Tag: Djoko Siswanto

  • Prabowo Bakal Saksikan Perjanjian Jual Beli Gas Blok Masela

    Prabowo Bakal Saksikan Perjanjian Jual Beli Gas Blok Masela

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menyaksikan tiga kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) dari proyek Lapangan Abadi di Blok Masela pada Rabu, (21/5/2025) yang akan berlangsung pada acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention dan Exhibition (Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang.

    Penandatanganan kontrak ini merupakan bagian dari kesepakatan awal atau Head of Agreement (HoA) untuk penjualan gas alam cair (LNG) dari proyek strategis tersebut.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto atau biasa disapa Djoksis mengatakan kontrak perjanjian jual beli gas tersebut kini sudah memasuki tahap finalisasi.

    “Isyaallah finalisasinya nanti malam. Yang udah pasti nanti tanda tangan kontrak ya, ada tiga kontrak. rencananya ya (Disaksikan Prabowo),” katanya.

    Djoksis mengatakan tiga kontrak yang akan ditandatangani tersebut melibatkan pembeli utama LNG Blok Masela, yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

    “Satu lagi juga ada permintaan untuk yang committed kerjasama dengan yang buyer yang dikelola oleh sekarang yang di Bontang ya,” katanya.

    Sebelumnya, Djoksis mendorong Inpex Masela, Ltd segera memasarkan gasnya melalui Head of Agreement (HoA) jual beli gas yang ditargetkan mulai Juni tahun ini.

    “Untuk komersialisasi, rencananya bulan Juni Inpex mau memasarkan gasnya, tapi mudah-mudahan untuk Head of Agreement, untuk yang dengan domestik itu bisa ditandatangani nanti di acara IPA bulan depan. Ada untuk dengan PLN, ada dengan Pupuk, sama PGN,” kata Djoko di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2025).

    Djoksis mengatakan, SKK Migas masih dalam proses negosiasi dengan pihak Inpex Masela untuk jumlah total gas yang dalam perjanjian jual beli gas (PJBG). Sementara produksi Inpex saat ini, tercatat sebesar 1.200 mm.

    “Ya paling tidak, lebih kurang 200 mm sudah bisa untuk domestik sementara ini ya,” jelasnya.

    Lebih jauh, Djoko menargetkan final investment decision (FID) atau keputusan melanjutkan pembangunan proyek blok Masela rampung pertengahan tahun depan.

    “Jadi kalau tambahkan 6 bulan, ya pertengahan lah (tahun depan), mudah-mudahan FID,” tutupnya.

    Untuk diketahui, IPA Convex 2025 rencananya akan digelar selama tiga hari, mulai tanggal 20 hingga 22 Mei 2025, di ICE BSD, Tangerang, Banten. Acara yang mengusung tema Delivering Growth with Energy Resilience in Lower Carbon Environment ini rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada gelaran hari kedua. Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 di dtk.id/ipaconvex2025.

    Tonton juga Video: IPA Convex 2024 Jadi Momentum Bagi Ketahanan Energi Indonesia

    (kil/kil)

  • KUFPEC Gelontorkan Rp 24,8 T buat Garap ‘Harta Karun’ di Natuna

    KUFPEC Gelontorkan Rp 24,8 T buat Garap ‘Harta Karun’ di Natuna

    Jakarta

    Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) Indonesia (Anambas) B.V gelontorkan dana investasi untuk pengembangan atau plan of development (POD-I) blok Anambas di lepas pantai Laut Natuna mencapai sekitar US$ 1,54 miliar atau sekitar Rp 24,8 triliun.

    Hal itu terungkap dalam persetujuan POD-I KUFPEC untuk wilayah kerja blok Anambas, yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Intercontinental Hotel, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

    “Melalui kontrak tersebut, konsorsium KUFPEC Indonesia berkomitmen melaksanakan eksplorasi tiga tahun pertama,” kata Duta Besar Indonesia untuk Kuwait Lena Maryana Mukti dalam konferensi persnya di Intercontinental Hotel, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

    Lena menuturkan, saat ini ada delapan proyek eksplorasi KUFPEC di Indonesia dalam bentuk kepemilikan saham. Ia merinci, di Pulau Buton 30%, Laut Natuna Blok A 33,3%, Pulau Seram 30%, ONWJ Barat Daya Jawa 5%, Blok SAS di Tenggara Sumatera 5%, dan Blok Epindo 40%.

    “Dari gambaran ini bisa terlihat dari keseriusan KUFEC melakukan investasi di tanah air,” jelasnya.

    ia menambahkan, KUFPEC juga menemukan cadangan minyak baru di Natura yang telah dipastikan oleh SKK Migas. Lena mengatakan, cadangan tersebut merupakan penemuan eksplorasi lepas pantai pertama yang dioperasikan oleh KUFPEC.

    Sementara blok Anambas, memiliki cadangan sebesar 185 bscf gas dan sekitar 7 mmsc minyak. Sementara untuk produksi gas, blok Anambas sendiri memiliki kapasitas sebesar 55 mmscfd dan kondensat sebesar 2 ribu bcpd.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, ke depan SKK Migas akan mendorong percepatan final investment decision (FID) dengan KUFPEC. Ia menargetkan blok Anambas dapat onstream di kuartal IV 2027.

    KUFPEC sendiri memenangkan lelang reguler tahap I dengan hak partisipasi blok Anambas sepenuhnya. Adapun pengelolaan blok Anambas akan dilakukan selama 30 tahun dengan skema kontrak bagi hasil gross split.

    “Meskipun KUFPEC mengatakan optimis di awal 2028, tetapi SKK Migas berjanji akan membantu mempercepat perizinan dan sebagainya, mensupport agar supaya ini bisa onstream itu pada Q4 2027 dan FID-nya di Q4 tahun ini,” kata Djoko.

    Sementara itu, CEO KUFPEC Eisa Al-Maraghi menjelaskan, perusahaannya telah menggelontorkan dana investasi hampir US$ 3 miliar selama 40 tahun terakhir. Menurutnya, Indonesia merupakan pasar yang menarik untuk berinvestasi.

    Ia juga mengatakan, KUFPEC berencana melakukan investasi besar-besar di sektor migas Indonesia. Menurutnya, investasi di sektor migas sejalan dengan peta jalan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi.

    “KUFPEC akan terus memainkan peran vital untuk memungkinkan pemerintah Indonesia mencapai tujuannya terkait energi dan berharap dapat memperluas hubungan yang sangat baik, yang kami miliki dengan semua otoritas untuk memasuki anggaran baru dan membuat aliansi strategis dan kemitraan antara KUFPEC, Indonesia, dan tim SKK,” ungkapnya.

    Tonton juga Video: Menlu Tegaskan Kerja Sama dengan China Tak Ubah Kedaulatan RI di Laut Natuna

    (rrd/rrd)

  • Perusahaan Minyak Kuwait Dapat Lampu Hijau Garap Harta Karun Migas di Natuna

    Perusahaan Minyak Kuwait Dapat Lampu Hijau Garap Harta Karun Migas di Natuna

    Jakarta

    SKK Migas resmi menyetujui rencana pengembangan (Plan of Development/POD) tahap pertama untuk wilayah kerja Blok Anambas yang dikelola perusahaan migas asal Kuwait, Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC). Proyek ini menjadi bukti bahwa sektor hulu migas Indonesia masih menarik minat investor asing.

    “Investasi di Indonesia itu bukan sekadar jargon. Dengan adanya pengembangan lapangan ini, terlihat bahwa hulu migas kita masih sangat menarik bagi perusahaan luar negeri. KUFPEC adalah salah satu pemain besar di Timur Tengah,” ujar Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, dalam acara di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

    Blok Anambas diketahui memiliki cadangan sebesar 185 bscf gas dan sekitar 7 juta barel minyak. Produksi awal ditargetkan sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) untuk gas dan 2.000 barel kondensat per hari (bcpd). Proyek ini ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal IV 2027.

    Djoko mengatakan, SKK Migas akan mendorong percepatan keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) bersama KUFPEC agar proyek bisa berjalan sesuai target. Blok ini akan dikelola penuh oleh KUFPEC selama 30 tahun ke depan dengan skema kontrak gross split.

    “Otomatis, ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional dan mendukung pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri,” tambah Djoko.

    Sementara itu, CEO KUFPEC Eisa Al-Maraghi mengungkapkan komitmennya untuk terus memperbesar investasi di Indonesia. Ia menyebut, selama 40 tahun terakhir, KUFPEC telah menggelontorkan hampir US$ 3 miliar untuk sektor migas di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    “Indonesia adalah pasar strategis bagi KUFPEC. Kami berharap dapat memperluas hubungan yang sudah sangat baik ini dengan otoritas Indonesia, termasuk SKK Migas, demi membentuk kemitraan jangka panjang yang strategis,” ujar Eisa.

    Ia menambahkan, KUFPEC siap mendukung agenda energi pemerintah Indonesia dan akan terus berkontribusi terhadap pencapaian target energi nasional.

    Tonton juga Video: Bahlil Ungkap Upaya RI Tingkatkan Lifting Migas: Perkuat Sumur-sumur

    (rrd/rrd)

  • Menteri ESDM Tinjau Kegiatan Operasional Hulu Migas PHM

    Menteri ESDM Tinjau Kegiatan Operasional Hulu Migas PHM

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), menerima Kunjungan Kerja (kunker) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Kunjungan ini dilakukan di lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) yang berlokasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Bahlil meninjau langsung infrastruktur serta kegiatan operasional hulu minyak dan gas bumi, untuk memastikan keberlanjutan produksi energi nasional. Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi migas nasional secara berkelanjutan.

    Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim menyampaikan apresiasi kepada Menteri ESDM RI atas kunjungannya ke lapangan SPS.

    “Kunjungan ini bukan hanya menjadi kehormatan bagi kami, namun juga menjadi wujud nyata dukungan dan perhatian pemerintah terhadap kerja kami di sektor hulu migas. Dukungan tersebut merupakan energi pendorong bagi kami untuk terus mengedepankan kinerja yang unggul dan berkelanjutan,” jelas Chalid, dikutip Kamis (1/5/2025).

    Sementara itu, dalam pemaparan terkait kinerja, General Manager PHM Setyo Sapto Edi menegaskan perusahaan mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi, digitalisasi, dan prinsip keselamatan kerja. Kedua hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan, sejalan dengan target produksi migas nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

    “Di PHM, kami berkomitmen menjalankan operasi hulu migas yang selamat, andal, patuh, dan efisien dengan dikelola oleh PHM mengedepankan inovasi serta mengadopsi teknologi terkini. Lapangan SPS adalah salah satu contoh bagaimana pengelolaan lapangan mature dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga produktivitas dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” jelas Setyo.

    Setyo mengatakan pencapaian produksi PHM year to date Maret 2025 sebesar 439 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas dan minyak sebesar 25.1 Ribu Barrel Oil Per Day (MBOPD). Sementara untuk pengeboran, PHM telah berhasil melakukan pengeboran sebanyak 20 sumur tajak. Keberhasilan ini didukung oleh strategi PHM dalam hal optimalisasi lapangan, penerapan teknologi terkini, serta efisiensi operasi yang memungkinkan produksi tetap stabil di tengah tantangan industri migas global.

    Selain pencapaian produksi, PHM juga menegaskan komitmennya terhadap keselamatan kerja. Hingga 29 Maret 2025, PHM telah mencatat 571 hari atau setara dengan 44.294.278 jam kerja tanpa kecelakaan.

    “Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi budaya keselamatan yang kuat di seluruh lini operasi di PHM, termasuk program pelatihan intensif dan peningkatan kepatuhan terhadap standar keselamatan,” imbuhnya.

    Dia mengatakan semua pencapaian positif yang telah diraih oleh PHM dan anak perusahaannya karena adanya dukungan dari Pemerintah baik yang di pusat maupun yang di daerah. Dilakukan pula kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan, serta dedikasi pekerja merupakan kunci untuk mencapai target produksi nasional.

    “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen perusahaan serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja operasi dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan keberlanjutan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi terwujudnya ketahanan energi nasional,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengapresiasi dedikasi dan inovasi yang telah dilakukan oleh PHI melalui PHM dalam mempertahankan tingkat produksi migas di tengah tantangan operasi yang kompleks terutama di lapangan-lapangan migas yang mature.

    “Saya berharap PHM terus fokus dalam meningkatkan lifting minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional, tentunya dengan dukungan penuh dari seluruh pelaku industri migas. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan mendukung upaya eksplorasi serta pengembangan lapangan-lapangan migas baru,” ujar Bahlil.

    Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri hulu migas untuk mencapai target produksi nasional, serta menegaskan bahwa pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang mendukung percepatan kegiatan eksplorasi dan produksi.

    Pada kunker tersebut, Menteri ESDM RI didampingi oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. Setibanya di Lapangan SPS, rombongan disambut langsung oleh , Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Sunaryanto, General Manager PHM Setyo Sapto Edi, beserta jajaran manajemen lainnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan komitmen Pertamina dalam meningkatkan produksi gas dalam rangka mendukung target produksi gas nasional sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada tahun 2030.

    “Komitmen pada peningkatan produksi migas dibuktikan dengan 60% Capex Pertamina dialokasi di sektor hulu hingga 2029,” pungkas Fadjar.

    (rah/rah)

  • Mau Tertibkan Sumur Minyak Ilegal, Kepala SKK Migas: Sumatera Selatan Terutama

    Mau Tertibkan Sumur Minyak Ilegal, Kepala SKK Migas: Sumatera Selatan Terutama

    SENIPAH – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memastikan akan melakukan penertiban terhadap sumur minyak yang selama ini dikelola oleh masyarakat secara ilegal. Nantinya sumur minyak ilegal ini akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

    Menurut Djoko, penertiban ini akan menyasar sejumlah daerah terutama Sumatera Selatan yang memiliki WK migas terbesar seperti Blok Rokan yang dikelola oleh Pertamina. Tak hanya Sumatera Selatan, penertiban juga akan dilakukan hingga wilayah Aceh dan wilayah Jawa.ar.

    “Ada (target). Sumatera Selatan terutama. Ada Aceh, ada Jawa,” ujar Djoko singkat kepada awak media saat ditemui di Onshore Receiving Facility ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu, 30 April.

    Saat ini Djoko menyebut pihaknya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun regulasi pengelolaan sumur minyak ilegal oleh BUMD yang ditargetkan akan rampung bulan Mei.

    “Kita sedang proses regulasinya. Mudah-mudahan selesai dalam bulan depan ya,” tandas Djoko.

    Hal ini sejalan dengan pernyataan Bahlil sebelumnya yang akan memberantas ilegal drilling dengan pembentukan regulasi baru. Bahlil bilang, perbaikan regulasi ini dimaksudkan agar sumur-sumur minyak yang selama ini dikelola oleh masyarakat dapat diakui produksinya sebagai bagian dari lifting yang kemudian akan ditampung oleh Pertamina dengan harga yang lebih baik.

    “Sumur-sumur yang masyarakat kelola harus dilegalkan dan bisa diakui produksinya sebagai bagian dari lifting yang akan ditampung oleh Pertamina dengan harga yang baik,” ujar Bahlil kepada awak media di Gedung Kementerian ESDM, Senin, 28 April.

    Sementara itu, Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, sebaran sumur minyak masyarakat berada di Sumatera Selatan (Musi Banyuasin), Aceh, Jambi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dengan jumlah di Sumatera Selatan mencapai lebih dari 7.700 sumur.

    “Berdasarkan laporan yang kami terima dari berbagai instansi, sebaran sumur minyak masyarakat yang berada di Sumsel, yaitu Musi Banyuasin Sumatra Selatan, Aceh, Jambi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” uajr Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Senin, 28 April.

    Menurutnya, pengeboran terhadap 7.700 sumur tersebut melibatkan 230.000 orang dengan rerata 30 orang per sumur. Sementara untuk produksi minyak per hari dari sumur ilegal ini mencapai 6000 hingga 10.000 barel per hari.

    “Produksi antara 6.000 sampai dengan 10.000 barrel oil per day, ini tergantung hari dan situasi, tapi in average antara 6.000-an sampai 10.000,” tandas Tri.

  • Produksi Minyak RI Bisa Bangkit Lagi, Ini Datanya

    Produksi Minyak RI Bisa Bangkit Lagi, Ini Datanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia masih memiliki harapan untuk bisa meningkatkan produksi minyak bumi di dalam negeri. Buktinya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan masih ada cekungan-cekungan minyak dan gas bumi (migas) yang belum tereksplorasi.

    Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar mengatakan, sejatinya Indonesia memiliki hingga 128 cekungan migas. Di mana, baru 20 cekungan diantaranya yang sudah berproduksi.

    Detilnya, ada 27 cekungan discovery, 5 cekungan terbukti dengan sistem petroleum, 3 cekungan indikasi hidrokarbon, 8 cekungan dengan data geologi dan geofisika, dan 65 cekungan belum tereksplorasi.

    “Nah, dari 128 (cekungan) ini hanya 20 basin yang sudah produksi. Kita akan tambah 21 basin produksi dengan onstreamnya nanti lapangan abadi dari WK Masela. Sehingga milestone masalah ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh pelaku industri hulu migas,” terang Asnidar dalam Media Briefing IPA Convex, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Atas adanya cekungan itu, SKK Migas optimis terhadap peluang investasi sekaligus tambahan produksi sektor migas di dalam negeri.

    Produksi minyak RI

    Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengatakan pihaknya mencatat realisasi produksi rata-rata minyak dan gas pada 2024 mencapai 1,79 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

    Dia mengungkapkan angka tersebut terdiri dari produksi rata-rata harian minyak sebesar 580.224 barel per hari (BOPD), dan gas bumi sebesar 5.481 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

    “Bapak-Ibu yang saya hormati, dapat kami laporkan di 20 KKKS terbesar dan KKKS selainnya kita kelompokkan di nomor 21 itu, realisasi tahun lalu adalah sebesar 580.224 barrels oil per day,” kata Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (27/2/2025).

    Sementara itu, produksi rata-rata harian periode Januari-Februari 2025 tercatat sebesar 1,79 juta BOEPD. Terdiri dari minyak sebesar 577.649 dan produksi gas sebesar 6.839 MMSCFD.

    “Jadi, alhamdulillah karena kita memang saat ini banyak proyek-proyek gas, kita menemukannya adalah gas,” kata dia.

    Di sisi lain, Djoko membeberkan bahwa target lifting produksi migas Indonesia pada tahun 2025 yakni sebesar 1,61 juta BOEPD. Target ini terdiri dari 605 ribu barel minyak bumi dan gas sebesar 5.628 MMSCFD.

    “Nah, untuk 2025 APBN-nya adalah 605.000 barrels oil per day, sedangkan angka work program and budget itu 599.821. Ini yang sudah kami tanda tangani, kami setuju di KKKS masing-masing. Sehingga ada perbedaan sekitar 6.000 barrels oil per day, ini yang kita sering sebut filling the gap,” katanya.

    Sebagai informasi, produksi minyak adalah volume minyak yang dihasilkan dari perut bumi. Sedangkan lifting minyak sendiri merupakan volume minyak terangkut yang siap untuk dijual.

    (pgr/pgr)

  • Masih Ada Harapan Produksi Minyak RI Bisa Bangkit Lagi, Ini Datanya

    Masih Ada Harapan Produksi Minyak RI Bisa Bangkit Lagi, Ini Datanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia masih memiliki harapan untuk bisa meningkatkan produksi minyak bumi di dalam negeri. Buktinya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan masih ada cekungan-cekungan minyak dan gas bumi (migas) yang belum tereksplorasi.

    Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar mengatakan, sejatinya Indonesia memiliki hingga 128 cekungan migas. Di mana, baru 20 cekungan diantaranya yang sudah berproduksi.

    Detilnya, ada 27 cekungan discovery, 5 cekungan terbukti dengan sistem petroleum, 3 cekungan indikasi hidrokarbon, 8 cekungan dengan data geologi dan geofisika, dan 65 cekungan belum tereksplorasi.

    “Nah, dari 128 (cekungan) ini hanya 20 basin yang sudah produksi. Kita akan tambah 21 basin produksi dengan onstreamnya nanti lapangan abadi dari WK Masela. Sehingga milestone masalah ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh pelaku industri hulu migas,” terang Asnidar dalam Media Briefing IPA Convex, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Atas adanya cekungan itu, SKK Migas optimis terhadap peluang investasi sekaligus tambahan produksi sektor migas di dalam negeri.

    Produksi minyak RI

    Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengatakan pihaknya mencatat realisasi produksi rata-rata minyak dan gas pada 2024 mencapai 1,79 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

    Dia mengungkapkan angka tersebut terdiri dari produksi rata-rata harian minyak sebesar 580.224 barel per hari (BOPD), dan gas bumi sebesar 5.481 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

    “Bapak-Ibu yang saya hormati, dapat kami laporkan di 20 KKKS terbesar dan KKKS selainnya kita kelompokkan di nomor 21 itu, realisasi tahun lalu adalah sebesar 580.224 barrels oil per day,” kata Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (27/2/2025).

    Sementara itu, produksi rata-rata harian periode Januari-Februari 2025 tercatat sebesar 1,79 juta BOEPD. Terdiri dari minyak sebesar 577.649 dan produksi gas sebesar 6.839 MMSCFD.

    “Jadi, alhamdulillah karena kita memang saat ini banyak proyek-proyek gas, kita menemukannya adalah gas,” kata dia.

    Di sisi lain, Djoko membeberkan bahwa target lifting produksi migas Indonesia pada tahun 2025 yakni sebesar 1,61 juta BOEPD. Target ini terdiri dari 605 ribu barel minyak bumi dan gas sebesar 5.628 MMSCFD.

    “Nah, untuk 2025 APBN-nya adalah 605.000 barrels oil per day, sedangkan angka work program and budget itu 599.821. Ini yang sudah kami tanda tangani, kami setuju di KKKS masing-masing. Sehingga ada perbedaan sekitar 6.000 barrels oil per day, ini yang kita sering sebut filling the gap,” katanya.

    Sebagai informasi, produksi minyak adalah volume minyak yang dihasilkan dari perut bumi. Sedangkan lifting minyak sendiri merupakan volume minyak terangkut yang siap untuk dijual.

    (pgr/pgr)

  • APBN Terbatas, Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei Jadi Dilelang Tahun Ini?

    APBN Terbatas, Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei Jadi Dilelang Tahun Ini?

    Bisnis.com, JAMBI — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan nasib lelang pembangunan pipa gas bumi Dumai ke Sei Mangkei.

    Proyek pipa gas Dumai-Sei Mangkei (Dusem) tersebut akan mengintegrasikan jaringan gas bumi antara Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa dengan sambungan ke pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem).

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan, hingga saat ini, belum ada rencana pasti kapan lelang pipa Dusem dimulai. Menurutnya, pemerintah masih berfokus pada pembangunan proyek pipa transmisi gas bumi Cisem tahap II (Ruas Batang – Cirebon – Kandanghaur Timur).

    “Belum tahu ya, karena sekarang kita mau menyelesaikan yang dari Cisem itu tahap II,” kata Djoko di Jambi, Rabu (16/4/2025).

    Menurutnya, setelah proyek Cisem Tahap II rampung, pihaknya baru akan fokus pada proyek Dusem. Dia menuturkan, hal ini dilakukan karena anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terbatas.

    “Setelah itu [Cisem tahap II] selesai, baru kita anggarkan lagi yang dari Dumai – Sei Mangkei. Bertahap lah, karena keuangan itu kan terbatas ya APBN,” ucap Djoko.

    Lelang proyek pembangunan pipa gas bumi Dumai mulanya direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal II/2025. Hal itu sebelumnya diungkapkan oleh 
    Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM Laode Sulaeman.

    Laode mengatakan, pihaknya mengestimasikan nilai kontraknya mencapai Rp7,8 triliun dan diusulkan ke Kementerian Keuangan untuk didanai dengan APBN. 

    “Kalau untuk Dusem sama lelang juga. Insyaallah 2025 awal, kuartal II,” kata Laode kepada wartawan, dikutip Selasa (1/10/2024) lalu. 

    Saat itu, Laode menerangkan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap rancangan basic design, termasuk perhitungan jalur yang akan dilewati sehingga panjangnya masih belum dipastikan. 

    “Jadi panjangnya itu belum fix tapi lima ratusan ke atas,” ujarnya.

  • Proyek Gas Jadestone Senilai Rp2 Triliun di Jambi Resmi Beroperasi

    Proyek Gas Jadestone Senilai Rp2 Triliun di Jambi Resmi Beroperasi

    Bisnis.com, JAMBI — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung meresmikan Akatara Gas Processing Facility (AGPF) milik Jadestone Energy (Lemang) Pte. Ltd di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi pada Rabu (16/4/2025).

    Yuliot menyebut, investasi pada proyek yang berada di Wilayah Kerja Lemang tersebut mencapai US$130 juta atau setara Rp2,18 triliun (asumsi kurs Rp16.837 per US$).
     
    “Jadi nilai ini kalau kita bandingkan dengan proyek-proyek yang sejenis, ini adalah proyek yang relatif efisien,” kata Yuliot.

    Jadestone Energy plc adalah perusahaan hulu migas independen yang berfokus di kawasan Asia-Pasifik. Perusahaan ini memiliki portofolio aset yang sudah berproduksi dan terdiversifikasi di Australia, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

    Yuliot menyebut, proyek AGFP itu bisa menghasilkan gas pipa, LPG, dan kondensat. Dia pun berharap fasilitas tersebut dapat menekan impor LPG.

    Apalagi, 80% kebutuhan LPG dalam negeri saat ini masih berasal dari impor. Yuliot menuturkan, nilai impor LPG tersebut mencapai Rp500 triliun per tahun.

    “Jadi dengan adanya proyek Akatara yang akan menghasilkan gas, menghasilkan penyangga besar, yang berarti ini juga akan meningkatkan ketersediaan energi dalam negeri,” imbuh Yuliot.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memerinci, Akatara Gas Plant itu akan menjual gas pipa sebanyak 20,5 BButd kepada PT PLN Batam.

    Adapun, gas pipa itu akan dihargai US$5,6 per MMBtu. Lalu, fasilitas itu juga akan menjual LPG sebanyak 72 ton per hari kepada PT Pertamina Patra Niaga dan kepada PT Kimia Yasa sebanyak 108 ton per hari.

    Sementara itu, untuk kondensat akan dijual kepada PT Laban Raya Samodra sebanyak 1.000 bpd. 

    “Produksi LPG ini sangat kami syukuri karena dapat memperkuat produksi LPG dalam negeri, mengurangi impor, serta LPG dari lapangan ini dipasok untuk kebutuhan dalam negeri. Penyaluran dilakukan setiap hari,” imbuh Djoko.

    Dia juga menyampaikan, proyek ini dilaksanakan dengan jumlah pekerja mencapai 63 orang. Namun, pada saat konstruksi, proyek menyerap tenaga kerja hingga 1.600.

    “Dari TKDN [tingkat komponen dalam negeri] alhamdulillah mencapai 52%,” kata Djoko.

  • Cegah Kekurangan Gas, Ekspor LNG Bakal Dialihkan ke Domestik

    Cegah Kekurangan Gas, Ekspor LNG Bakal Dialihkan ke Domestik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan produksi gas dari lapangan gas di Tanah Air akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya berupaya mengalihkan gas ekspor untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu, baik dari ekspor gas pipa maupun gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG).

    Dia menyebut, pihaknya akan mengurangi alokasi ekspor gas pipa dari Sumatera ke Singapura agar bisa dimanfaatkan lebih banyak oleh domestik.

    “Kita akan memaksimalkan ekspor gas pipa dari Natuna, dari Sumatera kita kurangi yang ke Singapura, untuk kebutuhan dalam negeri, pemenuhan Singapura kita maksimalkan dari Natuna,” jelasnya saat ditemui usai acara Launching OLNG FEED Masela di Jakarta, Rabu (09/04/2025).

    Dia mengatakan, sekitar 30 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) ekspor gas ke Singapura akan dikurangi mulai Juni 2025 mendatang. Namun, pihaknya akan mencoba mengoptimalkan ekspor gas dari Natuna. Tapi, dia tidak menyebut berapa besar yang dialihkan dari Natuna ke Singapura.

    “Untuk sementara targetnya 30 MMSCFD. 3 kargolah. (Target) Juni (2025),” bebernya.

    Begitu juga dengan ekspor LNG. Dia mengatakan, ada sekitar 5 kargo LNG yang semula ditujukan untuk ekspor akan dialihkan untuk pasar domestik pada April-Mei 2025 ini. Adapun asal LNG tersebut dari berbagai kilang LNG di dalam negeri, antara lain Kilang LNG Tangguh di Papua Barat, Kilang LNG Bontang di Kalimantan Timur, dan Kilang LNG Donggi-Senoro di Sulawesi Tengah.

    “Untuk April-Mei alhamdulillah sudah bisa dipenuhi di dalam negeri. Ada dari (kilang LNG) Tangguh, ada dari Bontang, dan Donggi-Senoro. Sekitar 5 kargo,” ucapnya.

    Dia menyebut, hal ini juga sudah disepakati PT PGN Tbk (PGAS) dan PT PLN (Persero) dan atas persetujuan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

    “Dari ekspor kita alihkan ke dalam negeri. Alhamdulillah PGN dan PLN, Bapak Menteri sudah tanda tangan juga. Memang harganya agak tinggi ya 17,4%, ICP slope-nya. Mau tidak mau, soalnya kita mengalihkan dari ekspor ke dalam negeri,” imbuhnya.

    Dia menegaskan, saat ini pemerintah masih berupaya memenuhi kebutuhan gas dalam negeri dari sumber lapangan migas di dalam negeri. Sementara opsi impor menurutnya belum diputuskan.

    “Sampai dengan saat ini kita kan belum impor ya, kalau memang dibutuhkan nanti kita lihat sedang dievaluasi itu, sementara ini kita masih upayakan pemenuhan LNG itu dari dalam negeri,” tambahnya.

    Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik pada 2024 tercatat mencapai 3.881 billion British thermal unit per day (bbtud). Jumlah tersebut turun 4,76% apabila dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 4.075 bbtud.

    Sementara itu, pemanfaatan gas bumi untuk ekspor tercatat mencapai 1.905 bbutd. Angka tersebut naik 6,19% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar 1.794 bbtud.

    “Nah 2024, domestik kita seperti ini sekarang. Jadi, antara ekspor dan domestik sekarang lebih banyak untuk domestik,” ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024, Senin (3/2/2025).

    Meskipun serapan gas saat ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, Bahlil berencana untuk menyetop ekspor gas pipa ke Singapura dan mengalihkannya untuk kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut menyusul proyeksi kebutuhan gas domestik yang akan mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.

    “Ini yang ke Singapura ini ya? Ini yang cenderung kita akan mengalihkan ke Batam ya? Ini ekspor ke Singapura,” kata Bahlil.

    Berikut rincian serapan gas domestik pada 2024:

    – 1.473 bbtud (40%) untuk kebutuhan industri,

    – 707 bbtud (19%) untuk kelistrikan

    – 695 bbtud (19%) untuk LNG domestik

    – 690 bbtud (19%) untuk pupuk

    – 77 bbtud (2%) untuk LPG domestik

    – 15,48 bbtud untuk gas perkotaan (1%), dan 3,95 bbtud untuk bahan bakar gas.

    (wia)