Tag: Dian Siswarini

  • Di Tengah Isu Merger, XL Raup Pendapatan Rp 8,4 Triliun di Q1 2024

    Di Tengah Isu Merger, XL Raup Pendapatan Rp 8,4 Triliun di Q1 2024

    Jakarta

    XL Axiata meraup total pendapatan sebesar Rp 8,44 triliun pada kuartal pertama 2024. Pendapatan perusahaan tersebut naik 12% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

    Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, kinerja perusahaan di kuartal pertama ini meraih pendapatan data yang positif dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4 2023) setelah di beberapa tahun terakhir kuartal pertama biasanya datar saja.

    “Pertumbuhan pendapatan data di kuartal ini tidak terlepas dari keberhasilan kami mempertahankan harga layanan di tengah semaraknya momentum Pemilihan Umum serta Ramadan sehingga bisa meningkatkan trafik data,” ujar Dian dalam pernyataan tertulisnya, Senin (29/4/2024).

    Dengan total jumlah pelanggan berkualitas yang meningkat dari Q4 2023, yaitu 57,6 juta, XL Axiata berhasil mendorong penggunaan layanan sehingga trafik juga meningkat sebesar 3,2% dibandingkan Q4 2023 serta 18% dibandingkan Q1 2023, sehingga pada akhirnya turut mendorong kenaikan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp 44 ribu.

    “Angka tersebut merupakan ARPU tertinggi yang pernah dicapai XL Axiata hingga saat ini,” ucap Dian.

    Selain itu, performa oke XL Axiata ini pula berkat mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (opex), termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah.

    Disebutkan bahwa total biaya operasional berkurang hingga 8% dibandingkan Q4 2023. Penurunan biaya operasional yang signifikan ada pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing) dan biaya infrastruktur.

    Terkait layanan konvergensi, XL Axiata menjalankan proses Transformasi Struktural, termasuk rencana pengalihan sekitar 750 ribu pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo. Ke depannya, hal ini akan membuka peluang untuk meningkatkan cross selling sehingga dapat memperbesar dan mempercepat layanan Fixed Mobile Convergence (FMC).

    Dari sisi infrastruktur, XL Axiata masih membangun jaringan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Karena itu, jumlah BTS meningkat 9,6% YoY menjadi total 163.106 unit, termasuk 107.906 unit BTS 4G, dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 62% (fiberized).

    XL Axiata berkomitmen melakukan upaya peningkatan kualitas jaringan sebagai penopang utama upaya meningkatan pengalaman pelanggan. Komitmen XL Axiata memperkuat jaringan tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sebesar Rp 8 triliun di tahun ini.

    Operator seluler ini juga melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan secara cermat untuk dapat mendorong peningkatan kualitas layanan yang lebih baik dan meningkatkan penggunaan jaringan yang masih bertumbuh.

    (agt/fay)

  • Ini Dia Biang Kerok 5G Jalan di Tempat di Indonesia

    Ini Dia Biang Kerok 5G Jalan di Tempat di Indonesia

    Jakarta

    Operator seluler XL Axiata mengungkapkan perkembangan jaringan 5G yang seakan jalan di tempat di Indonesia. Pertama kali, jaringan tersebut hadir dan komersialkan sejak Mei 2021.

    Sebagai informasi, XL Axiata adalah salah satu operator seluler yang sudah mengantongi restu dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengkomersialisasi layanan 5G ke pelanggan. Hanya saja, XL Axiata sampai saat ini belum menghadirkan paket khusus internet 5G.

    Keterbatasan spektrum menjadi kendalanya. Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menuturkan bahwa saat ini spektrum frekuensi yang dipakai untuk kebutuhan layanan 4G, sedangkan layanan 5G memerlukan lebar pita yang lebar.

    “Untuk 5G bandwidth yang diperlukan 50 MHz,” ungkap Dian di XL Axiata Tower, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

    Kendati begitu, anak usaha Axiata ini tetap mempersiapkan infrastruktur yang memadai, seperti memanfaatkan teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS), penambahan kapasitas paling optimum dari permintaan.

    “ULO itu kita sudah dari dua tahun lalu, kita punya ULO 5G. 5G masif karena handset yang masuk belum ada 5%. Tidak ada push untuk ganti handset,” ujar Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa

    Dalam waktu dekat ini, Kominfo akan melepas dua band, yaitu 700 MHz dan 26 GHz. Menkominfo mengatakan persiapan lelang frekuensi tersebut seiring akan diberikan insentif oleh pemerintah kepada industri.

    Sebagai informasi, dari 112 MHz di pita frekuensi 700 MHz, 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi. Sedangkan, pita frekuensi 26 GHz yang rencana akan dilelang oleh Kominfo ini memiliki lebar pita 2,7 GHz.

    Terkait insentif yang tengah digodok oleh Kominfo, XL Axiata mengungkapkan pentingnya kebijakan pemerintah tersebut bagi masa depan industri telekomunikasi.

    Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir mengatakan saat ini biaya regulasi industri telekomunikasi rata-rata sekitar 13% sampai 24%, dimana itu sudah dinilai tinggi.

    “Kalau 700 MHZ dengan 26 GHz itu akan dilakukan bersamaan. Berdasarkan best pratice ekosistem 26 GHz, skala bisnisnya masih rendah, semoga bisa dikasih lima tahun gratis dulu baru dilihat skala ekonomisnya bagaimana,” jelasnya.

    (agt/fay)