Tag: Dedi Mulyadi

  • Anak Bandel Dikirim ke Barak, Panglima Singgung Wajib Militer di Negara Maju
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 April 2025

    Anak Bandel Dikirim ke Barak, Panglima Singgung Wajib Militer di Negara Maju Nasional 30 April 2025

    Anak Bandel Dikirim ke Barak, Panglima Singgung Wajib Militer di Negara Maju
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Panglima TNI
    Jenderal Agus Subiyanto
    menilai, rencana Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    mengirim anak bandel ke barak militer tidak perlu diributkan secara berlebihan.
    Ia mengingatkan, negara-negara maju juga menerapkan kebijakan serupa, bahkan warga negaranya diharusnya mengikuti
    wajib militer
    .
    “Jangan terlalu berlebihan, ya. Ini ingat, ya, di negara yang maju itu, semuanya warga negaranya itu wajib militer. Anda berpikirnya seperti itu saja. Singapura, Korea, semua,” kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).
    Agus menuturkan, pendidikan disiplin di barak militer bukan hal yang baru.
    Ada banyak instansi maupun perusahaan yang sudah bekerja sama dengan TNI terkait hal ini.
    PT Bukit Asam misalnya, mengirim karyawan baru untuk dididik terlebih dahulu di Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam).
    Kerja sama ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) antara dua instansi.
    Adapun biayanya disesuaikan dengan anggaran (bujet) perusahaan maupun instansinya.
    “Jadi di Rindam itu sudah ada kurikulum. Misalnya 10 hari kurikulumnya seperti ini, materinya apa saja,” ucap Agus.
    Agus menyampaikan, materi yang dilatih pun dirapatkan terlebih dahulu.
    Kebanyakan instansi memilih pelatihan disiplin bangun pagi hingga memanfaatkan waktu secara efisien.
    “Kebanyakan disiplin bangun pagi. Bagaimana cara membersihkan tempat tidur. Sebelum itu biasanya ibadah bersama-sama, sesuai agamanya masing-masing. Jadi dia memanfaatkan waktu dengan efektif, efisien,” ucapnya.
    “Jam 7 mungkin sudah apel, dicek kerapihannya, sepatunya disemir tidak. Seperti itu, lah,” jelas Agus.
    Dengan begitu, karyawan baru diharapkan akan mampu bekerja efisien, sekaligus menanamkan loyalitas kepada perusahaan.
    “Apabila selesai dididik di kita, dia masuk ke perusahaan itu bisa lebih efektif efisien bekerjanya. Bisa memanfaatkan waktu dengan baik, kemudian dia kita juga kita beri materi bela negaranya, loyalitas kepada pimpinan, kepada bawahan,” tandasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengusulkan agar siswa yang berulang kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab.
    Dedi menjelaskan, pelaksanaan program akan dimulai secara bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.
    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” ujar Dedi, dilansir dari Antara, Senin.
    Dedi mengungkapkan, tiap siswa akan mengikuti program itu selama 6 bulan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
    Terkait kriterianya, siswa yang dikirim ke barak adalah tukang mabuk, tukang tawuran, dan tukang main Mobile Legends.
    “Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” kata Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Main Mobile Legends Bisa Masuk Barak? Ini Kata Gubernur Dedi Mulyadi

    Main Mobile Legends Bisa Masuk Barak? Ini Kata Gubernur Dedi Mulyadi

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Rencana Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi untuk memasuki siswa nakal ke Barak Militer masih menjadi perbincangan.

    Kali ini, Dedi Mulyadi membeberkan kriteria siswa yang akan mengikuti program pendidikan dan pembinaan di barak militer atau Polri.

    Beberapa diantaranya seperti, pelaku tawuran, peminum alkohol, hingga siswa yang kecanduan bermain gim daring seperti Mobile Legends.

    “Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam tidak tidur, pagi tidak bangun,” kata Dedi Mulyadi.

    “Orang tuanya dilawan, melakukan pengancaman, bikin ribut di sekolah, bolos terus, dan dari rumah ke sekolah tapi tidak pernah sampai ke sekolah,” ujarnya.

    Adapun rencananya, pembinaan ini akan diterapkan secara bertahap dan dimulai dari daerah rawan kenakalan remaja.

    Dan nantinya bakal diperluas ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

    Dengan tujuan untuk membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab melalui pola hidup militer.

    “Siswa yang mengalami kenakalan akut, bahkan mengarah ke tindakan kriminal, akan dibina,” sebutnya.

    “Orang tua menyerahkan anaknya melalui surat pernyataan, lalu mengantar ke barak TNI atau Polri,” terangnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Dedi Mulyadi Tegaskan Program Barak Pelajar Bukan Pelatihan Militer

    Dedi Mulyadi Tegaskan Program Barak Pelajar Bukan Pelatihan Militer

    JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluruskan persepsi publik terkait program siswa tinggal di barak militer. Ia menegaskan bahwa program tersebut bukan pelatihan militer, melainkan pembinaan karakter, mental, dan kebugaran pelajar.

    “Tidak ada pelatihan militer. Ini pembinaan yang tidak mereka dapat di lingkungan rumah,” ujar Dedi saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 29 April.

    Menurut Dedi, program ini bertujuan membentuk kebiasaan hidup sehat dan disiplin di kalangan pelajar. Siswa akan dibina untuk menjauhi perilaku menyimpang seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan.

    “Tujuannya agar mereka jadi anak-anak yang bugar, tidak minum, tidak merokok, tidak pakai obat-obatan,” tegasnya.

    Dedi memastikan bahwa kegiatan belajar tetap berjalan seperti biasa. Para siswa tetap mengikuti pelajaran sekolah, hanya saja mereka tinggal di barak militer atau kepolisian dengan jadwal harian yang lebih disiplin dan terstruktur.

    “Enggak ada problem. Mereka tetap belajar, gurunya tetap datang dari sekolah asal,” jelas Dedi.

    Ia merujuk pada pengalamannya membina siswa di sekolah sepak bola Asad Jaya Perkasa, di mana para siswa tinggal di barak dan berhasil menjadi atlet profesional. Model serupa, kata Dedi, bisa diterapkan untuk membentuk karakter pelajar secara umum.

    “Saya dahulu bikin sekolah sepak bola Asad Jaya Perkasa. Mereka tinggal di barak, dan sekarang jadi pemain nasional,” ungkapnya.

    Selama di barak, siswa akan menjalani rutinitas harian yang disiplin. Mereka tidur pukul 20.00 WIB, bangun pukul 04.00 WIB, lalu melanjutkan kegiatan dengan olahraga, belajar, menjaga kebersihan, dan mengaji bagi yang muslim. Bahkan, siswa juga diajarkan berpuasa setiap Senin dan Kamis.

    “Hari Senin sampai Kamis diajari puasa. Malam belajar ngaji. Kan bagus,” tutup Dedi.

  • 9
                    
                        Ridwan Kamil Terseret Kasus Korupsi BJB, Eks Wakilnya Isu Hibah Rp 45 Miliar
                        Bandung

    9 Ridwan Kamil Terseret Kasus Korupsi BJB, Eks Wakilnya Isu Hibah Rp 45 Miliar Bandung

    Ridwan Kamil Terseret Kasus Korupsi BJB, Eks Wakilnya Isu Hibah Rp 45 Miliar
    Editor
    KOMPAS.com –
    Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, kini menjadi sorotan publik setelah terseret dalam dua isu berbeda yang mencuat secara bersamaan.
    Ridwan Kamil disebut dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Jabar Banten (BJB), sementara yayasan milik Uu Ruzhanul Ulum diketahui menerima dana hibah senilai lebih dari Rp 45 miliar selama lima tahun terakhir.
    Nama Emil, sapaan Ridwan Kamil, mencuat dalam penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena jabatannya sebagai komisaris Bank BJB selama masa tugasnya sebagai gubernur.
    “Perbankan dalam hal ini adalah perbankan daerah. Jadi bank daerah. Daerah mana saja nih? Setiap pemda, pemerintahan daerah tingkat satu itu punya bank. Nah, kemudian gubernur itu menjadi komisarisnya di situ. Nah itu keterkaitannya,” jelas Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).
    KPK menyatakan akan memanggil dan memeriksa Emil sebagai saksi untuk mengonfirmasi sejauh mana pengetahuan dan keterlibatannya dalam proyek pengadaan iklan yang kini disorot karena dugaan penyimpangan.
    Penyidik juga telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk sepeda motor Royal Enfield milik Emil yang ditemukan saat penggeledahan rumahnya di Bandung pada 10 Maret 2025.
     
    Satu unit mobil Mercedes-Benz juga disita, meski hingga kini belum dibawa ke Rupbasan karena masih berada di bengkel.
    “Itu (keterangan Ridwan Kamil) yang akan didalami. Makanya kita minta keterangan saksi-saksi yang lain, kemudian buka barang bukti elektronik, itu yang ingin kita ketahui,” tambah Asep.
    Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menyebut pemeriksaan terhadap Emil akan dilakukan dalam waktu dekat.
    “Ya nanti tergantung penyidiklah itu, secepatnya,” ujarnya.
    Dalam kasus ini, KPK menduga ada pelanggaran aturan pengadaan barang dan jasa dalam penunjukan agensi iklan oleh Bank BJB.
    KPK menemukan selisih dana sebesar Rp 222 miliar antara nilai kontrak dengan agensi dan jumlah yang dibayarkan agensi kepada media.
    “Kita tidak ingin berasumsi. Semua berdasarkan data, dokumen, dan keterangan saksi-saksi,” tutup Asep.
    Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka, yakni:
    Di saat yang hampir bersamaan, perhatian publik juga tertuju pada Yayasan Perguruan Al-Ruzhan milik mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
    Yayasan ini tercatat menerima dana hibah senilai lebih dari Rp 45 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama periode 2020–2024.
    Dana hibah tersebut disalurkan ke sejumlah lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan, termasuk SMK dan STAI Al-Ruzhan yang berlokasi di Manonjaya, Tasikmalaya.
    “Terafiliasi, saudara-saudaranya (Uu Ruzhanul),” kata Kepala Biro Kesra Setda Jabar, Andrie Kustria Wardana, Senin (28/4/2025).
    Tahun 2020:
    SMKS Al-Ruzhan Tasikmalaya menerima Rp 59,4 juta dan SMK Al-Ruz’han Manonjaya menerima Rp 600 juta dari Dinas Pendidikan Jabar.
    Tahun 2021:
    STAI Al-Ruzhan mendapat hampir Rp 10 miliar dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar untuk proyek konstruksi, perencanaan, pengawasan, dan biaya umum.
    Tahun 2022–2023:
    STAI Al-Ruzhan menerima Rp 30 miliar dari Biro Kesra Setda Jabar untuk pembangunan gedung kampus. Pondok Pesantren Al-Ruzhan juga menerima tambahan Rp 2,5 miliar.
    Tahun 2024:
    SMK Al-Ruzhan kembali menerima Rp 2 miliar dari Dinas Pendidikan.
    Gubernur Jawa Barat saat ini, Dedi Mulyadi, berjanji akan mengevaluasi menyeluruh sistem penyaluran dana hibah.
    Menurutnya, ada kecenderungan bahwa bantuan diberikan kepada yayasan yang memiliki kedekatan politik.
    “Kita ingin agar distribusi bantuan dapat lebih merata dan tepat sasaran,” ujar Dedi.
    Sementara itu, Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STAI Al-Ruzhan, Willy Nugraha, menolak memberikan keterangan terkait dana hibah.
    “Untuk masalah itu (pemilik dan dana hibah yang diterima), kita di STAI ada bagian khusus yakni Public Relation (PR). Nanti, misalkan ada yang bertanya terkait STAI atau lembaga di sini, bisa saya teruskan ke bagian PR itu. Saya hanya bagian akademik saja,” ujar Willy kepada wartawan, Selasa (29/4/2025).
    Ia menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dengan adanya pemberitaan soal dana hibah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Kaget Lihat Pasar Caringin, Dedi Mulyadi: Ini Pasar atau Sawah? Saya Bereskan Hari Ini
                        Bandung

    10 Kaget Lihat Pasar Caringin, Dedi Mulyadi: Ini Pasar atau Sawah? Saya Bereskan Hari Ini Bandung

    Kaget Lihat Pasar Caringin, Dedi Mulyadi: Ini Pasar atau Sawah? Saya Bereskan Hari Ini
    Editor
    KOMPAS.com

    Gubernur Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , melakukan inspeksi mendadak ke
    Pasar Caringin
    di kawasan Ciparay, Kota
    Bandung
    , pada Rabu (20/4/2025).
    Dalam kunjungannya, Dedi mendapati kondisi pasar yang memprihatinkan, becek dan tumpukan sampah menggunung tidak terkelola dengan baik.
    “Ini saya lagi di pasar, nih.
    Ieu téh pasar naon?
    Caringin.
    Pasar siga sawah tandureun
    ,
    Allah ya Robbi
    .
    Ari ieu bisa harirup jelema
    ?” ucap Dedi dengan nada prihatin saat menelusuri lorong pasar yang becek dan dipenuhi sampah, dikutip dari video di media sosial Dedi Mulyadi, Rabu.
    Ia memperkirakan jumlah sampah yang menumpuk di kawasan itu mencapai lebih dari 1.000 ton.
    Dalam dialognya dengan warga pasar, Dedi sempat bertanya kepada seorang ibu, “Bu, ini téh pasar apa sawah?”
    “Biar rame,” jawab sang ibu dengan nada bercanda.
    “Ini mah bukan pasar rame, pasar jorok,” timpal Dedi sambil menggelengkan kepala.
    Melihat kondisi tersebut, Dedi menegaskan perlunya solusi nyata dalam pengelolaan sampah pasar. Ia menyarankan agar Pasar Caringin segera memiliki alat pengolah sampah modern.
    “Nah, jadi solusinya, Pasar Caringin harus menyiapkan alat pengelolaan sampah, minimal ala incinerator,” tegasnya.
    Dedi juga meminta komitmen langsung dari pengelola pasar agar alat pengolah sampah tersebut segera dipasang.
    “Saya akan segera bereskan Pasar Caringin, saya bereskan hari ini. Tapi Bapak komitmen, dalam satu minggu insinerator sudah dipasang,” tegasnya kepada pengelola.
    “Siap Pak, mudah-mudahan,” jawab pengelola.

    Ulah
    pakai mudah-mudahan, harus diusahakan. Insinerator mah tinggal dipasang, banyak alatnya bisa dibeli,” sahut Dedi dengan serius.
    Pasar Caringin sendiri dikenal sebagai pusat distribusi sayur-mayur di Bandung yang dulu sempat eksis melalui siaran harga sayur di RRI. Namun kini, pasar tersebut menghadapi tantangan besar dalam hal kebersihan dan pengelolaan limbah.
    Dedi Mulyadi berharap, perbaikan Pasar Caringin bisa menjadi contoh penataan pasar tradisional lainnya di Jawa Barat yang lebih bersih, sehat, dan tertib.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masuk SMA Lewat Jalur Kurang Mampu, Kerap Izin Alasan Syuting

    Masuk SMA Lewat Jalur Kurang Mampu, Kerap Izin Alasan Syuting

    GELORA.CO – Sosok remaja perempuan bernama Aura Cinta mendadak viral di media sosial setelah videonya berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tersebar luas.

    Pada video yang diunggah pada kanal youtube resmi Dedi Mulyadi, Aura dengan lantang menyuarakan pendapatnya terkait kebijakan penghapusan wisuda sekolah.

    Dalam perdebatan tersebut, Aura menyatakan bahwa wisuda merupakan momen penting bagi siswa untuk mengenang masa-masa sekolah.

    “Kalau misalnya nggak ada perpisahan, kita tuh nggak bisa kumpul bareng atau rasain gimana-gimana kumpulnya interaktif sama teman-teman itu Pak,” ujarnya dalam video tersebut.

    Dedi Mulyadi menanggapi dengan menyatakan bahwa wisuda seringkali membebani orang tua secara finansial.

    Dirinya menekankan bahwa kenangan sekolah tidak hanya tercipta saat wisuda, tetapi selama proses belajar mengajar berlangsung.

    Identitas asli Aura Cinta, kemudian terungkap sebagai Egalita Aurelia Devi Artamevia.

    Seorang siswi yang masuk ke SMAN 1 Cikarang Utara melalui jalur afirmasi dengan menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

    Informasi ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cikarang Utara, Didi Rosidi, dalam perbincanganya dengan Dedi Mulyadi di dalam mobil.

    “Namanya Egalita itu alumni kita, Pak. Egalita Aurelia lengkapnya Egalita Aurelia Devi Artamevia.” ujar Didi Rosidi.

    Dalam perdebatan tersebut, Dedi sempat menyinggung latar belakang ekonomi Egalita.

    “Rumah saja tidak punya, mau bayar perpisahan gimana ?” ujar Dedi.

    Egalita pun mengakui kondisi ekonominya dengan menjawab, “Iya saya mengakui miskin.”

    Meskipun demikian, Egalita tetap mempertahankan pendiriannya bahwa wisuda adalah momen penting yang seharusnya tidak dihapuskan. Dia menekankan bahwa kebijakan tersebut terasa tidak adil.

    Perdebatan ini memicu berbagai reaksi netizen di media sosial. Beberapa memuji keberanian Egalita dalam menyuarakan pendatnya, semenara lainnya mengkritik cara Dedi Mulyadi menanggapi argumen Egalita.

    Wakil Ketua DPRD Jawa Barat,Ono Surono, turut angkat bicara mengenai perdebatan ini.

    Pihaknya menyayangkan tindakan beberapa konten kreator yang menyebarkan video tersebut tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap Egalita atau Aura Cinta.

    “Aura Cinta sedang dibully habis-habisan di media sosial. Konten-konten kreator melakukan eksploitasi terhadap kemiskinan dan juga kekerasan verbal terhadap Aura Cinta.” ujar Ono. 

    Ono menambahkan bahwa keberanian Egalita dalam menyuarakan pendapatnya seharusnya diapresiasi.

    Ia menilai bahwa tindakan Egalita mencerminkan potensi kepemimpinan di masa depan.

    Selain itu, terungkap bahwa Egalita pernah bermain dalam sinetron dan menjadi model iklan pinjaman online.

    Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, Egalita memiliki semangat dan kemampuan untuk berkarya di dunia hiburan.

    Profil media sosia Egalita juga menunjukkan jika dirinya memiliki banyak pengikut dengan total 28,4 ribu followers di Instagram, 20,5 ribu followers di TikTok, dan 1,35 ribu subscriber di Youtube.

    Hal itu menandakan bahwa Egalita memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan remaja.

    Perdebatan antara Egalita dan Dedi Mulyadi membuka perbincangan lebih luas mengenai kebijakan pendidikan dan perlunya penanaman karakter pada siswa.

    Banyak yang berharap agar pemerintah lebih sensitif terhadap aspirasi siswa terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

    Kasus ini menyoroti pentingnya etika dalam menyebarkan konten di media sosial.

    Penyebaran video tanpa pertimbangan panjang dapat berdampak negatif terhadap individu yang terlibat didalamnya, terutama jika masih di bawah umur.

  • Respons Elegan Dedi Mulyadi Disebut Gubernur Konten

    Respons Elegan Dedi Mulyadi Disebut Gubernur Konten

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi baru-baru ini disebut sebagai “Gubernur Konten” oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud. Adapun julukan tersebut disampaikan ketika momen rapat dengar sejumlah Gubernur di Komisi II.

    Sebagai informasi, Rudy Mas’ud menyampaikan sebutan tersebut ketika menyapa seluruh tamu yang hadir di ruang rapat. Kemudian pihaknya juga mengatakannya dengan nada sambil bercanda.

    “Yang saya hormati Bu Wamendagri (Ribka Haluk), terima kasih banyak ibu Wamen, dan seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap nih kang Dedi. Dan, seluruh pejabat eselon I Kemendagri yang hadir. Bupati, wali kota via zoom,” ucapnya di Ruang Rapat Komisi II DPR pada Selasa (29/4/2025).

    Adapun setelah Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud menyampaikan pemaparannya dalam rapat. Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi kemudian membalas ucapan Rudy ketika gilirannya menyampaikan pemaparan.

    Melalui kesempatan tersebut Dedi menyampaikan aktivitasnya dijadikan konten dan menekankan hal tersebut berdampak positif terutama dalam menurunkan anggaran untuk belanja iklan.

    “Dan terakhir tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten. Alhamdulilah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” ujarnya diikuti dengan senyuman pada akhir pemaparan.

    Dedi Mulyadi juga menuturkan bahwa dengan adanya konten yang dia miliki Pemprov Jabar bisa menurunkan anggaran belanja rutin iklan dari sebelumnya mengeluarkan uang Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar.

    “Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp50 miliar. Sekarang cukup Rp3 miliar tapi viral terus,” katanya.

  • Tabiat Aura Cinta Semasa SMA Dibongkar Kepala Sekolah: Beberapa Kali Izin – Halaman all

    Tabiat Aura Cinta Semasa SMA Dibongkar Kepala Sekolah: Beberapa Kali Izin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala SMAN 1 Cikarang Utara, Didi Rosidi membongkar tabiat Aura Cinta semasa sekolah.

    Aura Cinta adalah sosok gadis yang berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat audiensi dengan perwakilan warga terdampak proyek pelebaran sungai di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (26/4/2025).

    Didi Rosidi mengatakan, Aura Cinta yang memiliki nama asli Egalita Aurelia Devi Artamevia, beberapa kali izin tak masuk sekolah. 

    Alasan tak masuk sekolah adalah menjalani syuting sebagai artis figuran.

    “Beberapa kali izin untuk mengikuti itu, syuting lah bahasanya,” kata Didi Rosidi kepada Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Didi, Aura Cinta memang memiliki bakat di dunia seni, terutama akting atau seni peran. Aktivitas ini ternyata sudah dijalani Aura Cinta semasa di sekolah.

    Oleh karena itu, pihak sekolah sudah terbiasa dengan Aura Cinta yang beberapa kali izin tak masuk sekolah karena syuting.

    Didi pun tak menampik, Aura Cinta adalah murid populer di sekolah yang dipimpinnya.

    “Ada bakatnya di situ,” tambah Didi.

    Didi juga membongkar latar belakang keluarga Aura Cinta yang termasuk dalam kategori tidak mampu dan tinggal di bantaran sungai.

    Bahkan saat mendaftar ke SMAN 1 Cikarang Utara pada 2021, Aura Cinta masuk melalui jalur afirmasi menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

    “Anak ini masuk ke SMA kami, 4 tahun yang lalu dia melalui jalur SKTM, Pak. Tidak mampu. Dia masuknya afirmasi yang keluarga ekonomi menengah ke bawah,” kata dia.

    Kemudian, Aura Cinta lulus pada tahun 2024 dan saat ini usianya menuju 20 tahun. 

    “Dia lahirnya 2005, ya sudah masuk dewasa,” kata Didi.

    Terkait aksi speak-up Aura Cinta mengenai acara wisuda di sekolah, Didi mengaku, hal ini dilakukan demi sang adik yang hendak lulus SMP.

    “Sepengetahuan kami, yang dimaksud dengan wisuda itu bukan untuk dia, untuk adiknya yang akan lulus SMP,” jelas Didi.

    Sebelumnya diberitakan, sosok Aura Cinta sempat menjadi sorotan setelah berdebat dengan Dedi Mulyadi mengenai masalah penggusuran dan pelarangan wisuda di sekolah.

    Penggusuran akibat proyek pelebaran sungai itu membuat 30 warga Cikarang, Kabupaten Bekasi kehilangan tempat tinggal, termasuk keluarga Aura Cinta.

    Pasalnya, rumah orang tua Aura Cinta berada di wilayah proyek strategis Bendung Sungai Hulu (BSH) 0 Kali Cikarang dan Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) karena berdiri di atas lahan negara secara ilegal.

    Aura menyebut, penggusuran rumahnya tersebut termasuk realisasi dari kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

    Aura merasa keberatan rumah orang tuanya digusur.

    Namun keberatan Aura Cinta itu langsung disanggah oleh Dedi. Pihaknya menyampaikan mendirikan rumah di bantaran sungai itu melanggar aturan.

    “Kenapa saya melakukan ini? Kalau saya tidak melakukan ini, banjir parah lagi. Gubernur yang disalahin. Sekarang kan sudah agak lumayan,” ucap Dedi.

    Selain mengkritik masalah penggusuran, Aura juga mengomentari kebijakan Gubernur terkait penghapusan wisuda di sekolah. 

    Remaja itu mengatakan perlu ada kegiatan perpisahan sebagai kenang-kenangan di masa sekolah.

    Dedi Mulyadi pun menanggapi kritik tersebut.

    “Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia,” ucap Dedi Mulyadi lagi.

    Ia menjelaskan, wisuda seharusnya hanya diperuntukkan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

    Dedi juga menyoroti beban biaya yang ditanggung orang tua.

    “Wisuda untuk siapa coba? Yang kuliah, di kita anak TK wisuda biaya gak? (Ada) biaya. Punya rumah enggak yang ikut wisuda TK itu? Enggak. Pake bantaran sungai ya, kan?” ucap Dedi lagi.

    Dalam diskusi itu, Dedi menegaskan bahwa kebijakan tersebut dilakukan untuk kepentingan rakyat Jawa Barat, khususnya orang tua yang tengah mengupayakan pendidikan untuk anak-anaknya.

    “Saya tanya, gubernur melakukan itu untuk siapa?” tanyanya kembali.

    “Rakyat semua,” jawab remaja tersebut.

    (Tribunnews.com/Sri Juliati/Pravitri Retno W/Garudea Prabawati)

  • Dedi Mulyadi Tanya soal Keluarga Aura Cinta, Kepala SMAN 1 Cikarang Utara: Masuk Sekolah Pakai SKTM – Halaman all

    Dedi Mulyadi Tanya soal Keluarga Aura Cinta, Kepala SMAN 1 Cikarang Utara: Masuk Sekolah Pakai SKTM – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala SMAN 1 Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Didi Rosidi, membenarkan Aura Cinta tinggal di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut.

    Aura adalah gadis yang terlibat sengit dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengenai perpisahan sekolah.

    Rumahnya dan warga lainnya yang dibangun di Kali Cikarang Bekasi Laut diketahui telah digusur beberapa waktu lalu.

    Pernyataan Didi mengenai Aura ini diawali dengan menceritakan pekerjaan orang tua murid-murid SMAN 1 Cikarang Utara.

    Didi mengatakan mayoritas orang tua murid SMAN 1 Cikarang Utara adalah serabutan.

    “Secara umum (pekerjaan orang tua murid) serabutan,” ungkap Didi saat berbicara dengan Dedi, dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (29/4/2025).

    Mendengar pernyataan Didi, Dedi pun menanyakan apakah banyak murid SMAN 1 Cikarang Utara yang tinggal di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut. Didi lantas membenarkan dan menyinggung Aura.

    “Termasuk barangkali kalau dari sisi (tempat) tinggal, mereka (murid SMAN 1 Cikarang Utara) banyak yang tinggal di bantaran sungai itu (Kali Cikarang Bekasi Laut)” singgung Dedi.

    “Salah satunya kemarin yang dengan Bapak itu. Namanya Agita (Aura), Pak. Itu alumni kita,” jawab Didi sembari tertawa.

    “Nama lengkapnya Egalita Aurelia Devi Artamevia,” lanjut dia.

    “Itu termasuk yang tinggal di bantaran sungai?” tanya Dedi.

    “Iya,” jawab Didi.

    Mengetahui hal tersebut, Dedi menanyakan Aura berasal dari golongan keluarga mampu atau tidak mampu.

    Sebab, kepada Dedi, Aura dan keluarganya mengaku miskin.

    “Kalau kategori keluarganya? Kalau kemarin bilangnya keluarga miskin,” singgung Dedi.

    Didi pun menjelaskan, saat masuk SMAN 1 Cikarang Utara pada 2021, Aura mendaftar menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

    Ia menyebut SKTM itu dipakai Aura sebab keluarganya termasuk ekonomi menengah ke bawah.

    “Memang anak ini masuk ke SMA kami 4 tahun yang lalu dia melalui jalur SKTM, Pak. Tidak mampu.”

    “Dia masuknya afirmasi yang keluarga ekonomi menengah ke bawah,” jelas Didi.

    Aura Cinta Ingin Wisuda Sekolah Tetap Digelar

    Dalam tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (26/4/2025), sosok Aura Cinta menjadi perbincangan.

    Aura dan ibunya, bersama warga Kali Cikarang Bekasi Laut yang rumahnya digusur, bertemu Dedi untuk bicara mengenai penggusuran itu.

    Namun, dalam kesempatan yang sama, Aura juga menyampaikan keberatannya soal larangan wisuda di sekolah.

    “Kalau misalnya bisa, wisuda pengeluarannya lebih sedikit. Biar adil, Pak, semua murid bisa ngerasain perpisahan,” kata Aura.

    Dedi lantas mengingatkan, selama ini sekolah selalu memungut biaya perpisahan kepada orang tua murid.

    Hal itu dinilai Dedi memberatkan sebab tak sedikit orang tua yang berutang untuk membayar kegiatan perpisahan atau study tour sekolah.

    Aura juga mengakui, pembayaran biaya perpisahan cukup membebani orang tuanya.

    Tetapi, ia bersikeras berpendapat perpisahan penting digelar sebab tak semua anak bisa merasakannya.

    “Ngerasain perpisahan, duit dari siapa?” tanya Dedi.

    “Orang tua,” jawab Aura.

    “Membebani nggak?” tanya Dedi lagi.

    “Iya membebani, Pak. (Tapi) kan ada juga yang cuma lulusan SD, SMP, atau SMA,” sahut Aura.

    Saat kembali ditanya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar perpisahan ketika SMP, Aura menyebut nominal Rp1 juta.

    Padahal, sang ibu yang duduk di sampingnya, mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga.

    Sementara, sang ayah hanya bekerja menjual botol-botol kaca yang biasa digunakan untuk bensin eceran.

    “Waktu (SMP) itu (bayar sekitar Rp1 juta doang, Rp1,2 juta,” ungkap Aura.

    “Ibuknya kerja apa? Ayahnya kerja apa?” tanya Dedi.

    “(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)” jelas ibu Aura.

    Meski penghasilannya tak berlebih, ibu Aura mengaku rela membayar untuk perpisahan agar sang anak memiliki  kenangan bersama teman-teman.

    Ia juga mengaku tak masalah keluar banyak uang untuk kegiatan perpisahan sekolah anak, alih-alih ditabung supaya bisa membeli rumah.

    “Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?” tanya Dedi.

    “Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini,” jawab si ibu.

    “Ibu rumah aja ga punya?” sindir Dedi.

    “Iya, tapi kalau demi anak saya sih nggak apa-apa, Pak,” kata ibu Aura.

    Mendengar jawaban itu, Dedi lantas menyindir keluarga Aura yang masih tinggal di bantaran sungai hingga rumahnya berakhir digusur.

    Ia pun mempertanyakan mengapa ibu Aura yang masih tinggal di bantaran sungai, tak paham prioritas kehidupan.

    “Demi anak jangan tinggal di bantaran sungai. Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai, kenapa gaya hidup begini (selangit)?” sentil Dedi sembari membuat gestur tangan ke atas.

    “Ini kan harus diubah,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Antara Dedi Mulyadi dan Gubernur Kaltim Rudy Masud, Siapa Lebih Tajir?  – Halaman all

    Antara Dedi Mulyadi dan Gubernur Kaltim Rudy Masud, Siapa Lebih Tajir?  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana rapat para gubernur dengan Komisi II DPR RI di Gedung Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025), mendadak mencair ketika Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud melempar celetukan yang tak biasa.

    Di awal pemaparannya, Rudy menyebut rekan sejawatnya dari Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai “Gubernur Konten”.

    “Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap nih Kang Dedi,” kata Rudy sambil tersenyum, merujuk pada banyaknya aktivitas Dedi Mulyadi yang viral di media sosial, terutama lewat video-video humanis bertemu warga hingga blusukan ke pelosok.

    Pernyataan Rudy sontak mengundang perhatian forum yang sebelumnya kaku dan formal.

    Tak sedikit yang menganggap komentar itu sebagai pujian, meski ada pula yang membacanya sebagai sindiran halus terhadap gaya kepemimpinan yang dianggap lebih sibuk ‘membuat konten’ daripada bekerja di balik layar.

    Namun, Dedi Mulyadi tidak tinggal diam.

    Saat giliran dirinya menyampaikan pemaparan, mantan Bupati Purwakarta itu justru membalik singgungan tersebut menjadi argumen efisiensi.

    “Tadi Pak Gubernur Kaltim menyebut saya Gubernur Konten. Alhamdulillah, dari konten yang saya miliki itu justru bisa menurunkan belanja iklan rutin,” ujar Dedi disambut tawa para hadirin.

    Menurutnya, anggaran promosi dan kerja sama media yang biasanya menyentuh angka Rp50 miliar di Pemprov Jabar, berhasil ditekan menjadi hanya Rp3 miliar selama kepemimpinannya—berkat strategi komunikasi berbasis konten digital yang masif namun hemat biaya.

    Berapa Harta Kekayaannya

    Lantas siapa di antara keduanya yang paling tajir berdasarkan LHKPN?

    Terungkap Rudy Masud ternyata memiliki total Harta Kekayaan mencapai Rp320 Miliar namun masih punya hutang sebesar Rp137 Miliar sehingga Harta Kekayaan bersihnya adalah sebesar Rp. 183 Miliar.

    Harta lainnya jadi penyumbang terbesar Harta Kekayaannya.

    Rudy Masud selain itu juga memiliki tiga unit mobil, dan lima unit aset tak bergerak.

    II. DATA HARTA

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 26.500.500.000

    1. Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/50 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 250.500.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 170 m2/170 m2 di KAB / KOTA KOTA SAMARINDA , HASIL SENDIRI Rp. 3.000.000.000

    3. Tanah dan Bangunan Seluas 685 m2/590 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 6.200.000.000

    4. Tanah dan Bangunan Seluas 720 m2/590 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 15.000.000.000

    5. Tanah Seluas 100000 m2 di KAB / KOTA PENAJAM PASER UTARA, LAINNYA Rp. 2.050.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 260.000.000

    1. MOBIL, HONDA CRV Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp. 100.000.000

    2. MOBIL, HONDA FREED Tahun 2008, HASIL SENDIRI Rp. 85.000.000

    3. MOBIL, SUZUKI X-OVER Tahun 2007, HASIL SENDIRI Rp. 75.000.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 450.000.000

    D. SURAT BERHARGA Rp. —-

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 17.303.202.983

    F. HARTA LAINNYA Rp. 259.000.000.000

    Sub Total Rp. 303.513.702.983

    III. HUTANG Rp. 137.694.480.000

    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 165.819.222.983

     

    Harta kekayaan Dedi Mulyadi

    1. Tanah dan bangunan

    Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang telah dia laporkan, Dedi Mulyadi tercatat memiliki harta berupa tanah dan bangunan senilai Rp7.368.000.000.

    Kekayaannya terdiri dari 116 unit dari properti tanah dan bangunan yang tersebar di Kota Purwakarta dan Subang. Semua tanah dan bangunan tersebut diperoleh dari diri sendiri.

    2. Transportasi dan mesin

    Dedi memiliki total kekayaan dari alat transportasi dan mesin, senilai Rp8.004.000.000, meliputi:

    • Sepeda motor Honda keluaran tahun 2003 dengan nilai Rp24.000.000, diperoleh dari hasil sendiri.
    • Sepeda Polygon Collous T8 tahun 2017, hasil sendiri, dengan nilai Rp20.000.000.
    • Sepeda motor Triumph Scrambler 1200 XE keluaran tahun 2019, bernilai Rp440.000.000, berasal dari hasil sendiri.
    • Sepeda motor Vespa Sei Giorni Limited Edition tahun 2020, senilai Rp170.000.000, juga merupakan hasil sendiri.
    • Mobil Lexus LX 600 keluaran tahun 2022, diperoleh dari hasil sendiri, dengan nilai Rp3.900.000.000.
    • Mobil Mercedes Benz E 300 Coupe keluaran tahun 2018, bernilai Rp1.500.000.000, hasil sendiri.
    • Mobil Lexus minibus/microbus keluaran tahun 2023, memiliki nilai Rp1.950.000.000, diperoleh dari hasil sendiri.

    3. Harta bergerak lainnya

    Dalam catatan, total kekayaan harta bergerak lainnya yang dimiliki Dedi Mulyadi, senilai Rp160.000.000.

    4. Surat berharga: Tidak ada catatan yang terlapor

    5. Kas dan setara kas 

    Dalam pembagian kas dan setara kas, Ia memiliki total senilai Rp1.157.055.199

    6. Harta lainnya: Tidak ada catatan yang terlapor

    7. Hutang

    Dedi Mulyadi tercatat memiliki sejumlah hutang, sebanyak Rp3.837.812.000

    Dedi Mulyadi memiliki catatan hutang dalam laporannya di LHKPN.

    Dengan demikian, sejak laporan tersebut diterima total harta kekayaan bersihnya, mencapai Rp12.851.243.199 (dua belas miliar delapan ratus lima puluh satu juta dua ratus empat puluh tiga ribu seratus sembilan puluh sembilan rupiah).