Tag: Dian Siswarini

  • Bos XL Axiata Pamit Mundur

    Bos XL Axiata Pamit Mundur

    Jakarta

    Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O. Baasir mengumumkan pamit dari perusahaan yang telah ia geluti selama hampir 13 tahun. Apa yang menjadi alasan Marwan undur diri dari XL Axiata?

    Ditemui di sela-sela konferensi pers persiapan XL Axiata menghadapi lonjakan trafik di Ramadhan, Marwan mengucapkan perpisahan dengan awak media.

    “Saya sekaligus menyampaikan pamit dari XL Axiata karena besok adalah hari terakhir saya. Dan, saya ucapkan terima kasih hubungan kita yang selama ini berinteraksi, berkomunikasi. Saya mohon maaf kalau ada kesalahan,” ujar Marwan di Kantor XL Axiata Tower, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

    Marwan mengatakan ia mengundurkan diri sebagai pegawai XL Axiata karena urusan pribadi.

    Sebelumnya, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini dan sejumlah direksi menyatakan mundur dari jabatan mereka. Suasana itu terjadi usai diumumkan merger antara XL Axiata, Smart Telecom, dan Smartfren. Proses yang dinilai tidak transparan saat itu salah satu yang menjadi persoalan.

    Ketika dikaitkan dengan hal tersebut, Marwan membantahnya.

    “Nggak, personal reason, kok. Kalau personal reason itu by undang-undang privasi, nggak boleh saya sampaikan, dilindungi saya. Sebenarnya ini sudah beberapa minggu terakhir lah ya, cuma saya minta izin ke manajemen XL juga. Saya sampaikan ke teman-teman media karena selama ini kita berinteraksi, nggak mungkin saya nggak menyampaikan ke teman-teman media kan, masa saya nggak pamit,” tuturnya.

    Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O. Baasir mundur dari XL Axiata. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Marwan diketahui bergabung di XL Axiata sejak Juli 2012. Jabatan yang ia pegang saat itu Head of Regulatory and Government Relation selama dua tahun empat bulan. Kemudian menduduki VP – Regulatory and Government Relations selama enam tahun.

    Dan, jabatan tertinggi yang ditempati Marwan di XL Axiata menjadi Chief Corporate Affairs yang ia lakukan sejak November 2022 hingga terakhir 1 Maret 2025.

    (agt/fyk)

  • Satu Lagi Petinggi XL Axiata Mundur Jelang Merger dengan Smartfren – Page 3

    Satu Lagi Petinggi XL Axiata Mundur Jelang Merger dengan Smartfren – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang direstuinya merger XL Axiata-Smartfren, satu lagi petinggi XL Axiata mundur. Kali ini, Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir akan meninggalkan operator yang bermarkas di kawasan Kuningan tersebut.

    Pengunduran diri Marwan, ia sebut karena alasan pribadi. Ia tak mengungkap pengunduran diri itu ia buat karena proses merger XL Axiata-Smartfren segera direstui Komdigi.

    Namun, Marwan bukan satu-satunya Direktur XL Axiata yang memilih resign setelah ada kepastian soal merger XL Axiata dengan anak usaha Sinar Mas.

    Sebelumnya, Presdir sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini membuat kabar bahwa dirinya mengundurkan diri dari pucuk kepemimpinan di XL Axiata.

    Tidak berselang lama, sejumlah direktur lainnya turut undur diri. Mereka antara lain adalah Direktur sekaligus Chief Commercial Officer Home and Convergence XL Axiata Abhijit Navalekar, Direktur sekaligus Chief IT Digital and Analytics Rico Usthavia Frans, serta Direktur sekaligus Chief Technology Officer I Gede Darmayusa.

    “Alasannya, karena personal reason. Sebenarnya ini sudah beberapa minggu terakhir lah, saya minta izin ke manajemen, ke XL, juga saya sampaikan ke teman-teman media karena selama ini saya berinteraksi,” kata Marwan ditemui di Kantor XL Axiata, Kamis (27/2/2025).

    Marwan O Baasir menyampaikan, pengunduran dirinya telah sesuai dengan proses yang berlaku di perusahaan dan bukan sesuatu yang langsung dilakukan tanpa ada diskusi dengan pihak manajemen XL Axiata.

  • XL Axiata (EXCL) Catat Kenaikan Jumlah Pelanggan dan ARPU pada 2024

    XL Axiata (EXCL) Catat Kenaikan Jumlah Pelanggan dan ARPU pada 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kenaikan pelanggan sebanyak 1,3 juta pelanggan menjadi 58,8 juta pada 2024.

    Adalun jumlah pelanggan pada kuartal ini juga mengalami peningkatan sebesar 0,3% atau sekitar 200.000 pelanggan dibandingkan dengan kuartal III/2024 yang mencatatkan pelanggan 58,6 juta.

    Selain itu, XL juga mengalami kenaikan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) pada tahun 2024.

    Dalam paparan kinerjanya, XL berhasil mendapatkan ARPU gabungan sebesar Rp43.00 pada 2024. Angka ini naik Rp2.000 dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya menembus angka Rp41.000.

    Adapun, ARPU Rp43.000 pada 2024 merupakan campuran dari pengguna prabayar dan pascabayar. Dalam laporan tersebut, pelanggan prabayar XL menyumbang Rp41.000 dan pelanggan pascabayar menyumbang Rp91.000.

    Kenaikan ARPU ini seiring dengan pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% YoY, mencapai 10.547 Petabytes.

    Lebih lanjut, aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya. Kedua aplikasi telah memberikan hasil selama tahub 2024. 

    Hingga akhir tahun 2024, kedua aplikasi ini mencapai total pengguna aktif bulanan hingga sebanyak 33,1 juta atau meningkat lebih dari 100% dalam tiga tahun terakhir.

    Peningkatan jumlah pengguna aktif per bulan MyXL dan AxisNet merupakan hasil positif dari upaya XL Axiata untuk tak henti berinovasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menerapkan strategi yang fokus pada pengalaman pelanggan (CX) berbasis digital melalui data analytics.

    Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, XL berhasil melalui tahun 2024 yang penuh tantangan ekonomi secara nasional dan global dengan kinerja yang cukup solid, dengan pendapatan yang terus meningkat, serta EBITDA dan laba bersih yang tumbuh double digit. 

    “Peningkatan sarana digital, kualitas infrastruktur jaringan, serta adopsi teknologi yang relevan di semua lini bisnis telah menjadi kunci keberhasilan kami,” kata Dian dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).

  • Beredar Susunan Direksi XLSmart, Hasil Merger XL Axiata-Smartfren

    Beredar Susunan Direksi XLSmart, Hasil Merger XL Axiata-Smartfren

    Jakarta

    Susunan direksi XLSmart, operator hasil merger XL Axiata dan Smartfren, beredar luas. Dari foto yang menyebar itu tampak jajaran petinggi jabatan dari kedua operator seluler berdampingan.

    Pada foto yang sama terlihat ada Merza Fachys yang sebelumnya menjabat President Director Smartfren yang diapit oleh David Arcelus Oses dan Yessy D. Yosetya dari XL Axiata.

    Ada juga sosok dari Axiata Group yang didapuk sebagai President Director & CEO Rajeev Sethi. Ia merupakan CEO Robi Axiata Bangladesh, anak usaha Axiata. Selain itu, ada pula Andrijanto Muljono yang sebelumnya menjadi Chief Commercial Officer Smartfren dan Feiruz Ikhwan dari Direksi XL Axiata.

    Dalam pertemuan yang belum diketahui kapan berlangsungnya itu, juga terungkap susunan direksi XLSmart, sebagai berikut ini:

    Dewan Komisaris XLSmart

    Krisnan CahyaSean QuekViviek SoodDavid Robert DeanNik Rizal Kamil

    Dewan Direksi XLSmart

    President Director & CEO: Rajeev SethiDirector & Chief Financial Officer: Antony SusiloDirector & Chief Technology Officer: Shurish SubbamaniamDirector & Chief Commercial Officer: David Arcelus OsesDirector & Chief Regulatory Officer: Merza FachysDirector & Chief Information Officer: Yessy D. YosetyaDirector & Chief Enterprises and Strategic Relationship: Adrijanto MuljonoDirector & Chief Strategy and Home: Feiruz IkhwanDirector & Chief Human Resources Officer: Jeremiah Ratadhi

    Terkait informasi tersebut, baik XL Axiata dan Smartfren belum mengonfirmasi kebenarannya. Sebab, susunan direksi XLSmart merupakan ranah dari para pemegang saham masing-masing perusahaan.

    “Pemilihan susunan direksi mergeco (XLSmart) tersebut merupakan kewenangan dan hasil kesepakatan bersama antar pemegang saham (Axiata dan Sinarmas),” ungkap Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata, Reza Mirza kepada detikINET, Jumat (10/1/2025).

    Adapun, Smartfren sampai berita ini ditayangkan belum memberikan komentarnya.

    Sebelumnya, proses merger XL Axiata dan Smartfren ini begitu ramai di lingkungan internal hingga mantan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengundurkan diri. Tak lama berselang jajaran direksinya turut menyusul, Abhijit Navakelar, dan terbaru Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa.

    Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) belum memberikan respons persetujuan terhadap merger XL Axiata dan Smartfren yang melahirkan operator seluler baru bernama XLSmart.

    (agt/fyk)

  • 4 Direktur XL Axiata (EXCL) Mundur dalam Sebulan, Ada Apa?

    4 Direktur XL Axiata (EXCL) Mundur dalam Sebulan, Ada Apa?

    Dua direktur di PT XL Axiata Tbk (EXCL) tiba-tiba mengumumkan pengunduran diri di awal 2025. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), EXCL melaporkan telah menerima surat pengunduran diri Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa selaku direktur perseroan pada Selasa, 7 Januari 2025.

    Pengunduran diri Rico Usthavia Frans akan berlaku efektif sejak diperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat.

    “Sedangkan pengunduran diri Bapak I Gede Darmayusa selaku direktur akan berlaku efektif pada saat aksi korporasi merger perseroan dinyatakan efektif,” ujar Corporate Secretary EXCL, Ranty Astari Rachman, dikutip Kamis (9/1).

    Selanjutnya, permohonan pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam RUPS EXCL terdekat sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Mundur karena alasan pribadi

    Alasan pengunduran diri dua direktur EXCL di awal Januari sama-sama beralasan pribadi, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Sementara itu, sebelum proses merger XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel pada Rabu, 11 Desember 2025, Dian Siswarini juga mengundurkan dari kursi presiden direktur XL Axiata.

    Perseroan menerima surat pengunduran diri Dian pada Selasa, 3 Desember 2024. Sekretaris Perusahaan XL Axiata Ranty Astari Rachman menjelaskan maksud pengunduran diri Dian karena alasan pribadi.

    “Adapun alasan pengunduran diri beliau adalah karena alasan pribadi,” jelas Ranty dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (4/12).

    Diketahui, Dian Siswarini diangkat sebagai presiden direktur XL Axiata berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 1 Maret 2015.

    Kemudian, salah satu direktur perseroan, Abhijit Navalekar juga mengumumkan pengunduran diri pada Selasa, 24 Desember 2024 dengan alasan yang sama, yaitu alasan pribadi.

    “Pada 24 Desember 2024, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Abhijit Navalekar selaku direktur perseroan yang akan berlaku efektif sejak diperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham perseroan terdekat,” ujar Ranty dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (27/12).

    “Adapun alasan pengunduran diri beliau adalah karena alasan pribadi,” lanjut Ranty.

    Merger XL Axiata dan Smartfren

    Perlu diketahui, perseroan melakukan aksi merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) dan PT Smart Telcom (SmartTel). Merger ini menghasilkan nilai gabungan pra-sinergi mencapai Rp104 triliun.

    Dari merger yang dilakukan, membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XLSmart.

    XLSmart disebut memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang dapat mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, serta terciptanya inovasi. Merger XL Axiata dan Smartfren ini juga mendorong pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

    Group CEO Axiata Group, Vivek Sood menjelaskan konsolidasi industri ini membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi, serta membantu mengurai masalah kesenjangan digital dalam menciptakan masa depan yang inklusif bagi seluruh komunitas maupun bisnis agar dapat berkembang.

  • Susul Mantan Dirut, 2 Direksi XL Axiata Ikut Mundur

    Susul Mantan Dirut, 2 Direksi XL Axiata Ikut Mundur

    Jakarta

    Suasana memanas terjadi di operator seluler XL Axiata. Setelah Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mundur sebelum terjadi merger dengan Smartfren, kini ada dua direksi perusahaan yang juga mengikuti langkah serupa.

    Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa yang menyatakan telah mengajukan mundur dari direksi XL Axiata dan perusahaan telah menerima pengunduran diri mereka pada 7 Januari 2025.

    Tidak terungkap dengan jelas alasan mundurnya Rico dan Gede. Mereka mengundurkan diri karena alasan pribadi, sama seperti Dian sebelumnya.

    “Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Rico Usthavia Frans dan Bapak I Gede Darmayusa selaku Direktur Perseroan dengan alasan pribadi,” ujar Corporate Secretary XL Axiata Ranty Astari Rachman dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (8/1/2025).

    Sebagai informasi, sebelumnya sudah ada direksi Abhijit Navakelar yang lebih dulu pamit pada akhir Desember lalu. Dengan mundurnya direksi tersebut, maka kini menyisakan Feiruz Ikhwan, David Arelus Oses, dan Yessy D. Yosetya.

    Ranty menjelaskan bahwa pengunduran diri Rico Usthavia Frans akan berlaku efektif sejak diperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdekat. Sedangkan pengunduran diri I Gede Darmayusa selaku Direktur akan berlaku efektif pada saat aksi korporasi merger Perseroan dinyatakan efektif.

    “Selanjutnya permohonan pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdekat sesuai dengan anggaran dasar Persero,” jelas Ranty.

    Diberitakan sebelumnya, pada awal Desember 2024, Dian Siswarini mengumumkan mundur dari jabatan sebagai Presiden Direktur & CEO XL Axiata yang sudah dilakukannya sejak 2015. Mundurnya Dian terbilang mengejutkan karena di tengah proses merger dengan Smartfren.

    Pada 11 Desember, XL Axiata dan Smartfren secara resmi mengumumkan merger mereka, menciptakan entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera (XLSmart). Saat ini, proses penggabungan kedua operator seluler itu sedang ditinjau oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    (agt/fyk)

  • Pasca Merger EXCL-FREN, Nasib Spektrum Frekuensi di Komdigi

    Pasca Merger EXCL-FREN, Nasib Spektrum Frekuensi di Komdigi

    Jakarta, FORTUNE – Pasca-merger antara PT SmartFREN Telecom Tbk. (FREN) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL), spektrum frekuensi menjadi salah satu isu krusial yang menunggu kepastian.

    Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, menyatakan keputusan mengenai spektrum frekuensi sepenuhnya berada di bawah wewenang Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang saat ini dipimpin oleh Menteri Komdigi, Meutya Hafid.

    “Jika tim evaluasi Komdigi mulai bekerja, kami siap berdiskusi. Sementara itu, tim internal antara XL dan Smartfren juga tengah menyusun detail-detail terkait rencana merger ini,” kata Merza saat ditemui di kantor Smartfren Sabang, Jakarta, Jumat (20/12).

    Spektrum frekuensi merupakan elemen vital dalam operasionalisasi operator seluler. Lebar spektrum yang dimiliki menentukan kemampuan perusahaan telekomunikasi dalam menyediakan layanan internet berkualitas, termasuk mendukung pengembangan jaringan 5G.

    Hasil merger kedua perusahaan, yang kini dikenal sebagai PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), diperkirakan akan memiliki total spektrum frekuensi sebesar 152 MHz. Frekuensi ini terdiri dari 90 MHz yang sebelumnya dikuasai XL Axiata (15 MHz pada 900 MHz, 45 MHz pada 1800 MHz, dan 30 MHz pada 2100 MHz) serta 62 MHz dari Smartfren (22 MHz pada 850 MHz dan 40 MHz pada 2300 MHz).

    Namun, jumlah tersebut masih bersifat sementara dan dapat berubah sesuai hasil evaluasi yang dilakukan oleh Komdigi. Jika Komdigi menilai ada spektrum yang tidak optimal sesuai dengan rencana bisnis XLSmart, potensi pengurangan frekuensi bisa saja terjadi.

    “Evaluasi inilah yang akan menentukan apakah seluruh frekuensi ini optimal sesuai dengan business plan. Kalau optimal, ya tidak ada yang perlu diambil. Kalau tidak optimal, mungkin secara hitungan terlalu banyak, tentu Komdigi akan menyesuaikannya,” kata Merza.

    Peningkatan layanan bagi seluruh pelanggan Smartfren dan XL Axiata

    Dengan total spektrum frekuensi 152 MHz, XLSmart memiliki kapasitas lebih besar untuk meningkatkan kualitas jaringan demi melayani 94,5 juta pelanggan gabungan dari XL Axiata dan Smartfren. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki pengalaman pengguna, terutama dengan semakin tingginya kebutuhan akan layanan data yang stabil dan cepat.

    Merza juga mengungkapkan harapannya agar proses evaluasi spektrum frekuensi ini dapat selesai dalam waktu dekat.

    “Mudah-mudahan evaluasi ini bisa selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tentu ini semua bergantung pada seberapa detail diskusi antara Komdigi dan tim dari XL maupun Smartfren,” ujarnya.

    Sebelumnya, CEO XL Axiata, Dian Siswarini, meyakini perusahaan mempunyai dasar yang kuat untuk memertahankan jumlah spektrum yang ada saat ini.

    “Karena kalau sekarang imbalance [tidak imbang]. Setelah merger tidak lebih besar dari nomor satu untuk spektrum. Jadi, kami akan sampaikan kenapa, apa dasarnya bahwa spektrum ini harus tetap berada di MergeCo (XLSmart),” kata Dian, Rabu (11/12)

    Axiata Group Berhad (Axiata) dari Malaysia, dan kelompok konglomerat Sinar Mas dari Indonesia, akan menjadi pemegang saham pengendali bersama. Masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.

    Pada saat selesainya transaksi, pemerataan kepemilikan saham akan membuat Axiata menerima hingga senilai US$475 juta. Setelah transaksi ditutup, Axiata akan menerima US$400 juta, beserta tambahan US$75 juta pada akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat-syarat tertentu.

  • Video: Alasan Dian Siswarini Mundur dari Posisi CEO XL Axiata

    Video: Alasan Dian Siswarini Mundur dari Posisi CEO XL Axiata

    Video: Alasan Dian Siswarini Mundur dari Posisi CEO XL Axiata

  • Bos Smartfren Ungkap Nasib Karyawan Usai Merger jadi XLSmart

    Bos Smartfren Ungkap Nasib Karyawan Usai Merger jadi XLSmart

    Jakarta, CNN Indonesia

    XL dan Smartfren menegaskan tidak akan melakukan rasionalisasi selama proses merger kedua perusahaan menjadi entitas baru bernama XLSmart.

    “Kita sudah sepakat kedua pemegang saham bahwa seluruh karyawan akan bergabung di PT XLSmart. Jadi tidak ada rencana untuk melakukan rasionalisasi,” ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren dalam jumpa pers di Kantor Smartfren, Jakarta, Kamis (12/12).

    Menurut Merza, entitas baru tersebut nantinya akan membuka kesempatan-kesempatan baru untuk para karyawan menyalurkan kompetensinya.

    “Inilah yang disepakati oleh kedua pihak,” tambahnya.

    CEO Smartfren Andrijanto Muljono menjelaskan pemegang saham telah menyetujui policy atau kebijakan yang diberi nama leave and shift yang akan mengawal migrasi karyawan ke entitas baru.

    “Basically adalah bahwa karena nanti akan ada dua sistem ke HRD ya. Tentunya ada perbedaan sistem compensation-nya. Nah, dengan adanya leave and shift ini kita akan menuju kepada harmonisasi di mana yang terbaik akan menjadi acuan,” katanya dalam acara yang sama.

    Dengan kebijakan tersebut, kata Andri, kompensasi salah satu pihak akan disesuaikan ke level yang terbaik. Kemudian, jika ada kebijakan yang dianggap baik di salah satu perusahaan, maka akan diterapkan di XLSmart.

    “Jadi ini tentunya sangat menguntungkan buat karyawan yang joining ke perusahaan ini,” tuturnya.

    Kemudian, Andri juga menjelaskan bahwa karyawan akan diberikan treatment yang terbaik di entitas baru. Misalnya, ada bonus saat XLSmart resmi beroperasi.

    “Karyawan immediately dapat joining bonus. Lalu apabila mereka berkontribusi baik dengan performance yang baik dan memenuhi KPI, nanti di akhir tahun 2025 itu akan ada lagi yang namanya bonus prestasi yang jumlahnya 2 kali lipat daripada bonus prestasi yang normal yang berlaku,” terangnya.

    Lebih lanjut, Andri mengatakan saat ini pihaknya belum memikirkan soal tumpang tindih peran karyawan dan redudansi. Namun, jika terpaksa melakukan rasionalisasi, ia menyebut kompensasi yang diberikan akan jauh lebih tinggi daripada yang diatur oleh pemerintah.

    Hal senada disampaikan Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini pada jumpa pers, Rabu (11/12). Ia memastikan tidak akan ada rasionalisasi selama proses integrasi berlangsung.

    “Bukan cuma welcome, tapi encouraged untuk bergabung dengan MergeCo. Jadi, tidak akan ada rasionalisasi sebelum legal day 1. Jadi, tidak ada rasionalisasi,” katanya di Gedung Cyber 2, Jakarta, Rabu (11/12).

    “Dan juga nantinya, walaupun nanti setelah jangka waktu tertentu harus dilakukan rasionalisasi, itu payment dan kompensasinya itu sudah diperhitungkan sehingga akan fair, bahkan mungkin lebih dari fair ya, untuk para karyawan yang terkena rasionalisasi,” tambahnya.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Smartfren Bakal Hilang Usai Merger XL Axiata, Ini Penjelasannya

    Smartfren Bakal Hilang Usai Merger XL Axiata, Ini Penjelasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua operator seluler XL Axiata dan Smartfren mengumumkan merger menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XL Smart. XL Axiata bertahan sebagai entitas perusahaan dan Smartfren serta SmarTel bergabung dalam perusahaan gabungan tersebut.

    Keputusan itu membuat Smartfren sebagai perusahaan akan menghilang. Semua data seperti balance sheet, laporan keuangan, report, hingga cash flow yang ada di dalam perusahaan akan berpindah XL.

    “Karena semua laporan keuangannya, pelanggannya, spektrumnya semua dipindah,” kata CFO Smartfren, Antony Susilo, dalam konferensi pers terkait Merger XL-Smartfren, Kamis (12/12/2024).

    Begitu juga jumlah pengguna Smartfren akan dilebur bersama pengguna XL Axiata menjadi entitas baru dalam XL Smart. Jumlah pengguna setelah digabungkan berkisar 94,5 juta pengguna.

    Ini berdasarkan catatan laporan kedua perusahaan pada kuartal III-2024, sebanyak 58,6 juta untuk XL Axiata dan 35,9 juta milik Smartfren.

    Saham Smartfren (FREN) juga menghilang dan pemegang saham sebelumnya akan terkonversi ke dalam XL Axiata (EXCL). Pihak Smartfren akan melakukan beberapa proses sebelum saham itu dipindahkan.

    Pertama, mereka akan meminta persetujuan kepada IDX, Bursa Efek dan OJK untuk proses ini. Setelah selesai akan melakukan RUPSLB pada kuartal I-2025 untuk meminta persetujuan dari shareholder.

    “Apabila ini semua sudah selesai rampung di dapatkan, maka otomatis saham fren itu akan hilang pindah ke saham XL. Jadi pemegang saham FREN ini yang saat ini ada ini akan semua akan terkonversi menjadi saham XL,” jelasnya.

    Rasio konversi saham telah disampaikan dalam keterbukaan informasi. Sebagai contoh pemegang 94 lembar saham FREN akan mendapatkan satu lembar saham XL.

    “Karena harganya sudah ditetapkan, harga share price-nya itu di angka Rp 2.350 untuk saham XL. Sedangkan untuk saham FRAM di harga Rp 25. Nah, itu proporsi Rp 2350 dibagi Rp 25 adalah 94,” ungkap dia.

    Tiga Brand XL-Smartfren Masih Ada

    Meski secara perusahaan tidak ada lagi, brand Smartfren masih akan tersedia saat merger diresmikan. Brand itu akan tetap bertahan bersama dua brand lain yakni XL dan Axis.

    “Dalam perjanjian ini XL Smart akan tetap mempertahankan produk dengan 3 brand, jadi 2 brand utama di XL Axiata ini yaitu XL dan Axis tetap, kemudian smartfren juga akan tetap dipertahankan dan kemudian 3 brand tersebut akan terus dipertahankan,” kata Presiden Ditrktur Smartfren, Merza Fachys dalam kesempatan yang sama.

    Pada konferensi pers yang dilakukan Rabu (11/12/2024), Group CEO & Managing Director Axiata, Vivek Sood, dalam Press Conferen Update Merger XL Smartfren menelaskan hal serupa. Ketiga brand tetap akan tersedia saat merger terjadi.

    Namun ini akan bergantung dari rekomendasi manajemen baru soal produk nantinya. Sejauh ini, dia mengatakan semua brand dalam dua perusahaan memiliki segmen yang berbeda.

    “Namun fokusnya di sekitar sinergi dari integrasi jaringan,” ucapnya.

    Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan brand tersebut tetap akan ada sambil menunggu kondisi nantinya. “Bisa melihat dari kondisi perusahaan dan juga kondisi market,” kata Dian.

    Nasib Pegawai

    Bahasan nasib pegawai juga disinggung dalam merger XL Smart. Merza menjelaskan kedua pemegang saham sepakat tidak ada rasionalisasi pegawai usai merger.

    Dia menjelaskan akan lebih banyak peluang yang akan didapatkan oleh para pegawai. Mereka akan diberikan kesempatan untuk menyalurkan semua kompetensinya.

    CEO Smartfren Andrijanto Muljono menjelaskan pemegang saham menyetujui dua policy terkait karyawan. Yakni leave and shift policy serta lose policy, dan akan menerapkan sistem yang terbaik untuk HRD.

    “Nah, dengan adanya leave and shift ini kita akan menuju kepada harmonisasi di mana yang terbaik akan menjadi acuan. Nah, dengan demikian tentunya di dalam satu ya salah satu dari kita akan di-adjust kepada level yang terbaik. Dan juga bila ada yang baik dari smartfren maupun dari sisi XL itu akan menjadi acuan yang akan dipakai. Nah, jadi ini tentunya sangat menguntungkan buat karyawan yang joining ke perusahaan ini,” jelasnya.

    Sementara itu lose policy adalah menawarkan treatment bagi karyawan yang akan bergabung dengan entitas baru. Misalnya mereka akan mendapatkan joining bonus setelah hari pertama merger resmi terjadi.

    Mereka juga akan mendapatkan bonus akhir tahun 2025 dua kali lipat dari bonus prestasi yang berlaku. Ini didapatkan jika pegawai menjalankan performance yang baik dan memenuhi KPI.

    Jika ada duplikasi atau redudansi saat XLSmart berjalan, maka perusahaan menjanjikan akan memberikan penawaran lebih tinggi dari aturan yang berlaku.

    “untuk menjamin hak-hak karyawan bahkan memberikan lebih daripada yang menjadi kewajiban,” ucap Andrijanto.

    (fab/fab)