Tag: Dmitry Peskov

  • GPS Pesawat Von der Leyen Dijamming, Eropa Tuding Rusia Sebagai Dalang

    GPS Pesawat Von der Leyen Dijamming, Eropa Tuding Rusia Sebagai Dalang

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia diduga menjadi dalang di balik gangguan sistem navigasi pesawat yang membawa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, 

    Pesawat yang ditumpangi von der Leyen tiba-tiba kehilangan sistem navigasi, yang sangat berisiko bagi keselamatan seluruh penumpang pesawat, saat hendak mendarat di Bulgaria. 

    Pilot mengambil inisiatif menggunakan peta kertas sebagai panduan navigasi manual sehingga  von der Leyen dan rombongan mendarat dengan selamat di Bandara Plovdiv.

    Juru bicara Komisi Eropa menjelaskan  otoritas Bulgaria curiga kuat insiden “GPS jamming” ini merupakan aksi nyata gangguan dari Rusia. Sinyal satelit yang menyalurkan informasi navigasi ke sistem GPS pesawat “dinetralisir”, sehingga petugas pengatur lalu lintas udara menawarkan metode pendaratan alternatif berbasis navigasi darat. 

    GPS jamming adalah tindakan mengganggu atau memblokir sinyal GPS (Global Positioning System) menggunakan perangkat khusus yang memancarkan sinyal interferensi pada frekuensi yang sama dengan sinyal GPS.

    Hal ini dapat menyebabkan perangkat GPS tidak dapat menerima sinyal satelit dengan baik, sehingga mengganggu kemampuan perangkat untuk menentukan lokasi, kecepatan, dan waktu yang akurat.

    Dilansir dari BBC, Selasa (2/9/2025) Kremlin membantah tuduhan ini, menyebut informasi tersebut “tidak benar” menurut juru bicara Dmitry Peskov.

    Menurut Otoritas Lalu Lintas Udara Bulgaria, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, terjadi lonjakan tajam insiden jamming GPS di kawasan Baltik hingga Eropa Timur. Kejadian serupa juga dialami pesawat RAF yang membawa Menteri Pertahanan Inggris pada Maret 2024, dan maskapai Finnair asal Finlandia yang bahkan harus membatalkan penerbangan ke Estonia akibat gangguan sinyal tahun lalu.

    Insiden GPS spoofing dan jamming ini dinilai sangat membahayakan oleh EASA (Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa) dan IATA (Asosiasi Transportasi Udara Internasional), karena bisa memicu risiko kecelakaan serius dan sudah sempat memicu konferensi khusus pada 2024.

    Sebagai tanggapan, Komisi Eropa memastikan akan memperkuat pertahanan digital dan dukungan untuk Ukraina, termasuk penambahan satelit di orbit rendah untuk mengidentifikasi gangguan GPS di masa depan.

    Komisaris Pertahanan Uni Eropa Andrius Kubilius memastikan aksi ini sebagai langkah konkrit menjaga keamanan penerbangan di Eropa.

    Walau otoritas penerbangan Inggris menilai gangguan GPS tidak selalu mengancam langsung keselamatan terbang karena sistem navigasi pesawat dinilai cukup redundan, para pakar memperingatkan bahwa jamming di tengah penerbangan dapat meningkatkan risiko tabrakan atau kecelakaan, terutama saat sistem cadangan tidak dapat diandalkan.

    Keir Giles, pakar dari Chatham House, menyebut aksi jamming telah menjadi “fenomena yang semakin normal” di seputar perbatasan Rusia, dan tampaknya belum ada pihak yang mampu membendung perluasan kampanye tersebut.

  • Kondisi Terkini Laporan Ketinggian Tsunami di Pesisir Hawaii hingga California

    Kondisi Terkini Laporan Ketinggian Tsunami di Pesisir Hawaii hingga California

    JAKARTA – Sejumlah kawasan di Amerika Serikat dilaporkan diterjang tsunami dampak gempa bumi Kamchatka, Rusia. Tsunami tertinggi dilaporkan terjadi di Kahului, Hawaii, yakni 1,7 meter.

    Sementara dilaporkan juga sejumlah wilayah sudah mencabut peringatan tsunami di antaranya Filipina, Guam, Kepulauan Mariana hingga Jepang terkecuali Hokkaido dan Okinawa.

    Mengutip laporan CNN, berikut gelombang tsunami tertinggi yang dilaporkan di pantai Amerika Serikat hingga pukul 05.30 pagi waktu setempat, Rabu, 30 Juli:

    Kahului, Hawaii: 5,7 kaki (1,7 meter)Hilo, Hawaii: 4,9 kaki (1,4 meter)Crescent City, California: 4,0 kaki (1,2 meter)Haleiwa, Hawaii: 4,0 kaki (1,2 meter)Hanalei, Hawaii: 3,9 kaki (1,1 meter)Arena Cove, California: 3,0 kaki (0,9 meter)Adak, Alaska: 2,7 kaki (82 centimeter)

    Secara terpisah, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada korban jiwa setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter dan tsunami di Kamchatka, Rusia. Jumlah orang yang terluka tidak disebutkan.

    Sistem peringatan tsunami berfungsi “tepat waktu” sehingga orang-orang dievakuasi saat dibutuhkan.

    “Secara umum, ketahanan gempa bangunan terbukti, jadi syukurlah tidak ada korban jiwa,” kata Peskov dilansir CNN, Rabu, 30 Juli.

    Pemerintah Rusia mencabut peringatan ancaman tsunami di Semenanjung Kamchatka, tempat gempa terjadi, menurut media pemerintah TASS.

    Distrik Severo-Kurilsky, yang terletak di ujung selatan semenanjung, juga mencabut peringatan tsunaminya, kata pemerintah dalam unggahan di Telegram.

    Sebelumnya di distrik tersebut, gelombang tsunami menghantam garis pantai, merobek perahu dari tambatannya dan menghanyutkan kontainer penyimpanan, menurut TASS.

    Sementara itu, Valery Limarenko, gubernur wilayah Sakhalin Rusia, mengumumkan tidak ada lagi ancaman tsunami di Kepulauan Kuril Utara, kepulauan vulkanik di selatan semenanjung di timur jauh Rusia.

    “Situasinya mulai stabil” dan “semua layanan darurat tetap siaga,” ujarnya.

  • Bukan AS, Putin Akui Negara NATO Ini Bikin Rusia Was-was

    Bukan AS, Putin Akui Negara NATO Ini Bikin Rusia Was-was

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika terus meningkat antara Rusia dan pakta pertahanan pimpinan AS, NATO. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kecemasannya terhadap aliansi yang menyokong Ukraina itu.

    Berbicara kepada harian bisnis RBK, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa saat ini Jerman telah menjadi ancaman serius bagi Rusia. Ia menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang menyatakan bahwa pasukan Jerman siap membunuh pasukan Rusia.

    “Jerman kembali menjadi berbahaya,” tambahnya dalam wawancara itu yang juga dikutip oleh Russia Today, Selasa (15/7/2025).

    Jerman merupakan pendukung utama Ukraina dalam perang bersama Rusia. Berlin telah menjadi penyuplai utama persenjataan bagi Kyiv. Langkah ini mendapatkan resistensi dari Rusia yang menyebut hal ini hanya akan memperpanjang konflik.

    Sementara itu, Pistorius menyampaikan komentar keras terhadap Rusia dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Minggu. Ia memuji kesiapan tempur pasukan Jerman dan tekad mereka untuk mengambil tindakan mematikan terhadap pasukan Rusia jika diperlukan.

    “Jika pencegahan tidak berhasil dan Rusia menyerang, apakah itu akan terjadi? Ya,” kata Pistorius. “Tetapi saya sarankan Anda pergi saja ke Vilnius dan berbicara dengan perwakilan brigade Jerman di sana. Mereka tahu persis apa tugas mereka.”

    Jerman Siap Bangun Senjata Nuklir

    Di sisi lain, kepala lembaga nuklir PBB IAEA, Rafael Grossi, mengatakan bahwa dalam situasi saat ini, Jerman dapat mengembangkan senjata nuklirnya sendiri. Ia menyebut Berlin telah memiliki semuanya seperti pengetahuan dan akses teknologi yang diperlukan.

    “Jerman dapat membangun bom nuklir dalam beberapa bulan. Ini hanyalah asumsi hipotetis belaka,” ujarnya dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today.

    Pernyataan Grossi juga muncul di tengah dorongan militerisasi yang lebih luas di antara anggota NATO Eropa. Jerman didesak untuk mendapatkan akses ke persenjataan nuklir Inggris atau Prancis atau bergabung dengan sistem pencegah Eropa yang lebih luas, dengan alasan bahwa ketergantungan pada senjata AS tidak lagi memadai.

    Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Eropa. Moskow menuduh para pejabat Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan anggaran, serta penurunan standar hidup warga negara mereka.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perundingan Damai Ukraina Tak Pernah Jadi Agenda Utama Barat

    Perundingan Damai Ukraina Tak Pernah Jadi Agenda Utama Barat

    JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan perundingan damai dan penyelesaian di Ukraina tidak pernah menjadi agenda utama Barat.

    Ini menjadi pernyataan  pertamanya mengenai negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina sejak pejabat kedua negara mengadakan perundingan pada Rabu.

    “Jika Barat menginginkan “perdamaian sejati” di Ukraina, mereka akan berhenti memasok senjata ke Kyiv,” ujar Zakharova dilansir Reuters dari kantor berita TASS, Sabtu, 26 Juli.

    Sebelumnya, dalam pengarahan mingguannya pada Kamis, Zakharova menolak berkomentar mengenai perundingan tersebut.

    Sebelumnya putaran ketiga perundingan antara Rusia dan Ukraina menyepakati pertukaran warga sipil dan jenazah tentara yang gugur.

    “Kelanjutan pertukaran dan pemulangan jenazah warga sipil, yang pada dasarnya disandera, serta pemulangan jenazah tentara yang gugur yang sedang berlangsung, merupakan masalah kemanusiaan yang sangat penting yang, menurut pandangan kami, harus tetap menjadi prioritas. Meskipun demikian, ini merupakan perkembangan yang positif,” ujarnya Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis, 25 Juli.

    Menurut Peskov, usulan Rusia untuk membentuk tiga kelompok kerja yang “mampu berkomunikasi daring” juga menandakan momentum positif.

    “Komunikasi daring dapat dilakukan secara intensif dan teratur sesuai keinginan kedua belah pihak,” jelasnya.

    “Kita lihat saja seberapa besar kesepahaman yang dapat dihasilkan dari usulan-usulan ini,” tambah Peskov.

    Putaran ketiga perundingan langsung Rusia-Ukraina mengenai penyelesaian konflik Ukraina berlangsung di Istana Ciragan, Istanbul, Turki pada Rabu, 23 Juli.

    Sebelum pertemuan kolektif, kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky serta Rustem Umerov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengadakan percakapan empat mata.

    Pertemuan kolektif tersebut berlangsung sekitar 40 menit, di mana kedua belah pihak membahas posisi yang diuraikan dalam draf memorandum.

  • Rusia Kena Sanksi Terbesar dari Eropa, Kremlin ‘Sumpahi’ Jadi Bumerang

    Rusia Kena Sanksi Terbesar dari Eropa, Kremlin ‘Sumpahi’ Jadi Bumerang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Rusia mengecilkan dampak dari paket sanksi terbaru yang disahkan Uni Eropa terhadap perekonomiannya. Moskow menyebut langkah itu sebagai “ilegal” dan memperingatkan bahwa pembatasan-pembatasan tersebut justru akan berbalik merugikan negara-negara Barat sendiri.

    Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat (18/7/2025), beberapa jam setelah Brussels menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 2022. Paket ini mencakup penurunan batas harga ekspor minyak Rusia dan pembatasan baru terhadap sektor perbankan Rusia.

    “Kami tentu akan menganalisis paket baru ini untuk meminimalkan dampaknya,” kata Peskov dalam konferensi pers, dilansir AFP.

    “Tetapi setiap paket sanksi baru justru menambah efek negatif terhadap negara-negara yang menjatuhkannya,” imbuhnya.

    Sejak Barat pertama kali memberlakukan serangkaian sanksi berat terhadap Rusia sebagai respons atas invasi ke Ukraina, Moskow berulang kali menyatakan bahwa ekonomi domestiknya mampu bertahan dan bahkan terus tumbuh.

    Peskov menegaskan bahwa Rusia telah beradaptasi dengan kehidupan di bawah tekanan sanksi dan memiliki “imunitas” terhadap upaya-upaya pembatasan ekonomi dari negara-negara Barat.

    “Kami sudah mengembangkan semacam kekebalan terhadap sanksi. Kami telah beradaptasi untuk hidup di bawah sanksi,” tegas Peskov.

    Pejabat-pejabat Rusia juga kerap menuduh negara-negara Barat melanggar hukum internasional dengan menjatuhkan sanksi sepihak, dan mengeklaim bahwa Moskow telah berhasil mengatasi hambatan-hambatan tersebut, terutama dalam menjaga ekspor energi serta stabilitas ekonomi makro.

    Meski mengalami kontraksi pada 2022 saat kampanye militer ke Ukraina diluncurkan, ekonomi Rusia dilaporkan kembali tumbuh secara signifikan. Peningkatan pertumbuhan tersebut ditopang oleh belanja besar-besaran pemerintah untuk sektor militer, termasuk pengadaan senjata dan pendanaan pasukan.

    Kremlin menekankan bahwa sanksi justru mendorong Rusia untuk memperkuat kemandirian ekonominya, termasuk dengan memperluas kerja sama perdagangan dengan negara-negara Asia seperti China dan India.

    Namun, sejumlah analis independen dan institusi internasional menyoroti bahwa pertumbuhan tersebut sangat tergantung pada sektor militer dan subsidi negara, sehingga berisiko tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

    Sementara itu, Uni Eropa menyatakan bahwa paket sanksi terbaru ini merupakan salah satu yang paling kuat sejauh ini. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan bahwa sanksi ini bertujuan untuk terus melemahkan kemampuan Rusia dalam melanjutkan perang di Ukraina.

    “Setiap sanksi melemahkan kemampuan Rusia untuk berperang. Pesannya jelas: Eropa tidak akan mundur dalam dukungannya untuk Ukraina. Uni Eropa akan terus meningkatkan tekanan sampai Rusia menghentikan perangnya,” tegas Kallas.

    Paket baru tersebut juga mencakup pemangkasan batas harga minyak ekspor Rusia ke negara ketiga menjadi 15% di bawah harga pasar, serta perluasan daftar hitam terhadap kapal tanker tua yang digunakan Rusia untuk menghindari pembatasan ekspor. Selain itu, sanksi juga menyasar kilang milik Rusia di India, dua bank China, dan melarang kebangkitan kembali pipa gas Nord Stream 1 dan 2.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Kirim Rudal untuk Ukraina, Rusia Ancam Balas dengan Nuklir

    Trump Kirim Rudal untuk Ukraina, Rusia Ancam Balas dengan Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali meningkat setelah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa doktrin nuklir Rusia tetap berlaku menyusul pengumuman mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang pengiriman senjata canggih ke Ukraina.

    Pernyataan Peskov disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu (16/7/2025), hanya dua hari setelah Trump mengumumkan bahwa AS dan sekutu NATO akan memasok peralatan militer bernilai miliaran dolar ke Ukraina, termasuk rudal Patriot. Langkah ini memicu respons keras dari Moskwa, yang selama ini menuduh Barat terus memprovokasi konflik.

    “Doktrin nuklir Rusia tetap berlaku, dan karena itu seluruh ketentuannya masih diterapkan,” kata Peskov kepada wartawan kantor berita milik negara Rusia, Tass.

    Pernyataan itu merujuk pada kebijakan nuklir Rusia yang diperbarui oleh Presiden Vladimir Putin pada Desember 2024, yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Doktrin tersebut menyebut bahwa serangan terhadap Rusia atau sekutunya oleh negara non-nuklir dengan dukungan negara nuklir akan dianggap sebagai agresi bersama, yang dapat dibalas dengan senjata nuklir.

    Dalam konteks ini, dukungan militer langsung dari negara-negara NATO kepada Ukraina, termasuk Amerika Serikat, berpotensi memicu interpretasi agresi bersama menurut standar Rusia.

    Trump, yang sedang berusaha kembali ke Gedung Putih, telah mengambil pendekatan berbeda terhadap konflik Rusia-Ukraina dibanding pendahulunya, Joe Biden. Meski selama ini dikenal lebih terbuka terhadap Moskwa, pekan ini Trump menyatakan bahwa senjata-senjata canggih akan dikirim ke Ukraina melalui pembelian oleh negara-negara Eropa.

    “Kami akan membuat senjata paling canggih, dan itu akan dikirim ke NATO,” ujar Trump dari Gedung Oval pada 14 Juli lalu.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengonfirmasi bahwa perjanjian tersebut mencakup pengiriman rudal, amunisi, dan sistem pertahanan udara, dengan beberapa persenjataan diambil dari stok yang sudah ada. Salah satu komponen penting dari bantuan ini adalah sistem rudal Patriot, yang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan Ukraina dari serangan udara Rusia.

    “Pertemuan luar biasa dengan @POTUS hari ini. Kami sudah mulai merealisasikan keputusan dari #NATOSummit dalam skala besar, meningkatkan pengeluaran, produksi, dan dukungan kepada Ukraina. Kebrutalan Rusia harus dihentikan-inisiatif baru ini akan membantu menciptakan perdamaian yang adil dan abadi,” tulis Rutte di platform X.

    Dalam pernyataannya, Peskov juga menyerukan agar Amerika Serikat menggunakan pengaruhnya untuk mendorong Ukraina kembali ke meja perundingan.

    “Dalam hal ini, upaya mediasi utama datang dari Amerika Serikat-Presiden Trump dan timnya. Banyak pernyataan dan ekspresi kekecewaan telah disampaikan, tapi kami tentu berharap ada tekanan juga ke pihak Ukraina,” kata Peskov.

    Ia menambahkan bahwa pertemuan antara Putin dan Trump dapat diselenggarakan dengan cepat, meskipun hingga kini belum ada rencana konkret.

    Trump sebelumnya juga mengultimatum Moskow dengan ancaman tarif yang “sangat berat” jika Rusia tidak menyepakati perdamaian dalam waktu 50 hari.

    Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pihaknya tengah meninjau secara menyeluruh produksi senjata dalam negeri dan implementasi kontrak serta kerja sama pertahanan dengan mitra asing.

    “Saya memimpin rapat sektor pertahanan hari ini: produksi senjata dalam negeri, kesepakatan dengan mitra, dan suplai untuk angkatan bersenjata Ukraina. Kami mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu dekat serta indikator kunci untuk mengukur efektivitas manajemen pertahanan pada akhir tahun ini. Harus ada lebih banyak senjata buatan Ukraina,” tulis Zelensky di X.

    Adapun sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, hubungan Moskow dengan NATO terus memanas. Berbagai peringatan soal kemungkinan eskalasi nuklir berulang kali dilontarkan pejabat Rusia, sementara Barat semakin memperkuat dukungan militer untuk Kyiv.

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Putin Disinggung Trump Omong Kosong, Bagaimana Nasib Perundingan Damai Rusia-Ukraina?

    Putin Disinggung Trump Omong Kosong, Bagaimana Nasib Perundingan Damai Rusia-Ukraina?

    JAKARTA – Kremlin mengklaim Rusia tidak merasa perundingan damai Ukraina terhenti meskipun Donald Trump menyinggung Presiden Rusia Vladimir Putin termasuk soal pasokan senjata Washington ke Ukraina.

    Trump mengatakan pada Selasa mengaku tidak puas dengan Putin dan menuduh pemimpin Kremlin tersebut “berbicara omong kosong”.

    Amerika Serikat mengirimkan peluru artileri dan rudal artileri roket bergerak ke Ukraina, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters.

    Ketika ditanya oleh Reuters apakah proses perdamaian Ukraina terhenti akibat pernyataan Trump juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: “Tidak, saya rasa tidak. Anda tidak bisa mengatakan itu.”

    Rusia, kata Peskov, sedang menunggu sinyal dari Kyiv mengenai apakah akan bergabung dengan putaran perundingan ketiga, yang pertama kali dimulai pada bulan Mei di Istanbul.

    “Kami telah berulang kali mengatakan bahwa akan lebih baik bagi kami untuk mencapai tujuan kami melalui cara-cara politik dan diplomatik yang damai, tetapi selama ini tidak terjadi, operasi militer khusus akan terus berlanjut, dan realitas di lapangan terus berubah setiap hari,” kata Peskov dilansir Reuters, Kamis, 10 Juli.

    Putin memerintahkan puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun pertempuran di Ukraina timur antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina. Amerika Serikat mengatakan lebih dari 1,2 juta orang telah tewas dan terluka dalam perang tersebut sejak 2022.

    Trump yang mengaku ingin dikenang sebagai pembawa damai, telah berulang kali menyerukan diakhirinya “pertumpahan darah” di Ukraina, yang oleh pemerintahannya digambarkan sebagai perang proksi antara Amerika Serikat dan Rusia.

    Putin yang pasukannya menguasai seperlima wilayah Ukraina dan terus bergerak maju, tetap teguh pada persyaratannya untuk mengakhiri perang, meskipun ada tekanan publik dan privat dari Trump dan peringatan berulang kali dari kekuatan Eropa.

    Pada Juni 2024, Putin mengatakan Ukraina harus secara resmi membatalkan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari seluruh wilayah empat wilayah Ukraina yang diklaim Rusia.

  • Kremlin Perlu Waktu Klarifikasi Senjata yang Dipasok AS ke Ukraina

    Kremlin Perlu Waktu Klarifikasi Senjata yang Dipasok AS ke Ukraina

    JAKARTA – Kremlin mengatakan perlu waktu untuk mengklarifikasi senjata apa yang dipasok dan akan dipasok Amerika Serikat ke Ukraina setelah Presiden Donald Trump mengatakan Washington harus mengirim lebih banyak senjata ke Kyiv.

    Trump mengatakan pada Senin, Amerika Serikat akan mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, terutama senjata pertahanan, untuk membantu negara yang dilanda perang itu mempertahankan diri dari meningkatnya serangan Rusia.

    Ketika ditanya tentang pernyataan Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ada banyak pernyataan yang saling bertentangan tentang pasokan senjata AS ke Ukraina, meskipun jelas pengiriman senjata Eropa terus berlanjut.

    “Jelas, pasokan terus berlanjut, itu jelas. Jelas, orang Eropa secara aktif terlibat dalam memasok Ukraina dengan senjata,” kata Peskov dilansir Reuters, Selasa, 8 Juli.

    “Mengenai jenis pasokan apa dan dalam jumlah berapa yang terus diterima Ukraina dari Amerika Serikat, masih perlu waktu untuk mengklarifikasi hal ini secara definitif,” sambungnya.

    Rusia, yang terus maju di berbagai titik di sepanjang garis depan, saat ini menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina termasuk Krimea, seluruh Luhansk, bagian terbesar dari tiga wilayah lainnya, dan sebagian kecil dari tiga wilayah tambahan.

    Peskov mengatakan Moskow menghargai upaya Trump untuk memulai negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina dan ada potensi signifikan untuk memulai kembali hubungan perdagangan dan ekonomi Rusia-AS.

    “Namun saat ini, Amerika Serikat sedang menerapkan sejumlah pembatasan. Kami yakin bahwa sanksi ini ilegal, dan tidak hanya merugikan pengusaha kami, tetapi juga pengusaha Amerika Serikat,” kata Peskov.

  • Putin Manfaatkan Perang Israel-Iran, Diam-Diam Habisi Wilayah Ukraina

    Putin Manfaatkan Perang Israel-Iran, Diam-Diam Habisi Wilayah Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah perhatian global yang sedang terpusat pada konflik Iran-Israel, Presiden Rusia Vladimir Putin diam-diam memanfaatkan celah geopolitik ini untuk memperkuat cengkeramannya atas Ukraina.

    Laporan medan perang menunjukkan Rusia telah merebut wilayah baru di Ukraina tengah dan meningkatkan konsentrasi pasukan di dekat Sumy, timur laut Ukraina.

    Menurut analisis AFP yang mengutip data Institut Studi Perang, pasukan Rusia merebut lebih banyak wilayah sepanjang Juni dibanding bulan-bulan sebelumnya sejak November lalu. Di saat bersamaan, Ukraina menghadapi salah satu serangan udara terbesar sejak awal invasi pada Februari 2022.

    “Putin mungkin melihat perhatian AS yang teralihkan ke Timur Tengah sebagai peluang untuk memperkuat posisi tawar,” ujar Amos Fox, pensiunan kolonel Angkatan Darat AS dan peneliti di Arizona State University, seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (4/7/2025).

    “Ia bisa jadi sedang mengamankan wilayah-wilayah strategis untuk dijadikan alat tawar dalam negosiasi damai mendatang,” katanya.

    Meski kemajuan Rusia terkesan lambat, namun konsisten. Rencana damai Kremlin yang diumumkan tahun lalu masih belum berubah: Ukraina diminta menyerahkan wilayah-wilayah yang telah dianeksasi seperti Donetsk, Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, serta Krimea.

    Selain itu, Kyiv juga diharuskan membatalkan ambisi bergabung dengan NATO.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa Moskow tetap berkomitmen terhadap tujuan tersebut. “Kami terbuka untuk solusi diplomatik, tapi tidak akan mengubah target inti kami,” kata Peskov dalam pernyataan tertulis.

    Analis menduga, dengan adanya usulan dari Presiden AS Donald Trump untuk membekukan garis depan sebagai dasar negosiasi, Moskow sedang mencoba memperluas kendali sebelum kesepakatan damai diraih.

    “Putin tampaknya ingin menambah wilayah yang nanti bisa dia tukar atau pertahankan dalam perundingan,” tambah Fox.

    Menurut Frederick Kagan dari American Enterprise Institute, kendati Rusia terus bergerak maju, kapasitasnya sangat terbatas.

    “Mereka bergerak hanya beberapa mil per minggu karena kekurangan kendaraan lapis baja dan serangan drone Ukraina,” ujarnya. “Dengan kecepatan seperti itu, butuh seabad bagi Rusia untuk menaklukkan seluruh Ukraina.”

    Namun Kagan juga memperingatkan bahwa Putin memiliki strategi jangka panjang, yakni mempertahankan tekanan sampai dukungan Barat terhadap Ukraina melemah.

    “Jika Ukraina runtuh secara perlahan, maka dia akan menang, tidak peduli berapa lama itu memakan waktu,” katanya.

    Sementara itu, koneksi antara konflik di Ukraina dan Timur Tengah makin nyata. Rusia memperkuat aliansinya dengan Iran, mitra utama dalam hal drone kamikaze Shahed yang digunakan dalam serangan terhadap Ukraina.

    Ketegangan di Iran pun berdampak langsung pada bantuan militer ke Ukraina. Pentagon bahkan mengalihkan sebagian sistem anti-drone dari Ukraina ke Timur Tengah untuk mengantisipasi eskalasi.

    “Kami mengutamakan kepentingan strategis AS secara menyeluruh,” ujar juru bicara Gedung Putih Anna Kelly kepada The Associated Press. “Kekuatan militer AS tetap tidak tertandingi, tanyakan saja pada Iran.”

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat menghadiri KTT NATO di Den Haag kembali mengguncang aliansi Barat. Pasalnya, Trump menolak menyatakan dukungan eksplisit terhadap klausul pertahanan bersama Pasal Lima.

    Melansir AFP pada Rabu (25/6/2025), penolakan ini dilakukan Trump meski 31 negara anggota berupaya meyakinkan komitmen Washington melalui janji peningkatan belanja militer.

    “Saya berkomitmen untuk menjadi teman mereka,” ujar Trump saat ditanya apakah AS masih menjamin perlindungan militer bagi Eropa. “Tergantung pada definisi Anda. Ada banyak definisi Pasal Lima.”

    Para pemimpin NATO menggelar pertemuan selama dua hari, dimulai dengan jamuan makan malam kerajaan yang diselenggarakan Raja Belanda Willem-Alexander. Fokus utama pertemuan tersebut adalah menjaga Trump tetap terikat pada komitmen aliansi dengan janji belanja militer hingga 5% dari PDB.

    Untuk meredam ketidakpastian dari Washington, para anggota menyepakati skema kompromi: 3,5% PDB untuk pertahanan inti pada 2035 dan 1,5% untuk keamanan siber serta infrastruktur. “Mereka akan menaikkannya menjadi lima persen, itu bagus. Itu memberi mereka lebih banyak kekuatan,” kata Trump, menyambut positif usulan tersebut.

    Namun, perpecahan muncul. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez terang-terangan menolak target lima persen, memicu ketegangan dengan Trump. Sementara itu, Jerman mempercepat komitmen 3,5% pada 2029, enam tahun lebih awal dari jadwal.

    Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut janji belanja pertahanan itu sebagai “momen bersejarah” bagi Eropa. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menambahkan, “Kita harus menavigasi era ketidakpastian yang radikal ini dengan kelincahan,” sembari mengumumkan pembelian 12 jet tempur F-35A untuk mendukung misi nuklir NATO.

    Sementara NATO berusaha menjaga soliditas, Kremlin menuduh aliansi itu melakukan “militerisasi yang merajalela”. “Ini adalah kenyataan yang ada di sekitar kita,” ujar juru bicara Dmitry Peskov.

    Di sela pertemuan, Trump juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang kini memainkan peran lebih kecil dalam KTT tersebut. Zelensky berharap bisa mengamankan paket pertahanan udara baru dan mendesak sanksi tambahan terhadap Rusia.

    “Tidak ada tanda-tanda bahwa Putin ingin menghentikan perang ini,” tegas Zelensky dalam forum pertahanan paralel.

    Trump juga sempat bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menyerukan “dialog erat” untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Namun, meskipun PM Belanda Mark Rutte menegaskan dukungan sekutu untuk Kyiv “tidak tergoyahkan”, NATO memilih tak menyebut isu keanggotaan Ukraina secara eksplisit, menyusul penolakan Trump.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]