Tag: Djoko Santoso

  • Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Aman Selama Libur Panjang – Page 3

    Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Aman Selama Libur Panjang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam rangka mendukung masyarakat yang tengah menikmati libur panjang 5–7 September 2025, PT Pertamina (Persero) memastikan seluruh lini bisnis tetap siaga penuh. Mulai dari sektor hulu, pengolahan hingga hilir, Pertamina menjaga agar distribusi energi, meliputi BBM, gas, hingga LPG berjalan lancar dan aman di seluruh Indonesia.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa Pertamina bersama seluruh Subholding dan anak usahanya bergerak serentak untuk menjamin kebutuhan energi masyarakat selama momentum libur Maulid Nabi Muhammad SAW.

    “Kami memastikan infrastruktur energi Pertamina Group beroperasi secara optimal, sehingga dapat menjamin pasokan BBM, Gas dan LPG tersedia dalam jumlah yang mencukupi selama long weekend ini,” ujar Fadjar.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Pertamina)… Selengkapnya

    Menurut Fadjar, pada momen liburan ini, di sisi hulu, kegiatan pengeboran tetap berjalan dengan baik termasuk pada lapangan onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai). Produksi hulu digiatkan untuk menyuplai pasokan minyak mentah bagi kilang-kilang dalam negeri.

    “Enam kilang Pertamina tetap beroperasi penuh untuk memproduksi BBM dan LPG. Kami juga terus berkomitmen menghadirkan produk energi yang andal bagi masyarakat,” imbuh Fadjar.

    Subholding Gas Pertamina, lanjutnya juga memastikan penyaluran gas kepada seluruh pelanggan yakni sektor industri, transportasi dan rumah tangga. Dengan demikian, seluruh pelanggan dapat tetap beraktivitas selama libur ini.

    Adapun di sektor hilir, armada tanker dan kapal pendukung yang dikelola oleh Subholding Integrated Marine & Logistics, tetap beroperasi mendistribusikan energi ke seluruh wilayah Nusantara.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Pertamina)… Selengkapnya

    Sedangkan, pada bisnis layanan konsumen melalui Subholding Commercial & Trading, seluruh Terminal BBM dan LPG beroperasi maksimal. Agen penjualan ritel seperti SPBU, Agen dan Pangkalan LPG juga tetap buka melayani kebutuhan masyarakat.

    Fadjar menambahkan, Untuk memastikan seluruh lini bisnisnya, Pertamina juga melakukan monitoring secara langsung di lapangan maupun secara digital melalui Pertamina Digital Hub.

    “Pertamina mengantisipasi adanya peningkatan konsumsi energi selama liburan ini. Kami berharap, dengan kesiagaan Pertamina ini masyarakat dapat berlibur dengan tenang,” jelasnya.

    Untuk memudahkan informasi mengenai produk, layanan maupun promosi BBM dan LPG di seluruh wilayah Nusantara, masyarakat dapat mengakses MyPertamina atau menghubungi Pertamina Call Center 135.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

  • Pertamina Berdayakan Desa Rantau Dedap Muara Enim: Dari Energi Bersih hingga Wisata Edukasi – Page 3

    Pertamina Berdayakan Desa Rantau Dedap Muara Enim: Dari Energi Bersih hingga Wisata Edukasi – Page 3

    Liputan6.com, Muara Enim PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen memberdayakan desa lewat program unggulan Desa Energi Berdikari (DEB). Salah satunya menjalankan program DEB di Rantau Dedap, Muara Enim, Sumatera Selatan, untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal. Hal ini sejalan dengan Asta Cita nomor 6, yaitu membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Dampak positif pun dirasakan Warga Dusun Rantau Dedap lewat hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 47 kWh, yang bermanfaat untuk rumah warga setempat, tempat ibadah, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), serta 4 Kilometer (Km) penerangan jalan. Sebanyak 130 KK atau 445 jiwa kini merasakan manfaat langsung dari inisiatif ini.

    Selain itu, desa ini juga dilakukan pemberdayaan Danau Dedughuk yang dikembangkan menjadi wisata edukasi dengan aktivitas panen kentang hingga tanam stroberi sebagai objek wisata edukasi.

    Kini, DEB Pertamina di desa Rantau Dedap memiliki demonstration plot (demplot) strawberry Sentra Agroeduwisata. Selain edukasi tanaman stroberi, melalui aktivitas ini juga dapat meningkatkan perekonomian lokal dari panen yang dihasilkan. 

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan, program DEB merupakan wujud penggerak kemandirian desa.

    “Pertamina meyakini bahwa energi bukan hanya untuk penerangan dan aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai katalisator perubahan sosial. Melalui Desa Energi Berdikari, kami ingin desa-desa seperti Rantau Dedap menjadi mandiri, sejahtera, dan mampu menghadirkan nilai tambah melalui wisata edukasi. Inilah wujud nyata komitmen kami mendukung transisi energi sekaligus pemberdayaan masyarakat,” ujar Fadjar.

  • Pertamina Patra Niaga Umumkan Harga Baru BBM Non-Subsidi, Ini Daftarnya

    Pertamina Patra Niaga Umumkan Harga Baru BBM Non-Subsidi, Ini Daftarnya

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Non-Subsidi Pertamax Series dan Dex Series berlaku pada 1 September 2025.

    “Penyesuaian harga BBM Non-Subsidi Pertamax Series dan Dex Series per 1 September 2025 di Pulau Jawa dan Bali,” ujar Vice President Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).

    Berikut daftar lengkapnya:

    1. Pertamax (RON 92): Rp 12.200/liter
    2. Pertamax Green (RON 95): Rp 13.000/liter
    3. Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100/liter
    4. Dexlite (CN 51): Rp 13.600/liter
    5. Pertamina Dex (CN 53): Rp 13.850/liter

    Informasi lengkap mengenai harga terbaru BBM Pertamina di seluruh wilayah Indonesia dapat diakses melalui website Pertamina Patra Niaga melalui tautan https://pertaminapatraniaga.com/page/harga-terbaru-bbm atau dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center 135.

    (ega/ega)

  • Pertamina Reduksi Lebih dari 1 Juta Ton Emisi Karbon di Semester I 2025

    Pertamina Reduksi Lebih dari 1 Juta Ton Emisi Karbon di Semester I 2025

    Jakarta – PT Pertamina (Persero) melalui program dekarbonasi terus mendukung transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission 2060. Hingga pertengahan 2025, realisasi penurunan emisi atau dekarbonisasi Pertamina telah menembus angka lebih dari satu juta ton CO2 equivalen, mendekati sebagian besar dari target tahunan yang telah ditetapkan.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, capaian dekarbonisasi tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan.

    “Capaian atas kinerja penurunan emisi karbon Pertamina Group dan seluruh subholding menunjukkan progres positif,” ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

    “Rata-rata pencapaian berada jauh di atas realisasi tahun lalu. Tren positif ini memperkuat langkah Pertamina sebagai lokomotif transisi energi nasional,” terang Fadjar.

    Di hulu, Subholding Upstream mencatatkan capaian dekarbonisasi terbesar, hampir menyentuh keseluruhan target yang ditetapkan, didorong oleh efisiensi penggunaan Fuel Gas serta optimasi operasi gas turbin.

    Subholding Refining & Petrochemical turut memberikan kontribusi dengan pencapaian yang sudah melampaui lebih dari setengah target, melalui upgrade burner dan pengoperasian boiler yang efisien.

    Fadjar menambahkan Subholding Gas juga berhasil melampaui target dengan capaian yang lebih besar dari rencana awal, berkat optimasi pemanfaatan fuel gas dan inisiatif power generation.

    Sementara itu di hilir, Subholding Commercial & Trading merealisasikan penurunan emisi signifikan melalui inisiatif biofuel, yang telah menutup sebagian besar dari target yang dicanangkan.

    Subholding Power & NRE (PNRE) juga menorehkan capaian yang melampaui target secara meyakinkan, terutama melalui keberhasilan produksi di Ulubelu.

    Selain itu, Subholding Integrated Marine & Logistics menyumbangkan penurunan emisi dengan hasil yang sudah melebihi target berkat efisiensi operasional armada kapal. Menurut Fadjar, pencapaian ini menjadi wujud dukungan terhadap transisi energi berkelanjutan.

    “Pertamina berhasil mencatatkan capaian dekarbonisasi signifikan hingga pertengahan 2025, mendekati mayoritas target tahunan. Keberhasilan ini merupakan buah kolaborasi seluruh subholding dalam mendorong efisiensi energi, pengembangan renewable energy, serta optimalisasi operasi. Pertamina akan terus mempercepat langkah menuju Net Zero Emission 2060 dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan di setiap lini bisnis,” ujar Fadjar.

    Dengan capaian hingga pertengahan 2025, Pertamina optimistis mampu melampaui target dekarbonisasi tahun ini sekaligus memperkuat kontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) maupun Asta Cita Pemerintah.

    (akd/akd)

  • Pertamina Bawa Budaya Tari Topeng Indramayu, Viral di Osaka Expo 2025

    Pertamina Bawa Budaya Tari Topeng Indramayu, Viral di Osaka Expo 2025

    Jakarta

    Tari Topeng Juntinyuat dari Indramayu tampil mengesankan di Cultural Performance stage Osaka World Expo. Ratusan pengunjung World Osaka terhibur dan antusias mengikuti gerakan-gerakan penari tari topeng.

    Mereka terpesona dengan liak-liuk gerakannya, kecantikan penarinya, hingga desain kostum dan warna para penari ditambah dengan gamelan yang unik, menarik hingga mengeluarkan suara yang indah.

    “Saya sangat terhibur menyaksikan performance tari topeng dari Indonesia. Mereka begitu gemulai, cantik, dan sangat berbeda ketika menggunakan topengnya. Indonesia memang banyak budaya yang menarik dan indah” tutur pengunjung dari Osaka, Keiko, dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).

    Keiko sendiri ternyata rela menunggu 30 menit untuk menonton cultural performance Pavilion Indonesia.

    Tari Topeng Juntinyuat Indramayu merupakah warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO. Pertamina Gas mengembangkan program jaga budaya bekerjasama dengan sanggar seni cipta budi dan masyarakat Desa Juntinyuat serta berkomitmen penuh terhadap pelestarian budaya Dermayon.

    “Fokus utamanya adalah menjaga warisan Tari Topeng dan kuliner khas Indramaya. Program Jaga Budaya ini kemudian dikembangkan menjadi program kewirausahaan sosial yang memberdayakan kelompok rentan melalui nilai-nilai budaya” ungkap Manager Communication dan Relations CSR Pertamina Gas (Pertagas) Imam Rismanto.

    Melalui program ini, Pertamina Gas mengintegrasikan kearifan lokal Indramayu sebagai media edukasi iklim.

    “Kami bersama masyarakat Juntinyuat telah mengedukasi dan telah menanam mangrove sepanjang 240 meter, disertai pemasangan geotube babat remat sebagai penahan abras. Upaya ini penting mengingat gelombang laut di pesisir Desa Juntinyuat tergolong semakin lama semakin tinggi” tambahnya.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan pihaknya berkomitmen dalam keberlanjutan budaya dan lingkungan seluruh wilayah operasional ring 1.

    “Melalui program Jaga Budaya, kami berharap dapat terus menghidupkan kearifan lokal, menjaga adat istiadat, serta memberikan dampak ekonomi yang sirkular bagi masyarakat” pungkasnya.

    (hnu/ega)

  • Pertamina Salurkan Energi Bersih untuk 25 Hektar Pertanian Warga Kalijaran

    Pertamina Salurkan Energi Bersih untuk 25 Hektar Pertanian Warga Kalijaran

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero) mendukung ketahanan pangan lewat program Kalijaran Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (MAPAN). Energi ramah lingkungan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB) dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, hortikultura, hingga budidaya perikanan.

    Program yang dijalankan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap (RU IV) ini berhasil mengairi 25 hektar sawah yang sebelumnya rawan kekeringan, menjadi lahan produktif. Selain itu, Pertamina membina 35 petani dan 90 tenaga kerja untuk mengelola aktivitas di Desa Energi Berdikari (DEB) Kalijaran.

    Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Sugih Priyatno menuturkan, sebelum bersinergi dengan Pertamina, lahan pertanian di desanya hanya mengandalkan hujan.

    “Sebelum ada pembinaan dari Pertamina, petani hanya bisa menanam saat musim hujan karena keterbatasan air. Kalau mau pakai pompa, biayanya mahal dan menambah polusi,” ujar Priyatno dalam keterangannya, Sabtu (30/8/2025).

    Kini irigasi lahan pertanian dijalankan dengan PLTS dan PLTB, menghasilkan energi terbarukan berkapasitas 12.540 Watt Peak dan mengurangi emisi karbon 2.860 ton CO₂eq per tahun. Priyatno menyebut petani kini bisa panen tiga hingga enam kali per tahun, dengan pendapatan meningkat dari Rp 80 ribu menjadi Rp800 ribu per bedeng/tahun.

    PLTS juga digunakan untuk penampungan air dan budidaya ikan. Mitra binaan mencatat tambahan pendapatan rata-rata Rp1,7 juta-Rp2,3 juta per panen dari hasil pertanian dan perikanan.

    Pertamina juga memberikan hibah mesin penggilingan padi dan jagung, serta sarana bangunan penggilingan. Hasil panen gabah bisa diolah dan dikemas untuk dijual, sementara dedak pascagiling dimanfaatkan untuk pakan bebek dan ternak.

    “Harapan kami, masyarakat bisa mandiri energi dengan memanfaatkan PLTS, PLTB, dan energi gerak. Dengan begitu, desa bisa berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tidak bergantung pada energi lain. Bahkan ke depan, kami berencana mengolah kembali air hasil pompanisasi menjadi air bersih,” tambah Priyatno.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menegaskan, MAPAN Kalijaran merupakan bagian dari program DEB untuk kemandirian ekonomi desa sekaligus menekan emisi karbon.

    “DEB merupakan upaya tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) untuk mengembangkan energi transisi sebagai solusi bagi tantangan yang dihadapi masyarakat. Pertamina berharap, DEB terutama yang berada di Kalijaran ini dapat mendukung kemandirian ekonomi, energi, hingga ketahanan pangan, sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah Indonesia,” jelas Fadjar.

    Pertamina terus mendorong transisi energi dengan target net zero emission pada 2060. Program ini juga diarahkan agar sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan penerapan prinsip lingkungan, sosial, serta tata kelola (ESG) di berbagai lini usahanya.

    (anl/ega)

  • Pertamina Wujudkan Sentra Perikanan Terintegrasi di Banyuasin Sumsel

    Pertamina Wujudkan Sentra Perikanan Terintegrasi di Banyuasin Sumsel

    Jakarta

    PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju menghadirkan Corporate Social Responsibility (CSR) ‘Belida Musi Lestari’. Program ini mengembangkan kawasan sentra perikanan di Desa Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatera Selatan.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa Pertamina berkomitmen dalam menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat melalui pendekatan keberlanjutan melalui Desa Sungai Gerong Banyuasin, salah satu Desa Energi Berdikari (DEB) di wilayah Sumatera Selatan yang diresmikan Pertamina pada 28 Agustus 2025.

    “Program Belida Musi Lestari menjadi wujud kepedulian Pertamina terhadap lingkungan dan masyarakat. Pertamina tidak hanya fokus menjaga kelestarian ikan Belida sebagai satwa endemik, tetapi juga menciptakan dampak sosial-ekonomi positif melalui pemberdayaan masyarakat,” ucap Fadjar dalam keterangan tertulis, Sabtu, (30/8/2025).

    Selain itu, Manager CSR & SMEPP Management PT KPI, Edward Manaor Siahaan mengungkapkan, program CSR dengan konsep Circular Economy dari RU III Plaju ini dapat menciptakan kemandirian masyarakat sekitar area operasi, serta menjadikan sentra perikanan hulu hilir terintegrasi.

    “Program ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan warga sekaligus menjaga keberlangsungan lingkungan,” ujar Edward.

    Edward memaparkan, program ini berawal dari kegiatan penyelamatan ikan Belida sejak tahun 2019, kemudian berkembang menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat pada 2021 melalui keterlibatan Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan).

    Hingga kini, program tersebut berhasil memunculkan 18 sentra perikanan terintegrasi end-to-end yang mendorong kemandirian masyarakat sekaligus mengatasi kesenjangan dan kemiskinan bagi 7 kelompok rentan dengan jumlah penerima manfaat secara langsung dan tidak langsung.

    “Mereka terdiri dari pembudidaya ikan, buruh harian lepas, nelayan, ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), serta anak dan balita kurang gizi,” rinci Edward.

    Selain itu, di hulu, terdapat beberapa budidaya ikan, sedangkan di hilir, Pertamina turut memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui inovasi produk olahan seperti nugget ikan, kerupuk tulang, kerupuk daging, keripik kulit, stik telur gabus, ikan salai patin-lele, hingga stik akar kelapa ikan patin.

    Lebih lanjut, program ini juga terintegrasi dengan layanan kesehatan Posyandu setempat yang mampu berperan dalam mengatasi gizi buruk dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan MPASI berbasis ikan dan sayuran hidroponik. Hingga kini telah dihasilkan 40 produk PMT & MPASI berbasis ikan.

    Dari hulu hingga hilir dan sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), program “Belida Musi Lestari” diharapkan menjadi inspirasi keberlanjutan dan kemandirian masyarakat di wilayah Sumatera Selatan maupun inspirasi keberlanjutan wilayah lain di Indonesia.

    Di sisi lain, kebermanfaatan ini juga turut dirasakan oleh Kepala Dusun Desa Sungai Gerong, Aris Riyadi. Dia menambahkan, program CSR Pertamina memberikan dampak baik bagi masyarakat lokal sekitar.

    “Pertamina mengangkat desa kami yang dulunya tertinggal untuk mulai bangkit, terutama dalam pelatihan budidaya perikanan yang sebelumnya tidak kami ketahui,” ujar Aris.

    (anl/ega)

  • Pertamina tanam 800 mangrove di daerah operasional Kilang Cilacap

    Pertamina tanam 800 mangrove di daerah operasional Kilang Cilacap

    Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) menanam sebanyak 800 pohon mangrove, sebagai bagian dari kegiatan Jejak Keberlanjutan Nomor Dua di Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap.

    “Dari segi lingkungan, tadi kita telah menanam 800 pohon mangrove. Ini merupakan bentuk bagaimana Pertamina mengembalikan karbon yang teremisi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini di berbagai kegiatan operasional Pertamina, dan dikembalikan ke alam dengan menanam mangrove,” ucap Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis (TKB) Pertamina Agung Wicaksono dalam acara Jejak Keberlanjutan Series di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.

    Penanaman mangrove dilakukan di Kampoeng Kepiting, Desa Lemah Leutik, Kelurahan Kutuwaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

    Kampoeng Kepiting merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina KPI, didukung oleh Pertamina Foundation. Melalui program TJSL ini, masyarakat menjadi mandiri ekonomi, bahkan mendapat dampak berganda atau multiplier effect, sehingga disebut sebagai program Mamaku atau Masyarakat Mandiri Kutawaru.

    Melalui prinsip environmental, social, and governance (ESG), menanam mangrove menjadi bentuk tanggung jawab Pertamina untuk menjadikan lingkungan yang berkelanjutan.

    “Pertamina akan terus mendorong bagaimana sustainability atau keberlanjutan akan dilakukan di tempat-tempat di mana Pertamina beroperasi dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata dia.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, program Mamaku sejalan dengan upaya Pertamina dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang aksi iklim poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta Asta Cita untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa.

    “Pertamina berkomitmen pada keberlanjutan, tidak hanya menjaga keberlanjutan bisnis, tetapi dapat berdampak positif bagi keberlanjutan masyarakat dan lingkungan yang sehat,” kata Fadjar.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Bambang Sutopo Hadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Garuda Indonesia disebut berencana pakai avtur dari minyak jelantah

    Garuda Indonesia disebut berencana pakai avtur dari minyak jelantah

    Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) mengungkapkan telah menjalin komunikasi dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ihwal ketertarikan maskapai penerbangan itu menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur ramah lingkungan yang berbahan baku minyak jelantah sebagai bahan bakar.

    “Sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang berkomunikasi dengan Dirut Pelita Air, termasuk Garuda,” ucap Komisaris Utama dan Independen Pertamina Mochammad Iriawan di sela-sela acara Jejak Keberlanjutan Series di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.

    Keberhasilan uji coba penerbangan Pelita dari Jakarta menuju Denpasar, Bali, dinilai menunjukkan keandalan avtur berbahan baku minyak jelantah tersebut.

    Iwan, sapaan akrab Iriawan, menyampaikan inovasi avtur berbahan baku minyak jelantah merupakan upaya Pertamina melakukan dekarbonisasi.

    Ia pun berusaha agar pasokan bahan baku berupa minyak jelantah aman dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan memerintahkan jajarannya untuk membuka lebih banyak lagi stasiun pengumpulan minyak jelantah.

    Saat ini, terdapat 35 SPBU yang menerima minyak jelantah dari masyarakat. Iwan memberi arahan agar jumlah SPBU yang menerima minyak jelantah dapat ditambah.

    “Kami sudah melihat beberapa SPBU mengumpulkan minyak jelantah, dan saya meminta kepada manajemen untuk bisa menambah (titik pengumpulan),” kata Iwan.

    Terkait ketertarikan Garuda untuk menggunakan avtur yang ramah lingkungan, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa sebelumnya Garuda sudah menguji coba avtur ramah lingkungan yang berbahan baku minyak kelapa sawit.

    “Nanti kami tunggu, kalau pemerintah mulai mengikuti regulasi internasional, misalnya sudah ada kewajiban sekian persen di SAF (avtur ramah lingkungan), tentu itu akan menjadi peluang juga untuk Pertamina sebagai pemasok utama SAF,” kata Fadjar.

    Untuk diketahui, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

    “Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman.

    Saat ini, avtur dari minyak jelantah tersebut hanya diproduksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Adapun kapasitas produksi avtur dari minyak jelantah tersebut sebesar 8.700 barel per hari.

    Pertamina juga telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8).

    Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pertamina berencana mengekspor avtur dari minyak jelantah

    Pertamina berencana mengekspor avtur dari minyak jelantah

    Tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk-produk yang lainnya. Yang jelas, di ASEAN ini kita yang pertama (mengolah minyak jelantah jadi avtur).

    Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) berencana mengekspor Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur ramah lingkungan yang berbahan baku minyak jelantah.

    “Kami akan komunikasikan (rencana ekspor) nanti, untuk bisa menjajaki ekspor. Kalau sudah melihat hasil daripada SAF kita, pasti negara lain akan melirik (SAF) kita,” ujar Komisaris Utama dan Independen Pertamina Mochammad Iriawan dalam acara Jejak Keberlanjutan Series, di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.

    Iwan, sapaan akrab Iriawan, belum merinci negara mana saja yang akan menjadi sasaran ekspor dari avtur berbahan minyak jelantah tersebut.

    Meskipun demikian, Iwan berpesan agar harga dari avtur berbahan baku minyak jelantah dapat bersaing dengan harga avtur lainnya di kawasan Asia Tenggara.

    “Tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk-produk yang lainnya. Yang jelas, di ASEAN ini kita yang pertama (mengolah minyak jelantah jadi avtur),” kata Iwan.

    VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa hal-hal terkait penggunaan avtur berbahan minyak jelantah akan menyesuaikan kapasitas produksi.

    Saat ini, avtur dari minyak jelantah tersebut hanya diproduksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Adapun kapasitas produksi avtur dari minyak jelantah tersebut sebesar 8.700 barel per hari.

    “Jadi targetnya tentu selain untuk maskapai kami (Pelita), kami juga targetkan untuk ekspor,” ujar Fadjar.

    Fadjar juga menyampaikan penggunaan avtur dari minyak jelantah nantinya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar penerbangan internasional, sebab mengikuti standar yang sudah ditetapkan.

    Oleh karena itu, selain dipilih berdasarkan kesiapan teknis, Kilang Cilacap juga dipilih karena berlokasi dekat dengan bandara internasional, seperti Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, dan Bandara Ngurah Rai di Bali.

    “Karena untuk logistiknya juga supaya dekat ke bandara-bandara internasional, seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai,” kata Fadjar.

    PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

    “Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman.

    Pertamina juga telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8).

    Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.