Tag: Dmitry Peskov

  • AS-Rusia Kopi Darat Lagi di Arab Saudi Bahas Ukraina, Ini Hasilnya

    AS-Rusia Kopi Darat Lagi di Arab Saudi Bahas Ukraina, Ini Hasilnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menyelesaikan diskusi kedua antara negara itu terkait Ukraina di Riyadh, Arab Saudi, Senin (24/3/2025). Keduanya terus mempersempit sejumlah hal terkait dengan gencatan senjata dalam peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    Seorang sumber mengatakan pihak AS dipimpin oleh Andrew Peek, seorang direktur senior di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan Michael Anton, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri. Rusia diwakili oleh Grigory Karasin, seorang mantan diplomat yang sekarang menjadi ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi Rusia.

    Pembicaraan keduanya di tahap ini difokuskan di antara isu-isu lain pada upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata maritim di wilayah Laut Hitam untuk menciptakan iklim ekspor biji-bijian yang aman. Sebuah sumber Gedung Putih mengatakan ‘pengumuman positif’ diharapkan terjadi ‘dalam waktu dekat’.

    Seorang sumber Rusia juga mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan telah berakhir pada Senin malam dan rancangan pernyataan bersama telah dikirim ke Moskow dan Washington untuk disetujui. Rencananya, para pihak bermaksud untuk merilisnya pada Selasa.

    “Ini terutama tentang keselamatan navigasi. Perjanjian sebelumnya yang didukung PBB tentang pengiriman Laut Hitam telah gagal memenuhi beberapa tuntutan Moskow,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebutkan isu-isu lain yang menurutnya sedang dibahas. Isu-isu tersebut diharapkan Washington akan membantu membuka jalan bagi negosiasi perdamaian yang lebih luas.

    “Kita sedang berbicara tentang wilayah sekarang. Kita berbicara tentang garis demarkasi, berbicara tentang listrik, kepemilikan pembangkit listrik,” ujar Trump.

    Pekan lalu, Rusia menolak usulan Trump untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari di Ukraina. Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sejauh ini hanya menyetujui moratorium serangan terhadap infrastruktur energi.

    Putin Masih Emosi

    Saat pembicaraan hari Senin diadakan di Riyadh, rudal Rusia menghantam kota Sumy di Timur Laut Ukraina. Beberapa blok perumahan bertingkat tinggi rusak bersama dengan sebuah sekolah dan rumah sakit.

    “Anak-anak sekolah itu berada di tempat penampungan saat itu, untuk menghindari korban yang lebih parah,” kata Gubernur wilayah Sumy, Volodymyr Artiukh.

    “Moskow berbicara tentang perdamaian sambil melakukan serangan brutal di daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina,” kata menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha.

    “Daripada membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kita dan mengakhiri perangnya terhadap warga sipil.”

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024.

    Presiden Rusia Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

     

    (luc/luc)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.125: Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi, Siap Bertemu Tim AS – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.125: Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi, Siap Bertemu Tim AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.125 pada Senin (24/3/2025).

    Suara ledakan terdengar di Zaporizhia pada tengah malam.

    Kebakaran terjadi di Zaporizhia akibat penembakan Rusia, dan layanan darurat sudah menuju ke lokasi kejadian, menurut laporan Ivan Fedorov, kepala OVA.

    Suara ledakan terdengar di Kyiv pada pukul 01.21 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    AS Upayakan Kemajuan Gencatan Senjata

    Delegasi AS akan mengupayakan kemajuan menuju gencatan senjata di Laut Hitam.

    AS juga menekankan perlunya penghentian kekerasan yang lebih luas dalam perang di Ukraina saat bertemu untuk berunding dengan pejabat Rusia di Arab Saudi pada Senin ini, setelah berdiskusi dengan diplomat dari Ukraina pada hari Minggu (23/3/2025).

    Gedung Putih mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mencapai gencatan senjata maritim di Laut Hitam, yang memungkinkan arus pengiriman barang bebas.

    Utusan AS: Masih Ada “Jurang” dalam Pembicaraan soal Rusia-Ukraina

    Utusan AS Steve Witkoff mengatakan masih ada jurang yang lebar antara ekspektasi AS dan Rusia.

    Namun ia mengisyaratkan harapan untuk kemajuan nyata dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa negosiasi yang sulit ada di depan. 

    “Saya pikir Anda akan melihat di Arab Saudi pada hari Senin beberapa kemajuan nyata, terutama karena hal itu mempengaruhi gencatan senjata Laut Hitam pada kapal-kapal antara kedua negara,” kata Witkoff kepada Fox News.

    “Dan dari situ Anda secara alami akan tertarik pada gencatan senjata penembakan penuh,” tambahnya.

    Sementara itu Peskov mengatakan kepada TV pemerintah Rusia dengan mengatakan, “Kami baru di awal jalan ini.”

    Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi

    Delegasi Rusia tiba di ibu kota Saudi untuk mengambil bagian dalam konsultasi terjadwal kelompok pakar Rusia dan AS, dengan pertemuan yang akan dimulai pada Senin pagi, kata Grigory Karasin, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia (majelis tinggi parlemen).

    “Delegasi (Rusia) telah tiba di Riyadh, dan pembicaraan akan dimulai besok pagi,” kata Karasin seperti diberitakan TASS.

    Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz melaporkan AS dan Rusia akan membahas di Arab Saudi mengenai penghentian permusuhan di Laut Hitam dan dimulainya kembali transportasi perdagangan melalui perairannya.

    Ajudan Presiden Rusia Yury Ushakov sebelumnya mengumumkan bahwa para ahli Rusia dan AS akan mengadakan konsultasi di Riyadh pada tanggal 24 Maret 2025.

    Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Karasin dan Sergey Beseda, seorang penasihat direktur FSB.

    Keir Starmer: Inggris Kirim Utusan untuk Menasehati Zelensky setelah Ribut dengan Trump

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengungkap bahwa Presiden AS Donald Trump berupaya menekan Inggris untuk menasehati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah pertengkaran di Ruang Oval pada 28 Februari lalu.

    Ia mengatakan AS mulai dari mengenakan tarif 25 persen pada baja Inggris setelah pertengkaran Trump dan Zelensky.

    “Pada hari ketika pertemuan di Ruang Oval antara Presiden Trump dan Presiden Zelenskyy tidak berjalan dengan baik, kami berada di bawah tekanan untuk tampil sangat kritis dengan, Anda tahu, kata sifat berbunga-bunga untuk menggambarkan perasaan orang lain,” kenang Keir Starmer, Minggu.

    “Saya berpendapat bahwa lebih baik mengangkat telepon dan berbicara dengan kedua belah pihak untuk mencoba dan membuat mereka kembali pada pemahaman yang sama,” tambahnya.

    Starmer mengirim penasihat keamanan nasionalnya, Jonathan Powell, ke Kyiv untuk memberi nasihat kepada Zelensky tentang membangun kembali hubungan dengan Trump.

    Perdana menteri Inggris kemudian menelepon Trump untuk memberi pengarahan tentang kemajuan di Kyiv dan mempersiapkan panggilan telepon antara kedua presiden.

    Zelensky kemudian menyatakan dukungannya terhadap usulan Trump untuk perdamaian Rusia dan Ukraina.

    Utusan AS Sebut Ia Menyukai Presiden Rusia

    Utusan AS itu juga memuji Vladimir Putin, dengan mengatakan bahwa ia menyukai presiden Rusia dan tidak menganggap Putin sebagai orang jahat.

    “Itu adalah situasi yang rumit, perang itu, dan semua unsur yang menyebabkannya,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa Putin sangat cerdas dan yakin bahwa ia menginginkan perdamaian.

    Trump Berusaha Amankan Gencatan Senjata Jelang Paskah

    Bloomberg melaporkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bermaksud mengamankan perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina menjelang Paskah.

    Gedung Putih bermaksud mencapai perjanjian gencatan senjata pada 20 April 2025, sebelum minggu Paskah di gereja-gereja Barat dan Ortodoks tahun ini.

    Namun, sumber-sumber mengatakan kepada organisasi berita tersebut bahwa tanggal tersebut kemungkinan akan mundur.

    Menhan Ukraina: Pembicaraan dengan AS Berlangsung Konstruktif

    Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan di media sosial bahwa pembicaraan dengan delegasi AS berlangsung “konstruktif dan bermakna” serta berfokus pada isu-isu utama, termasuk sektor energi.

    Donald Trump sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa AS dapat mengendalikan fasilitas tenaga nuklir Ukraina, seperti diberitakan The Guardian.

    7 Orang Tewas dalam Serangan Rusia

    Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangkaian serangan dari lebih dari 140 pesawat nirawak di Ukraina pada hari Minggu (23/3/2025), menurut pejabat Ukraina dan layanan darurat setempat.

    Suara ledakan terdengar pada dini hari di seluruh ibu kota, Kyiv, saat serangan udara berlanjut selama lebih dari lima jam.

    Pesawat nirawak Rusia dan puing-puing dari pesawat nirawak yang ditembak jatuh, yang terbang di ketinggian rendah untuk menghindari pertahanan udara, jatuh di bangunan tempat tinggal di seluruh ibu kota Ukraina. 

    Rusia Rebut Desa Kecil di Donetsk

    Pasukan Rusia dilaporkan merebut desa kecil Sribne di wilayah Donetsk timur Ukraina.

    Sementara tentara Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali desa kecil Nadia di wilayah Luhansk timur.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza – Halaman all

    Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza – Halaman all

    Rusia Ingatkan ‘Spiral Eskalasi’ di Tengah Serangan Israel ke Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Moskow memantau situasi dengan sangat hati-hati, dan berharap situasi akan kembali ke ‘jalan damai,’ kata juru bicara Kremlin.

    Rusia pada Selasa memperingatkan potensi “spiral eskalasi” di Gaza di tengah serangan baru Israel terhadap daerah kantong yang terkepung itu yang menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita.

    Tentara Israel menggempur Jalur Gaza Selasa pagi, menewaskan lebih dari 400 orang dan melukai ratusan lainnya, di tengah berlanjutnya perjanjian gencatan senjata.

    Gambar-gambar yang muncul dari Gaza menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang rumahnya dibom pada malam hari.

    “Situasi yang makin memburuk, kembalinya ketegangan yang meningkat, inilah yang membuat kami khawatir,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow.

    Peskov mengatakan Moskow memantau situasi dengan sangat cermat dan berharap situasi akan kembali ke “arah yang damai.”

    Lebih dari 48.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya terluka dalam kampanye militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

    Spiral eskalasi adalah model yang menggambarkan peningkatan intensitas konflik melalui serangkaian aksi dan reaksi yang saling memperburuk, menciptakan semacam lingkaran setan.  

    Lebih rinci, spiral eskalasi, yang sering dikaitkan dengan model spiral konflik, menjelaskan bahwa eskalasi terjadi karena adanya aksi dan reaksi yang saling memicu, di mana setiap tindakan dari satu pihak memicu respons yang lebih keras dari pihak lain, dan seterusnya.

     

     

    SUMBER: ANADOLU AJANSI

  • Rusia Khawatir dengan Serangan Terbaru Israel ke Gaza

    Rusia Khawatir dengan Serangan Terbaru Israel ke Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Israel kembali melakukan serangan besar-besaran ke Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025 yang menewaskan lebih dari 400 orang warga Palestina. Serangan Israel ini menuai kecaman dari dunia internasional.

    Rusia memperingatkan soal kemungkinan ‘spiral eskalasi’ di tengah serangan terbaru Israel di Gaza. Serangan tersebut menewaskan mayoritas wanita dan anak-anak.

    “Situasi yang makin memburuk, kembalinya ketegangan yang meningkat, inilah yang membuat kami khawatir,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow dilaporkan Anadolu Agency.

    Peskov menyebut Rusia akan terus memantau situasi di Gaza dan berharap agar situasi kembali ke arah yang damai.

    Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah membunuh 48.500 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 112.000 lainnya mengalami luka-luka.

    Dunia internasional telah berulang kali mengecam tindakan Israel yang melakukan genosida di Gaza. Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant.

    Keduanya dinilai sebagai dua orang yang harus bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Tak hanya perintah penangkapan, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena genosida di Gaza.

    Palestina desak dunia internasional

    Terkait serangan yang kembali digencarkan Israel di Jalur Gaza, Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak dunia internasional untuk segera bertindak agar Israel tak lagi melakukan serangan. 

    “Gangguan terhadap upaya internasional untuk membangun kembali Gaza dan penghindaran Israel terhadap kewajiban gencatan senjata,” demikian pernyataannya.

    “Kami menyerukan sikap internasional yang tegas untuk menegakkan penghentian agresi segera dan memperingatkan terhadap upaya pendudukan untuk melaksanakan rencananya untuk menggusur rakyat kami,” kata kementerian tersebut.

    Fasilitas kesehatan rusak

    Dampak serangan Israel ini juga telah menyebabkan banyak fasilitas medis di Gaza rusak. Palang Merah Internasional memperingatkan soal kondisi ekstrem yang bisa mengganggu fasilitas kesehatan di Gaza.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi kekurangan obat-obatan di Jalur Gaza yang juga telah dikonfirmasi oleh Palang Merah Palestina (PRCS).

    “Banyak fasilitas medis benar-benar kewalahan di seluruh Gaza”, kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

    Della Longa mengatakan fasilitas medis sedang berjuang dengan jumlah pasien dan tekanan pada persediaan medis yang semakin menipis.

    “Terjadi kekurangan makanan, perlengkapan, dan bahan bakar,” katanya.

    Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic memperingatkan bahwa stok obat-obatan semakin menipis.

    “Sayangnya, karena kekurangan obat-obatan ini, ada risiko petugas kesehatan tidak dapat memberikan perawatan untuk berbagai kondisi medis, tidak hanya untuk cedera trauma,” katanya kepada wartawan.

    Kondisi fasilitas medis di Gaza yang mengkhawatirkan ini juga diperparah dengan ditutupnya akses bantuan. Padahal, WHO memiliki 16 truk berisi persediaan medis yang siap memasuki Gaza, yang mana untuk itu diperlukan gencatan senjata dan akses.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Zelensky: Ukraina akan Siapkan Daftar Fasilitas yang Tak Boleh Diserang Rusia – Halaman all

    Zelensky: Ukraina akan Siapkan Daftar Fasilitas yang Tak Boleh Diserang Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menyiapkan dan menyerahkan kepada mitranya mengenai daftar fasilitas energi, infrastruktur, dan sipil yang tidak boleh diserang oleh Rusia.

    Ia mengatakan jika Rusia berhenti menyerang fasilitas-fasilitas ini, Ukraina juga tidak akan menyerang sektor energi Rusia.

    “Janji-janji (Vladimir) Putin dan hanya kata-kata bahwa ia memberi perintah untuk tidak menyerang sektor energi tidaklah cukup. Mengapa? Perang ini telah menjadikan kita orang-orang yang sangat praktis,” kata Zelensky dalam konferensi pers bersama Presiden Finlandia Alexander Stubb di Helsinki pada 19 Maret 2025.

    “Contohnya adalah serangan kemarin setelah Putin mengatakan tidak akan ada serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil,” ujarnya.

    Zelensky mengkritik Putin yang disebut memberikan perintah untuk menghentikan serangan tersebut selama 30 hari, namun kenyataannya berbeda di lapangan.

    “Ia mengatakan telah memberikan perintah. Dan kemudian (Rusia) melancarkan serangan dengan 145 pesawat nirawak serang, 4 rudal antipesawat S-300 dan 2 rudal balistik Iskander,” kata Zelensky.

    Menurutnya, pernyataan Putin hanya sebatas kata-kata dan tidak bisa dipercaya.

    “Serangan itu menargetkan bisnis pertanian kereta api, dan 21 rumah warga sipil juga terkena serangan. Kata-kata saja tidak cukup,” jelasnya, menanggapi pertanyaan apakah ia perlu mengeluarkan perintah untuk menghentikan serangan terhadap industri minyak Rusia.

    Zelensky mengatakan Ukraina ingin mengendalikan masalah ini, dan menurutnya pihak utama yang harus membantunya adalah Amerika Serikat.

    Ia menegaskan jika Rusia tidak menyerang fasilitas energi Ukraina, maka militer Ukraina juga tidak akan menyerang fasilitas energi Rusia.

    “Dan jika kita memiliki kesepakatan seperti itu, akan ada daftar objek, kita memilikinya, daftar fasilitas sipil, energi, infrastruktur (kita juga akan menyiapkan daftar ini dan memberikannya kepada mitra kita), dan jika Rusia tidak menyerang fasilitas kita, kita tidak akan menyerang fasilitas mereka,” kata Zelensky, seperti diberitakan Pravda Ukraina.

    Kremlin: Putin Dukung Usulan Trump

    Sebelumnya Kremlin menyatakan pada Selasa (18/3/2025) bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendukung usulan Presiden AS Donald Trump agar Ukraina dan Rusia saling menahan diri untuk tidak menyerang infrastruktur energi selama 30 hari.

    Kremlin mengatakan Putin menerbitkan perintah terkait kepada militer Rusia agar tidak menyerang fasilitas energi Ukraina.

    Menyusul percakapan antara Putin dan Trump, militer Ukraina melaporkan adanya serangan Rusia pada malam 18-19 Maret.

    Militer Ukraina mengatakan Rusia melancarkan serangan ke Ukraina dengan dua rudal balistik Iskander-M, empat rudal antipesawat permukaan-ke-permukaan S-300, 145 amunisi Shahed, dan berbagai jenis pesawat nirawak pengalih perhatian.

    Mereka mencatat unit pertahanan udara Ukraina berhasil menjatuhkan 72 amunisi, sementara 45 pesawat nirawak Rusia menargetkan Kyiv.

    Sementara itu Kremlin menuduh Kyiv menyerang peralatan di dekat salah satu jaringan pipanya.

    “Sayangnya, kami melihat bahwa untuk saat ini tidak ada timbal balik dari pihak rezim Kyiv,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu, dikutip dari ABC News.

    Sebelumnya, Gedung Putih menggambarkan panggilan telepon antara Trump dan Putin sebagai langkah pertama dalam gerakan menuju perdamaian yang diharapkan AS akan mencakup gencatan senjata maritim di Laut Hitam dan akhirnya mengakhiri pertempuran secara penuh dan permanen.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Drone-Drone Ukraina Geruduk Rusia: Hantam Depot Minyak di Krasnodar, 57 UAV Hancur Dalam Semalam – Halaman all

    Drone-Drone Ukraina Geruduk Rusia: Hantam Depot Minyak di Krasnodar, 57 UAV Hancur Dalam Semalam – Halaman all

    Ratusan Drone Ukraina Geruduk Rusia: Hantam Depot Minyak di Krasnodar, 57 UAV Dihancurkan Dalam Semalam

     

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina memanfaatkan keunggulan mereka dalam serangan pesawat tanpa awak (UAV) alias drone ke wilayah-wilayah teritorial Rusia.

    Dalam laporan terbaru konflik, Ukraina dilaporkan meluncurkan ratusan drone untuk menyerang Rusia.

    Unit pertahanan udara Rusia mengklaim, mencegat dan menghancurkan 57 pesawat nirawak Ukraina semalam, kata kementerian pertahanan Rusia pada Rabu (18/3/2025).

    “Tiga puluh lima pesawat nirawak dihancurkan di wilayah perbatasan Kursk, sementara sisanya berada di wilayah Oryol, Tula, Bryansk, dan Laut Azov,” kata kementerian tersebut pada aplikasi perpesanan Telegram.

    Namun, serangan bergelombang drone Ukraina ini tampaknya menembus sistem pertahanan udara Rusia saat kebakaran terjadi di depot minyak di wilayah Krasnodar, Rusia selatan, menyusul serangan pesawat nirawak Ukraina pada hari Rabu, menurut otoritas Rusia.

    Staf koordinasi regional mengatakan puing-puing yang jatuh memicu kebakaran, yang telah menyebar hingga 1.700 meter persegi.

    Lebih dari 220 orang dikatakan terlibat dalam memadamkan api.

    DISERANG DRONE – Kebakaran terjadi di depot minyak di wilayah Krasnodar, Rusia selatan, menyusul serangan pesawat nirawak Ukraina pada hari Rabu (18/3/2025). Ukraina melancarkan serangan bergelombang drone ke wilayah Rusia.

    Moskow Tuding Kiev Mau Rusak Usulan Perdamaian Trump-Putin

    Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Kiev melakukan provokasi, mengklaim serangan itu dimaksudkan untuk merusak inisiatif perdamaian yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa.

    Selama panggilan telepon pada hari Selasa, Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat kalau Rusia akan menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari, asalkan Ukraina melakukan hal yang sama.

    Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa meskipun Moskow menghormati perjanjian tersebut, Ukraina tidak.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya mendukung proposal tersebut tetapi membutuhkan lebih banyak rincian.

    Ia mencatat bahwa informasi yang dirilis setelah panggilan tersebut tidak menyebutkan kapan penangguhan serangan udara terhadap infrastruktur energi akan dimulai.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pihaknya segera menghentikan serangan terhadap target energi Ukraina setelah perintah Putin.

    Dilaporkan pula bahwa ketujuh pesawat nirawak yang sedang dalam perjalanan menuju target tersebut ditembak jatuh oleh pasukan Rusia.

    Sementara itu, otoritas Ukraina melaporkan korban jiwa dan cedera akibat serangan udara Rusia semalam, termasuk kerusakan parah pada sebuah rumah sakit.

  • Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Tolak Gencatan Senjata-NATO Pecah

    Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Tolak Gencatan Senjata-NATO Pecah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Walau ada diskusi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan penyokong nomor satu Ukraina, Amerika Serikat (AS), prospek perdamaian keduanya masih cukup jauh.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Rabu (19/3/2025):

    1. Putin Tolak Gencatan Senjata

    Rusia disebut secara efektif menolak proposal gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah Kyiv melaporkan serangkaian serangan terhadap infrastruktur sipil, beberapa jam setelah Moskow setuju untuk menghentikan sementara serangan terhadap fasilitas energi selama 30 hari.

    Ledakan terdengar dan sirene serangan udara meraung di Ukraina hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara.

    Washington awalnya mendorong gencatan senjata 30 hari segera, sebagai langkah pertama untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun, namun hanya disetujui Putin di bagian energi karena menunggu langkah AS untuk menghentikan semua bantuan militer dan intelijen Barat ke Ukraina.

    “Telah terjadi serangan, khususnya pada infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit di Sumy,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Selasa malam, dikutip AFP Rabu (19/3/2025)

    “Serangan malam hari seperti inilah yang dilakukan Rusia yang menghancurkan sektor energi kita, infrastruktur kita, dan kehidupan normal warga Ukraina,” tambahnya. “Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata penuh.”

    Zelensky menuduh Rusia tidak untuk mengakhiri perang. Di Kyiv, warga Ukraina yang lelah perang cenderung setuju.

    “Saya sama sekali tidak percaya Putin, tidak sepatah kata pun,” kata Lev Sholoudko, 32 tahun. “Dia hanya mengerti kekerasan,” tambahnya.

    Sementara itu, di seberang perbatasan, pejabat layanan darurat Rusia mengatakan puing-puing dari serangan pesawat nirawak Ukraina yang berhasil digagalkan. Ini memicu kebakaran di depot minyak di desa Kavkazskaya.

    Sebelumnya selain setuju penghentian serangan ke sektor energi Ukraina, Moskow dan Kyiv juga akan menukar 175 tahanan masing-masing pada hari Rabu. Pembicaraan lebih lanjut akan segera dilakukan di Timur Tengah.

    “Kami sepakat untuk melakukan Gencatan Senjata segera pada semua Energi dan Infrastruktur, dengan pemahaman bahwa kami akan bekerja cepat untuk melakukan Gencatan Senjata Lengkap dan, pada akhirnya, MENGAKHIRI Perang yang sangat mengerikan antara Rusia dan Ukraina ini,” tulis Trump setelah pembicaraan di platform Truth Social miliknya.

    2. Nuklir Prancis Bergerak

    Prancis akan meningkatkan salah satu pangkalan udara utamanya di sepanjang perbatasannya dengan Jerman untuk menampung pesawat tempur Rafale yang dapat dipersenjatai rudal jelajah nuklir. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Emmanuel Macron.

    Mengutip Russia Today, pangkalan udara itu adalah pangkalan Pangkalan Luxeuil-Saint-Sauveur. Pangkalan itu sejatinya pernah menampung senjata nuklir hingga 2011 lalu.

    “Pangkalan udara Luxeuil akan ditingkatkan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendapatkan kembali peran penuhnya dalam penangkal nuklir Prancis,” kata Macron.

    “Pada tahun 2035, Luxeuil akan menjadi pangkalan pertama yang menampung versi berikutnya dari Rafale dan rudal nuklir hipersoniknya. Garnisun tersebut akan berlipat ganda ukurannya menjadi hampir 2.000 personel militer dan sipil untuk menampung dua skuadron Rafale.”

    Tanpa menyebut nama Rusia, Macron mengatakan bahwa Prancis telah menemukan dirinya dalam dunia yang ‘semakin berbahaya dan tidak pasti’ sejak permusuhan terbuka pecah antara Moskow dan Kyiv pada tahun 2022.

    Pengumuman tersebut muncul setelah kanselir terpilih Jerman, Friedrich Merz, menyarankan bahwa Prancis dapat memperluas persenjataan nuklirnya untuk melindungi negaranya dan anggota Uni Eropa (UE) lainnya. Macron menanggapi dengan mengatakan bahwa masalah tersebut akan dibahas.

    Rusia telah mengutuk program militerisasi UE sebagai tindakan yang gegabah dan meningkatkan eskalasi. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa retorika konfrontatif dan rencana konfrontatif yang sekarang kita lihat di Brussels dan di ibu kota Eropa dapat menghambat ditemukannya resolusi damai atas konflik Ukraina.

    3. Eropa Komentari Trump-Putin

    Sejumlah negara Eropa buka suara soal panggilan telepon Trump dan Putin. Para pemimpin Prancis dan Jerman menyambut baik perundingan tersebut, tetapi menekankan perlunya untuk terus mendukung Ukraina.

    “Langkah selanjutnya harus berupa gencatan senjata penuh untuk Ukraina dan secepat mungkin. Tentu saja jelas bahwa kami berdua juga setuju mengenai hal ini,” kata Kanselir Olaf Scholz pada konferensi pers di Berlin bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Scholz menegaskan kembali bahwa Jerman akan mendukung Ukraina dan “tidak akan mengecewakan Kyiv. Macron menyebut kesepakatan Rusia untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi sebagai “awal yang baik” dalam proses perdamaian.

    “Kami akan terus mendukung tentara Ukraina dalam perang perlawanannya terhadap agresi Rusia,” katanya.

    Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menggambarkan panggilan telepon Trump-Putin sebagai berita bagus bagi Eropa.

    “Hari ini, presiden Amerika dan Rusia telah membuat langkah besar lainnya menuju perdamaian, dan kami berharap Brussels tidak akan dapat mencegah tercapainya kesepakatan damai,” tulisnya di Facebook. Ia berharap kedua pihak akan menghormati jeda pemogokan terhadap infrastruktur energi.

    4. Putin Buka Suara soal Sanksi

    Menjelang teleponnya dengan Trump, Putin mengatakan sanksi Barat bukanlah tindakan sementara, melainkan alat untuk memberikan tekanan strategis terhadap Rusia. Ia menuding para pesaing negara itu akan selalu berusaha melemahkannya.

    Menurut Putin, total 28.595 sanksi telah dijatuhkan terhadap perusahaan dan individu Rusia dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak dari semua pembatasan lainnya terhadap negara lain jika digabungkan. Ia menambahkan bahwa Barat tidak bermaksud untuk menahan diri, mengancam sanksi baru dan “mengeluarkan paket-paket ini satu demi satu.”

    “Sanksi bukanlah tindakan sementara atau terarah; sanksi adalah mekanisme tekanan strategis dan sistemik terhadap negara kita,” kata Putin. “Bahkan jika sanksi terhadap negara itu dilonggarkan, Barat akan menemukan cara lain untuk mengacaukan rencana.”

    5. NATO Pecah

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah menolak gagasan pengerahan pasukan di Ukraina. Pernyataan ini ia keluarkan setelah Prancis dan Inggris mengusulkan pengiriman pasukan penjaga perdamaian untuk mengamankan gencatan senjata antara Kyiv dan Moskow.

    Meloni menyatakan penolakannya dalam pidatonya di majelis tinggi parlemen Italia. Menurutnya, Italia menghormati usulan tersebut tetapi tidak yakin hal itu akan membawa stabilitas di kawasan.

    “Mengirim pasukan Italia ke Ukraina adalah topik yang tidak pernah ada dalam agenda,” kata Meloni kepada Senat, sebagaimana dikutip oleh la Repubblica.

    “Usulan Prancis-Inggris merupakan pilihan yang sangat rumit, berisiko, dan tidak efektif. Italia mendukung upaya perdamaian yang digagas Presiden AS Donald Trump.”

    Moskow telah berulang kali menolak gagasan penempatan tentara dari negara-negara NATO di Ukraina. Kremlin peringatan bahwa hal itu dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara Rusia dan blok militer yang dipimpin AS.

    Paris dan London telah bergegas untuk mengkonsolidasikan dukungan militer bagi Ukraina sementara AS mendorong kesepakatan damai dengan Rusia. Washington baru-baru ini mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari.

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa ia mendukung usulan gencatan senjata Washington pada prinsipnya, tetapi mengatakan bahwa beberapa syarat penting harus dipenuhi terlebih dahulu.

    (sef/sef)

  • 9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Gaza, Palestina kembali memanas. Pertumpahan darah kembali terjadi setelah Israel melanggar gencatan senjata dan menyerang hampir seluruh titik di kantong itu, Selasa dini hari.

    Hingga berita diturunkan, serangan terbaru Israel tersebut menewaskan sedikitnya 326 orang. Serangan ini diketahui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Berikut perkembangan terbaru eskalasi itu sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, dikutip dari beberapa sumber:

    1. PBB Teriak

    PBB buka suara terkait serangan Israel ke Gaza. Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, telah mengeluarkan pernyataan tentang pemboman besar-besaran Israel itu.

    “Pemandangan mengerikan warga sipil tewas di antara mereka anak-anak setelah gelombang pemboman besar-besaran dari Pasukan Israel semalam,” tulisnya di media sosial.

    “Memicu ‘neraka di bumi’ dengan memulai kembali perang hanya akan membawa lebih banyak keputusasaan & penderitaan,” tambah Lazzarini.

    “Kembali ke gencatan senjata adalah suatu keharusan.”

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku terkejut oleh serangan udara Israel yang kembali di Jalur Gaza. Ia meminta agar gencatan senjata dihormati kembali.

    “Sekretaris Henderal terkejut dengan serangan udara Israel di Gaza… ia sangat mengimbau agar gencatan senjata dihormati, agar bantuan kemanusiaan tanpa hambatan diberikan kembali, dan agar para sandera yang tersisa dibebaskan tanpa syarat,” kata juru bicara PBB Rolando Gomez dalam jumpa pers.

    2. China “Turun Tangan”

    China memberi pernyataan khusus terkait kembali memanasnya situasi Gaza. Kementerian Luar Negeri pemerintah Presiden Xi Jinping menyerukan langkah-langkah segera untuk mencegah “bencana kemanusiaa” baru, kembali terjadi di Gaza.

    “China sangat prihatin dengan situasi terkini antara Israel dan Palestina,” kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning, dikutip AFP.

    “Menyerukan ke kedua pihak untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi situasi, dan mencegah bencana kemanusiaan berskala lebih besar”.

    3. Negara-Negara Eropa Buka Suara

    Negara-negara Eropa mengecam gelombang serangan mematikan Israel di daerah Gaza. Pernyataan terbaru datang dari pemerintah Malta dan Belgia, dengan Swiss juga menyerukan segera kembali ke gencatan senjata.

    Dalam sebuah posting di X, Perdana Menteri (PM) Malta, Robert Abela menyebut serangan itu, yang telah menewaskan sedikitnya 300 orang, “biadab”. Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot juga mengkritik “serangan baru Israel dan banyaknya korban jiwa”.

    “Saya menyerukan para pihak untuk melaksanakan fase kedua perjanjian, yang harus membuka jalan bagi rekonstruksi dan perdamaian bagi semua,” tulisnya di X.

    Kementerian Luar Negeri Swiss bereaksi terhadap serangan Israel dengan menekankan “kewajiban untuk melindungi penduduk sipil”.

    “Swiss menyerukan segera kembali ke #gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata kementerian itu.

    4. Gaza Kekurangan Darah

    Kementerian Kesehatan dan semua rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengimbau warga Palestina untuk menyumbangkan darah. Hal ini dikarenakan tingginya jumlah korban luka dan kekurangan pasokan darah yang parah.

    Fasilitas kesehatan juga kekurangan pasokan medis dasar yang dibutuhkan untuk merawat korban luka, seperti kain kasa dan obat pereda nyeri. Selama 17 hari, otoritas Israel telah melarang masuknya truk bantuan apa pun di mana para dokter mengatakan bahwa ini merupakan tantangan yang sangat besar.

    Selain itu, terjadi kekurangan bahan bakar yang membuat semua fasilitas medis berisiko kolaps. Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat internasional untuk menekan pihak Israel agar mengizinkan pasokan ini masuk ke Jalur Gaza.

    5. Empat Pejabat Gaza Tewas

    Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyebutkan nama empat pejabat tinggi pemerintah yang tewas dalam pemboman Israel semalam. Mereka termasuk Kepala Pekerjaan Umum Issam al-Dalis, Wakil Menteri Kehakiman Ahmed al-Hatta, Wakil Menteri dalam Negeri Mahmoud Abu Watfa, dan Direktur Jenderal Dinas Keamanan Dalam Negeri Bahjat Abu Sultan.

    “Semoga Tuhan mengasihani mereka, bersama dengan ratusan martir dari rakyat Palestina sebagai akibat dari kejahatan yang terus berlangsung sejak fajar hari ini,” kata pernyataan itu.

    6. Keluarga Sandera Israel Kecam Netanyahu

    Keluarga sandera Israel mengecam serangan terbaru pemerintah Netanyahu ke Gaza. Ibu dari tawanan Israel David dan Ariel Cunio, mengatakan dirinya ‘takut dengan apa yang mungkin terjadi’ setelah itu.

    “Saya memohon mereka untuk menghentikan pertempuran, tetapi mereka tidak mendengarkan,” katanya kepada surat kabar Israel Maariv.

    “Tampaknya pemerintah Netanyahu memiliki tujuan tertentu dan mereka tidak ingin mengembalikan yang diculik. Ini yang saya rasakan,” tambahnya.

    Dia juga menuduh Netanyahu “tidak punya hati”. Bahkan, menurutnya, Netanyahu bersedia mengorbankan nyawa lebih banyak tentara Israel di Gaza.

    Ariel Cunio dan kakak laki-lakinya David diculik oleh pejuang Palestina dari pemukiman Nir Oz di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Ariel dibawa bersama pacar lamanya Arbel Yehoud, yang dibebaskan pada Januari tahun ini.

    Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kelompok utama yang mewakili keluarga tawanan Israel di Gaza, mengatakan para anggotanya akan menuju Yerusalem untuk melakukan protes. Ia akan menyerukan kepada masyarakat Israel untuk bergabung dengan mereka.

    “Tidak ada yang lebih mendesak dari ini!” kata kelompok tersebut dalam sebuah posting di X.

    “Tekanan militer akan menyebabkan terbunuhnya para sandera yang masih hidup dan hilangnya para sandera yang telah tewas!”

    7. Respons Hamas

    Hamas mengatakan bahwa manuver Israel untuk mempersenjatai militernya dan menyerang Gaza adalah dalih yang lemah untuk membenarkan kembalinya mereka ke perang. Hamas juga mengatakan ini alat politik Netanyahu melanggengkan kekuasaan.

    “Israel berusaha menyesatkan opini publik dan menciptakan pembenaran palsu untuk menutupi keputusannya sebelumnya untuk melanjutkan genosida terhadap warga sipil yang tidak bersenjata”, kata Hamas, seraya menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu “acuh tak acuh” terhadap ketentuan gencatan senjata.

    “Hamas mematuhi perjanjian tersebut hingga saat-saat terakhir dan ingin melanjutkannya, tetapi Netanyahu, yang mencari jalan keluar dari krisis internalnya, lebih suka menyalakan kembali perang dengan mengorbankan darah rakyat kami,” tambahnya.

    Netanyahu diperkirakan akan bersaksi dalam persidangan korupsi terhadapnya. Namun kehadirannya ditunda karena ‘perkembangan keamanan’ di Gaza.

    8. Rusia Kutuk Israel

    Rusia mengutuk pemboman Israel yang kembali di Jalur Gaza. Serangan itu menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku antara Israel dan Hamas, Januari.

    “Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia, dikutip AFP.

    “Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sosial.”

    Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi spiral. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengaku memantau situasi dengan sangat cermat.

    “Kami menunggu situasi kembali damai,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.

    9. Turki Sebut Genosida Babak Baru

    Turki mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Gaza merupakan “babak baru dalam kebijakan genosida” terhadap warga Palestina. Ankara juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas guna memastikan gencatan senjata ditegakkan dan bantuan kemanusiaan disalurkan.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan bahwa tindakan Israel yang menyebabkan “siklus kekerasan baru” di wilayah tersebut tidak dapat diterima. Badan itu menambahkan bahwa “pendekatan bermusuhan” pemerintah Israel mengancam masa depan Timur Tengah.

    (sef/sef)

  • Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Meski begitu, mulai ada tanda-tanda kelemahan dari Kyiv, khususnya setelah penyokong nomor satunya, Amerika Serikat (AS), mengambil langkah untuk menghentikan intervensinya dalam perang itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Selasa (18/3/2025):

    1. Trump-Putin Dialog soal Ukraina-Nuklir, Perang End?

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk mengadakan panggilan telepon, Selasa (18/3/2025). Hal ini dilakukan saat keduanya berupaya untuk membahas cara mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

    Mengutip Reuters, konsesi teritorial oleh Kyiv dan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia kemungkinan akan menjadi pokok bahasan utama dalam pembicaraan tersebut. Diketahui, pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu berada dalam zona peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    “Apa yang terjadi di Ukraina tidaklah baik, tetapi kita akan melihat apakah kita dapat mencapai kesepakatan damai, gencatan senjata dan perdamaian, dan saya pikir kita akan dapat melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Washington.

    “Kita akan berbicara tentang lahan. Kita akan berbicara tentang pembangkit listrik. Kita sudah membicarakannya, membagi aset tertentu.”

    Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam jumpa pers rutin pada hari Senin bahwa Trump dan Putin akan membahas pembangkit listrik “di perbatasan” Rusia dan Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari pernyataan Trump tentang lahan dan pembangkit listrik.

    Trump berusaha mendapatkan dukungan Putin untuk proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diterima Ukraina minggu lalu, karena kedua belah pihak terus saling melancarkan serangan udara besar-besaran sepanjang akhir pekan.

    Sejauh ini, Rusia semakin dekat untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah kekuasaan mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah milik Moskow, Kursk.

    Presiden AS mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Jumat bahwa ia ‘sangat meminta’ agar Putin tidak membunuh ribuan tentara Ukraina yang didorong Rusia keluar dari Kursk. Di sisi lain, Putin mengatakan ia akan menghormati permintaan Trump untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina jika mereka menyerah.

    2. AS Mau Akui Krimea Milik Rusia

    AS tengah mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia dan mungkin mendesak PBB untuk melakukan hal yang sama. Hal ini disampaikan situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Menurut Semafor, Presiden Donald Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen seperti itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan resolusi damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    3. Rusia Serang Negara NATO

    Jaksa Lithuania menyalahkan dinas intelijen militer Rusia sebagai dalang serangan pembakaran toko IKEA di Vilnius tahun lalu. Mereka menggolongkan tindakan itu sebagai tindakan terorisme.

    Lithuania, anggota NATO, telah menjadi sekutu setia Ukraina sejak Moskow menginvasi pada Februari 2022, dan telah sering memperingatkan adanya upaya sabotase Rusia. Kantor Kejaksaan Agung Lithuania mengaitkan serangan pembakaran di Vilnius pada bulan Mei 2024 dengan badan intelijen militer Rusia, GRU.

    “Tidak ada korban jiwa. Kami menganggap tindakan ini sebagai tindakan terorisme dengan konsekuensi serius,” tegas jaksa Lithuania, Arturas Urbelis.

    “Dua warga negara Ukraina menjadi tersangka dalam kasus pembakaran Ikea, dengan satu orang ditahan di Lithuania dan yang lainnya di Polandia,” tambahnya.

    “Telah ditetapkan bahwa melalui serangkaian perantara … para penyelenggara kejahatan ini berada di Rusia dan ini terhubung dengan intelijen militer dan pasukan keamanan,” kata Urbelis.

    4. Putin Teken Dekrit Presiden

    Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan izin kepada hedge fund AS, 683 Capital Partners, LP, untuk membeli sekuritas dari perusahaan-perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sejumlah pemegang saham asing.

    Dilansir Reuters, keputusan ini diumumkan dalam sebuah dekrit presiden pada Senin (18/3/2025), menandai langkah baru dalam kebijakan ekonomi Rusia di tengah sanksi internasional yang masih berlangsung akibat konflik di Ukraina.

    Langkah ini mencerminkan makin ketatnya kontrol Rusia terhadap transaksi aset asing, terutama di sektor energi dan keuangan, yang kini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan langsung dari Putin. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Moskow telah memperketat regulasi terkait kepemilikan asing di sektor strategis untuk mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.

    Mellaui dekrit tersebut, 683 Capital Partners bisa membeli sekuritas milik perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sekitar selusin entitas keuangan Barat. Beberapa entitas yang disebutkan dalam dekrit tersebut termasuk Jane Street, Templeton Asset Management, Franklin Advisers, dan Carrhae Capital.

    Keputusan ini menarik perhatian investor global yang tengah mencari petunjuk apakah hubungan antara AS dan Rusia akan mencair setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Namun, detail dalam dekrit ini masih sangat terbatas dan tidak memberikan indikasi jelas mengenai perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Rusia terhadap investor asing.

    Selain memberikan izin kepada 683 Capital Partners, dekrit tersebut juga mengatur bahwa dua perusahaan Rusia, yakni Cepheus-2 dan Modern Real Estate Funds, diperbolehkan untuk membeli sekuritas yang telah diakuisisi oleh hedge fund AS tersebut. Transaksi ini dapat dilakukan tanpa memerlukan persetujuan tambahan dari Putin.

    Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi Rusia untuk mengendalikan aset keuangan yang sebelumnya dikuasai investor asing. Dengan memberikan izin khusus kepada hedge fund AS tersebut, pemerintah Rusia dapat memastikan bahwa kepemilikan saham perusahaan domestik tetap berada dalam kendali entitas yang disetujui oleh Moskow.

    5. Jerman Waspada Perang

    Pemerintah Jerman harus menyiapkan rumah sakit di seluruh negeri agar dapat beroperasi secara efisien jika terjadi konflik militer. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Bavaria Judith Gerlach, mengutip ancaman yang dirasakan dari Rusia.

    Dalam wawancara dengan Augsburger Allgemeine Zeitung, Gerlach menyebut ancaman militer yang ditimbulkan Rusia terhadap Eropa dan kemungkinan penarikan diri Presiden AS yang baru (Donald) Trump dari kemitraan keamanan sebelumnya juga berarti perlunya tindakan besar dari pihak sistem perawatan kesehatan Jerman dan seluruh masyarakat sipil.

    Ia berpendapat bahwa sekadar meningkatkan angkatan bersenjata tidak akan cukup untuk mengatasi tantangan yang seharusnya dihadapi negara tersebut.

    “Oleh karena itu, kita memerlukan ‘rencana operasional sipil Jerman’ yang komprehensif” yang diarahkan untuk mengatasi berbagai keadaan darurat, termasuk agresi militer, tegas Gerlach.

    Menurut Gerlach, dalam skenario seperti itu, sistem perawatan kesehatan Jerman harus siap memberikan layanan kepada lebih dari 80 juta penduduk sipil, serta personel militer yang terluka.

    “Negara harus menetapkan standar yang jelas. Ini berlaku untuk tingkat UE, federal, dan regional,” timpal pejabat itu kepada surat kabar tersebut. Ia juga menekankan perlunya memastikan kemampuan Jerman dan UE untuk memproduksi semua obat-obatan dan sediaan farmasi yang mungkin mereka butuhkan.

    6. India-China 

    Kekuatan-kekuatan besar non-Barat dapat memainkan peran penting dalam keamanan Eropa setelah konflik Ukraina. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Slowakia Juraj Blanar dalam sebuah wawancara dengan RT.

    “Negara-negara di belahan bumi selatan harus menjadi salah satu bagian dari jaminan keamanan (Ukraina) ini,” menteri tersebut menyatakan pada hari Selasa, berbicara di sela-sela Dialog Raisina, sebuah konferensi tentang geopolitik dan geoekonomi di New Delhi.

    “Negara-negara seperti China, Brasil, juga India, mengajukan beberapa usulan perdamaian, dan mereka ingin terlibat dalam hal ini.”

    Berbeda dengan beberapa anggota UE lainnya, Slovakia tidak percaya bahwa konflik Ukraina dapat diselesaikan demi kepentingan Kyiv melalui dukungan militer yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Bratislava mendukung pendekatan baru yang diadopsi oleh Presiden AS Donald Trump, yang sedang mengupayakan pemulihan dialog dengan Rusia dan mengakhiri permusuhan melalui kompromi.

    “Slovakia memandang perdamaian di Ukraina sebagai hasil yang akan menguntungkan seluruh dunia, artinya semua pemangku kepentingan, seperti India, China, Brasil, negara-negara berkembang, dan juga negara-negara Uni Eropa, harus duduk bersama dan mengamankan perdamaian ini untuk masa depan,” tandasnya

    (sef/sef)

  • Rusia Kutuk Israel Kembali Serang Gaza, Buat 413 Orang Tewas

    Rusia Kutuk Israel Kembali Serang Gaza, Buat 413 Orang Tewas

    Jakarta CNBC Indonesia – Rusia mengutuk pemboman Israel yang kembali di Jalur Gaza. Serangan itu menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku antara Israel dan Hamas, Januari.

    Hingga kini serangan yang terjadi Selasa (18/3/2025) telah menewaskan ratusan orang. Menurut kementerian kesehatan Gaza, setidaknya 413 orang tewas dalam serangan terbaru itu.

    “Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia, dikutip AFP.

    “Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sosial.”

    Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi spiral. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengaku memantau situasi dengan sangat cermat.

    “Kami menunggu situasi kembali damai,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.

    Sebelumnya, (PM) Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi itu diperintahkan setelah “penolakan berulang Hamas” untuk membebaskan sandera yang ditawan selama serangan Oktober 2023. Operasi itu sendiri dikatakan diketahui oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sejak melancarkan serangan ke Ukraina, Rusia telah menjalin hubungan yang lebih erat dengan Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah, sambil mempertahankan hubungan yang umumnya baik dengan Israel. Pengaruh Moskow di kawasan itu sebenarnya sedikit berkurang sejak sekutunya Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontak Suriah tahun lalu.

    Sebelumnya, Qatar, Mesir, dan AS memediasi fase awal gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 19 Januari. Fase ini sebagian besar menghentikan pertempuran selama lebih dari 15 bulan di Gaza.

    Fase pertama itu berakhir pada awal Maret, dan meskipun kedua belah pihak sejak itu menahan diri dari perang habis-habisan, mereka belum dapat menyetujui langkah selanjutnya untuk perundingan gencatan senjata. Israel juga telah melakukan serangan hampir setiap hari di Gaza, tetapi tidak dalam skala operasi hari Selasa.

    Dalam sebuah posting di Telegram pada dini hari Selasa, tentara Israel mengatakan bahwa mereka “melakukan serangan besar-besaran terhadap target teror milik organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza”. Israel memerintahkan semua sekolah yang dekat dengan wilayah tetangga Gaza ditutup, karena pemerintah mengatakan akan meningkatkan aksi militer terhadap Hamas.

    Hamas merespons hal itu seraya mengatakan Israel memutuskan untuk mengorbankan sanderanya dengan meluncurkan kembali operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza. Langkah Negeri Zionis tersebut telah menghancurkan periode tenang sejak gencatan senjata bulan Januari.

    (sef/sef)