Tag: Dewi Anggraini

  • Mengungkap Jaringan Terorisme Bom Medan Lewat Istri Pelaku

    Mengungkap Jaringan Terorisme Bom Medan Lewat Istri Pelaku

    JAKARTA – Polisi menangkapnya seorang perempuan terkait kasus teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Dia adalah Dewi Anggraini yang merupakan istri pelaku teror, Rabbial Muslim Nasution. Dari pemeriksaan, Dewi merupakan orang yang memengaruhi Rabbial jadi ‘pengantin’ alias pelaku teror bom bunuh diri.

    “DA (Istri RMN) yang diduga terpapar lebih dahulu dibandingkan pelaku,” ucap Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Depok, Kamis, 14 November.

    Dedi menambahkan, Dewi kerap berkomunikasi dengan seorang terduga teroris berinisial I yang kini ditahan di salah satu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II di Medan. Komunikasi mereka biasa terjadi lewat media sosial, meski sesekali Dewi mengunjungi I di dalam sel tahanan. Sehari sebelum ditangkap, keduanya berkomunikasi membahas aksi terorisme.

    Polisi sedang memeriksa Dewi secara intensif, mencari tahu keterlibatan terduga teroris lain yang terlibat dalam aksi Rabbial. Sebab, dari komunikasi Dewi dan I diketahui akan ada rencana aksi teror di Bali sejurus dengan aksi yang dilakukan Rabbial. Informasi ini sekaligus mematahkan analisis awal yang menyebut Rabbial beraksi sendirian alias lone wolf. 

    “Siapa pemimpin daripada kelompok ini, apakah ada penyandang dananya, apakah ada yang memiliki keahlian untuk merakit bom, karena bom yang digunakan untuk bom bunuh diri ‘bomber’ ini kan yang dirakit cukup lumayan,” papar Dedi.

    “Apakah pelaku RMN ini dalam melakukan serangannya ini memiliki jejaring, baik terstruktur atau pun non-struktur. Ini masih didalami oleh Densus 88,” tambahnya.

    Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Rizky Adytia Pramana/VOI)

    Saat beraksi Rabbial hanya bekerja sendiri. Polisi memastikan itu berdasarkan rekaman CCTV yang ada di Mapolrestabes Medan. Keterangan ini sekaligus meluruskan pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang bilang pelaku berjumlah dua orang, satu jadi korban, dan yang lainnya melarikan diri.

    “Dari CCTV terekam kalau pelaku ini seorang diri melakukan bom bunuh diri di halaman Polrestabes Medan,” ucap Dedi.

    “Tidak terlihat (Pelaku lain). Pelaku tunggal. Bom Bunuh diri pelakunya tunggal. Ini masih kita dalami dulu ya untuk jaringan maupun kelompoknya,” tambahnya.

    Kemarin, bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Sumatera Utara. Pelakunya yang menggunakan jaket ojek online tewas dengan kondisi tubuh yang hancur. Sementara, enam orang lainnya jadi korban, empat di antaranya polisi, satu lainnya pekerja harian, dan sisanya orang sipil. Mereka dirawat di rumah sakit Bhayangkara Medan untuk penyembuhan.

  • Deretan Penindakan Teroris Sebelum dan Sesudah Bom Bunuh Diri di Medan

    Deretan Penindakan Teroris Sebelum dan Sesudah Bom Bunuh Diri di Medan

    JAKARTA – Buntut dari insiden bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, sejumlah penindakan terhadap terduga teroris dilakukan. Densus 88 Antiteror menangkap lima orang yang diduga sebagai pelaku teror dalam kurun 24 jam.

    Penindakan pertama dilakukan di wilayah Serang, Banten. Tiga orang ditangkap di sana, di hari yang sama saat insiden ledakan bom bunuh di Medan terjadi. Selanjutnya, Jawa Tengah. Petugas mendapatkan satu orang di sana.

    “Tim Densus 88 sudah mengamankan 4 orang. Tiga orang di Banten, dan satu orang di Jawa Tengah,” ucap Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Depok, Kamis, 14 November.

    Dari hasil pemeriksan, tiga terduga yang ditangkap di Banten merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sedangkan, seorang lainnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa di antaranya diketahui sempat terbang ke Suriah untuk berperang bersama ISIS.

    Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat menghadiri acara ulang tahun Brimob, Kamis, 14 November (Rizky Adytia Pramana/VOI)

    Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, ada 8 orang terduga teroris yang ditangkap setelah kasus teror bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut. Informasi ini merupakan terbaru dari Polri yang dia dapat siang ini.

    “Sudah, sudah dapat laporan. Biar (nanti) dijelaskan oleh Polri. Sudah ada yang ditangkap delapan,” kata Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

    Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Kamis, 14 November (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

    Sementara, beberapa hari sebelum perisitwa bom di Medan terjadi, polisi juga melakukan penindakan. Ada enam orang terduga teroris yang ditangkap. Lima di antaranya di Riau, satu sisanya di Bekasi, Jawa Barat. 

    Di Riau, penangkapan terjadi pada tanggal 9 November dan mendapatkan empat tersangka dengan inisial, S, WN, MMF, dan S alias Umu. S, WN, dan MF memiliki peran penting untuk kelompok ini dan merencanakan aksi amaliyah di Jambi.

    “Yang bersangkutan (MF) melakukan pelatihan bersama-sama dengan dua orang yang diamankan (S dan WN). Kemudian mengetahui rencana terorisme atau akan melakukan aksi terorisme, kemudian juga melakukan perencanaan,” kata Dedi.

    Dalam penangkapan itu sejumlah barang bukti pun disita. Untuk terduga teroris S, senjata tajam, beberapa potongan pipa paralon, ketapel dan paku-paku. Sementara, dari WN petugas menyita 8 buah tabung gas airsoft gun, anak panah, busur, alat komunikasi. Sedangkan, alat bukti yang disita dari MF dan S (Salsabila) yaitu sepeda motor dan beberapa alat komunikasi

    Selanjutanya, polisi menangkap terduga teroris berinisial Y pada 11 November. Namun, tak dijelaskan secara merinci soal barang bukti serta peran dari Y dalam kelompok teroris tersebut.

    Pada 12 November, polisi menangkap terduga teroris berinisial WJ alias Patria alias Dwi di Bekasi, Jawa Barat. WJ disebut masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan angkatan pertama dalam pelatihan perang dalam kelompok terorisme tersebut. Dia juga memiliki kemampuan merakit bom dan pernah ikut perang di Suriah bersama Doktor Azahari tujuh tahun silam. 

    “Pada tahun 2012 (WJ) mengikuti perang di Suriah bersama Azahari dan kemudian menjalin hubungan juga dengan FSA atau Free Syria Army,” kata Dedi.

    Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat merilis pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Meda, Rabu, 13 November (Rizky Adytia Pramana/VOI)

    Kemarin, bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Sumatera Utara. Pelakunya yang menggunakan jaket ojek online tewas dengan kondisi tubuh yang hancur. Sementara, enam orang lainnya jadi korban, empat di antaranya polisi, satu lainnya pekerja harian, dan sisanya orang sipil. Mereka dirawat di rumah sakit Bhayangkara Medan untuk penyembuhan.

    Polisi juga menangkapnya seorang perempuan terkait kasus teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Dia adalah Dewi Anggraini yang merupakan istri pelaku teror, Rabbial Muslim Nasution. Dari pemeriksaan, Dewi merupakan orang yang memengaruhi Rabbial jadi ‘pengantin’ alias pelaku teror bom bunuh diri.

    Polisi sedang memeriksa Dewi secara intensif, mencari tahu keterlibatan terduga teroris lain yang terlibat dalam aksi Rabbial. Sebab, dari komunikasi Dewi dan I diketahui akan ada rencana aksi teror di Bali sejurus dengan aksi yang dilakukan Rabbial.