Tag: Djoko Siswanto

  • SKK Migas Putar Otak Dongkrak Lifting Migas 1 Juta Barel per Hari 2030

    SKK Migas Putar Otak Dongkrak Lifting Migas 1 Juta Barel per Hari 2030

    Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengupayakan berbagai strategi untuk mencapai target lifting minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030. 

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan target tersebut dirancang secara menyeluruh dengan mengandalkan eksplorasi, peningkatan cadangan melalui reserve to production (R2P), enhanced oil recovery (EOR), dan optimalisasi aset yang ada.

    “Untuk sampai 2029-2030 mencapai 900.000 sampai 1 juta barel. Kami sudah menyiapkan programnya secara garis besar dari eksplorasi, dari EOR, dari reserve to production, kemudian improving assisting asset,” ujar Djoko dalam RDP Komisi XII DPR RI, Selasa (1/7/2025). 

    Upaya ini dimulai dari kegiatan pengeboran masif yang dilakukan pada 2024. Tahun ini, SKK Migas menargetkan pengeboran hingga 1.000 sumur untuk menjaga tingkat produksi agar tidak menurun secara signifikan. 

    SKK Migas berharap jumlah pengeboran tersebut dapat dipertahankan pada tahun depan dengan hasil yang lebih baik. Hal ini didukung dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan data yang lebih akurat.

    “Mudah-mudahan ini keberhasilannya lebih baik karena kita sudah punya pakai AI sekarang, artificial intelligence, sama data-datanya sudah cukup baik,” tambahnya.

    Dalam jangka menengah, beberapa proyek strategis akan mulai on-stream dan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi migas. Pada 2025, proyek Forel dan Terubuk diresmikan oleh Presiden dan ditargetkan dapat menambah produksi sebesar 15.593 barel per hari. 

    Selain itu, tambahan produksi minyak dari Banyu Urip sebesar 30.000 barel per hari juga disebut mendukung capaian tersebut.

    “Tahun 2026 nanti akan on-stream di Jabung, di PHE ONWJ, Salawati Oil Phase 2, dan juga mempertahankan di BUIC oleh Exxon,” ujarnya. 

    Adapun, total proyeksi lifting migas dari hasil sumur yang on-stream tahun depan mencapai 37.650 barel oil per day. 

    Pada 2027, sejumlah proyek baru seperti Geng North, Genting Oil, Ande-ande Lumut, dan Hidayah Petronas akan ikut berkontribusi dengan proyeksi lifting 42.763 bopd. 

    Pada 2028, SKK Migas menjadwalkan on-stream proyek Ubadari, EOR Minas, dan lapangan Badik, termasuk West Badik yang dikelola oleh Pertamina. Adapun, total proyeksi lifting mencapai 14.780 barel per day. 

    Sedangkan di tahun 2029, tambahan produksi berasal dari lapangan Tuna, Sadewa, Kerendan, Handil BKP, dan program EOR lainnya dengan tambahan 87.000 barel per day. 

    Target ambisius ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2030, ketika proyek Masela diharapkan mulai berproduksi dan kondensat dari proyek Abadi bisa memberikan kontribusi sebesar 18.131 barel per hari. 

    “Kemudian 2030 diharapkan masalah abadi ini dapat menghasilkan kondensat sebesar 18.131 barel oil per day,” katanya.

    Sejumlah proyek saat ini masih dalam tahap Final Investment Decision (FID), termasuk proyek Andaman di Aceh. Pihaknya juga telah memasukkan lokasi-lokasi strategis seperti Ande-ande Lumut, Tuna, Kaliberau, Hidayah, hingga Masela ke dalam roadmap migas nasional. 

    “Proyek-proyeknya sudah dimulai, beberapa sedang FID Pak, seperti Andaman di Aceh, itu sedang diproses FID-nya, begitu pula untuk gas,” pungkasnya.

     

  • Sederet Ladang Minyak RI yang Mulai Produksi hingga 2030

    Sederet Ladang Minyak RI yang Mulai Produksi hingga 2030

    Jakarta

    Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Djoko Siswanto menyebut sejumlah lapangan minyak bakal produksi atau onstream. Dengan berproduksinya lapangan-lapangan tersebut diharapkan dapat mengejar target lifting minyak 1 juta barel per hari di 2029-2030

    Djoko mengatakan, beberapa lapangan produksi tahun ini dan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto yakni Terubuk, Forel serta Banyu Urip.

    “Jadi untuk 2025 tahun ini alhamdulillah proyek Forel dan Terubuk diresmikan oleh Pak Presiden dan juga Banyu Urip. Di 2025 itu bisa menambah 15 ribu (barel), sehingga kita bisa mempertahankan decline-nya,” ungkap Djoko dalam RDP bersama Komisi XII DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Sementara, pada tahun depan beberapa lapangan akan produksi yakni Lapangan Jabung, OO-OX, Salawati, dan Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). Berikutnya, di tahun 2027 ada Ande-ande Lumut, Geng North-Gehem, Hidayah, Gendalo, Tambakboyo dan Bajubang.

    “Kemudian 2027 nanti ada dari Geng North, dari Genting Oil, dari Ande-Ande Lumut, dari Hidayah Petronas ini bisa 25 ribu, Ande-ande Lumut 20 ribu,” ungkapnya.

    Sementara untuk lapangan yang onstream tahun 2028 antara lain Ubadari, CEOR Minas, Badik-West Badik. Sedangkan tahun 2029, lapangan yang ditargetkan onstream yakni Tuna, Sadewa, Kerendan, NSO-R, Handil, & Bekapai CEOR.

    “Itu 87 ribu (barel) tambahannya,” imbuhnya.

    Djoko menambahkan, proyek-proyek ini diyakini mampu mendorong pencapaian target lifting 1 juta barel pada tahun 2029-2030. Adapun di tahun 2030, terdapat beberapa lapangan yang juga ditargetkan onstream, salah satunya Abadi Masela.

    “Kami sudah menyiapkan programnya, secara garis besar dari eksplorasi, dari EOR, dari reserve to production, kemudian improving assisting asset. Kita tahun ini ngebor seribu sumur, ini untuk menjaga decline,” pungkasnya.

    (acd/acd)

  • Sampai Mei 2025, Produsen Minyak & Gas Setor Rp 84 Triliun ke Negara

    Sampai Mei 2025, Produsen Minyak & Gas Setor Rp 84 Triliun ke Negara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, hingga Mei 2025 penerimaan negara dari hulu minyak dan gas bumi (migas) sudah mencapai US$ 5,18 miliar atau setara Rp 83,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.197 per US$).

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan bahwa realisasi penerimaan negara dari hulu migas tersebut terhitung mencapai 39,8% target yang telah ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar US$ 13,03 miliar atau setara Rp 211,04 triliun.

    “Penerimaan negara, sampai dengan Mei (2025) US$ 5,18 miliar atau 39,8% (dari target APBN),” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Dia menjelaskan, realisasi penerimaan negara masih di bawah target tersebut karena realisasi harga minyak yang terpantau menurun sejak awal tahun 2025.

    “Ini dikarenakan harga minyak yang turun, targetnya adalah US$ 82 (per barel), tapi realisasinya itu angkanya US$ 65-77 per barel,” paparnya.

    Dengan begitu, dia mengungkapkan proyeksi penerimaan negara dari sektor hulu migas dalam negeri hingga akhir 2025 ini juga diperkirakan tidak mencapai target yang telah ditentukan atau hanya 81% dari target APBN 2025.

    “Perkiraan akhir tahun sebesar US$ 10,8 miliar atau 81%, karena harga minyak yang di bawah APBN,” tandasnya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lifting Minyak Diramal Mulai Naik Bulan Ini

    Lifting Minyak Diramal Mulai Naik Bulan Ini

    Jakarta

    Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (Migas) Djoko Siswanto meyakini lifting minyak di bulan Juli akan meningkat. Ia menyebut, kenaikan lifting ini mulai terlihat dari bulan Juni.

    Djoko menjelaskan, kenaikan lifting migas didorong tambahan dari produksi Medco Energi yang sudah on-stream pada bulan Mei. Selain itu, tambahan tersebut berasal dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang baru diresmikan. Produksi lapangan tersebut akan bertambah sebanyak 30.000 BOPD.

    “Januari sampai dengan Juni grafiknya sudah meningkat. Nah Juli itu kita akan meningkat lagi, itu dikarenakan Medco yang sudah on-stream waktu bulan Mei, dan sudah tanggal 11 kemarin sudah lifting. Kemarin baru diresmikan Cepu, itu akan naik di bulan Juli tambahannya 30.000 barrel oil per day,” ungkap Djoko dalam RDP bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Djoko meyakini, tambahan tersebut akan mendorong untuk mencapai target lifting. “Sekarang Juni sudah 583 (ribu barel per hari) MBOPD. Alhamdulillah sudah lebih besar rata-ratanya dari tahun lalu, kalau kita tarik garis itu meningkat,” ungkapnya.

    Djoko juga menjelaskan, prognosa lifting minyak 2026 ditargetkan sebesar 600-610 MBOPD. Adapun cost recovery dalam prognosa 2026 diperkirakan mencapai US$ 8,5-9,3 miliar.

    Sementara, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 31 Mei 2025 sebesar US$ 5,18 miliar dari target US$ 13,03 miliar.

    “Penerimaan negara sampai dengan Mei US$ 5,18 miliar atau 39,8% ini dikarenakan harga minyak yang turun,” imbuhnya.

    (acd/acd)

  • Menuju 1 Juta Bph, Blok Cepu Bakal Kasih Cadangan Minyak Baru

    Menuju 1 Juta Bph, Blok Cepu Bakal Kasih Cadangan Minyak Baru

    Bojonegoro, CNBC Indonesia – Produksi minyak Indonesia berpotensi bertambah setelah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berencana menambah produksi dari Lapangan Kedung Keris di Blok Cepu.

    Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto menyebut jumlah minyak yang bisa dikeruk mencapai belasan ribu barel per hari.

    “Kita akan segera kembangkan untuk dilakukan pengeboran dan insya Allah itu akan mendapat produksi juga lebih kurang sekitar 16.000 barel oil per day beberapa tahun ke depan,” kata Djoko di lapangan Banyu Urip, Bojonegoro dikutip Jumat (26/6/2025).

    Sementara itu Presiden ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd juga mengungkapkan hal serupa, tambahan minyak ini bakal menambah stok dari target yang ditetapkan untuk nasional.

    “Di Kedung Keris diharapkan ada satu sumur yang akan memproduksi sekitar 15 ribu barel per hari,” ujar Floyd.

    Lapangan West Kedung Keris (minyak) yang akan dikembangkan pada periode 2025-2027 dengan nilai investasi US$ 48 juta.

    Untuk diketahui, ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel sehari di 2009, dan terus naik sampai sekarang.

    Pada tahun 2011, ExxonMobile kemudian menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris dan bakal menambah pasokan minyak.

    Menteri ESDM menyebut peningkatan produksi minyak ini merupakan langkah nyata menuju target swasembada energi pada 2029-2030.

    “Kami laporkan hari ini kita resmikan juga blok minyak yang ada di Cepu sebesar 30 ribu bph atas arahan pak Presiden untuk urusan energi harus masuk swasembada target 2029-2030 harus 900-1 juta barel,” ujar Bahlil.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina EP dan RH Petrogas Segera Eksplorasi Migas di Papua Barat Daya

    Pertamina EP dan RH Petrogas Segera Eksplorasi Migas di Papua Barat Daya

    Bisnis.com, JAKARTA — pertamina EP dan RH Petrogas menyatakan kesiapannya untuk melakukan pengembangan dan eksplorasi sumur minyak baru di wilayah Sorong, Papua Barat Daya.

    Janji itu disampaikan usai kunjungan lapangan Menteri ESDM Bahlil lahadalia dan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto beberapa hari sebelumnya.

    Djoko mengingatkan bahwa saat ini Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) harus lebih fokus pada percepatan eksplorasi dan eksploitasi migas. Selain itu, KKKS juga harus menarik investor untuk meningkatkan cadangan migas Indonesia. 

    Di samping itu, SKK Migas juga berjanji memberikan insentif dan kemudahan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

    “Target kita adalah menaikan lifting, tidak ada yang lain. Ini sejalan dengan program dan Asta cita Presiden Prabowo-Gibran dan telah menjadi target Kementerian ESDM, kita akan kejar terus lifting sesuai target yang telah ditetapkan, “ kata Djoko melalui keterangan resmi diikuti Minggu (15/6/2025).

    President RH Petrogas Indonesia Ferry Hakim mengatakan, saat ini Wilayah Kerja Kepala Burung menghasilkan lebih dari 4.000 barel minyak per hari (BPH) dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari. 

    “Keseluruhan produk baik minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” jelas Ferry.

    Dia menyebut, Petrogas (Basin) Ltd. berencana akan melakukan tajak dua sumur eksplorasi yaitu sumur karim 1 dan NW klagagi-1 di Wilayah Kerja Kepala Burung untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru pada 2025. 

    Kemudian, pada 2026 akan dilakukan kegiatan eksplorasi lanjutan yaitu survey Onshore 3D Seismic Acquisition untuk mengevaluasi prospektifitas dan potensi cadangan migas di Wilayah Kerja Kepala Burung. 

    Selain itu, untuk mengoptimalkan produksi dari lapangan eksisting, juga direncanakan untuk dilakukan Walio Pilot EOR di Wilayah Kerja Kepala Burung, serta Matoa Huff & Puff di Wilayah Kerja Salawati.

    Sementara itu, Direktur Utama Regional Timur Indonesia Subholding Upstream Pertamina Muhamad Arifin menyampaikan, dukungan penuh dari pemerintah menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dan kontribusi Papua Field terhadap target produksi nasional.

    “Kunjungan Bapak Menteri ESDM menjadi penyemangat bagi seluruh insan Papua Field untuk terus berkarya dalam menjaga ketahanan energi nasional serta menjalankan operasi yang selamat, andal, dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Dalam upaya mendukung program Pemerintah meningkatkan produksi nasional, Pertamina EP Papua Field menargetkan 5 sumur eksplorasi dan 4 sumur pengembangan.

    Adapun 4 sumur eksplorasi telah selesai dikerjakan yaitu Markira (MKS)-001, Kembo (KMO)-001, Buah Merah (BMR)-001, North East Markisa(NEM)-001 dan 1 sumur eksplorasi Bintangur (BIT)-001 yang saat ini sedang proses serta 4 sumur pengembangan di Salawati (SLW-C4X, SLW-E6X, SLW-F2X, SLW-F3X).

    Saat ini, Pertamina EP zona 14 regional Indonesia Timur (Papua Field) mengelola lebih dari 100 sumur aktif dengan produksi minyak sebesar 800 BPH.

  • Eksplorasi Sumur Minyak di Papua Barat Daya Dikebut

    Eksplorasi Sumur Minyak di Papua Barat Daya Dikebut

    Jakarta

    Dua perusahaan migas yang telah lama beroperasi di wilayah Sorong yaitu Pertamina EP dan RH Petrogas menyatakan kesiapannya untuk melakukan pengembangan dan eksplorasi sumur minyak baru di wilayah Sorong Papua Barat Daya.

    Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengatakan, saat ini KKKS harus lebih fokus pada percepatan eksplorasi dan eksploitasi migas, serta menarik investor untuk meningkatkan cadangan migas Indonesia. selain itu, SKK Migas juga memberikan insentif dan kemudahan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

    “Target kita adalah menaikan lifting, tidak ada yang lain. Ini sejalan dengan program dan Asta cita Presiden Prabowo- Gibran dan telah menjadi target Kementerian ESDM, kita akan kejar terus lifiting sesuai target yang telah ditetapkan,” kata Djoko Siswanto dalam keterangannya ditulis Minggu (15/6/2025).

    President RH Petrogas Indonesia, Ferry Hakim mengatakan saat ini Wilayah Kerja Kepala Burung menghasilkan lebih dari 4.000 barel minyak per hari dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per hari. “Keseluruhan produk baik minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” jelas Ferry.

    Di tahun 2025 ini Petrogas (Basin) Ltd. berencana akan melakukan tajak dua sumur eksplorasi yaitu sumur karim 1 dan NW klagagi-1 di Wilayah Kerja Kepala Burung untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru. Kemudian, pada tahun 2026 akan dilakukan kegiatan eksplorasi lanjutan yaitu survey Onshore 3D Seismic Acquisition untuk mengevaluasi prospektifitas dan potensi cadangan migas di Wilayah Kerja Kepala Burung.

    Selain itu, untuk mengoptimalkan produksi dari lapangan eksisting, juga direncanakan untuk dilakukan Walio Pilot EOR di Wilayah Kerja Kepala Burung, serta Matoa Huff & Puff di Wilayah Kerja Salawati oleh Petrogas (Island) Ltd.

    sementara itu, Direktur Utama Regional Timur Indonesia Subholding Upsteam Pertamina, Muhamad Arifin menyampaikan bahwa dukungan penuh dari pemerintah menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dan kontribusi Papua Field terhadap target produksi nasional.

    “Kunjungan Bapak Menteri ESDM menjadi penyemangat bagi seluruh insan Papua Field untuk terus berkarya dalam menjaga ketahanan energi nasional serta menjalankan operasi yang selamat, andal, dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Dalam upaya mendukung program Pemerintah meningkatkan produksi nasional, Pertamina EP Papua Field menargetkan 5 sumur eksplorasi dan 4 sumur pengembangan. 4 sumur eksplorasi telah selesai dikerjakan yaitu Markira (MKS)-001, Kembo (KMO)-001, Buah Merah (BMR)-001, North East Markisa(NEM)-001 dan 1 sumur eksplorasi Bitangur (BIT)-001 yang saat ini sedang proses serta 4 sumur pengembangan di Salawati (SLW-C4X, SLW-E6X, SLW-F2X, SLW-F3X).

    Saat ini, Pertamina EP zona 14 regional Indonesia Timur (Papua Field) mengelola lebih dari 100 sumur aktif dengan produksi minyak sebesar 800 BOPD.

    Kunjungan Menteri ESDM, turut memperkuat posisi Papua Field sebagai wilayah strategis dalam mendukung roadmap energi nasional, serta mencerminkan peran penting sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam membangun Indonesia dari wilayah timur.

    (rea/kil)

  • Lifting Migas Seret, Bappenas Minta SKK Migas Pakai Teknologi

    Lifting Migas Seret, Bappenas Minta SKK Migas Pakai Teknologi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mendorong SKK Migas memanfaatkan teknologi canggih guna meningkatkan produksi dan lifting migas nasional. 

    Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengonfirmasi hal tersebut dalam acara penandatanganan MoU antara Bappenas dan SKK Migas pada Senin (9/6/2025).

    “Dengan teknologi baru, bahkan sumur tua masih bisa dimaksimalkan. SKK Migas harus dorong ini demi memenuhi kebutuhan energi masyarakat secara terjangkau,” ujarnya dilansir Antara.

    Penandatanganan MoU ini menandai sinergi strategis antara pemerintah dan sektor hulu migas dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengendalian proyek. Kolaborasi ini akan mendukung prioritas pembangunan nasional, khususnya ketahanan energi dan percepatan transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

    Rachmat juga menekankan, Presiden Prabowo Subianto sangat fokus pada swasembada air, energi, dan pangan. Oleh karena itu, peningkatan lifting migas menjadi pilar utama dalam mengembalikan kejayaan sektor energi nasional.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menegaskan, kerja sama ini adalah tonggak penting dalam mewujudkan hulu migas yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan. “MoU ini memungkinkan kami mengatasi hambatan proyek strategis dan menciptakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat serta lingkungan,” kata Djoko.

    Kerja sama ini juga difokuskan untuk mengoptimalkan pemanfaatan data, meningkatkan kapasitas SDM, mempercepat perizinan sektor hulu migas, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. “Ini bukan sekadar kerja sama birokrasi, tetapi langkah besar menuju ketahanan energi nasional dan Indonesia Emas 2045,” tutup Djoko.

  • Bappenas harap penggunaan teknologi agar tingkatkan “lifting” migas

    Bappenas harap penggunaan teknologi agar tingkatkan “lifting” migas

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengharapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dapat mendorong penggunaan teknologi agar produk dan lifting migas dapat ditingkatkan.

    “Penggunaan teknologi sangat penting, karena dengan teknologi baru, bahkan sumur tua masih dapat diberdayakan. Karena itu, kita berharap SKK Migas dapat terus mendorong penggunaan teknologi agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan, mengingat begitu besar harapan masyarakat agar kebutuhan energi bisa terpenuhi secara terjangkau,” ujarnya dalam agenda Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian PPN/Bappenas dan SKK Migas, dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Senin.

    Dalam rangka meningkatkan lifting minyak dan gas bumi nasional, pihaknya dengan SKK Migas menjalin kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Penandatanganan MoU ini menjadi landasan kerja sama untuk mendukung prioritas pembangunan, penguatan ketahanan energi, dan percepatan transformasi nasional.

    Menurut Rachmat, Presiden RI Prabowo Subianto menaruh perhatian yang besar terhadap swasembada air, energi, dan pangan. Untuk itu, lanjutnya, peningkatan lifting migas menjadi hal penting sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan Indonesia di sektor hulu migas.

    “(Saya) menyambut baik kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dengan SKK Migas untuk berkolaborasi menyelesaikan masalah di hulu migas khususnya aspek perencanaan strategis, serta menekankan pentingnya penggunaan teknologi baru,” ucap dia.

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyatakan penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sinergi lintas lembaga untuk mendukung target lifting minyak dan gas bumi nasional. Dia menegaskan komitmen untuk mengelola hulu migas secara berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan.

    “Kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan SKK Migas ini juga mencerminkan upaya bersama dalam menyusun perencanaan pembangunan terpadu, menyelesaikan hambatan proyek strategis, serta menciptakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Djoko.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • SKK Migas petakan sumur rakyat sesuai wilayah perusahaan migas

    SKK Migas petakan sumur rakyat sesuai wilayah perusahaan migas

    Tangerang, Banten (ANTARA) – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menyampaikan pihaknya akan memetakan sumur minyak rakyat sesuai dengan wilayah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di sana.

    “Kami inventarisasi sumur-sumur mana yang berada di dalam wilayah kerja KKKS,” ucap Djoko ketika ditemui setelah penutupan IPA Convention & Exhibition, Tangerang, Banten, dikutip Jumat.

    Nantinya, sumur-sumur rakyat yang berada di dalam wilayah kerja KKKS, akan didorong untuk bekerja sama dengan KKKS.

    Kerja sama bisa dalam bentuk pembinaan oleh KKKS kepada masyarakat yang mengelola sumur minyak rakyat.

    Apabila sumur minyak rakyat berlokasi di luar wilayah kerja KKKS, maka SKK Migas akan memperluas koordinat untuk mencari KKKS yang mengelola wilayah kerja tersebut.

    “Kebanyakan (sumur minyak rakyat) ada di dalam (wilayah kerja) Pertamina,” ucap Djoko.

    Saat ini, SKK Migas sedang menggarap petunjuk teknis terkait operasional pengelolaan sumur minyak rakyat, termasuk memuat pemanfaatan hasil dari sumur minyak rakyat.

    Petunjuk tersebut akan mengikuti peraturan menteri yang akan diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    “Kami sudah siapkan drafnya,” kata Djoko.

    Pernyataan tersebut terkait dengan rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan meminta kepada KKKS untuk membina masyarakat dalam mengelola sumur minyak rakyat.

    Hingga saat ini, regulasi yang akan mengatur soal penertiban sumur ilegal dan sumur minyak rakyat masih dalam tahap penggodokan.

    Pemerintah pun belum menentukan nama untuk regulasi tersebut, namun Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno menyampaikan pembahasan sudah berjalan.

    “Judulnya belum, tetapi kalau pembahasan sudah,” katanya.

    Pengelolaan sumur minyak rakyat akan diberi payung hukum untuk meningkatkan produksi migas nasional dan perbaikan pengelolaan sumber daya migas, termasuk penanganan sumur minyak rakyat yang ilegal dan menimbulkan dampak negatif lingkungan dan keselamatan.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025