Tag: DI Panjaitan

  • Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian dari Polres Metro Jakarta Timur telah memberikan imbauan dan melakukan pembubaran paksa terhadap dua aksi tawuran yang berlangsung selama dua hari berturut-turut di Cipinang Muara dan Cipinang Besar Utara, pada Senin (27/1) dan Selasa (28/1) dini hari.

    “Kami dari pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit serta Polsek Jatinegara telah hadir di tempat kejadian perkara (TKP) dan sudah memberikan imbauan agar para pelaku tawuran membubarkan diri,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Namun, imbauan tersebut tidak didengar oleh pelaku tawuran, sehingga Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Timur melakukan pembubaran.

    “Namun, para pelaku tawuran tidak mau membubarkan diri, selanjutnya tim TP3 melakukan langkah pembubaran paksa terhadap para pelaku tawuran,” ujar Nicolas.

    Dia menyebut, pelaku tawuran bukan hanya remaja saja, tetapi orang tua juga terlibat dalam aksi saling serang tersebut.

    “Perlu kami sampaikan, pelaku tawuran bukan saja anak-anak remaja dan pemuda, melainkan orang tua juga terlibat dalam tawuran tersebut,” katanya.

    Sebelumnya, tawuran antar warga kembali terjadi di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (28/1) dini hari.

    Dari video viral yang beredar kedua kelompok melakukan aksi saling serang menggunakan senjata tajam dan kembang api di Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Aksi tawuran berhenti usai tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur membubarkan kelompok yang melakukan tawuran dengan menembakkan gas air mata.

    Sebelumnya, aksi tawuran juga terjadi di wilayah Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Senin (27/1) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Berdasarkan video yang beredar di media sosial, kedua kelompok warga itu terlihat saling serang menggunakan batu, kembang api dan senjata tajam.

    Peristiwa tawuran ini terjadi di dalam sebuah gang yang berada di tengah permukiman warga. Belum diketahui pasti apa pemicu tawuran ini dan jumlah korban akibat aksi perkelahian ini.

    Tawuran tersebut baru berakhir setelah tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur mendatangi lokasi dan membubarkan mereka.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pernah Jadi Korban, Usmanto Kini Rutin Bersihkan Ranjau Paku di Jalan Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Januari 2025

    Pernah Jadi Korban, Usmanto Kini Rutin Bersihkan Ranjau Paku di Jalan Jakarta Megapolitan 10 Januari 2025

    Pernah Jadi Korban, Usmanto Kini Rutin Bersihkan Ranjau Paku di Jalan Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Usmanto (36), warga Cijantung, Jakarta Timur tergerak menjadi
    relawan ranjau paku
    karena kerap menjadi korban pecah ban kendaraan akibat melindas paku di jalan. 
    Dengan menjadi relawan ranjau paku, Usmanto tidak ingin pengendara lain, terutama ojek
    online, 
    mengalami hal yang sama dengannya.
    “Awalnya saya ngojek, sering kena ranjau. Kesal kalau enggak pegang duit terkena ranjau, repot harus dorong-dorong motor,” kata Usmanto di Jalan DI Panjaitan Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025). 
    Berangkat dari hal itu, Usmanto berinisiatif membuat suatu alat untuk menyisir paku-paku yang tersebar di jalan. 
    Setiap hari, sembari menjalankan pekerjaannya sebagai pengemudi ojek 
    online, 
    Usmanto menyisir sejumlah titik jalan Jakarta menggunakan alat pendeteksi paku yang ia ciptakan.
    Kegiatan sebagai relawan ranjau paku itu sudah ditekuni Usmanto selama lima tahun terakhir.
    “Pas saya ke rumah terus ada alat magnet bekas
    sound
    itu, saya copot magnetnya, saya pakai (membersihkan ranjau) sudah hampir lima tahun ini. Saya ngojek nemuin ranjau di jalan raya,” kata Usmanto.
    Usmanto menjelaskan, dia membersihkan ranjau pada jam-jam yang ramai lalu lalang kendaraan. 
    “Penyisiran di jam-jam rawan, pagi sekitar pukul 07.00 hingga 08.00 WIB, terus sore jam pulang kantor, pukul 16.00-17.00, terus malamnya lagi tuh jam 22.00 dari Slipi, Semanggi,
    flyover
    Kuningan, hingga Jalan DI Panjaitan,” ungkapnya.
    Menurut Usmanto, ia mendapat banyak dukungan dari pengikutnya di Instagram. Salah satu pengikut memberi Usmanto alat pendeteksi paku dari magnet yang hingga kini digunakan untuk menyisir ranjau paku. 
    “Tadinya kan pakai bekas
    sound
    itu manual, itu ada yang bilang di Instagram ‘Kelamaan pakai itu’. Terus ada yang donatur memberi alat-alat magnet yang menggunakan dorongan,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Anggota Dishub Jaktim Pinjam Magnet Relawan Ranjau Paku Hanya untuk Berfoto, Ini Faktanya – Halaman all

    Viral Anggota Dishub Jaktim Pinjam Magnet Relawan Ranjau Paku Hanya untuk Berfoto, Ini Faktanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Beredar video yang menarasikan anggota Dinas Perhubungan Jakarta Timur meminjam magnet kepada relawan ranjau paku hanya untuk berfoto.

    Bagaimana kejadian yang sesungguhnya?

    Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur membantah ada anggotanya yang hanya meminjam magnet milik relawan ranjau paku untuk berfoto di sekitar Jalan D.I Panjaitan, Jakarta Timur. 

    Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Perhubungan Jatinegara, Sudinhub Jakarta Timur Agustang mengakui, ada anggotanya yang sempat berfoto dengan alat pembersih ranjau paku milik relawan itu.

    Namun, tujuannya untuk memastikan apakah masih adakah ranjau paku di Jalan D.I Panjaitan.

    “Iya berdasarkan surat perintah (anggota) bertugas di lampu merah Halim, tetapi di seberang lampu merah ada relawan melakukan operasi ranjau paku, kemudian anggota menyeberang, dimaksudkan ingin membuktikan kebenarannya, di sekitar Jalan D. I Panjaitan ada potong payung, paku-paku,” kata Agustang saat ditemui di lampu merah Kalimalang, Jumat (10/1/2025).

    Dishub sendiri diklaim rutin melakukan operasi ranjau paku di sejumlah titik, termasuk di Jalan D.I Panjaitan.

    “Karena selama ini kita melakukan rutin dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIB, Kita menggunakan magnet yang sudah dirancang lalu ditarik oleh mobil,” ungkap Agustang.

    Saat melakukan operasi ranjau paku, Dishub juga melibatkan dinas lainnya, seperti Satpol PP.

    “Kita rutin melakukan, kita kerjasama juga dengan Satpol PP yang punya tupoksi juga, selama ini berdampingan untuk penertiban,” katanya.

    Relawan minta maaf

    Usmanto (36), relawan ranjau paku meminta maaf kepada Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Timur usai menyebut petugas Dishub meminjam magnet pendeteksi paku miliknya hanya untuk berfoto.

     “Saya minta maaf ya buat temen-temen Dishub soal video kemarin yang viral di lampu merah Kalimalang,” kata Usmanto di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025).

    Permintaan maaf itu disampaikan Usmanto di hadapan Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Perhubungan Jatinegara Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Agustang. Kepada Usmanto, Agustang membantah anggotanya meminjam magnet pendeteksi paku hanya untuk berfoto di sekitar Jalan DI Panjaitan.

    Meski begitu, Agustang mengakui ada anggotanya yang sempat berfoto dengan alat pendeteksi paku tersebut. Foto itu merupakan dokumentasi yang akan diserahkan ke atasan untuk menunjukkan apakah masih ada ranjau paku di Jalan DI Panjaitan atau tidak. 

    Sebelumnya, beredar video yang menarasikan anggota Dinas Perhubungan Jakarta Timur, meminjam magnet kepada relawan ranjau paku hanya untuk berfoto.

    “Masyarakat butuh kerja nyata bukan sekedar foto-foto doang ini bahaya masalah sebaran ranjau paku dan ranjau rangka payung di Jalan Raya D.I Panjaitan hingga ke lampu merah Kalimalang arah ke Cawang Jakarta Timur,” tulis keterangan di akun Instagram @Relawanranjaupaku. (Kompas.com/Tribun)

     

  • Relawan Ranjau Paku Minta Maaf Usai Sebut Dishub Pinjam Alat Hanya untuk Foto 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Januari 2025

    Relawan Ranjau Paku Minta Maaf Usai Sebut Dishub Pinjam Alat Hanya untuk Foto Megapolitan 10 Januari 2025

    Relawan Ranjau Paku Minta Maaf Usai Sebut Dishub Pinjam Alat Hanya untuk Foto
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Usmanto (36),
    relawan ranjau paku
    meminta maaf kepada Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Timur usai menyebut petugas Dishub meminjam magnet pendeteksi paku miliknya hanya untuk berfoto.
    “Saya minta maaf ya buat temen-temen Dishub soal video kemarin yang viral di lampu merah Kalimalang,” kata Usmanto di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025).
    Permintaan maaf itu disampaikan Usmanto di hadapan Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Perhubungan Jatinegara Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Agustang.
    Kepada Usmanto, Agustang membantah anggotanya meminjam magnet pendeteksi paku hanya untuk berfoto di sekitar Jalan DI Panjaitan.
    Meski begitu, Agustang mengakui ada anggotanya yang sempat berfoto dengan alat pendeteksi paku tersebut. Foto itu merupakan dokumentasi yang akan diserahkan ke atasan untuk menunjukkan apakah masih ada ranjau paku di Jalan DI Panjaitan atau tidak. 
    “Iya berdasarkan surat perintah (anggota) bertugas di lampu merah Halim, tetapi di seberang lampu merah ada relawan melakukan operasi ranjau paku, kemudian anggota menyebrang, dimaksudkan ingin membuktikan kebenarannya, di sekitar Jalan DI Panjaitan ada potong payung, paku-paku,” kata Agustang.
    Agustang juga mengeklaim pihaknya rutin melakukan operasi ranjau paku di sejumlah titik, termasuk di Jalan DI Panjaitan.
    “Karena selama ini kita melakukan rutin dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIB. Kita menggunakan magnet yang sudah dirancang lalu ditarik oleh mobil,” ungkap Agustang.
    Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria diduga petugas Dishub tengah menggunakan alat magnet pendeteksi paku viral di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @relawanranjaupaku, tampak petugas pria tersebut mengenakan setelan seragam Dishub warna biru. Sambil berjalan kaki di pinggir jalan raya, petugas itu memegang alat magnet pendeteksi paku.
    Sementara, perekam video mengungkapkan bahwa di jalanan tersebut masih banyak ditemukan ranjau paku.
    “Izin, Komandan. Masih banyak ranjau di lampu merah Kalimalang arah ke Cawang. Waspada. Masih sangat rawan ranjau-ranjau paku dan ranjau rangka payung yang bikin ban motor pada biocor,” kata pria yang merekam video tersebut.
    Sambil merekam video, pria itu mendekati petugas Dishub. Tak lama, petugas Dishub yang mengenakan topi biru dan masker putih tersebut memberikan ponselnya ke sang pria perekam.
    Menggunakan ponsel itu, pria tersebut lantas memotret petugas Dishub yang masih memegang alat magnet pendeteksi paku. Setelahnya, petugas Dishub meninggalkan pria tersebut dan menyeberangi jalan ke sisi lain.
    Narasi dalam video yang diunggah @relawanranjaupaku menyebutkan, petugas Dishub tersebut meminjam magnet pendeteksi paku milik relawan ranjau paku hanya untuk berfoto.
    “Masyarakat butuh kerja nyata, bukan sekedar foto-foto doang. Ini bahaya masalah sebaran ranjau paku dan ranjau rangka payung di Jalan Raya DI Panjaitan hingga ke lampu merah Kalimalang arah ke Cawang Jakarta Timur,” tulis keterangan di akun Instagram @relawanranjaupaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Imbas Hujan Deras, BPBD Ponorogo Catat 12 Titik Lokasi Terendam Banjir dan 18 Mengungsi

    Imbas Hujan Deras, BPBD Ponorogo Catat 12 Titik Lokasi Terendam Banjir dan 18 Mengungsi

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO –  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat, 12 lokasi terendam banjir Minggu (24/11/2024) malam sampai Senin (25/11/2024).

    “12 lokasi terendam banjir itu tersebar di 5 kecamatan. Kecamatan Jenangan, Ponorogo Kota, Siman, Sukorejo dan Sampung,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Senin.

    Dia merinci 12 titik lokasi adalah Jalan Niken Gandini di Kelurahan Singosaren Kecamatan Jenangan, Jalan Ir Juanda Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo kota.

    Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman, Jalan DI Panjaitan Kelurahan Purbosuman Kecamatan Ponorogo Kota.

    Jalan Ki Ageng Kutu Desa/Kecamatan Siman, Jalan Kalimantan Kelurahan Mangkujayan Kecamatan Ponorogo Kota, Jalan Tlutur Kelurahan Pinggisari Kecamatan Ponorogo Kota.

    Jalan Menur Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman. Jalan Raya Sampung-Ngambakan Kecamatan Sukorejo, Desa Ringinputih Kecamatan Sampung.

    Dusun 3 Desa Sekaran Kecamatan Siman dan terakhir di Lingkungan Gebangan Desa Carangrejo Kecamatan Sampung.

    “Lokasi banjir di 12 titik berbeda. Terparah luapan air terjadi di jalan Niken Gandini, kelurahan Singosaren, Ponorogo,” tambah Masun.

    Tak hanya genangi rumah warga dan fasilitas umum, belasan warga terpaksa diungsikan petugas. Lokasi yang ada warga mengungsi di tiga titik.

    “Jalan Niken Gandini di Kelurahan Singosaren Kecamatan Jenangan, Jalan Ir Juanda Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo kota. Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Ronowijayan Kecamatan Siman,” urainya.

    Warga Jalan Niken Gandini ada 9 orang diungsikan. Lalu Jalan Ir Juanda ada 5 orang. Sisanya 4 orang dari Jalan Letjend Suprapto,” beberny.

    Belasan warga dievakuasi BPBD setempat menggunakan perahu karet. Setelah sungai tepi jalan tersebut tak mampu menahan volume air dan meluap. 

    “Total ada sekitar 18 pengungsi di Mako BPBD, belum termasuk warga yang mengungsi di rumah kerabat atau saudara,” paprny.

    Dari assesment awal, Masun mengungkapkan penyumbatan dan pendangkalan aliran menjadi salah satu penyebab banjir. Selain faktor tingginya curah hujan yang mengguyur Ponorogo sejak Minggu siang itu. 

     

  • Selametan Laut Kampung Mandar Banyuwangi Jadi Wadah Edukasi Sejarah

    Selametan Laut Kampung Mandar Banyuwangi Jadi Wadah Edukasi Sejarah

    Liputan6.com, Banyuwangi Selamatan Laut Kampung Mandar, sebuah tradisi tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 1700-an. Tidak hanya menjadi momen ritual adat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada alam, tetapi juga menjadi wadah edukasi sejarah. 

    Dengan kekayaan budaya yang memikat dan menampilkan keeksotisan dunia bahari,  tradisi petik laut itu menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan leluhur yang dijaga dengan cermat oleh masyarakat. Khususnya oleh keturunan asli suku Mandar yang sudah menjadi bagian dari warga Bumi Blambangan.

    Dijelaskan oleh Ketua Adat Kampung Mandar, Puang Faizal Riezal Daeng Galak acara selametan laut tahun ini digelar selama tiga hari sejak tanggal 15 November yang dibuka dengan acara ziarah makam tokoh mandar hiburan musik dan tari khas adat Mandar hingga pembukaan kuliner dan pameran arsip Mandar.

    Pameran arsip budaya adat yang bisa dikunjungi di Jl. DI Panjaitan Kelurahan Mandar ini, menjadi wadah untuk memberikan edukasi tentang sejarah kedatangan suku Mandar di Bumi Blambangan hingga pengenalan budaya tradisi termasuk pakaian dan senjata adat dengan menampilkan arsip sejarah.

    “Jadi selain ritual selametan laut kami juga ada sisi edukasi untuk masyarakat khususnya pelajar dengan pameran arsip,” kata Faizal, Senin(18/11/2024).

    Pada tanggal 16 November, selametan laut dilanjutkan dengan open gate kuliner Mandar dan Pameran, kemudian malamnya diselenggarakan pengajian hingga pentas hiburan rakyat.

    Puncaknya pada 17 November pukul 06.30-07.00 WIB dilakukan larung sesaji atau pelepasan kepala sapi dan kirab budaya.

  • Banjir Rendam Jalan Menuju Bandara APT Pranoto, Sejumlah Penumpang Batal Berangkat

    Banjir Rendam Jalan Menuju Bandara APT Pranoto, Sejumlah Penumpang Batal Berangkat

    Samarinda, Beritasatu.com – Hujan deras yang berlangsung selama hampir tiga jam di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, membuat sejumlah ruas jalan utama terendam banjir setinggi 70 sentimeter, Senin (11/11/2024) pagi. Selain menyebabkan arus lalu lintas lumpuh dan memicu terjadinya kemacetan, banjir juga membuat sejumlah calon penumpang pesawat gagal berangkat lantaran terjebak banjir.

    Banjir setinggi 70 sentimeter ini, salah satunya merendam akses jalan utama di kawasan Jalan DI Panjaitan, Kota Samarinda. Banjir ini membuat kawasan Jalan DI Panjaitan tak lagi bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

    Banjir membuat arus lalu lintas di jalan yang menghubungkan Kota Samarinda dengan Kota Bontang ini pun lumpuh.  Genangan air juga memicu terjadinya antrean panjang kendaraan hingga sejauh satu kilometer.

    Banjir juga menyebabkan akses jalan menuju ke arah Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Hal ini menyebabkan puluhan warga, khususnya para calon penumpang pesawat tak bisa melanjutkan perjalanan menuju ke Bandara APT Pranoto.

    Salah seorang warga, Rio, mengaku ia telah lebih dari dua jam terjebak banjir di kawasan itu, dan belum bisa melanjutkan perjalanan. Padahal, ia berencana menuju ke Bandara APT Pranoto, tetapi tak bisa melanjutkan perjalanan dan tiba tepat waktu lantaran terjebak banjir. 

    “Wah, sangat terkendala di sini. Kita enggak bisa sampai ke bandara tepat waktu dan pasti ketinggalan pesawat juga karena adanya banjir ini enggak bisa lewat,” ujar Rio saat ditemui Beritasatu.com di lokasi banjir di Jalan DI Panjaitan di Kota Samarinda, Senin (11/11/2024) siang.

    Akibat gagal sampai di Bandara APT Pranoto Samarinda tepat waktu, ia pun terpaksa merelakan tiket pesawat yang telah ia kantongi.

    “Pesawat jadwalnya pukul 11.40 Wita. Saya terjebak di sini sejak pukul 9.00 Wita. Saya naik motor dan terjebak banjir sehingga tidak bisa jalan,” sambungnya.

    Banjir yang merendam sejumlah ruas jalan di Kota Samarinda, juga menyebabkan aktivitas warga terganggu. Petugas Satlantas Polresta Samarinda pun meminta kepada masyarakat yang akan menuju ke Bandara APT Pranoto agar mencari jalan alternatif lantaran Jalan DI Panjaitan masih tergenang banjir dan belum bisa dilalui kendaraan.