Tag: Donald Trump

  • AS Ternyata Penyumbang Terbesar Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

    AS Ternyata Penyumbang Terbesar Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 4,33 miliar pada Maret 2025. Amerika Serikat (AS) menjadi negara penyumbang surplus terbesar.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,9 miliar dalam perdagangan dengan AS. Nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 2,6 miliar, sementara impor dari AS sebesar US$ 1,9 miliar.

    “Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,9 miliar dengan Amerika Serikat,” ucap BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Senin (21/4/2025).

    Adapun komoditas utama penyumbang surplus perdagangan Indonesia dengan AS antara lain mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$ 465 juta, alas kaki US$ 239,7 juta, lemak dan minyak nabati US$ 238,7 juta.

    Meski mencatat surplus neraca perdagangan, Indonesia tetap mengalami defisit perdagangan dengan tiga negara utama pada Maret 2025, yaitu China sebesar US$ 1,1 miliar, Australia US$ 353,2 juta, dan Thailand US$ 195,4 juta.

    Tarif Impor Donald Trump

    Meskipun menjadi negara penyumbang surplus terbesar, produk ekspor Indonesia ke AS kini dikenakan tarif impor tinggi, setelah AS memberlakukan penambahan bea masuk sebesar 10% sejak awal April 2025. Hal ini menyebabkan tarif naik dari semula 10%–37% menjadi 20%–47%, terutama untuk produk unggulan seperti tekstil, garmen, furnitur, dan alas kaki.

    Sementara itu, tarif resiprokal era Presiden Donald Trump sebesar 32% yang sebelumnya sempat ditunda selama 90 hari, kini tengah dibahas kembali. Pemerintah Indonesia dan AS telah menyepakati negosiasi perdagangan selama 60 hari dalam kerangka kerja (framework) yang bertujuan menciptakan sistem perdagangan yang adil dan seimbang antara kedua negara. Kebijakan tarif impor trump ini tentu saja akan memengaruhi surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS.

  • Video: Menteri UMKM: Tak Perlu Reaktif Sikapi Perang Dagang AS

    Video: Menteri UMKM: Tak Perlu Reaktif Sikapi Perang Dagang AS

    Jakarta, CNBC Indonesia- Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menaikkan tarif impor AS kepada 185% telah menimbulkan kekhawatiran terhadap gangguan rantai pasok dan perlambatan ekonomi dunia.

    Menteri UMKM, Maman Abdurrahman melihat kebijakan tarif impor AS ini sebagai langkah politik Presiden Trump dalam mendorong negosiasi dagang AS dengan negara mitranya di seluruh dunia.

    Hal ini juga dilakukan Indonesia yang tengah melakukan negosiasi dagang dengan pemerintah AS. Manuver Presiden AS ini disebut Menteri Maman sebagai proses negosiasi dagang biasa dan tidak perlu ditanggapi dengan reaktif.

    Bagi sektor UMKM, era perang dagang ini berpotensi mengerek harga jual produk RI di Amerika Serikat namun hal ini “belum tentu” berimbas ke penurunan penjualan RI ke AS. Kondisi ini juga harus menjadi momentum bagi produk UMKM untuk memperluas pasar di dalam negeri.

    Seperti apa Kementerian UMKM menyikapi dampak perang dagang ke UMKM? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 21/04/2025)

  • AS Sumbang Surplus Dagang Terbesar ke RI pada Maret 2025

    AS Sumbang Surplus Dagang Terbesar ke RI pada Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat menjadi negara yang memberi surplus perdagangan terbesar dengan Indonesia pada Maret 2025, meski ada ancaman tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan surplus perdagangan nonmigas Indonesia dengan AS senilai US$1,98 miliar.

    Surplus tersebut lebih besar dari bulan sebelumnya atau Februari 2025, yang mana AS menyumbang surplus perdagangan ke Indonesia sebesar US$1,57 miliar.

    “Komoditas penyumbang surplus terbesar dengan Amerika seperti biasa ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagian [US$465 juta], alas kaki [US$239,7 juta], dan lemak dan minyak hewan nabati [US$238,7 juta],” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Negara selanjutnya yang penyumbang surplus perdagangan terbesar ke Indonesia adalah India yaitu sebesar US$1,04 miliar, yang kemudian diikuti oleh Filipina yaitu sebesar US$714,1 juta.

    Di sisi lain, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Tiga negara penyumbang defisit terbesar yaitu China (US$1,11 miliar), Australia (US$353,2 juta) dan Thailand (US$195,4 miliar).

    Sementara itu, secara keseluruhan BPS mengumumkan neraca perdagangan tercatat surplus senilai US$4,33 miliar pada Maret 2025. Amalia mengatakan nilai surplus tersebut naik US$1,23 miliar secara bulanan. “Indonesia mencatatkan surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020,” ujarnya.

    Amalia menyebutkan surplus ditopang komoditas nonmigas dengan surplus perdagangan senilai US$6 miliar. Sejumlah komoditas pendorong surplus antara lain lemak dan hewan minyak nabati, bahan bakan mineral, serta besi dan baja.

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas defisit US$1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” jelasnya.

    Sebagai informasi, pemerintah sendiri sedang melakukan negosiasi tarif resiprokal Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menyerahkan proposal tawaran negosiasi ulang penerapan tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32% ke Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Washington DC, AS pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat.

    Airlangga menyampaikan Indonesia menawarkan untuk meningkatkan pembelian dan impor barang AS agar menyeimbangkan defisit perdagangan antar kedua negara. Memang, Indonesia merupakan negara penyumbang defisit terbesar ke-15 ke neraca perdagangan AS pada tahun lalu.

  • China Wanti-wanti AS Great Depression 1930 Bisa Terulang Akibat Tarif Trump

    China Wanti-wanti AS Great Depression 1930 Bisa Terulang Akibat Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China kembali mengingatkan ancaman krisis ekonomi global atau The Great Depression 1930 sebagai contoh ekstrem yang bisa terulang akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump. 

    Dikutip melalui Reuters pada Senin (21/4/2025), Duta Besar China untuk AS Xie Feng mendesak Washington untuk mengakhiri kebijakan tarif tinggi dan memilih jalan koeksistensi damai.

    Xie menyampaikan bahwa kebijakan tarif sepihak dapat mengguncang perekonomian dunia dan mengingatkan pada kebijakan proteksionis AS yang ikut memicu krisis ekonomi besar hampir satu abad lalu.

    “Tarif yang diterapkan AS pada tahun 1930 memperdalam Depresi Hebat [The Great Depression]. Kita harus belajar dari sejarah dan menghindari kesalahan serupa,” ujar Xie, sebagaimana dikutip dari situs resmi Kedutaan Besar China di AS, Senin (21/4/2025).

    Menggunakan analogi dari pengobatan tradisional China, Xie menekankan pentingnya keseimbangan antara kekuatan besar dunia. 

    Dia menggambarkan hubungan China-AS sebagai ‘resep pengobatan’ yang membutuhkan harmoni agar menghasilkan efek positif bagi dunia.

    “Seperti resep obat yang menggabungkan banyak bahan untuk saling menguatkan, dunia cukup besar untuk menampung baik China maupun Amerika Serikat. Kita harus membantu satu sama lain untuk sukses, bukan saling menjatuhkan,” kata Xie.

    Ketegangan dagang antara kedua negara kembali meningkat, dengan kedua belah pihak saling mengenakan tarif lebih dari 100% serta pembatasan di bidang perdagangan, investasi, hingga kebudayaan.

    China juga mengkritik rencana AS untuk mengenakan biaya pelabuhan tambahan terhadap kapal-kapal yang terhubung dengan Negeri Tirai Bambu. 

    Sementara itu, negara-negara seperti Jepang dan Taiwan mulai menjajaki negosiasi dengan Washington terkait kebijakan tarif yang dijuluki “Liberation Day Tariffs” oleh mantan Presiden Donald Trump. Namun, belum ada dialog tingkat tinggi yang dijadwalkan antara AS dan China hingga saat ini. 

    Trump sebelumnya menyebut bahwa percakapan pribadi dengan China berlangsung baik, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Di sisi lain, Beijing menegaskan bahwa dialog baru bisa dimulai jika AS menunjukkan rasa hormat.

    “China menentang perang dagang, namun kami siap membalas setiap negara yang mengenakan tarif kepada kami,” tegas Xie.

  • Lagi! Menhan AS Bocorkan Rencana Serangan ke Yaman di Grup Chat

    Lagi! Menhan AS Bocorkan Rencana Serangan ke Yaman di Grup Chat

    Jakarta

    Parah! Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth kembali membagikan informasi tentang rencana serangan udara AS di Yaman dalam grup chat atau obrolan Signal pribadi yang mencakup istri, saudara laki-lakinya, dan pengacara pribadinya. Demikian dilaporkan media ternama New York Times pada hari Minggu (20/4) waktu setempat.

    AFP tidak dapat memverifikasi laporan Times tersebut secara independen. Ini merupakan kedua kalinya bos Pentagon itu disebut membagikan informasi militer yang sensitif pada aplikasi pesan komersial dengan orang-orang yang tidak berwenang.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025), bulan lalu, majalah The Atlantic mengungkapkan bahwa pemimpin redaksinya secara tidak sengaja disertakan dalam obrolan Signal, di mana para pejabat termasuk Hegseth dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz membahas soal serangan terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman tersebut, yang terjadi pada tanggal 15 Maret.

    Terungkapnya kebocoran ini memicu kegemparan. Penyelidikan Inspektur Jenderal Pentagon terhadap kebocoran tersebut sedang berlangsung.

    Pada hari Minggu, Times melaporkan bahwa Hegseth telah membagikan informasi tentang serangan 15 Maret yang sama dengan grup obrolan Signal kedua.

    Informasi yang dibagikan “termasuk jadwal penerbangan jet tempur F/A-18 Hornet yang menargetkan Houthi di Yaman,” demikian laporan surat kabar tersebut.

    Media tersebut mengatakan bahwa tidak seperti kebocoran yang tidak disengaja, di mana jurnalis Jeffrey Goldberg secara keliru dimasukkan ke dalam grup, obrolan grup ini dibuat sendiri oleh Hegseth. Sedangkan obrolan yang satunya diprakarsai oleh Waltz.

    Lihat Video ’12 Orang Tewas dan 30 Luka-luka Akibat Serangan AS di Yaman’:

    “Istrinya dan sekitar selusin orang lain dari lingkaran dalam pribadi dan profesionalnya pada bulan Januari, sebelum ia dikukuhkan sebagai menteri pertahanan,” demikian laporan Times, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

    Istri Hegseth, Jennifer, adalah seorang jurnalis dan mantan produser Fox News. Grup tersebut juga mencakup saudara laki-lakinya Phil dan Tim Parlatore, yang keduanya bertugas di Pentagon.

    Parlatore juga terus bertugas sebagai pengacara pribadi Hegseth, demikian laporan Times.

    Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

    Presiden AS Donald Trump sebagian besar menyalahkan Waltz atas kebocoran sebelumnya, tetapi telah menolak seruan untuk memecat pejabat-pejabat tinggi atas kebocoran tersebut. Trump bersikeras pada apa yang disebutnya sebagai keberhasilan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman.

    Lihat Video ’12 Orang Tewas dan 30 Luka-luka Akibat Serangan AS di Yaman’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • iPhone Made in USA Disebut Fantasi Belaka

    iPhone Made in USA Disebut Fantasi Belaka

    Jakarta

    Setiap iPhone dilengkapi label yang memberi tahu pengguna bahwa perangkat tersebut dirancang di California. Designed by Apple in California, begitu tulisannya. Namun gadget Apple sebatas dirancang di Amerika Serikat dan mayoritas dibuat di China.

    Apple menjual lebih dari 220 juta iPhone per tahun dan menurut perkiraan, sebanyak 9 dari 10 HP itu dibuat di China. Untuk saat ini, iPhone dan perangkat elektronik lainnya masih aman karena tarif yang diberlakukan presiden AS Donald Trump ditunda.

    Masalahnya, pemerintahan Trump ingin iPhone dibuat di AS. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan hal itu. “Presiden Trump telah menjelaskan Amerika tidak dapat bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi teknologi penting seperti semikonduktor, chip, smartphone, dan laptop,” cetusnya.

    “Atas arahan presiden, perusahaan-perusahaan ini berusaha keras untuk memindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat sesegera mungkin,” tambahnya. Namun seperti sudah sering dibaha, hal itu dianggap masih mustahil saat ini.

    Menurut Eli Friedman, yang sebelumnya duduk di dewan penasihat akademis Apple, gagasan bahwa Apple dapat memindahkan operasi perakitannya ke AS adalah “fantasi belaka”.

    Dia mengungkap bahwa Apple sebelumnya telah membahas tentang diversifikasi rantai pasokannya dari China sejak 2013, saat dia bergabung dengan dewan, tetapi AS tidak pernah menjadi pilihan karena kesulitan yang menghadang.

    “Lokasi baru yang paling penting untuk perakitan adalah Vietnam dan India. Namun, tentu saja sebagian besar perakitan Apple masih dilakukan di China,” paparnya yang dikutip detikINET dari BBC.

    Rantai suplai dan manufaktur Apple di China dan negara lainnya sudah sedemikian canggih. AS belum punya fasilitas yang mirip dan juga tenaga kerja cukup. “Kita kekurangan tenaga kerja parah dan telah kehilangan produksi dalam skala besar,” kata Tinglong Dai, profesor bisnis di Universitas Johns Hopkins, yang mempelajari rantai pasokan global.

    Sebagai gambaran, Foxconn yang merakit iPhone mempekerjakan 300 ribu pegawai di kota Zhengzhou, tempat banyak iPhone diproduksi. Tim Cook juga mengatakan tahun 2017 bahwa Apple mengandalkan China bukan untuk tenaga kerja murah, tapi kualitas karyawan. “Alasannya adalah karena keterampilan dan kuantitas keterampilan di satu lokasi, dan jenis keterampilan,” katanya.

    (fyk/fyk)

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 21 April 2025: Antam Sentuh Rp 2,03 Juta, Bagaimana Galeri24? – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 21 April 2025: Antam Sentuh Rp 2,03 Juta, Bagaimana Galeri24? – Page 3

    Sebelumnya, para investor mengambil keuntungan pada hari Kamis (17/4) setelah harga emas mencapai rekor tertinggi baru di atas USD3.350 per ons. Meski harga emas terlihat terlalu mahal (overbought), beberapa analis mengatakan bahwa tren kenaikan emas masih kuat.

    Meskipun ada tekanan jual, emas tetap bertahan di kisaran USD3.300. Harga emas spot terakhir diperdagangkan di USD3.316,90 per ons, naik hampir 2,5% selama minggu ini.

    Analis Senior di Trade Nation, David Morrison, menyebut pergerakan harga emas minggu ini, termasuk kenaikan USD100 pada hari Rabu, sebagai “blowoff top”, kondisi di mana harga naik sangat tajam sebelum terkoreksi.

    “Emas naik 13%, atau sekitar USD360, hanya dalam seminggu. Jadi, wajar kalau sekarang mulai terkoreksi. Indikator teknikal juga menunjukkan emas sangat overbought, dengan MACD harian menyentuh level yang terakhir terlihat pada April 2011, sebelum harga emas mencapai puncaknya saat itu. Ini bukan berarti emas tidak bisa naik lagi, tapi pembeli harus lebih hati-hati,” kata Morrison dikutip dari Kitco.com, Senin (21/4/2025).

    Dolar AS Capai Level Terendah

    Ketahanan emas ini terjadi saat dolar AS melemah, bahkan mencapai level terendah dalam tiga tahun di angka 99,49.

    Disiis lain, Kepala Divisi Futures & Forex di Tastylive.com Christopher Vecchio, mengatakan emas akan terus diuntungkan dari pelemahan dolar.

    Meski dolar belum akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia, menurutnya kebijakan dagang Presiden Donald Trump yang tidak konsisten telah memperlemah posisi AS di pasar global.

    “Kita sedang mundur dari konsep ‘Pax Americana’ (perdamaian dunia di bawah dominasi AS) ke ‘America First’, yang punya aturan main berbeda. Tidak ada mata uang lain yang bisa menggantikan dolar AS saat ini, jadi kita tetap akan pakai dolar. Tapi kita juga butuh alternatif lain dan alternatif itu adalah emas,” kata Vecchio.

  • Surplus Neraca Dagang US,33 Miliar pada Maret 2025, Rekor 59 Bulan Beruntun

    Surplus Neraca Dagang US$4,33 Miliar pada Maret 2025, Rekor 59 Bulan Beruntun

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$4,33 miliar pada Maret 2025.

    Sebagai informasi, pada Februari 2025 surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$3,12 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari hingga Maret 2025 mencapai US$10,92 miliar.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai surplus tersebut naik US$1,23 miliar secara bulanan. “Indonesia mencatatkan surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020,” ujarnya dalam Rilis BPS, Senin (21/4/2025).

    Amalia menyebutkan surplus ditopang komoditas nonmigas dengan surplus perdagangan senilai US$6 miliar. Sejumlah komoditas pendorong surplus antara lain lemak dan hewan minyak nabati, bahan bakan mineral, serta besi dan baja.

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas defisit US$1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” jelasnya.

    Surplus tersebut juga didorong oleh kinerja ekspor Indonesia yang tumbuh 3,16% YoY menjadi US$23,25 miliar pada Maret 2025. Sementara, total nilai impor mencapai Us$18,92 miliar atau naik 5,34% YoY.

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan yang berasal dari kinerja ekspor dan impor akan melanjutkan tren penurunan pada Maret 2025.

    Josua menilai meski pada bulan tersebut belum terdampak efek tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump, tetapi penurunan mulai terjadi akibat faktor musiman. Umumnya, selama bulan Ramadan menyebabkan kinerja ekspor melemah dan impor meningkat.

    “Setelah mencatat surplus sebesar US$3,12 miliar pada Februari 2025, kami memproyeksikan surplus akan turun menjadi US$2,62 miliar pada Maret 2025,” ujarnya, Senin (21/4/2025).

    Proyeksi tersebut sedikit lebih rendah dari konsensus 15 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 diproyeksikan sebesar US$2,9 miliar.

  • AS Tak Sabar Berbisnis, Trump Berharap Rusia-Ukraina Capai Perjanjian Damai Pekan Ini – Halaman all

    AS Tak Sabar Berbisnis, Trump Berharap Rusia-Ukraina Capai Perjanjian Damai Pekan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan harapannya agar Rusia dan Ukraina dapat mencapai perjanjian damai yang akan mengakhiri perang pada pekan ini.

    Trump berharap kedua negara dapat melakukan bisnis yang besar dengan AS dan meraup keuntungan besar.

    “Semoga Rusia dan Ukraina akan mencapai kesepakatan minggu ini. Keduanya kemudian akan mulai berbisnis besar dengan Amerika Serikat, yang sedang berkembang pesat, dan menghasilkan banyak uang!” tulis Trump dalam unggahannya melalui akun @realDonaldTrump di platform Truth Social, Minggu (20/4/2025).

    Namun, Trump tidak membagikan rincian tentang kemajuan dalam perundingan damai yang diupayakan oleh AS antara Rusia dan Ukraina, seperti diberitakan Reuters.

    Trump Ancam Angkat Kaki dari Perundingan Rusia-Ukraina jika Hasilnya Buntu

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Trump akan menarik AS dari perundingan damai antara Rusia dan Ukraina jika tidak mencapai hasil apa pun.

    Selain itu, AS tidak akan terlibat dalam perundingan tersebut sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, menurut pernyataan Marco Rubio setelah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan Ukraina di Paris pada hari Kamis (17/4/2025).

    Dua hari setelah pernyataan itu, Trump membenarkan pesan yang disampaikan oleh Marco Rubio.

    “Marco benar saat mengatakan bahwa kita ingin mengakhirinya. Bayangkan saja, setiap hari, banyak orang terbunuh saat kita membicarakannya, Anda tahu, saat mereka bermain gim,” kata Trump pada hari Sabtu (19/4/2025).

    “Jika karena alasan tertentu salah satu dari kedua pihak mempersulit keadaan, kami akan berkata, kalian bodoh, kalian tolol, kalian orang-orang jahat, dan kami akan bersikap biasa saja. Namun mudah-mudahan, kami tidak perlu melakukan itu,” imbuh Trump.

    Trump juga menanggapi pertanyaan wartawan mengenai tuduhan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengulur-ulur perundingan.

    “Saya harap tidak. Saya akan segera memberi tahu Anda tentang hal itu, jika memang demikian, tetapi saya harap tidak,” kata Trump, menepis tuduhan Zelensky terhadap Putin.

    Selain itu, AS menolak untuk berkomitmen penuh dalam perundingan itu sehingga AS dapat meninggalkan perundingan itu jika kedua pihak tidak siap untuk mengakhiri perang.

    “Kita akan lihat apakah kita bisa menyelesaikannya. Saya rasa kita punya peluang yang sangat bagus untuk menyelesaikannya, dan sekarang sedang dalam proses,” kata Trump, seperti diberitakan Euro News.

    Trump mengatakan perundingan tersebut hampir mencapai titik puncaknya, tetapi menegaskan tidak ada pihak yang mempermainkannya dalam upaya mengakhiri perang yang berlangsung sejak tahun 2022 itu.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Dolar Ambruk, Harga Emas Naik Gila-gilaan

    Dolar Ambruk, Harga Emas Naik Gila-gilaan

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas global melonjak lebih dari 1% pada Senin (21/4/2025), menembus level tertinggi sepanjang masa di atas US$ 3.380 per troy ons. 

    Kenaikan ini dipicu oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Dilansir dari Tradingeconomics, penurunan dolar AS ke level terendah dalam tiga tahun terjadi setelah munculnya kekhawatiran baru terhadap stabilitas ekonomi AS menyusul rencana Presiden Donald Trump untuk merombak kepemimpinan di Federal Reserve (The Fed).

    Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett pada pekan lalu mengatakan Trump dan timnya masih mempelajari kemungkinan untuk memecat Ketua The Fed, Jerome Powell. Langkah ini dinilai berisiko besar terhadap independensi bank sentral dan berpotensi mengguncang pasar keuangan global.

    Ketidakpastian semakin meningkat setelah Trump memerintahkan penyelidikan terkait kemungkinan penerapan tarif baru terhadap semua impor mineral kritis ke AS. Langkah ini dianggap sebagai eskalasi signifikan dalam sengketa perdagangan dengan mitra global, khususnya Tiongkok.

    Selain itu, keputusan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang baru-baru ini memangkas suku bunga turut memperkuat daya tarik emas di tengah lingkungan suku bunga rendah secara global.

    Sejalan dengan harga emas global yang terus naik, harga emas batangan Antam juga kembali mencapai rekor tertinggi sepanjang massa. Pada Senin, harga emas Antam naik Rp 15.000 menjadi Rp 1,980 juta per gram.