Tag: Donald Trump

  • TikTok Akhirnya Lepas Saham ke AS, Gandeng Oracle Bikin Perusahaan Gabungan

    TikTok Akhirnya Lepas Saham ke AS, Gandeng Oracle Bikin Perusahaan Gabungan

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok akhirnya menyepakati pengalihan sebagian besar operasional bisnisnya di Amerika Serikat (AS) kepada kelompok investor AS. 

    Kesepakatan ini sekaligus menandai babak akhir dari tekanan bertahun-tahun yang telah dilakukan oleh pemerintah AS untuk memaksa platform tersebut melakukan divestasi.

    Melansir dari TechCrunch Jumat (19/12/2025) berdasarkan memo internal dari CEO ByteDance Shou Chew, kemitraan baru ini akan berwujud sebuah entitas gabungan yang diberi nama TikTok USDS Joint Venture LLC. 

    Melalui struktur ini, kendali besar atas bisnis TikTok di Amerika Serikat akan berpindah tangan ke konsorsium investor yang dipimpin oleh raksasa teknologi Oracle, perusahaan ekuitas swasta Silverlake, dan MGX, firma investasi asal Abu Dhabi yang berfokus pada pengembangan kecerdasan artifisial (KA).

    Dalam rincian pembagian saham yang diungkapkan, kelompok investor tersebut akan menguasai kepemilikan sebesar 45% dari operasional AS. 

    Sementara itu, ByteDance sebagai induk perusahaan TikTok saat ini, hanya akan mempertahankan porsi minoritas, yakni 20%. Perjanjian ini dijadwalkan mencapai penyelesaian akhir pada 22 Januari 2026.

    Entitas baru TikTok USDS Joint Venture LLC nantinya akan memegang tanggung jawab penuh terhadap aspek-aspek krusial platform, mulai dari perlindungan data pengguna, keamanan algoritma, moderasi konten, hingga jaminan kualitas perangkat lunak.

    Guna memastikan standar keamanan terpenuhi, perusahaan telah menetapkan mekanisme pengawasan ketat.

    “Seorang mitra keamanan terpercaya akan bertanggung jawab untuk mengaudit dan memvalidasi kepatuhan terhadap National Security Terms yang telah disepakati, dan Oracle akan menjadi mitra keamanan tepercaya tersebut setelah transaksi selesai,” tulis dokumen tersebut sebagaimana dikutip.

    Keterlibatan Oracle, Silverlake, dan MGX sebagai investor utama sebenarnya selaras dengan laporan berita yang beredar sebelumnya. Hingga memo ini bocor ke publik, ByteDance cenderung merahasiakan detail negosiasi dan hanya menegaskan komitmennya untuk mematuhi hukum di Amerika Serikat demi menjaga ketersediaan aplikasi bagi para penggunanya.

    Kesepakatan ini sebenarnya telah mencerminkan poin-poin dalam perintah eksekutif yang sempat ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada September lalu. 

    Perintah tersebut memang mengarahkan penjualan operasional TikTok di AS kepada grup investor AS guna memitigasi risiko keamanan yang timbul dari keterkaitan dengan entitas asing.

    Pemerintah AS sejak lama mengincar pemisahan operasional TikTok dari ByteDance. Kekhawatiran utama terletak pada potensi akses data warga Amerika oleh pihak luar yang dianggap dapat mengancam stabilitas nasional. 

    Dengan terbentuknya joint venture ini, TikTok tampaknya telah menemukan “jalan tengah” yang memungkinkan mereka tetap beroperasi di pasar terbesarnya tersebut tanpa harus kehilangan eksistensi sepenuhnya. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Bank of Japan Naikkan Suku Bunga ke 0,75%, Tertinggi Dalam 30 Tahun

    Bank of Japan Naikkan Suku Bunga ke 0,75%, Tertinggi Dalam 30 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 30 tahun. Langkah tersebut menegaskan keyakinan bank sentral bahwa inflasi di Jepang semakin menguat.

    Melansir Bloomberg pada Jumat (19/12/2025), Dewan kebijakan BOJ yang dipimpin Gubernur Kazuo Ueda sepakat menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% dalam keputusan bulat, sebagaimana tercantum dalam pernyataan resmi pada Jumat (19/12/2025).

    Bank sentral Jepang itu menilai peluang terealisasinya proyeksi ekonomi semakin besar. Langkah ini telah diperkirakan seluruh 50 ekonom yang disurvei Bloomberg.

    BOJ menegaskan siklus pengetatan moneter belum berakhir. Bank sentral menyatakan akan terus menaikkan biaya pinjaman jika prospek ekonominya terwujud, seraya mencatat inflasi inti masih meningkat secara moderat.

    Pasca pengumuman tersebut, yen melemah terhadap dolar AS dan diperdagangkan di kisaran 156, mengindikasikan kenaikan suku bunga telah sepenuhnya diantisipasi pasar.

    Kebijakan tersebut menegaskan tekad Ueda untuk melanjutkan normalisasi suku bunga seiring inflasi yang kian mengakar dalam perekonomian. Hal itu merupakan pergeseran besar setelah pecahnya gelembung properti pada awal 1990-an yang memicu dekade panjang tekanan harga yang lemah.

    Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan indikator utama harga konsumen naik 3% pada November 2025, memperpanjang periode inflasi yang berada di atau di atas target 2% BOJ menjadi 44 bulan berturut-turut.

    Meski kemunculan Sanae Takaichi sebagai perdana menteri pada Oktober sempat memunculkan keraguan atas ruang gerak Ueda dalam menormalisasi kebijakan, biaya politik dari tekanan inflasi yang berlanjut serta pelemahan yen membuat pemerintah tidak menghalangi langkah BOJ.

    Ueda juga menaikkan biaya pinjaman untuk pertama kalinya sejak Januari 2025 setelah data ekonomi menunjukkan tarif Presiden AS Donald Trump tidak memberikan dampak besar terhadap ekonomi Jepang.

    Selain itu, berbagai serikat pekerja menetapkan target dalam perundingan upah tahunan yang sejalan dengan tahun lalu—yang menghasilkan kenaikan upah bersejarah—menandakan momentum kenaikan upah masih terjaga.

    Fokus pasar kini tertuju pada waktu kenaikan berikutnya. Mayoritas pengamat BOJ memperkirakan laju pengetatan akan berlangsung sekitar sekali setiap enam bulan.

    Langkah ini menegaskan posisi BOJ sebagai pengecualian di antara bank sentral global tahun ini, sebagai satu-satunya yang menaikkan suku bunga. Pekan lalu, Federal Reserve AS memangkas suku bunga The Fed untuk ketiga kalinya tahun ini. 

    Meski demikian, setelah kenaikan terbaru, suku bunga Jepang masih berada jauh di bawah tingkat inflasinya, sementara biaya pinjaman di AS lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan harga—menunjukkan konvergensi kebijakan kedua negara.

    Selisih suku bunga Jepang-AS telah menyempit 125 basis poin sepanjang tahun ini. Namun, penyempitan tersebut belum membalikkan tren di pasar valuta asing, dengan pelemahan yen masih berlanjut. Level saat ini di sekitar 156 per dolar AS dibandingkan rata-rata 20 tahun sebesar 111,61.

    Kenaikan suku bunga ini menjadi keputusan bulat pertama di bawah kepemimpinan Ueda, mencerminkan soliditas internal setelah dua dari sembilan anggota dewan sebelumnya menolak mempertahankan suku bunga pada dua pertemuan terakhir.

    Kendati demikian, dua anggota dewan masih menyampaikan keberatan terhadap deskripsi prospek harga yang disampaikan bank sentral.

    Ueda dijadwalkan menjelaskan pertimbangan kebijakan dan arah suku bunga ke depan dalam konferensi pers yang biasanya dimulai pukul 15.30 waktu setempat.

  • TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

    TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

    GELORA.CO -Setelah mempertimbangkan dengan waktu yang cukup lama, TikTok akhirnya mengambil langkah besar untuk mengamankan masa depannya di Amerika Serikat (AS).

    Perusahaan induknya, ByteDance, telah menandatangani perjanjian mengikat untuk menjual sedikit di atas 80 persen aset TikTok di AS kepada konsorsium investor yang dipimpin pihak Amerika. Langkah ini dilakukan untuk menghindari larangan pemerintah AS terhadap aplikasi tersebut.

    Kesepakatan ini disampaikan langsung oleh CEO TikTok, Shou Zi Chew, kepada para karyawan pada Kamis 18 Desember 2025. Ia menyebut kesepakatan tersebut penting bagi keberlangsungan TikTok di AS. 

    “Kesepakatan ini akan memungkinkan lebih dari 170 juta warga Amerika untuk terus menemukan dunia dengan kemungkinan tanpa batas sebagai bagian dari komunitas global yang penting,” kata Shou dalam memo internalnya, dikutip dari Reuters, Jumat 19 Desember 2025.

    Langkah ini menjadi titik terang setelah bertahun-tahun ketidakpastian sejak 2020, ketika Presiden AS Donald Trump pertama kali mencoba melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional. Kini, platform tersebut telah menjadi aplikasi yang digunakan secara rutin oleh lebih dari 170 juta orang di Amerika Serikat.

    Rincian kesepakatan ini sesuai dengan rencana yang diumumkan pada September lalu. Saat itu, Trump menunda penerapan undang-undang pelarangan TikTok hingga 20 Januari, dengan syarat ByteDance harus menjual bisnis TikTok di AS. Trump juga menyatakan bahwa kesepakatan tersebut sudah memenuhi ketentuan divestasi.

    Dalam perjanjian terbaru, ByteDance dan TikTok bekerja sama dengan tiga investor pengelola utama (Oracle, Silver Lake, dan MGX) untuk membentuk perusahaan patungan baru bernama TikTok USDS Joint Venture LLC, yang akan mengelola operasional TikTok di Amerika Serikat.

    Struktur kepemilikannya adalah: 50 persen dimiliki konsorsium investor baru (masing-masing Oracle, Silver Lake, dan MGX sebesar 15 persen), 30,1 persen dimiliki afiliasi investor lama ByteDance, dan ByteDance sendiri mempertahankan 19,9 persen.

    Kesepakatan ini dijadwalkan rampung pada 22 Januari dan diharapkan mengakhiri upaya panjang pemerintah AS untuk memaksa ByteDance melepas bisnis TikTok di negara tersebut karena kekhawatiran keamanan nasional.

  • Video Rusia Ancam AS Jika Kembali Melakukan Uji Coba Nuklir

    Video Rusia Ancam AS Jika Kembali Melakukan Uji Coba Nuklir

    Presiden AS Donald Trump mengaku ingin melakukan uji coba nuklir. Trump mengklaim, negaranya paling banyak memiliki senjata nuklir dibandingkan negara lain.

    Rusia pun meresponnya dengan memberikan ancaman akan memberi “tindakan balasan yang tepat” jika AS uji coba nuklir.

  • TikTok Akhirnya Sepakat Lepas Saham di AS

    TikTok Akhirnya Sepakat Lepas Saham di AS

    Jakarta

    Induk TikTok, ByteDance telah menandatangani perjanjian mengikat dengan tiga investor besar untuk melepas lebih dari 80% aset TikTok di Amerika Serikat (AS) kepada investor asal AS dan global. Langkah ini diambil untuk menghindari pemblokiran oleh pemerintah AS.

    Kesepakatan tersebut menjadi titik penting dalam upaya menyelesaikan ketidakpastian panjang soal masa depan TikTok di AS, yang sudah berlangsung sejak Agustus 2020. Presiden AS saat itu, Donald Trump pertama kali mencoba melarang aplikasi video pendek tersebut meskipun akhirnya gagal.

    Saat ini, TikTok digunakan secara rutin oleh lebih dari 170 juta warga AS. Rincian kesepakatan ini sejalan dengan skema yang diumumkan September lalu, ketika Trump menunda hingga 20 Januari pemberlakuan undang-undang yang melarang TikTok jika tidak ada pelepasan kepemilikan dari pihak China.

    Dikutip dari Reuters, Jumat (19/12/2025), dalam memo internal, TikTok menyebut ByteDance dan TikTok telah meneken perjanjian mengikat dengan tiga investor pengelola yakni Oracle, Silver Lake, dan MGX untuk membentuk entitas baru bernama TikTok USDS Joint Venture LLC.

    Oracle menolak berkomentar, sementara Gedung Putih mengarahkan pertanyaan ke pihak TikTok. TikTok menyebut kesepakatan ini akan memungkinkan lebih dari 170 juta warga Amerika tetap menggunakan aplikasi mereka.

    Transaksi ini dijadwalkan rampung pada 22 Januari dan diperkirakan akan mengakhiri upaya bertahun-tahun pemerintah AS memaksa ByteDance melepas bisnis TikTok di AS dengan alasan keamanan nasional.

    Berdasarkan memo tersebut, Oracle, Silver Lake, dan MGX yang berbasis di Abu Dhabi akan secara kolektif menguasai 45% saham entitas baru. Struktur kepemilikan TikTok AS nantinya terdiri dari 50% milik konsorsium investor baru, 30,1% dimiliki afiliasi investor lama ByteDance, dan 19,9% tetap dipegang ByteDance.

    (acd/acd)

  • Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Jakarta

    Transaksi kripto mengalami tekanan berat jelang akhir tahun. Tekanan ini terjadi imbas kombinasi sejumlah sentimen, baik arus keluar dana ETF Bitcoin (BTC), tekanan jual investor, hingga makro ekonomi global.

    Pelemahan ini pun terjadi pada transaksi kripto di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi aset kripto melemah 24,53% secara bulanan dari Rp 49,29 triliun di bulan Oktober 2025 menjadi Rp 37,20 triliun pada November 2025.

    Kemudian secara tahunan, transaksi aset kripto juga turun 19,72% atau terkoreksi sebesar Rp 109,76 triliun. Adapun rinciannya, total nilai transaksi aset kripto hingga November 2025 sebesar Rp 446,77 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 556,53 triliun.

    CEO Tokocrypto Calvin Kizana menjelaskan penurunan transaksi ini terjadi seiring runtuhnya Bitcoin (BTC) yang mencatat bulan terburuk kedua sepanjang 2025.

    Pada November, harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 17% akibat kombinasi arus keluar dana ETF Bitcoin, melemahnya permintaan institusional, dan tekanan jual dari investor jangka pendek.

    “Tekanan pasar global semakin besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperluas kebijakan tarif terhadap China pada 10 Oktober 2025, yang memicu penilaian ulang risiko di pasar global. Volatilitas berlanjut hingga November dan diperparah oleh penutupan pemerintahan AS yang memecahkan rekor, sehingga memperketat likuiditas di pasar keuangan tradisional,” jelas Calvin dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

    Selain itu, arus dana institusional BTC juga melemah yang tercermin dalam data SoSo Value, di mana ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS) mengalami arus keluar dana sebesar US$ 3,48 miliar sepanjang November.

    Kondisi ini mempengaruhi sentimen investor domestik, yang cenderung mengambil posisi wait and see menjelang akhir tahun.

    Sementara berdasarkan transaksi di Tokocrypto hingga November 2025, total nilai transaksi tercatat mendekati Rp150 triliun. Capaian ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi pengguna meskipun pasar global tengah berada dalam fase koreksi.

    “Kami melihat pasar kripto global memang sedang berada dalam fase koreksi yang berdampak pada psikologi investor, termasuk di Indonesia yang cenderung bersikap wait and see menjelang akhir tahun. Namun, minat terhadap aset kripto tetap kuat,” pungkasnya.

    (ahi/hns)

  • Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Jakarta

    Transaksi kripto mengalami tekanan berat jelang akhir tahun. Tekanan ini terjadi imbas kombinasi sejumlah sentimen, baik arus keluar dana ETF Bitcoin (BTC), tekanan jual investor, hingga makro ekonomi global.

    Pelemahan ini pun terjadi pada transaksi kripto di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi aset kripto melemah 24,53% secara bulanan dari Rp 49,29 triliun di bulan Oktober 2025 menjadi Rp 37,20 triliun pada November 2025.

    Kemudian secara tahunan, transaksi aset kripto juga turun 19,72% atau terkoreksi sebesar Rp 109,76 triliun. Adapun rinciannya, total nilai transaksi aset kripto hingga November 2025 sebesar Rp 446,77 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 556,53 triliun.

    CEO Tokocrypto Calvin Kizana menjelaskan penurunan transaksi ini terjadi seiring runtuhnya Bitcoin (BTC) yang mencatat bulan terburuk kedua sepanjang 2025.

    Pada November, harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 17% akibat kombinasi arus keluar dana ETF Bitcoin, melemahnya permintaan institusional, dan tekanan jual dari investor jangka pendek.

    “Tekanan pasar global semakin besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperluas kebijakan tarif terhadap China pada 10 Oktober 2025, yang memicu penilaian ulang risiko di pasar global. Volatilitas berlanjut hingga November dan diperparah oleh penutupan pemerintahan AS yang memecahkan rekor, sehingga memperketat likuiditas di pasar keuangan tradisional,” jelas Calvin dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

    Selain itu, arus dana institusional BTC juga melemah yang tercermin dalam data SoSo Value, di mana ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS) mengalami arus keluar dana sebesar US$ 3,48 miliar sepanjang November.

    Kondisi ini mempengaruhi sentimen investor domestik, yang cenderung mengambil posisi wait and see menjelang akhir tahun.

    Sementara berdasarkan transaksi di Tokocrypto hingga November 2025, total nilai transaksi tercatat mendekati Rp150 triliun. Capaian ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi pengguna meskipun pasar global tengah berada dalam fase koreksi.

    “Kami melihat pasar kripto global memang sedang berada dalam fase koreksi yang berdampak pada psikologi investor, termasuk di Indonesia yang cenderung bersikap wait and see menjelang akhir tahun. Namun, minat terhadap aset kripto tetap kuat,” pungkasnya.

    (ahi/hns)

  • Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Terkuak Biang Kerok Kripto Rontok

    Jakarta

    Transaksi kripto mengalami tekanan berat jelang akhir tahun. Tekanan ini terjadi imbas kombinasi sejumlah sentimen, baik arus keluar dana ETF Bitcoin (BTC), tekanan jual investor, hingga makro ekonomi global.

    Pelemahan ini pun terjadi pada transaksi kripto di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi aset kripto melemah 24,53% secara bulanan dari Rp 49,29 triliun di bulan Oktober 2025 menjadi Rp 37,20 triliun pada November 2025.

    Kemudian secara tahunan, transaksi aset kripto juga turun 19,72% atau terkoreksi sebesar Rp 109,76 triliun. Adapun rinciannya, total nilai transaksi aset kripto hingga November 2025 sebesar Rp 446,77 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 556,53 triliun.

    CEO Tokocrypto Calvin Kizana menjelaskan penurunan transaksi ini terjadi seiring runtuhnya Bitcoin (BTC) yang mencatat bulan terburuk kedua sepanjang 2025.

    Pada November, harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 17% akibat kombinasi arus keluar dana ETF Bitcoin, melemahnya permintaan institusional, dan tekanan jual dari investor jangka pendek.

    “Tekanan pasar global semakin besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperluas kebijakan tarif terhadap China pada 10 Oktober 2025, yang memicu penilaian ulang risiko di pasar global. Volatilitas berlanjut hingga November dan diperparah oleh penutupan pemerintahan AS yang memecahkan rekor, sehingga memperketat likuiditas di pasar keuangan tradisional,” jelas Calvin dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

    Selain itu, arus dana institusional BTC juga melemah yang tercermin dalam data SoSo Value, di mana ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS) mengalami arus keluar dana sebesar US$ 3,48 miliar sepanjang November.

    Kondisi ini mempengaruhi sentimen investor domestik, yang cenderung mengambil posisi wait and see menjelang akhir tahun.

    Sementara berdasarkan transaksi di Tokocrypto hingga November 2025, total nilai transaksi tercatat mendekati Rp150 triliun. Capaian ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi pengguna meskipun pasar global tengah berada dalam fase koreksi.

    “Kami melihat pasar kripto global memang sedang berada dalam fase koreksi yang berdampak pada psikologi investor, termasuk di Indonesia yang cenderung bersikap wait and see menjelang akhir tahun. Namun, minat terhadap aset kripto tetap kuat,” pungkasnya.

    (ahi/hns)

  • Harga Minyak Dunia Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Gangguan Pasokan

    Harga Minyak Dunia Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Gangguan Pasokan

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada perdagangan Kamis, seiring pelaku pasar menilai meningkatnya risiko gangguan pasokan global. Sentimen tersebut dipicu oleh potensi sanksi tambahan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia, serta ancaman pasokan akibat pemblokiran kapal tanker minyak Venezuela.

    Mengutip CNBC, Jumat (19/12/2025), harga minyak mentah Brent naik 14 sen atau 0,23 persen dan ditutup di level USD 59,82 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 21 sen atau 0,38 persen ke posisi USD 56,15 per barel.

    Senior Vice President of Trading BOK Financial, Dennis Kissler, mengatakan kontrak berjangka minyak mentah mulai mencari pijakan dari situasi di Venezuela.

    “Kontrak minyak mentah mencoba mendapatkan dukungan dari pemblokiran ekspor minyak Venezuela. Jika kondisi ini berlanjut, produksi di wilayah tersebut kemungkinan akan terhenti karena tidak ada tujuan pengiriman,” ujarnya.

    Sebelumnya, dilaporkan AS tengah menyiapkan sanksi baru terhadap sektor energi Rusia jika Moskow tidak menyepakati perjanjian damai dengan Ukraina.

    Namun, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Donald Trump belum mengambil keputusan terkait sanksi tambahan terhadap Rusia.

     

     

  • Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Didakwa 59 Pelanggaran

    Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Didakwa 59 Pelanggaran

    Anda sedang membaca laporan Dunia Hari Ini, edisi Kamis, 18 Desember 2025.

    Berita utama kami hadirkan dari Australia.

    Naveed Akram didakwa

    Pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Naveed Akram, secara resmi telah didakwa dengan 59 pelanggaran terkait serangan yang menewaskan 15 orang. Pelanggaran tersebut termasuk 15 dakwaan pembunuhan, melakukan tindakan terorisme, dan 40 dakwaan yang menyebabkan luka atau cedera berat pada seseorang dengan maksud membunuh.

    Naveed Akram sudah sadar dari koma, namun masih dirawat di rumah sakit di bawah pengawasan polisi.

    Ia diwakili pengacaranya dari Bantuan Hukum saat menghadap pengadilan, Rabu kemarin, yang dilangsungkan secara daring hadapan Hakim Daniel Covington dan kasusnya dijadwalkan akan kembali disidangkan pada 22 Desember.

    Hukuman maksimal untuk melakukan tindakan terorisme dan pembunuhan di Australia adalah penjara seumur hidup.

    Duke of Marlborough ditangkap atas dugaan tindak pidana

    Charles James Spencer-Churchill, 70 tahun, ditangkap pada Mei tahun lalu atas dugaan tindak pidana yang terjadi pada November 2022, serta Januari dan Mei 2024 di Woodstock, dekat Oxford di Inggris tengah.

    Ia sudah dipanggil untuk hadir di Pengadilan Magistrat Oxford hari ini.

    “Setelah penyelidikan Kepolisian Thames Valley, Duke of Marlborough didakwa dengan tindak pidana pencekikan yang disengaja di Woodstock,” bunyi pernyataan polisi.

    Spencer-Churchill, yang dikenal sebagai Jamie Blandford, adalah Duke of Marlborough ke-12, salah satu keluarga bangsawan paling senior di Inggris.

    Rumah leluhur keluarga tersebut adalah Istana Blenheim, di Woodstock, yang pernah menjadi tempat kunjungan Presiden Donald Trump pada tahun 2018.

    PM Finlandia minta maaf kepada negara-negara Asia

    Perdana Menteri Finlandia meminta maaf kepada negara-negara Asia, sebagai tanggapan atas gambar-gambar yang dianggap menghina dan diunggah oleh anggota sayap kanan parlemen negara Nordik tersebut.

    Insiden yang dijuluki skandal “mata sipit” oleh media Finlandia ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus di mana anggota Partai Finlandia, mitra junior dalam koalisi pemerintahan, dituduh mengunggah atau membuat pernyataan rasis.

    Perdana Menteri Petteri Orpo dari Partai Koalisi Nasional pro-bisnis, yang memimpin koalisi empat partai yang mencakup Partai Finlandia, mengeluarkan pernyataan berisi permintaan maafnya yang tulus.

    “Unggahan-unggahan ini tidak mencerminkan nilai-nilai kesetaraan dan inklusi Finlandia,” kata Orpo dalam pernyataan yang dirilis oleh kedutaan besar Finlandia di China, Jepang, dan Korea Selatan.

    “Pesan kami di Finlandia dan kepada semua teman kami di luar negeri adalah bahwa pemerintah menanggapi rasisme dengan serius dan berkomitmen untuk memerangi masalah ini,” katanya.

    Warner Bros menolak tawaran pengambilalihan paksa Paramount

    Dewan direksi Warner Bros Discovery menolak tawaran pengambilalihan paksa Paramount Skydance senilai US$108,4 miliar dengan alasan tawaran tersebut gagal memberikan jaminan pembiayaan yang memadai.

    Dalam surat kepada para pemegang saham, dewan direksi menulis Paramount telah “secara konsisten menyesatkan” para pemegang saham Warner Bros tawaran tunai US$30 per sahamnya sepenuhnya dijamin, atau “didukung,” oleh keluarga Ellison, yang dipimpin oleh CEO Oracle, Larry Ellison.

    “Tidak dan tidak pernah,” tulis dewan direksi mengenai jaminan tawaran Paramount, mencatat tawaran tersebut menimbulkan “banyak risiko besar.”

    Dewan direksi Warner Bros juga mengatakan mereka menemukan tawaran Paramount “lebih rendah” daripada perjanjian merger dengan Netflix.

    Penawaran sebesar US$27,75 per saham dari Paramount untuk studio film dan televisi Warner Bros, layanan streaming HBO Max, merupakan perjanjian yang mengikat dan tidak memerlukan pembiayaan ekuitas.