Tag: Donald Trump

  • Bukan Cuma Tarif, Ini Teror Trump yang Bikin Ketar-ketir

    Bukan Cuma Tarif, Ini Teror Trump yang Bikin Ketar-ketir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teror Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak hanya soal tarif impor baru. Namun juga terkait peraturan mengenai mata uang kripto.

    Trump memang telah menjanjikan akan merombak aturan soal kripto. Termasuk membatalkan sejumlah tindakan keras pada sektor tersebut saat pemerintahan Joe Biden sebelumnya.

    Namun kebijakan Trump yang akan membuat stablecoin bisa melakukan transaksi cross-border membuat khawatir Menteri Ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti. Bahkan, ia menyebut kebijakan itu lebih berbahaya dari kebijakan tarif baru AS.

    “Akhir-akhir ini, fokus umum mengenai dampak tarif perdagangan. Namun yang lebih berbahaya adalah soal kebijakan AS mengenai mata uang kripto khususnya soal stablecoin berdenominasi dolar,” kata Giorgetti, dikutip dari Reuters, Rabu (16/4/2025).

    Stablecoin dipatok dalam dolar. Ini akan membuat kripto bisa mempertahankan nilai yang konstan.

    Menurutnya, stablecoin akan memberikan kesempatan orang yang berinvestasi diterima secara luas untuk transaksi cross border. Mereka tidak memerlukan rekening bank di AS.

    Tawaran itu jelas akan menarik banyak warga negara dengan mata uang yang tidak stabil. Seraya mengingatkan bahwa tidak boleh meremehkan daya tarik masyarakat di wilayah Eropa.

    “Namun daya tarik untuk orang-orang di zona euro tidak boleh diremehkan,” jelasnya.

    Bank Sentral Eropa (ECB) diketahui tengah mengerjakan Euro Digital. Ini adalah cara mempromosikan pembayaran dan melindungi mata uang fiat dari stablecoin.

    Euro Digital bisa jadi solusi bagi warga Eropa untuk melakukan pembayaran baik offline dan online. Selain itu juga melakukan penukaran uang.

    “Euro Digital sangat penting meminimalkan kebutuhan warga negara Eropa menggunakan solusi asing mengakses layanan dasar seperti pembayaran,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

  • Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempererat hubungan di Asia Tenggara di tengah tekanan perang dagang dari AS. 

    Melansir Kantor Berita Xinhua pada Rabu (16/4/2025), Xi Jinping bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dan mengatakan Beijing menyambut lebih banyak produk pertanian Malaysia.

    Xi juga meminta kedua negara untuk memajukan proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link pada sektor perkeretaapian dan program Two Countries, Twin Parks. Selain itu, Xi juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ekonomi digital, dan pembangunan hijau.

    “China dan Malaysia harus memperdalam sinergi strategi pembangunan, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk saling menguntungkan dan mencapai hasil yang saling menguntungkan, serta bersama-sama mengejar modernisasi,” jelas Xi.

    Dia melanjutkan, China juga mendukung Malaysia dalam perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean.

    Xi menuturkan, China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melaksanakan Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative), Prakarsa Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Prakarsa Peradaban Global (Global Civilization Initiative).

    China juga siap mendorong upaya negara-negara Selatan untuk mencapai kemajuan kolektif yang didorong oleh solidaritas dan pembangunan bersama.

    Sementara itu, melansir Bloomberg, Kunjungan Xi ke Malaysia menandai persinggahan keduanya di kawasan tersebut saat Beijing berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor yang terguncang oleh perang dagang Presiden Donald Trump yang semakin memanas. 

    Perjalanan tersebut dilakukan saat negara-negara berupaya mencapai kesepakatan mereka sendiri dengan Washington setelah Trump memukul mitra dagang dengan tarif timbal balik. Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari. Malaysia, khususnya, berupaya menurunkan tarif 24% dan mengamankan beberapa pengecualian ekspor.

    Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Sultan Ibrahim mengatakan dia yakin Malaysia dan China akan terus memperkuat kerja sama meskipun terdapat berbagai kesenjangan geopolitik di seluruh dunia.

    “Ada potensi besar bagi perusahaan dan investor China untuk mengeksplorasi peluang di Malaysia karena sejalan dengan pentingnya konektivitas regional dan pembangunan berkualitas tinggi di bawah program Belt and Road China,” katanya.

    Adapun, Xi mendarat di Malaysia pada Selasa (15/4/2025) malam setelah mengakhiri kunjungan dua hari ke Vietnam dan disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menjelang kedatangannya, pemimpin China tersebut mengatakan dirinya melihat perjalanannya sebagai kesempatan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dan memperkuat rasa saling percaya politik. 

    Setelah dari Malaysia, Xi akan singgah ke Kamboja yang menjadi tujuan terakhirnya dalam kunjungan kali ini mulai Kamis (17/6/2025) besok.

    Tur regionalnya menggarisbawahi posisi sulit yang dialami negara-negara Asia Tenggara. Sejak Trump mengenakan tarif tinggi pada China selama masa jabatan pertamanya, banyak dari negara-negara ini telah menjadi rute utama bagi ekspor China untuk mencapai AS. 

    Kini, AS menekan mereka untuk memutus jalur bisnis yang menguntungkan itu dengan mitra dagang terbesar mereka atau menghadapi tarif AS yang melumpuhkan.

    Malaysia menganggap China dan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya, dan telah mempertahankan hubungan terbuka dengan kedua negara tersebut. 

    Namun, sebagai negara yang bergantung pada perdagangan, negara ini merasakan tekanan. Pemerintah sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini karena perang dagang yang meningkat.

    Kunjungan kenegaraan terakhir Xi ke Malaysia adalah pada 2013, ketika kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, yang menyoroti kerja sama yang berkembang selama beberapa dekade.

  • Universitas Harvard Melawan Donald Trump, Rela Hilang Rp 37 Triliun, Berapa Lama akan Bertahan? – Halaman all

    Universitas Harvard Melawan Donald Trump, Rela Hilang Rp 37 Triliun, Berapa Lama akan Bertahan? – Halaman all

    Universitas Harvard Melawan Donald Trump, Rela Hilang Rp 37 Triliun, Berapa Lama akan Bertahan?

    TRIBUNNEWS.COM- Universitas Harvard mengatakan pihaknya tidak akan menuruti tuntutan Presiden AS Donald Trump – ada pendanaan federal atau tidak.

    “Tidak ada pemerintah – terlepas dari partai mana yang berkuasa – yang boleh mendikte apa yang dapat diajarkan oleh universitas swasta,” kata presiden Harvard Alan Garber dalam sebuah surat yang diunggah di situs web universitas tersebut.

    Tidak lama setelah Harvard menolak menyetujui daftar tuntutan Gedung Putih – yang mencakup arahan tentang cara mengatur, merekrut, dan mengajar – pemerintahan Trump membekukan dana federal sebesar $2,2 miliar (Rp 37 Triliun) untuk institusi tersebut.

    Banyak mahasiswa dan alumni memuji keputusan universitas untuk mempertahankan pendiriannya, meskipun ada konsekuensinya. 

    Mantan Presiden Barack Obama, yang juga seorang alumni, menyebut langkah Trump “tidak masuk akal” dan memuji Harvard sebagai “contoh bagi lembaga pendidikan tinggi lainnya”.

    Namun dengan miliaran yang dipertaruhkan, perebutan posisi yang lebih tinggi mungkin hanya serangan pembuka dalam perang gesekan antara pemerintah federal dan pendidikan tinggi.

    Serangan Trump terhadap Harvard tidaklah terisolasi – satuan tugas antisemitisme pemerintah telah mengidentifikasi sedikitnya 60 universitas untuk ditinjau.

    Masalahnya, kata pemerintah, adalah protes kampus pro-Palestina tahun lalu, yang mengguncang kampus-kampus di seluruh negeri, dan yang menurut pemerintahan Trump berkontribusi terhadap pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi.

    Bulan lalu, Universitas Columbia menyetujui banyak tuntutan pemerintah pasca protes – setelah pemerintah memotong dana sebesar $400 juta.

    Harvard juga membuat konsesi. Universitas itu setuju untuk bekerja sama dengan gugus tugas administrasi untuk memerangi antisemitisme. 

    Universitas itu memberhentikan para pemimpin Pusat Studi Timur Tengah dan menangguhkan Prakarsa Agama, Konflik, dan Perdamaian atas tuduhan bias anti-Israel.

    Dan pada bulan Januari, Harvard menyelesaikan dua tuntutan hukum yang diajukan oleh mahasiswa Yahudi yang menuduh adanya antisemitisme. 

    Universitas tersebut tidak mengakui adanya kesalahan, dan mengatakan bahwa penyelesaian tersebut menunjukkan komitmennya untuk mendukung mahasiswa dan staf Yahudinya.

    Namun, universitas tersebut menarik garis pada daftar tuntutan Gedung Putih pada hari Jumat.

    Mahasiswa Harvard Sa’maia Evans, yang merupakan aktivis dan anggota Organisasi Perlawanan Afrika dan Afrika Amerika di universitas tersebut, mengatakan keputusan universitas untuk mengambil sikap sudah lama diambil.

    “Harvard hanya akan melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya,” katanya kepada BBC. 

    Ia menunjuk protes di kampus dalam beberapa minggu terakhir – dan kritik luas atas kesepakatan Columbia dengan pemerintahan Trump – sebagai faktor yang membantu menekan pejabat universitas.

    “Mereka tahu publik – mereka akan menghadapi reaksi keras publik” jika mereka menyerah, kata Evans.

    “Akan menjadi hal yang tidak lazim bagi Harvard untuk melakukan sesuatu di luar kepentingannya sendiri.”

    Dengan dana abadi sebesar $53,2 miliar – angka yang lebih besar dari PDB beberapa negara kecil – Harvard secara unik mampu bertahan menghadapi badai. Namun para ahli mengatakan bahwa universitas tersebut masih dalam kondisi terdesak.

    “Sebagian besar pembuat kebijakan menganggap dana abadi sebagai rekening giro, kartu debit tempat Anda dapat menarik uang dan menggunakannya untuk tujuan apa pun,” kata Steven Bloom, juru bicara American Council on Education. “Tetapi sebenarnya tidak demikian.”

    Meskipun dana abadi Harvard sangat besar, disebutkan bahwa 70 persen uangnya dialokasikan untuk proyek-proyek tertentu – yang merupakan hal umum untuk dana abadi pendidikan, menurut Tn Bloom.

    Harvard harus membelanjakan uang sesuai dengan arahan para donatur, atau mereka akan menghadapi tanggung jawab hukum.

    Dan pengeluaran Harvard sangat besar – anggaran operasionalnya tahun 2024 sebesar $6,4 miliar. 

    Sekitar sepertiganya didanai oleh dana abadi – dengan 16?rasal dari pemerintah federal, sering kali untuk membantu hal-hal yang seharusnya memberikan manfaat bagi seluruh AS, seperti penelitian biomedis.

    Tn. Bloom mengatakan aturan emas untuk pendanaan dana abadi adalah bahwa universitas tidak boleh menghabiskan lebih dari 5?ri total dana abadi mereka setiap tahun. Untuk menutupi kerugian sebesar $2 miliar, universitas harus meningkatkan dana abadinya sebesar $40 miliar.

    “Anda tidak dapat menemukan 40 miliar dolar di bawah batu,” kata Tn. Bloom.

    Dan penderitaan itu hanya akan bertambah jika Trump mampu mewujudkan ancamannya untuk mencabut status bebas pajak Harvard. 

    Status itu membantu sekolah tersebut terhindar dari membayar pajak atas investasi dan propertinya. 

    Harvard memiliki kampus di seluruh wilayah Greater Boston, dan diperkirakan oleh Bloomberg telah menghemat $158 juta untuk tagihan pajak propertinya pada tahun 2023.

    Realitas situasi ini membuat sebagian pelajar skeptis tentang berapa lama hal ini dapat berlangsung.

    “Pemerintah dapat berbuat lebih banyak jika ingin menyerang Harvard, dan saya tidak optimistis hal itu akan berhenti setelah memotong $2,2 miliar,” kata Matthew Tobin, perwakilan akademis di dewan mahasiswa Harvard.

    Tn. Tobin mengatakan gagasan bahwa pemerintahan Trump membuat tuntutan ini untuk membantu Harvard adalah “omong kosong”.

    “Ini adalah serangan yang tidak beritikad baik,” katanya kepada BBC. 

    “Pemotongan dana ini ada hubungannya dengan Trump yang menyerang sebuah institusi yang menurutnya liberal, dan ingin melakukan kontrol lebih besar terhadap apa yang diajarkan orang dan bagaimana siswa belajar dan berpikir.”

    SUMBER: BBC

  • Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    PIKIRAN RAKYAT – Perang dagang berkepanjangan Amerika Serikat dan China berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan resesi, membuat risiko bertambah tinggi.

    Kecenderungan seperti ini tampaknya belum akan segera sirna, apalagi China terus meladeni tantangan perang dagang dari AS. Terutama sejak Presiden Donald Trump melancarkan perang tarif ke banyak negara.

    Donald Trump akan terus menghadapi masalah-masalah besar yang tak diharapkan, yang akan kian membesar seiring sikap keras sejumlah negara, terutama China yang terus meladeni manuver perang tarif.

    China merespons tarif Amerika Serikat dengan mengenakan tarif balasan pada barang-barang impor dari AS termasuk produk pertanian dan teknologi. Ketegangan perdagangan secara umum masih tinggi, negosiasi keduanya menyelesaikan sengketa terus menjadi perhatian.

    Ketergantungan Produk Made in China

    Sejumlah netizen membuat meme atau konten sindiran yang menggambarkan ketergantungan AS pada produk “Made in China” dan bagaimana tarif bisa memengaruhi ketersediaan barang murah.

    Ada juga diskusi dan kritik pada kebijakan tarif yang dianggap merugikan konsumen dan bisnis Amerika Serikat. Banyak yang menyadari sulitnya melepaskan diri dari produk China karena integrasinya dalam rantai pasokan global dan ketersediaan alternatif yang terbatas untuk sejumlah jenis barang.

    Ada persepsi umum di kalangan konsumen Barat, produk “Made in China” identik dengan kualitas rendah. Persepsi ini sebagian berasal dari masa lalu saat China pertama kali menjadi pusat manufaktur global.

    Meskipun masih ada produk berkualitas rendah yang diproduksi di China, banyak pabrikan mereka kini mampu menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi, terutama merek-merek internasional yang memiliki standar ketat.

    Perang dagang bisa memperkuat persepsi negatif “Made in China” di kalangan sebagian konsumen AS, meskipun kualitas produk itu sendiri mungkin tak selalu menjadi isu utama dalam sengketa perdagangan.

    Dampak

    Amerika Serikat sangat bergantung pada produk “Made in China” untuk berbagai macam barang seperti elektronik konsumen misalnya smartphone dan laptop, pakaian, mainan serta komponen industri.

    Rantai pasokan perusahaan-perusahaan AS sudah terintegrasi erat dengan manufaktur di China selama beberapa dekade terakhir karena biaya produksi yang lebih rendah.

    Tarif yang dikenakan AS pada barang-barang China secara langsung meningkatkan biaya impor bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang mengandalkan produk atau komponen dari sana.

    Selama beberapa dekade sebelum pandemi, konsumen Amerika Serikat menikmati era barang-barang murah sebagian besar karena impor dari China. Perang dagang dan tarif bisa mengakhiri era ini.

    Ketergantungan AS pada manufaktur China berpengaruh besar pada bagaimana tarif berdampak pada ekonomi Amerika, sementara kemampuan dan respons China menentukan dinamika dan potensi eskalasi konflik perdagangan ini.

    Persepsi kualitas produk “Made in China” juga memainkan peran membentuk opini publik dan respons konsumen pada langkah-langkah perdagangan yang diambil kedua negara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • RI Fokus Perkuat Pariwisata Gastronomi hingga MICE untuk Hadapi Efek Tarif AS

    RI Fokus Perkuat Pariwisata Gastronomi hingga MICE untuk Hadapi Efek Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan fokus mengembangkan pariwisata domestik untuk menghadapi kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini M. Paham menyampaikan, pariwisata menjadi sektor yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi gejolak global akibat tarif Trump. Untuk itu, pemerintah akan fokus mengembangkan pariwisata domestik.

    “Kita fokusnya di domestik turis dan di regional tourism,” kata Diah, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers 37th CAP-CSA di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025).

    Diah meyakini, pasar pariwisata domestik tetap kuat ditengah kondisi perang tarif. Untuk mendukung hal tersebut, Diah menyebut bahwa akan ada beberapa destinasi yang difokuskan untuk investasi dan juga difokuskan untuk program wisata.

    Diantaranya, wellness, gastronomi, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), dan event. Dia optimistis, keempat daya tarik wisata ini menjadi salah satu kunci yang dapat dikembangkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    Misalnya untuk gastronomi, Diah menuturkan bahwa pemerintah memiliki program Indonesia Spice Up the World (ISUTW). Sebagai informasi, ISUTW merupakan program pemerintah untuk mempromosikan kuliner dan rempah Indonesia. 

    Dia mengatakan, program ini bertujuan untuk memperkuat peluang dan kekuatan para pemangku kepentingan dalam hal pengembangan gastronomi. 

    “Tentu saja, ini salah satu program yang ingin kita dorong,” ujarnya. 

    Dalam catatan Bisnis, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana sebelumnya mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang dari perubahan dinamika global, dengan mengintegrasikan kesiapan destinasi, produk wisata, usaha pariwisata, tenaga kerja, hingga promosi.

    Dari sisi pemerintah, Widiyanti menyebut bahwa Kemenpar akan terus mengembangkan desa wisata dan mendorong aktivitas ekonomi berbasis pariwisata di seluruh Indonesia.  

    Harapannya, langkah ini dapat membuat distribusi ekonomi menjadi lebih merata dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekspor manufaktur yang terkena dampak tarif dagang AS. 

    “Didukung upaya promosi dan pengembangan yang Pemerintah lakukan, Kemenpar optimistis upaya ini akan menjadi sumber devisa yang tinggi, memitigasi dinamika global dan menjadi ekspor jasa penyeimbang,” kata Widiyanti dalam keterangannya. 

  • Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Washington DC

    Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat tak luput dari rencana pemangkasan anggaran, yang diwarnai penutupan misi diplomatik di luar negeri. Rencana ini muncul seiring upaya Presiden Donald Trump menekan pengeluaran pemerintah secara lebih luas dan mengurangi peran utama AS di panggung internasional.

    Deplu AS, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), dilaporkan akan mengusulkan perombakan jangkauan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan menghentikan berbagai program dan menutup sejumlah Kedutaan Besar juga Konsulat di seluruh dunia, demi memangkas anggaran hingga hampir 50 persen.

    Proposal tersebut, yang dimuat dalam memo internal departemen yang kini sedang dibahas secara serius oleh para pejabat senior AS, akan menghilangkan hampir semua pendanaan untuk organisasi-organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dukungan finansial untuk pemeliharaan perdamaian internasional akan dibatasi, bersama dengan pendanaan untuk pertukaran pendidikan dan budaya seperti Program Fulbright — salah satu beasiswa AS yang paling bergengsi.

    Memo internal itu, menurut laporan New York Times, menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan mengajukan anggaran sebesar US$ 28,4 miliar pada tahun fiskal 2026, mulai 1 Oktober. Jumlah itu disebut US$ 26 miliar lebih rendah dibandingkan angka pada tahun fiskal 2025.

    Disebutkan juga dalam dokumen yang beredar itu, menurut outlet media politik Punchbowl News, soal indikasi penutupan 10 Kedutaan Besar dan 17 Konsulat AS, termasuk misi diplomatik di Eritrea, Luksemburg, Sudan Selatan dan Malta.

    Lima konsulat yang ditandai untuk ditutup berada di Prancis, sedangkan dua konsulat lainnya ada di Jerman. Daftar itu juga mencakup misi diplomatik di Skotlandia dan Italia.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, berusaha meredakan kekhawatiran soal laporan pemangkasan tersebut. Dia menegaskan kepada wartawan bahwa: “Belum ada rencana akhir, anggaran final, dinamika akhir.”

    “Itu terserah kepada Gedung Putih dan Presiden Amerika Serikat saat mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka dan apa yang akan mereka serahkan kepada Kongres,” jelas Bruce.

    Tidak diketahui apakah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mendukung memo internal yang beredar itu. Namun dibutuhkan tanda tangan Rubio untuk pemangkasan apa pun sebelum diserahkan kepada Kongres AS.

    Hanya Kongres AS — di mana Partai Republik membutuhkan beberapa suara Partai Demokrat untuk meloloskan sebagian besar undang-undang — yang dapat mengesahkan pemangkasan semacam itu. Proposal itu kemungkinan akan menjadi pertimbangan besar dalam negosiasi para anggota parlemen AS atas anggaran tahun 2026.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Relokasi Warga Gaza ke Negara Lain Merupakan Tindakan yang Lebih Kejam dari Pembersihan Etnis

    Relokasi Warga Gaza ke Negara Lain Merupakan Tindakan yang Lebih Kejam dari Pembersihan Etnis

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah warga Palestina yang tewas imbas serangan Israel telah mencapai 51.000 orang sejak serangan Oktober 2023 lalu. 

    Jumlah korban luka juga telah bertambah menjadi 116.343 orang dan jumlahnya diprediksi terus bertambah di tengah terus berlangsungnya serangan penjajah di tanah Palestina.

    Kondisi di Gaza juga semakin diperparah dengan blokade bantuan oleh Israel yang berlangsung sejak 2 Maret 2025. Bantuan-bantuan dari dunia internasional sama sekali tidak bisa masuk ke Gaza.

    Padahal, bantuan-bantuan yang tertahan tersebut sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Kebutuhan dasar seperti makanan, air hingga bahan bakar sama sekali tidak diperbolehkan masuk.

    Melihat kondisi yang kian sulit di Gaza, Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus menyuarakan perjuangan rakyat Palestina. MUI mengeluarkan poin-poin pernyataan bersama menyikapi kondisi di Palestina.

    Poin-poin pernyataan bersama ini dikeluarkan MUI saat berdiskusi bersama sejumlah elemen masyarakat dari majelis lintas agama, organisasi sosial-kemanusiaan, organisasi kemasyarakatan, akademisi, lembaga filantropi, artis, budayawan, media, dan lembaga Pemerintah.

    Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan memimpin langsung pembacaan secara bersama-sama poin-poin pernyataan tersebut seusai Silaturrahmi Kemanusiaan untuk Palestina di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Senin, 14 April 2025. 

    Dilaporkan laman resmi MUI, berikut poin-poin sikap pernyataan bersama:

    Mendukung Fatwa Jihad Uni Ulama Internasional untuk jihad melawan Israel. Jihad yg dimaksud di sini adalah jihad dalam pengertian yang luas antara lain meliputi jihad diplomasi, politik, ekonomi, dan kemanusiaan. Menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam menciptakan perdamaian dan mencapai kemerdekaan Palestina, termasuk dalam upaya diplomasi dan militer guna menghentikan serangan Israel ke warga Gaza, membuka perbatasan Rafah agar aliran bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza, dan menyelenggarakan konferensi internasional untuk kemerdekaan Palestina. Menyerukan kepada seluruh Masyarakat Indonesia, untuk menyerahkan tugas jihad militer dan diplomasi kepada Pemerintah RI agar serangan Israel yang melanggar hukum internasional dapat segera dihentikan. Menolak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump merelokasi warga Gaza ke negara lain karena merupakan kejahatan internasional yang lebih kejam dari tindakan pembersihan etnis (ethnic cleansing) sebagaimana yang disampaikan oleh pelapor khusus PBB untuk Palestina; Memahami usulan Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan evakuasi kemanusiaan warga Gaza yang luka dan trauma parah serta membutuhkan penanganan kesehatan khusus untuk menjalani penyembuhan di Indonesia, dan evakuasi kemanusiaan tersebut sifatnya terbatas dan sementara, akan tetapi perlu kajian yang mendalam dan komprehensif sehingga Indonesia benar-benar siap; Siap untuk berpartisipasi mencari jalan terbaik bagi dukungan kepada warga Gaza dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Palestina hingga mencapai kemerdekaannya. Menyerukan tawakal dan tetap teguh dalam membela bangsa Palestina, menjaga persatuan, keutuhan dan kekuatan bangsa. Kepentingan bangsa harus tetap diprioritaskan, jangan sampai perbedaan pandangan mencederai persatuan. 

    “Demikian pernyataan bersama silaturahmi kemanusiaan untuk Palestina ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan yang mendalam umat Islam dan bangsa Indonesia,” kata Buya Amirsyah Tambunan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    Jakarta

    Pemerintah China menyatakan bahwa mereka “tidak takut” untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat, dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog. Hal ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Beijing harus datang ke meja perundingan.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan China atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/4/2025).

    Beijing mengatakan bahwa “AS-lah yang memulai perang tarif ini”.

    “Posisi China sudah sangat jelas. Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang,” ujar Lin. “China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut berperang,” tandasnya.

    Trump awalnya mengenakan tarif pada impor dari China atas dugaan perannya dalam rantai pasokan fentanil — dan baru-baru ini meningkatkan tarif tersebut secara tajam atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.

    Tahun ini, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145 persen pada banyak barang dari China.

    Pada hari Selasa (15/4) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa “bola ada di tangan China.”

    “China perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Karoline Leavitt.

    “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain kecuali mereka jauh lebih besar,” imbuhnya.

    Hal ini disampaikan Trump setelah dia mengatakan bahwa China telah “mengingkari” kesepakatan besar dengan raksasa penerbangan AS Boeing. Hal ini menyusul pemberitaan Bloomberg bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk tidak menerima pengiriman jet perusahaan tersebut lebih lanjut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Buka Peluang Diversifikasi dengan Cerdas, 5 Aplikasi Investasi Saham Amerika Terbaik di Indonesia

    Buka Peluang Diversifikasi dengan Cerdas, 5 Aplikasi Investasi Saham Amerika Terbaik di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, diversifikasi investasi menjadi semakin penting bagi investor yang ingin melindungi dan mengembangkan nilai aset mereka. Selain instrumen investasi seperti emas, properti, dan obligasi, saham luar negeri, terutama saham Amerika Serikat, menjadi pilihan menarik. Dengan memiliki saham perusahaan raksasa seperti saham Apple dan saham Google, investor bisa mendapatkan eksposur ke pasar global yang lebih stabil dan berkembang pesat. 

    Indeks S&P 500 saat ini berada di level yang cukup rendah, bahkan sempat menyentuh posisi Desember 2021 di angka 4.495,12. Sebagai catatan, S&P 500 merupakan salah satu indeks acuan utama untuk melihat kinerja pasar saham AS secara keseluruhan, layaknya IHSG di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan tarif impor dari Presiden Donald Trump yang menimbulkan kekhawatiran soal perdagangan global. Meski begitu, banyak perusahaan besar di AS masih mencatat kinerja yang cukup solid. Secara historis, S&P 500 memberikan imbal hasil rata-rata sekitar 10% per tahun. Jika ditambah potensi penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah sebesar 2-3%, total return bisa mencapai 13% per tahun. Ini menjadikan pasar saham AS tetap relevan sebagai alternatif investasi global, termasuk bagi investor Indonesia.

    Di dalam S&P 500, sejumlah saham teknologi seperti Google (GOOG) bahkan mencatatkan imbal hasil tahunan di atas 13%.

    *Asumsi kenaikan GOOG dalam 1 tahun ke depan akan sama dengan kenaikan GOOG dalam 1 tahun terakhir. – (Pluang/Istimewa)

    Simulasi ini menunjukkan dua skenario investasi di saham Google (GOOG). Di skenario pertama, jika kamu membeli hari ini dan menjualnya tahun depan dengan asumsi kurs USD/IDR konstan, kamu akan mendapat imbal hasil +13,9%. Di skenario kedua, jika kamu berinvestasi hari ini dan menjual tahun depan dengan asumsi nilai IDR bergerak, proyeksi imbal hasil dalam rupiah bisa mencapai +20,8% menggabungkan potensi kenaikan harga saham dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

    Bagi kamu yang ingin mulai berinvestasi di saham AS, berikut lima aplikasi terbaik yang tersedia di Indonesia dengan berbagai fitur serta produk inovatif yang dapat mendukung perjalanan investasi masyarakat luas:

    1. Pluang  
    Sebagai aplikasi investasi yang benar-benar komprehensif di Indonesia serta yang menjadi aplikasi pionir memberikan akses ke Saham AS, Pluang menawarkan beragam fitur unggulan untuk investor yang ingin mengakses pasar saham global. Dengan lebih dari 650 saham dan ETF AS, Crypto, Options, Crypto Futures, Reksa Dana, dan Emas Digital, Pluang memiliki pilihan aset terluas dibanding platform lain. 

    ● Leverage hingga 4x 
    ● USD Yield hingga 4,13% per tahun untuk pendapatan pasif
    ● Web trading dengan dukungan TradingView™ untuk pengalaman trading profesional dan fleksibel 
    ● Options trading untuk saham AS, fitur unik di antara platform Indonesia
    ● Fitur advanced orders seperti Take Profit (TP) dan Stop Loss (SL) 
    ● Fitur recurring buy untuk investasi otomatis bulanan 
    ● Pockets, fitur unik untuk berinvestasi di beberapa saham sekaligus berdasarkan strategi portofolio ala investor legendaris seperti Warren Buffett 
    ● Fitur extended hours untuk akses perdagangan di luar jam bursa regular
    ● Sangat kompetitif jika dilihat dari sisi biaya transaksi, spread, dan juga biaya top-up/withdrawal.

    2. Ajaib Alpha 
    Ajaib Alpha adalah bagian dari ekosistem Ajaib, yang memudahkan investor membeli saham AS dengan modal awal rendah dan fitur edukatif yang ramah pengguna. Selain saham AS, mereka juga menyediakan Crypto dan Crypto Futures.

    Keunggulan: 
    ● Modal kecil untuk mulai investasi saham Amerika, mulai dari hanya 1 USD 
    ● Interface sederhana dan ramah bagi pemula 
    ● Fitur edukasi lengkap bagi investor baru 

    3. Reku 
    Reku, yang awalnya merupakan platform aset digital, kini juga menyediakan akses ke saham Amerika, memungkinkan investor mengelola portofolio crypto dan saham dalam satu aplikasi.

    Keunggulan: 
    ● Akses ke saham AS dan crypto dalam satu platform 
    ● Biaya transaksi rendah sebesar 0,25% 
    ● Interface sederhana dan alat analisis yang andal 
    ● Opsi pembayaran yang praktis untuk transaksi 
    ● Fitur advanced orders seperti limit order dan stop order 

    4. GoTrade 
    GoTrade menawarkan pengalaman investasi saham Amerika, ETF dan options yang seamless, dengan kemampuan membeli saham fraksional, cocok bagi investor dengan modal kecil.

    Keunggulan: 
    ● Investasi saham fraksional mulai dari 1 USD 
    ● Interface intuitif dan mudah digunakan 
    ● Fitur baru seperti screener dan trailing-stop order untuk fleksibilitas trading 
    ● Fitur advanced orders seperti limit order dan stop order 
    ● Fitur recurring buy untuk investasi otomatis bulanan 

    5. Nanovest 
    Nanovest mengintegrasikan investasi saham Amerika, Crypto, dan emas digital dalam satu platform, dengan program loyalitas menarik untuk pengguna aktif.

    Keunggulan: 
    ● Akses ke saham Amerika dan crypto dalam satu aplikasi 
    ● Program loyalitas dan cashback untuk pengguna aktif 
    ● Integrasi mudah dengan dompet digital untuk transaksi tanpa hambatan
    ● Transfer aset digital tanpa biaya 

    Berinvestasi di saham Amerika kini semakin mudah bagi investor Indonesia, berkat berbagai platform investasi yang tersedia saat ini. Masing-masing aplikasi menawarkan fitur unik, namun Pluang menonjol sebagai pilihan paling komprehensif, menyediakan akses ke saham Amerika dan ETF terbanyak, alat trading canggih, serta peluang pendapatan pasif lewat USD Yield. Dengan memilih platform yang tepat, investor dapat mendiversifikasi portofolio secara efektif, memanfaatkan peluang pertumbuhan global, dan melindungi kekayaan dari fluktuasi nilai tukar.

  • Joe Biden: Trump Bawa Malapetaka, Baru Menjabat 100 Hari Bikin Hancur Pemerintahan AS – Halaman all

    Joe Biden: Trump Bawa Malapetaka, Baru Menjabat 100 Hari Bikin Hancur Pemerintahan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan presiden AS ke-45 Joe Biden, melontarkan kritikan tajam ke Donald Trump pasca presiden tersebut menetapkan kebijakan-kebijakan kontroversial.

    Kritikan itu disampaikan Biden saat memberikan pidato kepresidenan untuk pertama kalinya pada Selasa (15/4/2025) waktu setempat.

    Dalam pidatonya Biden menyebut kebijakan yang dilakukan pemerintahan Trump dapat membawa malapetaka bagi warga AS.

    Adapun kebijakan yang dimaksud yakni pemangkasan besar-besaran oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) yang dipimpin Elon Musk terhadap badan Jaminan Sosial AS.

    “Kurang dari 100 hari, pemerintahan ini telah melakukan banyak kerusakan dan begitu banyak kehancuran, sungguh menakjubkan hal itu bisa terjadi begitu cepat,” kata Biden dalam konferensi advokasi disabilitas di Chicago, dikutip dari CNN International.

    “Mereka menebas administrasi Jaminan Sosial, memaksa 7 ribu karyawan berhenti,” imbuhnya.

    Selama setengah jam, Biden menekan bahwa upaya perampingan termasuk pemecatan lebih dari 7.000 pegawai, penutupan kantor, dan restrukturisasi tugas sebagai langkah-langkah “ceroboh dan merusak”.

    “Banyak warga AS yang bergantung pada jaminan sosial untuk membeli makanan hanya untuk bertahan hidup,” kata Biden lagi.

    “Banyak dari penerima manfaat itu adalah satu-satunya pendapatan mereka. Jika dipangkas atau diambil, itu akan sangat menghancurkan, menghancurkan jutaan orang,” lanjutnya.

    Meskipun Biden tidak menyebut nama Trump secara langsung dalam pidatonya, kritiknya jelas ditujukan kepada kebijakan pemerintahannya.

    Pernyataan ini menandai kembalinya Biden ke panggung politik dengan fokus pada isu-isu sosial yang menjadi perhatian utamanya selama menjabat sebagai presiden. ​

    Parlemen Ikut krut Kritik Trump

    Kritikan tak hanya dilontarkan Joe Biden, beberapa anggota parlemen Demokrat telah menyatakan ketidakpuasan dengan kebijakan perdagangan saat ini.

    Termasuk diantaranya Senator Cory Booker, Demokrat dari New Jersey.

    Ia menilai kebijakan Trump telah memicu hambatan perdagangan karena mengguncang ekonomi dan menguras tabungan warga Amerika

    “Saya hanya ingin atas nama saya sendiri, menyampaikan kecaman keras dan tegas terhadap tarif Trump. Semuanya salah. Itu harus dikutuk,” ujar Booker.

    Senada dengan yang lain, Ray Dalio, pendiri dana lindung nilai Bridgewater Associates, mengatakan bahwa ia khawatir akan sesuatu yang lebih buruk daripada resesi.

    “Saya pikir saat ini kita berada pada titik pengambilan keputusan dan sangat dekat dengan resesi,” kata Dalio di acara Meet the Press di NBC News menanggapi pertanyaan tentang apakah AS kemungkinan akan mengalami resesi karena kebijakan tarif Trump.

    “Dan saya khawatir akan sesuatu yang lebih buruk daripada resesi jika hal ini tidak ditangani dengan baik.” imbuhnya

    Kebijakan Trump Bawa Bencana Ekonomi

    Terbaru, Mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers mengungkap adanya risiko resesi dengan kemungkinan 2 juta warga AS kehilangan pekerjaan, sebagai akibat dari kenaikan tarif yang sedang berlangsung.

    Peringatan diungkap Summers dalam wawancara di Wall Street Week dengan Bloomberg Television.

    Menurut Summers, kebijakan tarif Trump saat ini lebih ekstrim dari tarif yang diterapkan pada tahun 1930.

    Dapat menaikkan harga, merugikan konsumen dan bisnis AS, mengganggu perdagangan global, dan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.

    Lantaran tarif impor yang diberlakukan Trump memicu beberapa mitra dagang untuk melemparkan tindakan balasan terhadap tarif yang diberlakukan Trump tersebut, yang pada akhirnya membawa perdagangan dunia di ambang resesi.

    “Kemungkinan besar kita akan mengalami resesi – dan dalam konteks resesi, kita akan melihat tambahan 2 juta orang menganggur,” kata Summers.

    “Kita akan melihat kerugian dalam pendapatan rumah tangga sebesar 5.000 dolar per keluarga atau lebih,” imbuh Summers, yang merupakan profesor Universitas Harvard.

    Komentar serupa juga turut dirilis ekonom perbankan investasi Goldman Sachs Group Inc telah lebih dulu memperingatkan warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan resesi 45 persen dalam 12 bulan atau satu tahun ke depan.

    Bank investasi J.P. Morgan juga menempatkan kemungkinan resesi AS dan global sebesar 60 persen  buntut tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Sementara Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan kenaikan inflasi yang dapat mengancam keberlangsungan kondisi perekonomian AS buntut kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

    (Tribunnews.com / Namira)