Tag: Donald Trump

  • Impor LPG dan Minyak dari AS Melonjak, Neraca Dagang Diatur Ulang

    Impor LPG dan Minyak dari AS Melonjak, Neraca Dagang Diatur Ulang

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Indonesia kini tengah memacu impor komoditas energi dari Amerika Serikat (AS), seperti minyak mentah (crude oil), elpiji (LPG), dan bahan bakar minyak (BBM). Hal itu dilakukan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, lonjakan impor ini juga menjadi bagian dari strategi diplomasi untuk menegosiasikan tarif impor yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap produk ekspor asal Indonesia sebesar 32%.

    “Kita tahu neraca dagang Indonesia surplus sekitar US$ 14,5 miliar menurut data BPS, tetapi angka itu berbeda dengan pencatatan di Amerika. Untuk menyesuaikan, salah satu solusinya adalah meningkatkan impor energi dari AS,” ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Kamis (17/4/2025).

    Target Impor Energi dari AS Naik Drastis

    Bahlil mengungkapkan, pemerintah menargetkan impor LPG dari AS yang saat ini mencapai 54% akan ditingkatkan menjadi 80-85%. Sementara porsi impor crude oil, yang sebelumnya di bawah 4%, akan melonjak ke angka lebih dari 40%.

    Untuk BBM, jumlah impor dari AS yang masih minim juga akan ditambah dalam waktu dekat. “BBM juga demikian, nanti detailnya akan dibahas lebih teknis dengan tim dan Pertamina,” tambahnya.

    Strategi Diplomasi Ekonomi Lewat Energi

    Bahlil menegaskan, peningkatan kuota impor energi dari AS ini masih dalam tahap perundingan. Pembahasan tersebut dipimpin langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang tengah berada di Washington bersama tim lobi Indonesia.

    “Kita masih akan bahas detail teknisnya bersama tim dan Pertamina. Setelah negosiasi selesai, baru akan ditindaklanjuti untuk pengiriman,” tutup Bahlil.

    Langkah impor crude oil, LPG, dan BBM menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi kebijakan tarif impor Trump dan menata ulang neraca dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.

  • Jadi Korban Baru Tarif, Pemerintah California Gugat Donald Trump

    Jadi Korban Baru Tarif, Pemerintah California Gugat Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur California Gavin Newsom telah mengajukan gugatan hukum yang menentang serangkaian tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump, Rabu (16/4/2025). Hal ini terjadi lantaran industri negara bagian itu terdampak oleh perang tarif yang dikobarkan negara lain pasca keputusan Trump itu.

    Dalam laporan AFP, Newsom, yang dikenal menjadi rival politik Trump, menganggap bahwa manuver Trump itu sebagai langkah bunuh diri. Ia meminta agar Trump menarik kembali tarif-tarif tersebut.

    “Ini adalah gol bunuh diri terburuk dalam sejarah negara ini. Salah satu hal paling merusak yang pernah kita alami dalam sejarah Amerika modern,” katanya.

    Newsom kemudian mengatakan kesalahan pengelolaan ekonomi Trump merugikan warga Amerika sehari-hari, termasuk banyak dialami pemilih Trump. Ia menyebut manuver ini bernilai sangat mahal, sembari juga menggembosi keuntungan dari para donor dan teman miliarder presiden Partai Republik itu.

    “Ini adalah personifikasi korupsi… ini adalah omong kosong, di depan mata, setiap menit setiap hari, setiap jam. Bagaimana mungkin kita duduk diam dan membiarkan ini terjadi?” kata Newsom, yang secara luas diperkirakan akan mengajukan diri sebagai kandidat presiden pada tahun 2028.

    Menimpali Newsom, Jaksa Agung Rob Bonta meminta pengadilan untuk mengendalikan presiden. Ia bahkan menuding Trump bertindak seolah-olah dia berada di atas hukum, padahal tidak.

    “Kewenangan untuk mengenakan tarif berada di tangan Kongres. Sederhana saja, Trump tidak memiliki kewenangan untuk mengenakan tarif ini. Dia harus dihentikan,” tegasnya.

    Gugatan tersebut, yang menandai pertama kalinya sebuah negara bagian menggugat atas pungutan tersebut. Gugatan ini menentang kekuatan darurat yang disebut Trump yang memberinya wewenang untuk memberlakukan kebijakan tarif.

    California adalah ekonomi terbesar kelima di dunia, melampaui setiap negara bagian AS dan sebagian besar negara, dan merupakan rumah bagi bagian terbesar dari produksi manufaktur dan pertanian di AS. Secara angka, Negara Bagian ini bahkan menyumbang 14% PDB AS.

    Trump beberapa pekan lalu mengumumkan gelombang tarif resprokal untuk sejumlah negara. Hal ini memancing panasnya hubungan geopolitik dengan China, salah satu mitra dagang terbesar AS, di mana saat ini  Negeri Tirai Bambu telah menerapkan tarif 125% terhadap barang-barang AS. Trump membalas dengan merancang tarif hingga 245% bagi barang China. 

    (tps/tps)

  • Berdarah Setiap Hari Gegara Tarif, Jepang Gagal Amankan Deal ke Trump

    Berdarah Setiap Hari Gegara Tarif, Jepang Gagal Amankan Deal ke Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang masih belum membuahkan hasil yang pasti dalam mengamankan perdagangan dengan AS pasca tarif Presiden Donald Trump. Hal ini dilakukan meski Menteri Perdagangan Jepang Ryosei Akazawa telah mengunjungi Washington, Rabu (16/4/2025).

    Dalam sebuah keterangan pers, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan setelah utusannya mengadakan pembicaraan di Washington, ia memandang negosiasi di masa mendatang tidak akan mudah. Namun, ia mengatakan bahwa Trump telah memberikan prioritas yang baik kepada Jepang.

    “Tentu saja, diskusi yang akan datang tidak akan mudah, tetapi Presiden Trump telah menyatakan keinginannya untuk memberikan prioritas tertinggi pada negosiasi dengan Jepang,” kata Ishiba di Tokyo dikutip AFP.

    “Kami menyadari bahwa putaran pembicaraan ini telah menciptakan landasan untuk langkah selanjutnya, dan kami menghargainya. Diskusi Akazawa di Washington terus terang dan konstruktif.”

    Perusahaan Jepang merupakan investor terbesar di AS, dan merupakan mitra dagang otomotif utama. Tahun lalu sektor otomotif Negeri Sakura menyumbang sekitar 28% dari 21,3 triliun yen (Rp 2.383 triliun) ekspor Jepang ke AS.

    Namun, Jepang juga dikenai tarif dasar 10% yang sama yang diberlakukan Trump pada sebagian besar negara serta pungutan yang lebih tinggi pada mobil, baja, dan aluminium.

    Trump telah menangguhkan selama 90 hari apa yang disebut tarif timbal balik pada banyak negara, termasuk Jepang yang menghadapi tarif lebih lanjut sebesar 24%. Selain mengambil lebih banyak barang AS, Trump dilaporkan ingin Jepang membeli lebih banyak peralatan pertahanan AS dan berbuat lebih banyak untuk memperkuat yen terhadap dolar.

    Akazawa mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa pemerintahan Trump menginginkan kesepakatan perdagangan dalam pembekuan pungutan “timbal balik” selama 90 hari saat ini.

    “Saya memahami bahwa AS ingin membuat kesepakatan dalam waktu 90 hari. Dari pihak kami, kami ingin melakukannya sesegera mungkin,” ujarnya.

    Sebelum pergi ke Washington, Akazawa mengatakan laba perusahaan Jepang turun ‘dari hari ke hari’ akibat tarif yang dijatuhkan Presiden Trump. Ia juga menyerukan solusi yang cepat atas kondisi ini.

    “Karena beberapa tarif telah berlaku, laba perusahaan Jepang dipotong dari hari ke hari,” kata Akazawa di parlemen.

    Sementara itu, Trump mengatakan bahwa setelah bertemu Akazawa, Jepang dan AS telah membuat “kemajuan besar”. Menteri Jepang itu kemudian mengadakan pembicaraan dengan Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer.

    “Merupakan suatu kehormatan besar untuk bertemu dengan Delegasi Jepang di bidang Perdagangan. Sebuah kemajuan besar!” kata Trump dalam pesan media sosial yang tidak memuat rincian mengenai diskusi tersebut.

    (tps/tps)

  • Emas jadi `safe haven` andalan karena akses yang lebih mudah

    Emas jadi `safe haven` andalan karena akses yang lebih mudah

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom: Emas jadi `safe haven` andalan karena akses yang lebih mudah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 17 April 2025 – 21:21 WIB

    Elshinta.com – Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengatakan, emas menjadi aset safe haven andalan yang dipilih investor di tengah ketidakpastian global karena akses yang lebih mudah dan familiar dibandingkan safe haven lain seperti mata uang asing.

    Dalam hal ini, ia menambahkan bahwa investor ritel dalam kategori masyarakat kelas menengah pun lebih mudah untuk mengakses instrumen emas apabila mereka memiliki tabungan “dingin”.

    “Emas memang dari dulu sudah menjadi safe haven dan salah satu yang istilahnya memang mudah ‘dicerna’ dalam konteks investasi dibandingkan antarmata uang yang lebih sophisticated,” kata Eko dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis.

    Di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Eko mencatat adanya pergeseran investor global yang mulai beralih tidak hanya pada instrumen emas sebagai safe haven tetapi juga mata uang di luar dolar AS seperti euro, franc Swiss, dan yen Jepang.

    Pasar saham AS ikut anjlok setelah Trump melancarkan serangan tarif ke berbagai negara terutama kepada China. Anjloknya pasar saham rupanya tidak serta-merta menghijaukan pasar obligasi AS. Di sisi lain, indeks dolar AS juga berada dalam tekanan bahkan menurun di bawah level 100.

    “Investor menilai tingkat risiko dari ekonomi AS yang meningkat sehingga kemudian mereka meminta imbal hasil yang lebih tinggi untuk obligasi AS terutama yang tenornya jangka pendek,” kata Eko.

    Menurut pandangan Eko, respon investor yang memilih untuk tidak memindahkan dananya ke obligasi AS dan dolar AS cukup rasional karena mereka juga mempertimbangkan risiko-risiko dari kebijakan tarif Trump. Respon investor ini juga menunjukkan bahwa aset-aset AS tidak selalu menjadi center atau pusat.

    “Daripada mereka (investor) mungkin kehilangan atau mengalami kerugian investasi, ya sudah mereka kemudian memilih mata uang yang lebih stabil,” kata Eko.

    Namun ketika berbicara soal investasi valuta asing, Eko mengingatkan bahwa investor harus cermat melihat dalam jangka waktu pendek apalagi karena pasar uang sangat volatile.

    “Kalau misalkan emas itu kan untuk kebutuhan jangka menengah. Kalau orang mau uangnya tidak segera digunakan, emas menjadi pilihan. Tapi kalau yang sangat likuid seperti ini tentu hitung-hitungan risiko dan nature daripada bentuk aset yang dipilih itu penting,” kata dia.

    Senada dengan Eko, Ekonom Senior Indef Iman Sugema tidak merekomendasikan untuk investasi mata uang asing sebab situasi global sangat mudah berubah karena dampak dari perang tarif Trump.

    Namun, ia juga melihat dinamika “perebutan” kekuatan mata uang untuk menjadi mata uang perdagangan dunia yang mungkin semakin cepat dengan adanya perang dagang yang dilancarkan AS.

    “Kita memang harus lebih bijaksana terutama untuk investasi. Don’t be lagging behind, jangan berada di belakang, kita harus selalu di depan. Dan kalau untuk selalu di depan kan kita agak-agak susah. Kira-kira apa? Ya ini ke fundamental saja. Kalau Anda misalkan tidak perlu amat bermain exchange rate, ya sudah aset-aset yang biasa saja tidak usah yang terlalu volatile,” kata Iman.

    Sumber : Antara

  • Mantan Wamenlu Era SBY Buka Suara Soal Kekosongan Dubes AS

    Mantan Wamenlu Era SBY Buka Suara Soal Kekosongan Dubes AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia periode 2014, Dino Patti Djalal, buka suara terkait posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) yang telah kosong sejak 2023. Ia menyebut pemerintah harus segera menunjuk seseorang untuk mengisi kekosongan tersebut.

    “Menurut saya, salah satu tugas praktis yang perlu dilakukan dari segi politik warga adalah segera menunjuk dan mengirim duta besar Indonesia di Amerika Serikat,” kata Dino saat ditemui setelah konferensi pers peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).

    Dino menyebut situasi saat ini telah berubah, di mana hubungan AS dengan banyak negara menjadi lebih kompleks. Penunjukan segera Dubes AS, menurut Dino, pada dasarnya juga menjaga kemitraan komprehensif dan strategis antara Indonesia dengan Negeri Paman Sam.

    “Itu yang paling urgent menurut saya. Karena kalau nggak ada dalam 2 tahun ini akan dicatat oleh Washington juga kan. Mereka akan mikir ‘kalau kita penting kenapa dikosongin terus’. Padahal kita mempunyai kemitraan strategis dengan Amerika,” tambah Dino.

    Sementara, terkait dengan kriteria Dubes AS, Dino menyebut orang tersebut harus memiliki kemampuan yang dapat menyelesaikan masalah, terutama pada sektor ekonomi. Selain itu, sosok tersebut harus dapat menjaga kepercayaan antara kedua negara.

    Dino menyebut situasi di AS saat ini sangat berbeda dengan yang lalu, di mana dalam Pemerintahan Presiden Donald Trump, banyak sekali orang-orang baru di bawahnya, sehingga hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

    “Karena sekarang ini kompetitif sekali. Seluruh dunia sekarang, bukan seluruh dunia, banyak sekali negara yang sekarang mencoba untuk melakukan deal dengan Amerika, nyari waktu, nyari counterpart mereka, nyari teman disana, puluhan negara gitu,” papar Dino.

    “Jadi memang memerlukan (dubes dengan) kemampuan lobby dan skill negosiasi yang piawai,” tambahnya.

    Terkait isu posisi Dubes RI di AS akan diisi oleh orang non-diplomat, Dino menyebut tak masalah, asal sosok tersebut memiliki kemampuan dalam berdiplomasi.

    “Seperti yang tadi saya bilang, dia harus pintar berdiplomasi, paham lapangan, bisa menyelesaikan masalah, punya skill, bisa menjaga hubungan, bisa menciptakan hubungan baru dengan orang-orang yang baru, elit politik yang baru di sana. Dan, ya, asal siapapun diplomatnya, saya kira akan segera dibutuhkan (di sana),” pungkasnya.

    (tfa/wur)

  • 11 Update Perang Dagang Trump, China Tak Gentar-WTO Teriak-RI Melobi

    11 Update Perang Dagang Trump, China Tak Gentar-WTO Teriak-RI Melobi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang yang dicetuskan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membuat dunia bergejolak. Terbaru, Negeri Paman Sam ingin menambahkan tarif resiprokal kepada China sebesar 245%.

    Berikut update lain terkait perang dagang dan tarif Trump, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (17/4/2025).

    1. China Tak Takut dengan Tarif Trump

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian, dalam konferensi pers harian, Rabu (16/4/2025), mengatakan bahwa Beijing telah berulang kali menyatakan posisi seriusnya mengenai masalah tarif. Menurutnya, manuver seperti ini tidak akan menimbulkan kemenangan bagi AS.

    “China telah berulang kali menyatakan posisi seriusnya mengenai masalah tarif,” ujarnya, seperti dikutip China News pada Kamis.

    “China tidak ingin berperang dagang dengan AS, tetapi sama sekali tidak takut jika AS bersikeras memprovokasi,” tegasnya.

    Sebelumnya, tarif 245% ini tertuang dalam lembar fakta yang dirilis Gedung Putih, Selasa waktu setempat. Kantor Presiden Trump itu menyebut tarif jumbo ini diterapkan karena Beijing memperpanjang manuver tarifnya untuk barang-barang AS.

    China selalu membalas tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS. Terakhir, China memberlakukan tarif sebesar 125%. Namun, setelah mengumumkan hal tersebut, China menyatakan tidak akan bertindak lebih jauh terkait peningkatan tarif.

    2. WTO Respons Tarif Trump

    Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, akhirnya memberi komentar tentang perang dagang melalui kenaikan tarif impor, yang dilakukan pemerintahan Trump.

    Dalam konferensi pers Rabu, ia berujar tarif timbal balik (resiprokal) Trump, “sangat mengkhawatirkan” seraya memperkirakan bahwa perdagangan global akan turun tahun ini karena tarif Trump.

    “Penurunan ini diperkirakan akan sangat tajam di Amerika Utara,” kata WTO, yang memperkirakan perdagangan akan turun lebih dari sepersepuluh di kawasan itu, sebagaimana dimuat BBC pada Kamis.

    “Pemisahan AS dan China … fenomena yang benar-benar mengkhawatirkan bagi saya,” tambahnya.

    WTO sebelumnya memperkirakan perdagangan barang global akan tumbuh sebesar 2,7% pada tahun 2025 tetapi sekarang memperkirakan akan turun sebesar 0,2%.

    3. RI Nego Soal Tarif Trump 32% di AS-Bahas Palestina

    Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dilaporkan telah bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio di Washington, D.C., Amerika Serikat (AS) pada Rabu waktu setempat. Pertemuan itu digelar untuk membahas tarif Trump kepada Indonesia sebesar 32%.

    Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri (kemenlu) mengatakan kedua negara menegaskan komitmen kuat untuk memperluas kemitraan strategis, mulai dari politik-keamanan, perdagangan hingga investasi.

    Dilaporkan bagaimana Sugiono menyampaikan berbagai prioritas dan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, di antaranya ketahanan pangan dan energi, hilirisasi, serta pembangunan sumber daya manusia. Sejumlah prioritas tersebut, tegasnya, membuka peluang kerja sama konkret dengan Pemerintah AS.

    Ia juga menyuarakan penguatan kerja sama ekonomi RI-AS, termasuk dalam konteks rantai pasok. Investor AS diundang untuk berinvestasi di sektor mineral kritis, seperti nikel, dan sektor-sektor penting lain.

    “Pemerintah Indonesia telah banyak melakukan langkah-langkah deregulasi untuk mempermudah dan menciptakan situasi kondusif bagi investor asing,” ujar Sugiono.

    Selain itu, kedua Menlu juga membahas isu-isu regional dan global, seperti Laut China Selatan (LCS) dan Palestina. Mereka disebut menegaskan pentingnya mengedepankan semangat kerja sama dan dialog dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan.

    Khusus Palestina, Sugiono menyinggung evakuasi 1.000 warga Gaza sementara. Ia meyakinkan ini bukan relokasi karena mereka akan dikembalikan ke negaranya.

    “Pemerintah Indonesia juga siap untuk mengevakuasi sementara sekitar 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terluka untuk dirawat di Indonesia. Setelah itu, mereka akan dipulangkan kembali ke Gaza,” tambah Sugiono.

    4. Bos The Fed Blak-blakan Sebut Tarif Trump Membatasi Pertumbuhan

    Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyebyt tarif yang diberlakukan oleh Trump kemungkinan akan menaikkan harga dan membatasi pertumbuhan.

    “Tarif sangat mungkin menghasilkan setidaknya kenaikan sementara dalam inflasi,” kata Powell kepada Economic Club of Chicago. Ia memperingatkan bahwa dampak inflasi “juga bisa lebih persisten.”

    “Menghindari hasil tersebut akan bergantung pada besarnya dampak, pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sepenuhnya memengaruhi harga, dan, pada akhirnya, pada menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap tertambat dengan baik,” tambahnya.

    Di AS, Fed memiliki mandat ganda dari Kongres untuk memastikan harga yang stabil dan lapangan kerja berkelanjutan maksimum dari waktu ke waktu, tidak seperti beberapa bank sentral lainnya.

    Mereka mencoba menyeimbangkan kedua tujuan tersebut dengan menurunkan atau menaikkan suku bunga, yang bertindak sebagai penghambat atau pengekang permintaan dalam ekonomi AS.

    Powell mengatakan bahwa meskipun target ketenagakerjaan dan inflasi Fed sebagian besar seimbang, para pembuat kebijakan dapat menemukan diri mereka dalam “skenario yang menantang di mana target mandat ganda kami saling bertentangan.”

    Powell mengatakan bahwa Fed akan menunggu lebih banyak data tentang arah ekonomi sebelum mengubah suku bunga.

    “Untuk saat ini, kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan yang lebih besar sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap sikap kebijakan kami,” kata Powell dalam pernyataan.

    5. Trump Bakal Bertemu dengan Utusan Jepang untuk Bahas Tarif

    Trump mengatakan dia akan mengambil bagian dalam pertemuan dengan utusan perdagangan senior dari Jepang untuk negosiasi tarif pada Rabu. Ia akan bertemu dengan Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa, yang melakukan kunjungan tiga hari ke Washington pekan ini.

    “Jepang akan datang hari ini untuk merundingkan Tarif, biaya dukungan militer, dan ‘KEADILAN PERDAGANGAN.’ Saya akan menghadiri pertemuan tersebut, bersama dengan menteri keuangan dan perdagangan,” kata Trump di platform Truth Social miliknya.

    “Semoga sesuatu dapat diselesaikan yang baik (HEBAT!) untuk Jepang dan AS!” tambah presiden AS.

    Akazawa juga akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer di Gedung Putih pada Rabu.

    Pada tahun 2023, Jepang merupakan investor asing terbesar di AS. Sejak 1990, investasi langsung dalam ekonomi AS dari Jepang telah mencapai US$783,3 miliar (Rp13.191 triliun). Jumlah ini lebih banyak dari Kanada, Jerman, dan Inggris.

    Namun, investasi tersebut tidak menghentikan Trump untuk menargetkan impor Jepang dengan tarif “timbal balik”-nya.

    Meskipun pungutan sebesar 24% atas impor Jepang dimasukkan dalam jeda tarif 90 hari Trump, Jepang masih menghadapi tarif menyeluruh sebesar 10% untuk semua barang. Tokyo juga dikenakan tarif sebesar 25% yang ditetapkan presiden AS, khususnya untuk impor mobil, baja, dan aluminium.

    6. PM Singapura Tanggapi Penangguhan Tarif Trump

    Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan pada Rabu bahwa ada “sedikit rasa nyaman” dari AS yang menunda tarif besar-besaran di sebagian besar dunia.

    Setelah awalnya mengenakan tarif “timbal balik” pada sebagian besar mitra dagang AS, Trump tiba-tiba mengubah arahnya minggu lalu, mengumumkan penangguhan selama 90 hari.

    Namun, tarif “dasar” sebesar 10% untuk sebagian besar impor, serta tarif 25% untuk impor mobil, baja, dan aluminium, tetap berlaku.

    Dalam pidatonya di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Singapura, Wong mengatakan “persaingan geopolitik,” yang sebagian besar telah terbengkalai sejak berakhirnya Perang Dingin, telah “kembali dengan ganas” dan bahwa “negara-negara besar tidak lagi merasa aman secara ekonomi” di tengah meningkatnya perang dagang antara AS dan China.

    “Dulunya, saling ketergantungan ekonomi dipandang sebagai suatu keutamaan, tetapi kini justru dipandang sebagai suatu kelemahan,” kata Wong.

    Ia mengatakan bahwa meskipun tren ini bukanlah hal baru, “tren ini telah mencapai intensitas baru dengan langkah-langkah tarif AS terkini.”

    “AS telah menunda sebagian besar tarif timbal baliknya, tetapi tidak ada yang bisa diharapkan dari hal ini, karena tarif dasar saat ini masih jauh lebih tinggi daripada sebelumnya, dan perubahan tersebut telah menyebabkan ketidakpastian besar bagi bisnis di mana-mana,” kata Wong.

    “Tidak ada perusahaan yang dapat dengan nyaman merencanakan investasi jangka panjang sambil mengetahui bahwa tarif dapat diubah sewaktu-waktu,” tambahnya.

    Foto: Foto kolase Xi Jinping dan Donald Trump. (AP Photo)
    Foto kolase Xi Jinping dan Donald Trump. (AP Photo)

    7. Hong Kong Menangguhkan Layanan Pos ke AS Gegara Trump

    Layanan pos Hong Kong mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah menangguhkan pengiriman barang melalui laut ke AS karena taktik “intimidasi” Washington. Hongkong Post juga mengatakan akan menangguhkan layanan pos udara untuk barang mulai 27 April.

    “AS tidak masuk akal, menggertak dan mengenakan tarif secara kasar. Hongkong Post pasti tidak akan memungut apa pun yang disebut tarif atas nama AS dan akan menangguhkan penerimaan barang pos yang ditujukan ke AS,” kata departemen pemerintah dalam sebuah pernyataan.

    Meski begitu, paket yang hanya berisi dokumen tidak akan terpengaruh.

    Hong Kong, sebagai Daerah Administratif Khusus China, telah dikenakan tarif 145% yang sama dengan yang dikenakan Beijing.

    Awal bulan ini, Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengakhiri pengaturan bebas bea untuk barang senilai US$800 atau kurang mulai 2 Mei dan seterusnya. Ini merupakan sebuah langkah yang menurut Gedung Putih akan menekan pengiriman ilegal.

    Aturan baru ini akan membuat barang-barang bernilai rendah ini dikenakan pajak sebesar 30% atau biaya tetap sebesar US$25, yang akan berlipat ganda mulai 1 Juni.

    8. Pasar Saham Asia Kembali Anjlok Gegara Pembatasan Ekspor Chip AI Nvidia

    Pasar saham di Asia kembali anjlok pada Rabu setelah beberapa hari yang relatif tenang menyusul gejolak global minggu lalu yang disebabkan oleh tarif Trump.

    Hang Seng Hong Kong turun 2,5%, sementara indeks Shanghai Composite turun 0,9%. Indeks Nikkei 225 Tokyo turun 0,9%, dan Kospi Korea Selatan turun 0,7%.

    Kemerosotan terjadi setelah Washington tadi malam mengumumkan aturan perizinan baru pada pengiriman chip AI yang dibuat oleh raksasa AS Nvidia.

    Saham Nvidia turun 6,3% setelah kontrol yang lebih ketat pada ekspor chipnya ke China. Perusahaan mengatakan tindakan tersebut akan menelan biaya US$5,5 miliar.

    9. Tarif Trump Bikin Keok Industri Chip AS, Bisa Rugi Rp16,8 T

    Tarif Trump disebut dapat merugikan pembuat peralatan semikonduktor Negeri Paman Sam lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun per tahun. Hitungan ini telah dibahas oleh industri terkait dengan para pejabat dan anggota parlemen di Washington pekan lalu.

    Melansir Reuters, mengutip dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, mengatakan masing-masing dari tiga pembuat peralatan chip terbesar AS – Applied Materials, Lam Research dan KLA – mungkin menderita kerugian sekitar US$ 350 juta (Rp5,8 triliun) selama setahun terkait dengan tarif Trump. Saingan yang lebih kecil, seperti Onto Innovation, kemungkinan juga menghadapi puluhan juta dolar sebagai pengeluaran ekstra.

    “Perkiraan biaya yang dibahas minggu lalu di Washington termasuk pendapatan yang hilang, terutama untuk penjualan peralatan yang kurang canggih yang terlewatkan ke saingan luar negeri, dan biaya menemukan dan menggunakan pemasok alternatif untuk komponen kompleks alat pembuatan chip. Perkiraan tersebut juga mencakup biaya kepatuhan tarif, seperti menambahkan personel untuk menangani kompleksitas mengikuti aturan,” demikian laporan sumber tersebut.

    Dalam perkiraan awal, kerugian US$ 350 juta per perusahaan dapat berubah ketika tugas administrasi Trump berlaku. Perhitungan cepat sulit dilakukan karena setiap alat pembuat chip memiliki banyak komponen, dan rezim tarif akhir tidak jelas.

    Anggota parlemen dan pejabat administrasi membahas biaya tarif dengan eksekutif industri chip dan pejabat dari SEMI, sebuah kelompok perdagangan internasional, sebagai bagian dari dialog yang sedang berlangsung.

    Industri pembuat peralatan chip sebelumnya telah kehilangan miliaran pendapatan setelah mantan Presiden AS Joe Biden menerapkan serangkaian kontrol ekspor yang bertujuan untuk membatasi pengiriman peralatan manufaktur semikonduktor canggih ke entitas China.

    10. Harga Produk China Bakal Naik Gila-gilaan Gegara Trump

    Raksasa e-commerce asal China, Temu dan Shein, akan menaikkan harga produk yang dijual pada platform mereka mulai 25 April 2025. Keputusan ini menyusul pemberlakuan tarif Trump untuk barang impor China.

    Selain itu, pemerintahan Trump juga menghapus kebijakan ‘de-minimis’ yang sebelumnya membebaskan pajak impor barang-barang murah dengan harga di bawah US$800.

    Dalam surat yang dibagikan pekan ini, Temu dan Shein mendorong para konsumen untuk membeli produk di platform mereka sebelum 25 April 2025 ketika harga produk disesuaikan menjadi lebih mahal.

    Shein dan Temu mendulang popularitas di AS karena menawarkan harga-harga super murah. Hal ini dimungkinkan model bisnis kedua perusahaan yang menjual barang langsung dari produsen ke konsumen akhir, tanpa ada perantara.

    Selain itu, kebijakan de-minimis yang selama ini berlaku juga membuat barang-barang yang dijual Shein dan Temu tak kena pajak ketika dijual ke AS. Dengan dihapuskan kebijakan de-minimis, maka Shein dan Temu tak mungkin bisa menjual barang semurah sebelumnya.

    “Dikarenakan perubahan aturan perdagangan global dan tarif, biaya operasional kami naik. Untuk melanjutkan penjualan produk yang Anda sukai tanpa mengorbankan kualitas, kami akan membuat penyesuaian harga mulai 25 April 2025,” begitu pernyataan dari Shein dan Temu, dikutip dari Reuters, Kamis (17/4/2025).

    Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menyebut pendapatan hariannya menurun sejak disahkannya tarif Trump.

    “Sejak 5 April, CBP telah mengumpulkan lebih dari US$500 juta berdasarkan tarif timbal balik yang baru, yang berkontribusi terhadap total pendapatan tarif lebih dari US$21 miliar dari 15 tindakan perdagangan presiden yang dilaksanakan sejak 20 Januari 2025,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNBC International.

    Pembaruan tersebut muncul setelah gangguan selama 10 jam dalam sistem keuangan mencegah importir AS memasukkan kode yang akan membebaskan barang yang sudah berada di perairan dari kewajiban untuk dikenakan bea yang lebih tinggi.

    “Bahkan selama gangguan singkat tersebut, aliran pendapatan rata-rata CBP sebesar US$250 juta/hari tetap tidak terganggu,” kata CBP dalam pernyataannya.

    Trump telah berulang kali mengatakan bahwa Amerika Serikat memperoleh US$2 miliar per hari dari tarif, termasuk pendapatan yang secara langsung berasal dari apa yang disebut tarif “timbal balik”.

    Data terbaru yang dirilis Senin oleh Departemen Keuangan menunjukkan laporan harian departemen tersebut mengenai total simpanan yang tercantum dalam “Pajak Bea Cukai dan Cukai Tertentu” sebesar US$305 juta. Semua tarif dikumpulkan oleh Bea Cukai AS di titik masuk.

    (tfa/wur)

  • Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, mengatakan Israel harus menyerang Iran untuk mencegahnya mencapai kemampuan nuklir.

    Permintaan ini disampaikan setelah muncul laporan pada Rabu (16/4/2025), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memblokir rencana serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran untuk melanjutkan negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Iran.

    Benny Gantz, yang memimpin partai Persatuan Nasional Israel, mengatakan Israel “harus dan dapat menyerang Iran.”

    “Rezim Iran ahli dalam mengulur waktu,” katanya, Kamis (17/4/2025), dikutip dari Al Arabiya.

    “Negara Israel harus, dan dapat menghilangkan prospek kemampuan nuklir Iran.”

    “Berkoordinasi erat dengan sekutu besar kita, Amerika Serikat, sekarang saatnya mengubah Timur Tengah,” terang Benny Gantz.

    Sebelumnya, tepat sebelum perundingan pertama Iran dengan AS di Oman, Trump mengatakan Israel akan menjadi “pemimpin” serangan militer potensial terhadap Iran jika negara itu gagal menghentikan program senjata nuklirnya.

    “Jika itu memerlukan militer, kami akan menggunakan militer,” Associated Press melaporkan pernyataan Trump.

    “Israel jelas akan sangat terlibat dalam hal itu. Mereka akan menjadi pemimpinnya. Namun, tidak ada yang memimpin kami, tetapi kami melakukan apa yang ingin kami lakukan,” jelasnya.

    Putaran kedua pembicaraan yang dimediasi oleh Oman dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di Roma.

    Para pejabat AS belum berkomentar secara terbuka di mana pembicaraan akan diadakan.

    Perundingan Nuklir Iran-AS

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengirim menteri luar negerinya ke Rusia pada hari Kamis dengan sepucuk surat untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan dari Moskow menjelang putaran kedua perundingan nuklir dengan AS.

    Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran dengan pemboman dan memperluas tarif ke negara ketiga yang membeli minyaknya, jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington atas program nuklirnya yang disengketakan.

    Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat tempur tambahan ke wilayah tersebut.

    Dilansir Arab News, AS dan Iran mengadakan pembicaraan di Oman akhir pekan lalu yang digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai hal yang positif dan konstruktif.

    Menjelang putaran kedua perundingan yang akan berlangsung di Roma akhir pekan ini, Menteri Luar Negeri, Abbas Araqchi, mengatakan pada Rabu, hak Iran untuk memperkaya uranium tidak dapat dinegosiasikan.

    Rusia, sekutu lama Teheran, berperan dalam negosiasi nuklir Iran dengan Barat sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto dan penandatangan kesepakatan nuklir sebelumnya yang ditinggalkan Trump selama masa jabatan pertamanya pada 2018.

    “Mengenai masalah nuklir, kami selalu melakukan konsultasi erat dengan teman-teman kami, Tiongkok dan Rusia.”

    “Sekarang ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukannya dengan pejabat Rusia,” kata Araqchi kepada TV pemerintah.

    Negara-negara Barat mengatakan Iran sedang memurnikan uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, melampaui apa yang dapat dibenarkan untuk program energi sipil dan mendekati tingkat yang sesuai untuk bom atom.

    Iran membantah berupaya mendapatkan senjata nuklir dan mengatakan bahwa mereka memiliki hak atas program nuklir sipil.

    Moskow telah membeli senjata dari Iran untuk perang di Ukraina dan menandatangani kesepakatan kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Teheran awal tahun ini, meskipun tidak termasuk klausul pertahanan bersama.

    Kedua negara tersebut merupakan sekutu medan perang di Suriah selama bertahun-tahun hingga sekutu mereka, Bashar Assad, digulingkan pada Desember 2024.

    Putin tetap menjaga hubungan baik dengan Khamenei karena Rusia dan Iran dianggap sebagai musuh oleh Barat, tetapi Moskow ingin agar tidak memicu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.

    Rusia telah mengatakan bahwa serangan militer apa pun terhadap Iran akan ilegal dan tidak dapat diterima.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

  • Bahlil Menghadap Prabowo, Lapor RI Impor LPG-Minyak AS Rp 168 T

    Bahlil Menghadap Prabowo, Lapor RI Impor LPG-Minyak AS Rp 168 T

    Jakarta

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghadap Presiden Prabowo Subianto, Kamis (17/4/2025). Bahlil melaporkan soal rencana tambahan impor minyak dan LPG dan Amerika Serikat (AS).

    Bahlil mengatakan Indonesia akan menambah impor hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 168,2 triliun untuk produk LPG, minyak mentah atau crude oil, hingga olahan bahan bakar mentah (BBM).

    “Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude oil, dan BBM dari Amerika nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita. Di atas US$ 10 miliar,” beber Bahlil usai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).

    Indonesia akan menambah volume ekspor dari Amerika Serikat (AS) untuk menyeimbangkan neraca dagang kedua negara. Hal ini dilakukan dalam rangka negosiasi ke Amerika agar produk Indonesia tidak diberikan tarif impor selangit, saat ini Presiden Donald Trump menetapkan tarif hingga 32% untuk produk impor dari Indonesia.

    Menurutnya, Indonesia tidak menambah volume impor secara keseluruhan, sehingga tidak akan membebani APBN. Yang saat ini dilakukan adalah hanya mengubah asal impor minyak dan gas.

    Minyak dan gas yang awalnya didapatkan dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Tenggara kini dikurangi. Gantinya impor akan dilakukan langsung dari Amerika Serikat.

    “Ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kota impor kita. Gak ada sebenarnya. Switch aja, cuma dipindahin,” beber Bahlil.

    Menurutnya, hal ini tidak akan menimbulkan masalah juga antara Indonesia dengan negara-negara awal pengekspor minyak dan gas. Sebab selama ini perdagangan yang dilakukan di Indonesia tidak mengikat satu sama lain. Semua dilakukan dengan asas perdagangan bebas.

    “Ya ini kan persoalan dagang aja. Kita juga nggak ada sebuah keterikatan yang mewajibkan bahwa harus sama dengan yang sekarang. Biasa aja dagang,” sebut Bahlil.

    (hal/hns)

  • Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS – Halaman all

    Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS – Halaman all

    Menteri Luar Negeri Iran: Pengayaan Uranium Tidak Bisa Dinegosiasikan dalam Perundingan AS

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada tanggal 16 April bahwa pengayaan uranium Republik Islam tersebut “tidak dapat dinegosiasikan,” menyusul putaran perundingan nuklir terbaru yang dimediasi Oman antara Teheran dan Washington dan pernyataan yang saling bertentangan yang dibuat oleh utusan AS. 

    “Pengayaan Iran adalah masalah nyata yang dapat diterima. Kami siap membangun kepercayaan dalam menanggapi kemungkinan kekhawatiran, tetapi masalah pengayaan tidak dapat dinegosiasikan,” kata Araghchi pada hari Rabu. 

    “Tidak akan ada yang diperoleh di bawah tekanan, tetapi negosiasi yang disertai rasa hormat dapat menghasilkan kemajuan,” imbuhnya. “Jika AS mengambil sikap konstruktif, akan ada harapan bahwa negosiasi akan dimulai pada kerangka kesepakatan sementara.”

    Araghchi juga mengonfirmasi bahwa ia akan menuju Rusia dan akan menyampaikan pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Utusan AS untuk kawasan tersebut Steve Witkoff mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 15 April bahwa Iran harus “menghentikan dan menghilangkan” pengayaan nuklirnya.

    “Setiap pengaturan akhir harus menetapkan kerangka kerja untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Timur Tengah – yang berarti bahwa Iran harus menghentikan dan menghilangkan program pengayaan dan persenjataan nuklirnya. Sangat penting bagi dunia bahwa kita menciptakan kesepakatan yang tangguh dan adil yang akan bertahan lama, dan itulah yang diminta Presiden Trump kepada saya,” kata Witkoff. 

    Komentarnya muncul setelah wawancara Fox News awal minggu ini di mana Witkoff mengisyaratkan bahwa pengayaan uranium Iran yang terbatas dapat diterima. 

    Steve Witkoff mengatakan kepada Fox News pada hari Senin bahwa pembicaraan akan difokuskan pada tuntutan AS untuk pengawasan pengayaan uranium Iran dan pengembangan rudal apa pun yang mampu membawa bom nuklir.

    “[Iran] tidak perlu memperkaya lebih dari 3,67 persen. Dalam beberapa keadaan, mereka melakukannya pada 60 persen, dalam keadaan lain 20 persen. Itu tidak mungkin… Anda tidak perlu menjalankan – seperti yang mereka klaim – program nuklir sipil di mana Anda memperkaya lebih dari 3,67 persen,” kata Witkoff.

    Komentarnya menunjukkan bahwa Washington mungkin tidak menuntut pembongkaran total program nuklir, seperti yang didesak Israel.

    Seorang juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa kemampuan militer Iran adalah “garis merah” dalam perundingan nuklir.

    Kemampuan militer dan pertahanan Iran “tidak mungkin” dan “tidak akan pernah menjadi subjek negosiasi,” kata juru bicara IRGC Jenderal Ali Mohammad Naeini. 

    Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran dengan operasi pengeboman jika kesepakatan tidak tercapai, sambil mempertahankan kebijakan “tekanan maksimum” berupa sanksi terhadap Teheran. 

    Teheran telah menuntut diakhirinya tekanan dan ancaman AS, dan mengatakan pembicaraan akan terus berlanjut secara tidak langsung.

    Putaran perundingan AS-Iran berikutnya akan diadakan pada tanggal 19 April. Iran mengatakan perundingan akan diadakan di Oman lagi, meskipun ada laporan di media barat bahwa perundingan akan diadakan di Roma. 

    SUMBER: THE CRADLE

  • Tarif AS Tinggi, Indonesia Perlu Perluas Pasar ke BRICS dan Eropa

    Tarif AS Tinggi, Indonesia Perlu Perluas Pasar ke BRICS dan Eropa

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia perlu memperluas kerja sama perdagangan dengan negara-negara BRICS dan Uni Eropa sebagai langkah strategis meredam dampak negatif kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden Donald Trump baru-baru ini.

    Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Anggota Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2023–2028, Muhammad Edhie Purnawan, menyatakan Indonesia menghadapi tantangan besar akibat tarif impor sebesar 32% yang diberlakukan AS.

    “Tarif 32% dari AS tentu akan menggerus kinerja ekspor Indonesia,” ujarnya dalam Forum Group Discussion bertajuk Meracik Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump di kantor B-Universe, Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    AS diketahui berkontribusi sekitar 10% terhadap total ekspor Indonesia pada 2024. Untuk itu, Indonesia perlu mengantisipasi dampak kebijakan tarif AS tersebut dengan memperluas pasar ekspor alternatif.

    Edhie menilai, langkah diplomasi dan negosiasi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dengan AS adalah langkah awal yang baik, tetapi perlu diiringi dengan strategi diversifikasi pasar ekspor.

    “Pemerintah harus jeli melihat peluang kerja sama baru. Negara-negara BRICS seperti India dan Afrika Selatan serta pasar Uni Eropa adalah potensi yang besar,” jelasnya.

    Menurutnya, penguatan posisi Indonesia di ASEAN dan keanggotaan BRICS dapat menjadi solusi jangka menengah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

    “Keanggotaan Indonesia di BRICS bisa membuka akses pasar alternatif, dan kerja sama regional dengan Uni Eropa juga patut dikedepankan untuk menyiasati tarif AS,” pungkas Edhie.