JAKARTA – Sutradara Joko Anwar menerima gelar Ksatria ‘Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres’ dari Pemerintah Prancis. Gelar ini disematkan bagi para figur yang berdedikasi dalam mengembangkan sinema secara globa;.
Kamis, 11 Desember waktu setempat, Joko Anwar menerima gelar dalam sebuah upacara yang berlangsung di Gedung Kementerian Kebudayaan Prancis, Paris. Dalam 20 tahun berkarya, film-film yang ia kerjakan mendapat atensi tidak hanya dari lokal tapi juga internasional.
Penghargaan tersebut disematkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, yang dalam sambutannya menyoroti pendekatan khas Joko Anwar dalam berkarya.
“Dedikasi dan komitmennya telah berkontribusi pada kemajuan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya dialog sinema dunia.” Ujar Menteri Kebudayaan Rachida Dati.
Ordre des Arts et des Lettres merupakan salah satu penghargaan kebudayaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Prancis kepada figur yang dinilai berkontribusi dalam seni dan sastra.
Beberapa nama yang mendapat tanda kehormatan ini di antaranya Martin Scorsese, David Lynch, Tim Burton, Pedro Almodóvar, Isabelle Huppert, Meryl Streep, Cate Blanchett, Tilda Swinton, David Bowie, serta Hayao Miyazaki.
Ordre des Arts et des Lettres memiliki tiga level penghargaan yang diberikan setiap tahunnya yakni Commandeur (Commander), Officier (Official), dan Chevalier (Knight). Joko Anwar mendapat gelar pada kategori Chevalier yang ditandai dengan medali berpita yang dipasang di sebelah kiri.
Pada tahun 2024, beberapa figur publik penerima Chevalier di antaranya sutradara Denis Villeneuve, aktris Zoe Saldana, aktris Karla Sofia Gascon, aktris Selena Gomez, dan lainnya.
“Melalui cerita-cerita yang dibungkus dalam horor, thriller, atau komedi, saya berusaha membicarakan hal-hal yang sering kali sulit dibicarakan secara langsung, tentang ketidakadilan, tentang kekuasaan, tentang manusia dan lingkungan tempat ia berpijak,” kata Joko Anwar.
Joko Anwar sendiri aktif dalam industri hiburan hingga saat ini. Tahun 2025, ia menyutradarai film Pengepungan di Bukit Duri serta memproduseri film Legenda Kelam Malin Kundang.
