Tag: Dian Siswarini

  • Merger XL Axiata-Smartfren: Manajemen Janji Karyawan Terima Kompensasi Adil Jika Ada PHK – Page 3

    Merger XL Axiata-Smartfren: Manajemen Janji Karyawan Terima Kompensasi Adil Jika Ada PHK – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – XL Axiata, Smartfren Telecom, dan Smart Telcom telah mengumumkan penggabungan kedua perusahaan menjadi satu entitas.

    Merger XL Axiata-Smartfren senilai lebih dari Rp 104 triliun ini nantinya akan melahirkan perusahaan telekomunikasi baru yang bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera.

    Sebelumnya, sejumlah karyawan XL Axiata melalui Serikat Pekerja XL mengungkapkan keresahan tentang ketidakjelasan nasib karyawan, terutama mengenai potensi penurunan benefit dan ancaman PHK.

    Menanggapi hal ini, Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood, mengungkapkan sejauh ini perusahaan masih mengajak karyawan untuk bergabung setelah terjadinya merger karena ada pekerjaan yang masih membutuhkan banyak orang.

    Vivek mengatakan, jika nanti setelah beberapa waktu berjalan dan ada pekerjaan-pekerjaan ganda, saat itu mungkin perusahaan akan memutuskan perubahan struktur.

    Dalam hal ini mungkin terjadi rasionalisasi atau pemutusan hubungan kerja dengan sejumlah karyawan.

    “Namun, karena kita memiliki ekosistem lebih besar, pekerjaan yang akan datang, saya pikir kita akan menemukan posisi untuk diisi (oleh karyawan). Jika tidak, kita harus membuat struktur namun itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” katanya.

    Sementara itu, Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, kedua belah pihak pemegang saham telah berbicara dan berdikusi agar kondisi merger ini tetap nyaman bagi karyawan.

  • XL-Smartfren Merger jadi XLSmart, Apa Dampaknya Buat Pelanggan?

    XL-Smartfren Merger jadi XLSmart, Apa Dampaknya Buat Pelanggan?

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) dan PT Smart Telcom (SmartTel) resmi merger dan menghasilkan entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). Bagaimana nasib pelanggan usai merger ini?

    Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pihaknya akan mengupayakan proses penggabungan ini tidak mengganggu kualitas layanan yang diterima pengguna. Bahkan, ia menyebut kualitas layanan bakal meningkat pasca merger selesai dilakukan.

    “Kami akan usahakan dalam proses merger ini tidak akan terjadi gangguan terhadap pelanggan. Dan juga kami ingin pastikan bahwa nantinya setelah merger terjadi, service quality atau experience dari pelanggan itu akan meningkat,” ujar Dian dalam konferensi pers di Gedung Cyber 2, Jakarta, Rabu (11/12).

    Peningkatan kualitas layanan yang diterima pelanggan akan terjadi, karena XLSmart bakal memiliki site yang lebih banyak, coverage yang lebih luas, serta kapasitas yang besar berkat spektrum yang digunakan jauh lebih tinggi.

    “Kalau kita punya kapasitas lebih banyak, kemudian spektrum yang tersedia juga lebih banyak itu akan meningkatkan tentunya kecepatan internet ya dan juga kita bisa mengakselerasi nanti 5G roll out,” tambahnya.

    Secara komersial, pelanggan XL, Smartfren, dan SmartTel akan diberi paket yang lebih inovatif dengan pilihan yang lebih luas. Sementara untuk bisnis B2B, portofolio yang lebih kaya disebut akan bisa melayani market dengan lebih baik, mulai dari small medium enterprise (SME) hingga large enterprise.

    Pasca-merger, ketiga produk masih akan tetap beroperasi dengan pasarnya masing-masing. Dian menyebut entitas baru tidak akan memaksa pengguna untuk beralih ke produk baru.

    Group CEO & Managing Director Axiata, Vivek Sood mengatakan model mergernya dilakukan mulai dari integasi jaringan, sehingga tidak mengganggu masing-masing pelanggan dari tiga perusahaan tersebut.

    “Jadi kita tidak mengganggu status quo terhadap proposisi pelanggan untuk 3 merek tersebu,” katanya.

    “Pada waktunya, kami akan membuat keputusan berdasarkan rekomendasi pemerintahan, di mana BOD dan perusahaan sangat merekomendasikan bahwa sekarang saatnya untuk kita konsolidasi brand atau mencari proposisi yang berbeda bagi setiap brand, agar semua itu diambil,” imbuhnya.

    Menurut Vivek, saat ini setiap merek tersebut memiliki posisinya sendiri di pasar telekomunikasi Tanah Air, sehingga XLSmart akan tetap menjalankan ketiganya.

    XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel resmi merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari US$6,5 miliar atau sekitar Rp104 triliun.

    Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.

    Kemudian pada saat selesainya transaksi, pemerataan kepemilikan saham akan menghasilkan Axiata menerima hingga senilai US$475 juta.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Begini Nasib Pelanggan Usai XL dan Smartfren Merger

    Begini Nasib Pelanggan Usai XL dan Smartfren Merger

    Jakarta, CNBC Indonesia – XL Axiata dan Smartfren resmi merger. Pihak Axiata buka suara soal nasib pelanggan berikutnya.

    Brand pada masing-masing perusahaan akan tetap ada. Dipastikan tidak ada peralihan pelanggan dari kedua perusahaan.

    Namun lebih lanjut, keputusan soal produk akan dilihat lagi. XL Smart, hasil merger XL dan Smartfren, akan memutuskan langkah berikutnya setelah adanya rekomendasi dari manajemen baru.

    “Kami akan mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi manajemen. Mereka akan merekomendasikan sekarang ada waktu bagi kami untuk mengkonsolidasikan merek atau menemukan proposisi berbeda pada masing-masing merek,” jelas Group CEO & Managing Director Axiata, Vivek Sood, dalam Press Conference Update Merger XL Smartfren, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

    Selama ini brand di bawah XL dan Smartfren memiliki segmen yang berbeda. Vivek mengatakan hal itu tetap akan berlanjut.

    “Namun fokusnya di sekitar sinergi dari integrasi jaringan,” ucapnya.

    Hal serupa juga diungkapkan Dian Siswarini selaku Presiden Direktur &CEO XL Axiata. Ke depannya semua brand itu akan tetap berjalan sambil menunggu kondisi yang ada.

    “Bisa melihat dari kondisi perusahaan dan juga kondisi market,” kata Dian.

    Dian menjelaskan pihaknya mengusahakan untuk proses merger tidak berdampak pada pelanggan. Termasuk berupaya agar tidak ada gangguan dan memastikan kualitas layanan dari pelanggan meningkat.

    Sebab site hasil merger akan lebih besar. Cakupan dan kapasitasnya juga jauh lebih tinggi.

    “Kalau kita punya kapasitas lebih banyak kemudian spektrum yang tersedia juga lebih banyak. Itu akan meningkatkan tentunya kecepatan internet dan kita bisa mengakselerasi 5G,” tuturnya.

    (fab/fab)

  • Bos Axiata Ungkap Nasib Pekerja XL Axiata

    Bos Axiata Ungkap Nasib Pekerja XL Axiata

    Bisnis.com, JAKARTA – Group CEO & Managing Director Axiata Vivek Sood angkat bicara mengenai nasib pekerja XL Axiata dan Smartfren usai kedua perusahaan melebur.

    Dia mengatakan pascamerger, pihaknya meminta semua orang bergabung dalam satu kesatuan.

    “Kita akan mengajak semua orang untuk bergabung. Tidak akan ada restrukturisasi, tidak akan ada apa-apa,” kata Vivek dalam sesi konferensi pers, Rabu (11/12/2024).

    Lebih lanjut, Vivek menuturkan bahwa pihaknya memang berencana melakukan pembentukan struktur baru untuk beberapa posisi setelah adanya merger hari ini.

    Namun, Vivek menegaskan sampai dengan saat ini rencana restrukturisasi belum dirinya pikirkan dan akan melihat perkembangan nantinya.

    “Jika kami harus melakukan restrukturisasi, kami akan melakukannya dengan karyawan yang ada, itulah yang akan kami lakukan. Namun saya tidak berpikir itu,” ujarnya.

    Di tempat yang sama, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan pihaknya sudah melakukan town hall bersama karyawan.

    Terkait dengan rencana PHK, Dian menyampaikan bahwa sesuai dengan perkataan Vivek, sampai saat ini perusahaan tidak ada rencana PHK dan membuka pintu bagi seluruh karyawan.

    “Jadi, tidak akan ada rasionalisasi sebelum legal day 1 (sah merger). Jadi, tidak ada rasionalisasi,” ucap Dian.

    Namun, dalam berjalannya waktu jika terdapat rasionalisasi, Dian memastikan kompensasi yang didapat oleh karyawan akan terdampak akan diberikan secara adil.

    “Payment dan kompensasinya itu sudah diperhitungkan sehingga akan fair, bahkan mungkin lebih dari fair ya, untuk para karyawan yang menanya terkena rasionalisasi,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya,  PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”). 

    Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan merger ini menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia. 

    XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

    “Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Vivek dikutip Rabu (11/12/2024). 

  • Merger dengan Smartfren, XL Axiata Ungkap Nasib Layanan 58,6 Juta Pelanggan

    Merger dengan Smartfren, XL Axiata Ungkap Nasib Layanan 58,6 Juta Pelanggan

    Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) memastikan layanan yang diberikan kepada 58,6 juta pelanggan perusahaan tetap terjaga selama proses merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).

    Adapun, pada hari ini PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. 

    Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”). 

    Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini memastikan dalam proses merger ini pihaknya mengusahakan tidak akan terjadi gangguan terhadap pelanggan XL.

    “Kamu ingin pastikan bahwa nantinya setelah merger terjadi, service quality atau experience dari pelanggan itu akan meningkat,” kata Dian saat konferensi pers, Rabu (11/12/2024).

    Dian menuturkan, naiknya kualitas dari layanan bagi pelanggan dikarenakan cakupan yang lebih luas dan kapasitas spektrum yang bertambah banyak pascamerger.

    Sehingga, dengan banyaknya kapasitas spektrum dan cakupan yang lebih luas bakal meningkatkan kecepatan internet dan bisa mengakselerasi jaringan 5G.

    Selain itu, dari segi komersial, Dian menyampaikan dengan infrastruktur yang jauh lebih kuat para pelanggan akan mendapatkan paket-paket yang lebih inovatif dan pilihan yang lebih banyak dari biasanya.

    “Karena sekarang kita punya brand yang lebih banyak, jadi untuk melayani segmen-segmen di masyarakat itu nanti bisa lebih fokus,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya,  PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”). 

    Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan merger ini menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia. 

    XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

    “Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Vivek dikutip Rabu (11/12/2024). 

  • Komdigi Menyoal Merger XL Axiata dan Smartfren yang Bikin Heboh

    Komdigi Menyoal Merger XL Axiata dan Smartfren yang Bikin Heboh

    Yogyakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) buka suara terkait proses merger operator seluler Smartfren dan XL Axiata yang dalam waktu dekat ini diumumkan ke publik. Namun belakangan penggabungan kedua perusahaan itu menimbulkan kehebohan di industri telekomunikasi dengan mundurnya Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini dan cuti massal pegawainya.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pada dasarnya pemerintah mendukung adanya konsolidasi yang terjadi di industri telekomunikasi, seperti yang sedang dilakukan antara Smartfren dan XL Axiata.

    “Ya (mendukung) kalau itu sesuai mekanisme pasar ataupun kebutuhan pasar. Supaya lebih sehat persaingan bisnisnya,” ujar Nezar kepada awak media di Yogyakarta, Selasa malam (10/12/2024).

    “Kita tahu kan, industri telco ini makin saturated, makin jenuh ruang pertumbuhannya juga makin kecil. Jadi, saya kira tindakan merger itu satu keniscayaan,” sambungnya.

    Wamenkomdigi mengaku saat ini Komdigi belum menerima permintaan ‘restu’ merger operator seluler Smartfren dan XL Axiata tersebut.

    “Belum ada sih, kan kita menunggu proses secara bisnisnya mereka selesaikan itu iya karena kalau di Komdigi itu lebih kepada pengaturan. Misalnya, entitas perusahaannya sebagai perusahaan telco, terutama terkait dengan Undang-Undang Telekomunikasi dan lain-lain,” tuturnya.

    Adapun terkait konflik internal yang terjadi di XL Axiata, mulai dari mundurnya pemimpin perusahaan sampai Serikat Pekerja XL (SPXL) melakukan cuti massal karena menilai tidak ada transparansi oleh induk perusahaan terkait penggabungan dengan Smartfren, Nezar mengatakan pemerintah tidak bisa mengintervensi karena itu ranah perusahaan.

    “Kalau itu kan persoalan lingkungan perusahaan ya, jadi bukan di Komdigi,” ungkap dia.

    Diberitakan sebelumnya, Seperti diketahui, para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana penggabungan kedua anak perusahaannya.

    Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5). Proses penjajakan tersebut digadang-gadang akan menemukan hasilnya di akhir tahun 2024. Jika merger XL Axiata dan Smartfren terwujud, maka jumlah operator seluler di Indonesia tinggal menyisakan tiga perusahaan.

    Kabar terakhir dari proses ini adalah Rabu, 24 Oktober 2024 yang lalu. Saat itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini di Sleman, DI Yogyakarta mengatakan proses due diligence untuk rencana merger XL Axiata-Smartfren akan berakhir. Proses merger diharapkan bisa rampung di akhir 2024 asalkan Komdigi dan OJK merespons cepat. Kedua pihak ingin merger bisa segera terlaksana. Bola nanti selanjutnya di tangan pemerintah.

    “Bahwa memang target penyelesaiannya akhir tahun ini ya. Tapi kembali lagi bahwa closing dari merger ini sangat ditentukan oleh approval dari 2 institusi yang paling mempengaruhi dari Kementerian Komdigi dan dari OJK,” kata Dian. Namun sebelum merger XL Axiata dan Smartfren terjadi, Dian Siswarini mundur.

    Bahkan, Serikat Pekerja XL melakukan cuti massal secara nasional pada Jumat (6/12/2024) sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap induk perusahaan, Axiata, agar proses merger tersebut berjalan transparansi. Begitu juga nasib para pegawai XL Axiata ke depannya jika penggabungan terjadi.

    (agt/agt)

  • Bos Smartfren Buka Suara Soal CEO XL Axiata Mundur Saat Proses Merger

    Bos Smartfren Buka Suara Soal CEO XL Axiata Mundur Saat Proses Merger

    Jakarta

    President Director Smartfren Merza Fachys merespons terkait mundurnya Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini. Padahal, kedua operator seluler ini tengah dalam proses merger.

    Merza meyakini bahwa keputusan Dian melepas jabatan itu sudah melalui pertimbangan yang matang. Sebagai informasi, Dian ditunjuk sebagai Presiden Direktur & CEO XL Axiata sejak 2015 menggantikan Hasnul Suhaimi.

    Mundurnya Dian secara mendadak menimbulkan efek domino terhadap pegawai XL Axiata yang melakukan cuti massal pada Jumat (6/12). Aksi mereka menuntut transparansi terhadap induk perusahaan Axiata akan proses merger antara XL Axiata dan Smartfren.

    Terkait kondisi internal yang terjadi di XL Axiata, Merza optimistis tidak akan mempengaruhi proses merger antar kedua operator seluler.

    “Terkait dengan mundurnya Ibu Dian Siswarini dari posisi CEO XL Axiata, kami yakin keputusan tersebut sudah dipertimbangkan dengan matang dan tidak akan mempengaruhi proses merger Smartfren dengan XL,” ujar Merza kepada detikINET, Senin (9/12/2024).

    Seperti diketahui, para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana penggabungan kedua anak perusahaannya.

    Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5). Proses penjajakan tersebut digadang-gadang akan menemukan hasilnya di akhir tahun 2024. Jika merger XL Axiata dan Smartfren terwujud, maka jumlah operator seluler di Indonesia tinggal menyisakan tiga perusahaan.

    Kabar terakhir dari proses ini adalah Rabu, 24 Oktober 2024 yang lalu. Saat itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini di Sleman, DI Yogyakarta mengatakan proses due diligence untuk rencana merger XL Axiata-Smartfren akan berakhir. Proses merger diharapkan bisa rampung di akhir 2024 asalkan Komdigi dan OJK merespons cepat. Kedua pihak ingin merger bisa segera terlaksana. Bola nanti selanjutnya di tangan pemerintah.

    “Bahwa memang target penyelesaiannya akhir tahun ini ya. Tapi kembali lagi bahwa closing dari merger ini sangat ditentukan oleh approval dari 2 institusi yang paling mempengaruhi dari Kementerian Komdigi dan dari OJK,” kata Dian. Namun sebelum merger XL Axiata dan Smartfren terjadi, Dian Siswarini mundur.

    Berdasarkan dikutip dari keterbukaan informasi, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Dian Siswarini selaku Presiden Direktur XL Axiata sejak 3 Desember 2024. Nanti pengunduran tersebut akan berlaku efektif sejak diperoleh berdasarkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat.

    “Adapun alasan pengunduran diri beliau adalah karena alasan pribadi,” ucap Corporate Secretary XL Axiata Rany Astary Rachman.

    Selanjutnya, permohonan pengunduran diri Dian Siswarini akan diputuskan dalam RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (agt/fay)

  • Merger XL Axiata-Smartfren ‘Memanas’, Dirut Mundur dan Pegawai Cuti Massal

    Merger XL Axiata-Smartfren ‘Memanas’, Dirut Mundur dan Pegawai Cuti Massal

    Jakarta

    Menjelang pengumuman hasil proses merger XL Axiata dan Smartfren dalam waktu dekat ini, suasana makin ‘memanas’. Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mendadak mundur dan serikat pekerja XL Axiata lakukan cuti massal.

    Rencana penggabungan dua operator seluler itu akan dilakukan akhir 2024. Namun di saat bersamaan, terjadi kegaduhan di internal perusahaan XL Axiata. Proses merger XL Axiata dan Smartfren ini dinilai tidak transparan sehingga berdampak munculnya berbagai persoalan.

    Proses Merger XL Axiata dan Smartfren

    para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana penggabungan kedua anak perusahaannya.

    Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5). Proses penjajakan tersebut digadang-gadang akan menemukan hasilnya di akhir tahun 2024. Jika merger XL Axiata dan Smartfren terwujud, maka jumlah operator seluler di Indonesia tinggal menyisakan tiga perusahaan.

    Kabar terakhir dari proses ini adalah Rabu, 24 Oktober 2024 yang lalu. Saat itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini di Sleman, DI Yogyakarta mengatakan proses due diligence untuk rencana merger XL Axiata-Smartfren akan berakhir. Proses merger diharapkan bisa rampung di akhir 2024 asalkan Komdigi dan OJK merespons cepat. Kedua pihak ingin merger bisa segera terlaksana. Bola nanti selanjutnya di tangan pemerintah.

    “Bahwa memang target penyelesaiannya akhir tahun ini ya. Tapi kembali lagi bahwa closing dari merger ini sangat ditentukan oleh approval dari 2 institusi yang paling mempengaruhi dari Kementerian Komdigi dan dari OJK,” kata Dian.

    CEO XL Axiata Mundur

    Gejolak internal operator seluler ini dimulai dengan mundurnya Dian Siswarini sebagai Presiden Direktur & CEO XL Axiata yang sudah dijalaninya dari 2015. Kabar ini tentunya sangat mengejukan di tengah proses merger yang sedang dilakukan.

    Perempuan berhijab ini telah mengajukan permohonan pengunduran diri sejak 3 Desember 2024. Nantinya, pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif sejak diperoleh berdasarkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat.

    “Adapun alasan pengunduran diri beliau adalah karena alasan pribadi,” ucap Corporate Secretary XL Axiata Rany Astary Rachman.

    Namun rupanya berdasarkan informasi dari narasumber yang diterima detikINET, Dian tidak masuk kalkukasi dan line up sebagai calon ceo mergeco dan bahkan disinyalir dia tidak banyak dilibatkan dalam keputusan keputusan terkait rencana merger.

    Sementara itu, selama menjabat, Dian diketahui bikin gebrakan dengan menghadirkan fixed mobil covergence (FMC), pemberdayaan perempuan melalui Sisternet, dan XL Axiata tetap berkontribusi di tengah ekonomi yang menantang.

    Terkait isu tersebut, management XL Axiata untuk saat ini informasi masih mengacu pada keterbukaan informasi ketika Dian menyatakan mundur dari jabatan Presiden Direktur & CEO XL Axiata.

    “Mengenai pengunduran Ibu Dian, seperti yang kami sampaikan sebelumnya melalui informasi keterbukaan publik bahwa keputusan tersebut karena alasan pribadi,” kata Reza Mirza – Group Head Corporate Communications XL Axiata.

    Pegawai Cuti Massal

    Prahara yang terjadi di jajaran direksi seperti efek domino terhadap para karyawan. Direksi XL Axiata yang semestinya mengetahui proses penggabungan perusahaan, justru mengaku tidak mendapatkan informasi yang semestinya diketahui mereka. Hal ini yang menimbulkan ketidakjelasan nasib pegawai ke depannya jika merger diamini oleh para pemegang saham.

    Alhasil, Serikat Pekerja XL Axiata (SPXL) melakukan aksi cuti massal pada Jumat (6/12/2024). Langkah ini sebagai protes sekaligus tuntutan mereka agar proses merger XL Axiata dan Smartfren berjalan secara transparan.

    “Cuti massal ini menuntut transparansi merger yang jadi pangkal utama masalahnya tidak adanya kejelasan, keterbukaan informasi dari holding, yakni Axiata Malaysia,” ucapnya.

    Jika tuntutan SPXL ini tidak dikehendaki induk perusahaan, Axiata, maka mereka akan melakukan aksi yang lebih besar lagi di kemudian hari.

    “Terkait dengan aksi SPXL, pada prinsipnya manajemen menghormati aspirasi karyawan. Dan, karena aksi mereka ditujukan ke Axiata, maka terkait subtansi, kami tidak berkompeten untuk menanggapinya. Silahkan ditanyakan ke Axiata,” ungkap Reza.

    (agt/agt)

  • Misteri Mundurnya CEO XL Axiata Dian Siswarini Terkuak

    Misteri Mundurnya CEO XL Axiata Dian Siswarini Terkuak

    Jakarta

    Beberapa hari lalu Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengejutkan industri telekomunikasi dengan mengundurkan diri jabatannya dengan alasan pribadi. Kini misteri mundurnya Dian terungkap.

    Dian menjadi orang nomor satu di operator seluler yang identik warna biru ini sejak 2015. Selama itu pula, Dian bikin gebrakan, seperti pelopor operator seluler yang menghadirkan fixed mobil covergence (FMC), pemberdayaan perempuan melalui Sisternet, dan XL Axiata tetap berkontribusi di tengah ekonomi yang menantang saat ini.

    Kini, para pemegang saham XL Axiata dan Smartfren tengah melakukan penjajakan untuk menggabungkan kedua perusahaan yang ditargetkan diumumkan pada akhir 2024. Namun belum pengumuman tersebut disampaikan, publik dikejutkan dengan mundurnya Dian Siswarini

    Tentunya, mundurnya Bos XL Axiata itu secara mendadak dengan alasan pribadi di tengah proses rencana merger yang masih berjalan masih menyisakan misteri.

    Dari sumber informasi yang didapatkan detikINET bahwa alasan Dian Siswarini mundur karena tidak masuk kalkukasi dan line up sebagai calon ceo mergeco dan bahkan disinyalir dia tidak banyak dilibatkan dalam keputusan keputusan terkait rencana merger.

    “Padahal dilihat dari kompetensi, kepemimpinan, pencapaian dan pengalamannya yang panjang dan sudah terbukti berhasil membawa XL tetap kompetitif di industri telco, mustinya sosoknya tidak perlu diragukan lagi untuk turut dilibatkan dalam menjalani dan mengawal proses merger sebagai bagian dari konsolidasi untuk mendukung terwujudnya industri telco yang lebih sehat,” tutur narasumber tersebut kepada detikINET, Jumat (6/12/2024).

    Dengan tidak masuknya Dian Siswarini dalam rencana perusahaan di masa mendatang memunculkan pertanyaan akan seperti apa sosok calon CEO mergeco nanti, seberapa kompeten dan pengalaman di dunia Telco sehingga CEO XL Axiata saat ini tidak di consider?.

    “Selain itu harus juga bisa membawa merger lebih bisa bersaing di industri telco indonesia,” tanya narasumber yang dimaksud.

    “Termasuk tentunya apakah sosok CEO nanti masih seorang profesional lokal atau bahkan sosok yang harus diimpor dari luar. Kalau dari luar, kenapa? Talenta lokal kurang?,” ungkapnya.

    Adapun, induk perusahaan Axiata belum berkomentar terkait mundurnya Dian Siswarini. Permohonan pengunduran diri Dian Siswarini akan diputuskan dalam RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Diberitakan sebelumnya, para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana penggabungan kedua anak perusahaannya yang dimulai pada pertengahan Mei 2024.

    Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5). Proses penjajakan tersebut digadang-gadang akan menemukan hasilnya di akhir tahun 2024.

    (agt/agt)

  • Tuntut Transparansi Merger EXCL-FREN, Pekerja XL Axiata Cuti Massal

    Tuntut Transparansi Merger EXCL-FREN, Pekerja XL Axiata Cuti Massal

    Bisnis.com, JAKARTA – Serikat pekerja XL Axiata mogok kerja dengan melakukan cuti massal. Mereka menuntut transparansi dalam proses merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN). 

    Ketua Umum Serikat Pekerja XL Mustakim mengatakan aksi cuti massal digelar selama 1 hari pada Jumat (6/12/2024). Aksi ini berisiko sedikit mengganggu layanan yang diberikan XL Axiata kepada lebih dari 58 juta pelanggan perusahaan. Namun, lanjutnya, untuk layanan kritis diharapkan tidak mengalami gangguan.

    Total karyawan yang melakukan cuti massal di kantor pusat dan regional, ujar Mustakim, mencapai hampir 1.000 orang dari total sekitar 1.600 pegawai XL Axiata.

    “Proses yang berkurang dan proyek yang tersendat mungkin bakal terdampak. Sementara kami mengambil aksi cuti massal. Tetapi jika situasinya berbeda, kami akan lebih lagi, entah mogok nasional, jangka waktunya,” kata Mustakim kepada Bisnis, Jumat (6/12/2024). 

    Mustakim mengatakan aksi cuti massal ini merupakan bentuk kekecewaan kepada Axiata Malaysia yang tidak melibatkan karyawan dan kurang transparan dalam menjalankan proses merger dengan Smartfren.

    Mustakim membandingkan saat XL Axiata dan Axis Indonesia merger pada 2014. Saat itu proses merger sangat terbuka dan serikat pekerja dilibatkan. 

    Saat itu manajemen XL dan Axis mengumpulkan para pegawai dan menjabarkan mengenai proses, tahapan, dan hak-hak karyawan bagi yang ingin bergabung maupun yang menolak. Karyawan juga ditawarkan perhitungan paket jika bersedia atau menolak bergabung dengan perusahaan baru. 

    Dalam kasus merger XL Axiata – Smartfren, kata Mustakim, karyawan sama sekali tidak dilibatkan bahkan sekelas jajaran direksi pun, kata Mustakim, tidak mengetahui proses merger. 

    “Informasi tertutup. Belakangan kami tahu tidak ada informasi yang jelas juga ke board of directors (BoD). Kami tidak tahu juga di sana ada dinamika apa,” kata Mustakim. 

    Penampakan ruangan customer service XL Axiata/istimewaPerbesar

    Performa 

    Mustakim juga khawatir merger kedua perusahaan tidak memberikan hak yang optimal kepada karyawan terdampak, mengingat kinerja kedua perusahaan berbeda. 

    Pada kuartal III/2024, XL Axiata mencatatkan laba sebesar Rp1,32 triliun atau naik 31,7% secara tahunan. Sementara itu, Smartfren membukukan rugi Rp1 triliun, membengkak 68% year on year/Yoy. Penggabungan keduanya akan melahirkan sebuah perusahaan yang secara perhitungan kurang baik. 

    “Analoginya kami untung 1.000, sebelah rugi 5.000, kami tidak ingin ketika digabung menjadi perusahaan yang rugi 4.000. Kami kan tidak mau seperti itu. Kalau rugi, ketika ada rasionalisasi hitungannya pensiunnya kan juga berbeda. Jadi merosot banget, kami sangat khawatir,” kata Mustakim.

    Mustakim mengatakan untuk menghilangkan rasa khawatir tersebut, SPXL menuntut transparansi. Para pemangku kepentingan perlu melibatkan serikat pekerja dalam pembahasan merger tersebut. 

    Pengunduran Diri Dian Siswarini

    Mustakim juga bertanya-tanya mengenai pengunduran diri Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini di tengah maraknya isu merger. Dian selama ini memiliki pencapaian yang cukup gemilang dengan menghadirkan kinerja cukup solid bagi perusahaan serta inovasi fixed mobile convergence (FMC) di industri telekomunikasi. 

    Dia menuturkan meski dalam keterangan resminya Dian telah menyampaikan pengunduran dirinya karena ingin fokus pada hal baru, SPXL masih mempertanyakan penyebab mundurnya Dian. 

    “Saya tidak pasti atau tidak tetapi kenapa waktunya pas dengan merger, kami juga bertanya-tanya,” kata Mustakim. 

    Diketahui, pada 3 Desember 2024, Dia memutuskan untuk mundur dari XL Axiata setelah lebih dari 25 tahun berkiprah di perusahaan telekomunikasi tersebut. Pengunduran diri Dian berlaku efektif 3 bulan setelah RUPS digelar. 

    Pengunduran Dian juga menimbulkan pertanyaan mengenai pucuk pimpinan di perusahaan hasil merger nanti, termasuk transparansi pemilihan di dalamnya.  

    Mustakim berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) hingga Kemenaker dapat terlibat dalam proses merger ini. Pemerintah juga harus mengawal nasib para karyawan XL Axiata. 

    “Jangan hanya fokus pada bisnisnya, tetapi juga pelaku utama di balik itu harus diperhatikan. Hak-haknya harus dilindungi,” kata Mustakim. 

    Sebelumnya, Chairman Sinar Mas Group Franky Oesman Widjaja mengatakan Sinar Mas masih terus melakukan pembicaraan dengan EXCL mengenai aksi korporasi tersebut. “MergeCo itu yang kita sedang bicarakan dengan XL,” jelasnya.

    Sementara itu, pada Juni 2024, Group Chief Financial Officer Axiata Nik Rizal Kamil mengatakan proses merger diharapkan dapat rampung tahun ini atau lebih cepat. 

    Dari sisi spektrum, kata NIK, emiten bersandi saham EXCL itu mengaku sangat sulit bersaing secara mandiri dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

    Pasalnya, tambah Nik, Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison memiliki spektrum lebih dari 150 MHz. Sedangkan XL Axiata hanya memiliki sekitar 90 MHz. Serta, Smartfren memiliki spektrum sekitar 60 MHz.

    “Jika Anda memiliki spektrum yang lebih sedikit, Anda harus memasang lebih banyak menara dan infrastruktur untuk mencapai tingkat cakupan yang sama,” jelas Nik.