Tag: Donald Trump

  • Mesir Disebut Sodorkan Usul Gencatan Baru Israel-Hamas Akhir Pekan Ini: 5 hingga 7 Tahun – Halaman all

    Mesir Disebut Sodorkan Usul Gencatan Baru Israel-Hamas Akhir Pekan Ini: 5 hingga 7 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mesir dilaporkan tengah menyiapkan usul baru gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Media Arab Saudi Asharq menyebut Mesir diperkirakan akan menyodorkan usul itu akhir pekan ini.

    Menurut narasumber yang didapatkan media itu, usul baru akan memenuhi permintaan Israel dan Hamas secara “berimbang”. Tujuan usul itu ialah mewujudkan gencatan jangka panjang yang mungkin mencapai lima hingga tujuh tahun.

    Nantinya akan ada perjanjian yang menyertakan jaminan dari pihak regional dan internasional guna memastikan Israel dan Hamas memenuhi tanggung jawab masing-masing dalam gencatan itu.

    Usul itu disiapkan oleh Mesir yang berkoordinasi dengan Qatar dan AS. Ketiga negara itu kini menjadi juru penengah.

    “Segera setelah rancangan perjanjiaan tercapai, situasi di lapangan akan dipulihkan dan semua operasi militer akan dihentikan,” kata narasumber Asharq dikutip dari The Jerusalem Post.

    “Bantuan kemanusiaan dan pemulihan akan mulai disalurkan menurut protokol internasional.”

    Sandera Israel akan dibebaskan

    Jika gencatan itu terwujud, warga Israel yang masih disandera Hamas akan dibebaskan. Mereka akan ditukar dengan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Disebutkan bahwa kesepakatan antara Israel dan Hamas akan bergantung pada empat hal.

    Keempatnya adalah gencatan senjata penuh, penarikan penuh tentara Israel dari Gaza, inisiasi proses pembangunan kembali Gaza, dan penghilangan blokade di Gaza sejak tahun 2007.

    Sementara itu, Israel menginginkan Hamas untuk menyatakan komitmennya terhadap gencatan senjata lima tahun. Lalu, Israel berharap Hamas tak lagi berkuasa di Gaza.

    Narasumber yang didapatkan The Jerusalem Post menyebut tidak ada perubahan mengenai sikap Hamas mengenai usulan gencatan.

    Kepada Mesir dan Qatar, Hamas sudah menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima kesepakatan yang menyertakan gencatan senjata sementara.

    SAYAP MILITER HAMAS – Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. (RNTV)

    Adapun Israel mengaku hanya bersedia menerima gencatan yang menyertakan pembebasan 10 hingga 11 sandera. Israel menginginkan gencatan 45 hari.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah berulang kali menegaskan Israel tak akan setuju menghentikan perang di Gaza.

    Hamas disebut pernah usulkan gencatan jangka panjang

    Bulan kemarin Hamas juga  dilaporkan mengusulkan gencatan senjata selama lima hingga sepuluh tahun dengan Israel.

    Usul Hamas itu disampaikan saat Hamas melakukan pembicaraan langsung dengan Adam Boehler, seorang utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk urusan sandera.

    Ketika diwawancarai media penyiaran Israel bernama Kan, Boehler menyebut usul itu akan membuat Hamas dilucuti senjatanya dan tidak terlibat dalam politik pemerintahan.

    Saat ditanya mengenai kemajuan perihal gencatan senjata, dia mengatakan hanya ada kemajuan kecil.

    Menurut Boehler, Hamas menyarankan hal yang “relatif masuk akal dan bisa dilakukan”.

    “Mereka menyarankan pertukaran semua tahanan. Jadi, semua sandera kita saat ini ditukar dengan beberapa tahanan. Kami tidak tertarik dengan hal itu,” ujar Boehler dikutip dari All Israel News.

    Kemudian, dia mengungkapkan keinginan Hamas untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang.

    “Dan mereka menyarankan gencatan senjata lima hingga sepuluh tahun, dan Hamas akan meletakkan semua senjata, dan AS akan membantu, serta negara-negara lain, memastikan tidak ada terowongan,” ujarnya.

    Di samping itu, dia mengklaim Hamas tidak akan terlibat dalam urusan politik.

    “Dan saya pikir itu bukan tawaran awal yang buruk,” kata Boehler.

    Meski demikian, Al Arabi Al Jadeed pada hari Senin melaporkan bahwa Hamas membantah bakal dilucuti senjatanya. Laporan itu didasarkan pada pernyataan juru bicara Hamas. (*)

  • Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki Tiongkok dalam Perang Dagang dengan Amerika Serikat

    TRIBUNNEWS.COM- Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kini sedang berlangsung gencar.

    Ekspor Tiongkok ke AS menghadapi tarif hingga 245 persen, dan Beijing membalas dengan mengenakan tarif 125% atas impor Amerika. Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap menghadapi ketidakpastian lebih lanjut karena kekhawatiran akan resesi global telah meningkat.

    Pemerintah Presiden Tiongkok Xi Jinping telah berulang kali mengatakan bahwa mereka terbuka untuk berdialog, tetapi memperingatkan bahwa, jika perlu, mereka akan “berjuang sampai akhir”.

    Berikut ini sekilas tentang apa yang dimiliki Beijing dalam persenjataannya untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.

    1. Tiongkok dapat menahan rasa sakit (sampai pada titik tertentu)

    China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berarti negara ini dapat menyerap dampak tarif lebih baik daripada negara-negara kecil lainnya.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar, negara ini juga memiliki pasar domestik yang besar yang dapat meringankan tekanan bagi eksportir yang tengah terpukul akibat tarif.

    Beijing masih kesulitan karena orang-orang China tidak cukup berbelanja . Namun, dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga “kereta perak” untuk pensiunan yang bepergian, hal itu dapat berubah.

    Dan tarif Trump telah memberi Partai Komunis Tiongkok dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara tersebut.

    Para pemimpin mungkin “sangat bersedia menanggung penderitaan untuk menghindari menyerah pada apa yang mereka yakini sebagai agresi AS”, Mary Lovely, pakar perdagangan AS-Tiongkok di Peterson Institute di Washington DC, mengatakan kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    China juga memiliki ambang batas yang lebih tinggi terhadap rasa sakit sebagai rezim otoriter, karena tidak terlalu khawatir dengan opini publik jangka pendek. Tidak ada pemilihan umum yang akan menghakimi para pemimpinnya.

    Meski demikian, keresahan tetap menjadi kekhawatiran, terutama karena sudah ada ketidakpuasan atas krisis properti dan hilangnya pekerjaan yang sedang berlangsung.

    Ketidakpastian ekonomi atas tarif adalah pukulan lain bagi generasi muda yang hanya pernah mengenal Tiongkok yang sedang bangkit.

    Partai tersebut telah memanfaatkan sentimen nasionalis untuk membenarkan tarif pembalasannya, sementara media pemerintah menyerukan kepada masyarakat untuk “bersama-sama menghadapi badai”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir, tetapi sejauh ini, Beijing telah menunjukkan sikap menantang dan percaya diri. Seorang pejabat meyakinkan negara itu: “Langit tidak akan runtuh.”

     

    2. Tiongkok telah berinvestasi pada masa depan

    China selalu dikenal sebagai pabrik dunia – tetapi telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menjadi pabrik yang jauh lebih maju.

    Di bawah Xi, Tiongkok telah bersaing dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Perusahaan ini telah banyak berinvestasi dalam teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan, chip hingga AI.

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT , dan BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu dan menjadi produsen kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple telah kehilangan pangsa pasarnya yang berharga bagi pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari $1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi dalam AI.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan skala infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi negara itu keuntungan selama puluhan tahun yang membutuhkan waktu untuk ditiru.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China musuh yang tangguh dalam perang dagang ini – dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak masa jabatan Trump sebelumnya.

    3. Pelajaran dari Trump 1.0

    Sejak tarif Trump menghantam panel surya China pada tahun 2018, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan di luar tatanan dunia yang dipimpin AS.

    Negara ini telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial , yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan, untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara yang disebut sebagai Negara-negara Selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi saat Tiongkok mencoba melepaskan diri dari AS.

    Petani Amerika pernah memasok 40% kedelai impor China – angka itu kini mencapai 20%. Setelah perang dagang terakhir, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli hasil panen dalam jumlah besar dari Brasil, yang kini menjadi pemasok kedelai terbesarnya.

    “Taktik ini membunuh dua burung dengan satu batu. Taktik ini merampas pasar pertanian Amerika yang dulunya merupakan pasar tertutup dan memoles reputasi ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor madya di Institut Hubungan Australia-China, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu kini menjadi milik Asia Tenggara. Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar bagi 60 negara pada tahun 2023 – hampir dua kali lipat dari AS. Sebagai eksportir terbesar di dunia, China membukukan rekor surplus sebesar $1 triliun pada akhir tahun 2024.

    Itu tidak berarti AS, ekonomi terbesar di dunia, bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, itu berarti tidak akan mudah bagi Washington untuk memojokkan China.

    Menyusul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi Tiongkok, Beijing telah memperingatkan negara-negara agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi sebagian besar dunia.

    “Kami tidak bisa memilih, dan kami tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada BBC minggu lalu.

     

    4. Tiongkok kini tahu kapan Trump akan mengalah

    Trump tetap teguh pada pendiriannya saat saham anjlok menyusul pengumuman tarif besar-besarannya di awal April, dan menyamakan pungutannya yang mengejutkan itu dengan “obat”.

    Namun, ia mengambil langkah balik, menghentikan sebagian besar tarif tersebut selama 90 hari setelah penjualan besar-besaran obligasi pemerintah AS. Obligasi pemerintah AS yang juga dikenal sebagai Treasury telah lama dianggap sebagai investasi yang aman. Namun, perang dagang telah mengguncang kepercayaan terhadap aset tersebut.

    Trump sejak itu mengisyaratkan adanya de-eskalasi dalam ketegangan perdagangan dengan Tiongkok, dengan mengatakan bahwa tarif pada barang-barang Tiongkok akan “turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol”.

    Jadi, para ahli menunjukkan, Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat mengguncang Trump.

    Tiongkok juga memegang obligasi pemerintah AS senilai $700 miliar. Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang obligasi non-AS yang memiliki lebih dari jumlah tersebut.

    Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini memberi pengaruh bagi Beijing: media Tiongkok secara teratur melontarkan gagasan menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Namun para ahli memperingatkan bahwa China tidak akan keluar tanpa cedera dari situasi seperti itu.

    Sebaliknya, hal itu akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengganggu stabilitas yuan Tiongkok.

    Dr Zhang mengatakan Tiongkok hanya akan mampu memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai pada titik tertentu.” “Tiongkok memegang alat tawar-menawar, bukan senjata finansial.”

     

    5. Cengkeraman pada tanah jarang

    Namun, apa yang dapat dijadikan senjata oleh Tiongkok adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan tanah jarang, berbagai elemen penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan besar logam-logam ini, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet di kendaraan listrik dan turbin angin, dan Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh tanah jarang, termasuk beberapa yang penting untuk membuat chip AI.

    China menyumbang sekitar 61% produksi tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Sementara Australia, Jepang, dan Vietnam telah mulai menambang tanah jarang, perlu waktu bertahun-tahun sebelum China dapat dikeluarkan dari rantai pasokan.

    Pada tahun 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang sangat penting untuk berbagai proses produksi. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang pembelian panik dan pencarian pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal serupa dapat terjadi pada pasar tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Perdagangan dan Investasi Internasional Ginger, kepada BBC sebelumnya.

    “Dampaknya terhadap industri pertahanan AS akan sangat besar.”

     

     

    SUMBER: BBC

  • Di Tengah Perang Dagang dengan AS, China Ingin Buka Lebar Keran Impor Produk dari Indonesia – Halaman all

    Di Tengah Perang Dagang dengan AS, China Ingin Buka Lebar Keran Impor Produk dari Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah Soemirat menyampaikan pertemuan bilateral antara Menlu Sugiono dan Menlu Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Beijing pada Senin (21/4) lalu membahas beberapa hal, salah satunya kerja sama perdagangan.

    Dalam pertemuan itu Tiongkok atau China menegaskan keinginan kuatnya untuk membuka lebar keran impor bagi produk-produk dari Indonesia. Produk yang dimaksud antara lain sektor perikanan dan buah durian.

    “Memang dibahas bagaimana kerja sama perdagangan dapat lebih ditingkatkan dan ada keinginan kuat dari pemerintah RRT untuk memberikan akses pasar yang lebih besar kepada produk-produk Indonesia, secara spesifik dibahas mengenai produk-produk perikanan dan juga buah durian,” kata Roy dalam konferensi pers di Kantor Kemlu RI, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Roy mengatakan keinginan China melebarkan keran impor produk Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari eksplorasi yang sebelumnya telah dilakukan kedua negara, tetapi belum diimplementasikan secara komprehensif.

    “Ini sudah menunjukkan adanya keinginan untuk lebih membuka diri kepada hal-hal yang sifatnya baru yang mungkin selama ini sudah di-explore namun belum diimplementasikan secara komprehensif atau dalam skala yang belum besar,” ungkapnya.

    Adapun keinginan China membuka keran impor untuk produk-produk Indonesia diutarakan di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

    Presiden AS Donald Trump mematok pajak tinggi bagi produk-produk China yang masuk ke negeri Paman Sam.

    Trump mematok tarif dasar sampai 145 persen dan tarif resiprokal hingga 245 persen untuk barang-barang dari China yang masuk ke AS.

    China pun membalas dengan menaikkan tarif hingga 125 persen untuk produk-produk impor dari AS.

    Indonesia juga masuk dalam daftar negara yang dikenakan kenaikan tarif pajak oleh Trump.

    Presiden AS itu mengenakan kenaikan tarif 10 persen bagi produk tekstil dan pakaian dari Indonesia. Sehingga produk sejenis dikenakan tarif total berkisar 15-30 persen yang berasal dari tarif awal 5-20 persen ditambah tarif dasar baru sebesar 10 persen. Kenaikan tarif ini berlaku sejak 5 April 2025.

    Indonesia juga dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen oleh AS, tetapi kebijakan ini ditunda selama 90 hari sejak 9 April 2025.

  • Tarif Trump Mengancam, DPR Mulai Bahas Revisi UU Perlindungan Konsumen

    Tarif Trump Mengancam, DPR Mulai Bahas Revisi UU Perlindungan Konsumen

    Bisnis.com, JAKARTA — DPR mulai membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) atas Perubahan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen seiring munculnya ancaman kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS).

    Wakil Ketua Komisi VI DPR Nurdin Halid menyebut, perang dagang tarif akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump akan berdampak pada ekonomi nasional, termasuk pada konsumen.

    “Ekonomi global tidak baik-baik saja. Ini akibat perang dagang tarif akibat kebijakan Donald Trump yang tentu berdampak kepada ekonomi nasional kita dalam negeri dan juga berdampak pada konsumen,” kata Nurdin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan Kementerian Perdagangan di Kompleks Senayan, Kamis (24/4/2025).

    Terlebih, Nurdin menilai permasalahan perlindungan konsumen yang terjadi di masyarakat juga semakin beragam dan kompleks. Apalagi, lanjut dia, UU 8/1999 telah menginjak usia 25 tahun sehingga kemampuannya untuk menjadi solusi masyarakat semakin berkurang, terutama di sektor perdagangan elektronik (e-commerce) seperti Tokopedia—Shopee Cs.

    ”… sehingga kemampuannya untuk menjadi solusi masyarakat semakin berkurang, khususnya dalam merespons permasalahan konsumen di sektor e-commerce,“ ungkapnya.

    Menurutnya, penyelesaian sengketa konsumen tidak berjalan adaptif. Begitu pula dengan pengaturan terkait sanksi yang belum tegas, serta pengaturan lainnya.

    “Sehubungan dengan tersebut, Komisi VI DPR bermaksud untuk merancang UU Perlindungan Konsumen yang baru guna melindungi masyarakat dari berbagai ancaman produk dan jasa berbahaya ke depannya,” jelasnya.

    Di samping itu, dia menyampaikan bahwa rancangan UU Perlindungan Konsumen juga telah ditetapkan sebagai UU inisiatif DPR dalam program legislasi nasional (prolegnas) prioritas 2025.

    Adapun, dalam menyusun draf naskah akademik dan RUU tentang Perlindungan Konsumen, Nurdin menuturkan bahwa Komisi VI DPR juga telah membentuk panitia kerja alias panja. 

    “Mudah-mudahan bisa cepat menyelesaikan daripada UU Perlindungan Konsumen,” pungkasnya.

  • DPR Khawatirkan Penerimaan Negara Anjlok, APBN Siap Hadapi Ancaman Tarif Trump?

    DPR Khawatirkan Penerimaan Negara Anjlok, APBN Siap Hadapi Ancaman Tarif Trump?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengakui penerimaan negara masih mengalami tekanan dalam tiga bulan pertama tahun ini. DPR pun akan memanggil otoritas fiskal, agar memastikan APBN siap menjadi bantalan hadapi dampak tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

    Misbakhun menilai penerimaan pajak yang anjlok beberapa bulan terakhir belum bisa menjadi patokan kinerja penerimaan negara ke depan. Dia meyakini, penerimaan pajak akan meningkat usai masa lapor SPT Tahunan berakhir pada akhir April 2025.

    Oleh sebab itu, sambungnya, Komisi XI DPR ingin mendalami perkembangan penerimaan negara dengan menggelar rapat dengan Kementerian Keuangan dalam waktu dekat.

    “Pada Mei nanti akan mengundang rapat mengenai penerimaan pajak, penerimaan kepabeanan dan cukai, juga penerimaan PNBP. Kita rapatkan dulu, titik-titiknya di mana saja, kalau ada kelemahan di mana,” ungkap Misbhakun di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Memang, sepanjang tahun ini atau Januari—Maret 2025, penerimaan pajak ‘hanya’ mencapai Rp322,6 triliun. Jumlah tersebut turun 18,1% dibandingkan realisasi penerimaan pajak periode yang sama tahun lalu sebesar Rp393,9 triliun.

    Sementara itu dari sisi moneter, legislator Fraksi Partai Golkar itu melihat nilai tukar rupiah akan tertekan. Oleh karenanya, Misbakhun tidak heran apabila proyeksi pertumbuhan ekonomi juga menurun dari target pemerintah sebesar 5,2% pada tahun ini.

    Di samping itu, dia meyakini sejumlah program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bisa meminimalisir dampak negatif penerapan tarif Trump ke perekonomian dalam negeri. Misbakhun mencontohkan program makan bergizi gratis (MBG).

    “Karena apa? MBG ini akan membentuk ekosistem penciptaan lapangan pekerjaan, supply chain [rantai pasok] terhadap kebutuhan-kebutuhan MBG akan menghidupkan perekonomian di tingkat bawah,” katanya.

    Lagi pula, sambungnya, dia tidak yakin Trump akan kukuh menerapkan tarif resiprokalnya dengan ketat. Trump sendiri menetapkan tarif bea masuk sebesar 32% ke barang-barang asal Indonesia.

    Menurutnya, Trump sendiri sudah menerima tekanan karena ketakutan masyarakat akan naiknya harga-harga barang akibat lonjakan tarif impor. Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi AS pun diperkirakan akan turun drastis apabila tarif resiprokal tetap berlaku.

    “Trump ini kan baru mewacanakan,” jelas Misbakhun.

  • Jreng! China Bantah Nego Tarif dengan AS, Trump Sebar ‘Berita Palsu’?

    Jreng! China Bantah Nego Tarif dengan AS, Trump Sebar ‘Berita Palsu’?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah spekulasi pelonggaran perang dagang oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, China menyerukan agar seluruh tarif sepihak yang diberlakukan Amerika Serikat segera dicabut.

    Pernyataan ini muncul pada Kamis (24/4/2025), bersamaan dengan klarifikasi tegas bahwa tidak pernah ada negosiasi tarif dengan Washington, meskipun klaim sebaliknya berkali-kali disampaikan oleh pihak AS.

    “Jika Amerika Serikat benar-benar ingin menyelesaikan persoalan perdagangan ini, maka mereka harus mencabut seluruh tindakan tarif sepihak terhadap China,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, dilansir Reuters.

    Ia menambahkan dengan peribahasa klasik, “Orang yang mengikat lonceng, haruslah pula yang melepasnya.”

    Pernyataan dari He Yadong ini merupakan penegasan ulang dari sikap China yang membantah adanya perundingan apa pun dengan pihak AS. Hal ini kontras dengan pernyataan berulang dari Presiden Trump yang mengatakan bahwa telah terjadi “kontak langsung” antara kedua negara.

    Trump, yang selama ini mengeklaim tarif yang diberlakukannya bersifat resiprokal, menyatakan bahwa kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengoreksi ketimpangan perdagangan yang merugikan Amerika. Dalam pernyataannya pada Rabu (23/4/2025), Trump kembali menekankan keyakinannya bahwa akan tercapai kesepakatan dagang antara AS dan China.

    Namun, dalam konferensi pers terpisah pada Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, membantah keras pernyataan tersebut.

    “China dan Amerika Serikat belum pernah melakukan konsultasi atau negosiasi soal tarif, apalagi mencapai kesepakatan,” tegas Guo. Ia bahkan menyebut klaim tentang adanya pembicaraan sebagai “berita palsu”.

    Sinyal Pelonggaran Tarif oleh AS

    Sementara itu, di pihak AS, muncul kabar dari sumber yang dikutip oleh Reuters bahwa pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan opsi untuk menurunkan tarif barang-barang impor asal China. Tarif saat ini yang bisa mencapai 145% disebut-sebut mungkin akan dikurangi hingga berada di kisaran 50% hingga 65%, bergantung pada perkembangan negosiasi ke depan.

    Namun, dengan China yang secara eksplisit membantah adanya kontak atau pembicaraan, rencana tersebut tampak belum memiliki dasar yang solid.

    Di dalam negeri, China menggelar diskusi meja bundar pada Rabu yang dihadiri lebih dari 80 perusahaan asing dan kamar dagang. Acara ini digelar untuk menampung keluhan dan keprihatinan para pelaku usaha atas dampak tarif AS terhadap investasi dan operasional mereka di Tiongkok.

    Wakil Menteri Perdagangan China, Ling Ji, yang memimpin pertemuan tersebut, mencoba menenangkan kekhawatiran para investor. “Kami berharap perusahaan-perusahaan asing dapat mengubah krisis menjadi peluang,” ujarnya.

    Ia juga menjanjikan pemerintah akan bekerja menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para investor asing.

    (luc/luc)

  • Kyiv Dibombardir Serangan Rudal dan Drone Mematikan Rusia, 8 Tewas 80 Lain Terluka – Halaman all

    Kyiv Dibombardir Serangan Rudal dan Drone Mematikan Rusia, 8 Tewas 80 Lain Terluka – Halaman all

    Kyiv Dibombardir Serangan Rudal dan Drone Mematikan Rusia, 8 Tewas 80 Lain Terluka

    TRIBUNNEWS.COM- Setidaknya delapan orang tewas dan lebih dari 80 lainnya terluka, termasuk anak-anak, dalam serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia semalam di ibu kota Ukraina, Kyiv, kata pejabat setempat.

    Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan jatuhnya puing-puing pesawat tak berawak memicu sejumlah kebakaran, dan dikhawatirkan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal.

    Ledakan juga dilaporkan di kota Kharkiv di timur laut, melukai sedikitnya dua orang, kata wali kota.

    Setelah serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan akan mempersingkat kunjungan diplomatiknya ke Afrika Selatan.

    Layanan darurat negara Ukraina DSNS dan kementerian dalam negeri awalnya mengatakan sembilan orang tewas di Kyiv dalam serangan Rusia semalam, yang melibatkan sekitar 70 rudal dan hingga 150 pesawat tak berawak.

    Menteri Dalam Negeri Ukraina kemudian merevisi jumlah korban tewas awal menjadi delapan, dan menjelaskan bahwa kematian kesembilan diduga merupakan bagian tubuh korban lainnya.

    Dalam sebuah posting di media sosial, Wali Kota Klitschko menulis bahwa enam anak dan seorang wanita hamil termasuk di antara mereka yang terluka.

    Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan “panggilan telepon dapat terdengar dari reruntuhan pesawat”.

    Dua anak dilaporkan hilang, katanya.

    Sebuah blok apartemen hancur total selama serangan itu dan jendela-jendela bangunan di sekitarnya pecah dan balkon-balkon dirobohkan.

    Layanan darurat terus melakukan pencarian di antara puing-puing dan tim penyelamat dengan anjing pelacak terlihat menyisir reruntuhan.

    Daerah yang paling parah terkena dampak serangan semalam adalah distrik Svyatoshynskyi bagian barat, kata Klitschko.

    Pejabat Kyiv mengatakan lima distrik lainnya terkena dampak, termasuk Holosiivskyi di selatan, distrik Solomyanskyi di barat daya, dan distrik Shevchenkivskyi di barat.

    Rekaman di media sosial memperlihatkan rudal menghantam kota, yang menimbulkan kebakaran besar.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menuduh Zelensky merusak perundingan perdamaian.

    Zelensky telah mengesampingkan pengakuan kendali Rusia atas Krimea, semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014.

    Presiden Rusia Vladimir Putin melanjutkan dengan melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, dan Moskow saat ini menguasai hampir 20 persen wilayah Ukraina.

    Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Krimea “telah hilang bertahun-tahun lalu”, tetapi Zelensky merujuk pada “deklarasi Krimea” tahun 2018 oleh menteri luar negeri Trump saat itu, Mike Pompeo, yang mengatakan AS “menolak upaya aneksasi Rusia”.

    Seorang wanita yang apartemennya rusak parah dalam serangan terbaru di Kyiv mengatakan kepada BBC bahwa dia melarikan diri dua kali dari kampung halamannya di timur Ukraina, wilayah yang sekarang diduduki oleh Rusia.

    Ketika ditanya apakah Zelensky harus menyerahkan wilayah-wilayah tersebut untuk mencapai kesepakatan damai, ia berkata tidak, karena hal itu akan “bertentangan dengan konstitusi kami”.

    Serangan hari Kamis adalah salah satu yang paling mematikan di Kyiv sejak 8 Juli tahun lalu, ketika 34 orang dipastikan tewas dan 121 terluka setelah serangan Rusia menghantam infrastruktur sipil termasuk rumah sakit anak-anak Okhmatdyt.

    Di Kharkiv, sekitar 40 km (25 mil) dari perbatasan Rusia, dua orang terluka, kata Wali Kota Ihor Terekhov.

    Ia mengatakan “rumah-rumah pribadi” rusak akibat serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia semalam.

    Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan serangan semalam menunjukkan bahwa Rusia dan bukan Ukraina adalah “penghalang perdamaian”, dan bahwa Putin tidak menghormati upaya perdamaian “dan hanya ingin melanjutkan perang”.

    Utusan Trump, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Moskow minggu ini, setelah presiden AS mengatakan kesepakatan damai “sangat dekat”.

    Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan rencana Washington mencakup seruan agar garis depan konflik dibekukan “pada tingkat tertentu yang mendekati keadaannya saat ini”.

    Kyiv telah memperingatkan bahwa mereka tidak dapat menerima “konflik yang membeku”. Wakil Perdana Menteri Yulia Svyrydenko mengatakan gencatan senjata penuh merupakan “langkah awal yang diperlukan”.

    Angkatan udara Ukraina memperingatkan bahwa hampir semua wilayah negara itu berada di bawah ancaman serangan udara.

    Militer Rusia belum mengomentari serangan yang dilaporkan tersebut.

    Dalam sebuah posting di media sosial, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 87 pesawat tak berawak Ukraina telah dihancurkan atau dicegat semalam di beberapa wilayah Rusia.

    SUMBER: BBC

  • Bea Cukai: Kebijakan Trump belum berpengaruh di Sulut

    Bea Cukai: Kebijakan Trump belum berpengaruh di Sulut

    Manado (ANTARA) – Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) mengatakan bahwa kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum berpengaruh di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

    “Saya rasa kebijakan Trump akan tarif terhadap impor, belum berpengaruh di Sulut,” kata Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) Erwin Situmorang dalam acara Halal bi Halal Bank Indonesia bersama pemerintah dan pelaku usaha di Manado, Kamis.

    Dia mengatakan bahwa belum berpengaruh di Sulut karena sebagian besar produk impor Sulut masuk melalui Pelabuhan di Jakarta dan Surabaya.

    Trump mengumumkan tentang pengenaan tarif resiprokal terhadap impor dari sejumlah negara yang masuk ke Amerika Serikat (AS) pada 2 April 2025 lalu.

    Indonesia dikenakan tarif 32 persen. Awalnya tarif resiprokal ditetapkan berlaku mulai 9 April 2025.

    Apalagi, katanya, Sulut terus mengalami surplus neraca perdagangan setiap bulan, bahkan nilai impor mengalami penurunan.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha mengatakan bahwa neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 mengalami surplus sebesar 83,83 juta dolar AS.

    “Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 tercatat 92,36 juta dolar AS, sementara impor hanya senilai 8,52 juta dolar AS,” kata Aidil.

    Dia mengatakan bahwa komoditas ekspor terbesar pada Maret 2025 masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati senilai 65,49 juta dolar AS atau 70,91 persen dari total ekspor.

    Sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral senilai 6,98 juta dolar AS atau 81,93 persen dari total impor.

    Negara tujuan ekspor terbesar Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2025 adalah
    China, yakni 30,93 juta dolar AS atau 33,49 persen dari total ekspor.

    Malaysia, katanya, menjadi negara asal impor terbesar pada bulan Maret 2025 yang mencapai 6,98 juta dolar AS atau sebesar 81,93 persen dari total impor.

    Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pabrikan Otomotif di AS Kompak Surati Donald Tump, Ngeri PHK-Bangkrut!

    Pabrikan Otomotif di AS Kompak Surati Donald Tump, Ngeri PHK-Bangkrut!

    Jakarta

    Lebih dari setengah lusin pabrikan otomotif kompak menyurati pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Mereka memberi peringatan tegas tarif 25 persen untuk mobil dan suku cadang dari luar AS bisa menyebabkan hilangnya pekerjaan dan berpotensi bangkrut.

    Surat itu ditandatangani oleh berbagai organisasi industri besar yang mewakili hampir setiap pembuat mobil di negara itu seperti General Motors, Toyota, Volkswagen, Hyundai, dan Aliansi untuk Inovasi Otomotif, kelompok perdagangan yang mewakili hampir semua pembuat mobil besar, Dewan Kebijakan Otomotif Amerika, – mewakili tiga pabrikan mobil Detroit, Asosiasi Dealer Mobil Nasional, serta MEMA, – juga dikenal sebagai Asosiasi Pemasok Kendaraan dan lainnya.

    Trump mengatakan sebelumnya bahwa dia berencana untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada suku cadang mobil selambat-lambatnya 3 Mei.

    “Tarif suku cadang mobil akan mengacak rantai pasokan otomotif global dan memicu efek domino yang akan menyebabkan harga mobil yang lebih tinggi bagi konsumen, penjualan yang lebih rendah di dealer, dan akan membuat servis dan perbaikan kendaraan menjadi lebih mahal dan kurang dapat diprediksi,” kata surat itu dikutip dari Detroit Free Press, Kamis (24/4/2025).

    “Sebagian besar pemasok mobil tidak dikapitalisasi untuk gangguan yang disebabkan oleh tarif yang tiba-tiba. Banyak yang sudah dalam kesulitan dan akan menghadapi penghentian produksi, PHK, dan kebangkrutan,” tambahnya lagi.

    “Hanya membutuhkan kegagalan satu pemasok untuk menyebabkan penutupan jalur produksi pembuat mobil. Ketika ini terjadi, seperti yang terjadi selama pandemi, semua pemasok terkena dampak, dan pekerja akan kehilangan pekerjaan mereka,” tambahnya lagi.

    Surat itu ditujukan kepada Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan AS. Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer.

    Imbas kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai melanda pabrikan otomotif. Salah satunya Volvo, perusahaan mobil asal Swedia ini bakal memangkas 800 pekerja.

    Volvo Group Amerika Utara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memberi tahu karyawan bahwa mereka berencana untuk memberhentikan 550-800 orang di lokasi Mack Trucks di Macungie, Pennsylvania, dan dua fasilitas Volvo Group di Dublin, Virginia, dan Hagerstown, Maryland. Perusahaan mempekerjakan hampir 20.000 orang di Amerika Utara, menurut situs webnya.

    Trump telah mengubah sistem perdagangan global yang telah berlaku selama lebih dari 75 tahun dengan rencana tarif untuk produk dari seluruh dunia.

    “AS adalah pasar penting bagi 14 dari 18 pembuat mobil global non-China. Untuk orang-orang seperti Volkswagen, AS menyumbang jumlah yang relatif kecil dari total pendapatan merek, tetapi akan berusaha mempertahankan kehadirannya untuk mempertahankan posisinya sebagai merek global,” kata Felipe Munoz, Analis Global di JATO Dynamics.

    “Di samping Volkswagen, kemungkinan Volvo, Hyundai-Kia, Mercedes, BMW, Stellantis, Toyota, Nissan, Subaru, dan General Motors perlu meningkatkan jejak produksi mereka di AS dalam waktu dekat. AS adalah pasar yang tidak bisa mereka tinggalkan,” tambah dia.

    (riar/rgr)

  • China Ancam Tutup Pintu Negosiasi, Desak AS Cabut Tarif Impor jika Ingin Akhiri Perang Dagang – Halaman all

    China Ancam Tutup Pintu Negosiasi, Desak AS Cabut Tarif Impor jika Ingin Akhiri Perang Dagang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera mencabut tarif sepihak sebesar 145 persen yang ditetapkan atas semua barang impor asal Tiongkok.

    Desakan ini diungkap langsung oleh juru bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong.

    Dalam kesempatan tersebut Yadong mengancam akan menutup semua pintu negosiasi atau perundingan meskipun ada indikasi dari Gedung Putih memangkas bea impor Beijing.

    “AS harus menanggapi suara-suara rasional di komunitas internasional dan di dalam perbatasannya sendiri dan secara menyeluruh menghapus semua tarif sepihak yang dikenakan pada China,” kata He Yadong dikutip dari CNBC International.

     “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini mereka harus membatalkan semua tindakan sepihak terhadap Tiongkok,” imbuhnya.

    Tiongkok memandang bahwa tarif yang diberlakukan oleh AS adalah tindakan sepihak dan tidak sesuai dengan prinsip perdagangan bebas yang diatur oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Terlebih tarif tersebut tidak hanya mengganggu perekonomian Tiongkok, tetapi juga merugikan konsumen dan perusahaan dunia.

    Tarif itu memperparah ketidakpastian global lantaran keduanya merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia.

    Oleh karena itu, pembatalan tarif dianggap sebagai prasyarat penting untuk memulai kembali dialog konstruktif antara kedua negara.

    “Tiongkok jelas ingin melihat perang dagang mereda, karena hal itu merugikan kedua ekonomi,” kata Yue Su, kepala ekonom Tiongkok, di The Economist Intelligence Institute.

    “Permintaan mereka agar AS membatalkan tarif ‘sepihak’ mencerminkan pergeseran itu.” tambahnya.

    China Tolak Tunduk

    Aksi saling lempar tarif impor antara China dan AS bermula dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik sebesar 34 persen. 

    Sebagai bentuk balasan, Komite Tarif Dewan Negara China turut menerapkan tarif 34 persen atas produk-produk asal AS.

    Ketegangan yang semakin berlanjut akhirnya mendorong AS untuk menjatuhkan tarif 145 persen ke China.

    Kendati AS memberikan isyarat terkait adanya pemangkasan tarif impor barang-barang China, turun dari level saat ini sebesar 145 persen menjadi antara 50 persen dan 65 persen.

    Namun, hal tersebut membuat kemarahan China mereda. Pemerintah Xi menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk.

    China Ultimatum Negara-Negara Yang Ajukan Negosiasi

    Tak sampai di situ, belakangan China turut menebar ancaman kepada negara-negara yang melakukan negosiasi terhadap kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS).

    Tak dijelaskan secara rinci sanksi apa yang akan diterapkan pemerintahan Xi Jinping kepada negara-negara yang nekat melakukan negosiasi mengenai kenaikan tarif Trump.

    Namun, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan balasan dan timbal balik yang tegas.

    Ancaman ini dilontarkan Xi setelah munculnya laporan bahwa AS berencana menggunakan negosiasi tarif untuk menekan puluhan negara agar memberlakukan hambatan baru pada perdagangan dengan China.

    “China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan pernah menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China.

    (Tribunnews.com / Namira)