemudian, kedua adalah kita ekspor CPO (Crude Palm Oil) 1,7 juta ton ke Amerika, dan ke seluruh dunia itu 26 juta ton. Kalau dikatakan ini berkurang, langsung kita jadikan ‘buyer food’,” jelasnya.
Sebagai bentuk mitigasi, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan pemanfaatan minyak sawit dalam bentuk campuran bahan bakar, yaitu B40 (campuran 60 persen solar dan 40 persen biodiesel) dan B50 (50 persen solar dan 50 persen biodiesel).
Program B40 direncanakan mulai berjalan pada Januari 2025, sementara implementasi B50 ditargetkan paling lambat tahun 2026.
“Dan ini ada B40-B50, kita rancang, kita sudah persiapkan semua. Tetapi yang terpenting adalah, setiap tekanan selalu ada celah kita bisa gunakan,” ujar Ketua Umum IKA Universitas Hasanuddin tersebut dengan optimis.
-

Perang Dagang AS-China Memanas, Prabowo: Indonesia Ingin Jadi Penengah
PIKIRAN RAKYAT – Setelah menjadi pembicara dalam forum internasional Antalya Diplomacy Forum (ADF), Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar Perang Dagang antara Amerika Serikat dan China bisa diselesaikan melalui kesepakatan damai.
“Saya harap pada akhirnya mereka akan mencapai semacam kesepakatan, saya harap,” ucap Prabowo pada Jumat, 11 April 2025. Selama ini, kedua negara saling membalas tarif secara resiprokal. Bahkan, China menggugat Amerika Serikat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Amerika Serikat memulai dengan menaikkan tarif menjadi 54%, lalu dibalas China dengan tarif 34%. Presiden AS saat itu, Donald Trump, kembali menaikkan tarif menjadi 125%, dan China membalas dengan tarif 84%.
Terbaru, Amerika Serikat menerapkan tarif impor terhadap produk China sebesar 145%. Sebaliknya, China juga menaikkan tarif impor terhadap produk dari Amerika Serikat menjadi 125%.
Kondisi tersebut membuat tensi Perang Dagang kedua negara makin meningkat. Meski begitu, China disebut-sebut masih terbuka untuk negosiasi.
Di sisi lain, Donald Trump menunda penerapan tarif baru terhadap sejumlah negara selama 90 hari. Indonesia pun terdampak, dengan tarif impor resiprokal sebesar 32%.
Indonesia memihak siapa?
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memilih untuk bersikap netral dalam konflik dagang ini. “Tidak, tidak (memihak China atau AS),” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa baik China maupun Amerika Serikat adalah sahabat dekat bagi Indonesia. “Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik,” ucap Prabowo.
Ia menambahkan bahwa hubungan Indonesia dan China sudah sangat erat, sehingga sulit bagi Indonesia untuk menjauh. “China sudah terlalu dekat dengan Indonesia,” ujarnya.
Prabowo menyatakan keinginan Indonesia untuk menjadi penengah dalam konflik ekonomi antara dua kekuatan besar dunia ini. “Kami ingin menjadi jembatan,” kata Presiden.
Sikap netral juga diambil ASEAN. Organisasi ini memilih untuk tidak berseteru dengan Amerika Serikat, melainkan membuka ruang negosiasi. Sebelumnya, China sempat mengajak ASEAN untuk bergabung melawan AS.
Di tengah memanasnya situasi, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah tawaran strategis kepada Donald Trump. Tujuannya agar tarif impor dari Amerika Serikat terhadap produk Indonesia dapat diturunkan.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5092755/original/099742100_1736806628-IMG-20250113-WA0081.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Komdigi Kaji Dampak Tarif Trump untuk Sektor Teknologi dan Digital – Page 3
Presiden Prabowo Subianto ingin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas soal tarif impor.
“Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan,” kata Prabowo di Turki, seperti dikutip Sabtu (12/4/2025).
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil jalur negosiasi dalam merespons kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, keputusan ini didasari pertimbangan Amerika Serikat merupakan mitra strategis bagi Indonesia dan dalam berbagai pembicaraan dan rapat, Presiden Prabowo memberikan arahan agar Indonesia tidak mengambil langkah konfrontatif, melainkan menempuh strategi diplomasi ekonomi melalui negosiasi.
Sementara itu, menyikapi kondisi AS dan China, Prabowo berharap keduanya mencapai titik temu. Sehingga semua pihak tidak ada yang merasa dirugikan.
“Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap,” ujar dia.
Sebagai informasi, Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas dengan tarif impor balasan yang saling diterapkan kedua negara.
Donald Trump menargetkan tarif tinggi terhadap barang impor dari China yang mulai berlaku Kamis, 10 April 2025. Seiring hal itu, Gedung Putih mengklarifikasi kalau tarif kumulatif kepada China sebenarnya akan mencapai 145 persen.
China pun membalas tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan menaikkan tarif impor atas barang-barang AS menjadi 125 persen dari 84 persen.