Tag: Dendi Tegar Danianto

  • Kemenperin Dukung InJourney Kembangkan Kawasan Aerotropolis

    Kemenperin Dukung InJourney Kembangkan Kawasan Aerotropolis

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mendukung rencana InJourney Aviation Services (IAS) dalam mengembangkan kawasan aerotropolis, yang mengintegrasikan bandar udara dengan kawasan di sekitarnya, termasuk industri, hunian, pergudangan, tempat pertemuan, dan usaha ritel.

    “Sejatinya pemerintah mendukung inisiasi IAS ini, karena harapannya ekosistem tersebut ikut mendorong dan menggerakkan berbagai sektor industri, khususnya industri kargo dan logistik,” kata Wamen Faisol di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Wamenperin Faisol mengatakan, kehadiran kawasan aerotropolis memungkinkan bertumbuhnya klaster bisnis baru yang menjanjikan, serta memiliki efek berkesinambungan ekonomi yang luas, seiring dengan mudahnya konektivitas barang dan manusia.

    Ia mengatakan, apabila dilihat dari sisi investasi, kawasan itu memiliki sejumlah keunggulan, seperti sarana transportasi yang sudah tersedia dan terintegrasi dengan jalan yang sudah memadai.

    “Selain itu, ada dukungan infrastruktur, baik untuk memenuhi kebutuhan air maupun listrik yang memang sudah bagus. Keunggulan itu harus disebutkan dalam rencana pengembangan kawasannya, karena nggak banyak yang punya seperti ini,” ujar Wamenperin.

    Lebih lanjut, Direktur Utama IAS, Dendi Tegar Danianto mengatakan, pihaknya sebagai mitra pemerintah telah mengantongi pengalaman panjang selama 5 tahun terakhir di industri logistik dan terminal kargo.

    Adapun saat ini, terdapat sembilan kargo hub (air cargo hub) besar dan 39 terminal kargo yang dikelola IAS di seluruh Indonesia, guna memenuhi kebutuhan distribusi industri, baik skala domestik, ekspor maupun impor

    Sementara, guna mengoptimalkan keberadaan air cargo hub ini, pihaknya berencana membangun kawasan aerotropolis seluas 80 hektare di Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

    “Nanti gudang ini akan dekat dan memiliki akses khusus ke bandara, dekat dengan pusat MICE untuk pameran, jadi akan menjadi one single area untuk meningkatkan perekonomian di Kulon Progo,” ujar Hendi.

    Diketahui, pasar logistik global diperkirakan mencapai US$12,68 triliun pada 2025. Tren positif ini mengikuti pertumbuhan e-commerce yang diprediksi sebesar US$7,4 triliun di periode yang sama, sehingga membutuhkan inovasi di sektor logistik yang lebih efisien.

  • Wamenperin dukung InJourney kembangkan kawasan aerotropolis

    Wamenperin dukung InJourney kembangkan kawasan aerotropolis

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mendukung rencana InJourney Aviation Services (IAS) dalam mengembangkan kawasan aerotropolis, yang mengintegrasikan bandar udara dengan kawasan di sekitarnya, termasuk industri, hunian, pergudangan, tempat pertemuan, dan usaha ritel.

    “Sejatinya pemerintah mendukung inisiasi IAS ini, karena harapannya ekosistem tersebut ikut mendorong dan menggerakkan berbagai sektor industri, khususnya industri kargo dan logistik,” kata Wamen Faisol di Jakarta, Senin.

    Wamenperin Faisol mengatakan, kehadiran kawasan aerotropolis memungkinkan bertumbuhnya klaster bisnis baru yang menjanjikan, serta memiliki efek berkesinambungan ekonomi yang luas, seiring dengan mudahnya konektivitas barang dan manusia.

    Ia mengatakan, apabila dilihat dari sisi investasi, kawasan itu memiliki sejumlah keunggulan, seperti sarana transportasi yang sudah tersedia dan terintegrasi dengan jalan yang sudah memadai.

    “Selain itu, ada dukungan infrastruktur, baik untuk memenuhi kebutuhan air maupun listrik yang memang sudah bagus. Keunggulan itu harus disebutkan dalam rencana pengembangan kawasannya, karena nggak banyak yang punya seperti ini,” ujar Wamenperin.

    Lebih lanjut, Direktur Utama IAS, Dendi Tegar Danianto mengatakan, pihaknya sebagai mitra pemerintah telah mengantongi pengalaman panjang selama lima tahun terakhir di industri logistik dan terminal kargo.

    Adapun saat ini, terdapat sembilan kargo hub (air cargo hub) besar dan 39 terminal kargo yang dikelola IAS di seluruh Indonesia, guna memenuhi kebutuhan distribusi industri, baik skala domestik, ekspor maupun impor

    Sementara, guna mengoptimalkan keberadaan air cargo hub ini, pihaknya berencana membangun kawasan aerotropolis seluas 80 hektare di Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

    “Nanti gudang ini akan dekat dan memiliki akses khusus ke bandara, dekat dengan pusat MICE untuk pameran, jadi akan menjadi one single area untuk meningkatkan perekonomian di Kulon Progo,” ujar Hendi.

    Diketahui, pasar logistik global diperkirakan mencapai 12,68 triliun dolar AS pada tahun 2025. Tren positif ini mengikuti pertumbuhan e-commerce yang diprediksi sebesar 7,4 triliun dolar AS di periode yang sama, sehingga membutuhkan inovasi di sektor logistik yang lebih efisien.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hindari Antrean Bagasi, InJourney Tambah Petugas Ground Handling saat Nataru – Page 3

    Hindari Antrean Bagasi, InJourney Tambah Petugas Ground Handling saat Nataru – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – InJourney Airports Services (IAS), menambah jumlah petugas ground handling saat periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya penumpukan penumpang di conveyor belt atau area pengambilan bagasi.

    Dendi Tegar Danianto, Direktur Utama InJourney Aviation Services (IAS) menjelaskan, penambahan petugas akan dilakukan terutama di bandara-bandara yang sibuk, seperti Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai.

    “Penambahan kami targetkan 2 persen dari total, sehingga sekitar 900 petugas ground handling di dua bandara tersebut,” katanya, Jumat (13/12/2024).

    Bukan hanya petugas, pihaknya juga menambah mobil towing untuk menurunkan dan mengangkut bagasi penumpang dengan cepat dan efisien. Hal tersebut agar waktu yang diperlukan untuk mengangkut bagasi dari pesawat ke conveyor belt bisa efektif.

    “Ada 10 mobil yang akan kami tambah, karena kami lihat peak season ini dalam skala pandemik ini peaknya sekarang, apalagi ada diskon (tiket pesawat) juga,” ungkapnya.

    Selain itu, pihaknya juga menargetkan bagasi penumpang untuk sampai di conveyor belt menggunakan metode 15-30, yakni tas pertama bisa tiba di conveyor belt maksimal dalam waktu 15 menit dari bagasi diturunkan dari pesawat. Hal tersebut agar tidak terjadi penumpukan penumpang di area conveyor belt.

    “Jadi tas pertama sampai di conveyor belt 15 menit dan tas terakhir maksimal 30 menit sudah di conveyor belt,” ungkapnya.

    Salah satu faktor penting untuk menentukan ketepatan waktu distribusi bagasi dari pesawat ke conveyor belt yakni ketepatan jadwal pesawat. Pasalnya, petugas ground handling biasanya akan stanby untuk menunggu kedatangan pesawat sesuai jadwal.

    “Kalau misalnya ada delay, yang harusnya waktunya untuk menangani 1 pesawat di waktu tersebut, ternyata ada lagi pesawat lain, ini kan akan mengganggu sistem petugas ground handling,” jelasnya.

    Untuk itu, dia juga berharap, maskapai bisa memenuhi on time performance (OTP) sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal tersebut agar sistem yang telah diatur bisa dijalankan dengan baik.