Tag: Donald Trump

  • Zelensky Mungkin Tidak Akan Hadiri Pemakaman Paus Karena Pertemuan Militer

    Zelensky Mungkin Tidak Akan Hadiri Pemakaman Paus Karena Pertemuan Militer

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia mungkin tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang juga akan dihadiri oleh Presiden Aamerika Serikat (AS) Donald Trump. Alasannya karena ada pertemuan militer yang penting.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa ia akan menghadiri pemakaman di Vatikan, di mana ia ingin bertemu Trump–yang menekan Kyiv dan Moskow untuk mencapai kesepakatan mengenai perang tiga tahun di Ukraina.

    “Jika saya tidak (di sana) tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat ia mengunjungi lokasi serangan mematikan Rusia di Kyiv.

    “Menteri luar negeri dan ibu negara akan berada di sana. Bagi saya, penting bagi saya untuk berada di sini. Ada beberapa pertemuan militer di Ukraina hari ini,” tambahnya.

    Zelensky mengatakan bahwa ia akan mengadakan “sejumlah pertemuan”, termasuk mengenai serangan di Kyiv yang telah menewaskan 12 orang sehari sebelumnya.

    “Ada beberapa pertanyaan tertutup tentang serangan ini. Dan tentang langkah-langkah Ukraina yang sesuai. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Jadi jika saya punya waktu, saya pasti akan hadir (di pemakaman),” katanya.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Vatikan Diserbu Pelayat, 130.000 Orang Antre Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus – Halaman all

    Vatikan Diserbu Pelayat, 130.000 Orang Antre Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 130.000 orang menyerbu Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, Jumat (25/4/2025).

    Laporan resmi media Vatikan menyebut saat ini puluhan ribu orang memadati Basilika Santo Petrus di Vatikan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus.

    Bukan hanya umat Katolik, penghormatan terakhir turut dilakukan banyak pihak di berbagai negara yang merasa kehilangan atas kepergian Paus ke 266 dalam Gereja Katolik Roma tersebut.

    Bahkan sejumlah pelayat rela menunggu antrean sampai berjam-jam hanya untuk memberikan penghormatan beberapa menit saja dari depan jenazah Paus Fransiskus.

    Adapun lonjakan antrean ini terjadi sejak Rabu kemarin hingga Jumat, menjalar ke tengah jalan raya utama yang mengarah melalui Roma menuju Vatikan.

    Mengutip Reuters, orang-orang tersebut rela berdesakan demi bisa memberikan penghormatan kepada Fransiskus sebelum peti jenazah ditutup pada Jumat malam, dan wajah Paus akan ditutup dengan kerudung sutra putih dan disiram dengan air suci.

     “Yang mengejutkan saya adalah betapa bertekadnya dia untuk melayani Gereja dan mencintai umatnya dengan segenap energinya, sampai akhir,” kata Kardinal Giovanni Battista Re dari Italia, pemimpin upacara Dewan Kardinal dan pejabat Vatikan yang sudah pensiun.

    Lebih lanjut menjelang pemakaman Paus Fransiskus yang akan digelar di Basilika Santa Maria Maggiore pada Sabtu (26/7/2025), pemerintah Italia mulai menggelar operasi keamanan besar-besaran.

    Menerjunkan polisi dan pasukan berkuda di pusat kota Roma hingga seluruh penjuru Vatikan.

    Tak terkecuali tempat persemayaman di mana umat Katolik dan masyarakat umum dapat memberikan penghormatan terakhir mereka.

    Bahkan petugas kepolisian dan para staf Vatikan turut melakukan pemeriksaan keamanan yang telah ditingkatkan.

    Serta memasang sistem pertahanan anti-drone dan teknologi pemblokiran sinyal untuk mencegah ancaman dari udara dan perangkat komunikasi yang tidak sah, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

    Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan dan kelancaran prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    Sehingga acara dapat berjalan dengan aman dan khidmat, menghormati warisan dan kontribusinya sebagai pemimpin umat Katolik dunia.

    Mengingat perkiraan jumlah pelayat yang sangat besar dan kehadiran delegasi internasional penting

    Selama di Basilika Santo Petrus jenazah Paus Fransiskus dibaringkan dalam peti terbuka mengenakan jubah kebesarannya, memegang rosario, dengan Garda Swiss berdiri di sampingnya

    Setelah sebelumnya jenazah dibawa dari kapel kediaman Vatikan tempat tinggalnya ke Gereja Santo Petrus, dengan memasuki pintu tengah, dalam prosesi akbar yang dimulai pukul 9 pagi, diiringi oleh para kardinal dan nyanyian Latin.

    Selanjutnya pada Jumat, 25 April 2025, Umat dan para pemimpin Gereja berkumpul dalam misa khusus untuk mendoakan jiwa Paus Fransiskus.

    Adapun doa untuk Paus Fransiskus akan dipimpin oleh para Kardinal senior di Basilika.

    Kemudian pada 26 April 2024, Pukul 15.00 WIB (sekitar 10.00 waktu Roma): Misa Requiem dilangsungkan di Basilika Santo Petrus, dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal.

    Setelah misa, jenazah akan dibawa untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma.

    Tidak seperti para pendahulunya, Paus asal Argentina ini memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore yang merupakan salah satu gereja tertua di Roma yang sering ia kunjungi untuk berdoa.

    Lokasi tersebut dipilih lantaran dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus mengungkapkan rencananya untuk mendobrak tradisi dan dimakamkan di luar Vatikan.

    Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhirnya di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma.

    Paus Fransiskus beralasan dirinya merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut, karena semasa hidup biasa mengunjungi basilika itu untuk menghormati Perawan Maria.

    Sejauh ini sudah ada beberapa kepala negara yang telah menyatakan niat untuk hadir dalam prosesi pemakaman.

    Di antaranya ada Presiden Amerika Serikat Donald Trump beserta istrinya yang akan terbang ke Roma, sementara Presiden Argentina Javier Milei juga dijadwalkan hadir.

    Pakai Peti Kayu Sederhana

    Tak hanya itu dalam wasiat terakhirnya Paus juga meminta agar prosesi penguburannya ingin disederhanakan.

    Meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk menguburkan para Paus yang meninggal.

    Dalam postingan situs resmi Vatikan pada November 2024 lalu, Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad saat menguburkan para Paus yang meninggal.

    Sesuai tradisi, para Paus yang meninggal akan dimakamkan di dalam tiga peti jenazah yang saling terkait, yang terbuat dari kayu pohon cemara, pohon timah dan pohon ek.

     Namun dalam wasiat terakhirnya Paus Fransiskus meminta agar dirinya dimakamkan di dalam satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana berlapis seng.

     Disebutkan juga bahwa Paus Fransiskus tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi, atau catafalque, di Basilika Santo Petrus untuk dilihat para pelayat, seperti yang terjadi pada para paus sebelumnya.

    Meski begitu para pelayat nantinya akan tetap dipersilakan untuk memberikan penghormatan terakhir.

    Namun jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan berada di dalam peti, dengan bagian tutupnya dibuka.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • FBI Tangkap Hakim Halangi Penangkapan Imigran Gelap, AS Dilanda Ketegangan

    FBI Tangkap Hakim Halangi Penangkapan Imigran Gelap, AS Dilanda Ketegangan

    Jakarta

    Direktur FBI Kash Patel mengatakan bahwa seorang hakim Amerika Serikat (AS) ditangkap karena membantu seorang migran gelap menghindari agen federal. Penangkapan meningkatkan pertikaian antara Gedung Putih dan pengadilan atas kebijakan deportasi garis keras Presiden Donald Trump.

    Dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), Hannah Dugan seorang hakim wilayah Milwaukee County, diduga “sengaja mengarahkan agen federal menjauh dari subjek” yang akan mereka tangkap di gedung pengadilannya, kata Patel dalam sebuah postingan di X, yang kemudian dihapusnya.

    “FBI menangkap Hakim Hannah Dugan dari Milwaukee, Wisconsin atas tuduhan menghalangi setelah bukti Hakim Dugan menghalangi operasi penangkapan imigrasi minggu lalu,” kata Patel dalam postingan-nya.

    Migran itu ditangkap tak lama kemudian. Penghalangan terhadap egen federal dinilai sebagai suatu bahaya.

    “Untungnya agen kami mengejar pelaku dengan berjalan kaki dan dia telah ditahan sejak itu, tetapi penghalangan Hakim tersebut menciptakan bahaya yang lebih besar bagi publik,” kata Patel.

    Direktur FBI yang ditunjuk Trump menghapus unggahannya beberapa menit setelah muncul, dan status Dugan masih belum jelas.

    Pemerintahan Trump telah berselisih dengan hakim federal, kelompok hak asasi manusia, dan Partai Demokrat yang mengatakan bahwa ia telah menginjak-injak atau mengabaikan hak-hak yang diabadikan dalam konstitusi dengan terburu-buru mendeportasi migran, yang terkadang tanpa hak untuk diadili.

    Pada Kamis (24/4), seorang mantan hakim daerah di New Mexico dan istrinya ditahan setelah agen federal menggerebek rumah mereka di Las Cruces karena menyembunyikan seorang migran tak berdokumen yang diduga sebagai anggota geng Tren de Aragua Venezuela, media AS melaporkan.

    (rfs/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Ancam Pimpin Serang Iran Jika Tak Ada Kesepakatan Baru soal Nuklir

    Trump Ancam Pimpin Serang Iran Jika Tak Ada Kesepakatan Baru soal Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS akan memimpin dalam menyerang Iran jika pembicaraan mengenai program nuklir Teheran tidak menghasilkan kesepakatan baru. Trump mengungkapkan hal itu dalam wawancara Majalah Time.

    Dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), Presiden AS dalam wawancara Majalah Time tetap menyatakan harapan bahwa kesepakatan tersebut dapat dicapai, sementara juga mengatakan bahwa ia terbuka untuk bertemu langsung dengan pemimpin tertinggi atau presiden Iran.

    “Ada kemungkinan kita harus menyerang karena Iran tidak akan memiliki senjata nuklir,” kata Trump kepada Time.

    Ancaman baru itu muncul saat Washington dan Teheran melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir negara itu, dengan putaran ketiga dijadwalkan pada Sabtu (26/4), di Oman. Kedua belah pihak menyatakan optimisme pada akhir pertemuan terakhir di Roma, tanpa memberikan rincian apa pun.

    Negosiasi sejauh ini telah mengecualikan musuh bebuyutan Iran, Israel, meskipun Trump pada Selasa (22/4), mengatakan setelah panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa “kami berada di pihak yang sama dalam setiap isu.”

    Trump, ditanya oleh Time tentang laporan bahwa ia telah menghalangi Israel untuk melakukan serangan sepihak terhadap Iran, menjawab: “Itu tidak benar.”

    “Akhirnya saya akan menyerahkan pilihan itu kepada mereka, tetapi saya katakan saya lebih suka kesepakatan daripada bom yang dijatuhkan.”

    Trump membantah bahwa ia khawatir Netanyahu akan menyeret Amerika Serikat ke dalam perang dengan Iran, dengan mengatakan: “Ia mungkin akan berperang. Tetapi kita tidak akan terseret ke dalamnya.”

    Trump pada tahun 2018 membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran yang dinegosiasikan di bawah Presiden Barack Obama dan memberlakukan kembali sanksi besar-besaran terhadap Teheran.

    Kekuatan Barat dan Israel, yang oleh para ahli dianggap sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, telah lama menuduh Teheran berupaya mengembangkan senjata nuklir.

    Iran selalu membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil. Ketika ditanya apakah ia bersedia bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atau Presiden Masoud Pezeshkian, Trump menjawab: “Tentu.”

    (rfs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Upaya Prabowo Lunakkan Trump Sedang Berjalan, Tim Khusus Mulai Nego Tarif

    Upaya Prabowo Lunakkan Trump Sedang Berjalan, Tim Khusus Mulai Nego Tarif

    Jakarta

    Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent. Pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari negosiasi kebijakan tarif impor tinggi Presiden Donald Trump.

    Airlangga, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu, menegosiasi tarif 32% untuk produk impor asal Indonesia. Pertemuan berlangsung di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC, Kamis 24 April kemarin.

    “Saya menegaskan kembali posisi Indonesia yang telah disampaikan juga kepada USTR dan Secretary of Commerce pada pertemuan sebelumnya,” kata Airlangga dikutip dari akun Instagram @airlanggahartarto_official, Jumat (25/4/2025).

    Sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, Airlangga menyampaikan ke Bessent soal posisi Indonesia dalam mengatasi defisit Neraca Perdagangan AS terhadap Indonesia.

    Khususnya untuk membuat perdagangan yang seimbang atau dia sebut sebagai ‘fair and square.’

    “Kami juga akan meningkatkan nilai investasi dan kerja sama dalam Critical Minerals. Kolaborasi juga akan mencakup kerja sama keuangan dan ekonomi digital,” papar Airlangga melanjutkan.

    Bessent, kata Airlangga, juga menyampaikan apresiasi atas respons cepat yang disampaikan Pemerintah Indonesia segera setelah keluarnya pengumuman penundaan tarif oleh Pemerintah AS.

    Selain itu, pihak AS juga menyatakan ingin bekerja sama lebih erat dalam Forum G20. Seperti diketahui, tahun 2026 AS akan memegang mandat sebagai Presidensi G20.

    (hal/hns)

  • Trump Ngaku Ngobrol Tarif dengan Xi Jinping, China Bilang Tidak Ada

    Trump Ngaku Ngobrol Tarif dengan Xi Jinping, China Bilang Tidak Ada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeklaim adanya pembicaraan tarif dengan Presiden China Xi Jinping. Namun, pernyataan ini segera dibantah oleh Kementerian Luar Negeri China, yang menegaskan bahwa tidak ada negosiasi tarif yang sedang berlangsung antara kedua negara.

    Dalam wawancara dengan TIME Magazine yang diterbitkan pada Jumat (25/4/2025), Trump menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Xi mengenai tarif dan mengindikasikan bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa minggu mendatang.

    “Ada angka di mana mereka akan merasa nyaman,” ujar Trump. “Tapi Anda tidak bisa membiarkan mereka menghasilkan satu triliun dolar dari kita.”

    Menanggapi klaim tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa tidak ada konsultasi atau negosiasi yang sedang berlangsung terkait tarif.

    “Saya tidak mengetahui rincian spesifik dari rencana untuk melonggarkan tarif pada barang-barang AS,” kata Guo dalam konferensi pers pada Jumat. “Kami menekankan bahwa China dan AS tidak terlibat dalam diskusi terkait tarif pada tahap ini.”

    Sehari sebelumnya, dia menyatakan hal serupa. “China dan Amerika Serikat belum pernah melakukan konsultasi atau negosiasi soal tarif, apalagi mencapai kesepakatan,” tegas Guo, sebagaimana dilansir Reuters. Ia bahkan menyebut klaim tentang adanya pembicaraan sebagai “berita palsu”.

    Pernyataan Guo ini diperkuat oleh Kementerian Perdagangan China yang menekankan pentingnya “pemikiran skenario ekstrem” dalam menghadapi perang dagang dengan AS.

    “Sangat penting untuk… meningkatkan pemikiran skenario ekstrem, dengan fokus kuat pada pencegahan dan penyebaran risiko perdagangan,” bunyi pernyataan dari kementerian tersebut.

    Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, sebelumnya mengatakan AS harus mencabut seluruh tindakan tarif sepihak terhadap China.

    Pernyataan ini muncul bersamaan dengan klarifikasi tegas bahwa tidak pernah ada negosiasi tarif dengan Washington, meskipun klaim sebaliknya berkali-kali disampaikan oleh pihak AS.

    “Jika Amerika Serikat benar-benar ingin menyelesaikan persoalan perdagangan ini, maka mereka harus mencabut seluruh tindakan tarif sepihak terhadap China,” katanya, dilansir Reuters.

    Ia menambahkan dengan peribahasa klasik, “Orang yang mengikat lonceng, haruslah pula yang melepasnya.”

    Pernyataan dari He Yadong ini merupakan penegasan dari sikap China yang membantah adanya perundingan apapun dengan pihak AS. Hal ini kontras dengan pernyataan berulang dari Presiden Trump yang mengatakan bahwa telah terjadi “kontak langsung” antara kedua negara.

    (luc/luc)

  • Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Energi Nasional China mengumumkan, untuk pertama kalinya bahwa kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yakni angin dan surya di China telah melampaui kapasitas energi termal, yang sebagian besar berasal dari batu bara.

    Hal ini menjadi capaian yang cukup penting dalam transisi energi yang dilakukan oleh Negeri Panda. Terlebih, China selama ini dikenal sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

    Adapun, China sendiri telah berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan tahun lalu, meski sekitar 60% energi negara tersebut berasal dari batu bara, China juga merupakan pusat energi terbarukan, dengan membangun hampir dua kali lipat kapasitas angin dan surya dibandingkan dengan semua negara lain jika digabungkan.

    “Pada kuartal pertama tahun 2025, kapasitas tenaga angin dan fotovoltaik China yang baru dipasang berjumlah total 74,33 juta kilo Watt, sehingga kapasitas terpasang kumulatif menjadi 1,482 miliar kilo Watt,” kata Badan Energi Nasional China, dikutip dari AFP, Jumat (25/4/2025).

    Hal itu melampaui kapasitas terpasang tenaga termal (1,451 miliar kilo Watt) untuk pertama kalinya.

    Pada Rabu (23/4/2025), Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa “tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah”, upaya negaranya untuk memerangi perubahan iklim tidak akan kendor.

    Ia juga mengatakan bahwa Tiongkok akan mengumumkan komitmen pengurangan gas rumah kaca 2035, yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), sebelum COP30 pada November dan akan mencakup semua gas rumah kaca, bukan hanya karbon dioksida.

    Di sisi lain, Presiden Donald Trump telah menarik Amerika Serikat, penghasil emisi karbon terbesar kedua di dunia, keluar dari Perjanjian Iklim Paris sambil menjanjikan perluasan besar-besaran dalam eksploitasi bahan bakar fosil.

    Sebagaimana diketahui, tonggak sejarah baru Tiongkok muncul saat negara tersebut mengalami pertumbuhan eksplosif dalam energi terbarukan. Tahun lalu, China menambahkan rekor 357 Giga Watt tenaga angin dan surya, 10 kali lipat dari penambahan AS.

    Negara tersebut memenuhi target 2030 untuk memasang kapasitas tenaga surya dan angin sebesar 1.200 GW hampir enam tahun lebih awal.

    Pengumuman hari Jumat menyatakan bahwa penambahan tenaga angin dan tenaga surya pada kuartal pertama telah “jauh melampaui” peningkatan total konsumsi listrik di Tiongkok.

    “Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut pada bulan-bulan dan kuartal berikutnya di tahun 2025,” kata Yao Zhe, penasihat Kebijakan Global di Greenpeace Asia Timur, kepada AFP.

    Itu menunjukkan sektor listrik Tiongkok sedang mengalami “perubahan struktural dan emisi karbon sektor tersebut tinggal selangkah lagi menuju puncaknya”.

    Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa batu bara terus memainkan peran penting dalam bauran energi Tiongkok. Meskipun terjadi lonjakan energi terbarukan, Tiongkok juga memulai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebesar 94,5 G ga Watt pada tahun 2024.

    Menurut laporan dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Finlandia dan Pemantau Energi Global (GEM) di Amerika Serikat, kapasitas tersebut 93 persen dari total global.

    (wia)

  • Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuju Roma, Italia, untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus dalam lawatan luar negeri pertama di masa jabatan keduanya. Trump akan bertemu para pemimpin asing termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), Trump memiliki hubungan jauh dengan mendiang Paus Fransiskus yang tidak ragu mengkritiknya dengan tajam atas kebijakannya yang khas, yaitu deportasi massal para migran.

    Namun, Trump tidak akan melewatkan apa yang akan menjadi pertemuan diplomatik besar yang dihadiri oleh sekitar 50 kepala negara, termasuk 10 raja yang berkuasa.

    Di antara mereka adalah Zelensky, yang akan menjadi pertemuan langsung pertama kedua pemimpin tersebut sejak pertemuan Gedung Putih yang berakhir tragis pada 28 Februari.

    Trump dan Wakil Presiden JD Vance dalam pertemuan itu mencaci maki Zelensky, menyebutnya tidak berterima kasih atas bantuan militer AS senilai miliaran dolar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Ketegangan mereda setelah pertemuan itu, dengan Ukraina menyetujui proposal yang dipimpin AS untuk gencatan senjata tanpa syarat selama satu bulan, yang membebani Rusia yang belum menerimanya dan pada hari Kamis melancarkan serangan paling mematikan dalam hampir setahun di Kyiv.

    Trump, sambil menyerukan Rusia untuk menghentikan serangannya, telah kembali menyalahkan Zelensky, termasuk mendesaknya untuk menerima kendali Rusia atas Krimea, semenanjung yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014.

    Tidak ada pertemuan yang diumumkan di Roma untuk Trump, yang hanya akan tinggal setengah hari di Vatikan. Namun, Trump mungkin merasa tidak nyaman dengan beberapa pemimpin di sekitarnya–yang paling utama adalah pendahulunya, Joe Biden.

    Biden adalah seorang Katolik yang taat dan dekat dengan Fransiskus. Biden akan melakukan perjalanan sendiri ke Roma, kata kantornya, meskipun menurut protokol, mantan Presiden umumnya melakukan perjalanan dengan Air Force One untuk menghadiri pemakaman.

    Trump telah tanpa henti menyerang Biden dan menghancurkan warisannya dalam hampir 100 hari masa jabatannya, dengan Biden pada gilirannya baru-baru ini berbicara menentang kebijakan Trump.

    Perjalanan Trump ke Italia terjadi setelah dia mengguncang sekutu Eropa dengan mengenakan tarif besar, meskipun dia setidaknya untuk sementara telah mundur dari tindakan yang paling keras.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, salah satu pemimpin yang menjalin hubungan dengan Trump dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang akan segera lengser, akan hadir di pemakaman tersebut, demikian pula para eksekutif puncak Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva seorang veteran sayap kiri yang mengalahkan saingannya Jair Bolsonaro, merupakan belahan jiwa ideologis Trump juga akan hadir. Lula telah mengkritik Trump tetapi telah menghindari konfrontasi besar sejak miliarder Republik itu kembali.

    Pemakaman tersebut juga akan menghadirkan para pemimpin yang lebih sejalan secara ideologis dengan Trump, termasuk Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Javier Milei dari Argentina, negara asal mendiang paus.

    Trump juga melakukan kunjungan singkat ke Prancis setelah pemilihannya tetapi sebelum pelantikannya untuk pembukaan kembali katedral Notre Dame. Macron mempertemukannya dengan Zelensky di sela-sela acara.

    Perjalanan luar negeri pertama Trump seharusnya ke negara-negara Teluk Arab yang kaya minyak, di mana ia berharap dapat melihat peluang bisnis dan mendesak hubungan yang lebih erat dengan Israel. Trump dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai 13 Mei.

    (rfs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Ancam Korsel, Tak Rela AS Dapat Pasokan ‘Harta Karun’ Ini

    China Ancam Korsel, Tak Rela AS Dapat Pasokan ‘Harta Karun’ Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan mulai mengancam perusahaan Korea Selatan (Korsel) atas ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang mengandung logam penting dari China. Situasi ini dilaporkan oleh media Negeri Ginseng.

    The Korean Economic Daily pada Selasa (22/4/2025) melaporkan bahwa pemerintah China memerintahkan setidaknya dua produsen transformator Korsel untuk menghentikan ekspor peralatan listrik yang mengandung logam tanah jarang berat – yang bersumber dari China – ke militer AS atau kontraktornya.

    Surat tersebut dilaporkan memperingatkan bahwa kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan tindakan regulasi, termasuk sanksi.

    Menurut seorang pejabat pemerintah Korsel yang dikutip oleh surat kabar tersebut, perusahaan-perusahaan di industri kendaraan listrik, layar, baterai, perangkat medis, dan kedirgantaraan telah menerima pemberitahuan serupa.

    “Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan AS yang akan menghadapi larangan ekspor Beijing di samping tarif balasannya sebagai tanggapan atas bea masuk Washington, konglomerat besar Korea yang memimpin ekspor negara itu dapat mengalami pukulan yang lebih besar,” kata Han Ah-reum, peneliti di Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, mengatakan kepada The Korean Economic Daily.

    Laporan tersebut, yang belum diverifikasi secara independen, akan menandai pertama kalinya China secara resmi menargetkan negara ketiga dalam sengketa dagangnya dengan AS.

    “Barang-barang yang relevan memiliki sifat penggunaan ganda, dan merupakan praktik internasional yang umum untuk memberlakukan kontrol ekspor terhadap barang-barang tersebut,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan kepada wartawan pada 4 April.

    “Sebagai negara besar yang bertanggung jawab, langkah tersebut mencerminkan posisi konsistennya untuk menjaga perdamaian dunia dan stabilitas regional dengan tegas,” ujar jubir tersebut.

    Hubungan China-Korsel sendiri menghadapi hambatan baru di tengah kekhawatiran Seoul bahwa instalasi China di Laut Kuning mungkin merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menegaskan klaim teritorial. Beijing menegaskan bahwa struktur tersebut hanya ditujukan untuk akuakultur.

    Jika Beijing-mitra dagang utama Seoul-bergerak untuk lebih meningkatkan pengaruh ekonominya, hal itu dapat berdampak serius pada ekonomi tetangganya yang didorong oleh ekspor.

    Sementara itu, China telah berupaya menggalang dukungan internasional untuk melawan kebijakan perdagangan proteksionis Presiden AS Donald Trump, dengan memposisikan dirinya sebagai alternatif yang bertanggung jawab dan stabil bagi Amerika Serikat.

    Minggu lalu, Presiden China Xi Jinping memulai perjalanan singkat ke Asia Tenggara untuk memperkuat pengaruh China di kawasan tersebut. Pada Selasa, media Jepang melaporkan bahwa Perdana Menteri Fumio Kishida menerima surat dari Perdana Menteri China Nomor 2 Li Qiang, yang mendesaknya untuk bergabung dengan Beijing dalam menentang proteksionisme.

    (tfa)

  • Indef Minta Pemerintah Tiru Cara Malaysia Hadapi Ancaman Tarif Trump

    Indef Minta Pemerintah Tiru Cara Malaysia Hadapi Ancaman Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance alias Indef meminta pemerintah meniru cara Malaysia menghadapi ancaman tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Kepala Center for Sharia Economic Development Indef Nur Hidayat menjelaskan setidaknya ada lima langkah strategis yang dilakukan Malaysia. Pertama, diversifikasi pasar.

    “Malaysia memperluas ekspor ke Asia Timur, Timur Tengah, Afrika serta memperkuat hubungan dagang dengan China, India dan Asean,” ungkap Nur dalam diskusi publik Indef secara daring, Jumat (25/4/2025).

    Kedua, Malaysia memanfaatkan berbagai kemudahan yang diberikan oleh negara lain untuk mengakses pasar baru dengan tarif lebih rendah melalui aliansi perdagangan regional seperti RCEP dan CPTPP.

    Ketiga, fokus ke ekspor produk dengan nilai tambah seperti bioteknologi dan halal pharma. Keempat, mendorong transformasi digital UMKM dengan dukungan Malaysian Digital Economic Cooperation.

    Kelima, menawarkan insentif untuk relokasi industri ke Malaysia dari rantai pasok global.

    “Kita bisa mungkin belajar ya dari negara tetangga dalam merespon ini [ancaman tarif Trump] ya,” jelas Nur.

    Profesor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta ini pun menegaskan pemerintah Indonesia perlu berkaca dari upaya Malaysia melakukan diversifikasi terutama pasar dan produk halal.

    Dia mencatat sekitar 80% ekspor halal Indonesia masih terfokus pada makanan dan minuman dengan tujuan utama hanya beberapa negara seperti Jepang.

    Padahal, sambungnya, negara-negara organisasi kerjasama Islam (OKI) khususnya di Afrika dan Timur Tengah menunjukkan pertumbuhan permintaan produk halal yang pesat. Nur melihat pemerintah belum menggarap potensi tersebut secara maksimal.

    “Sehingga ada beberapa rekomendasi strategis yaitu pengembangan roadmap ekspor halal non-food and beverage yang berfokus pada sektor fashion, kosmetik dan bioteknologi. Kemudian juga memanfaatkan jaringan diaspora Indonesia di Timur Tengah dan Afrika sebagai duta dagang informal,” ujar Nur.