Tag: Djoko Santoso

  • Tingkatkan Produksi, Begini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina

    Tingkatkan Produksi, Begini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek pembangunan kilang baru dan merevitalisasi kilang yang beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif proyek yang telah dimulai sejak tahun 2014 ini dikenal sebagai Refinery Development Masterplan Program (RDMP), termasuk pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) dan revitalisasi kilang eksisting.

    Vice President Corporate Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan, saat ini Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengoperasikan enam kilang yakni Kilang Dumai di Riau, Kilang Plaju Sumatera Selatan, Kilang Balongan di Jawa Barat, Kilang Cilacap di Jawa Tengah, Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Kilang Kasim di Papua Barat Daya.

    “Keenam kilang yang beroperasi saat ini mampu mengolah minyak mentah hingga 1 juta barel per hari, dan menghasilkan berbagai jenis produk, BBM, LPG, Avtur, dan Petrokimia,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).

    Dia melanjutkan, guna meningkatkan kapasitas pengolahan kilang, proyek RDMP telah dijalankan untuk merevitalisasi kilang di Kilang Balongan dan Kilang Balikpapan. Upaya untuk pengembangan Kilang Cilacap dan Dumai menjadi kilang hijau dilakukan untuk memproduksi bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamina Renewable Diesel (RD), Pertamax Green dan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF). Melalui Kilang Plaju dan Kilang Kasim, Pertamina juga mendukung program pemerintah terkait produksi Biosolar B40.

    Di sisi lain, Fadjar menjelaskan, Pertamina telah menyelesaikan proyek Pertamina Langit Biru Cilacap pada tahun 2019. Tujuan proyek ini untuk meningkatkan kualitas BBM menjadi lebih ramah lingkungan.

    Selanjutnya, pada tahun 2022, Pertamina juga telah menyelesaikan RDMP Balongan. Dengan RDMP Balongan, Pertamina meningkatkan kapasitas pengolahan minyak Kilang Balongan dari 125 ribu barrel menjadi 150 ribu barrel per hari.

    “Dengan kemampuan kilang eksisting, saat ini Pertamina tidak lagi mengimpor Solar dan Avtur,” tutur dia.

    Sementara itu, pada tahun 2025, RDMP Balikpapan ditargetkan akan memulai uji coba operasi di salah satu unit baru yaitu Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC). Dengan proyek tersebut, Pertamina menargetkan total kapasitas pengolahan kilang naik menjadi 1,16 juta barel per hari.

    “Penyelesaian proyek secara bertahap, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat, dan mengurangi impor,” jelas Fadjar.

    Melalui RDMP, kilang Pertamina juga dapat meningkat kompleksitasnya atau Nelson Complexity Index dari 4,1 menjadi 8, sehingga produk-produk yang dihasilkan lebih variatif dan lebih ramah lingkungan. Kilang-kilang RDMP dipersiapkan untuk menghasilkan BBM setara Euro 5 dengan kandungan rendah sulfur yang dapat mengurangi emisi karbon.

    Untuk itu, dia menegaskan, RDMP terus berlanjut. Pasalnya, Pertamina menargetkan adanya kilang baru, melalui GRR Tuban di Jawa Timur yang akan menambah kapasitas pengolahan sebanyak 300 ribu barrel per hari.

    Pengembangan Petrokimia

    Selain meningkatkan pengolahan BBM melalui Proyek RDMP, Pertamina juga tengah memperkuat bisnis Petrokimia untuk meningkatkan nilai Perusahaan sekaligus memberikan kontribusi nyata sebagai BUMN bagi Negara.

    Pengembangan bisnis Petrokimia dilakukan melalui sejumlah anak usaha dan afiliasi, di antaranya Grup Tuban Petrochemical Industries. PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai salah satu anak usahanya telah berhasil menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun.

    Saat ini, TPPI juga terus dikembangkan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang tengah mengkaji pembangunan kompleks Pabrik Olefin. Proyek ini diharapkan dapat menambah pasokan bahan baku plastik dalam negeri sampai dengan 1.600 ribu ton per tahun. Jika indikator keekonomian menunjukkan prospek positif, pengembangan ini tentu akan memperkuat pertumbuhan industri hilir Petrokimia nasional.

    Lebih jauh, pengembangan lain juga dilakukan melalui PT Polytama Propindo di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, dengan rencana peningkatan kapasitas produksi petrokimia sebesar 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2028.

    Selain itu, Pertamina berkomitmen untuk terus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi produk petrokimia baru yang prospektif di Indonesia.

    “Melalui dukungan anak perusahaan dan afiliasi, Pertamina meyakini langkah ini akan mampu mendorong pertumbuhan industri petrokimia nasional sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor,” tandas dia. 

    (bul/bul)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pakar Hukum: Sengketa Tanah Eigendom 1278 Harus Dilihat dari Aspek Yuridis dan Empiris

    Pakar Hukum: Sengketa Tanah Eigendom 1278 Harus Dilihat dari Aspek Yuridis dan Empiris

    Surabaya (beritajatim.com) – Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sekaligus pakar hukum pertanahan, Dr. Sri Setyadji, SH., M.Hum, menegaskan bahwa hak prioritas atas tanah yang dikaitkan dengan Eigendom Verponding 1278 seharusnya berada di tangan warga. Alasannya karena warga telah lama menguasai, menempati, dan memiliki sertifikat resmi dari BPN.

    Menurut Sri Setyadji, sengketa lahan antara warga dan Pertamina ini harus dilihat secara utuh dari aspek yuridis maupun empiris.

    “Komplain atau klaim Pertamina atas objek hak atas tanah yang sudah dihuni sekian puluh tahun oleh masyarakat dan sebagian sudah mendapatkan status hak atas tanah yang dikeluarkan oleh BPN, menjadi dinamika dan sekaligus problematik hukum yang menarik perhatian publik,” ujar Sri Setyadji, Minggu (12/10/2025).

    Dia menjelaskan, secara hukum, dasar konversi hak atas tanah di Indonesia sudah diatur dengan jelas melalui sejumlah regulasi. Mulai dari Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA), hingga Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 yang menjadi batas akhir masa konversi hak barat.

    “Secara yuridis, ditetapkannya UU 86 Tahun 1958 sebagai pedoman untuk menelusuri status hak atas tanah yang diklaim Pertamina, kemudian diperkuat oleh UUPA dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 sebagai langkah pamungkas untuk mengakhiri ketentuan konversi,” jelas dia.

    Sri Setyadji menilai, berdasarkan aturan tersebut, hak-hak warga yang telah menempati lahan dan memegang sertifikat sah tidak dapat diganggu gugat. Terlebih, jika tanah tersebut telah digunakan untuk permukiman dan sesuai dengan tata guna lahan yang berlaku.

    “Jika problematika hukum muncul saat ini, maka berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 secara tegas disebutkan bahwa bekas hak barat yang sudah berakhir masa konversinya dan kini dikuasai serta dijadikan tempat pemukiman, maka hak prioritasnya ada pada masyarakat tersebut,” tegas dia.

    Dia menambahkan, persoalan ini juga perlu ditinjau dari aspek penataan ruang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Pemerintah Kota Surabaya memiliki atribusi penuh untuk menentukan kesesuaian lahan tersebut berdasarkan RTRW dan RTRK.

    “Atribusi yang dimiliki berkaitan dengan wilayah administrasi dan teritori dengan dasar pada penataan ruang kota. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan problematika hukum atas tanah ini harus berkolaborasi dengan wali kota sebagai pemangku wilayah atas dasar atribusinya,” pungkas Sri Setyadji.

    Sementara itu, PT Pertamina (Persero) sebelumnya menyatakan memahami kekhawatiran masyarakat terkait polemik lahan eigendom di kawasan Darmo Hill, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya. Persoalan ini mencuat setelah sejumlah sertifikat tanah warga ditandai sebagai lahan dengan indikasi kepemilikan Pertamina.

    “PT Pertamina (Persero) memahami kekhawatiran masyarakat terkait lahan eigendom di Darmo Hill,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso saat dihubungi beritajatim.com, Selasa (23/9/2025).

    Fadjar menjelaskan bahwa lahan tersebut merupakan bagian dari aset nasionalisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia pada medio tahun 1950-an. Nasionalisasi ini merupakan langkah strategis negara dalam mengambil alih aset perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia pada masa itu.

    “Sebagai informasi, aset tersebut merupakan hasil dari nasionalisasi aset Pemerintah Indonesia terhadap aset-aset milik perusahaan asing pada medio tahun 1950-an,” kata Fadjar.

    Fadjar menegaskan bahwa Pertamina saat ini sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga hukum dan pemerintah pusat. Langkah ini, kata Fadjar, dilakukan untuk memastikan dasar hukum klaim lahan benar-benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. [asg/but]

  • Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Jakarta

    Camilan singkong buatan tangan difabel asal Sukabumi resmi menembus pasar luar negeri. Produk keripik singkong “Yammy Babeh” milik PT Gemilang Agro Inovasi hari ini melakukan ekspor perdana ke Brunei Darussalam senilai USD 18.000 atau sekitar Rp 288 juta untuk satu kontainer 20 ft.

    UMKM ini didirikan oleh Ade Soelistyowati, penyandang disabilitas tuna rungu, yang kini bekerja sama dengan perusahaan asal Brunei, SP Setia SDN BHD, untuk pengiriman berkelanjutan. Ekspor perdana ini dilepas secara simbolis di Gedung Juang 45 Sukabumi, Jawa Barat, dan dihadiri oleh Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, serta Bupati Sukabumi Ayep Zaki.

    PT Gemilang Agro Inovasi dikenal lewat produk Cassava Crackers “Yammy Babeh”, camilan berbahan dasar singkong lokal yang diolah higienis dan dikemas modern agar sesuai standar pasar global. Selain itu, Ade juga mengembangkan produk turunan mangrove-seperti kapsul, teh, dan bubuk-yang kini mulai dipasarkan ke Korea Selatan.

    Usaha ini dijalankan Ade bersama sang suami yang tengah berjuang melawan sakit stroke. Dalam keterbatasan tersebut, keduanya tetap mempertahankan usaha sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Saat ini, PT Gemilang Agro Inovasi mempekerjakan 10 karyawan tetap dan 25 siswa magang dari SMA Hassina Sukabumi.

    “Kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Dengan dukungan berbagai pihak, kami siap membawa produk lokal naik kelas dan menembus pasar internasional,” ujar Ade Soelistyowati, owner PT Gemilang Agro Inovasi.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman turut mengapresiasi capaian ini. Ia menilai keberhasilan Ade membuktikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dalam memperkuat daya saing pelaku usaha mikro.

    “Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Atas arahan Presiden Prabowo, pemerintah akan memprioritaskan pelaku usaha disabilitas untuk mendapat pembinaan, pelatihan, dan penguatan agar lebih berdaya saing di tingkat global,” ujarnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menilai ekspor “Yammy Babeh” sejalan dengan upaya mendorong wirausaha lokal agar bisa menembus pasar dunia.

    “Pertamina percaya bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada ekonomi bangsa, tanpa terkecuali. Keberhasilan UMKM binaan seperti PT Gemilang Agro Inovasi menunjukkan bahwa semangat inklusivitas, inovasi, dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan,” katanya.

    Ia menambahkan, hingga Oktober 2025, sudah ada delapan UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor secara berkelanjutan.

    “Pertamina akan terus memperluas dukungan kepada UMKM di seluruh Indonesia agar mampu menembus pasar global. Sejak awal tahun 2025 sampai hari ini, Pertamina telah mengantarkan delapan UMKM binaan yang melakukan ekspor berkelanjutan ke berbagai negara, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal serta menciptakan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” lanjutnya.

    (fdl/fdl)

  • Pertamina Siap Jalankan Penugasan Program BBM Campur Etanol 10%

    Pertamina Siap Jalankan Penugasan Program BBM Campur Etanol 10%

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengaku siap menjalankan program mandatory campuran etanol 10% dengan BBM jenis bensin atau E10.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya masih menunggu penugasan dari pemerintah. Adapun, pemerintah saat ini masih mengkaji dan menyiapkan peta jalan implementasi E10.

    “Kami siap mendukung program pemerintah, sambil nanti kami menunggu regulasi,” ucap Fadjar kepada Bisnis, Rabu (8/10/2025).

    Fadjar pun menuturkan, saat ini Pertamina telah menjual produk BBM campuran etanol 5% atau E5, yakni Pertamina Green 95. Menurutnya, respons masyarakat terhadap produk itu cukup baik.

    “Respons masyarakat sangat baik, dibuktikan penambahan jumlah SPBU yang menjual saat ini mencapai 160 SPBU di Jabodebek, Semarang dan Surabaya,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut bahwa pemerintah tengah menggodok rencana penerapan implementasi E10 guna menekan impor BBM.

    Menurut Bahlil, mandatory E10 merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Ini selaras dengan program mandatory biodiesel yang saat ini telah menerapkan campuran biodiesel  dengan kadar 40% ke solar atau B40.

    Bahlil pun mengaku segera membuat peta jalan untuk mendorong bensin di dalam negeri dicampur dengan etanol 10% tersebut.

    “Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10% etanol. Dengan demikian kita akan campur bensin kita dengan etanol tujuannya agar kita tidak impor banyak,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Namun, Bahlil memastikan bahwa mandatory E10 tidak akan diterapkan tahun depan. Dia menyebut, hal tersebut masih perlu dipersiapkan dari segi bahan baku dan pengolahannya.

    Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menerangkan bahwa untuk sampai ke mandatory E10, pihaknya masih melakukan pembahasan dan uji coba sebelum nantinya dijalankan. Pasalnya, saat ini dia menyebut masih diperlukan pabrik pengolahan etanol dari tebu dan singkong yang mumpuni.

    “Nah, arahan Bapak Presiden sudah jelas untuk kami membangun industri etanol,” imbuhnya.

    Adapun, Bahlil menyebut, akan ada dua pabrik etanol, yaitu pabrik etanol dari tebu di Merauke dan pabrik etanol dari singkong yang masih dicari lokasi tepatnya.

    “[Butuh] 2-3 tahun terhitung sekarang ya, jadi kita harus hitung baik-baik dulu,” katanya.

  • Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Sukses Pecahkan Rekor Baru

    Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Sukses Pecahkan Rekor Baru

    Bisnis.com, JAKARTA – Penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pecahkan rekor baru dengan menarik 140 ribu penonton, atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencetak 121 ribu penonton.

    Kesuksesan penyelenggaraan event balap dunia ini, secara tidak langsung juga telah memberikan dampak ekonomi dari berbagai sektor. Mulai dari peningkatan okupansi hotel, dimana menurut sumber dari Dinas Pariwisata Lombok, hunian kawasan The Mandalika mencapai 100%. Sementara rata-rata okupansi di Pulau Lombok mencapai 93%. Sektor lain yang terdampak tentunya restoran, rental kendaraan, dan lainnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, telah memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal dan menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata dan UMKM.

    “Dari transaksi booth merchandise dan convenience store Bright Pertamina juga membukukan transaksi hingga Rp1,9 miliar,” terang Fadjar.

    Menurut Fadjar, hal Ini bagian dari capaian ekonomi yang bisa dicatat dari aktivasi Pertamina di sekitar area Sirkuit Pertamina Mandalika, tentunya secara keseluruhan dampak ekonomi yang dicapai akan lebih besar lagi, dan menjadi bukti ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia menjadi agenda wisata motosport yang menjanjikan di tahun-tahun selanjutnya.

    Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 berlangsung pada 3-5 Oktober 2025. Pada balapan utama, podium pertama diraih oleh Fermin Aldeguer, diikuti Pedro Acosta di posisi kedua, dan Alex Marquez di posisi ketiga.

    Sementara sejumlah pembalap papan atas seperti Marc Marquez, Marco Bezzecchi, Francesco Bagnaia (Pecco), Enea Bastianini, dan Joan Mir harus menyudahi balapan lebih awal akibat insiden di lintasan.

    “Apresiasi terhadap antusiasme masyarakat. Kami bersyukur Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 kembali sukses digelar dan bahkan memecahkan rekor penonton baru,” ungkap Fadjar.

    Antusiasme masyarakat ini, lanjut Fadjar, menjadi wujud Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 telah menjadi ikon sport tourism dunia. Lebih dari itu, ajang ini juga terbukti memberikan dampak nyata bagi perekonomian lokal, mulai dari okupansi hotel, UMKM, hingga pariwisata daerah.

    “Pertamina bangga bisa berkontribusi dalam menghadirkan event kelas dunia sekaligus membawa energi positif bagi Indonesia,” pungkas Fadjar.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

  • Pertamina Resmi Operasikan Empat Tangki Baru di Kilang Balongan

    Pertamina Resmi Operasikan Empat Tangki Baru di Kilang Balongan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menambah empat tangki baru di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Keempat tangki tersebut masing-masing memiliki kapasitas 29.000 meter kubik.

    Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani mengatakan, penambahan tangki tersebut dilakukan demi memperkuat ketahanan energi nasional.

    “Selain proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan Non BBM, hal lain yang juga tak kalah pentingnya dalam operasional kilang adalah manajemen inventori, baik terkait bahan bakunya, juga produk yang dihasilkan,” kata Milla melalui keterangan resmi dikutip Selasa (30/9/2025).

    Milla menuturkan, tambahan empat tanki itu akan meningkatkan fleksibilitas Kilang Balongan dalam hal manajemen inventori produk BBM. Hingga saat ini, Kilang Balongan mengoperasikan lebih dari 70 tangki bahan baku dan produk.

    Dia menjelaskan, Kilang Balongan sendiri memiliki fungsi strategis untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat. Selain dilakukan melalui jalur pipa, distribusi dari Kilang Balongan juga dilakukan melalui kapal.

    “Kilang Balongan merupakan kilang paling kompleks yang dikelola Pertamina saat ini. Kompleksitas kilang ditandai dengan indikator Nelson Complexity Index atau NCI di angka 11,9,” imbuh Milla.

    Adapun, NCI menggambarkan kompleksitas kilang. Semakin tinggi nilai NCI, maka kilang tersebut menghasilkan lebih banyak produk berkualitas tinggi dan proses produksi lebih efisien.

    Lebih lanjut, Milla mengatakan bahwa proyek tangki tersebut dimulai pada Agustus 2023 dan pertengahan 2025 ini telah diselesaikan. Saat ini, tangki tersebut juga telah digunakan.

    “Pekerjaan pembangunan tangki ini juga menjadi salah satu kebanggaan KPI, karena mencatatkan pencapaian jam kerja selamat dari awal hingga 30 Juni 2025 diatas 1 juta jam kerja aman. Seluruh tenaga kerja yang terlibat juga 100% adalah tenaga kerja dalam negeri,” jelas Milla.

    Selain itu, KPI menurut Milla mendukung pemakaian produk dalam negeri dalam proyek tersebut.

    “Kami yakin, produk dalam negeri memiliki kualitas yang memadai dalam industri migas. Penggunaan produk dalam negeri mencapai angka sekitar 58% dari target awal di angka 56%. Ini merupakan salah satu cara KPI memberikan efek multiplier kepada banyak pihak,” kata Milla.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melakukan berbagai langkah untuk memperkuat infrastruktur energi, termasuk tangki penyimpanan BBM yang baru saja dioperasikan KPI.

    “Dengan beroperasinya infrastruktur energi tersebut, upaya Pertamina dalam memperkuat bisnis hilir dan berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pasokan BBM dalam negeri,” ucap Fadjar.

  • Pertamina Bantah Narasi Viral Rugi Rp5 Triliun Meski Jual BBM Mahal

    Pertamina Bantah Narasi Viral Rugi Rp5 Triliun Meski Jual BBM Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa narasi yang beredar di media sosial mengenai harga penjualan BBM dan kinerja keuangan perseroan adalah informasi keliru.

    Viral konten di media sosial X (dulu Twitter) yang menarasikan bahwa Pertamina rugi Rp5 triliun meski menjual BBM jenis Pertamax seharga Rp13.000 per liter. Konten tersebut juga membandingkan kinerja keuangan Pertamina dengan BUMN migas Malaysia, Petronas, yang disebut untung Rp280 triliun meski menjual BBM setara Pertamax dengan harga Rp6.700 per liter.

    VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa informasi tersebut keliru. Dia memastikan perseroan masih membukukan laba sepanjang 2024.

    Berdasarkan data resmi perusahaan, Pertamina membukukan laba bersih senilai US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,5 triliun pada periode tahun buku 2024.

    “Dalam periode itu, Pertamina juga mencatat kontribusi sebesar Rp401,73 triliun kepada negara,” ujar Fadjar melalui keterangan tertulis, Jumat (26/9/2025).

    Fadjar menegaskan, sebagai badan usaha milik negara, Pertamina berkomitmen menyediakan harga bahan bakar sesuai regulasi dan terjangkau, serta berkontribusi bagi masyarakat dan negara.

    Adapun, harga BBM Pertamax per 1 September 2025 tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya, yakni tetap Rp12.200 per liter. Harga Pertamax di Pertashop juga tetap dibanderol Rp12.100 per liter.

    Harga BBM keluaran terbaru Pertamina, Pertamax Green 95, juga tidak berubah atau tetap dipatok Rp13.000 per liter.

    Sementara itu, BBM nonsubsidi lainnya mengalami penurunan harga. Harga Pertamax Turbo turun menjadi Rp13.100 per liter. BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut mengalami penurunan sebesar Rp100 per liter dibandingkan Agustus 2025 yang dipatok Rp13.200 per liter.

    Untuk BBM jenis diesel, harga Dexlite mengalami penurunan sebesar Rp250 menjadi Rp13.600 per liter, dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.850 per liter.

    Kemudian, Pertamina Dex dipatok seharga Rp13.850 per liter atau turun Rp300 dibandingkan bulan lalu yang dibanderol seharga Rp14.150 per liter.

    Sementara itu, harga BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi tidak mengalami perubahan.

    Berikut daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 September 2025:

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter
    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter
    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter
    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter
    Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter
    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.850 per liter
    *Berlaku di wilayah Jakarta dan sekitarnya

  • Viral Konten Medsos Sebut Jual BBM Mahal Tapi Masih Rugi, Pertamina: Keliru

    Viral Konten Medsos Sebut Jual BBM Mahal Tapi Masih Rugi, Pertamina: Keliru

    Surabaya (beritajatim.com) – Viral sebuah konten di media sosial yang menyoroti praktik bisnis dan keuangan Pertamina. Konten tersebut bahkan membuat perbandingan harga antara BBM di Indonesia dengan Malaysia.

    Dalam konten yang diunggah di akun Instagram @aliftowew, Pertamina disebut menjual BBM dengan harga Rp13 ribu per liter namun masih mengalami kerugian Rp5 triliun. Sedangkan di Malaysia, BBM dijual dengan harga Rp6.700 per liter tetapi bisa untung Rp280 triliun.

    “Kenapa indonesia jual BBM 13.000 rugi 5T, tapi malaysia jual 6.700 untung 280T? yuk kita hitung,” demikian tulis admin.

    Terkait hal ini, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso tegas menyebut narasi ada konten itu keliru.

    “Beredar narasi keliru yang beredar di media sosial terkait harga penjualan bahan bakar dan kinerja keuangan Pertamina,” ujar Fadjar.

    Fadjar menegaskan kinerja keuangan Pertamina pada tahun buku 2024 cukup baik. Bahkan mencatatkan laba cukup besar.

    “Berdasarkan data resmi perusahaan, PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih senilai US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,5 triliun pada periode tahun buku 2024. Dalam periode itu, Pertamina juga mencatat kontribusi sebesar Rp 401,73 triliun kepada negara,” kata dia.

    Lebih lanjut, Fadjar menegaskan Kembali komitmen Pertamina dalam menyediakan BBM dengan harga sesuai regulasi. “Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina berkomitmen menyediakan harga bahan bakar sesuai regulasi dan terjangkau, serta berkontribusi bagi masyarakat dan negara,” ucap Fadjar.

  • Viral Aturan Baru Pengisian BBM Dibatasi Hari, Ternyata Hoaks!

    Viral Aturan Baru Pengisian BBM Dibatasi Hari, Ternyata Hoaks!

    Surabaya (beritajatim.com) – Saat ini tengah viral di media sosial tentang informasi yang menyebutkan aturan baru pengisian BBM untuk mobil dan motor. Aturan baru tersebut diklaim dikeluarkan oleh Pemerintah dan Pertamina.

    Informasi tersebut tercantum di salah satu akun Facebook dengan tanggal 21 September 2025. Unggahan tersebut juga menyertakan keterangan kendaraan dengan pajak mati tidak akan dilayani.

    Berikut isi informasi tersebut:

    “Aturan baru dari pemerintah dan Pertamina. Yang mobil dan motornya mati pajak atau surat kosong tidak dilayani isi BBM.”

    Juga terdapat keterangan yang menyatakan demikian:

    “Yang lagi viral,,,, aturan baru dari pemerintah dan Pertamina,,,, jangka Waktu pengisian BBM mobil 7hari dan motor 4 hari,,yang motor dan mobilnya mati pajak atau kosong tidak dilayani #bbm #pertamina #viral”

    Terkait keberadaan informasi di atas, Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, memberikan klarifikasi. Dia secara tegas menyatakan informasi tersebut hoaks atau bohong.

    “Terkait informasi yang beredar di media sosial terkait aturan pembatasan sejumlah hari dalam pembelian BBM serta larangan bagi penunggak pajak adalah tidak benar atau hoaks,” ujar Fadjar melalui pesan yang diterima beritajatim.com melalui WhatsApp.

    Fadjar lalu memberikan imbauan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media social. “selalu cek sumber informasi resmi dari pemerintah dan PERTAMINA,” tutup Fadjar. [beq]

  • Pertamina pastikan pasokan energi di seluruh wilayah Indonesia aman

    Pertamina pastikan pasokan energi di seluruh wilayah Indonesia aman

    Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk memastikan energi tersedia bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

    Jakarta (ANTARA) – Penjabat Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menyampaikan bahwa perusahaan terus menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat, baik di masa normal maupun saat periode dengan potensi lonjakan konsumsi, sehingga memastikan pasokan energi ini tersedia di seluruh Indonesia.

    “Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk memastikan energi tersedia bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Dengan ketahanan stok BBM dan LPG yang terjaga agar masyarakat tenang menjalani aktivitas sehari-hari,” ujar Roberth, di Jakarta, Selasa.

    Dalam menjaga ketahanan stok, Pertamina Patra Niaga mengoperasikan sebanyak 125 Fuel Terminal BBM, 72 Aviation Fuel Terminal, dan 40 Terminal LPG di seluruh Indonesia.

    Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga menyiagakan hingga hampir 6 ribu armada distribusi untuk mengantar ke lebih dari 16 ribu lembaga penyalur baik BBM maupun LPG di seluruh Indonesia.

    Upaya ini dilakukan untuk menjamin distribusi energi berjalan lancar dari terminal hingga ke SPBU dan agen resmi, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan.

    Lebih lanjut, Roberth menyampaikan Pertamina Patra Niaga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, termasuk aparat terkait, guna mengantisipasi peningkatan konsumsi BBM dan LPG, baik saat periode libur panjang maupun momentum perayaan keagamaan.

    “Kami mengelola moda distribusi energi yang paling kompleks, bahkan untuk wilayah 3T distribusi energi harus ditempuh lebih dari 1 moda, seperti darat dan laut atau bahkan darat dan udara,” kata Roberth.

    Dengan langkah tersebut, Pertamina Patra Niaga menegaskan kembali posisinya sebagai garda terdepan dalam penyediaan energi nasional sesuai Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mendukung ketahanan energi, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berkomitmen dalam memastikan ketersediaan energi yang terjangkau bagi masyarakat.

    Langkah Patra Niaga sebagai salah satu garda depan Pertamina untuk penyaluran energi ke masyarakat, tak hanya untuk menyediakan energi, juga dilandasi oleh semangat pelayanan yang terus ditingkatkan.

    “Pertamina menggunakan berbagai moda transportasi, baik darat, laut, dan udara. Hal ini membuktikan bahwa sebagai perusahaan milik negara, Pertamina akan tetap menjaga akses energi (accessibility), harga yang terjangkau (affordability), dan produk energi yang dibutuhkan (acceptability), bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Fadjar.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.